Anda di halaman 1dari 28

Tekn ik In st a la si L ist rik

4. Hukum Kirchhoff

4.1. Hukum Kirchhoff pertama (hukum titik simpul)

Pada rangkaian parallel selalu menghasilkan apa yang disebut dengan titik
percabangan, yang juga dikenal sebagai titik simpul.
Pada titik tersebut arusnya bercabang. Dalam hal ini sesuai dengan aturan
tertentu.
Contoh:

I1 = 5 A I4 = 6 A

Gambar 2.18 Percabangan arus

Kita amati misalnya pada titik A beberapa arus sebagaimana diperlihatkan,


maka ditemukan bahwa arus I1 dan I2 mengalir masuk menuju titik simpul A,
sedangkan arus I3, I4 dan I5 mengalir keluar (meninggalkannya). Disini terbukti
bahwa nilai arus yang masuk besarnya sama dengan nilai arus yang keluar.
Hukum Kirchhoff pertama (titik simpul):

Disetiap titik simpul (cabang), jumlah arus yang masuk besarnya


sama dengan jumlah arus yang keluar.

I1 + I2 = I3 + I4 + I5

Dengan bantuan rumus ini, maka arus yang belum diketahui pada suatu titik
percabangan arus, dapat ditentukan besarnya.

Contoh:
Berapa besarnya arus I2 pada rangkaian dibawah ini ?

Penerapan Konsep Dasar Listrik dan Elektronika 74


Tekn ik In st a la si L ist rik

I1 = 5 A

R 1
I = 12A I2

R 2

Gambar 2.19 Rangkaian parallel I3 = 4 A

R 3

Jawab: I = I1 + I2 + I3 dijabarkan ke I2 menjadi;


I2 = I - I1 - I3 ; I2 = 12 A - 5 A - 4 A = 3 A

4.2. Hukum Kirchhoff kedua (hukum jala-jala)

Pada suatu rangkaian arus tertutup (jala-jala) terdapat suatu pembagian


tegangan yang sangat tertentu. Pembagian tegangan tersebut dapat dihitung
dengan menggunakan rumus yang sesuai.
Contoh:

U S 1 = 12 V U S2 = 12V
I = 0 ,2 A

R 1=20 R 2 =40 R 3=60


Gambar 2.20
U 1=4V U 2=8V U 3 = 12V Rangkaian arus dengan dua sumber tegangan

Kedua sumber tegangan dengan tegangan sumber US1 dan US2 elektron-
elektronnya menggabungkan diri dalam memberikan pengaruhnya secara
keseluruhan. Disini sumber tegangan tersebut bereaksi dalam arah yang sama.
Mereka mengendalikan arus I sesuai dengan tahanan yang ada.

U S1 + U S2 12 V + 12 V 24 V
I ; I 0,2 A
R1 R2 + R3 20 40 + 60 120

Arus I merupakan penyebab terjadinya tegangan jatuh pada tahanan R1, R2 , R3

U1 = I R1 ; U1 = 0,2 A 20 = 4 V

U 2 = I R2 ; U 2 = 0,2 A 40 = 8 V

U 3 = I R3 ; U 3 = 0,2 A 60 = 12 V

Penerapan Konsep Dasar Listrik dan Elektronika 75


Tekn ik In st a la si L ist rik

Pada suatu persamaan antara tegangan sumber dengan tegangan jatuh


diketahui, bahwa hal tersebut sama besarnya, artinya yaitu tegangan sumber
terbagi kedalam rangkaian arus secara keseluruhan.
Dari situ dapat disimpulkan hukum Kirchhoff kedua (hukum jala-jala):

Disetiap rangkaian arus tertutup, jumlah tegangan sumber besarnya


sama dengan jumlah semua tegangan jatuh.

US1 + US2 = I . R1 + I . R2 + I . R3

Dalam praktiknya suatu rangkaian arus biasanya hanya terdiri atas sebuah
tegangan sumber dan satu atau beberapa beban.

R 1
U S
Gambar 2.21
R 2

Rangkaian arus dengan sebuah sumber tegangan

Disini berlaku:

US = I . R1 + I . R2

Kita hubungkan lampu seperti yang tersebut diatas pada suatu kotak kontak,
dengan demikian maka tegangan klem U kotak kontak dalam hal ini berfungsi
sebagai tegangan sumber US.

R 1

U
Gambar 2.22
R 2

Rangkaian arus dengan suatu tegangan klem

Maka berlaku:

U = I . R1 + I . R2; disederhanakan menjadi: U = I (R1 + R2)

Penerapan Konsep Dasar Listrik dan Elektronika 76


Tekn ik In st a la si L ist rik

Hukum Kirchhoff kedua (hukum jala-jala) dapat digunakan untuk bermacam-


macam. Dia memungkinkan untuk menentukan suatu tegangan sumber yang
belum diketahui, arus atau suatu tahanan.

Contoh:
Berapa besarnya nilai arus yang ditunjukkan amperemeter pada
rangkaian dibawah ini ?

