Anda di halaman 1dari 20

PEDOMAN PEMANTAUAN

TINGGI BADAN ANAK BARU MASUK SEKOLAH (TBABS)


TAHUN ANGGARAN 1999/2000

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu indikator gizi untuk menilai peningkatan kualitas


sumber daya manusia (SDM) adalah ukuran fisik penduduk yang
dapat dilakukan melalui pengukuran Tinggi Badan Anak Baru
masuk Sekolah (TBABS). Departemen Kesehatan telah
menetapkan untuk melakukan pemantauan TBABS setiap 5 tahun.

Dengan penilaian pencapaian tinggi badan secara periodik


khususnya pada anak baru masuk sekolah, akan memberikan
informasi yang sangat penting bagi para penentu kebijakan
setempat, dalam rangka perencanaan dan intervensi upaya
peningkatan status gizi pada umumnya dan sebagai indikator
pembangunan.

Pada tahun 1994, untuk pertama kalinya dilaksanakan pemantauan


TBABS di seluruh Indonesia, yang memberikan gambaran rata-rata
tinggi-badan dan prevalensi gangguan pertumbuhan anak usia
sekolah. Secara nasional, rata-rata tinggi badan adalah 114,9 cm
(91,0% terhadap standar WHO-NCHS) untuk anak laki-laki,
sementara untuk anak perempuan 114,0 cm (90,6% terhadap
standar WHO-NCHS). Sedangkan prevalensi gangguan
pertumbuhan adalah 32% untuk wilayah pedesaan dan 18% untuk
wilayah perkotaan. Informasi ini dapat dijadikan sebagai data dasar
evaluasi kecenderungan pertumbuhan berikutnya.

Untuk mengetahui gambaran kecenderungan pertumbuhan fisik


penduduk, pada tahun 1998/1999 kembali melakukan pengukuran
TBABS yang kedua pada siswa Sekolah Dasar / Madrasah

1
Ibtidaiyah (SD/MI). Karena keterbatasan dana baru dapat
dilaksanakan di 5 propinsi daerah bantuan CHN3 (Jawa Barat,
Jawa Tengah, Nusa Tenggara Timur, Maluku dan Irian Jaya).
Selanjutnya pada tahun 1999/2000 ini akan dilaksanakan di 22
propinsi lainnya.

B. Tujuan dan Kegunaan

Tujuan
a. Tujuan Umum
Diperolehnya gambaran kecenderungan pertumbuhan dan
besarnya masalah gangguan pertumbuhan fisik anak usia
baru masuk sekolah tingkat dasar di seluruh Indonesia.

b. Tujuan Khusus
Mengukur tinggi badan pada anak baru masuk sekolah.
Mengolah dan menganalisis data hasil pengukuran untuk
mendapatkan gambaran rata-rata tinggi badan dan
prevalensi gangguan pertumbuhan.
Menyebarluaskan informasi hasil pemantauan TBABS.

Kegunaan
Informasi yang diperoleh dari pelaksanaan pemantauan TBABS
secara periodik bermanfaat untuk mengevaluasi kecenderungan
pertumbuhan fisik anak usia sekolah di Indonesia. Disamping
itu, informasi ini juga sangat berguna untuk para penentu
kebijakan dalam rangka perencanaan dan intervensi upaya
peningkatan status gizi pada umumnya serta sebagai indikator
pembangunan.

2
METODOLOGI

A. Penentuan Sampel

Pemantauan TBABS didesain untuk menggambarkan atau


mewakili kecamatan. Pemilihan desa/kelurahan dan sekolah
terpilih sebagai sampel dilakukan oleh Direktorat Bina Gizi
Masyarakat Depkes dan Badan Pusat Statistik (BPS). Jumlah
sekolah terpilih untuk masing-masing kecamatan adalah sebagai
berikut :

