Anda di halaman 1dari 11

EFEKTIVITAS PEMBERIAN EKSTRAK JAHE, DAUN KELOR DAN DAUN PEPAYA

TERHADAP PENDERITA INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA


MASYARAKAT DESA PENFUI TIMUR KECAMATAN KUPANG TENGAH
TAHUN 2021

Oleh : Rowi R. Lake Pali

Jurusan Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Nusa Cendana.

ABSTRAK

Latar Belakang: Tanaman obat merupakan segala jenis tanaman yang diketahui mempunyai khasiat
baik dalam membantu memelihara kesehatan maupun pengobatan suatu penyakit. Beberapa jenis
tanaman obat yang sering digunakan yaitu daun kelor, papaya dan jahe. Khasiat dari ketiga daun
tersebut memberikan khasiat penurunan demam, penambah nafsu makan, melancarkan haid dan
meredakan nyeri. ISPA adalah infeksi disaluran pernapasan, yang menimbulkan gejala batuk, pilek,
disertai dengan deman. Tujuan dari eksperimen adalah Untuk mengetahui keefektivitasan ekstrak Jahe,
Daun Kelor dan Daun Pepaya terhadap penderita ISPA pada masyarakat Desa Penfui Timur. Metode:
Jenis penelitian yang digunakan adalah studi eksperimen atau percobaan (experimental Research),
dimana eksperimen dilakukan dengan kegiatan percobaan yang bertujuan untuk mengetahui gejala atau
pengaruh yang timbul, sebagai akibat dari adanya perlakuan tertentu atau eksperimen. Hasil: pemberian
ekstrak Jahe, Daun Kelor dan Daun Pepaya dapat memberikan efek yang baik bagi kesembuhan
penderita ISPA.
Kata kunci : ISPA, tanaman obat,eksperimen,dan ekstrak.