U S 1 = 1 ,5 V
A

R1 =6 R 2 =12
Gambar 2.23
Rangkaian arus dengan amperemeter
U S2 = 1 ,5 V U S3 = 1 ,5 V

Jawaban:
Tegangan sumber semuanya berpengaruh dengan arah yang sama,
pengaruhnya saling menggabungkan diri. Maka berlaku hukum Kirchhoff kedua
(hukum jala-jala) :

US1 + US2 + US3 = I . R1 + I . R2

US1 + US2 + US3 = I . (R1 + R2)

US1 + US2 + US3 1,5 V + 1,5 V + 1,5 V 4,5 V


I ; I 0,25 A
R1 + R 2 6 + 12 18

5. Rangkaian campuran

Suatu rangkaian yang terdiri atas rangkaian seri dan rangkaian parallel, disebut
sebagai rangkaian campuran atau rangkaian kelompok.

5.1. Rangkaian seri lanjutan

Contoh:
Hitunglah tahanan pengganti Rpengganti untuk seluruh rangkaian dan arus
bagian I1 dan I2 pada rangkaian berikut ini.

Penerapan Konsep Dasar Listrik dan Elektronika 77


Tekn ik In st a la si L ist rik

R 1=5

R3 = 10

R 2=20
I
Gambar 2.27 Rangkaian seri lanjutan
U =7V

Jawab: Rangkaian parallel

R1 R2 5 20 100 2
R1,2 ; R1,2 =4
R1 R2 5 20 25

R 3 = 10 R 1 ,2 =4

I
Gambar 2.28 Rangkaian pengganti 1
U =7V

Rangkaian seri

Rpengganti = R3 + R1,2 ; Rpengganti = 10 + 4 = 14

R pe ng g a nti = 14

I
Gambar 2.29 Rangkaian pengganti 2
U=7V

Arus total

U 7V
I ; I 0,5 A
Rpengganti 14

Arus I menyebabkan terjadinya tegangan jatuh pada R3

U3 I R3 ; U3 0,5 A 10 W = 5 V

Dengan begitu maka sisanya untuk rangkaian parallel R1,2

U1 U U3 ; U1 7 V 5 V = 2 V

Penerapan Konsep Dasar Listrik dan Elektronika 78


Tekn ik In st a la si L ist rik

U 3 =5V U 1=2V

R 3= 10 R 1 ,2 = 4
I

Gambar 2.30 Rangkaian pengganti 1


U =7V

Sekarang dengan tegangan jatuh U1 yang sudah diketahui dan tahanan R1 dan
R2 yang ada, maka arus bagian I1 dan I2 dapat dihitung dengan hukum ohm.

U1 2V
I1 = ; I1 = = 0,4 A
R1 5

U1 2V
I2 = ; I2 = = 0,1 A
R2 20

Untuk diperhatikan:

Suatu rangkaian seri yang berisi/mengandung rangkaian parallel,


maka pertama-tama dihitung dahulu rangkaian parallelnya.

5.2. Rangkaian parallel lanjutan

Contoh:
Tiga tahanan terhubung seperti pada gambar 2.31
Tentukan tahanan pengganti, arus bagian dan tegangan bagian !

I1 R 1 =20 R 2=40

I I2 R 3 = 12 0 Gambar 2.31
Rangkaian parallel
U = 12 V
lanjutan

Penerapan Konsep Dasar Listrik dan Elektronika 79


Tekn ik In st a la si L ist rik

Jawab: Rangkaian seri

R1,2 = R1 + R2 ; R1,2 = 20 + 40 = 60

R 1 ,2 = 6 0

I R3 = 12 0

Gambar 2.32 Rangkaian pengganti 1


U = 12 V

Rangkaian parallel

R1,2 R3 60 120 7200 2


Rpengganti ; Rpengganti = 40
R1,2 R3 60 120 180

R pe ng g anti = 4 0

I Gambar 2.33 Rangkaian pengganti 2


U = 12 V

Arus total

U 12 V
I ; I 0,3 A
Rpengganti 40

Pada tahanan R3 terdapat tegangan jatuh U = 12 V, demikian pula pada tahanan


bersama R1 dan R2 .
Dengan demikian dapat ditentukan:

U 12 V
I2 = ; I2 = = 0,1 A
R3 120

U 12 V
I1 = ; I1 = = 0,2 A
R1,2 60

Arus I1 menyebabkan terjadinya tegangan jatuh pada R1 :

U1 I1 R1 ; U1 0,2 A 20 = 4 V

Pada tahanan R2 :

Penerapan Konsep Dasar Listrik dan Elektronika 80


Tekn ik In st a la si L ist rik

U2 I1 R2 ; U 2 0,2 A 40 = 8 V

Untuk diperhatikan:

Suatu rangkaian parallel yang berisi/mengandung rangkaian seri,


maka pertama-tama dihitung dahulu rangkaian serinya.

5.3. Pembagi tegangan berbeban

Dari suatu pembagi tegangan tanpa beban, jika sebuah beban terhubung
padanya, maka menjadi suatu pembagi tegangan berbeban dan dengan
demikian berarti suatu rangkaian campuran (lihat gambar 2.34).