Distribusi Jumlah Sampel


Pemantauan TBABS Tahun 1999

No. Propinsi Jumlah


Kab/Kod Kec Sekolah
(SD/MI)
1 DI Aceh 10 141 432
2 Sumatera Utara 17 251 1.111
3 Sumatera Barat 14 114 500
4 Riau 7 91 429
5 Jambi 6 60 364
6 Sumatera Selatan 10 111 699
7 Bengkulu 4 32 179
8 Lampung 6 81 576
9 DKI Jakarta 5 44 410
10 DI Yogyakarta 5 75 269
11 Jawa Timur 37 615 3.318
12 Bali 9 51 306
13 Nusa Tenggara Barat 7 61 371
14 Timor Timur 13 62 108
15 Kalimantan Barat 7 109 429
16 Kalimantan Tengah 6 83 299
17 Kalimantan Selatan 10 112 392
18 Kalimantan Timur 6 87 245
19 Sulawesi Utara 7 90 330
20 Sulawesi Tengah 5 68 311
21 Sulawesi Selatan 23 189 911
22 Sulawesi Tenggara 5 64 207
Jumlah 219 2.591 12.196

3
B. Anak Yang Diukur

Anak yang diukur hanya siswa kelas I pada tahun ajaran 1999/2000
di Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (Negeri dan Swasta) yang
terpilih sebagai sampel.

C. Waktu Pengukuran
Pengukuran dilakukan secara serentak pada bulan Juli-Agustus
1999.

D. Pelaksana Pengukuran

Pengukuran tinggi badan dilakukan oleh guru sekolah masing-


masing dibantu oleh petugas puskesmas.

D. Alat Ukur

Untuk setiap sekolah akan disediakan pita meteran dan segitiga


siku-siku yang telah dibakukan.

E . Formulir Pengumpulan Data

Hasil pengukuran TBABS dicatat dalam formulir FI/TBABS/99.


Data yang dicatat meliputi data : nama anak, jenis kelamin, tanggal
lahir, umur (tahun), dan tinggi badan (cm).

4
PETUNJUK PENGUKURAN TINGGI BADAN
(UNTUK GURU)

Ketelitian pengukuran tinggi badan sangat penting. Kesalahan


pengukuran akan memberikan kesimpulan dan interpretasi yang salah.
Untuk menghindari kesalahan pengukuran, petunjuk berikut ini perlu
diikuti dengan seksama.

Alat Pengukur Tinggi Badan

Gunakan pita meteran dan segitiga siku-siku yang disediakan oleh


Pusat. JANGAN GUNAKAN ALAT YANG LAIN !!!

Cara Memasang Pita Meteran

Lakukanlah hal-hal berikut (Lihat gambar 1):


1. Pilihlah lantai yang rata dan dinding yang memenuhi
syarat-syarat berikut :
a. Dinding harus rata dan tegak lurus dengan lantai (90
derajat)
b. Bagian dinding yang rata tidak kurang dari lebar bahu
anak ( 25 cm)
2. Pasanglah pita meteran tegak lurus di dinding dengan angka
0 cm berada tepat di lantai dan angka 150 cm berada di
atas.
3. Periksalah bahwa pita meteran sudah menempel seluruhnya
ke dinding. Pita meteran dapat menempel seluruhnya
dengan memakukannya ke dinding dengan beberapa paku
kecil, atau dengan alat perekat/selotip pada beberapa
bagian.
4. Periksalah apakah pita meteran sudah terpasang tegak lurus,
gunakanlah benang yang ujungnya diberi pemberat (paku,
batu kecil, dsb). Ujung benang bagian atas diletakkan atau
digantungkan bersamaan dengan ujung pita meteran dan
bagian bawah dibiarkan menggantung bebas. Karena ada
pemberat, benang akan tegak lurus. Sejajarkan pita meteran

5
dengan benang. Dengan demikian pita meteran akan
terpasang tegak lurus. Setelah pita meteran terpasang tegak
lurus, benang dapat dilepas untuk selanjutnya siap untuk
melakukan pengukuran tinggi badan.

Gambar 1. Cara Memasang Pita Meteran

C. Cara Mengukur Tinggi Badan

Waktu mengukur tinggi badan anak, ada tiga hal yang harus
diperhatikan yaitu :

a. Posisi Anak
Sewaktu diukur anak dalam posisi dengan syarat-syarat
berikut (Lihat Gambar 2) :
1) Sewaktu diukur, anak tidak boleh memakai alas kaki
(sepatu, sandal, dsb) dan penutup kepala (topi, dll).