Background: Medicinal plants are all plants that are known to have good properties in helping to
maintain health and medicine. Types of medicinal plants that are often used are Moringa leaves, papaya
and ginger. The benefits of the three leaves provide the property of reducing fever, enhancing appetite,
smoothing menstruation and relieving pain. ARI is an infection in the respiratory tract, which causes
symptoms of cough, runny nose, accompanied by fever. The purpose of the experiment was to determine
the effectiveness of the extracts of Ginger, Moringa and Papaya Leaves for ARI sufferers in the people of
East Penfui Village. Method: This type of research is an experimental study or experiment (experimental
research), where the experiment is carried out with experimental activities that aim to determine the
symptoms or effects that arise, as a result of certain treatments or experiments. Result: Ginger, Moringa
and Papaya Leaf extracts can have a good effect on healing ARI sufferers.
Keyword : ARI , Medicanal plants,experiment,dan exracts.
Pendahuluan akut dan kualitas penatalaksanaannya belum
memadai. Dalam program ISPA ini, bahwa
Infeksi saluran pernapasan akut
diperkirakan dari jumlah Balita yang ada,
disebabkan oleh virus atau bakteri.
akan terdapat 10 % penderita ISPA pada
Pneumonia adalah infeksi akut yang
Balita. Cakupan penemuan dan penanganan
mengenai jaringan paru (alveoli).Penyakit
Pneumonia pada balita mengalamai fluktuasi
ini diawali dengan panas disertai salah satu
dari tahun 2014 – 2017. Pada tahun 2014
atau lebih gejala: tenggorokan sakit atau
sebesar 3.714 kasus (13%), tahun 2015
nyeri telan, pilek, batuk kering atau
sebanyak 3.079 kasus (4,94%), tahun 2016
berdahak. Pada Riskesdas 2007, Nusa
sebanyak 3.683 kasus (5,87%) dan tahun
Tenggara Timur juga merupakan provinsi
2017 sebesar 6.059 kasus (9,99%) dan pada
tertinggi period prevalence ISPA. Period
tahun 2018 sebnayak 3.529 kasus (33,4%).
prevalence ISPA di Provinsi Nusa Tenggara
Hal ini menunjukan bahwa ternd penemuan
Timur menurut Riskesdas 2013 (41,7 %)
dan penanganan pnumonia cenderung naik
tidak jauh berbeda dengan 2007, dimana
pada tahun 2018.
Kabupaten/kota yang tertinggi prevalensi
ISPA-nya adalah Sumba Tengah (69 %) dan Penyakit ISPA pada dipengaruhi
terendah Manggarai (22 %). Populasi yang oleh beberapa faktor, diantaranya adalah
rentan terserang Pneumonia adalah faktor lingkungan seperti pencemaran udara
anakanak usia kurang dari 5 tahun. Pola 10 dalam rumah, ventilasi rumah, dan
(sepuluh) penyakit terbanyak di rumah sakit kepadatan hunian. Faktor lingkungan
umum daerah maupun data survei (SDKI meliputi perilaku pencegahan dan
dan Surkesnas) menunjukkan tingginya penanggulangan ISPA atau peran aktif
kasus ISPA. Penyakit ISPA juga masih keluarga atau masyarakat dalam menangani
merupakan penyebab utama pada kematian penyakit ISPA serta perilaku kebiasaan yang
bayi dan balita di Nusa Tenggara Timur merugikan kesehatan seperti merokok dalam
(Surkesnas 2001). keluarga (Maryunani, 2010). ISPA
disebabkan oleh berbagai pemicu, seperti
Diketahui bahwa (80% - 90%) dari
keadaan sosial ekonomi menurun, gizi
seluruh kasus kematian ISPA disebabkan
Pneumoni dan merupakan penyakit yang
buruk, pencemaran udara dan asap rokok Latin menggunakan obat herbal sebagai
(Depkes, 2002). pelengkap pengobatan primer yang mereka
terima. Di Afrika, sebanyak 80 persen dari
Salah satu pengobatan untuk infeksi
populasi menggunakan obat herbal untuk
bakteri adalah dengan pemberian antibiotik.
pengobatan primer. Negara Cina dari total
Namun penggunaan antibiotik yang tidak
konsumsi obat, sebesar 30 sampai 50 persen
tepat dapat menyebabkan perkembangan
menggunakan obat-obat tradisional (WHO,
bakteri-bakteri kebal terhadap obat (Roni,
2003).
dkk, 2018). Oleh karena itu, dari catatan
yang diperoleh World Health Organization Oleh karena itu, peneliti akan
(WHO) bahwa sekitar 75-80% dari populasi melakukan eksperimen pemberian ekstrak
dunia menggunakan Tanaman Obat Jahe, Daun Kelor dan Daun Pepaya terhadap
Berbahan Alami (TOBA) sebagai obat penderita ISPA guna untuk melihat
medis karena baik ditoleransi oleh tubuh keevektivitasan penyembuhan penyakit
manusia dan memiliki efek samping lebih tersebut.
sedikit (Tarigan, 2020).

Pengobatan yang dilakukan untuk


METODE PENELITIAN
menangani batuk pada ISPA diantaranya
dengan pengobatan tradisional, World Desain Penelitian

Health Organization (WHO) Jenis penelitian yang digunakan


merekomendasi penggunaan obat tradisional adalah studi eksperimen atau percobaan
termasuk herbal dalam pemeliharaan (experimental Research), dimana penelitian
kesehatan masyarakat, pencegahan dan dilakukan dengan kegiatan percobaan yang
pengobatan penyakit, terutama untuk bertujuan untuk mengetahui gejala atau
penyakit kronis, penyakit degeneratif dan pengaruh yang timbul, sebagai akibat dari
kanker. WHO juga mendukung upaya-upaya adanya perlakuan tertentu atau eksperimen
dalam peningkatan keamanan dan khasiat tersebut (Notoadmodjo, 2018).
dari obat tradisional (WHO, 2003). Rancangan penelitian yang

