Anda di halaman 1dari 8

HUBUNGAN KONSUMSI GORENGAN DENGAN TIMBULNYA

FARINGITIS KRONIS DI PUSKESMAS III DENPASAR UTARA


KOTA DENPASAR PROVINSI BALI

I Putu Eka Ariawan. 2015


email: ekaariawan901@yahoo.com
Tugas akhir, Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran,
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya.
Pembimbing : A.A.A.Mas Ranidewi.,dr.,SpTHT-KL., MARS

ABSTRAK

Faringitis kronis adalah terjadinya keradangan di mukosa faring sebagai


akibat penanganan faringitis akut yang tidak optimal, faktor alergi atau adanya
iritasi kronis pada dinding faring yang menimbulkan rasa tidak nyaman, berlendir
dan gatal di tenggorok. Faktor predisposisi yang dapat memperburuk faringitis
antara lain mengkonsumsi makanan yang digoreng, coklat, makanan pedas, snack,
minuman berpemanis yang diketahui pula dapat menjadi faktor iritan pada
mukosa faring.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan konsumsi gorengan
dengan timbul faringitis kronis di Puskesmas III Denpasar Utara Kota Denpasar
Provinsi Bali. Populasi pada penelitian ini adalah pasien rawat jalan di Puskesmas
III Denpasar Utara dengan jumlah sampel adalah 174 orang.
Berdasarkan hasil uji Chi-square pada penelitian ini menunjukkan ada
hubungan yang signifikan antara konsumsi gorengan dengan timbulnya faringitis
kronis di Puskesmas III Denpasar Utara Kota Denpasar Provinsi Bali (p < 0,05 ).

Kata kunci : Gorengan, Faringitis Kronis, Puskesmas III Denpasar Utara

PENDAHULUAN konsumsi alkohol yang berlebihan.


Prevalensi faringitis kronis di provinsi
Faringitis kronis adalah adalah Jawa Tengah adalah 0,2% atau setara
keradangan kronis pada mukosa faring dengan angka kejadian faringitis kronis
sebagai akibat penanganan faringitis di Sumatra Barat dan Jawa Timur.
akut yang tidak optimal, alergi atau Faringitis merupakan salah satu
adanya iritasi kronis pada dinding masalah kesehatan yang berkaitan
faring (Anggraini SM yang dikutip dari dengan infeksi saluran pernafasan atas.
Soesanto BA, 2006). Nasution M Angka kesakitan lebih tinggi terjadi
mengutip pernyataan Taubert (1994) pada anak-anak dan pada usia tua
yang mengatakan bahwa faktor dimana daya tahan tubuh mulai
predisposisi yang dapat memperburuk menurun. Bila penanganannya tidak
faringitis antara lain adalah turunnya optimal maka akan menjadi faringitis
daya tahan tubuh karena infeksi virus, kronis (Sianipar BK, 2013). Beberapa
makanan yang kurang bergizi, meng- faktor yang mempengaruhi terjadinya

