Anda di halaman 1dari 8

H eal t h S t u dy C l ub 2 0 0 2

ILMU KEDOKTERAN JIWA 1

Kuliah Tanggal 11 Mei 2005


Oleh: dr. Mahar Agusno, Sp. KJ.

Aspek Kesehatan Jiwa dan Sosial


Populasi yang Terpapar Stressor Ekstrem
serta Penatalaksanaannya
Assalamualaikum..
Temen-temen, HSC kali ini adalah edisi minimalis, tanpa tambahan dari manapun, cuma slide +
penjelasan Pak Dosen pas kuliah, coz aq dah nyari2 buku di perpus tapi ga ada yang nulis materi
trauma ekstrim seperti ini , di SINOPSIS PSIKIATRI-nya kaplan & sadock ga dibahas, dan lagi di
HSC 01 jg ga masukin, so.mohon dimengerti (memang paling mudah kok ya, minta orang lain buat
ngertiin diri kita).
Ya udah, met belajar saja, jangan lupa berdoa, semoga diberi kefahaman !?!

Learning Objective:
Memahami pengertian Aspek Kesehatan Jiwa dan Sosial Populasi yang Terpapar Stressor Ekstrem
Mampu menilai status kesehatan jiwa dan sosial dari populasi yang terpapar stressor ekstrem
Mampu merancang program untuk penanganan kesehatan jiwa dan masalah sosial populasi yang terpapar
stressor ekstrem
Mampu menangani permasalahan kesehatan jiwa dan sosial populasi yang terpapar stressor ekstrem

Latar belakang:
Populasi yang terpapar stressor ekstrem antara lain:
Pengungsi
Internally Displaced People
Survivor bencana, maksudnya orang-orang yang selamat pada suatu bencana.
Populasi yang terpapar perang atau genocide (pemusnahan secara teratur terhadap suatu golongan bangsa
kamus)
Populasi ini jumlahnya besar
Resiko untuk terjadinya gangguan jiwa & masalah psikososial
(Utk negara yang sumbernya kurang)
Intervensi sosial mempunyai efek psikologis sekunder
Intervensi psikologis mempunyai efek sosial sekunder
Sehat menurut WHO: Keadaan sempurna fisik, mental dan sosial tidak semata bebas dari penyakit atau
kelemahan.

Aspek Kesehatan Jiwa dan Sosial Populasi yang


86
Terpapar Stressor Ekstrem
Stressor Ekstrem mis bencana alam & kekerasan (konflik
sipil & peperangan) bisa mengakibatkan a.l.:
Kematian
Luka-luka
Kerugian harta benda
Gangguan Mental
Permasalahan Psikosial

Gangguan mental akibat Stressor Ekstrem


Terjadi pada individu yang:
mengalami,
menyaksikan,
dihadapkan pada kejadian yg bisa mengakibatkan kematian,
kematian sesungguhnya
cedera serius
ancaman integritas fisik diri sendiri atau orang lain
Pada masa krisis:
Gangguan Stress Akut
Terjadi pada masa kurang dari 1 bulan sesudah trauma
Pada masa sesudah masa kritis
Gangguan Stress Paska Trauma:
Terjadi pada masa 1 bulan sesudah trauma & bisa berlangsung sampai beberapa puluh tahun
Terjadi segera sesudah mengalami trauma pd individu yg pernah mengalami gangguan yang sama
sebelumnya

Seburuk-buruk buta adalah buta hati, seburuk-buruk kesesatan adalah kesesatan setelah menerima
petunjuk, seburuk-buruk permintaan maaf adalah ketika meminta maaf menjelang mati, dan seburuk-
buruk penyesalan adalah penyesalan di hari kiamat

Gejala & Tanda


Gejala dapat dikelompokkan dalam
1. Intrusion:
- Ingatan tentang trauma yang tak diharapkan
- Penghayatan kembali pengalaman traumatis (flashback)
2. Avoidance:
- Menghindar ikatan emosi dengan orang lain
- Mati rasa secara emosi
- Hanya dapat mengikuti aktifitas rutin & bersifat mekanis
- Menghindar dari situasi atau aktivitas yang mengingatkan kembali kejadian traumatis
3. Hyperarousal:
- Iritabel
- Emosi mudah meledak
- Insomnia (ga bisa/ susah tidur)
- Mudah terkejut
- Sulit konsentrasi & mengingat informasi baru
4. Perjalanan:
- Menghilang
- Menetap sampai beberapa tahun 87
- Disertai gejala psikiatrik lain:
- Depresi
- Perasaan bersalah mengapa tetap hidup
- Penyalahgunaan alcohol dan zat lainnya
- Kontrol diri kurang resiko bunuh diri