R 1
Ib
U
Iq
R 2 U b
R b

I q A ru s k o m p o n en q u ad rat
I b
A ru s b eb an Gambar 2.34 Pembagi tegangan berbeban

Tegangan jatuh pemakaian (tegangan beban) terletak pada tahanan parallel


R2,b. Tegangan total U berpengaruh pada tahanan total R1 + R2,b
Dengan demikian sebagai rumus pembagi tegangan berlaku:

Ub R2,b Rumus pembagi tegangan



U R1 + R2,b (pembagi tegangan berbeban)

R2 Rb R2b tahanan parallel dalam


R2,b
R2 + Rb
R1 tahanan bagian dalam
U tegangan total dalam V
Ub tegangan beban dalam V
Contoh:
Tentukanlah tegangan Ub untuk pembagi tegangan berikut ini
a) dengan tahanan beban

Penerapan Konsep Dasar Listrik dan Elektronika 81


Tekn ik In st a la si L ist rik

b) tanpa tahanan beban!

R 1=20k
I b
U = 14 0 V
Gambar 2.35
Iq R 2=
U R b= 1 0 k
40k b Pembagi tegangan berbeban

Jawab: a) Dari rumus pembagi tegangan (berbeban) menjadi:

R2,b 140 V 8000


Ub = U : Ub = 40 V
R1 + R 2,b 28 000

Tahanan parallel

R 2 Rb 40 k 10 k 400 (k) 2
R 2,b = : R 2,b = 8 k
R2 + Rb 40 k 10 k 50 k

Tahanan total

R total = R1 + R 2,b : R total = 20 k + 8 k 28 k

b) Dari rumus pembagi tegangan (tanpa beban)

R2 140 V 40 000
U b' = U : U b' = 93,3 V
R1 + R2 60 000

Menarik perhatian, bahwa melalui pembebanan tegangan keluaran berkurang


sangat besar.
Penyebabnya, bahwa melalui tahanan beban maka tahanan total rangkaian
mengecil, dengan begitu penyerapan arusnya meningkat dan tegangan jatuh
pada tahanan R1 lebih besar oleh karenanya tegangan Ub menjadi lebih kecil.

Penerapan Konsep Dasar Listrik dan Elektronika 82


Tekn ik In st a la si L ist rik

Untuk memperkecil perbedaan tegangan pada pembagi tegangan dari tanpa


beban ke berbeban, tahanan beban terpasang harus lebih besar dari tahanan
total pembagi tegangan. Tetapi dalam hal ini harus diperhatikan, bahwa tahanan
pembagi tegangan jangan sampai menjadi terlalu kecil, disini jika tidak, maka
akan mengalir arus Iq yang besar dan terjadi kerugian yang besar.
Pemakaian: oleh karenanya pembagi tegangan berbeban hanya dipasang, jika
dia tidak ada kegunaannya, untuk menetapkan suatu pembangkit tegangannya
sendiri atau hal tersebut tidak mungkin atau, jika arus yang melalui beban dapat
dipertahankan kecil.

5.4. Jembatan tahanan

Jembatan tahanan yaitu, seperti diperlihatkan pada rangkaian dibawah, praktis


merupakan suatu rangkaian parallel dua pembagi tegangan tanpa beban.

R 1 A R 2

C R D
B

R B R
I 3 4

Gambar 2.36 Jembatan tahanan U

Penghubung A ke B disebut sebagai jembatan (jembatan tahanan).


Melalui tahanan jembatan mengalir suatu arus, jika pada tahanan ini terdapat
tegangan, artinya, jika antara titik A dan titik B terjadi perbedaan potensial.
Titik A dan titik B menunjukkan potensial yang sama besar, maka perbedaan
potensialnya nol dan tahanan jembatan bebas/tidak berarus.
Titik A dan titik B mempunyai potensial sama, jika tegangan jatuh pada R1 dan
R3 sama besarnya, jadi artinya, apabila perbandingan tahanan pembagi
tegangan sama besarnya.

Ditulis dalam bentuk rumus:

Penerapan Konsep Dasar Listrik dan Elektronika 83


Tekn ik In st a la si L ist rik

R1 R3 Persamaan jembatan

R2 R4 (syarat keseimbangan)

Suatu rangkaian jembatan, yang memenuhi persamaan diatas, dikatakan


balance=seimbang.
Kita ubah salah satu tahanan dari empat buah tahanan tersebut, maka
jembatan tidak lagi seimbang. Pada jembatan mengalir arus kompensasi.
Suatu perubahan tegangan terpasang U tidak berpengaruh pada perbedaan
potensial antara titik A dan B, dalam hal ini perbandingan tahanannya tetap
maka tegangannya tidak berubah.
Rangkaian jembatan digunakan misalnya untuk menentukan besarnya tahanan
dan dikenal sebagai jembatan Wheatstone.

Lembar Latihan/Evaluasi

Penerapan Konsep Dasar Listrik dan Elektronika 84


Tekn ik In st a la si L ist rik

1. Bagaimana formula tiga bentuk hukum Ohm ?

2. Bagaimana perubahan arus dalam suatu rangkaian arus sederhana, jika


tegangan yang terpasang berkurang 10 % ?

3. Bagaimana perubahan arus dalam suatu tahanan geser, jika tegangan yang
terpasang diperbesar tiga kali dan nilai tahanan setengahnya.

4. Bagaimana bentuk grafiknya, jika misalnya kita ingin menggambar grafik


tahanan untuk tahanan R = 90 ?

5. Berapa kuat arus pada suatu rangkaian arus, yang tersusun atas tahanan
total 40 dan tegangan sumber 220 V ?

6. Pada suatu rangkaian arus, kuat arusnya meningkat dari 3 A menjadi 4 A.


Berapa kenaikan tegangan, jika tahanannya tetap konstan 20 ?