6
2) Anak berdiri membelakangi dinding dengan pita
meteran berada di tengah bagian kepala.
2) Posisi anak harus berdiri tegak bebas. Tidak sikap
tegap seperti tentara.
4) Tangan dibiarkan tergantung bebas menempel ke badan.
5) Tumit rapat, tetapi ibu jari kaki tidak rapat.
6) Kepala, tulang belikat, pinggul dan tumit menempel ke
dinding
7) Anak menghadap dengan pandangan lurus ke depan.

Gambar 2. Posisi Tubuh Anak Pada Waktu Diukur

b. Cara Penggunaan Alat Bantu


Untuk menentukan angka tinggi badan anak pada pita
meteran, digunakan alat bantu berupa segitiga siku-siku
(Lihat Gambar 3)
1. Segitiga siku-siku diletakkan di atas kepala
a) Satu sisi menempel di bagian tengah kepala anak
dan satu sisi lainnya menempel ke pita meteran di
dinding
b) Hasil pengukuran dibaca sebelum segitiga siku-siku
yang menempel di kepala anak digerakkan.

7
Gambar 3. Rentangan Pita Meteran dan Mistar Segitiga Siku-siku

c. Cara Membaca Angka Tinggi Badan


1. Pembacaan dilakukan setelah anak selesai diukur pada
skala yang ditunjuk oleh sudut segitiga siku-siku.
2. Lihat skala panjang di bawah sudut siku. (Lihat
Gambar 4a, 4b)
a) Baca angka dibawah sisi segitiga siku-siku tersebut,
yang menunjukkan angka dalam cm.
b) Jumlah skala kecil diatas skala panjang
menunjukkan milimeter (persepuluh cm)
c) Sudut segitiga siku-siku tepat di skala panjang, baca
: 109,3 cm

Catatlah segera hasil ukur pada formulir yang disediakan untuk itu.

Gambar 4a. Cara Membaca Hasil Pengukuran

8
Gambar 4b. Cara Membaca Pita Meteran

9
PETUNJUK PENCATATAN DAN PELAPORAN
PEMANTAUAN TBABS

FI/TBABS99 Diisi Oleh Guru

Hasil pengisian formulir (F/TBABS/98) ini merupakan data untuk


diolah dan dianalisis lebih lanjut, oleh karena itu harap diisi
dengan lengkap dan jelas !

No. 01 Tulis Nama Propinsi


No. 02 Tulis Nama Kabupaten/Kotamadya
No. 03 Tulis Nama Kecamatan
No. 04 Tulis Nama Desa/Kelurahan
No. 05 Tulis Tipe Desa/Kelurahan, dengan melingkari
(1) Perkotaan jika wilayah tersebut merupakan
Kelurahan atau melingkari (2) Perdesaan jika wilayah
tersebut merupakan Desa.
No. 06 Tulis Kategori Desa/Kelurahan, dengan melingkari
(1) IDT jika wilayah tersebut merupakan penerima
bantuan Inpres Desa Tertinggal atau melingkari (2) Non
IDT jika wilayah tersebut bukan penerima bantuan
Inpres Desa Tertinggal.
No. 07 Tulis Nama Sekolah tersebut dengan lengkap dan benar.
Contoh : SD Inpres No. 007 Jatimulya Bekasi
MI Negeri No. 0011 Pondok Timur Bekasi
SD Al Azhar Kota Legenda Bekasi
No. 08 Tulis Jumlah Murid Kelas I di sekolah tersebut untuk
tahun ajaran 1999/2000, pada kotak yang disediakan.
No. 09 Tulis Jumlah Murid Kelas I Yang Diukur di sekolah
tersebut untuk tahun ajaran 1999/2000, pada kotak yang
disediakan.
No. 10 Tulis Tanggal Pengukuran dilakukan pada kotak yang
disediakan dengan menuliskan tanggal, bulan, dan tahun
(tanggal-bulan-tahun)
No. 11 Tulis No. Urut pada kotak yang disediakan