Permasalahan psikososial akibat stressor ekstrem:


Pak dosen ngasih contoh: saat terjadi banjir, seorang anak akan merasa sangat senang karena melihat air, tapi
begitu melihat orangtuanya dan orang-orang di sekelilingnya pada ngangkutin barang-barang dengan hiruk-pikuk
maka anak akan menjadi bingung.
Meliputi populasi yang luas
Individu yang traumatized populasi yang traumatized
Penurunan produktifitas (orang-orang yang mengalami trauma produktivitasnya akan menurun karena
biasanya mereka enggan melakukan sesuatu, kerjaannya cuma merenung atau malah teriak histeris karena
masih kebayang peristiwa yang barusan ia alami)
Beban bagi orang lain
Komplikasi depresi: bunuh diri
Infra struktur rusak, misal: sekolah, bangunan-bangunan lain, jaringan listrik & telepon, aliran air, dll.
Aktifitas hidup sehari-hari? permasalahan hidup yg lain (timbul masalah karena orang yang biasa hidup
enek, fasilitas apapun tersedia, tiba-tiba harus hidup dalam keadaan darurat tanpa listrik, tanpa air)
Sampai kapan?
Stresor tambahan, misalnya banyaknya orang di kamp pengungsian juga akan menimbulkan masalah baru
Orang tua meninggal anak yatim piatu
Problem pengasuhan anak:
Hukum
Budaya
Institusi, dll
Identifikasi, dll (anak yang orang tuanya meninggal akan bisa diidentifikasi oleh tetangga, tenaga kesehatan,
dsb)
Kelompok riskan: anak, wanita, orang yg kehilangan anggota keluarga, & minoritas
Sistem kesehatan? (Sistem kesehatan yang hancur akan menimbulkan stressor tambahan)
Permasalahan di pengungsian (Apakah cukup aman? Bagaimana sanitasinya? Apakah sumber air mencukupi?
Apakah tersedia sarana MCK?)
Kejadian traumatik sering terjadi
Fasilitas kesehatan (jiwa) yang tersisa/terdekat ?
Bagaimana mengakses (yang menjadi masalah utama adalah transportasi. Kalaupun sarana kesehatan
puskesmas, RS tidak terkena bencana, tapi kalau jalan rusak, jembatan putus, tak ada kendaraan ya sama
saja ga bisa diakses)
Sistem rujukan
Bagaimana membangun kembali? (ketiadaan tenaga kesehatan akan mempersulit upaya untuk membangun
kembali dibandingkan kalau cuma gedungnya yang hancur tapi tenaganya masih banyak)
Tenaga kesehatan (jiwa) meninggal/ hilang
Recruitment?
Training health provider? (apakah tenaga-tenaga yang ada orang awam- bisa dilatih untuk menanggulangi
masalah kesehatan)
Tenaga pelayanan masyarakat yg traumatized pelayananan yg traumatized generasi berikutnya yg
traumatized. Maksudnya kalau tenaga kesehatan yang ada mengalami truma, maka dalam memberikan
pelayanan juga tidak bagus, nah orang-orang yang dilayanipun juga akan mengalami hal yang sama.
Efeknya akan jauh lebih buruk jikan para guru juga mengalami trauma, karn nanti saat mengajar, nilai-nilai yang
ditanamkannya bersifat patologis.
Prinsip Umum : 88
1. Persiapan sebelum terjadi keadaan darurat:
Pengembangan sistim koordinasi dengan tokoh lokal
Membuat rancangan yang teliti
Pelatihan petugas yang relevan, misalnya dengan membekali mereka tentang budaya masyarakat setempat.
Contoh: ada anak-anak yang ketakutan , biasanya ia tidur bersama orang tuanya, nah pada bencana ini ia terpisah
dengan orang tuanya, dia nangis terus ketika saat harus tidur sendiri, tapi begitu ada orang dewasa di dekatnya ia
jadi tenang, berhenti nangisnya; relawan terutama orang asing kan ga tau budaya beginian so, harus transfer ke
mereka.
2. Pengukuran kondisi lokal:
Budaya
Riwayat & permasalahan,
Persepsi terhadap distress & penyakit, masing-masing orang punya persepsi yang berbeda tentang
bencana; ada yang nganggep bencana sebagai suatu takdir sehingga ia lebih bisa menerima dengan
lapang, lebih tahan terhadap stress.
Jalan ke luar, yang dilakukan oleh tenaga sukarelawan mungkin berbeda dengan apa yang diharapkan oleh
masyarakat setempat/ korban, sehingga harus bertukar pikiran or sharing.
Sumber yang ada,
Urgensi kebutuhan, kebutuhan yang dirasa vital bagi masyarakat kita dahulukan pengusahaannya, misalnya
sesaat setelah gempa biasanya masyarakat butuh informasi tentang keberadaan keluarganya.
Sumber eksternal dsb.
3. Kolaborasi:
Kerjasama antar lembaga/ organisasi baik pemerintah, swasta ataupun LSM sangat penting bagi kelangsungan
dalam membangun kembali saerah bencana.
Dengan organisasi (non) pemerintah yg sedang bekerja di sana
Jaga kelangsungan kegiatan
Koordinasi, harus ada! Tidak boleh sepotong-sepotong
Staf & Staf managemen harus diambil orang lokal
4. Integrasi dengan Puskesmas
5. Akses untuk melayani kesehatan bagi semuanya, jangan hanya difokuskan untuk yang kena trauma saja,
tetapi dengan memberikan pelayanan bagi semua kita akan dapat memilah mana yang kena trauma, mana yang
tidak.
6. Pelatihan dan supervisi. Penduduk setempat/ tokoh masyarakat diberi pelatihan untuk menangani masalah
kesehatan dalam kondisi darurat. Yang perlu diperhatikan adalah adanya supervisi, jangan sampai setelah
training selesai dah dilepaskan begitu saja.
7. Perspektif jangka panjang,
berbasis masyarakat
Intervensi sosial
8. Monitoring & Evaluasi dengan indikator tertentu. Indikator yang bisa dipakai misalnya jumlah

