METODE
Hasil
Pola pembinaan penyelenggaraan program pendidikan non formal di PKBM Baitul
Mulimin ini merupakan kombinasi pembinaan dari tiga unsur pendidikan yaitu penilik PLS,
tokoh masyarakat dan pengelola PKBM. Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa
pembinaan juga didukung oleh sembilan faktor pendukung keberhasilan dan telah memiliki
sepuluh indikator keberhasilan. Adapun indikator keberhasilan PKBM dalam penelitian ini
sebagai berikut: 1) variasi peserta didik dilihat dari daerah asal maupun tingkatan umurnya,
2) memiliki tutor dengan kualifikasi pendidikan rata-rata strata-1 dan sesuai dengan bidang
studi, 3) status penyelenggara PKBM dari kepengurusan Masjid Baitul Muslimin, 4)
memiliki sarana dan prasarana lebih dari standar minimal, 5) memiliki dua gedung milik
sendiri, 6) sumber dana dari kerjasama dengan perusahaan, 7) hasil pembelajaran melibatkan
peserta didik, 8) variasi program belajar yang berjumlah dua belas program, 9) hasil belajar
dapat dijadikan bekal untuk berusaha mandiri, bekerja sebagai karyawan dan melanjutkan
pendidikan, 10) partisipasi masyarakat sangat besar berupa pemberian dana, tanah dan
kerjasama.
Faktor yang mendukung keberhasilan PKBM Baitul Muslimin terdiri dari sembilan
faktor sebagai berikut: (a) kelembagaan PKBM, PKBM Baitul Muslimin yang sudah
melembaga sehingga sudah dikenal oleh banyak masyarakat, banyak potensi di masyarakat
yang dapat dimanfaatkan dan hal tersebut menimbulkan daya dukung yang kuat dari
pengelola PKBM, (b) sarana prasarana yang memadai, sarana dan prasarana yang dimiliki
PKBM Baitul Muslimin memberikan kenyamanan bagi warga belajar untuk mengikuti
pembelajaran sehingga meningkatkan antusiasme warga belajar, (c) sumber daya manusia
yang berkualitas, PKBM Baitul Muslimin juga didukung dengan sumber daya manusia yang
berkualitas, rata-rata pendidik di PKBM Baitul Muslimin berpendidikan Strata-1 dan minimal
berpendidikan Diploma sehingga turut berperan pada penyelenggaraan program-program di
PKBM Baitul Muslimin, (d) strategi manajemen, strategi yang diterapkan pada program-
program di PKBM Baitul Muslimin mampu menjaga eksistensi program sehingga menjadi
faktor pendorong bagi keberhasilan PKBM Baitul Muslimin, (e) partisipasi masyarakat,
partisipasi masyarakat sangat besar dan bisa menjadi kekuatan bagi PKBM dan pengelolanya
untuk mengembangkan PKBM Baitul Muslimin, (f) pendanaan dari kerjasama, perusahaan-
perusahaan yang berperan serta mensuplai dana untuk keberlangsungan PKBM Baitul
Muslimin memberikan peran yang cukup besar, karena dana tersebut yang dipergunakan
untuk operasional program di PKBM Baitul Muslimin, (g) sosialisasi untuk menyebarluaskan
keberadaan PKBM, (h) keterkaitan semua unsur PKBM yang membentuk suatu kekuatan
untuk menyokong keberhasilan di PKBM Baitul Muslimin, (i) program yang memberikan
manfaat untuk masyarakat dapat menimbulkan motivasi yang besar bagi pengelola PKBM.
Adapun pola pembinaan penyelenggaraan program pendidikan non formal di PKBM
Baitul Muslimin sebagai berikut: a). penyelenggaraan program pendidikan non formal
melibatkan tokoh masyarakat, pelibatan tokoh masyarakat pada penyelenggaraan program
pendidikan non formal di PKBM Baitul Muslimimin dilakukan pada beberapa hal antara lain
untuk sosialisasi program, sebagai penasehat program, sebagai pembina program dan
pelaksanaan program b). program yang diselenggarakan berdasarkan kebutuhan masyarakat,
penyelenggaraan program yang diselenggarakan di PKBM Baitul Muslimin melalui
identifikasi kebutuhan program terlebih dahulu yang dilakukan oleh pengurus PKBM dan
tokoh masyarakat, c). pembelajaran pada setiap program berbasis agama, artinya setiap
pembelajaran pada masing-masing program di padukan dengan pengetahuan agama seperti
kajian-kajian islam, dalil islam, petunjuk dan tata cara menurut agama islam, d).
menggunakan strategi manajemen PDCA (Plan, Do, Check, Action). Penerapan manajeman
PDCA (Plan, Do, Check, Action) ini dimulai dengan perencanaan, pelaksanaan, pengawasan
dan evaluasi sampai pada upaya tindakan penyelesaian. Karakteristik program pendidikan
non formal tentunya berbeda sehingga penerapan manajemen PDCA (Plan, Do, Check,
Action) juga berbeda tergantung pada karakteristik masing-masing program.