7. Berapa prosen tahanan suatu rangkaian arus harus berubah, jika pada
tegangan 220 V kuat arusnya berkurang dari 11 A menjadi 10 A ?

8. Berapa besarnya tahanan suatu kumparan magnit, jika pada tegangan


searah sebesar 110 V kumparan tersebut menyerap arus 5,5 A ?

9. Seorang pekerja dengan tidak sengaja telah menyentuh dua penghantar


telanjang suatu jala-jala dengan tegangan jala-jala 220 V.
Berapa ampere arus mengalir melalui badannya, jika tahanan badannya
sebesar 1000 ?
Arus yang mengalir menjadi berapa ampere pada tegangan 6000 V ?

10. Gambarkanlah grafik tegangan fungsi arus (grafik tahanan) untuk tiga
tahanan yang konstan 5 , 10 dan 30 (skala 5 V 1 cm; 1 A 1 cm).

11. Bagaimanakah menghitung tahanan total beberapa tahanan yang dihubung


seri ?

12. Pada rangkaian seri, tahanan yang mana memiliki tegangan yang besar ?

13. Apa yang dimaksud dengan tahanan pengganti ?

14. Mengapa pada pemakaian (beban) jarang digunakan rangkaian seri ?

15. Apa yang anda ketahui tentang potensiometer ?

Penerapan Konsep Dasar Listrik dan Elektronika 85


Tekn ik In st a la si L ist rik

16. Suatu pembagi tegangan berguna untuk apa ?

17. Kapan kita gunakan pembagi tegangan dan kapan tahanan depan ?

18. Kerugian apa yang terjadi pada pemakaian suatu tahanan depan ?

19. Bagaimana terjadinya tegangan jatuh pada suatu penghantar ?

20. Tergantung apakah besarnya tegangan jatuh ?

21. Tegangan jatuh berakibat apa pada penghantar ?

22. Mengapa perusahaan pembangkit tenaga memberitahukan tegangan jatuh


yang diijinkan pada penghantar ?

23. Berapa ampere arus yang mengalir pada suatu rangkaian seri dengan
tahanan R1 = 100 dan R2 = 300 pada tegangan sumber 200 V ?

24. Suatu deretan lampu hias sebanyak 16 biji terhubung pada 220 V.
Berapa volt tegangan tiap bijinya ?

25. Tiga tahanan R1 = 20 ; R2 = 50 dan R3 = 80 terhubung seri. Pada


tahanan R2 harus terjadi tegangan U2 = 10 V.
a) Gambarkan rangkaiannya !
b) Berapa besarnya arus yang harus mengalir melalui rangkaian ?
c) Berapa besarnya tegangan total harus terpasang ?

26. Pada suatu pembagi tegangan dengan tahanan R1 = 5 M dan R2 = 12


M dipasang tegangan U = 200 V.
Berapa besarnya tegangan yang terambil ?

27. Suatu pembagi tegangan tanpa beban tegangan 120 V harus terbagi
dalam 100 V dan 20 V. Dalam hal ini pembagi tegangan boleh menyerap
arus paling tinggi 10 mA.
a) Berapa besarnya tahanan total harus tersedia ?
b) Bagaimana tahanan total terbagi ?

28. Suatu kumparan pada tegangan 220 V dialiri arus sebesar 1 A. Dengan
bantuan tahanan depan arus yang melalui kumparan harus berkurang
sebesar 10 %.
Berapa besarnya tahanan depan yang diperlukan ?

Penerapan Konsep Dasar Listrik dan Elektronika 86


Tekn ik In st a la si L ist rik

29. Melalui suatu tahanan depan harus bertegangan 50 V pada arus


maksimal 2,5 A.
Berapa besarnya tahanan depan ?

30. Berapa besarnya tegangan jatuh yang terjadi pada suatu penghantar
tembaga, jika luas penampangnya 120 mm 2 dan arus sebesar 50 A
ditransfer sejauh 250 m ?

31. Berapa luas penampang yang dipilih, jika suatu arus sebesar 20 A harus
ditransfer sejauh 40 m pada tegangan jatuh 3 % dengan U = 220 V ? Bahan
yang digunakan tembaga.

32. Suatu penghantar tembaga panjang 150 m dan terdiri atas dua inti
dengan luas penampang masing-masing 16 mm2. Dicatu dengan suatu
tegangan sebesar 235 V, yang pada pembebanan tidak juga berkurang.
Berapa besarnya arus hubung singkat, jika inti-inti pada ujung penghantar
dengan tidak sengaja terhubung singkat ?

33. Jelaskan, mengapa pada suatu rangkaian parallel melalui tahanan yang
besar mengalir arus yang kecil ?

34. Sebagai tahanan total untuk suatu rangkaian parallel yang terdiri atas tiga
tahanan dengan nilai 50 , 100 , dan 500 diberikan nilai 120 .
Mengapa nilai tersebut tidak dapat tepat sama besarnya ?

35. Bagaimana persamaan untuk menghitung tahanan total dua buah tahanan
yang dihubung parallel ?

36. Untuk sebuah tahanan R, 4 buah tahanan yang sama besarnya dihubung
parallel dan terpasang pada suatu tegangan.
Bagaimana perubahan arus total dan tahanan total yang terjadi didalam
rangkaian arus ?