Fase pada populasi yang terpapar stressor ekstrem


1. Fase Kedaruratan Akut:
Angka kematian kasar meningkat akibat kekurangan kebutuhan dasar karena keadaan darurat: (jadi bukan
karena bencana itu sendiri)
Makan
Perlindungan (contoh: banyak mayat yang tidak segera dikubur akan mempermudah timbulnya penyakit
infeksi tertentu dan menular)
Keamanan
Air (air yang sangat terbatas akan mempermudah pewnularan penyakit kolera)
Sanitasi
Akses ke pelayanan kesehatan primer
Manajemen penyakit menular
2. Fase rekonsilidasi: 89
Kebutuhan dasar sudah sebanding lagi dengan keadaan sebelum kedaruratan

Kiamat tidak terjadi, sehingga kekejian dan saling berbuat keji tersebar, silaturahim terputus dan hubungan
pertetanggaan menjadi buruk
Intervensi untuk populasi terpapar stressor
ekstrem
1. Fase Kedaruratan Akut:
A. Intervensi sosial awal
Pemenuhan kebutuhan mendesak, termasuk :
Pengadaan & arus informasi
Status kedaruratan, harus akurat; misalnya kita menyatakan bahwa statusnya tenang, tapi tiba-tiba
terjadi tsunami lagi, berarti informasi yang kita berikan tidak akurat.
Upaya utk keselamatan fisik, para pengungsi sebaiknya diarahkan ke tempat yang fokus agar tidak
kacau
Informasi upaya utk mengurangi penderitaan
Lokasi kerabat (saat di pengungsian, orang akan berpikir tentang keluarganya, anaknya, istri/suaminya
dimana, bagaimana keadaan mereka, so agar ga pada ribut, informasi tentang keberadaan anggota
keluarga sangatlah perlu untuk disampaikan), kemungkinan penyatuan kembali
Informasi harus sederhana (mudah dimengerti oleh anak berusia 12 tahun)
Pelacakan keluarga
Informasi keberadaan petugas (kesehatan, distribusi makanan, dsb)
Buat tempat perlindungan untuk menjaga kebersamaan keluarga & masyarakat
Tempat ibadah (sangat perlu, karena pada situasi gawat orang biasanya akan lebih ingat dan
mendekatkan diri kepada Tuhannya), sekolah, penyediaan air
Pengelolaan jenazah (agar tidak muncul masalah-masalah penyakit baru)

