Gangguan jalan
Step 1
2. Tremor gerakan otot yang terjadi secara terus menerus yang tidak disadari
dan disegaja
3. rigditas kekakuan pada otot karna peningkatan tonus otot secara involunter
4. step gait ataksia suatu gangguan koordinasi otot dengan ssp ditandai
dengan jalan lambat atau selangkah demi selangkah
STEP 2 :
STEP 3 :
1 . UMN :
- kortikobulbar
Pathway :
- epinerpin
kelainan neurologis :
*Globus palidus dan substansia nigra pars retikularis berhub lgs dg talamus
(tidak ada yang menghalangi gaba dan dopamine ) terus-terusan kasih signal
ke korteks jika dopamin turun gerakan volunter terus menerus
Eksitatorik berlebih
4. apa hubungan riwayat stroke 1 tahun yang lalu dengan keluhan pasien
padda skenario ?
- tremor patologis
1. tremor istrahat : ex: tangan ditaruh diatas paha tremor sedikit (tidak ada
usaha melawan graitasi )
Tremorkinetik :
- Tremor fisiologis gerakan yang diserai kontraksi otot ( sadar) ex: saat
capek dan obat dosis tinggi
- rigiiditas
- bradikinesia
- tremor
DD :
2. CHOREA involunter
3. Huntington disease
penunjang :
PF :
GCS : normal
TD : meningkat
Napa : normal
1 . UMN :
- kortikobulbar
- epinerpin
Sistem ekstrapiramidal
*Globus palidus dan substansia nigra pars retikularis berhub lgs dg talamus
(tidak ada yang menghalangi gaba dan dopamine ) terus-terusan kasih signal
ke korteks jika dopamin turun gerakan volunter terus menerus
Eksitatorik berlebih
4. apa hubungan riwayat stroke 1 tahun yang lalu dengan keluhan pasien
padda skenario ?
TREMOR
Tremor adalah gerakan osilatorik (repetitif dalam suatu ekuilibrium) ritmis yang
involunter, dihasilkan oleh otot-otot yang kerjanya berlawanan satu sama lain
(resiprokal). Keterlibatan otot agonis dan antagonis membedakan tremor dari
klonus (klonik). Secara umum tremor dibagi menjadi tremor normal (fisiologis)
dan tremor abnormal (patologis).
Tremor fisiologis merupakan fenomena normal yang dapat terjadi dalam keadaan
terjaga atau selama fase tertentu selama tidur. Frekuensinya berkisar 8-13 Hz
(10 Hz), dan lebih rendah pada orang tua dan anak-anak. Tremor ini dihasilkan
oleh getaran pasif akibat aktivitas mekanik jantung (balistocardiogram). Sifat
tremor sangat halus dan tidak dapat dilihat secara kasat mata. Tremor fisiologis
dapat ditingkatkan oleh kondisi emosi (takut, cemas) dan latihan fisik.
Sedangkan tremor patologis (secara klinis kadang disebut tremor saja) memiliki
ciri: disebabkan oleh hal-hal yang bersifat patologis, paling sering melibatkan
otot-otot distal ekstremitas (khususnya jari dan telapak tangan), lalu otot-otot
proksimal, kepala, lidah, rahang dan korda vokalis. Frekuensiya 4-7 Hz. Dengan
bantuan EMG, tremor patologis dapat diklasifikasikan berdasarkan
kekerapannya, hubungan dengan postur dan gerakan volunter, pola bacaan EMG
pada otot yang bekerja berlawanan, serta respons terhadap pemberian obat
tertentu.
Tabel 1. jenis-jenis tremor
Tremor Postural dan Aksi (kedua istilah ini sering dipertukarkan) terjadi ketika
tubuh dan ekstremitas dipelihara (dipertahankan) dalam posisi tertentu
terutama untuk menjaga postural dan melawan gravitasi (misal: merentangkan
kedua lengan di depan dada). Karena untuk mempertahankan posisi tsb
dibutuhkan kerja sejumlah otot ekstensor. Tremor ini dapat muncul pada gerakan
aktif dan meningkat apabila kebutuhan gerakan semakin tinggi. Tremor
menghilang apabila ekstremitas direlaksasi namun muncul kembali bila otot
yang bekerja diaktifkan. Karakteristik tremor postural/aksi yakni adanya ledakan
ritmis pada neuron motorik yang terjadi tidak secara sinkron dan simultan pada
otot yang berlawanan, tidak seimbang dalam hal kekuatan dan periodenya.
Tremor pada alkoholik. Tremor ini terjadi pada penarikan alkohol dan obat
sedatif (benzodiazepin, barbiturat) setelah penggunaan yg cukup lama.