35. Mengapa semua peralatan, praktis didalam praktiknya dihubung secara


parallel ?

36. Berapa besarnya tahanan samping (tahanan shunt) harus dipasang agar
pada suatu beban dengan tahanan R = 90 mengalir arus setengahnya ?

Penerapan Konsep Dasar Listrik dan Elektronika 87


Tekn ik In st a la si L ist rik

39. Dua tahanan 2,5 dan 4 terhubung parallel.


Berapa besarnya tahanan total ?

40. Tiga buah jam listrik masing-masing dengan tahanan 300 dirangkai
parallel dan dihubung pada 12 V.
Berapa besarnya arus total mengalir didalam instalasi ?

41. Tiga buah jam duduk 5 , 8 dan 10 dihubung parallel pada 6 V.


Berapa besarnya tahanan total dan arus total yang mengalir ?

42. Didalam penghantar dengan tahanan R1 = 90 dan R2 = 90 mengalir arus


sebesar I = 15 A.
a) Berapa besarnya arus disetiap cabang ?
b) Berapa tegangan jatuh pada tahanan-tahanan tersebut ?

43. Melalui sebuah lampu pijar dengan R1 = 20 mengalir arus 500 mA.
Sebuah tahanan R2 = 0,5 dipasang parallel dengan lampu tersebut.
Berapa besarnya kuat arus didalam tahanan R2 ?

44. Nilai tahanan suatu rangkaian besarnya R1 = 50 , dengan memasang


tahanan kedua yang dihubungkan secara parallel, tahanan totalnya harus
berubah menjadi Rtot = 40 .
Berapa besarnya nilai tahanan kedua yang sesuai ?

45. Dalam teknik listrik apa yang dimaksud dengan suatu titik simpul (cabang) ?

46. Bagaimana bunyi hukum Kirchhoff kesatu, yang juga dikenal dengan hukum
titik simpul (cabang) ?

47. Dalam teknik listrik, apa yang dimaksud dengan suatu jala-jala ?

48. Mengapa pada suatu rangkaian arus listrik tertutup, tegangan jatuh tidak
pernah dapat lebih besar daripada tegangan sumber ?

49. Lima macam arus mengalir masuk maupun keluar dari titik simpul (gb. 2.37)
Berapa besarnya arus I2 dan bagaimana arahnya ?

Penerapan Konsep Dasar Listrik dan Elektronika 88


Tekn ik In st a la si L ist rik

I5=2A
I1 = 12A

I4=8A A I2
I3 =5A G a m b a r 2 .3 7 P e rc a b a n g a n a ru s

50. Lengkapilah pada rangkaian dibawah ini dengan arus yang masih tersisa !

5A

2A

1A

G a m b a r 2 .3 8 P e rc a b a n g a n a ru s

51. Pada rangkaian berikut (gambar 2.39) US1 = 1,5 V; US2 = 4,5 V;
R1 = 10 dan R2 = 50 .

U S1

R1 R 2
G a m b a r 2 .3 9 R a n g k a ia n a ru s
d e n g a n d u a s u m b e r te g a n g a n
U S2

a) Berapa besarnya arus I dan bagaimana arahnya ?


b) Berapa besarnya tegangan jatuh U1 dan U2 ?

52. Apa yang dimaksud dengan rangkaian campuran ?

53. Mengapa melalui pembebanan, tegangan keluaran suatu pembagi tegangan


berubah besarnya ?

54. Bagaimana syarat keseimbangan pada suatu rangkaian jembatan ?

55. Mengapa jembatan tahanan yang seimbang, melalui perubahan tegangan


sumber, tidak dapat keluar dari keseimbangannya ?

56. Apa pengaruh yang terjadi pada tahanan di percabangan jembatan pada
suatu jembatan tahanan yang dalam kondisi seimbang (balance) ?

Penerapan Konsep Dasar Listrik dan Elektronika 89


Tekn ik In st a la si L ist rik

57. Diberikan tiga tahanan 20 , 40 , 60 .


Gambarkan rangkaian campuran yang mungkin terjadi dan tentukan
besarnya tahanan pengganti!

58. Bagaimana tiga tahanan masing-masing 6 harus dihubungkan, agar


tahanan totalnya sebesar 4 ?

59. Bagaimanakah tiga tahanan 3 , 6 dan 5 harus dikombinasikan, agar


tahanan penggantinya menjadi 7 ?
Gambarkan rangkaiannya dan buktikanlah melalui perhitungan!

60. Pada gambar rangkaian berikut (gambar 2.40) besarnya R1 = 3 , R2 = 6 ,


R3 = 2 , R4 = 20 , R5 = 30 dan R6 = 7 ; besarnya arus total I = 10 A.
Tentukanlah:
a) ta h a n a n p e n g g a n ti R 1
b) te g a n g a n b a g ia n R 4

c) a ru s cabang R 2 R 6
d) te g a n g a n to ta l U ! R 5
R 3
I

G a m b a r 2 .4 0 R a n g k a ia n c a m p u r a n U

61. Dari rangkaian berikut (gambar 2.41) berapa volt tegangan jatuh pada R2 ?
R 1 A R 2

U = 12 0V R 1=2 0 0 R 2= 10 0
R 3
B R 4

R 3= 10 0 U

G a m b a r 2 .4 1 R a n g k a ia n c a m p u r a n G a m b a r 2 .4 2 R a n g k a ia n c a m p u r a n

62. Dua buah lampu L1 (0,6 A/24 V) dan L2 (0,8 A/24 V) harus dirangkai seri dan
dengan data nominalnya beroperasi pada suatu jala-jala 110 V.
Berapa besarnya tahanan depan dan tahanan samping (tahanan shunt)
yang digunakan ?