B. Intervensi Psikologis fase Akut:


a. Kontak Puskesmas atau pelayanan darurat setempat:
Kelola gejala psikiatris mendesak (mis depresi berat, agitasi)
Pastikan tersedianya psikofarmaka
Jangan hentikan psikofarmaka bagi orang yg sudah sakit jiwa sebelumnya
b. Pertolongan pertama secara psikologis:
Mendengarkan
Empati
Akses kebutuhan
Jangan paksakan berbicara
Cegah dari stressor lainnya (misalnya kalau pasien diam, ga mau jawab ya jangan dipaksa-paksa
jawab, cos ini akan menambah stressor bagi dia)
Tanpa obat2an (obat-obatan diberikan ketika memang diperlukan).
Pak dosen kemaren tanya: bagaimana pendekatan awal yang dilakukan sebagai pertolongan pertama
kepada anak kecil? Jwb-ajak dia bermain-main sebagai entry, kalo bawa mainan jangan yang lux, tapi
bawa mainan yang biasanya dipake di tempat itu-.
c. Upayakan kembali kegiatan budaya (misal; jika penduduk setempat biasa ngobrol-ngobrol di pos ronda
atau warung kopi, giatkan lagi kebiasaan ini) dan keagamaan
d. Upayakan kegiatan yg memfasilitasi pengikutsertaan janda, duda, yatim piatu & yang kehilangan keluarga
pada jaringan sosial.
e. Upaya kegiatan rekreasi (perhatikan macam mainan)
f. Upayakan sekolah lagi
g. Libatkan remaja & dewasa pada kegiatan
h. Jika fase akut berlarut2 lakukan latihan masyarakat secara luas.
C. Pendidikan Masyarakat:
Penekanan pada harapan untuk rekoveri secara alamiah (bisa dengan ngumpul bareng kemudian sharing). 90
Informasi psikopatologi terlalu dini potensi memperburuk keadaan.
2. Fase Rekonsolidasi
Intervensi sosial yg kontinyu seperti pada fase kedaruratan akut
Lakukan outreach & psikoedukasi mulai setelah 4 minggu (sebelum masa ini ga perlu kehadiran psikiater)
Penerapan koping secara positip (lihat manusia dari potensi yang ada, kemudian mulai kembangkan)
Jika ekonomi merupakan issue utama, lakukan pembangunan ekonomi (mis, mikrokredit, peningkatan
pendapatan)-pembangunan ekonomi disesuaikan dengan potensi sebelumnya, misalnya yang
sebelumnya dagang, ya dikasih modal untuk bisa berjualan lagi-.
Intervensi psikologis:
Didik petugas pertolongan kemanusiaan dg ketrampilan pelayanan psikologis utama (tularkan
pengetahuan tentang empati, dengan sistem multilevel helping sebagai metode kaderisasi)
Latih & supervisi petugas puskesmas akan kesehatan mental dasar (tentang klasifikasiny, sehingga bisa
membedakan, dan akhirnya diharapkan bisa memberikan penanganan yang tepat, tidak rancu)
Latih & supervisi pekerja masyarakat (mis, kader)
Kerjasama dengan penyembuh tradisional
Fasilitasi kelompok suportif utk menolong diri sendiri yg berbasis masyarakat
Memperkuat pelayanan psikiatri di masyarakat
Pembentukan sistem pelayanan kesehatan masyarakat dengan kesehatan jiwa sbg elemen inti, - saat ini
di puskesmas belum tersedia pelayanan kesehatan jiwa-.

Alhamdulillah selese
Segini dulu ya HSC edisi ini, moga bermanfaat, kalo da saran, croscek dan perbaikan silahkan ke anis-
10277. CU.