Obat tradisional telah diterima secara digunakan adalah rancangan post test

luas di hampir seluruh Negara di dunia, dengan kelompok kontrol (Posttest Only

negara-negara di Afrika, Asia dan Amerika Control Group Design). Kasus-kasus yang
telah dirandomisasi baik pada kelompok dalam satu hari kemudian diberikan secara
eksperimen maupun kelompok kontrol pada rutin kepada responden dan dilihat
rancangan ini, dianggap sama sebelum perubahan kondisi responden pada hari
dilakukan perlakuan, sehingga peneliti dapat terakhir penelitian.
mengukur pengaruh perlakuan pada
kelompok eksperimen dengan cara 3. Populasi dan Sampel
membandingkan kelompok tersebut dengan 1. Populasi
kelompok kontrol. Populasi dalam penelitian ini yakni
masyarakat yang bertempat tinggal di
Kerangka Konsep
wilayah Desa Penfui Timur, Kecamatan
Mulai Intervensi Pengukuran Kupang Tengah yang memiliki riwayat
penyakit ISPA.
PERILAKU EFEK (+)

EFEK (-)
2. Sampel
POPULASI
Sampel dalam penelitian ini yakni 10 orang
pemuda yang menderita penyakit ISPA.
EFEK (+)
KONTROL
EFEK (-) 3. Variabel
Variabel merupakan ukuran atau ciri
Alokasi (non rendom) yang dimiliki oleh anggota-anggota suatu

1. Lokasi Penelitian dan Waktu kelompok yang berbeda dengan yang

Penelitian dimiliki oleh kelompok lain (Notoadmodjo,

1. Lokasi Penelitian 2018: 103). Berdasarkan hubungan

Penelitian ini dilakukan di desa Penfui fungsional atau perannya, variabel dalam

Timur Kecamatan Kupang Tengah penelitian ini dibedakan menjadi:

2. Waktu Penelitian 1. Variabel bebas adalah variabel

Penelitian ini akan dilakukan dalam kurun yang diobservasi atau diukur atau

waktu kurang lebih satu minggu, terhitung diuabah-ubah untuk menentukan

dari tanggal 10 April hingga 17 April 2021. adanya pengaruh variabel bebas.