10
No. 12 Tulis Nama Anak secara lengkap pada kotak yang
disediakan
No. 13 Tulis Jenis Kelamin dari anak yang diukur. Tulis angka 1
(satu) jika laki-laki, atau tulis angka 2 (dua) jika
perempuan
No. 14 Tulis Tanggal Lahir dari anak yang diukur
Contoh : Anak dengan tanggal lahir 22 Juni 1992,
maka ditulis : 22-06-92
No. 15 Tulis Umur anak yang diukur dalam tahun. Umur anak
dihitung dalam tahun penuh. Kelebihan bulan tidak
dihitung.
Contoh : Anak dengan tanggal lahir 22 Juni 1992, dan
tanggal pengukuran 22 Juli 1998 (berarti
umurnya 6 tahun lebih 1 bulan),
maka ditulis : 06 tahun
Anak umur 6 tahun 2 bulan ditulis : 06 tahun
Anak umur 6 tahun 11 bulan ditulis : 06 tahun
No. 16 Tulis Tinggi Badan anak yang diukur dalam centimeter
(cm) berdasarkan hasil pengukuran dengan alat yang
disediakan oleh Departemen Kesehatan
Contoh : Anak dengan tinggi badan 97,6 cm
maka ditulis : 097,6 cm
No. 17-18 Tentukan Kategori Status Gizi Anak (TB/U) :
Beri tanda (x) pada kolom 18, jika status gizi anak
termasuk kategori I
Beri tanda (x) pada kolom 19, jika status gizi anak
termasuk kategori II

Formulir (F/TBABS/98) sebanyak 2 rangkap (merah/putih) yang telah


diisi dengan data seluruh anak yang diukur secara benar dan lengkap
serta ditandatangani, segera diserahkan kepada Tenaga Pelaksana
Gizi/Pembantu Ahli Gizi (TPG/PAG) Puskesmas yang wilayah
kerjanya meliputi desa/kelurahan dimana SD/MI berada.

FII/TBABS/99 Diisi Oleh Petugas Puskesmas

11
FII/TBABS/99 merupakan formulir pelaporan data di tingkat
kecamatan/puskesmas. Formulir ini diisi oleh petugas puskesmas, yang
merupakan rekapitulasi dari FI/TBABS/99 untuk setiap SD/MI.
Formulir FII/TBABS/99 ini harus dikirim ke Dinkes Dati II bersama-
sama dengan FI/TBABS/99.

No. 01 Tulis Nama Propinsi


No. 02 Tulis Nama Kabupaten/Kotamadya
No. 03 Tulis Nama Kecamatan
No. 04 Tulis Nama Puskesmas
No. 05 Tulis Nomor Urut Desa/Kelurahan
No. 06 Tulis Nama Desa/Kelurahan
No. 07 Tulis Tipe Desa (Tulis 1 jika termasuk perkotaan, tulis 2
jika termasuk perdesaan)
No. 08 Tulis Kategori Desa (Tulis 1 jika termasuk Desa
Tertinggal, tulis 2 jika termasuk Desa Tidak Tertinggal)
No. 09 Tulis jumlah SD/MI di Desa/Kelurahan yang terpilih
sebagai sampel
No. 10 Tulis jumlah murid kelas I dari SD/MI yang menjadi
sampel (Laki-laki dan Perempuan)
No. 11 Tulis jumlah murid kelas I yang diukur dari SD/MI
tersebut (Laki-laki dan Perempuan)
No. 12-13 Jumlah anak menurut status gizi (TB/U) :
Tulis jumlah anak yang termasuk Kategori I pada kolom
12 (Laki-laki dan Perempuan)
Tulis jumlah anak yang termasuk Kategori II pada
kolom 13 (Laki-laki dan Perempuan)

FIII/TBABS/99 Diisi Oleh Petugas Dinkes Dati II

FIII/TBABS/99 merupakan formulir pelaporan data pada Dati II.


Formulir ini diisi oleh petugas Dinkes Dati II, yang merupakan
rekapitulasi dari FII/TBABS/99 yang diterima dari
puskesmas/kecamatan.

Formulir FIII/PSG ini harus dikirim bersama-sama dengan disket


data hasil entri data dari FI/TBABS/99 (jika entri data dilakukan di
Dati II) ke seksi UKD Kanwil Depkes Propinsi. Jika entri data

12
dilakukan di propinsi, FIII/TBABS/99 ini harus dikirim bersama-
sama dengan FI/TBABS/99, ke seksi UKD Kanwil Depkes
Propinsi.

