Makalah Ergonomi
Makalah Ergonomi
PENDAHULUAN
Hal ini tentunya dapat di cegah dengan adanya antisipasi berbagai risiko,
antara lain kemungkinan terjadinya penyakit akibat kerja, penyakit yang
berhubungan dengan pekerjaan dan kecelakaan akibat kerja yang dapat
menyebkan kecacataan dan kematian. Antisipasi ini harus dilakukan oleh semua
pihak dengan cara penyesuaian antara pekerja, proses kerja dan lingkungan kerja.
Pendekatan ini dikenal sebagai pendekatan ergonomi (Pusat Kesehatan Kerja
Departemen Kesehatan RI, 2010).
1
kegiatan baru sampai pada taraf pengenalan, khususnya pada pihak yang
bersangkutan, sedangkan penerapannya baru pada tingkat perintisan. Fungsi
pembinaan ergonomi secara teknis merupakan tugas pemerintah. Pusat Bina
Hiperkes dan Keselamatan Kerja memiliki fungsi pembinaan ini melalui
pembinaan keahlian dan pengembangan penerapannya (Manuaba, 2000).
1.2. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Kepanitraan
Klinik Senior Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat/ Ilmu Kedokteran
Komunitas/Ilmu Kedokteran Pencegahan Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara-RSUP H. Adam Malik Medan dan meningkatkan pemahaman
penulis maupun pembaca mengenai ergonomi di tempat kerja.
1.3. Manfaat
BAB II
2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi
Ergonomi (ergonomics) berasal dari kata Yunani yaitu ergo yang berarti
kerja dan nomos yang berarti hukum, dimana ergonomi sebagai disiplin keilmuan
yang mempelajari manusia dalam kaitannya dengan pekerjaannya. Istilah
ergonomi lebih populer digunakan oleh beberapa negara Eropa Barat, dan di
Amerika istilah ini lebih dikenal sebagai Human Faktors Engineerings atau
Human Engineering (Wignjosoebroto, 2003). Istilah ergonomi didefinisikan
sebagai studi tentang aspek-aspek manusia dalam lingkungan kerjanya yang
ditinjau secara anatomi, fisiologi, engineering, manajemen dan desain peralatan
(Nurmianto, 2003).
Beberapa prinsip kerja secara ergonomis agar terhindar dari cedera antara
lain:
1. Gunakan tenaga seefisien mungkin, beban yang tidak perlu harus dikurangi
atau dihilangkan, perhitungkan gaya berat yang mengacu pada berat badan dan
bila perlu gunakan pengungkit sebagai alat bantu.
2. Sikap tubuh berdiri, duduk dan jongkok hendaknya disesuaikan dengan prinsip-
prinsip ergonomi.
3. Panca indera dapat dimanfaatkan sebagai alat kontrol, bila susah harus istirahat
(jangan dipaksa) dan bila lapar atau haus harus makan /minum (jangan ditahan).
4. Jantung digunakan sebagai parameter yang diukur lebih dari jumlah maksimum
yang diperbolehkan (Wignjosoebroto, 2003).
3
Ergonomi juga dapat digunakan dalam menelaah sistem manusia dan
poduksi yang kompleks. Dapat ditentukan tugas-tugas apa yang diberikan kepada
tenaga kerja dan yang mana kepada mesin. Dibawah ini dikemukakan beberapa
prinsip ergonomi sebagai pegangan, antara lain : (Sumamur, 1996)
1. Sikap tubuh dalam pekerjaan sangat dipengaruhi oleh bentuk, susunan, ukuran
dan penempatan mesin-mesin, penempatan alat-alat penunjuk, cara-cara harus
melayani mesin (macam, gerak, arah dan kekuatan).
2. Dari sudut otot sikap duduk yang paling baik adalah sedikit membungkuk.
Sedangkan dari sudut tulang duduk yang baik adalah duduk tegak agar
punggung tidak bungkuk dan otot perut tidak lemas. Maka dianjurkan memilih
sikap duduk yang tegak yang diselingi istirahat dan sedikit membungkuk.
5. Ruang gerak lengan ditentukan oleh punggung lengan seluruhnya dan lengan
bawah. Pegangan-pegangan harus diletakkan, lebih-lebih bila sikap tubuh tidak
berubah.
