Anda di halaman 1dari 4

A.

Pengertian Anak Berkebutuhan Khusus oleh Beberapa Ahli


1. Menurut Suron dan Rizzo anak berkebutuhan khusus adalah anak yang
memiliki perbedaan dalam keadaan dimensi penting dari fungsi
kemanusiaannya. Mereka secara fisik, psikologis, kognitif atau sosial
terhambat dalam mencapai tujuan kebutuhan dan potensinya secara
maksimal, sehingga memerlukan penanganan yang terlatih dari tenaga
professional (Hamdani, 2010).
2. Menurut Heward dan Orlansky (1992:8) yang dimaksud dengan anak
berkebutuhan khusus adalah anak-anak yang memiliki atribut fisik atau
kemampuan belajar yang berbeda dari anak normal, baik di atas atau di
bawah, yang tanpa selalu menunjukkan pada ketidakmampuan fisik,
mental, atau emosi, sehingga membutuhkan program individual dalam
pendidikan khusus (Handayani, 2013: 3).
3. Grossman (1983) yang secara resmi digunakan AAMD (American
Association on Mental Deficiency) sebagai berikut: Mental retardation
refers to significantly subaverage general intellectual functioning resulting
in or adaptive behavior and manifested during the developmental period.
(Hallahan & Kauffman, 1988: 47). Artinya, ketunagrahitaan mengacu pada
fungsi intelektual umum yang secara nyata (signifikan) berada di bawah
rata-rata (normal) bersamaan dengan kekurangan dalam tingkah laku
penyesuaian diri dan semua ini berlangsung (termanifestasi) pada masa
perkembangannya (Rochyadi, 2008: 6.5).
4. Menurut Frieda Mangunsong (2009), ABK merupakan anak yang
menyimpang dari rata-rata anak normal dalam hal: ciri-ciri mental,
kemampuan-kemampuan sensorik, fisik dan neuromaskular, perilaku sosial
dan emosional, kemampuan berkomunikasi, maupun kombinasi dua atau
lebih dari hal-hal di atas sejauh ia memerlukan modifikasi dari tugas-tugas
sekolah, metode belajar atau pelayanan terkait lainnya, yang ditujukan
untuk pengembangan potensi atau kapasitasnya secara maksimal
(Hamdani, 2013: 3).
5. Lynch (1994:1) mendefinisikan anak yang membutuhkan pendidikan
khusus sebagai berikut: Children with special educational needs as all
those who permanently or temporarity during their school careers have
need of special educational responses on the part of the teacher, this
institution and/or the system by dint of their physical, mental or multiple
impairment or emotional condition or for reasons of situational of
disadvantage. Artinya, anak yang membutuhkan pendidikan khusus
adalah anak yang secara permanen atau temporer selama jenjang sekolah
mereka memerlukan penanganan pendidikan khusus dari pihak guru,
institusi, dan/atau sistem sebagai akibat kelainan mereka baik secara fisik,
mental, atau gabungannya, atau kondisi emosi, atau karena alasan situasi
yang kurang menguntungkan (Mahmud, 2003: 8).

Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas, dapat disintesiskan anak


berkebutuhan khusus sebagai kelompok anak yang mengalami gangguan fungsi
kemanusiaan (fisik, intelegensi, emosional dan sosial) selama masa perkembangan
sehingga peran tenaga ahli sangat signifikan dalam upaya menyesuaikan diri dan
menerima program belajar sesuai dengan karakteristik dan kapasitasnya.

B. Pentingnya Mempelajari Pendidikan ABK Bagi Guru SD


Pendidikan merupakan hak setiap warga negara, sebagai wadah dalam proses
belajar, untuk mengembangkan kemampuan intelegensi, skill, serta potensi yang ada
dalam diri setiap individu. Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sisdiknas menunjukkan bahwa setiap anak berhak untuk meningkatkan segala potensi
yang ada dalam dirinya melalui pendidikan. Akan tetapi tidak semua anak terlahir
dalam kondisi normal dan sempurna. Banyak dijumpai anak-anak yang lahir dengan
kondisi yang kurang normal, yang memiliki gangguan pada perkembangan fisik dan
mentalnya.
Pendidikan dasar yang digeluti oleh anak-anak usia 6-12 tahun tentu
menyajikan fenomena karakteristik dan kepribadian siswa yang berbeda-beda. Tidak
bisa dipungkiri, beberapa diantara mereka mengalami gangguan mental di luar anak-
anak normal pada umumnya. Menghadapi realita seperti ini, guru dituntut agar tidak
membeda-bedakan setiap siswa yang diajarnya ataupun hanya condong kepada siswa
yang dianggap lebih mampu dalam menerima pelajaran.
Guru diharapkan memiliki pemahaman yang benar mengenai anak
berkebutuhan khusus sehingga dapat membantu dalam menempatkan dan memberi
layanan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan anak tersebut. Peraturan
Pemerintah No. 72/1991 tentang Pendidikan Luar Biasa pasal 18 lebih lanjut
mengisyaratkan bahwa peserta didik berhak memperoleh perlakuan, bantuan fasilitas
belajar, dan melajutkan tingkat sekolah yang lebih tinggi sesuai dengan kelainan yang
disandang dan peraturan yang berlaku. Maka demikian, pemahaman yang jelas
tentang siapa dan bagaimana anak berkebutuhan khusus, merupakan hal yang sangat
penting bagi guru untuk dapat menyelenggarakan layanan pendidikan dan pengajaran
yang tepat bagi krakteristik anak berkebutuhan khusus.
Daftar Rujukan

Antari, Ni Nengah Madri. 2012. Modul: Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus.


Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha.
Hamdani, Wawan. 2010. Pengertian Anak Berkebutuhan Khusus Menurut Beberapa
Ahli. Diambil tanggal 2 Maret 2017, dari
https://www.academia.edu/11347343/Pengertian_anak_berkebutuhan_khusus_
menurut_beberapa_ahli.
Handayani, Indar Mery. 2013. Interaksi Sosial Anak Berkebutuhan Khusus di SDN
016/016 Inklusif Samarinda (Studi Kasus Anak Penyandang Autis) oleh
Dosen Universtas Mulawarman. eJournal Sosiatri-Sosiologi, Volume 1,
Nomor 1, 2013: 1-9.
Mahmud, Muhdar. 2003. Layanan Bimbingan bagi Anak Berkebutuhan Khusus di
Sekolah Dasar Wilayah Kota Bandung. Tesis Program BP-BAK PPs UPI,
2003: 1-105.
Rochyadi, E. 2008. Pengantar Pendidikan Luar Biasa: Modul 6 Karakteristik dan
Pendidikan Anak Tunagrahita. Jakarta: Universitas Terbuka.

Anda mungkin juga menyukai