Tremor esensial/familial. Ini adalah tremor tersering, frekuensi 4-8 Hz
dengan amplitudo bervariasi dan tidak berhubungan dengan masalah
neurologis (esensial). Tremor ini sering muncul pada anggota keluarga
tertentu, mengisyaratkan adanya karakteristik familial. Muncul pada
usia akhir dekade kedua (walaupun juga dapat muncul sejak anak-anak).
Seiring bertambahnya usia, frekuensi tremor berkurang namun amplitudo
meningkat. Tremor terjadi pada lengan secara simetris, kepala, dan
(jarang) rahang, bibir, lidah dan laring. Seperti yang lainnya, tremor ini
dipengaruhi oleh emosi, aktifitas fisik dan kelelahan. Penyebab tremor
esensial belum diketahui, diduga cerebelum berperan melalui jaras
kortiko-talamo-cerebellar.
Tremor Parkinson
Merupakan tremor kasar dengan frekuensi 3-5 Hz, pada EMG terlihat ledakan
aktifitas yang berganti-gantian (alternating) otot-otot yang bekerja
berlawanan.Tremor pada awalnya hanya mengenai otot-otot distal asimetris.
Pada penyakit Parkinson, tremor mungkin hanya satu-satunya gejala (tanpa
disertai akinesia, rigiditas, dan mask-like facies), walaupun tremor dapat juga
muncul belakangan setelah gejala lainnya. Ciri khas tremor terjadi pada salah
satu/kedua lengan bawah dan sangat jarang pada kaki, rahang, bibir dan lidah,
terjadi jika lengan dalam sikap istirahat (resting tremors) dan menghilang
sejenak pada saat pindah sikap atau lengan ditopang dengan mantap.
Tremor lainnya:
Parkinson
1. definisi
Suatu kelainan fungsi otak yang disebabkan oleh proses degeneratif
progresif sehubungan dengan proses menua di sel substansia nigra pars
kompakta (SNc) dan karakteristik ditandai dengan tremor saat istirahat,
kekakuan otot dan sendi (rigiditas), kelambanan gerak dan bicara
(bradikinesia), dan instabilitas posisi tegak (postural instability)
Tremor Parkinson
Merupakan tremor kasar dengan frekuensi 3-5 Hz, pada EMG terlihat
ledakan aktifitas yang berganti-gantian (alternating) otot-otot yang
bekerja berlawanan.Tremor pada awalnya hanya mengenai otot-otot
distal asimetris. Pada penyakit Parkinson, tremor mungkin hanya
satu-satunya gejala (tanpa disertai akinesia, rigiditas, dan mask-like
facies), walaupun tremor dapat juga muncul belakangan setelah
gejala lainnya. Ciri khas tremor terjadi pada salah satu/kedua lengan
bawah dan sangat jarang pada kaki, rahang, bibir dan lidah, terjadi
jika lengan dalam sikap istirahat (resting tremors) dan
menghilang sejenak pada saat pindah sikap atau lengan ditopang
dengan mantap.
3 klasifikasi
a primer
penyakit parkinson idiopatik
parkinsonism-plus sindrom
- supranuklear palsy progresiva
- degenerasi olivoponto serebeler
- sindroma-shy drager
- degenerasi striatonigral
- guamanian parkinsonamyotropik lateral sklerosis
dementia komplek
- degenerasi sistema motorik azorean
b metabolik sekunder
penyakit wilsons
degenerasi hepatoserebral nonwilsonian kronik
sidroma hallervorden-spatz
sindrom fahrs
c infeksi
postencepalitis
paraencepalitis
d toksik
ireversibel
- karbon monoksida/ karbon/ keracunan disilfida (anoksik)
- mangan
- analog meperidin (MPTP)
reversibel
- reserpine
- phenothiazine dan neuroleptik butyrophenon dan anti
mimeti (termasuk metoclopramide)
- alpha-methyldopa
e pseudoparkinsonism
arteriosklerosis
normal pressure hydrocephalus
lesi massa (tumor, subdural hematoma)
sindroma tremor
primer / idiopatik
- penyebab tidak diketahui
- sebagian besar merupakan penyakit Parkinson
- ada peran toksi yang berasal dari lingkungan
- ada peran factor genetic, bersifat sporadis
sekunder / akuisita
- timbul setelah terpapar suatu penyakit / zat
- infeksi dan pasca infeksi otak (ensefalitis)
- terpapar kronis oleh toksin seperti 1-methyl-4-phenyl-1,2,3,6-
tetrahydropyridine (MPTP), Mn (mangan), CO (karbon
monoksida), sianida dan lain-lain
- efek samping obat penghambat reseptor dopamine (sebagian
besar obat anti psikotik) dan obat yang menurunkan
cadangan dopamine (reserpin)
- pasca strok (vaskular)
- lain-lain : hipotiroid, hipoparatiroid, tumor / trauma otak,
hidrosefalus bertekanan normal
sindrom Parkinson plus
- gejala parkinson timbul bersama gejala neurologi lain
seperti : progressive supraneural palsy, multiple system
atrhophy, cortical-basal ganglionic degeneration, Parkinson-
dementia-ALS complex of guam, progressive palidal atrophy,
diffuse Lewy body disease (DLBD)
kelainan degeneratif diturunkan (heredodegenerative disorders)
gejala parkinsonism menyertai penyakit-penyakit yang diduga
berhubungan dengan penyakit neurologi lain yang factor
keturunan memegang peran sebagai etiologi, seperti : penyakit
alzheimer, penyakit wilson, penyakit hutington. Demensia
frontotemporal pada kromosom 17q21, X-linked dystonia
parkinsonism.
