Learning Objective:
Memahami pengertian Aspek Kesehatan Jiwa dan Sosial Populasi yang Terpapar Stressor Ekstrem
Mampu menilai status kesehatan jiwa dan sosial dari populasi yang terpapar stressor ekstrem
Mampu merancang program untuk penanganan kesehatan jiwa dan masalah sosial populasi yang terpapar
stressor ekstrem
Mampu menangani permasalahan kesehatan jiwa dan sosial populasi yang terpapar stressor ekstrem
Latar belakang:
Populasi yang terpapar stressor ekstrem antara lain:
Pengungsi
Internally Displaced People
Survivor bencana, maksudnya orang-orang yang selamat pada suatu bencana.
Populasi yang terpapar perang atau genocide (pemusnahan secara teratur terhadap suatu golongan bangsa
kamus)
Populasi ini jumlahnya besar
Resiko untuk terjadinya gangguan jiwa & masalah psikososial
(Utk negara yang sumbernya kurang)
Intervensi sosial mempunyai efek psikologis sekunder
Intervensi psikologis mempunyai efek sosial sekunder
Sehat menurut WHO: Keadaan sempurna fisik, mental dan sosial tidak semata bebas dari penyakit atau
kelemahan.
Seburuk-buruk buta adalah buta hati, seburuk-buruk kesesatan adalah kesesatan setelah menerima
petunjuk, seburuk-buruk permintaan maaf adalah ketika meminta maaf menjelang mati, dan seburuk-
buruk penyesalan adalah penyesalan di hari kiamat
Kiamat tidak terjadi, sehingga kekejian dan saling berbuat keji tersebar, silaturahim terputus dan hubungan
pertetanggaan menjadi buruk
Intervensi untuk populasi terpapar stressor
ekstrem
1. Fase Kedaruratan Akut:
A. Intervensi sosial awal
Pemenuhan kebutuhan mendesak, termasuk :
Pengadaan & arus informasi
Status kedaruratan, harus akurat; misalnya kita menyatakan bahwa statusnya tenang, tapi tiba-tiba
terjadi tsunami lagi, berarti informasi yang kita berikan tidak akurat.
Upaya utk keselamatan fisik, para pengungsi sebaiknya diarahkan ke tempat yang fokus agar tidak
kacau
Informasi upaya utk mengurangi penderitaan
Lokasi kerabat (saat di pengungsian, orang akan berpikir tentang keluarganya, anaknya, istri/suaminya
dimana, bagaimana keadaan mereka, so agar ga pada ribut, informasi tentang keberadaan anggota
keluarga sangatlah perlu untuk disampaikan), kemungkinan penyatuan kembali
Informasi harus sederhana (mudah dimengerti oleh anak berusia 12 tahun)
Pelacakan keluarga
Informasi keberadaan petugas (kesehatan, distribusi makanan, dsb)
Buat tempat perlindungan untuk menjaga kebersamaan keluarga & masyarakat
Tempat ibadah (sangat perlu, karena pada situasi gawat orang biasanya akan lebih ingat dan
mendekatkan diri kepada Tuhannya), sekolah, penyediaan air
Pengelolaan jenazah (agar tidak muncul masalah-masalah penyakit baru)
Alhamdulillah selese
Segini dulu ya HSC edisi ini, moga bermanfaat, kalo da saran, croscek dan perbaikan silahkan ke anis-
10277. CU.