Eka Ariawan, I Putu, Program Studi Pedidikan Dokter, Fakultas Kedokteran,


Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

Page1
faringitis kronis adalah antara lain jarang terjadi pada anak usia kurang
faringitis akut berulang, atau terjadinya dari 3 tahun.
iritasi berulang pada dinding faring Gorengan adalah makanan yang
akibat merokok, mengkonsumsi mengalami proses penggorengan
alkohol, sering mengkonsumsi dengan menggunakan minyak goreng.
minuman atau makanan yang panas, Menurut Yusuf, F; Sirajuddin, S;
manis, pedas, dan makanan yang di Najamuddin, U, 2013 mengutip
goreng, juga oleh karena faktor alergi penelitian dari Steffan et al (2008),
terhadap bahan-bahan tertentu. mengatakan bahwa 17 responden
Faringitis kronis juga dapat terjadi mengaku membeli gorengan sebanyak
akibat refluks asam lambung berulang, 1-2 kali setiap minggu. Sebanyak 9
namun hal ini jarang di temukan. responden membeli gorengan 3-4 kali.
(Bangke. TC, 2013). Sedangkan sisanya 24 responden
Sianipar BK pada tahun 2013 mengaku intensitas pembelian
mempublikasikan hasil survei yang gorengan dalam seminggu tidak tentu.
dilakukan PAPDI tahun 2006 yaitu Tentang analisa kadar asam lemak
tentang hasil penilitian ISAAC minyak yang digunakan penjual
(International Studies for Asthma gorengan menyebutkan bahwa terdapat
Allergy in Childhood) di beberapa kota rata-rata perbedaan jumlah asam lemak
di Indonesia yaitu Jakarta, Bandung, jenuh dan tidak jenuh pada minyak
dan Yogyakarta yang mengatakan goreng yang belum digunakan hingga 3
bahwa banyak anak usia sekolah dan kali pemakaian (Yusuf, F; Sirajuddin,
remaja menderita penyakit faringitis. S; Najamuddin, U, 2013 dikutip dari
Dikatakan bahwa pada tahun 2010 Winarno, 2004; Suleman, 2005; Anwar,
angka kejadian faringitis di Puskesmas 2012).
Lingkar Timur adalah paling tinggi Dari banyaknya insiden faringitis
yaitu 1319 penderita, di Puskesmas dan kegemaran masyarakat Indonesia
Nusa Indah 679 penderita, dan di mengkonsumsi makanan yang digoreng
Puskesmas Anggut 477 penderita. Pada yang diketahui pula dapat menjadi
tahun 2011 penderita faringtis di faktor iritan pada mukosa faring, dan
Puskesmas Lingkar Timur masih dari survey awal di Puskesmas III
menduduki peringkat pertama dengan Denpasar Utara ada sekitar 40 % pasien
1087 penderita, Puskesmas Nusa Indah mengaku bermasalah di tenggorok,
dengan 406 penderita, dan Puskesmas maka timbul keinginan untuk
Ratu Agung 288 penderita. melakukan penelitian tentang
Sianipar BK mengutip Hubungan Konsumsi Gorengan
pernyataan Acera (2011), yang Dengan Timbulnya Faringitis Kronis
mengatakan bahwa lebih dari 20 juta
orang yang mengunjungi pelayanan METODE PENELITIAN
kesehatan di Amerika Serikat datang
dengan keluhan sakit tenggorokan. Rancangan Penelitian
Sekitar 15 30 % menderita faringitis
dan terjadi pada anak usia sekolah, Jenis penelitian yang digunakan
sedangkan usia dewasa hanya sekitar adalah penelitian observasional yang
10%. Dikatakan pula bahwa faringitis menggunakan rancangan cross

Eka Ariawan, I Putu, Program Studi Pedidikan Dokter, Fakultas Kedokteran,


Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

Page2
sectional analytic study yaitu
rancangan penelitian dimana konsumsi
gorengan sebagai variabel bebas dan 2. Umur
faringitis kronis sebagai variabel terikat Tabel 2: Distribusi Responden
dilakukan observasi dalam waktu yang Berdasarkan Umur
bersamaan. Umur Frek Persentase (%)
3-4 tahun 83 47.7
Populasi dan Sampel 5-6 tahun 56 32.2
7-8 tahun 27 15.5
Populasi pada penelitian ini 9-10 tahun 8 4.6
adalah pasien rawat jalan di Puskesmas Total 174 100.0
III Denpasar Utara dengan jumlah Sumber : Data Penelitian, 2015
sampel adalah 174 orang.
Tabel di atas menunjukkan bahwa
Analisis Data mayoritas responden berusia antara
3-4 tahun yaitu sebanyak 83 anak
Analisis data untuk membuktikan (47.7%), sedangkan yang paling
kebenaran hipotesis menggunakan sedikit adalah responden usia
analisis bivariate yaitu mencari antara 9-10 tahun yaitu sebanyak 8
hubungan antara variabel bebas dan anak (4.6%).
variabel terikat dengan uji statistik Chi
Square kemudian dilanjutkan 3. Rasa tidak nyaman di tenggorok
menentukan Coefisient Contingensi Tabel 3 Distribusi Data Rasa Tidak
dengan SPSS 16. Nyaman di Tenggorokan
Rasa tidak nyaman
Frek Persentase (%)
HASIL PENELITIAN di tenggorokan
Ya 49 28,2
1. Jenis kelamin Tidak 125 71,8
Tabel 1: Distribusi Responden Total 174 100.0
Berdasarkan Jenis Kelamin
Sumber : Data Penelitian, 2015
Jenis Kelamin Frek Persentase (%)
Laki-laki 110 63.2 Tabel diatas menunjukkan bahwa
Perempuan 64 36.8 sebanyak 49 anak (28,2%)
Total 174 100.0 mengeluh rasa tidak nyaman di
Sumber :Data Penelitian, 2015 tenggorok.

Tabel di atas menunjukkan bahwa


responden berjenis kelamin
laki-laki berjumlah 110 anak
(63.2%) sedangkan yang berjenis
kelamin perempuan berjumlah 64
anak (36.8%).