(Arif Mansjoer, dkk. 2002. Kapita Selekta Kedokteran edisi ketiga jilid 2.
Jakarta : Media Aesculapius FKUI)
PATOFISIOLOGIS :
GABA
NT inhibisi.
- rigiiditas
- bradikinesia
- tremor
DD :
2. CHOREA involunter
3. Huntington disease
2. etiologi
Belum diketahui secara pasti
a. Faktor genetik
Ditemukan 3 gen yang menjadi penyebab gangguan degenerasi
protein dan mengakibatkan protein tidak beracun tak dapat
didegenerasi di ubiquitinproteasomal pathway. Kegagalan degenerasi
ini menyebabkan peningkatan apoptosis di sel-sel SNc meningkatan
kematian sel neuron di SNc
b. Faktor lingkungan
Bahan-bahan beracun, seperti : carbon disulfide, manganese, dan
pelarut hidrokarbon
Pasca ensefalitis
Pestisida / herbisida
Terpapar pekerjaan terutama zat kimia seperti logam dan bahan-
bahan cat
Kafein
Alkohol
Diet tinggi protein
Merokok
Trauma kepala
Depresi dan stres
c. Umur (proses menua)
Proses menua merupakan faktor resiko yang mempermudah terjadinya
proses degenerasi di SNc. Tetapi memerlukan penyebab lain untuk bisa
menjadi penyakit parkinson.
d. Ras
Lebih tinggi pada kulit putih dibandingkan kulit hitam
e. Cedera kranioserebral
Belum jelas. Lebih pada sindrom parkinson (akibat trauma kepala,
infeksi, dan tumor di otak)
f. Sters emosional
(Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III. Ed.4. EGC)
(Arif Mansjoer, dkk. 2002. Kapita Selekta Kedokteran edisi ketiga jilid 2. Jakarta :
Media Aesculapius FKUI)
Possible :
Probable
Bila terdapat kombinasi dua gejala utama (termasuk kegagalan refleks postural)
atau satu dari tiga gejala pertama yang tidak simetris (dua dari empat tanda motorik)
Definite
Bila terdapat kombinasi tiga dari empat gejala atau dua gejala
dengan satu gejala lain yang tidak simetris (tiga tanda kardin al) Bila
semua tanda-tanda tidak jelas sebaiknya dilakukan pemeriksaan
ulangan beberapa bulan kemudian.
GCS : normal
TD : meningkat
Napa : normal
2. Malnutrisi,
5. Gangguan BAB (buang air besar) dan BAK (buang air kecil),
8. Demensia
ditandai oleh bradikinesia yang timbul lambat, tonus otot otot yang
meningkat dan tremor istirahat yang bersifat asimetris, kasar (3-
7siklus perdetik) dan menghilang bila otot berelaksasi total.
Perlambatan gerakan volunteer ditemukan terutama pada awal
gerakan berjalan, memutar badan dan mikrografia. Ekspresi facial
menurun, bicara monoton, volume bicara kecil, dan kedipan mata
berkurang. Postur tubuh kaku, pasien berjalan lambat dengan
langkah kecil-kecil, dengan ayunan lengan berkurangdan
keseimbangan postural menurun.
Stadium Klinis
tremor
rigiditas
bradikinesia atau
3 dari 4 tanda motorik :
- tremor
- rigiditas
- bradikinesia
- ketidakstabilan postural
KRITERIA DIAGNOSIS KLINIS MODIFIKASI
Possible :
(Arif Mansjoer, dkk. 2002. Kapita Selekta Kedokteran edisi ketiga jilid 2.
Jakarta : Media Aesculapius FKUI)
Possible :
Terdapat salah satu gejala utama:
Tremor istirahat
Rigiditas
Bradikinesia
Kegagalan refleks postural
Probable
Bila terdapat kombinasi dua gejala utama (termasuk kegagalan
refleks postural) atau satu dari tiga gejala pertama yang tidak
simetris (dua dari empat tanda motorik)
Definite
Bila terdapat kombinasi tiga dari empat gejala atau dua gejala
dengan satu gejala lain yang tidak simetris (tiga tanda kardin
al) Bila semua tanda-tanda tidak jelas sebaiknya dilakukan
pemeriksaan ulangan beberapa bulan kemudian.