4
8. Kemampuan seseorang bekerja seharinya adalah 8-10 jam, lebih dari itu efisien
dan kualitas kerja sangat menurun.
Gilbreth juga mengamati dan mengoptimasi metoda kerja, dalam hal ini lebih
mendetail dalam Analisa Gerakan dibandingkan dengan Taylor. Dalam bukunya
5
Motion Study yang diterbitkan pada tahun 1911 ia menunjukkan bagaimana
postur membungkuk dapat diatasi dengan mendesain suatu sistem meja yang
dapat diatur turun-naik (adjustable).
Elton Mayo seorang warga negara Australia, memulai beberapa studi di suatu
Perusahaan Listrik. Tujuan studinya adalah untuk mengkuantifikasi pengaruh dari
variabel fisik seperti pencahayaan dan lamanya waktu istirahat terhadap faktor
efisiensi dari para operator kerja pada unit perakitan.
6
Diketahui pula bahwa Konferensi Ergonomi Australia yang pertama
diselenggarakan pada tahun 1964, dan hal ini mencetuskan terbentuknya
Masyarakat Ergonomi Australia dan New Zealand (The Ergonomics Society of
Australian and New Zealand).
7
dan pengukuran lingkungan kerja lainnya. Variasinya akan sangat luas mulai
dari yang sederhana sampai kompleks (Nurmianto, 2003).
Dikenal dua sikap kerja, yaitu sikap duduk dan sikap berdiri.
8
2.5.1.1 Sikap Duduk
Sikap duduk yang paling baik yaitu tanpa pengaruh buruk terhadap
sikap badan dan tulang belakang adalah sikap duduk dengan sedikit lordosa
(sikap tulang punggung ke depan) pada pinggang dan sedikit mungkin
kifosa (sikap duduk ke belakang) pada punggung. Sikap demikian dapat
dicapai dengan kursi dan sandaran punggung yang tepat. Dengan begitu otot
punggung terasa enak (Santoso, 2004).
9
Gambar 1. Sikap Duduk
10
membungkuk ke depan menyebabkan tekanan tersebut sampai 190%
(Nurmianto, 2003).
11
Pembuatan bangku dan meja kerja yang buruk atau mesin merupakan
penyebab kerja otot statis dan posisi tubuh yang tidak alamiah. Maka syarat-
syarat bangku kerja yang benar adalah sebagai berikut (Manuaba, 2000):
a. Tinggi area kerja harus sesuai sehingga pekerjaan dapat dilihat dengan
mudah dengan jarak optimal dan sikap duduk yang enak. Makin kecil
ukuran benda, makin dekat jarak lihat optimal dan makin tinggi area
kerja.
b. Pegangan, handel, peralatan dan alat-alat pembantu kerja lainnya harus
ditempatkan sedemikian pada meja atau bangku kerja, agar gerakan-
gerakan yang paling sering dilakukan dalam keadaan fleksi.
c. Kerja otot statis dapat dihilangkan atau sangat berkurang dengan
pemberian penunjang siku, lengan bagian bawah, atau tangan. Topangan-
topangan tersebut harus diberi bahan lembut dan dapat di sesuaikan,
sehingga sesuai bagi pemakainya.
Diukur dari lantai sampai pada permukaan atas dari bagian depan alas
duduk. Ukuran yang dianjurkan 38-48 cm. Tinggi alas duduk harus
sedikit lebih pendek dari jarak antara lekuk lutut dan telapak kaki
(Nurmianto, 2003).
12
Diukur pada garis tengah alas duduk melintang. Lebar alas duduk harus
lebih besar dari lebar pinggul. Ukuran yang diusulkan adalah 44- 48 cm
(Nurmianto, 2003).
d. Sandaran pinggang
Bagian atas dari sandaran pinggang tidak melebihi tepi bawah ujung
tulang belikat, dan bagian bawahnya setinggi garis pinggul (Nurmianto,
2003).
e. Sandaran tangan
Jarak antara tepi dalam kedua sandaran tangan (harus lebih lebar dari
pinggul dan tidak melebihi lebar bahu) (Nurmianto, 2003).
