Makalah Salep
Makalah Salep
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari salep
2. Untuk mengetahui kualitas dasar salep
3. Untuk mengetahui penggolongan dari salep
4. Untuk mengetahui persyaratan salep
5. Untuk mengetahui cara pembuatan salep menurut F. Van Duin
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Salep
1. Menurut FI edisi III
Salep adalah sedian setengan padat yang mudah dioleskan dan digunakan
sebagai obat Luar. Bahan obat harus larut atau terdispersi homogen kedalam dasar
salep yang cocok.
2. Menurut FI edisi IV
Salep adalah sedian setengan padat yang ditujukan untuk pemakaian topical
kulit atau selaput lendir . salep tidak booleh berbau tengik kecuali dinyatakan lain,
kadar bahan obat dalam salep mengandung obat keras narkotika adalah 10 %.
1. Stabil, selama masih dipakai mengobati. Maka salep harus bebas dari inkompatibilitas,
stabil pada suhu kamar dan kelembaban yang ada dalam kamar.
2. Lunak, yaitu semua zat dalam keadaan halus dan seluruh produk menjadi lunak dan
homogen. Sebab salep digunakan untuk kulit yang teriritasi,inflamasi dan ekskloriasi.
3. Mudah dipakai, umumnya salep tipe emulsi adalah yang paling mudah dipakai dan
dihilangkan dari kulit.
4. Dasar salep yang cocok yaitu dasar salep harus kompatibel secara fisika dan kimia
dengan obat yang dikandungnya. Dasar salep tidak boleh merusak atau menghambat
aksi terapi dari obat yang mampu melepas obatnya pada daerah yang diobati.
5. Terdistribusi merata, obat harus terdistribusi merata melalui dasar salep padat atau cair
pada pengobatan.
2. Cream adalah salep yang banyak mengandung air , mudah diserap kulit suatu
tipe yang mudah dicuci dengan air.
3. Pasta adalah salep yang menagandung lebih dari 50 % zat padat ( serbu) suatu
salep yang tebal karna merupakan penutup atau pelindung bagian luar kulit yang
diolesi.
2
4. Jelly/ gelanoes adalah salep yang lebih halus, umumnya cair dan sedikit
mengandung atau tanpa mokusa sebagai pelican atau basis, biasanya terdiri atau
campuran sederhana dari minyak lemak dan titik lebur.
5. Cerata adalah salep lemak yang mengandung persentase lilin yang tinggi sehingga
konsentrasinya lebih keras.
a. Dasar salep hidrokarbon : vaselin putih, vaselin kunig, malam putih atau malam
kunig atau campurannya.
b. Dasar salep serap : lemak, bulu domba campuran 3 bagian kolestrol dan 3 bagian
stearil alcohol, campuran 8 bagian malam putih dan 8 bagian vaselin putih.
3. Homogenitas : jika dioleskan pada sekeping kaca atau bahan transparan lain yang
cocok harus menunjukan susunan yang homogeny.
Zat-zat yang dapat larut dalam campuran lemak dilarutkan kedalamnya, jika
perlu dengan pemanasan.
Bahan-bahan yang dapt larut dalam air, jika tidak ada peraturan-peraturan lain
dilarutkan terlebih dahulu kedalam air, asalkan air yang digunakan dapat diserap
seluruhnya oleh basis salep. Jumlah air yang dipakai dikurangi dari basis.
Bahan-bahan yang sukar atau hanya sebagian dapat larut dalam lemak dan air.
Harus diserbuk terlebih dahulu kemudian diayak dengan pengayak No.60.
3
4. Peraturan Salep Keempat
4
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut :
a. Salep adalah bentuk sedian setengan padat yang mudah dioleskan dan
digunakan sebagai obat luar.
b. Salep harus terdispersi dan bebas dari inkompatibilitas, stabil, pada suhu kamar
dan kelembaban yang ada dalam kamar.
3.2 Saran
Dalam melakkukan praktikum, praktikan harus mengerjakan dengan teliti dan hati-
hati.
5
DAFTAR PUSTAKA