Anda di halaman 1dari 17

BROSUR

PENGENDALIAN HAMA
DAN PENYAKIT TANAMAN PADI
SECARA TERPADU

Fajrial Lisha, S.P


(Penyuluh Pertanian Muda)

BALAI PENYULUHAN PERTANIAN


KECAMATAN MEUREUBO
KABUPATEN ACEH BARAT - MEULABOH
TAHUN 2022
Brosur Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Padi
Secara Terpadu

FORM A

LAPORAN PELAKSANAAN
KEGIATAN PENYUSUNAN MATERI PENYULUHAN
PERTANIAN DALAM BENTUK BROSUR

1. Penyuluh Pertanian
a. Nama dan NIP : Fajrial Lisha, S.P
19950311 201903 1 003
b. Pangkat/Golongan : Penata Muda /III a
c. Jabatan : Penyuluh Pertanian Lapangan
d. Unit Kerja : DISTAN TPH Aceh Barat
BPP Meureubo
2. Dasar Pelaksanaan : Rencana Kerja Penyuluh Pertanian
Tahunan
3. Nama Kegiatan : Penyusunan materi penyuluhan
dalam bentuk brosur
4. Tujuan Kegiatan : Sebagai bahan bacaan bagi petani
untuk dapat meningkatkan
pengetahuan dan ketrampilan

Mengetahui Meureubo, Agustus 2022


Koordinator BPP Meureubo Penyuluh Pertanian

ROSMERI, SP FAJRIAL LISHA, S.P


NIP. 19680101 200904 2 002 NIP. 19950311 201903 1 003

i
Brosur Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Padi
Secara Terpadu

LEMBARAN PENGESAHAN

Kami, dalam hal ini selaku kepala BPP Kec.Meureubo, dengan ini
mengesahkan brosur dalam bidang pertanian yang tidak
dipublikasikan tetapi didokumentasikan di perpustakaan dengan
judul Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Padi Secara
Terpadu dalam bentuk naskah yang dilaksanakan pada bulan
Agustus 2020 di BPP Meureubo

Meureubo, Agustus 2022


Koordinator BPP Meureubo

ROSMERI, SP
NIP. 19680101 200604 2 002

ii
Brosur Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Padi
Secara Terpadu

KATA PENGANTAR
Puji syukur Kami kehadirat Allah SWT, saduran tentang
Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Padi Secara
Terpadu dapat diselesaikan. Brosur ini diharapkan dapat menjadi
rujukan bagi para praktisi dan pelaku usaha dan pelaku utama yang
bergerak di bidang pertanian, khususnya para penyuluh pertanian di
lapangan dalam upaya menumbuhkan kegiatan usahatani yang
lebih baik berupa pemahaman tentang masalah dan solusi berbagai
penyakit pada tanaman oleh semua masyarakat tani Kecamatan
Meureubo yang dapat peningkatan pendapatan petani secara
keseluruhan
Mengingat minimnya materi tentang hama dan penyakit
pada tanaman maka saduran ini menjadi penting karena memuat
tentang teknik pengendalian hama dan penyakit secara terpadu
pada tanaman
Besar harapan kami, semoga saduran ini bermanfaat dalam
rangka mendorong pengembangan agribisnis komoditas pertanian.
Wassalam

Meureubo Agustus 2022

FAJIAL LISHA, S.P


NIP.19950311 201903 1 003

iii
Brosur Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Padi
Secara Terpadu

DAFTAR ISI

Surat Keterangan Formulir - A ............................................ i


Lembar Pengesahan ............................................................... ii
Kata Pengantar ....................................................................... ii
Daftar Isi ................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN..................................................... 1
BAB II PENYAKIT DAN PENGENDALIANNYA ........... 2
2.1 Penyakit Tungro dan Wereng Hijau ........................... 2
2.2 Penyakit Hawar Daun Bakteri .................................... 5
2.3 Penyakit Kerdil Rumput............................................. 5
2.4 Penyakit Bercak Daun Coklat .................................... 9
2.5 Penyakit Blast ........................................................... 9
BAB III KESIMPULAN DAN PENUTUP ........................... 11
3.1 Kesimpulan ................................................................ 11
3.2 Penutup....................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA ............................................................. 12

