DIRUMAH PENYEMBELIHAN
Oleh:
BUDIONO (361541333018)
PUTRI RIZKIYANI (361541333025)
2017
REVIEW VIDEO PEMOTONGAN UNGGAS MODERN DI RUMAH
POTONG UNGGAS
Ayam diangkut menggunakan truk khusus untuk mengagkut unggas menuju
rumah potong unggas.
Ayam diletakan pada box khusus yang penuh lubang guna memudahkan proses
pernafasan
Ayam didalam box dikeluarkan dan digantung pada mesin yang berjalan ayam
masih dalam kondisi hidup
Box tempat ayam selama pengangkutan ayam dicuci otomatis dalam mesin
khusus.
Daging Ayam yang digantung pada mesin memasuki sebuah ruangan
penyembelihan untuk disembelih oleh penyembelih dengan 1x pemotongan
Kemudian terus berjalan dengan daging ayam tergantung sehingga darah
menetes keluar
Daging ayam dimasukkan kedalam alat pencucian air panas sehingga darah
yang masih menempel pada bulu hilang
Kemudian daging ayam dimasukkan kedalam mesin pencabutan bulu
Gading ayam yang telah bersih dari bulu dibersikan lagi bulu durinya secara
manual
Mesin terus berjalan dan daging ayam melewati mesin pemotongan kepala dan
ceker otomatis
Tahap selanjutnya adalah pengeluaran bagian dalam (jeroan) ayam
menggunakan mesin otomatis
Daging ayam yang telah dikeluarkan jeroannya dibersihkan lagi oleh pekerja
secara manual
Kemudian daging ayam dimasukkan kedalam mesin dan direbus dengan air
panas
Lalu dimasukan kedalam ruang pengeringan dengan suhu 1 OC
Proses selanjutnya adalah proses pengemasan, daging ayam dikemas dengan
kemasan vacuum
Lalu daging ayam yang telah dikemas dimasukan kedalam Fresh room (1:4) oC
Daging ayam yang telah dikemas siap untuk di distribusikan melalu mobil box
khusus yang telah dilengkapi pendingin
PEMBAHASAN
Setelah mengamati proses pemotongan ayam di rumah potong unggas modern
dari proses pengangkutan ayam sampai pendistribusian daging ayam yang siap
konsumsi dibawah ini akan dibahas proses-proses tersebut oleh kelompok kami dari
segala aspek yang tinjau dari beberapa referensi:
Proses/prosedur menyembelih:
1. Doa Bismillahi Allahu Akbar
2. Memutuskan jalan nafas, jalan makanan, jalan darah dengan sekali gerakan, tanpa
mengangkat pisau dari leher dan tidak langsung memisahkan kepala.
3. Pisau dibersihkan setiap lima menit atau saat pisau kotor.
4. Celupkan kedalam air panas pada suhu 70-80 derajat. Biarkan 1-2 menit. Ini
merupakan proses memanaskan kulit agar bulu ayam mudah dicabut.
5. Setelah cabut bulu, potong kepala, leher, ceker dan keluarkan jeroan
6. Pencucian cepat, air bersih dan tidak terlalu dingin. Pencucian dilakukan dengan
menyemprot karkas dengan keras.
Sumber: Diptan Balikpapan
Rukun Penyembelihan:
1. Harus beragama Islam.
2. Menyebut Nama Allah yaitu dengan membaca Bismillahi Allahu Akbar.
3. Hewan yang disembelih halal dimakan.
4. Menggunakan alat (pisau, parang, dsb).
5. Pelaksanaan penyembelihan memutuskan kerongkongan dan tenggorokan dan
memutuskan urat tempat saluran makan dan minum.
Sumber: MUI Balikpapan
Ditinjau dari referensi yang ada penyembelihan serta alur proses pada rumah
pemotongan unggas sudah sesuai dengan syariat islam yang ada dan dapat dikatakan
halal.
Mutu daging Mutu daging ditentukan oleh beberapa faktorantara lain: mutu
gizinya (kadar air, proteindan lemak), mutu dari segi teknologi dan mutu dari segi
konsumen. Mutu daging yang baikdari segi teknologi adalah daging yang dapat
diproses (sebagai bahan baku) menjadi produk olahan misalnya bakso,
dendengatauproduk lain dengan mutubaik. Sementara itu,mutu yang di
tentukankonsumen adalah daging yang disukai secara organoleptik yaitu meliputi:
penampilan, warna, aroma, keempukan danrasa. Khusus untuk keempukan bisa juga
dilakukan pengukuran secara objektif yaitu menggunakan alat penetrometer atau
tenderometer (MOUNTNEY, 1976).
Teknik pencabutan bulu secara tradisional menghasilkan karkas yang kurang
bersih karena masih banyak bulu jarum yang tertinggal serta bekas akar bulu tampak
menonjol. Hal ini sangat ditentukanolehkeahlian clan ketekunan personil
yangmelakukan pencabutanbulu,disampingfaktor temperatur air clan waktu yang
digunakan dalam pencelupan ayam setelah dipotong. Telmik pencabutan bulu dengan
mesinmenghasilkan karkas yang lebih bersih,tetapi kalau kurang hati-hati akan
mengakibatkan terjadinya memar, kulit sobek atau patah tulang. Kejadian ini sebagai
akibat benturan fisik yang tejadi selama ayam didalam mesin, baik benturansesama
ayam atau dengan mesin. Juga bisa terjadi karena ayam masih terlalu muda atau
pencelupan kedalam air yang temperatumyaterlalutinggi sertawaktuterlalulama.
Karkas yangdisimpan dengan penambahanes batu mempunyaimasasimpan samayaitu
lebih dari49jam. Masasimpandipengaruhiolehfaktordaridalamkarkasyaitunilainutrisi,
kadarair,pH, potensi oksidasi-reduksi, ada tidaknya faktor penghambat dan faktor luar
yaitu temperatur, kelembabanreiatif, adatidaknyaoksigen clan bentukataukondisi
daging(FORREST etal., 1975).
DAFTAR PUSTAKA
Abubakar, C.H. Sirait, Triyantini, S. Hadi, dan M. Tribudi. 1992. Laporan Penelitian
Residu Pestisida Antibiotika dan Standarisasi Kualitas Karkas Broiler untuk
Ekspor. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan Bogor. hlm. 24
USDA. 1973. Standar for Quality and Grades. Poultry Grading and Inspection
Agricultural Marketing. Definition and Illustration of US. Washington, DC p.
910
International Meat and Poultry HACCP Alliance. 1996. Generic HACCP Model for
poultry slaughter. The International Meat and Poultry HACCP Alliance,
Kansas City, Missouri. p. 25
Ensminger. 1998. Poultry Science. The Interstate
Soeparno. 1994. Ilmu dan Teknologi Daging. Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta. hlm. 56; 1112.
FORREST, J.C., E.D. ABERLE., H.C. HEDRICK., M.D. JUDGE, and MERKEL.
1995. Principles ofMeat Science
LARmoND, E . 1970. MethodsforSensoryEvaluation ofFood. Food Research Institute
Central Experimental Farm. Ottawa. MOUNTNEY, G.J. 1976. Poultry
Production Tehnology. The AVI. Publishing Company Inch. Westport
Connecticut.
SOEKARTO, T . 1985. Penilaian Organoleptik uniukIndustri Pangan dan
HasilPertanian. Penerbit Bhratara KaryaAksara. Jakarta.