Eka Ariawan, I Putu, Program Studi Pedidikan Dokter, Fakultas Kedokteran,


Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

Page3
4. Rasa ada lendir di tenggorok 7. Diagnosis
Tabel 4 Distribusi Data Rasa Ada Tabel 7: Distribusi Data
Lendir di Tenggorok berdasarkan Diagnosis
Rasa ada lendir di Diagnosis Frek Persentase (%)
Frek Persentase (%)
tenggorok
Faringitis Kronis 45 25.9
Ya 45 25,9 Bukan Faringitis
129 74.1
Tidak 129 74,1 Kronis
Total 174 100.0 Total 174 100.0
Sumber :Data Penelitian, 2015 Sumber : Data Penelitian, 2015
Tabel di atas menunjukkan bahwa
sebanyak 45 anak (25,9%)
mengeluh rasa ada lendir di
tenggorok.

5. Rasa gatal di tenggorok


Tabel 5: Distribusi Data Rasa
Gatal di Tenggorok
Rasa Gatal di
Frek Persentase (%) Grafik diagnosis responden
Tenggorok
Ya 45 25,9
Tidak 129 74,1 Tabel dan grafik diatas
Total 174 100.0
menunjukkan responden bukan
penderita faringitis kronis yaitu
Sumber : Data Penelitian, 2015 sebanyak 129 anak (74,1%)
sedangkan pasien dengan faringitis
Tabel di atas menunjukkan bahwa kronis sebanyak 45 anak (25,9%).
sebanyak 45 anak (25,9%)
mengeluh ada rasa gatal di Tabel 8: Hubungan Umur
tenggorok. Dengan Kejadian Faringitis
6. Riwayat diobati Kronis
Tabel 6: Distribusi Data Riwayat
Faringitis
diobati
Umur Bukan Total
Pernah diobati Frek Persentase (%) Faringitis
Faringitis
Kronis
Ya 38 21,8 Kronis
Tidak 136 78,2 3-4 83
13 (15.7%) 70 (84.3%)
tahun (100.0%)
Total 174 100.0
5-6 56
Sumber : Data Penelitian, 17 (30.4%) 39 (69.6%)
tahun (100.0%)
7-8 27
12 (44.4%) 15 (55.6%)
2015 tahun (100.0%)
9-10 8
3 (37.5%) 5 (62.5%)
tahun (100.0%)
Tabel 6 menunjukkan bahwa 129 174
Total 45 (25.9%)
sebanyak 136 anak (78,2%) tidak (74.1%) (100.0%)
pernah berobat kedokter. Sumber : Data Penelitian, 2015

Eka Ariawan, I Putu, Program Studi Pedidikan Dokter, Fakultas Kedokteran,


Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

Page4
Tabel di atas menunjukkan bahwa chi-square (X2) dengan bantuan
sebagian besar responden yang program SPSS versi 16.0.
menderita faringitis kronik berusia
7-8 tahun yaitu sebanyak 44,4% Tabel 10 Hubungan Konsumsi
dan usia 9-10 tahun yaitu sebanyak Gorengan Dengan Timbul Faringitis
37,5%. Kronis Di Puskesmas III Denpasar
Utara Kota Denpasar Provinsi Bali
8. Konsumsi Gorengan
Tabel 9 Distribusi Data Konsumsi Faringitis
Gorengan Konsumsi Bukan Total
Chi-
Konsumsi Gorengan Faringitis Faringitis square
Frek Prosentase (%) Kronis
Gorengan Kronis
Ya 54 31.0 54
Ya 31 (57,4%) 23 (42.6%)
(100%) Value =
Tidak 120 69.0
39,239
106 120
Total 174 100.0 Tidak 14 (11,7%)
(88.3%) (100%)
Sig =
Sumber : Data Penelitian, 2015 129 174 0,000
Total 45 (25.9%)
(74,1%) (100%)
Sumber : Hasil Uji chi-square

Hasil uji Chi-square dengan


p =0,000 (< 0,05), menunjukkan bahwa
ada hubungan yang signifikan antara
konsumsi gorengan dengan timbulnya
faringitis kronis di Puskesmas III
Denpasar Utara Kota Denpasar
Provinsi Bali.
Grafik Konsumsi Gorengan
PEMBAHASAN
Tabel dan grafik di atas
menunjukkan bahwa responden Faringitis kronis adalah inflamasi
yang mengkonsumsi gorengan kronis pada mukosa faring sebagai
adalah sebanyak 54 anak (31,0%), akibat penanganan faringitis akut yang
sedangkan yang tidak tidak optimal, alergi atau adanya iritasi
mengkonsumsi gorengan sebanyak kronis pada dinding faring (Anggraini
120 anak (69,0%). SM yang dikutip dari Soesanto BA,
Uji Statistik 2006). Dalam penelitiannya
mengatakan bahwa faringitis dapat
Setelah diketahui karakteristik diderita oleh semua usia, dan dikatakan
masing-masing variabel maka dapat terbanyak pada usia 3-4 tahun
diteruskan dengan analisis bivariat sebanyak 83 anak (47,7%). Pada
untuk mengetahui hubungan antar penelitian yang dilakukan pada 174
variabel. Berikut ini akan disajikan pasien di Puskesmas III Denpasar
hasil pengujian menggunakan uji Utara Kota Denpasar Provinsi Bali
ditemukan 45 orang dengan rentang

