Pedoman Perencanaan Pengajuan Usulan Kegiatan Pembangunan Perkebunan Melalui e-Proposal iii
iv Pedoman Perencanaan Pengajuan Usulan Kegiatan Pembangunan Perkebunan Melalui e-Proposal
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman
Pedoman Perencanaan Pengajuan Usulan Kegiatan Pembangunan Perkebunan Melalui e-Proposal vii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
viii Pedoman Perencanaan Pengajuan Usulan Kegiatan Pembangunan Perkebunan Melalui e-Proposal
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1.4. Pengertian
Beberapa pengertian dari istilah-istilah yang terdapat pada
pedoman perencanaan pengajuan usulan kegiatan pembangunan
perkebunan melalui e-proposal yaitu :
1. E-planning adalah situs web (laman) yang dikembangkan
Kementerian Pertanian dalam rangka mewujudkan amanat
Reformasi Birokrasi. E-planning Kementerian Pertanian
memuat berbagai informasi peraturan perundang-undangan
terkait perencanaan dan penganggaran, pedoman,
juklak/juknis, musrenbangtan, Renja dan RKAKL Kementerian
Pertanian, perencanaan kawasan, aplikasi e-Proposal dan
lainnya.
2. E-proposal adalah aplikasi untuk pengusulan dan penilaian
proposal berbasis situs web (online) yang dikembangkan
Kementerian Pertanian guna memudahkan mengelola data dan
6 Pedoman Perencanaan Pengajuan Usulan Kegiatan Pembangunan Perkebunan Melalui e-Proposal
informasi proposal secara efektif, efisien, akuntabel dan
transparan.
3. Satuan Kerja pada Instansi Pemerintah (Satker) adalah
organisasi dalam pemerintah yang dibentuk untuk
melaksanakan tugas tertentu di bidang masing-masing atau
bertugas melaksanakan satu atau beberapa kegiatan dari satu
program.
4. Program/Outcome adalah bentuk instrumen kebijakan yang
berisi satu atau lebih kegiatan yang dilaksanakan oleh satu
atau beberapa unit organisasi dalam satu atau beberapa
instansi untuk mencapai tujuan dan sasaran kebijakan serta
memperoleh alokasi anggaran.
5. Kegiatan/Output adalah bagian dari program yang
dilaksanakan oleh satu atau beberapa satuan kerja sebagai
bagian pencapaian sasaran terukur pada suatu program dan
terdiri dari sekumpulan tindakan pengerahan sumberdaya
(manusia, material, dana, teknologi) sebagai masukan (input)
untuk menghasilkan keluaran (output) dalam bentuk
barang/jasa.
6. Rencana Kerja Pemerintah (RKP) adalah dokumen
perencanaan tahunan yang memuat kerangka makro dan
program-program pembangunan baik yang dilaksanakan
langsung oleh pemerintah maupun yang ditempuh dengan
mendorong partisipasi masyarakat untuk kurun waktu 1
(satu) tahun.
7. Rencana Strategis (Renstra) K/L adalah dokumen
perencanaan yang bersifat indikatif yang memuat program-
program pembangunan baik yang dilaksanakan langsung oleh
pemerintah maupun yang ditempuh dengan mendorong
partisipasi masyarakat untuk kurun waktu lima tahun.
8. Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga
(RKA-KL) adalah dokumen perencanaan yang merupakan
pedoman tugas bagi pelaksanaan tugas kementerian dan
merupakan penjabaran dari RKP dan rencana strategis
kementerian yang bersangkutan dalam satu tahun anggaran.
Pedoman Perencanaan Pengajuan Usulan Kegiatan Pembangunan Perkebunan Melalui e-Proposal 7
9. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) adalah
rencana keuangan tahunan pemerintahan negara yang
disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat, yang masa
berlakunya dari tanggal 1 Januari sampai dengan tanggal 31
Desember tahun berkenaan.
10. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) atau dokumen
lain yang dipersamakan dengan DIPA adalah suatu dokumen
pelaksanaan anggaran yang dibuat oleh Menteri/Pimpinan
Lembaga atau Satuan Kerja serta disahkan oleh Direktur
Jenderal Perbendaharaan atau Kepala Kantor Wilayah Ditjen
Perbendaharaan atas nama Menteri Keuangan dan berfungsi
sebagai dokumen pelaksanaan kegiatan.
11. Petunjuk Operasional Kegiatan (POK) adalah dokumen
yang merupakan bagian tak terpisahkan dari DIPA dan RKA-KL
yang memuat kegiatan secara rinci dan dijadikan acuan dalam
pelaksanaan kegiatan dalam kurun waktu satu tahun.
12. Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang dari
Pemerintah kepada gubernur sebagai wakil Pemerintah
dan/atau kepada Instansi Vertikal di wilayah tertentu.
13. Tugas Pembantuan adalah penugasan dari Pemerintah
kepada daerah untuk melaksanakan tugas tertentu dengan
kewajiban melaporkan dan mempertanggungjawabkan
pelaksanaannya kepada yang menugaskan.
14. Dana Dekonsentrasi adalah dana yang berasal dari APBN
yang dilaksanakan oleh gubernur sebagai wakil Pemerintah
yang mencakup semua penerimaan dan pengeluaran dalam
rangka pelaksanaan Dekonsentrasi, tidak termasuk dana yang
dialokasikan untuk instansi vertikal pusat di daerah.
15. Dana Tugas Pembantuan adalah dana yang berasal dari
APBN yang dilaksanakan oleh daerah yang mencakup semua
penerimaan dan pengeluaran dalam rangka pelaksanaan tugas
pembantuan.
16. DAK adalah alokasi dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara kepada provinsi/kabupaten/kota tertentu dengan
V. Usulan Kegiatan
Usulan kegiatan ini memuat :
1. Sub sektor berisi nama sub sektor yang terkait tupoksi SKPD
Provinsi dan Kabupaten/Kota.
2. Komoditas berisi nama komoditas unggulan perkebunan yang
akan diusulkan SKPD Provinsi dan Kabupaten/Kota yang
terdiri atas 17 komoditas yaitu Kelapa sawit, karet, kelapa,
kakao, tebu, kopi, teh, jambu mete, nilam, kapas, tembakau,
kemiri sunan, lada, cengkeh, jarak pagar, pala dan sagu.
3. Status kegiatan berisi kegiatan yang akan diusulkan tersebut
apakah kegiatan baru atau kegiatan lanjutan di tahun
sebelumnya.
4. Sumber anggaran berisi pengajuan usulan kegiatan tersebut
akan didanai APBN yang bersumber dari RM (rupiah murni),
HLN (hibah luar negeri), PLN dan PNBP (penerimaan negara
bukan pajak).
5. Pola pendanaan berisi apakah mengajukan pola pendanaan
yang bersumber dari APBN murni, APBN-APBD, APBN-swasta
atau APBN-APBD-Swasta.
6. Dukungan APBD Kabupaten berisi kontribusi anggaran APBD
dalam mendukung pengusulan kegiatan dalam bentuk rupiah
murni dan persentase dari total anggaran APBD
XI. Tindakan
Kolom tindakan pada aplikasi e-proposal ini adalah memuat
penanda edit atau hapus semua data dan informasi terkait
pengajuan usulan kegiatan pembangunan perkebunan. Tindakan
edit atau hapus ini dapat dilakukan sebelum usulan kegiatan
diajukan ke Pusat atau ke Provinsi.
XII. Tambah usulan proposal
Kolom tambah usulan proposal ini memuat usulan kegiatan lainnya
yang akan diajukan ke Provinsi atau ke Pusat. Kolom ini dimulai
dengan mengisi dan melengkapi form pengusulan proposal sampai
pada akhirnya diajukan ke Provinsi atau Pusat.