Dalam penelitian ini, pembuatan ekstrak Variabel bebas dalam penelitian ini

daun kelor, daun pepaya, dan jahe dilakukan adalah volume pemberian ekstrak
daun kelor, daun pepaya dan jahe Observasi sama halnya dengan mengamati
kepada responden yang terdiri dari adalah menatap kejadian, gerak atau proses.
3 varian yaitu 50 ml, 100 ml, dan Dalam penelitian ini observasi dilakukan
150 ml. dengan pengamatan pemberian ekstrak daun
2. Variabel terikat, merupakan kelor, daun pepaya, dan jahe terhadap
variabel yang diobservasi dan tingkat penyembuhan pasien ISPA.
diukur untuk menentukan adanya b. Wawancara
pengaruh variabel bebas. Variabel Wawancara dapat dilakukan secara
terikat dalam penelitian ini adalah terstruktur maupun tidak terstruktur dan
Dyspepsia. dapat dilakukan dengan tatap muka maupun
3. Variabel kontrol, merupakan alat komunikasi berupa telephone. Pada
variabel yang dikendalikan atau penelitian ini, metode wawancara dilakukan
dibuat dengan konstan sehingga secara tidak terstruktur dengan tatap muka,
hubungan variabel bebas terhadap dimana peneliti tidak menggunakan
variabel terikat tidak dipengaruhi pedoman wawancara yang tersusun dengan
oleh faktor luar yang tidak diteliti. sistematis tetapi lebih banyak mendengarkan
Variabel kontrol dalam penelitian apa yang diceritakan oleh responden dan
ini adalah umur responden, waktu pertanyaan-pertanyaan selanjutnya akan
pemanasan, dan waktu pemberian diarahkan untuk mengetahui tingkat
kepada responden. keparahan batuk dari penderita serta
pendapat responden terkait pemberian
Teknik Pengumpulan Data dan minuman dari ekstrak jahe, papaya dan kelor
Instrument Penelitian untuk mengatasi ISPA.
1. Teknik Pengumpulan Data c. Dokumentasi
Untuk memperoleh data yang sesuai dengan Metode dokumentasi adalah catatan
tujuan penelitian ini maka digunakan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa
metode eksperimen dengan teknik berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya
pengambilan data menggunakan observasi monumental dari seseorang Metode ini
wawancara, dan dokumentasi. dilakukan dengan mengambil dokumen atau
a. Observasi data-data yang mendukung penelitian yang
meliputi nama-nama responden yang
menjadi subjek penelitian dan hasil uji Coding atau pengkodean dilakukan dengan
klinis. memberikan kode pada setiap jawaban yang
ada pada kuesioner untuk memudahkan
2. Instrumen Pengumpulan Data pengelompokan dan entry data. Kode adalah
Instrumen yang dimaksud dalam penelitian simbol tertertu dalam bentuk huruf atau
ini adalah alat bantu yang digunakan peneliti angka untuk memberikan identitas data.
untuk pengambilan data. Penelitian ini 3) Entry Data
menggunakan kuisioner atau angket yang Data yang telah dikumpulkan dalam waktu
merupakan dilakukan dengan cara memberi 1-2 hari harus sudah di entry ke dalam
seperangkat pertanyaan atau pernyataan komputer. Data akan di entry menggunakan
tertulis kepada responden untuk dijawabnya. software SPSS.
Angket digunakan untuk mengumpulkan 4) Cleaning Data
data mengenai perubahan gejala ISPA yang Apabila semua data telah selesai di entry
timbul/tingkat penyembuhan setelah maka dilakukan pengecekan untuk melihat
diberikan intervensi berupa minuman adanya kesalahan kode serta
ekstrak daun kelor, daun pepaya, dan jahe. ketidaklengkapan data untuk kemudian
dilakukan koreksi atau perbaikan.
Teknik Pengolahan, Analisis dan
PenyajianData 1. Teknik Analisis Data
Data dilihat dari pengaruh ekstrak daun
Data yang telah dikumpulkan akan diolah
kelor, daun pepaya dan jahe apakah
melalui beberapa tahapan pengolahan data,
berpengaruh terhadap pengobatan penyakit
yaitu:
ISPA atau tidak. Hasil pengamatan yang
1) Editing Data
diukur adalah waktu penyembuhan yang
Sebelum data diolah lebih lanjut dengan
kemudian dianalisis secara statistik
menggunakan bantuan perangkat komputer,
menggunakan uji ANOVA One Way.
terlebih dahulu perlu dilakukan koreksi atau
Analisis data statistik ini dilakukan
pemeriksaan data bersamaan dengan