63. Pada rangkaian tahanan (gambar 2.42) diberikan:


R1 = 15 , R2 = 45 , R3 = 25 , R4 = 35 dan U = 12 V.
Hitunglah:

Penerapan Konsep Dasar Listrik dan Elektronika 90


Tekn ik In st a la si L ist rik

a) arus bagian (cabang)


b) arus total
c) tegangan antara titik A dan B

64. Pada gambar 2.42 hubungkanlah titik A dan B melalui suatu jembatan dan
aturlah sedemikian rupa, hingga terjadi suatu keseimbangan jembatan.
Berapa besarnya tahanan R4 ?

65. Suatu pembagi tegangan dengan tahanan total 3 M pada tegangan total 60
V harus menampilkan suatu tegangan bagian sebesar 5 V.
Berapa besarnya tahanan bagian ?

66. Suatu pembagi tegangan dengan tahanan bagian R1 = 80 k dan R2 = 50


k terpasang pada tegangan total U = 100 V.
a) Berapa tegangan bagian yang sesuai pada tahanan R2 ?
b) Berapa volt tegangan bagian U2 berkurang, jika sebuah tahanan beban
Rb = 50 k dihubung parallel dengan R2 ?

Penerapan Konsep Dasar Listrik dan Elektronika 91


Tekn ik In st a la si L ist rik

Lembar Jawaban

1. Formula tiga bentuk hukum Ohm yaitu:


U U
I ; R ; U IR
R I
2. Arusnya juga berkurang sebesar 10 %

3. Arusnya menjadi 6 (enam) kali lebih besar

4. Pada tahanan yang tetap konstan (90 ) maka grafiknya berupa garis lurus.

5. U 220 V
I 5,5 A
R 40
6. U U2 - U1 80 V - 60 V 20 V
U1 I1 R 3 A 20 60 V
U2 I2 R 4 A 20 80 V

7. R 100 2 100
Prosentase R 10 %
R1 20
U 220 V
R1 20
I1 11 A
U 220 V
R2 22
I2 10 A
R R 2 - R1 22 - 20 2

8. U 110 V
R 20
I 5,5 A

9. U1 220 V
I1 0,22 A
R 1000
U 6000 V
I2 2 6A
R 1000
10. R 5
U 10 V
Untuk U 10 V maka besarnya I 2A
R 5
30 V
Untuk U 30 V maka besarnya I 6A
5
R 10
U 10 V
Untuk U 10 V maka besarnya I 1A
R 10
30 V
Untuk U 30 V maka besarnya I 3A
10

Penerapan Konsep Dasar Listrik dan Elektronika 92


Tekn ik In st a la si L ist rik

6
A
R=5
5

3
R = 10

R=30
1

G am bar
G r a fik te g a n g a n fu n g s i a r u s 5 10 15 20 25 30 V
U
R 30
U 15 V
Untuk U 15 V maka besarnya I 0,5 A
R 30
30 V
Untuk U 30 V maka besarnya I 1A
30
11. Untuk menghitung tahanan total beberapa tahanan yang dihubung seri yaitu
tahanan-tahanan tersebut langsung dijumlahkan.

12. Pada rangkaian seri, tahanan yang memiliki tegangan yang besar yaitu
yang nilai tahanannya kecil.

13. Tahanan pengganti yaitu tahanan total rangkaian beberapa tahanan

14. Beban yang seluruhnya terhubung seri satu dengan yang lain, maka dapat
terjadi beban tersebut tanpa arus listrik.

15. Potensiometer yaitu tahanan dengan tap yang variabel (dapat berubah)
dengan batas tertentu dan nilainya bisa diatur sesuai keinginan.

16. Pembagi tegangan berguna untuk membagi tegangan terpasang (U)


menjadi tegangan bagian (U1, U2)

17. Pembagi tegangan digunakan untuk membagi tegangan terpasang


sehingga diperoleh tegangan bagian yang lebih kecil.
Tahanan depan digunakan untuk menurunkan tegangan dan dengan
demikian menurunkan kuat arus listrik

Penerapan Konsep Dasar Listrik dan Elektronika 93


Tekn ik In st a la si L ist rik

18. Dengan tahanan depan, suatu tegangan tidak dapat diturunkan hingga nol
seperti pada pembagi tegangan, disini untuk maksud tersebut tahanan
depan harus memiliki nilai tahanan yang tak terhingga besarnya

19. Tegangan jatuh ditimbulkan oleh arus yang mengalir melalui tahanan kawat

20. Besarnya tegangan jatuh tergantung besarnya arus yang mengalir dan nilai
tahanan penghantar

21. Tegangan jatuh mengakibatkan terjadinya kerugian pada penghantar, dia


menurunkan tegangan beban yang bisa jadi hingga dibawah tegangan
nominal yang dibutuhkan