No. 01 Tulis Nama Propinsi


No. 02 Tulis Nama Kabupaten/Kotamadya
No. 03 Tulis nomor urut Kecamatan
No. 04 Tulis Nama Kecamatan
No. 05 Tulis Jumlah SD/MI yang terpilih sebagai sampel
No. 06 Tulis Jumlah murid kelas I dari SD/MI yang
menjadi sampel (Laki-laki dan Perempuan)
No. 07 Tulis jumlah murid kelas I dari SD/MI tersebut.
No. 08-09 Jumlah anak menurut status gizi (TB/U) :
Tulis jumlah anak yang termasuk Kategori I pada
kolom 08 (Laki-laki dan Perempuan)
Tulis jumlah anak yang termasuk Kategori II pada
kolom 09 (Laki-laki dan Perempuan)

FIV/TBABS/99 Diisi Oleh Petugas Kanwil Depkes Propinsi

FIV/TBABS/99 merupakan formulir pelaporan data pada tingkat


Propinsi. Formulir ini diisi oleh petugas Kanwil Depkes Propinsi,
yang merupakan rekapitulasi dari FIII/PSG yang diterima dari
Dinkes Dati II.

Formulir FIV/PSG ini harus dikirim ke Direktorat Bina Gizi


Masyarakat Depkes bersama-sama dengan disket data hasil entri
data dari FI/PSG.

No. 01 Tulis Nama Propinsi


No. 02 Tulis Nomor Urut Kabupaten/Kotamadya
No. 03 Tulis Nama Kabupaten/Kotamadya
No. 04 Tulis Jumlah SD/MI yang terpilih sebagai sampel
No. 05 Tulis Jumlah murid kelas I dari SD/MI yang
menjadi sampel (Laki-laki dan Perempuan)
No. 06 Tulis jumlah murid kelas I yang diukur dari SD/MI
tersebut (Laki-laki dan Perempuan)
.

13
No. 07-08 Jumlah anak menurut status gizi (TB/U) :
Tulis jumlah anak yang termasuk Kategori I pada
kolom 07 (Laki-laki dan Perempuan)
Tulis jumlah anak yang termasuk Kategori II pada
kolom 08 (Laki-laki dan Perempuan)

TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB


TENAGA PELAKSANA GIZI PUSKESMAS

Tugas Tenaga Pelaksana Gizi/Pembantu Ahli Gizi (TPG/PAG)


Puskesmas dalam pelaksanaan pengukuran TBABS adalah sebagai
berikut :

1. Menerima daftar sekolah (SD/MI) yang terpilih sebagai sampel


yang terdapat pada wilayah kerja Puskesmas, dari Dinkes Dati II.
2. Mengirimkan alat pengukur tinggi badan, formulir pengumpulan
data (F/TBABS/99), buku pedoman dan leaflet (brosur), ke sekolah
yang terpilih sebagai sampel.
3. Memberikan bantuan (misalnya : meminjamkan timbangan injak)
kepada sekolah yang belum memilikinya.
4. Memberikan bimbingan teknis, memantau dan membantu
pelaksanaan pengukuran pada seluruh sekolah yang menjadi
sampel.
5. Mengambil (menjemput) formulir hasil pengukuran
(FI/TBABS/99) sebanyak 2 rangkap (merah/putih), pada seluruh
sekolah yang menjadi sampel, dan memeriksa apakah formulir
telah diisi dengan baik dan benar.
6. Merekapitulasi FI/TBABS/99, untuk mengetahui apakah telah
semua sekolah yang menjadi sampel telah menyerahkan formulir
FI/TBABS/99.

14
7. Mengirimkan formulir hasil pengukuran (FI/TBABS/99) sebanyak
1 rangkap (lembar warna merah) bersama-sama dengan
FII/TBABS/99 ke Seksi KIA Dinas Kesehatan Dati II
Kabupaten/Kotamadya.
8. Mengirimkan 1 rangkap (lembar warna putih) langsung ke Seksi
UKD Kanwil Depkes Propinsi melalui pos.

TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB


PETUGAS TINGKAT KABUPATEN/KOTAMADYA

Tugas pelaksana gizi Dinkes Dati II Kabupaten/Kotamadya dalam


pelaksanaan pengukuran TBABS adalah sebagai berikut :

1. Petugas Dinas Kesehatan Dati II Kabupaten/Kotamadya melakukan


koordinasi melalui pertemuan lintas sektor dengan Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan Dati II Kabupaten/Kotamadya (Dinas
Pendidikan dan Pengajaran Dati II Kotamadya di Propinsi DKI
Jakarta), Kantor Departemen Agama Kabupaten/Kotamadya, dan
Pemerintah Daerah Dati II Kabupaten/Kotamadya.
2. Melalui pertemuan lintas sektor diterbitkan edaran/instruksi
Bupati/Walikotamadya tentang pelaksanaan TBABS 1998 kepada
seluruh Camat dan instansi terkait di kabupaten/kotamadya
(Dinkes, Dinas Dikbud/Dinas Pendidikan dan Pengajaran, Kantor
Depag, dan Kantor Statistik). Edaran/instruksi Bupati/Walikota ini
merupakan tindak lanjut dari edaran/instruksi Gubernur KDH Dati
I Propinsi.
3. Mempelajari dan memahami buku pedoman pengukuran TBABS
4. Menerima daftar sekolah yang terpilih sebagai sampel dari Kanwil
Depkes Propinsi
5. Menerima alat pengukur tinggi badan, formulir TBABS
(F/TBABS/98), buku pedoman dan leaflet (brosur) TBABS sesuai
kebutuhan dari Kanwil Depkes Propinsi
6. Mengirimkan daftar sekolah yang terpilih sebagai sampel ke
seluruh puskesmas

15
7. Mengirimkan alat pengukur tinggi badan, formulir TBABS
(F/TBABS/98), buku pedoman dan leaflet (brosur) TBABS ke
seluruh puskesmas
8. Memberikan penjelasan teknis kepada petugas puskesmas
9. Memantau pelaksanaan pengukuran TBABS dan pengiriman
formulir FI/TBABS/99 sebanyak 1 rangkap (merah) dari
puskesmas ke Dinkes Dati II Kabupaten/Kotamadya
10. Menerima, memeriksa, merekapitulasi formulir TBABS yang
dikirimkan Puskesmas, dan mengirimkan umpan balik ke seluruh
puskesmas tentang daftar sekolah sampel yang belum mengirimkan
F/TBABS/99
11. Merekapitulasi FII/TBABS/99 yang diterima dari puskesmas ke
dalam FIII/TBABS/99
12. Melakukan entri data dari seluruh FI/TBABS/99 yang dikirim oleh
Puskesmas.
13. Mengirimkan Disket Data dan FIII/TBABS/99 ke Seksi UKD
Kanwil Depkes Propinsi.

TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB


PETUGAS TINGKAT PROPINSI

Tugas pelaksana gizi propinsi dalam pelaksanaan pengukuran TBABS


adalah sebagai berikut :

1. Petugas Kanwil Depkes Propinsi melakukan koordinasi melalui


pertemuan lintas sektor dengan Kanwil Depdikbud Propinsi, Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan Dati I Propinsi, Kanwil Departemen
Agama Propinsi, Kantor Statistik Propinsi, dan Pemerintah Daerah
Dati I Propinsi
2. Melalui pertemuan lintas sektor diterbitkan edaran Gubernur KDH
Dati I Propinsi tentang pelaksanaan TBABS 1998 kepada seluruh
Bupati/Walikota KDH Dati II Kabupaten/Kotmadya dan instansi
terkait di propinsi (Kanwil Depkes/Dinkes, Kanwil
Depdikbud/Dinas Dikbud/Dinas Pendidikan dan Pengajaran,
Kanwil Depag, dan Kantor Statistik)

