Anda di halaman 1dari 3

Definisi, prinsip kerja, dan penerapan PHE dalam proses pengolahan pangan

Heat exchanger tipe plate (Plate Heat Exchanger) adalah jenis penukar
panas yang menggunakan pelat logam untuk mentransfer panas antara dua cairan.
Ini memiliki keuntungan besar atas suatu penukar panas konvensional dalam
bahwa cairan yang terkena luas permukaan jauh lebih besar karena cairan
menyebar di plate. Ini memfasilitasi transfer panas, dan sangat meningkatkan
kecepatan perubahan suhu. Plate penukar panas yang sekarang umum dan versi
dibrazing sangat kecil yang digunakan dalam air panas bagian dari jutaan
kombinasi boiler.
Konsep di balik penukar panas adalah penggunaan pipa atau pembuluh
penahanan lain untuk panas atau dingin satu cairan dengan mentransfer panas
antara itu dan cairan lain. Dalam kebanyakan kasus, penukar terdiri dari pipa
melingkar berisi satu fluida yang melewati ruang berisi cairan lain. Dinding pipa
biasanya terbuat dari logam, atau zat lain dengan konduktivitas panas yang tinggi,
untuk memfasilitasi pertukaran, sedangkan casing luar ruang yang lebih besar
adalah terbuat dari plastik atau dilapisi dengan isolasi termal, untuk mencegah
panas dari melarikan diri dari exchanger.
Plate Heat Exchanger digunakan untuk pasteurisasi dengan suhu tinggi
dan waktu singkat (High Temperature Short Time/ HTST), yaitu proses pemanasan
susu selama 15 16 detik pada suhu 71,7 75 0C. Selain itu, tipe ini juga cocok
untuk bahan pangan yang mempunyai viskositas rendah seperti jus jeruk.
(Muttaqin,
2012)
d. Pengertian dan perbedaan dari jenis flow Counter-Current dan Co-Current
Pertukaran panas dengan aliran searah (co-current/parallel flow) yaitu
apabila arah aliran dari kedua fluida di dalam penukar kalor adalah sejajar.
Artinya kedua fluida masuk pada sisi yang satu dan keluar dari sisi yang lain
mengalir dengan arah yang sama. Karakter penukar panas jenis ini temperatur
fluida yang memberikan energi akan selalu lebih tinggi dibanding yang menerima
energi sejak mulai memasuki penukar kalor hingga keluar.
Sedangkan pertukaran panas dengan aliran berlawanan arah (counter
current / flow) yaitu bila kedua fluida mengalir dengan arah yang saling
berlawanan dan keluar pada sisi yang berlawanan. Pada tipe ini masih mungkin
terjadi bahwa temperatur fluida yang menerima panas (temperatur fluida dingin)
saat keluar penukar kalor (T4) lebih tinggi dibanding temperatur fluida yang
memberikan kalor (temperatur fluida panas) saat meninggalkan penukar kalor.
(Muttaqin,
2012)
e. Pengertian dari Pressure Drop dan Fouling Factor dalam mesin PHE
1. Pressure Drop
Penurunan tekanan (pressure drop) adalah istilah yang digunakan untuk
menggambarkan penurunan tekanan dari satu titik dalam pipa atau tabung ke hilir
titik. "Penurunan tekanan" adalah hasil dari gaya gesek pada fluida ketika
mengalir melalui tabung yang disebabkan oleh resistensi terhadap aliran. Penentu
utama resistensi terhadap aliran fluida adalah kecepatan fluida melalui pipa dan
viskositas fluida. Aliran cairan atau gas akan selalu mengalir dalam arah
perlawanan paling sedikit (tekanan kurang). (Santoso, 2016)

2. Fouling Factor
Kinerja penukar kalor bergantung pada permukaan untuk perpindahan
kalor itu bersih atau tidak. Jika ada endapan pada permukaan itu, tahanan thermal
akan meningkat, sehingga performansnya pun akan berkurang. Tambahan tahanan
itu biasanya diperhitungkan sebagai factor pengotoran (fouling factor). Faktor
pengotoran ditentukan secara eksperimen dengan menguji penukar kalor itu dalam
keadaan bersih dan keadaan kotor didefinisikan sebagai berikut :
Rd=(1/Ud)-(1/Uc)

Faktor pengotoran ini sangat mempengaruhi perpindahan panas pada heat


exchanger. Pengotoran ini dapat terjadi endapan dari fluida yang mengalir, juga
disebabkan oleh korosi pada komponen dari heat exchanger akibat pengaruh dari
jenis fluida yang dialirinya. Selama heat exchanger ini dioperasikan pengaruh
pengotoran pasti akan terjadi. Terjadinya pengotoran tersebut dapat menganggu
atau memperngaruhi temperatur fluida mengalir juga dapat menurunkan atau
mempengaruhi koefisien perpindahan panas menyeluruh dari fluida tersebut.
Beberapa faktor yang dipengaruhi akibat pengotoran antara lain :
1) Temperatur fluida
2) Temperatur dinding plate
3) Kecepatan aliran fluida

Daftar Pustaka
R.Pitts and E.Sissom. 1987. Perpindahan Kalor. Erlangga. Jakarta.
Eric. 2013. Gasket-dari 37 menjadi 71 buah.ee-Heat-Exchanger.
http://www.jiawei-phe.com/.
Diakses tanggal 13 November 2016 pukul 19.00 WIB.
Hidayat, Nur. 2007. Pasteurisasi.
http://ptp2007.w0rdpress.com. Diakses tanggal 13 November 2016 pukul 19.00
WIB.
Muttaqin, Z. 2012. Heat Exchanger. http://eprints.undip.ac.id. Diakses tanggal 13
November
2016 pukul 18.45 WIB.
Santoso, Digdyo. 2016. Pressure Drop. https://www.academia.edu/7753098/.
Diakses
tanggal 13 November 2016 pukul 20.00 WIB.
Sari, Nainy. 2015. Perpindahan Kalor. http://nainysari.lecture.ub.ac.id. Diakses
tanggal 13
November 2016 pukul 18.30 WIB.

Anda mungkin juga menyukai