Selain sikap kerja duduk, sikap kerja berdiri juga banyak ditemukan di
perusahaan. Sikap kerja berdiri merupakan sikap kerja yang posisi tulang
belakang vertikal dan berat badan tertumpu secara seimbang pada dua kaki.
Sikap kerja berdiri dapat menimbulkan keluhan subjektif dan juga kelelahan
13
bila sikap kerja ini tidak dilakukan bergantian dengan sikap kerja duduk
(Darlis, 2009).
Apabila sepatu tidak pas maka sangat mungkin akan sobek dan terjadi
bengkak pada jari kaki, mata kaki, dan bagian sekitar telapak kaki. Sepatu
yang baik adalah yang dapat manahan kaki (tubuh) dan kaki tidak
direpotkan untuk menahan sepatu, desain sepatu harus lebih longgar dari
ukuran telapak kaki dan apabila bagian sepatu dikaki terjadi penahanan yang
kuat pada tali sendi (ligaments) pergelangan kaki, dan itu terjadi dalam
waktu yang lama, maka otot rangka akan mudah mengalami kelelahan
(Santoso, 2004).
14
Para pekerja dapat menjangkau peralatan kerja sesuai dengan posisi
waktu bekerja dan sesuai dengan ukuran anthropometrinya. Harus
dibedakan ukuran anthropometri barat dan timur (Wignjosoebroto, 2003).
15
Bermacam-macam cara dalam mengangkat beban yakni, dengan
kepala, bahu, tangan, punggung dan sebagainya. Beban yang terlalu berat
dapat menimbulkan cedera tulang punggung, jaringan otot dan persendian
akibat gerakan yang berlebihan (Wignjosoebroto, 2003).
Sekali-sekali 40 15 15 10-12
16
b. Untuk memulai gerakan horizontal maka digunakan momentum berat
badan. Metoda ini termasuk 5 faktor dasar, yaitu posisi kaki yang benar,
punggung kuat dan kekar, posisi lengan dekat dengan tubuh,
mengangkat dengan benar, menggunakan berat badan.
Semua pekerja secara kontinyu harus mendapat supervisi medis
teratur, berupa pemeriksaan sebelum bekerja untuk menyesuaikan dengan
beban kerjanya, pemeriksaan berkala untuk memastikan pekerja sesuai
dengan pekerjaannya dan mendeteksi bila ada kelainan, serta nasehat harus
diberikan tentang hygiene dan kesehatan, khususnya pada wanita muda
dan yang sudah berumur (Wignjosoebroto, 2003).
2.6. Sikap Kerja yang Ergonomi Pada Pekerja yang Berhadapan Dengan
Komputer
Dewasa ini komputer adalah suatu sarana yang sangat penting dalam dunia
kerja, hampir setiap kantor baik pada kantor pemerintah atau kantor swasta,
lembaga pendidikan, tingkat rumah tangga atau dunia usaha pasti dijumpai
komputer. Pada awal munculnya alat ini, komputer hanya digunakan sebagai
sarana untuk pengolahan data. Seiring dengan perkembangan teknologi, sekarang
ini komputer juga mengalami kemajuan, yaitu sebagai sarana informasi yang
sangat cepat, murah, dan mudah yang tidak dimiliki oleh fasilitas informasi
lainnya seperti telepon, fax maupun via pos. Dapat dikatakan bahwa komputer
adalah suatu sarana yang dapat mempermudah manusia dalam beraktivitas baik
dalam menyelesaikan tugas (mengolah data) maupun untuk memperoleh
informasi (Ankrum, 2004).
17
Hal ini dimaksudkan dalam pencapaian ergonomi di lingkungan kerja (Mashud,
2008).
2.6.1 Mouse
18
Gambar 3. Cara Memegang Mouse
2.6.2 Keyboard
19
Gambar 4. Cara Menggunakan Keyboard
2.6.3 Layar/Monitor
20
adaptasi pekerja dengan lingkungan kerja atau menyesuaikan lingkungan kerja
dengan pekerjanya (Abeysekera, 2002).