iv
Brosur Pengendalian Hama Dan Penyakit Tanaman Padi
Secara Terpadu

I. PENDAHULUAN

Memperhatikan berbagai efek negatif yang terjadi dari


penggunaan bahan kimia dalam dunia pertanian, maka mulai
diadakan penelitian-penelitian yang mengarah kepada penggunaan
jasad hidup untuk penanggulangan kerusakan di dunia pertanian,
yang dikenal dengan pengendalian biologi (”Biologic control”).
Dalam metode ini dimanfaatkan serangga dan mikro organisme
yang bersifat predator, parasitoid, dan peracun. Usaha untuk
meningkatkan hasil pertanian terus berlanjut dengan
memperhatikan aspek keamanan lingkungan, kesehatan manusia
dan ekonomi, maka muncul istilah ”integrated pest control”,
integrated pest control dan selanjutnya menjadi integrated pest
management (IPM), yang dikenal dengan Pengendalian Hama
Terpadu (PHT) juga ada istilah Pengelolaan Tanaman Terpadu
(PTT).

1
Brosur Pengendalian Hama Dan Penyakit Tanaman Padi
Secara Terpadu

II. PENYAKIT DAN PENGENDALIANNYA

2.1 Penyakit Tungro dan Wereng Hijau


Serangan penyakit tungro dapat meluas dengan cepat
terutama bile faktor pendukung seperti tingginya kepadatan
populasi serangga penular, tersedianya sumber inokulan, adanya
pertanaman varietas peka, pola tanam tidak serempak serta faktor
lingkungan yang sesuai. Serangan menyebabkan terjadinya
kerusakan tanaman yang tidak bisa sembuh kembali, sehingga
mengakibatkan penurunan kualitas maupun kuantitas produksi
Penyakit tungro disebabkan oleh dua jenis virus yaitu "Rice
Tungro Bacilliform Virus" (RTBV) dan "Rice Tungro Spherical
Virus" (RTSV). Penyakit ini disebabkan oleh wereng hijau
(Nephotettix virescens) sebagai vektor utamanya. N. virescens ini
merupakan spesies yang dominan di daerah Tropis, merupakan
vektor paling efektif dan monophagus pada tanaman padi. Gejala
serangan penyakit tungro adalah tanaman menjadi agak kerdil,
daunnya berwarna kuning sampai orange. Perubahan warna daun
dimulai dari ujung daun sampai akhirnya seluruh helai daun.
Perubahan warna ini tampak jelas pads daun nomor due dari pucuk
tanaman.
Wereng hijau (Nephotettix virescens Distant) umumnya tidak
langsung merusak tanaman padi, tetapi bertindak sebagai penular

2
Brosur Pengendalian Hama Dan Penyakit Tanaman Padi
Secara Terpadu

atau vektor penyakit virus tungro. Pengendalian dengan waktu


tanam yang tepat dan rotasi varietas telah berhasil di Sulawesi
Selatan namun pada kondisi pola tanam tidak teratur, pergiliran
varietas kurang berhasil, seperti di Bali dan Jawa Tengah.
Pada saat ini petani dalam bercocok tanam agak berbeda dari
beberapa tahun yang lalu, kalau dahulu para petani (petani
budidaya padi ) melakukan penanaman serentak dalam satu daerah
tertentu selah olah ada yang memberi komando, sedangkan pada
akhir-akhir ini petani cenderung sendiri-sendiri dalam melakukan
pola bercocok tanamnya. Menurut pengamatan penulis banyak
ditemukan tanaman padi yang berbeda jauh waktu penanamannya
terbukti pada satu hamparan persawahan yang bersebelahan, lahan
satu sudah siap panen sedangkan lahan disebelahnya tanaman
padinya dalam proses bunting susu. Hal ini menyebabkan populasi
hama atau penyakit di daerah tersebut selalu ada / tidak terputus
siklusnya. Jika hal ini terus berlanjut maka keberadaan hama atau
penyakit dihamparan tersebut akan selalu ada.
Pengendaliannya adalah:
 Usahakan menanam serentak minimal 20 hektar
 Gunakan varietas padi yang tahan terhadap virus tungro
atau tahan serangga penular wereng wijau.Varietas
tahan wereng hijau menentukan >70% keberhasilan
pengendalian tungro