22. Untuk menjaga agar tegangan beban pada konsumen tidak berada dibawah
tegangan nominal yang dibutuhkan

23. I U 200 V 200 V


0,5 A
R1 R2 100 300 400

24. Utot 220 V


U 13,75 V
n 16
25. I U 1 U 2= 10V U 3

R 1= 2 0 R 2=50 R 3=80
U to t
a) G am bar
R a n g k a ia n s e ri ta h a n a n
U2 10 V
b) I 0,2 A
R2 50
c) Utot I Rtot 0,2 A 150 30 V
R tot R1 R2 R3 20 50 80 150

26. R1 200 V 5 106


U1 U 58,82 V
R1 R2 5 106 12 10 6
U2 Utot - U1 200 V - 58,82 V 141,18 V
27. Utot 120 V
a) R tot 12000 12 k
I 0,01 A
U1 R1 U 100 V 12000
b) ; R1 1 R tot 10000 10 k
Utot R tot Utot 120 V
R2 R tot - R1 12 k - 10 k 2 k

Penerapan Konsep Dasar Listrik dan Elektronika 94


Tekn ik In st a la si L ist rik

28. Rd R2 - R1 244,4 - 220,0 24,4


U 220 V
R1 220
I1 1A
U 220 V
R2 244,4
I2 0,9 A
I2 0,9 I1 0,9 1 A 0,9 A

29. R U 50 V 20
d
I 2,5 A

30. Ua I RL 50 A 0,074 3,7 V


mm2
2 0,0178 250 m
2l m
RL 0,074
A 120 mm2
31. mm2
2 0,0178 40 m
2l 2l m
RL ; A 4,31 mm 2
A RL 0,33
Dipilih luas penampang yang standard A 6 mm 2
U 6,6 V
RL a 0,33
I 20 A
ua U 3 220 V
Ua 6,6 V
100 100
32. U 235 V
I 712,1 A
RL 0,33
mm 2
2 0,0178 150 m
2l m
RL 0,33
A 16 mm 2
33. Pada rangkaian parallel masing-masing tahanan dihubungkan pada
tegangan yang sama, arus bagian satu sama lain berbanding terbalik
sebagaimana tahanan bagian yang ada, sehingga pada tahanan yang besar
mengalir arus yang kecil.

34. Pada rangkaian parallel beberapa tahanan, maka tahanan total lebih kecil
dari tahanan bagian yang terkecil

35 R1 R2
R tot
R1 R2
36. Arus totalnya menjadi 4 (empat) kali lebih besar, sedang tahanan totalnya
menjadi seperempatnya

Penerapan Konsep Dasar Listrik dan Elektronika 95


Tekn ik In st a la si L ist rik

37. Praktis semua peralatan dibuat untuk tegangan nominal tertentu dan pada
gangguan tidak berfungsinya salah satu peralatan semua yang lainnya tidak
terpengaruh olehnya

38. Agar arus yang mengalir menjadi setengahnya maka tahanan samping
(tahanan shunt) yang harus dipasang adalah sebesar 90

39. R1 R2 2,5 4 2,5 4 2


Rtot 1,54
R1 R2 2,5 4 6,5
40. Itot 3 I 3 0,04 A 0,12 A
U 12 V
I 0,04 A
R 300
41. I
U 6V
1,2 A
1
R1 5
U 6V
I2 0,75 A
R2 8
U 6V
I3 0,6 A
R3 10
Itot I1 I2 I3 1,2 A 0,75 A 0,6 A 2,55 A
U 6V
R tot 2,35
Itot 2,55 A

42. b) U I R tot 15 A 4,17 62,55 V


R1 R2 25 5 125 2
R tot 4,17
R1 R2 25 5 30

U 62,55 V
a) I1 2,5 A
R1 25
I2 I - I1 15 A - 2,5 A 12,5 A

43. I2 R R1 20 0,5 A
1 ; I2 I1 20 A
I1 R2 R2 0,5
44. 1

1

1
;
1

1

1

1

1
R tot R1 R2 R2 R tot R1 40 50
1 1 1
0,025 - 0,02 0,005

1
R2 200
0,005

45. Titik simpul (cabang) yaitu titik percabangan rangkaian listrik.

46. Disetiap titik simpul (cabang), jumlah arus yang masuk besarnya sama
dengan jumlah arus yang keluar.

47. Jala-jala adalah suatu rangkaian arus listrik tertutup.

Penerapan Konsep Dasar Listrik dan Elektronika 96


Tekn ik In st a la si L ist rik

48. Pada suatu rangkaian arus listrik tertutup, jumlah tegangan jatuh (tegangan
beban) sama dengan jumlah tegangan sumber.

49. Kita misalkan arus I2 sebagai arus yang arahnya meninggalkan titik simpul
(cabang), sehingga berlaku:
I1 + I2 = I3 + I4 + I5
I2 = I3 + I4 + I5 - I1 = 5A + 8A + 2A 12A = 3A
Benar bahwa arus I2 adalah arus yang arahnya meninggalkan titik simpul
(cabang) dengan kuat arus 3A.