Bagian atas minimal sejajar dengan garis mata operator, karena posisi istirahat
melakukan fokus sekitar 5-76 cm di bawah garis mata (Cornell University,
2004). Rekomendasi tinggi monitor sejajar atau sedikit di bawah garis mata
saat duduk rilaks, Kecuali pada pemakai kaca mata dengan lensa ganda
ketinggian monitor harus diatas garis mata. (Sweere 2005).
21
c. Jarak dengan operator
22
2.6.4 Meja Komputer
a. Tinggi meja
Tinggi permukaan atas dari meja kerja dibuat setinggi siku dan disesuaikan
dengan sikap tubuh pada waktu bekerja. Untuk sikap duduk, tinggi meja
yang diusulkan adalah 64 74 cm yang diukur dari permukaan daun meja
sampai ke lantai.
23
c. Permukaan meja
d. Lebar meja
Lebar meja tidak melebihi jarak jangkauan tangan pekerja. Ukuran yang
diusulkan adalah kurang dari 80 cm (Laurensia, 2004).
24
Lamanya pekerja dalam sehari yang baik pada umumnya 6 8 jam sisanya
untuk istirahat atau kehidupan dalam keluarga dan masyarakat. Dalam hal
lamanya kerja melebihi ketentuan-ketentuan yang ada, perlu diatur istirahat
khusus dengan mengadakan organisasi kerja secara khusus pula.pengaturan kerja
demikian bertujuan agar kemampuan kerja dan kesegaran jasmani serta rohani
dapat dipertahankan (Nurmianto, 2003).
Dalam hal ini kita harus waspada dan harus kita bedakan jenis kelelahannya,
beberapa ahli membedakan/membaginya sebagai berikut :
Gejala klinis dari kelelahan adalah perasaan lesu, ngantuk, dan pusing, sulit
tidur, kurang atau tidak mampu berkonsentrasi, menurunnya tingkat kewaspadaan,
persepsi yang buruk dan lambat, tidak ada atau berkurangnya keinginan untuk
bekerja, dan menurunnya kesegaran jasmani dan rohani (Manuaba, 2000).
Jika kelelahan yang terjadi sudah dalam batas waktu kronis, maka gejala
yang ditimbulkan adalah meningkatnya ketidaksatbilan jiwa, depresi, dan
meningkatnya sejumlah penyakit fisik (Manuaba, 2000).
25
2.8. Upaya penanggulangan Kelelahan
b. Jam kerja sehari diberikan waktu istirahat sejenak dan istirahat yang cukup
saat makan siang.,
e. Waktu perjalanan dari dan ke tempat kerja harus sesingkat mungkin, kalau
memungkinkan,
- Pekerja shift
- Para pekerja yang mempunyai kebiasaan pada alkohol dan zat stimulan
atau zat addiktif lainnya perlu diawasi
26
BAB III
KESIMPULAN
Ergonomi (ergonomics) berasal dari kata Yunani yaitu ergo yang berarti
kerja dan nomos yang berarti hukum, dimana ergonomi sebagai disiplin keilmuan
yang mempelajari manusia dalam kaitannya dengan pekerjaannya.
27
Daftar Pustaka
Ankrum, D.R. 2004. Computer Monitor Height, Angl, and Distance. Available
from URL:http://www. Google. Com/ ergonomics. Guidelines.html.
[Accessed: 5 Sept 2012]
Mashud. 2008. MGMP TIK SMA DKI Jakarta. Komputer Ergonomi dan
Kesehatan Kerja. Available from: http://www.mgmp-tik-dki.org/?
pilih=news&aksi=lihat&id=6 [Accessed: 5 Sept 2012]
28
Nurmianto, E. 2003. Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Surabaya: PT.
Guna Widya.
Sarmauly, S.R. 2009. Evaluasi Postur Tubuh di Tinjau Dari Segi Ergonomi di
Bagian Pengepakan Pada PT Coca Cola Bottling Indonesia Medan. Skripsi
Teknik Industri. USU. Medan
Available from
URL=http://www.ergotron.comm/5_support/literature/PDF/ERGONOMIC_
FACTORS.pdf [Accessed: 5 Sept 2012]
Yale University. 2005. Comfort and Health. Health Problems of VDT Work.
Available from: URL:http//www.theoffice.com/office/yale/html. [Accessed:
5 Sept 2012]
29