Rasional penerapan pola pembinaan penyelenggaraan program pendidikan non formal
seperti disebutkan diatas dikarenakan adanya kecocokan antara strategi manajemen yang
diterapkan dengan penyelenggaraan program pendidikan non formal. Pendidikan non formal
yang fleksibel lebih sesuai dibina dengan strategi manajemen PDCA (Plan, Do, Check,
Action) yang merupakan empat langkah cepat sebagai pengendali mutu. Sedangkan alasan
lain adalah karena pola pembinaan tersebut disesuaikan dengan kondisi dan latar belakang
masyarakat.
Bahasan
Hasil temuanya adalah sebagai berikut: Pertama, ada sepuluh indikator keberhasilan
PKBM Baitul Muslimin sesuai dengan indikator keberhasilan PKBM menurut patokan
Diknas. Kedua, faktor pendukung keberhasilan PKBM Baitul Muslimin adalah (a)
kelembagaan PKBM, (b) sarana prasarana yang memadai, (c) sumber daya manusia yang
berkualitas, (d) strategi manajemen, (e) partisipasi masyarakat, (f) pendanaan dari kerjasama,
(g) sosialisasi, (h) keterkaitan semua unsur, (i) manfaat untuk masyarakat. Ketiga, pola
pembinaan penyelenggaraan program pendidikan non formal di PKBM Baitul Muslimin
terdiri dari empat hal yaitu: a. penyelenggaraan program pendidikan non formal melibatkan
tokoh masyarakat b. program pendidikan non formal berdasarkan pada kebutuhan
masyarakat, c. program pendidikan non formal berbasis agama artinya pembelajaran disisipi
dengan pengetahuan agama dan d. menerapkan strategi manajemen PDCA (Plan, Do, Check
dan Action). Keempat, rasional penerapan pola pembinaan penyelenggaraan program
pendidikan non forma di PKBM Baitul Muslimin adalah karena adanya kecocokan antara
strategi manajeman yang digunakan dengan kondisi program pendidikan non formal dan di
padukan dengan latar belakang masyarakat.
Bertitik tolak dari hasil temuan penelitian tersebut, disarankan hal-hal sebagai berikut:
(1) Pihak-pihak pembuat kebijakan pendidikan non formal informal disarankan untuk
merancang pola pembinaan yang disesuaikan dengan kondisi dan latar belakang masyarakat
setempat, karena pembinaan tidak dapat dilakukan dengan prosedur top-down melainkan
harus melihat kondisi masyarakat setempat seperti halnya dengan hasil temuan dalam
penelitian ini. (2) Pihak-pihak yang terkait dengan penyelenggaraan program pendidikan non
formal disarankan untuk mempergunakan pola pembinaan penyelenggaraan program
pendidikan non formal sesuai dengan hasil temuan dalam penelitian ini, supaya program
pendidikan non formal dapat berkembang dengan baik. (3) Bagi peneliti lain, apabila terdapat
kajian sebagai upaya meningkatkan pembinaan penyelenggaraan program pendidikan non
formal dengan mengacu pada pola pembinaan dari hasil penelitian diatas, peneliti siap untuk
berbagi pengalaman.
DAFTAR RUJUKAN
Asngadi, Kamid. 2003. Kinerja Penilik Pendidikan Luar Sekolah Dalam Penyelenggaraan
Program Paket B di Kalimantan Tengah. Malang: Tesis tidak dipublikasikan
Depdiknas. 2006. Pedoman Pendirian Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM). Jakarta:
Ditjen PMPTK
Emon, Russaly. 2003. Pembinaan Usaha Meningkatkan Ekonomi Masyarakat. Tesis (Tidak
dipublikasikan)
Gaffar. Fakry. 2007. Manajemen Pendidikan (Ilmu dan Aplikasi Pendidikan). Bandung:
Pedagogiana Press
Marzuki, Saleh. 2009. Dimensi-dimensi Pendidikan Non Formal. Malang: FIP Universitas
Negeri Malang
Muhammad, H. 2009. Kondisi dan Tantangan PNFI (disajikan dalam kuliah umum di
Pascasarjana (November 2009), Universitas Negeri Malang.
Sihombing, Umberto. 1999. Pendidikan Luar Sekolah Kini dan Masa Depan. Jakarta: PD
Mahkota
Sudjana, Djuju. 1991. Pendidikan Non Formal (Wawasan, Sejarah Perkembangan. Falsafah
& Teori Pendukung Serta Azas). Bandung: Nusantara Press
Sudjana, Djuju. 2000. Pendidikan Luar Sekolah, Sejarah dan Azas. Bandung: Falah
Production
Sudjana, Djuju. 2004. Manajemen Program Pendidikan (untuk Pendidikan Non Formal dan
Pengembangan Sumber Daya Manusia). Bandung: Falah Production
Sulistyowati, Sri Agus. 2005. Keberhasilan Pola Pembinaan Program KBU Sentra Industri
Kecil Anyaman Pandan Bambu. Tesis (Tidak dipublikasikan).