Anda di halaman 1dari 3

TIPE GELAS

Gelas yang digunakan untuk kemasan dalam mengemas sediaan farmasi digolongkan
menjadi empat kategori tergantung pada bahan kimia dari gelas tersebut dan kemampuannya
untuk mencegah peruraian

1. Tipe I (gelas borosilikat dengan daya tahan tinggi)


Pada proses pembuatan sebagian alkali dan kation tanah diganti oleh boron dan atau
alumunium serta zink. Mempunyai daya tahan kimiawi yang sangat baik sehingga
tidak mempengaruhi preparat parenteral yang sangat peka, lebih baik daripada gelas
natrium karbonat. Umumnya digunakan untuk sediaan parenteral.
2. Tipe II (gelas soda kapur yang diproses)
Adalah gelas soda kapur silikat yang sudah mengalami pengerjaan permukaan pada
bagian yang berhubungan dengan isinya dan mempengaruhi preparat farmasi yang
dikemas. Umumnya digunakan untuk sediaan parenteral bersifat asam dan netral.
3. Tipe III (gelas soda kapur biasa)
Adalah gelas soda kapur silikat yang mempunyai daya tahan kimiawi yang cukup
sehingga tidak mempengaruhi preparat farmasi yang dikemas. Biasanya tidak
digunakan untuk sediaan parenteral, kecuali jika data uji stabilitas yang sesuai
menunjukkan bahwa kaca tipe III memenuhi untuk sediaan parenteral yang dikemas
di dalamnya.
4. Tipe NP (gelas soda kapur untuk penggunaan umum)
Adalah gelas soda kapur silikat yang digunakan untuk produk non parenteral yang
dimaksud untuk pemakaian penggunaan oral dan topical.

Batas Uji
Tipe Tipe Uji Ukuran (ml) H2SO4 0,020N Penggunaan
(ml) umum
Tipe I Gelas Gelas yang Semua 1,0 Untuk larutan
borosilikat diserbuk air, baik yang
didapar maupun
tidak
Tipe II gelas Serangan air 100 atau 0,7 Larutan air yang
0,2
soda kapur yang kurang dari 100 didapar dengan
diproses lebih dari 100 pH dibawah 7
serbuk kering,
larutan minyak
Tipe III Gelas Gelas yang Semua 8,5 Serbuk kering,
soda kapur diserbu larutan minyak
Tipe NP Gelas Gelas yang Semua 15,0 Bukan untuk
soda kapur diserbuk sediaan
tujuan umum parenteral, untuk
tablet, larutan
oral, dan
suspensi oral,
salep dan cairan
untuk obat luar

Kelebihan menggunakan gelas antara lain, inert, kedap udara, dibuat dari
bahan yang relatif murah, tidak mudah terbakar, bentuknya tetap, mudah diisi, mudah
ditutup, dapat dikemas menggunakan packaging line, mudah disterilisasi, mudah di
bersihkan dan dapat digunakan kembali.
Kekurangan gelas sebagai wadah untuk menyimpan sediaan semisolid
dibandingkan dengan logam dan plastik adalah lebih rapuh (mudah pecah), dan lebih
berat untuk pengiriman. Kemasan untuk konsumen yang terbuat dari gelas bukan
merupakan wadah yang paling higenis karena wadah akan sering dibuka berulang-
ulang oleh konsumen, dimana tangannya tidak selalu bersih.
TUTUP GELASVial
Tutup gelas dibag menjadi 2 bagian yaitu tutup vial dan tutup unvial
1. Tutup vial
Tutup vial elastomer digunakan sebagai tutup primer vial parenteral dan
merupakan salahsatu jenis bahan yang banyak digunakan sebagai tutup
sediaan farmasi. Karet dapat dibentuk menjadi tutup vial dalam berbagai
bentuk dan ukuran, dari unit-dose sampai tutup wadah bermuatan beberapa
liter. Kedudukan tutup vial dijaga oleh lapisan segel logam sampai keleher
vial.
2. Zat akti f yang tidak stabil dalam bentuk kering sampai pada saat akan
digunakan. Serbuk zat aktif berada pada bagian bawah vial sedangkan
diluen steril berada pada bagian atas. Dua bagian vial ini dibatasi oleh
karet, yang akan bergeser akibat adanya tekanan hidrostatik dari tekanan
yang diberikan pada tutup unvial. Saat karet bergeser akan terjadi proses
pencampuran dan disolusi dari serbuk zat aktif pada kompartemen bagian
bawah.
Jenis karet yang dapat digunakan sebagai tutup:
Karet alami atau mentah
Diperoleh dari lateks (getah), tidak dapat digunakan jika tidak
ditambahkan bahan-bahan yang dapat memperbaiki sifat fisika dan
kimianya. Bahan yang ditambahkan diantaranya vulcanizing agent
, akselerator untuk mengurangi jumlah sulfur yang digunakan,
aktivator untuk meningkatkan aktivitas akselerator, pengisi untuk
memperkuat sifat kimia, antioksidan (contohnya fenol) untuk
mengurangi oksidasi karet yang dikatalisis oleh cahaya tembaga,
dan mangan. Karet dapat diwarnai dengan pigmen seperti besi
oksida, sulfide, dan pewarna coal tar. Dapat juga ditambahkan
softening agent atau lubrikan.
Karet sintetis
Memiliki sifat lebih resisten terhadap temperature tinggi dan
waktu, serta lebih mahal dibandingkan karet alami. Namun karet
sintetis lebih keras daripada karet alami sehingga dibutuhkan
lebih banyak softening agent untuk meningkatkan elastisitasnya.

Anda mungkin juga menyukai