menggunakan aplikasi SPSS versi 20.
pengambilan data dari responden setelah
Pengambilan keputusan statistik dengan cara
pengisian kuesioner.
membandingkan hasil statistik didasarkan
2) Coding Data
pada:
1) Apabila nilai signifikan >0,05 oleifera L.)500 gram, Jahe (Zingiber
maka Ho diterima, hal ini officinale) 100 gram Air bersih 3,5 liter
menunjukkan bahwa tidak ada
Cara Kerja
perbedaan yang signifikan pada
kelompok perlakuan 1. Tahap Persiapan
2) Apabila nilai signifikan <0,05 Cuci alat dan bahan yang akan di gunakan
maka Ho ditolak, hal ini dengan air mengalir hingga bersih.
menunjukkan bahwa terdapat 2. Pembuatan Ekstrak .
perbedaan yang signifikan dari Siapkan daun papaya, daun kelor, dan jahe
kelompok perlakuan. yang masih segar yang telah dicuci dengan
air bersih. Daun papaya dan daun kelor
2. Teknik Penyajian Data dibersihkan dari batang dan tulang daunnya.
Teknik penyajian data dalam penelitian ini Jahe di geprek. Kemudian panaskan air
dituangkan dalam bentuk narasi, tabel atau sebanyak 3.500 mL (± 2-3 gayung) hingga
grafik sesuai variabel penelitian yang mendidih. Selanjutnya masukkan seluruh
diteliti. Tabel adalah suatu penyajian yang bahan kedalam air panas, aduk sesekali.
sistematik dari pada data numeric, yang Masak selama 10 menit. Daun papaya dan
tersusun dalam kolom atau jajaran. daun kelor yang dibutuhkan masing-masing
Sedangkan grafik adalah suatu penyajian sebanyak 500 gram sedangkan jahe
data secara visual (Notoadmodjo, 2018). dibutuhkan sebanyak 100 gram. Setelah itu
rebusan diangkat dan ditiriskan
Alat dan Bahan menggunakan saringan untuk memisahkan
1. Alat : ampas daun papaya, daun kelor dan jahe
Alat yang digunakan dalam penelitian yaitu, dengan larutan hasil ekstraksi. Larutan hasil
Sarung Tangan, Baskom, Panci kecil, rebusan daun papaya, daun kelor, dan jahe
Pemanas (kompor), Sendok makan, Gelas, didiamkan hingga hangat kemudian,
Pisau, Saringan, Timbangan dipindahkan ke dalam gelas untuk diberikan
2. Bahan : kepada objek penelitian.
Bahan yang digunakan dalam penelitian
yaitu, Daun Pepaya (carica papaya L.)500
HASIL PENELITIAN
gram. Daun Kelor/ marungga (moringa
Peneliti melakukan pemberian ekstrak Jahe, Sakit
Kepala ─ ─ ─ ─ ─ ─ ─
Daun Kelor dan Daun Pepaya kepada
Demam ─ ─ ─ ─ ─ ─ ─
Responden, sehingga diproleh hasil sebagai 4 Batuk Ⴕ Ⴕ Ⴕ ─ ─ ─ ─
berikut: Bersin Ⴕ Ⴕ Ⴕ ─ ─ ─ ─
Pilek Ⴕ Ⴕ Ⴕ ─ ─ ─ ─
Suara
Respo-
Serak Ⴕ Ⴕ Ⴕ ─ ─ ─ ─
Tabel Uji Pemberian Ekstrak pada nden D Sakit
Tenggoro
Kelompok Eksperimen/ Perlakuan kan Ⴕ ─ ─ ─ ─ ─ ─
Sakit
Waktu Pemberian Kepala Ⴕ Ⴕ Ⴕ ─ ─ ─ ─
N Respon
Gejala ( Per Hari) Demam Ⴕ Ⴕ Ⴕ ─ ─ ─ ─
o den
1 2 3 4 5 6 7 5 Batuk ─ ─ ─ ─ ─ ─ ─
1 Batuk Ⴕ Ⴕ Ⴕ ─ ─ ─ ─ Bersin ─ ─ ─ ─ ─ ─ ─
Bersin Ⴕ Ⴕ ─ ─ ─ ─ ─ Pilek ─ ─ ─ ─ ─ ─ ─
Pilek Ⴕ ─ ─ ─ ─ ─ ─ Suara
Suara Serak ─ ─ ─ ─ ─ ─ ─
Respon
Respon
Serak Ⴕ Ⴕ Ⴕ ─ ─ ─ ─ Sakit
den E
den A Sakit Tenggoro
Tenggoro kan ─ ─ ─ ─ ─ ─ ─
kan ─ ─ ─ ─ ─ ─ ─ Sakit
Sakit Kepala Ⴕ Ⴕ Ⴕ Ⴕ ─ ─ ─
Kepala Ⴕ Ⴕ Ⴕ ─ ─ ─ ─ Demam Ⴕ Ⴕ Ⴕ ─ ─ ─ ─
Demam ─ ─ ─ ─ ─ ─ ─
2 Batuk Ⴕ Ⴕ ─ ─ ─ ─ ─
Bersin Ⴕ Ⴕ ─ ─ ─ ─ ─ Dari tabel 3.1, dapat kita lihat bahwa
Pilek Ⴕ Ⴕ Ⴕ ─ ─ ─ ─
kelompok eksperimen atau perlakuan
Suara
Serak Ⴕ Ⴕ ─ ─ ─ ─ ─ memiliki gejala yang hampir sama. Tetapi
Respon
Sakit
den B setelah diberi ekstrak Jahe, Daun Kelor dan
Tenggoro
kan ─ ─ ─ ─ ─ ─ ─ Daun Pepaya, adanya perubahan gejala dari
Sakit
yang positif hingga negative, dan pemberian
Kepala Ⴕ ─ ─ ─ ─ ─ ─
Demam Ⴕ ─ ─ ─ ─ ─ ─ ini berlangsung selama 7 hari, dan pada hari
3 Respon Batuk Ⴕ Ⴕ Ⴕ ─ ─ ─ ─ ke- 6 dan ke- 7 tidak adanya gejala yang
den C Bersin Ⴕ Ⴕ Ⴕ ─ ─ ─ ─
Pilek ─ ─ ─ ─ ─ ─ ─ ditimbulkan oleh responden A, B, C, D dan
Suara Responden E. Hal ini dapat membuktikan
Serak ─ ─ ─ ─ ─ ─ ─
Sakit ─ ─ ─ ─ ─ ─ ─ bahwa pemberian ekstrak Jahe, Daun Kelor
Tenggoro dan Daun Pepaya memberikan efek yang
kan
baik bagi kesembuhan penderita ISPA.
Peneliti memberikan ekstrak Jahe, Daun Sakit
Kepala Ⴕ ─ ─ ─ ─ ─ ─
Kelor dan Daun Pepaya dalam suatu wadah
yang memiliki ukuran yang sama kepada Demam Ⴕ ─ ─ ─ ─ ─ ─