Eka Ariawan, I Putu, Program Studi Pedidikan Dokter, Fakultas Kedokteran,


Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

Page5
usia 3-10 tahun (25.9%) menderita hidungnya tersumbat (Soepardi, EA,
faringitis kronis. Pada 44,4% dkk, 2012).
responden yang menderita faringitis
kronis pada usia 7-8 tahun, dan 37,5% Minyak goreng yang belum
pada usia 9-10 tahun. Dari distribusi dipakai dan minyak bekas menggoreng,
umur responden, tampak bahwa sudah mengandung asam lemak jenuh.
anak-anak usia sekolah sangat rentan Dan pada minyak bekas menggoreng
untuk menderita faringitis kronis, baik kadar asam lemak jenuhnya cendrung
oleh karena kontaminasi virus atau meningkat penggorengan 1 kali
kuman maupun iritasi makanan dan maupun penggorengan 9 kali
minuman yang banyak di jual di mengandung asam lemak jenuh dan
sekolah. Disamping itu ditemukan pula kadarnya cendrung meningkat.
bahwa keluhan ditenggorok belum Kegemaran mengkonsumsi gorengan
mendapat penanganan yang optimal, dapat menyebabkan iritasi pada
dimana (78,2%) keluhan tidak diobati. mukosa faring sehingga menimbulkan
Menurut Soepardi, EA, dkk, 2012, keluhan rasa tidak nyaman di
dikatakan bahwa keluhan faringitis tenggorok, tenggorok berlendir dan
kronis adalah rasa gatal dan kering di rasa gatal di tenggorok (Yusuf, F;
tenggorokan, rasa tidak nyaman di Sirajuddin, S; Najamuddin, U, 2013
tenggorokan, batuk disertai mulut dikutip dari Winarno,2004; Suleman,
berbau, dan rasa ada lendir di 2005). Candra Y, Setiarini A,
tenggorok. Pada penelitian dari 174 Rengganis I, 2011 dikutip dari
pasien di Puskesmas III Denpasar Soesatyo, 2001; Chapman, 2006;
Utara Kota Denpasar Provinsi Bali, Haahtela, 2008 mengatakan bahwa
keluhan rasa tidak nyaman di penggunaan minyak goreng yang
tenggorok ditemukan pada 49 pasien berulang dikatakan dapat
(28,2%), rasa tenggorok berlendir pada mengakibatkan reaksi alergi atau
45 pasien (25,9%), dan rasa gatal di hipersensitivitas terhadap makanan
tenggorok pada 45 pasien (25,9%). atau bahan pelengkap makanan. Pada
Faktor predisposisi terjadinya penelitian ini, 31% dari 174 responden
faringitis kronis adalah adanya mengatakan sering mengkonsumsi
keradangan kronis di hidung dan sinus gorengan. 28,7% mengkonsumsi
paranasalis dan dapat pula merupakan gorengan lebih dari tiga kali per
penjalaran penyakit dari organ lain minggu. Dan 74,7% mengkonsumsi
misalnya pada faringitis tuberkulosa gorengan yang tidak diproduksi sendiri.
dan faringitis luetika. Penyebab lainnya Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa
antara lain adalah iritasi minuman masyarakat menggemari gorengan
dingin, minuman mengandung yang diperoleh dari membeli atau
pemanis, alkohol, makanan pedas, bukan digoreng sendiri di rumah
makanan ringan (snack), gorengan, dan dimana kualitas minyak gorengnya
inhalasi uap yang merangsang mukosa perlu diteliti lebih lanjut.
faring. Faktor lain penyebab terjadinya
Berdasarkan hasil uji Chi-square
faringitis kronis adalah pasien yang
pada penelitian ini menunjukkan ada
biasa bernapas melalui mulut karena
hubungan yang signifikan antara