Tanda khusus
Meyerson's sign:
Pemeriksaan Penunjang
Possible :
Terdapat salah satu gejala utama:
Tremor istirahat
Rigiditas
Bradikinesia
Kegagalan refleks postural
Probable
Bila terdapat kombinasi dua gejala utama (termasuk kegagalan
refleks postural) atau satu dari tiga gejala pertama yang tidak
simetris (dua dari empat tanda motorik)
Definite
Bila terdapat kombinasi tiga dari empat gejala atau dua gejala
dengan satu gejala lain yang tidak simetris (tiga tanda kardinal)
Bila semua tanda-tanda tidak jelas sebaiknya dilakukan
pemeriksaan ulangan beberapa bulan kemudian.
Tanda khusus
Meyerson's sign:
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang dilakukan bila ada indikasi, antara lain
dengan melakukan pemeriksaan:
Neuroimaging : CT-SCAN, MRI, PET
Laboratorium (Penyakit Parkinson sekunder) : Patologi
anatomi, pemeriksaan kadar bahan Cu (Wilson's disease, prion
(Bovine spongiform encephalopathy)
Possible :
Probable
Definite
STADIUM
4 DD
Tremor esensial
Penyakit Bingswanger
Hidrosefalus bertekanan normal
Progresif supranuklear palsi
Degenerasi striatonigra
Depresi hipokinetik (anergik)
Parkinsonism akibat pengaruh obat-obatan.
(Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III. Ed.4. EGC)
5 penatakasanaan
Umum (Supportive)
Pendidikan (Education)
Penunjang (Support) :
Penilaian kebutuhan emosionil, rekreasi dan kegiatan kelompok,
konsultasi profesional, konseling hukum/financial, konseling
pekerjaan
Latihan fisik
Nutrisi
Medikamentosa
Pembedahan
Rehabilitasi Medik
Abnormalitas gerakan
Kecenderungan postur tubuh yang salah
Gejala otonom
Gangguan perawatan diri (Activity of Daily Living - ADL)
Perubahan psikologik
Terapi Medikamentosa
a Obat yang mengganti Dopamine (Levodopa, Carbidopa)
b Agonis Dopamine (Bromocriptine, Pergolide, Prsmipexole,
Ropinirol)
c Antikolinergik (Benztropin, Triheksifenidil, Biperiden)
d Penghambat Monoamin oksidase/MAO (Selegiline)
e Amantadin
f Penghambat Catechol 0-Methyl Transferase/COMT (Tolcapone,
Entacapone)
Terapi Pembedahan
a Terapi ablasi lesi di otak
Termasuk dalam kategori ini adalah Thalamotomy dan
Pallidotomy. Pada prosedur ini dilakukan penghancuran di
pusat lesi di otak dengan menggunakan kauterisasi. Tidak ada
instrument apapun yang dipasang di otak setelah
penghancuran tersebut.
b Terapi stimulasi otak dalam (deep brain stimulation, DBS)
Ditempatkan semacam elektroda pada beberapa pusat lesi di
otak yang dihubungkan dengan alat pemacunya yang
dipasang di bawah kulit dada seperti alat pemacu jantung.
c Transplantasi otak (brain grafting)
Menggunakan graft sel otak janin atau Autologous adrenal.
Terapi Rehabilitasi
Latihan fisioterapi yang dilakukan meliputi latihan gelang bahu
dengan tongkat, latihan ekstensi truncus, latihan Frenkle untuk
berjalan dengan menapakkan kaki pada tanda tanda di lantai,
latihan isometric untuk otot kuadrisep femoris, dan otot
ekstensor panggul agar memudahkan menaiki tangga dan
bangkit dari kursi.
Latihan okupasi yang memerlukan pengkajian AKS pasien,
pengkajian lingkungan tempat tinggal atau pekerjaan. Dalam
pelaksanaan latihan dipakai berbagai macam strategi, antara lain
:
a Strategi kognitif untuk menarik perhatian penuh/
konsentrasi, bicara jelas dan tidak cepat, mampu
menggunakan tanda tanda verbal maupun visual dan hanya
melakukan satu tugas kognitif maupun motorik.
b Strategi gerak seperti bila akan berbelok saat berjalan
gunakan tikungan yang agak lebar, jarak kedua kaki harus
agak lebar bila ingin memungut sesuatu dilantai.
c Strategi keseimbangan melakukan AKS dengan duduk atau
berdiri dengan kedua kaki terbuka lebar dan dengan
berpeganggan pada dinding. Hindari eskalator atau pintu
berputar. Saat berjalan ditempat ramai atau lantai tidak rata
harus konsentrasi penuh jangan bicara atau melihat sekitar.
(Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III. Ed.4. EGC)