16
3. Mempelajari dan memahami buku pedoman pengukuran
TBABS
4. Menerima daftar sekolah yang terpilih sebagai sampel dari
Direktorat Bina Gizi Masyarakat Depkes
5. Menerima alat pengukur tinggi badan, formulir TBABS
(FI/TBABS/99), buku pedoman dan leaflet (brosur) TBABS
sesuai kebutuhan dari Direktorat Bina Gizi Masyarakat Depkes
5. Mengirimkan daftar sekolah yang terpilih sebagai sampel ke
seluruh Dinkes Dati II Kabupaten/Kotamadya
6. Mengirimkan alat pengukur tinggi badan, formulir TBABS
(FI/TBABS/999), buku pedoman dan leaflet (brosur) TBABS
ke seluruh Dinkes Dati II Kabupaten/Kotamadya
7. Memberikan penjelasan teknis kepada petugas Dinkes Dati II
Kabupaten/Kotamadya
8. Memantau pelaksanaan pengukuran TBABS dan pengiriman
formulir FI/TBABS/99 warna putih dari Puskesmas ke kanwil
Depkes Propinsi.
9. Merekapitulasi FIII/TBABS/99 yang diterima dari Dinkes Dati
II ke dalam FIV/TBABS/99.
10. Melakukan entri data dari seluruh FI/TBABS/99 yang dikirim
oleh Puskesmas melalui Dinkes Dati II. Entri data dilakukan
jika Dati II tidak melakukannya.
11. Mengirimkan Disket Data (termasuk Disket Data dari Dati II)
dan FIV/TBABS/99 ke alamat berikut :

Subdit Bina Kewaspadaan Gizi


Direktorat Bina Gizi Masyarakat Depkes
Gedung Depkes, Lantai 8, Blok C
Jl. HR Rasuna Said,
Jakarta 12950

17
BAGAN ARUS PENGIRIMAN DATA DAN PELAPORAN

PUSAT

Umpan Balik Disket Data


Laporan dan FIV/TBABS/99

PROPINSI
FI/TBABS/99 (Disket Data)
dan FIII/TBABS/99
Umpan Balik

KAB/KODYA

FI/TBABS/99
dan FII/TBABS/99
Umpan Balik

PUSKESMAS/
KECAMATAN
Memantau dan mengambil
Formulir FI/TBABS/99
(Merah dan Putih)

DESA/KELURAHAN
(SD/MI Negeri dan Swasta)

Semua murid kelas I pada Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (Negeri dan Swasta)
yang terpilih sebagai sampel diukur tinggi badannya dan dikumpulkan datanya
sesuai formulir F/TBABS/99

Keterangan :

Arus Pelaporan

Umpan Balik

18
TABEL TITIK BATAS PENGGOLONGAN STATUS GIZI
BERDASARKAN INDEKS TINGGI BADAN DAN UMUR (TB/U)
UNTUK ANAK LAKI-LAKI DAN ANAK PEREMPUAN
UMUR 60-102 BULAN (5 8,5 TAHUN)

Umur Laki-laki Perempuan Keterangan


(bulan) (<90% baku WHO) (<90% baku WHO)

60 98.9 97.5 5 tahun


61 99.4 98.0
62 99.9 98.5
63 100.3 99.0
64 100.9 99.4
65 101.3 99.9
66 101.8 100.4 5 tahun, 6 bulan
67 102.2 100.9
68 102.7 101.3
69 103.1 101.8
70 103.6 102.2
71 104.0 102.7
72 104.5 103.1 6 tahun
73 104.9 103.6
74 105.4 104.0
75 105.7 104.5
76 106.2 104.9
77 106.6 105.4
78 107.1 105.8 6 tahun, 6 bulan
79 107.4 106.3
80 107.9 106.7
81 108.3 107.2
82 108.7 107.6
83 109.1 108.1
84 109.5 108.5 7 tahun
85 109.9 109.0
86 110.3 109.3
87 110.7 109.8
88 111.1 110.2
89 111.5 110.7

19
90 111.9 111.1 7 tahun, 6 bulan
91 112.3 111.6
92 112.7 112.0
93 113.1 112.4
94 113.5 112.8
95 113.9 113.3
96 114.3 113.7 8 tahun
97 114.6 114.2
98 115.0 114.6
99 115.5 115.0
100 115.8 115.5
101 116.2 115.9
102 116.6 116.4 8 tahun, 6 bulan

Keterangan :
Kategori I (Mengalami gangguan pertumbuhan) : indeks TB/U <90%
Kategori II (Normal) : indeks TB/U >=90%

20

Anda mungkin juga menyukai