XIII. Verifikasi SKPD Kabupaten/Kota
Untuk SKPD yang membidangi perkebunan di Provinsi memiliki
tugas dan kewajiban untuk melakukan verifikasi atau menilai
kelayakan semua usulan kegiatan pembangunan melalui e-proposal
yang berasal dari SKPD Kabupaten/Kota. Verifikasi dilakukan
melalui penyesuaian usulan kegiatan Kabupaten/Kota dengan
indikator kinerja yang dipersyaratkan di Provinsi yang dilengkapi
dengan skor nilai. Mekanisme verifikasi oleh SKPD Provinsi yang
membidangi perkebunan ini akan dibahas lebih lanjut pada Bab IV
tentang penilaian kelayakan usulan kegiatan melalui e-proposal.
72 Pedoman Perencanaan Pengajuan Usulan Kegiatan Pembangunan Perkebunan Melalui e-Proposal
3.4.2. Alur Pengajuan Usulan Kegiatan Melalui e-proposal
tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota
Edit/koreksi
data umum
Tahap 11. Akan muncul halaman seperti dibawah ini lalu klik
tambah usulan proposal.
Klik Ya
Kirim ke pusat
Klik print
Tandatangan kepala
SKPD Provinsi
Klik cetak
Klik edit/hapus
Gapoktan yang
sudah terdaftar Poktan yang
sudah terdaftar
Pedoman Perencanaan Pengajuan Usulan Kegiatan Pembangunan Perkebunan Melalui e-Proposal 101
Tahap 7. Dengan meng-klik entry poktan non gapoktan maka
akan muncul halaman untuk meng-entry kelompok tani baru non
gapoktan seperti gambar berikut ini.
102 Pedoman Perencanaan Pengajuan Usulan Kegiatan Pembangunan Perkebunan Melalui e-Proposal
Tahap 9. Selanjutnya mengisi atau memperbaharui database
umum dengan meng-klik edit data.
Pedoman Perencanaan Pengajuan Usulan Kegiatan Pembangunan Perkebunan Melalui e-Proposal 103
Tahap 10. Akan muncul halaman pengisian database umum yaitu
formulir II Gambaran Umum Wilayah Kabupaten/Provinsi lalu
simpan data.
104 Pedoman Perencanaan Pengajuan Usulan Kegiatan Pembangunan Perkebunan Melalui e-Proposal
Tahap 11. Mengisi atau memperbaharui database spesifik
kecamatan perkebunan dengan meng-klik data teknis kecamatan
Bun. SKPD Kabupaten/Kota juga diharuskan mengisi data teknis
kecamatan PSP-Bun dan PPHP.
Pedoman Perencanaan Pengajuan Usulan Kegiatan Pembangunan Perkebunan Melalui e-Proposal 105
Isi data teknis tingkat kecamatan
untuk komoditi tanaman
tahunan, tanaman semusim dan
tanaman rempah penyegar
106 Pedoman Perencanaan Pengajuan Usulan Kegiatan Pembangunan Perkebunan Melalui e-Proposal
Tahap 14. Dengan meng-klik data teknis kecamatan PPHP maka
akan muncul pengisian data teknis kecamatan pengolahan dan
pemasaran hasil pertanian yang mendukung sub sektor
perkebunan .
Pedoman Perencanaan Pengajuan Usulan Kegiatan Pembangunan Perkebunan Melalui e-Proposal 107
Tahap 16. Akan muncul halaman pengisian narasi e-proposal lalu
simpan data.
Isi/perbaharui narasi
e-proposal
108 Pedoman Perencanaan Pengajuan Usulan Kegiatan Pembangunan Perkebunan Melalui e-Proposal
Tahap 18. Mengisi usulan kegiatan dengan mengklik tambah
usulan proposal.
Pedoman Perencanaan Pengajuan Usulan Kegiatan Pembangunan Perkebunan Melalui e-Proposal 109
Tahap 20. Mengisi usulan kegiatan pembangunan perkebunan
(kegiatan hulu, hilir dan onfarm) seperti pada gambar berikut ini
setelah mengisi tahap 19.
Klik tambah
kegiatan lalu akan
muncul kegiatan
baru yang akan di
usulkan
110 Pedoman Perencanaan Pengajuan Usulan Kegiatan Pembangunan Perkebunan Melalui e-Proposal
Tahap 22. Lalu akan muncul halaman daftar proposal dari SKPD
kabupaten/kota tahun perencanaan 2015 seperti pada gambar
berikut ini. Langkah selanjutnya adalah mengisi penerima
manfaat baik yang berasal dari kelompok maupun yang non
kelompok.