SOAL SOAL MID SEMESTER a. Faktor budaya e. Kecerdasan intelektual


TAHUN 2005 b. Faktor genetika 11.Termasuk ruang lingkup psikiatri
1. Faktor predisposisi cemas: c. Konflik keluarga kecuali:
a. Infeksi intracranial d. Post infeksi typhoid a. Enuresis
b. Bencana alam e. BSSD b. Perkosaan
c. Factor budaya 7. Dipisah terlalu awal dengan ibu c. Tindak criminal
d. Konflik dengan keluarga menyebabkan gangguan jiwa dan d. IP rendah
e. Trauma kepala termasuk faktor: e. Kemiskinan
2. Cemas fisiologis dapat a. Psikoedukatif 12. Kepercayaan supranatural
disebabkan oleh: b. Psikologis muncul di jaman:
a. Phobia c. Psikiatrik 1. takhayul
b. Konflik yang dapat direpresi d. Temperamen 2. demonologi
dengan baik e. Watak 3. modern
c. Masalah yang tidak efektif 8. Pemeriksaan multiaksial dalam 4. millenium
dipikirkan penegakan diagnosis gangguan 13. keengganan membawa pnderita
d. Pertahanan diri imatur jiwa, kecuali. gangguan jiwa ke RSJ karena:
e. Gangguan hormonal 9. Faktor organobiologik yang 1. penderita sudah sembuh
3. Cemas normal dapat terjadi pada: terpenting pada gangguan jiwa, 2. waktu pengobatan lama
a. Penyakit kanker kronis kecuali: 3. tujuan terapi jelas
b. Saat pertama masuk a. Gangguan cerebral 4. simtom kurang dimengerti
sekolah b. Gangguan fisik 14.
c. Tertimpa bencana alam c. Gangguan hormonal 15.
d. Obsesif kompulsif d. Warna kulit 91
16. Intelegensi praktis dan sensori
e. Hysteris e. Neurotransmitter motor diajukan oleh:
10. Cara paling baik untuk a. Freud
4. Beda antara ketakutan dan mengatasi stress adalah, b. Piaget
kecemasan. kecuali:..... c. Bowlby
5. fungsi adaptif dari kecemasan. a. Mekanisme pertahanan ego d. Thaindhe
.. b. Tidak mengacuhkan stress e. Wolfe
6. Termasuk etiologi gsngguan jiwa c. Berorientasi pada tugas 17.
yang sebagai faktor predisposisi: d. Kematangan kepribadian
18. Menurut Freud labih 3. Senyum sendiri, 1. Meningkatkan test realitas
menekankan pada menyeringai, prognosis 2. Meningkatkan rasa
perkembangan: jelek, menyendiri kebersamaan
19. Perkembangan social dari Freud 4. Onset umumnya setelah 3. Mengurangi isolasi social
lebih berkaitan dengan 50 tahun, suasana 4. Meningkatkan
perkembangan: perasaan hangat, akut penggunaan hadiah
a. Sosial 30. Pedoman diagnosis untuk ekonomi atau bukan
b. Kepribadian skizofren tak terinci harus ekonomi
c. Kognitif memenuhi criteria ini: 38. ECT diindikasikan bagi:
d. Emoosi 1. Memiliki criteria diagnostic 1. Pasien katatonik
e. Psikomotorik skizofren 2. Karena suatu hal tidak
20. 2. Memiliki criteria skizofren bisa mengguanakan anti
21. paranoid, hebrefenik, atau psikotik
22. Autisme pada anak lebih katatonik 3. Pasien skizofren sakit
berkaitan dengan hambatan 3. Tak memenuhi criteria kurang dari 1 tahun
perkembangan: skizofren residual atau 4. Pasien depresi berat
a. Kepribadian depresi paska skizofren dengan percobaan bunuh
b. Sosial 4. Memenuhi criteria diri
c. Psikomotor diagnostic skizofren 39.
d. Emosi simplek 40. Tardive dyskinesia karena anti
e. kognitif 31. untuk mendiagnosis manik, psikotik typical biasanya pada
23. gejala pokok yang harus ada: daerah:
24. Stigma terhadap gangguan jiwa a. Harga diri melambung 1. Wajah
muncul karena: b. Euforia 2. Tungkai
1. Adanya takhayul c. Pikiran serba super 3. Mulut
2. Gangguan jiwa tidak dapat d. BSSD 4. Telinga
disembuhkan e. Semua benar 41. hal-hal di bawah yang terkait
3. Persepsi masyarakat yang dengan akathisia:
salah 32. Terapi skizofren: 1. Ditandai dengan
4. Fenomena gangguan jiwa 1. Psikofarmaka kegelisahan motorik
sangat jelas 2. ECT 2. Mengenai 20-50% yang
25. 3. Psikoterapi diobati dengan apg i
26. Kepercayaan bahwa gangguan 4. Terapi organobiologik 3. Paling baik diobati dengan
jiwa timbul karena gangguan propanolol 30-50 mg/hari
setan, merupakan sisa-sisa 33. Parkinsonisme akibat 4. Tidak mampu duduk