3
Brosur Pengendalian Hama Dan Penyakit Tanaman Padi
Secara Terpadu

 Buat persemaian setelah lahan dibersihkan dari gulma teki


dan eceng gondok. Buang tanaman padi yang
terinfeksi agar tidak menjadi sumber virus.
 Lakukan penanaman jajar legowo dua atau empat baris
dapat menekan pemencaran wereng hijau.
 Sawah jangan dikeringkan karena merangsang pemencaran
wereng hijau sehingga memperluas penyebaran tungro.
 Lakukan pengamatan tungro saat tanaman berumur 2-3
MST. Kendalikan serangga wereng hijau penular
virus dengan insektisida kimiawi yang direkomendasikan
bila saat tanaman umur 2 MST ditemukan 5 tanaman
terserang dari 10.000 rumpun tanaman atau umur 3 MST
ditemukan 1 tanaman terserang dari 1.000 rumpun
tanaman. Insektisida yang dianjurkan adalah
imidacloprid, tiametoksan, etofenproks, dan karbofuran
 Kendalikan populasi Vektor virus dengan mengendalikan
hama wereng hijau.

2.2 Penyakit Hawar Daun Bakteri (HBD)


Penyakit hawar daun bakteri Xanthomonas oryzae pv oryzae
dapat terjadi melalui air, angin, dan benih. Infenksi terjadi melalui
luka/lubang alami (stomata).
Pengendaliannya adalah:

4
Brosur Pengendalian Hama Dan Penyakit Tanaman Padi
Secara Terpadu

 Penanaman varietas tahan merupakan salah satu cara


pengendalian, namunketahanan verietas saat ini di
Indonesia bersifat spesifik lokasi karena strain HDB
berbeda-beda. Saat ini terdapat strain III, IV, V, VI, VII,
dan VIII.
 Amati kerusakan tanaman, bila keparahan penyakit
melebihi 20% maka gunakan bakterisida Agrep.
 Lakukan rotasi tanaman, dan pupuk N yang digunakan
jangan berlebihan.

2.3 Penyakit Kerdil Rumput


Mewaspadai gejala serangan pada tanaman padi dengan
gejala yang mirip penyakit Tungro. Awas, rumpun tanaman padi
anda terserang penyakit ‘baru’ yang gejala serangannya mirip
serangan tungro. Penyakit ini sudah mulai menyerang tanaman padi
di Jawa Barat.
Gejala penyakit 'baru' ini adalah daun tanaman padi berwarna
kuning yang mirip dengan gejala penyakit tungro. Secara visual,
gejala yang ditunjukkan oleh tanaman terserang penyakit ini
adalah: 1) Dalam satu rumpun yang terserang kadang hanya
beberapa anakan atau bahkan gejala hanya pada beberapa daun
saja, 2) Gejala daun berwarna kuning kadang hanya terjadi pada
daun bawah/daun tua, daun yang menguning pada akhirnya akan

5
Brosur Pengendalian Hama Dan Penyakit Tanaman Padi
Secara Terpadu

mengering yang dimulai dari bagian ujungnya, 3) Tanaman yang


terserang pada stadia dewasa, menunjukkan daun berwarna kuning-
oranye tetapi lebar daun normal dan jumlah anakan serta tinggi
tanaman sama dengan tanaman sehat. Hanya saja, apabila tanaman
padi terinfeksi sejak awal stadia vegetatif, biasanya tanaman akan
mati.
Dari hasil pemantauan tim peneliti BB Padi, penyakit dengan
gejala menguning tersebut sudah nampak sejak musim tanam 2006
dan akhir-akhir ini sudah menyebar di Jawa Barat seperti Subang,
Karawang, Purwakarta, Bandung, Cianjur, Indramayu, Cirebon,
dan Kuningan. Penyakit tersebut juga sudah ditemukan di Serang
Banten.
Bahkan menurut Dr. Baehaki peneliti wereng coklat BB Padi,
penyakit ini juga sudah ditemukan di daerah Simalungun-Sumatera
Utara. Penyakit tersebut dapat menyerang pada varietas populer
yang ditanam petani, seperti Ciherang, Mekongga, dan Muncul.