setiap responden. Hal ini untuk mencegah 3 Batuk Ⴕ Ⴕ Ⴕ Ⴕ ─ ─ ─

terjadinya perbedaan takaran ramuan Bersin Ⴕ Ⴕ Ⴕ Ⴕ ─ ─ ─

tersebut, yang diberikan kepada responden. Pilek ─ ─ ─ ─ ─ ─ ─

Suara
Respo Serak ─ ─ ─ ─ ─ ─ ─
nden
Tabel Uji Pemberian Ekstrak Pada Sakit
C
Tenggo
Kelompok Kontrol
rokan ─ ─ ─ ─ ─ ─ ─
Waktu Pemberian Sakit
N Respo ( Per Hari) Kepala ─ ─ ─ ─ ─ ─ ─
Gejala
o nden
1 2 3 4 5 6 7 Demam Ⴕ ─ ─ ─ ─ ─ ─
1 Batuk Ⴕ Ⴕ Ⴕ ─ ─ ─ ─ 4 Batuk Ⴕ Ⴕ Ⴕ Ⴕ Ⴕ Ⴕ ─
Bersin Ⴕ Ⴕ ─ ─ ─ ─ ─ Bersin Ⴕ Ⴕ Ⴕ ─ ─ ─ ─
Pilek Ⴕ ─ ─ ─ ─ ─ ─ Pilek Ⴕ ─ ─ ─ ─ ─ ─
Suara Suara
Respo Serak ─ ─ ─ ─ ─ ─ ─ Respo Serak ─ ─ ─ ─ ─ ─ ─
nden nden
Sakit Sakit
A D
Tenggo Tenggo
rokan ─ ─ ─ ─ ─ ─ ─ rokan Ⴕ ─ ─ ─ ─ ─ ─
Sakit Sakit
Kepala Ⴕ Ⴕ Ⴕ ─ ─ ─ ─ Kepala Ⴕ Ⴕ Ⴕ ─ ─ ─ ─
Demam ─ ─ ─ ─ ─ ─ ─ Demam Ⴕ Ⴕ Ⴕ ─ ─ ─ ─
2 Respo Batuk Ⴕ Ⴕ ─ ─ ─ ─ ─ 5 Respo Batuk Ⴕ Ⴕ Ⴕ ─ ─ ─ ─
nden nden
Bersin Ⴕ Ⴕ ─ ─ ─ ─ ─ Bersin Ⴕ Ⴕ ─ ─ ─ ─ ─
B E
Pilek ─ ─ ─ ─ ─ ─ ─ Pilek ─ ─ ─ ─ ─ ─ ─
Suara Suara
Serak Ⴕ Ⴕ ─ ─ ─ ─ ─ Serak Ⴕ ─ ─ ─ ─ ─ ─
Sakit ─ ─ ─ ─ ─ ─ ─ Sakit ─ ─ ─ ─ ─ ─ ─
Tenggo Tenggo
rokan rokan
Sakit Pepaya selama 7 hari. Sedangkan pada kasus
Kepala Ⴕ Ⴕ Ⴕ Ⴕ ─ ─ ─
kontrol didapatkan hasil bahwa rata-rata
Demam ─ ─ ─ ─ ─ ─ ─ kesembuhan Responden 1, 2, 3, 4 dan 5
setelah adanya pemberian ekstrak Jahe,