Eka Ariawan, I Putu, Program Studi Pedidikan Dokter, Fakultas Kedokteran,


Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

Page6
konsumsi gorengan dengan timbulnya (http://eprints.undip.ac.id, diakses
faringitis kronis di Puskesmas III 29 September 2014).
Denpasar Utara Kota Denpasar
Provinsi Bali (p < 0,05 ). Bangke, TC. 2013. Faringitis Kronik
Eksaserbasi Akut. RSUD
PENUTUP Prof.Dr.W.Z Johannes Kupang,
(Online), (https://ml.scribd.com,
Kesimpulan diakses 29 September 2014).
Berdasarkan hasil analisis dan
pembahasan dapat disimpulkan bahwa Chandra, Yolanda, Asih Setiarini,
ada hubungan yang signifikan antara dan Iris Rengganis. 2011.
konsumsi gorengan dengan timbulnya Gambaran Sensitivitas terhadap
faringitis kronis pada pasien di Alergi Makanan. Makara,
Puskesmas III Denpasar Utara Kota Kesehatan vol 15 no 1 pp44-50.
Denpasar Provinsi Bali (p < 0,05).
Nasution, M. 2008. Infeksi Laring
Saran Faring ( Faringitis Akut).
1. Hasil penelitian ini dapat digunakan Fakultas Kedokteran Gigi
oleh Dinas Kesehatan Kota Universitas Sumatra Utara
Denpasar dalam upaya untuk Medan, (Online),
mencegah timbulnya faringitis (http://repository.usu.ac.id,
kronis akibat konsumsi gorengan. diakses 14 Juli 2014).
2. Hasil penelitian ini dapat pula
digunakan untuk upaya pencegahan Shinta Mustika Anggraini. 2011.
terhadap timbulnya faringitis akibat Hubungan Faringitis Kronik
konsumsi coklat, makanan pedas, Dengan Riwayat Konsumsi
snakc, minuman berpemanis. Makanan Minuman Ekstrem
3. Hasil penelitian ini dapat pula Secara Suhu Dan Rasa. Artikel
dipakai sebagai informasi awal Karya Tulis Ilmiah. Program
untuk dilakukan penelitian lebih Pendidikan Sarjana Kedokteran.
lanjut tentang keterkaitan konsumsi Fakultas Kedokteran. Universitas
gorengan dengan timbulnya Diponegoro.
faringitis kronis ditinjau dari
berbagai aspek lainnya. Shinta, Agustina. 2011. Perilaku
Konsumen : Afeksi Konsumen.
DAFTAR PUSTAKA Malang : Lab Manajemen Agribis
/ Fakultas Pertanian Universitas
Anggraini, SM., Henny, K. 2011. Brawijaya.
Hubungan Faringitis Kronik
Dengan Riwayat Konsumsi Sianipar, BK. 2013. Hubungan Peran
Makanan Minuman Ekstrem Perawat Dan Kebiasaan
Secara Suhu Dan Rasa, Artikel Merokok Dengan Kekambuhan
Karya Tulis Ilmiah. Faringitis Di Puskesmas Lingkar
Fakultas Kedokteran Universitas Timur Kota Bengkulu Tahun
Diponegoro, (Online), 2013, (Online),

Eka Ariawan, I Putu, Program Studi Pedidikan Dokter, Fakultas Kedokteran,


Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

Page7
(http://stikesdehasen.ac.id,
diakses 14 Juli 2014).

Soepardi EA, Iskandar HN. Buku


Ajar Ilmu Kesehatan Telinga
Hidung Tenggorok Kepala Dan
Leher. Edisi-6. Jakarta: FK UI;
2007; p.217-9.

Soesanto BA. Faktor Resiko


Faringitis kronik [thesis].
Semarang: Fakultas Kedokteran
Universitas Diponegoro; 2006.

Suleeman, E. & Sulastri, E. 2005.


Jajanan Favorit Separuh Rumah
Tangga Di Indonesia
Mengandung Zat Berbahaya.

Winarno, 2004. Keamanan Pangan


Jilid 1, Bogor, Jurusan
Teknologi Pangan Dan Gizi.
Fakultas Teknologi Pertanian.

Yusuf, F., Sirajuddin, S., &


Najamuddin, U. (2013) Analisa
Kadar asam Lemak Jenuh dalam
Gorengan dan Minyak Bekas
Hasil Penggorengan Makanan
Jajanan di Lingkungan
Workshop Universitas
Hasanuddin Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas
Hasanuddin. (Online),
(http://repository.unhas.ac.id,
diakses 15 September 2015).

Eka Ariawan, I Putu, Program Studi Pedidikan Dokter, Fakultas Kedokteran,


Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

Page8

Anda mungkin juga menyukai