Untuk itulah keberadaan penyakit ini perlu diwaspadai sejak awal


pertanaman. Pemantauan di Kebun Percobaan BB Padi Sukamandi
pada musim kemarau 2007 pada beberapa varietas padi berumur 5-
6 minggu setelah tanam menunjukkan keberadaan penyakit
mencapai 16% (Table 1). Bahkan pemantauan di lahan petani

6
Brosur Pengendalian Hama Dan Penyakit Tanaman Padi
Secara Terpadu

sekitar Sukamandi keberadaan penyakit kerdil rumput tipe 2 ini


mencapai lebih dari 30%.
Hasil pengujian yang dilakukan di Balai Besar Penelitian
Tanaman Padi menunjukkan bahwa penyakit dengan gejala
menguning tersebut bukan penyakit tungro, melainkan satu jenis
penyakit yang disebabkan oleh virus kerdil rumput tipe-2 (Rice
grassy stunt virus 2). Indikasi ini ditunjukkan oleh hasil pengujian
bahwa penyakit ini dapat ditularkan oleh wereng coklat
(Nilaparvata lugens Stal.) tetapi tidak ditularkan oleh wereng hijau
yang merupakan vektor pembawa penyakit tungro.
Wereng coklat yang telah menghisap cairan pada tanaman
terserang penyakit kerdil rumput ini, setelah kurang lebih satu
minggu kemudian dapat menularkan virus penyebab penyakit
kerdil rumput pada tanaman sehat. Perlu diketahui bahwa sekali
menghisap pada tanaman padi sakit tersebut, maka selama
hidupnya wereng coklat tersebut akan membawa dan dapat
menyebarkan virus pada tanaman padi lainnya
Tanaman yang telah terinfeksi tidak dapat disembuhkan.
Meskipun tanaman sakit tidak mati dan tetap menghasilkan malai,
tetapi pengisian gabahnya akan sangat terganggu. Tanaman sakit
tersebut juga akan menjadi sumber inoculum untuk penularan pada
tanaman padi lainnya dengan perantara wereng coklat. Penyakit
semacam ini sebenarnya pernah muncul di Jawa Barat pada sekitar

7
Brosur Pengendalian Hama Dan Penyakit Tanaman Padi
Secara Terpadu

tahun 1980-an, namun seiring dengan menurunnya populasi wereng


coklat, penyakit kemudian tidak pernah menjadi masalah dan
bahkan hilang dengan sendirinya. Baru kemudian pada akhir- akhir
ini, seiring dengan perkembangan populasi wereng coklat yang
meningkat, penyakit kerdil rumput tipe 2 muncul kembali.
Keberadaan penyakit ini perlu diwaspadai karena pada akhir-
akhir ini populasi wereng cenderung selalu ditemukan pada
pertanaman padi di Jawa Barat dan sekitarnya. Varietas tahan
terhadap penyakit virus kerdil rumput tipe 2, sampai saat ini belum
ada. Pengendalian penyakit ini hanya dapat dilakukan seiring
dengan pengendalian wereng coklat sebagai vektor penyebarnya
Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi
berkembangnya penyakit di lapangan adalah dengan
menghilangkan sumber inokulum penyakit di lapangan dan
mengendalikan wereng coklat. Menghilangkan sumber inokulum
penyakit di lapangan dapat dilakukan dengan memangkas habis
singgang bekas tanaman terserang dan mencabut tanaman terserang
yang ditemukan sejak awal pertanaman.
Untuk mengendalikan populasi wereng coklatnya dapat
digunakan varietas padi tahan wereng (Memberamo, Widas,
Cimelati, Ciapus, Cigeulis), pergiliran varietas, tanam secara
serempak, penanaman padi dengan jarak tanam yang tidak terlalu
rapat, dan penyemprotan insektisida. Berbagai insektisida yang

8
Brosur Pengendalian Hama Dan Penyakit Tanaman Padi
Secara Terpadu

efektif untuk pengendalian wereng coklat antara lain yang berbahan


aktif: amitraz, bufopresin, fipronil, imidakloprid, karbofuran,
karbosulfan, dan tiametoksan.