50.
5A

3A 2A

1A 3A

2A 5A

51. a) Kedua sumber tegangan terpasang seri dan berpengaruh dengan arah
yang sama.
Dengan demikian berlaku:
US1 + US2 = I R1 + I R2
= I (R1 + R2)
U S1 + U S2 1,5V + 4,5V 6V
I 0,1A
R1 + R 2 10 + 50 60

Arus mengalir dari kutub positip sumber tegangan melalui beban menuju
ke kutub negatip.
b) U1 = I R1 = 0,1A 10 = 1V
U2 = I R2 = 0,1A 50 = 5V

52. Rangkaian campuran yaitu suatu rangkaian yang terdiri atas rangkaian seri
dan rangkaian parallel

53. Penyebabnya yaitu dengan adanya tahanan beban maka tahanan total
rangkaian mengecil, dengan begitu penyerapan arusnya meningkat dan

Penerapan Konsep Dasar Listrik dan Elektronika 97


Tekn ik In st a la si L ist rik

tegangan jatuh pada tahanan R1 lebih besar oleh karenanya tegangan Ub


menjadi lebih kecil.

54. Titik A dan titik B mempunyai potensial sama, jika tegangan jatuh pada R1
dan R3 sama besarnya, artinya, apabila perbandingan tahanan pembagi
tegangan tersebut sama besarnya: R1/R2=R3/R4

55. Karena perubahan tegangan sumber tidak mempengaruhi perbandingan


tahanan pembagi tegangan.

56. Pada tahanan di percabangan jembatan tidak ada arus mengalir, berarti tidak ada
pengaruh terhadap tahanan tersebut.

57. 20 Rtotal Rp 60 13,33 60 73,33


60 20 40
Rp 13,33
40 20 40

20 Rtotal Rp 40 15 40 55
40 20 60
Rp 15
60 20 60

40 Rtotal Rp 20 24 20 44
20 40 60
Rp 24
60 40 60

20 40 Rs 60 60 60
Rtotal 30
Rs 60 60 60
60 Rs 20 40 60

20 60 Rs 40 80 40
Rtotal 26,67
Rs 40 80 40
40 Rs 20 60 80

40 60 Rs 20 100 20
Rtotal 16,67
Rs 20 100 20
20 Rs 40 60 100

58. 6 6
12 6
Rtotal 4
12 6
6

3
59. Rtotal Rp 5 2 5 7
5
3 6
6 Rp 2
3 6

Penerapan Konsep Dasar Listrik dan Elektronika 98


Tekn ik In st a la si L ist rik

60.
R 1=3 a) RPengganti RP1 RP2 R6 1 12 7 20
R 4 =20
1 1 1 1 1 1 1 6
R 2 =6 R 6=7
RP1 R1 R2 R3 3 6 2 6
R 5=30
R 3=2 RP1 1
20 30
I= 10A RP2 12
20 30
U
b) UP1 I RP1 10A 1 10V, UP2 120V,
U6 70V
UP1 10V
c) I1 3,33A,
R1 3
I2 1,67A, I3 5A, I4 6A, I5 4A
d) U UP1 UP2 U6 10V 120V 70V 200V

61. R2,3 R2 R3 100 200 300

U = 12 0 V R 1=200 R 2 = 10 0 U2 I2,3 R2 0,4 100 40V


U 120V
I2,3 0,4A
R2,3 300
R 3=200

62. U 1 U 2 U d Ud 62V
I I I Rd 77,5
1 I 0,8A

R d = 7 7 ,5 Ud U - U1 - U2 110V - 24V - 24V 62V


L1 L2
Is I - I1 0,8A - 0,6A 0,2A
I R s= 12 0
S U1 24V
Rs 120
Is 0,2A

U 12V 12V c) UAB A - B 9V - 7V 2V


63.
a) I1,2 0,2A
R1,2 15 45 60 U1 I1,2 R1 0,2A 15 3V

U 12V 12V U3 I3,4 R3 0,2A 25 5V


I3,4 0,2A
R3,4 25 35 60 A 12V - 3V 9V

b) I I1,2 I3,4 0,2A 0,2A 0,4A B 12V - 5V 7V

64. R1 R3 R2 R3 45 25
; R4 75
R2 R4 R1 15
6
65. U1 R1 U1 5V 3 10 6
; R1 Rtot 0,25 10 0,25M
U Rtot U 60V
R2 Rtot - R1 3M - 0,25M 2,75M
3
66. R2 100V 50 10
a) U2 U 3 3
38,46V
R1 R2 80 10 50 10
R2, b 100V 25 10 3
b) Ub U 23,8V
R1 R2, b 80 10 3 25 10 3
R2 Rb 50 10 3 50 10 3 3
R2, b 25 10 25k
R2 Rb 50 10 3 50 10 3
U U2 - Ub 38,46V - 23,8V 14,66V

Penerapan Konsep Dasar Listrik dan Elektronika 99


Tekn ik In st a la si L ist rik

UMPAN BALIK

Penerapan Konsep Dasar Listrik dan Elektronika 100


Tekn ik In st a la si L ist rik

DAFTAR PUSTAKA

1. W. Ernst, Arbeitsblatter zur Elektrotechnik mit SI-Einheiten, Sauerlaender ,


Aarau; Frankfurt am Main, 1982

2. Heinz Meister, Elektronik 1 Elektrotechnische Grundlagen, Vogel


Buchverlag, Wuerzburg, 1988

3. Benz Heinks Starke, Tabellenbuch Elektronik, Frankfurter Fachverlag;


Kohl+Noltemeyer & Co. Verlag, 1989

Penerapan Konsep Dasar Listrik dan Elektronika 101

Anda mungkin juga menyukai