sejarah jaman: penggunann APG I ditandai dengan tenang
1. Primitive dengan gejala: 42. Gejala parkinsonisme ialah sbb:
2. Filsafat 1. Rigiditas 1. Rigiditas
3. Demonology 2. Tremor 2. Tremor
4. Ilmiah 3. Akinesia 3. Bradikinesia
27. Cara penyembuhan penderita 4. Bradikinesia 4. Akinesia
gangguan jiwa dengan 34. 43. Obat anti psikosis yang memiliki
memandikannya merupakan 35. Gejala primer skizofren menurut efek sedative kuat:
cara yang kuno sekali, yaitu Bleuler ialah: 1. Haloperidol
campuran antara: 1. asosiasi longgar 2. Sulpiride
1. Filsafat 2. gangguan afek 3. Influoperazine
2. Demonology 3. ambivalensi 4. Chlorpromazine
3. Metafisika 4. autisme
4. Religiosa
28.
44. DD skizofren: 92
36. Jenis skizofren yang paling 1. Gangguan mood
29. Di bawah ini merupakan banyak adalah: 2. Gangguan kpribadian
skizofren hebrefenik: a. Residual 3. Malingering
1. Mulai 15-25 tahun, b. Paranoid 4. Gangguan psikotik
suasana perasaan c. Katatonik sekunder
dangkal, cekikikan d. Hebefrenik 45. Penyalahgunaan NAPZA
2. Command automat, e. Tak tergolongkan termasuk dalam ruang lingkup
prognosis baik 37. Terapi kelompok untuk penderita psikiatri
skizofren bermanfaat untuk: Sebab
Penyalahgunaan NAPZA dapat sebab 56. Perkembangan motorik dan
menyebabkan gangguan mental Gejala ekstra pyramidal meliputi bicara serta.. sosial dapat
psikotik akatisia, distonia, dipelajari dari orang tua
46. Fase demonologi adalah fase parkinsonisme, tardive sebab
awal perkembangan sejarah diskinesia Kekurangan kasih sayang perlu
psikiatri dihhilangkan secara bertahap
Sebab 57. Tekanan yang kronis dapat
Fase demonologi orang hanya 52. Kontribusi ilmu psikologi dapat menyebabkan kesulitan makan
percaya bahwa gangguan jiwa pada promosi, prevalensi, dqan pada bayi dan anak
adalah akibat gangguan setan terapi dalam kesehatan sebab
47. sebab Anak harus diberi makanan
48. Meyer menyatakan bahwa Ilmu psikologi harus dipelajari ekstra yang cukup
gangguan skizofren dan oleh setiap mahasiswa 58. Permulaan disiplin dapat
gangguan mental lainnya kedokteran mempengaruhi kebahagiaan
disebut sindrom reaksi skizofren anak dan bayi
sebab sebab
Munculnya skizofren dan 53. Gangguan psikiatrik dapat Anak jangan diajari disiplin agar
gangguan mental lainnya dapat terejadi karena perkembangan tidak terganggu kebahagiaannya
diakibatkan reaksi terhadap yang buruk 59. Depresi pada orang tua terjadi
stress kehidupan sebab karena anak sudah tidak butuh
49. Antipsikotik gol II kurang Psikologi perkembangan harus lagi
mrnimbulkan gejala ekstra diterapkan dengan baik sebab
pyramidal Orang tua perlu persiapan
sebab 54. Koping pasien terhadap sakit menghadapi kesendirian
Antipsikotik gol II mempunyai dan gangguan psikiatrik 60. Hubungan remaja dan orang tua
kerja utama menghambat atau dipelajari dalam psikologi dapat terjadi kesenjangan
memblok reseptor Dopamin II kedokteran sebab
(D-2) sebab Remaja dapat mengalami
50. Skizofren residual mempunyai Semua pasien harus diajari kecemasan bila orang tua
prognosis buruk kopping yang benar sangat otoriter
sebab
Pada skizofren residual
disominasi oleh gejala negative, 55. Gangguan perkembangan pada
perjalanan kronik, respon terapi bayi selalu berhubungan dengan Maap, soal-soalnya ga lengkap.
Makasih buat temen-temen yang
terhadap antipsikotik kureng hubungan ibu-bayi
dah mau nyatet dan ngumpulin soal,
baik sebab smoga jadi amal kebaikan, kan
Ibu harus memberikan kasih sebaik-baik manusia adalah yang
51. Dalam hal terjadinya gejala saying yang cukup kepada bayi memberikan manfaat bagi orang
ekstrapiramidal, penggunaan lain. makasih juga buat yang ga
nulis. Besok kalo aku ada yang
antipsikotik gol II lebih baik inget lagi insya 4JJI tak tambahin.
disbanding antipsikotik gol I Jawab sendiri saja yahhh..

Anda mungkin juga menyukai