2.4 Penyakit Bercak Daun Coklat (Helmintosporium oryzae)


Gejala kerusakan:
Merusak pelepah daun, malai dan buah yang baru tumbuh serta
pada tahap pembibitan yang baru tumbuh. Gejala pada biji / bulir
padi adalah bulir berbercak-bercak coklat tetapi masih berisi(
bernas) apabila biji tersebut ditanam akan mengalami pembusukan
pada saat biji mulai berkecambah dan apabila kecambah tumbuh
akan segera mati. Gejala pada tanaman padi dewasa akan
mengalami busuk kering.
Pengendaliannya
 Merendam benih dengan air hangat dengan penambahan
Fungisida
 Gunakan pemupukan yang berimbang akan mengurangi
tingkat serangan
 Gunakan Varietas padi yang tahan terhadap penyakit bercak
daun coklat
 Semprot dengan menggunakan Fungisida

2.5 Penyakit Blast (Pyricularia oryzae)


Gejala kerusakan :

9
Brosur Pengendalian Hama Dan Penyakit Tanaman Padi
Secara Terpadu

Menyerang daun - buku pada malai dan ujung tangkai malai. Daun/
gelang buku/ tangkai malai/ cabang didekat pangkal malai yang
terserang akan menyebabkan pembusukan sehingga bulir padi akan
menjadi hampa
Pengendalian :
 Membakar sisa jerami
 Menanam varietas padi dengan varietas yang tahan terhadap
penyakit ini
 Semprot dengan menggunakan Fungisida
 Pemberian pupuk Nitrogren (N) pada masa pertengahan
vase vegetatif tanaman dan pada saat fase
pembentukan bulir akan mengurangi tingkat serangan.

10
Brosur Pengendalian Hama Dan Penyakit Tanaman Padi
Secara Terpadu

III. KESIMPULAN DAN PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Terdapat 5 penyakit utama pada tanaman padi yaitu Tungro
dan Wereng hijau, penyakit Hawar Daun Bakteri (HBD), penyakit
Kerdil Rumput, Penyakit Bercak Daun Coklat (Helmintosporium
oryzae), Penyakit Blast (Pyricularia oryzae). Semua penyakit ini
harus dikendalian secara terpadu sehingga dapat menghasil
produksi padi seacara maksimal

3.2 Penutup
Untuk mendapatkan produksi yang maksimal, maka
pengendalian hama dan penyakit pada tanaman secara terpadu
mutlak harus dilakukan, agar mata rantai hama dan penyakit
tersebut terputus. Dengan demikian pertumbuhan tanaman mulai
dari pertumbuhan vegetatif, genaratif sampai tanaman dipanen
tidak mengalami gangguan yang dapat menyebabkan produksi
menurun

11
Brosur Pengendalian Hama Dan Penyakit Tanaman Padi
Secara Terpadu

DAFTAR PUSTAKA

Horsfall, J. G. And Ellis, B. C. 1977. Plant disease an advanced


treatise. How disease is managed. Vol I. Academic Press
New York, San Francisco, London

Makarim,A.K., I.N. Widiarta, Hendarsih, S., dan S. Abdulrachman.


2003. Petunjuk Teknis Pengelolaan Hara dan Pengendalian
Hama Penyakit Tanaman Padi Secara Terpadu.
Departemen Pertanian;

Semangun H. 1990. Penyakit-penyakit tanaman pangan di


Indonesia. Gadjah Mada University Press

12

Anda mungkin juga menyukai