Anda di halaman 1dari 4

Terapi Non Farmakologi

Penatalaksanaan DM menurut PDT (Pedoman Diagnosis dan Terapi) yaitu pasien dirawat
secara holistik untuk menormalkan kadar gula darah dengan cara:

a. Pengaturan Diet

b. Pemberian medikamentosa

1) Insulin

Insulin diberikan apabila ada indikasi: DM tidak terkontrol, DM non obesitas, koma
hiperglikemi, infeksi berat, stroke. Macam preparat insulin yaitu insulin kerja cepat
(actrapid), insulin kerja menengah (Monotard), insulin kerja panjang (Mixtard 30).

Tata cara pemberian insulin (pada pasien non darurat):

(a) Dimulai dengan insulin kerja cepat (insulin reguler).

(b) Dosis awal kecil (3 x 5-8 U) subkutan.

(c) Apabila belum terkontrol, dosis dinaikkan bertahap sedikit demi sedikit.

(d) Dosis insulin kerja menengah/panjang dimulai dengan x dosis harian, insulin kerja
pendek ditingkatkan sesuai dengan kadar gula darah. (Budisantoso dkk,2009).

tabel sediaan insulin menurut perkeni 2006

(sumber Perkeni,2006)

2) Obat Hipoglikemik Oral (OHO) (Budisantoso dkk,2009)

Kontraindikasi pemberian OHO: Infeksi, koma diabertik, trauma, infark akut, alergi OHO.
OHO yang dapat diberikan:

a) Golongan sulfonilurea
b) Golongan Biguanid ( Metformin)

Spesifikasi penggunaan OHO:

(a)Gliquidon diindikasikan pada pasien dengan gagal ginjal/sirosis hati.

(b)Metformin sebaiknya diberikan pada pasien gemuk dan dikombinasikan dengan


sulfonilurea.

Tabel Medikasi Oral Diabetes Mellitus (Perkeni,2006)


(sumber : raccah et al.,2007)

Terapi non farmakologi


1. Edukasi

Edukasi dengan tujuan promosi hidup sehat, perlu selalu dilakukan sebagai bagian dari upaya

pencegahan dan merupakan bagian yang sangat penting dari pengelolaan DM secara holistik.

2. Terapi Nutrisi Medis (TNM)

Penyandang DM perlu diberikan penekanan mengenai pentingnya keteraturan jadwal makan,

jenis dan jumlah makanan, terutama pada mereka yang menggunakan obat penurun glukosa

darah atau insulin.

3. Latihan Jasmani

Kegiatan jasmani sehari-hari dan latihan jasmani secara teratur (3-5 hari seminggu selama
sekitar 30-45 menit , dengan total 150 menit perminggu, dengan jeda antar latihan tidak lebih
dari 2 hari berturut-turut. Latihan jasmani yang dianjurkan berupa latihan jasmani yang
bersifat aerobik dengan intensitas sedang (50-70% denyut jantung maksimal) seperti jalan
cepat, bersepeda santai, jogging, dan berenang.

(Waspadji,2009).

Daftar Pustaka

Waspadji, S. 2009. Komplikasi Kronik Diabetes: Mekanisme Terjadinya, Diagnosis dan


Strategi Pengelolaan. Dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Ed V, Jilid III.
Jakarta:
Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam

Boedisantoso, R.A., Soegondo, S., Suyono, S., Waspadji, S., Yulia, Tambunan dan
Gultom. 2009. Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu. Jakarta: FKUI.

Raccah, D., Bretzel, R.G., Owens, D. and Riddle, M., 2007. When basal insulin therapy in
type 2 diabetes mellitus is not enoughwhat next?.Diabetes/metabolism
research and reviews, 23(4), pp.257-264.

Perkeni, P.B., 2006. Konsensus pengelolaan dan pencegahan diabetes melitus tipe 2 di
Indonesia. Jakarta: PB Perkeni.

Indonesia, P.E., 2015. Konsensus pengendalian dan pencegahan diabetes mellitus tipe 2 di
Indonesia 2011 [The 2011 consensus for the management and prevention of
type 2 diabetes mellitus in Indonesia][Internet]. Jakarta: PERKENI; 2011
[cited 9 Jan 2015].

Anda mungkin juga menyukai