Dari Tabel 3.2, dapat dilihat bahwa Daun Kelor dan Daun Pepaya yakni pada

kelompok Kontrol rata-rata memiliki gejala hari ke-7. Hal ini dapat membuktikan bahwa

ISPA pada umumnya yakni batuk, bersin, pemberian ekstrak Jahe, Daun Kelor dan

pilek, suara serak, sakit kepala, tetapi ada Daun Pepaya dapat memberikan efek yang

pula responden yang sama sekali tidak baik bagi kesembuhan penderita ISPA.

mengalami demam dan sakit tenggorokan.


Peneliti memberikan ekstrak Jahe, Daun Saran
Kelor dan Daun Pepaya dalam suatu gelas
Perlu adanya pengujian lebih mendalam lagi
yang memiliki ukuran yang sama kepada
terhadap ekstrak Jahe, Daun Kelor dan Daun
setiap responden. Hal ini untuk mencegah
Pepaya sehingga dapat diketahui lebih
terjadinya perbedaan takaran ramuan
banyak lagi manfaat dari ekstrak Jahe, Daun
tersebut, yang diberikan kepada responden.
Kelor dan Daun Pepaya bagi manusia.
Untuk kelompok kontrol, rata-rata
kesembuhan yakni pada hari ke- 7.

PENUTUP
Kesimpulan
Dari eksperimen ekstrak Jahe, Daun Kelor
dan Daun Pepaya pada kelompok
eksperimen/perlakuan dan kelompok kontrol
didapatkan hasil pada kelompok
eksperimen/perlakuan bahwa adanya
perubahan gejala pada responden A, B, C, D DAFTAR PUSTAKA
dan Responden E dari keadaan ada gejala
hingga tidak ada gejala setelah adanya Departemen Kesehatan RI. (2002).
pemberian Jahe, Daun Kelor dan Daun Pedoman pemberantasan penyakit infeksi
saluran pernapasan akut untuk https://doi.org/10.32795/widyakesehatan.v1i2.46
penanggulangan pnemonia pada balita. 3

Jakarta: Dirjen PPM & PLP.


Setyaningrum, R. (2019). Aplikasi Pemberian

Notoadmojo, S. (2012). Metodologi Minuman Herbal Jahe Merah Dan Madu Untuk

Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Mengatasi Ketidakefektifan Bersihan Jalan


Napas Pada Balita Dengan ISPA. Fakultas Ilmu
Cipta
Kesehatan, Universitas Muhammadiyah
Magelang
Profil Kesehatan NTT. (2018). Dinas
Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Timur
WHO. (2003a). Traditional medicine.
Redi Aryanta, I. W. (2019). Manfaat Jahe Diperoleh tanggal 16 April 2021 dari
Untuk Kesehatan. Widya Kesehatan, 1(2), http://www.who.int/inf-fs/en/fact134.html
39–43.

Anda mungkin juga menyukai