Pedoman Perencanaan Pengajuan Usulan Kegiatan Pembangunan Perkebunan Melalui e-Proposal 111
Tahap 24. Pengisian daftar kelompok tani yang akan menerima
manfaat (termasuk kelompok) dengan meng-klik lihat daftar
kelompok.
Tahap 25. Lalu akan muncul halaman list daftar kelompok seperti
pada gambar di bawah ini yang selanjutnya pilih sesuai penerima
manfaatnya.
Catatan : Jika kelompok tani penerima manfaat tidak ada dalam list
daftar kelompok, maka diharuskan meng-entry kelompok tani baru
seperti pada tahap 3-8 lalu SK pengukuhannya di upload dan di
informasikan kepada BPPSDMP melalui Bakorluh/Bapeluh
didaerah.
112 Pedoman Perencanaan Pengajuan Usulan Kegiatan Pembangunan Perkebunan Melalui e-Proposal
Tahap 26. Lalu akan muncul halaman/form pengisian titik
koordinat lokasi usulan kegiatan seperti pada gambar di bawah ini.
Pedoman Perencanaan Pengajuan Usulan Kegiatan Pembangunan Perkebunan Melalui e-Proposal 113
Tahap 28. Lalu akan muncul halaman titik koordinat lokasi usulan
kegiatan yang telah di isi lalu klik selesai.
Klik selesai
114 Pedoman Perencanaan Pengajuan Usulan Kegiatan Pembangunan Perkebunan Melalui e-Proposal
Tahap 30. Untuk pengisian penerima manfaat (non kelompok)
adalah penerima manfaat yang berasal dari SKPD/UPT/Balai di
daerah dan bukan merupakan kelompok tani.
Pedoman Perencanaan Pengajuan Usulan Kegiatan Pembangunan Perkebunan Melalui e-Proposal 115
Tahap 32. Pengisian database spesifik Kabupaten/Kota (bun)
seperti pada gambar dibawah ini.
116 Pedoman Perencanaan Pengajuan Usulan Kegiatan Pembangunan Perkebunan Melalui e-Proposal
Tahap 35. Akan muncul halaman ajukan proposal kegiatan ke
provinsi seperti gambar berikut ini. SKPD Kabupaten/Kota wajib
mengisi dukungan APBD Kabupaten/Kota untuk proposal ini lalu
meng-upload lembar pengesahan e-proposal dan diproses/kirim ke
provinsi.
Klik Ya
Tahap 36. Akan muncul halaman seperti gambar berikut ini yang
dilengkapi nomor registrasi proposal.
Pedoman Perencanaan Pengajuan Usulan Kegiatan Pembangunan Perkebunan Melalui e-Proposal 117
Tahap 37. Lihat status untuk melihat status pengajuan usulan
kegiatan apakah sudah di verifikasi SKPD Provinsi atau belum
seperti gambar berikut ini.
Klik print
118 Pedoman Perencanaan Pengajuan Usulan Kegiatan Pembangunan Perkebunan Melalui e-Proposal
Tahap 39. Akan muncul lembar pengesahan usulan proposal untuk
di cetak, ditandatangani kepala SKPD Kabupaten/Kota dan
dikirimkan ke Pusat melalui fax, pos surat atau di upload seperti
pada tahap 35.
Tandatangan kepala
SKPD Kabupaten/Kota
Klik cetak
Pedoman Perencanaan Pengajuan Usulan Kegiatan Pembangunan Perkebunan Melalui e-Proposal 119
Tahap 40. Usulan e-proposal dapat di-edit atau di hapus seperti
gambar berikut ini.
120 Pedoman Perencanaan Pengajuan Usulan Kegiatan Pembangunan Perkebunan Melalui e-Proposal
BAB IV
PENILAIAN KELAYAKAN USULAN KEGIATAN
MELALUI E-PROPOSAL
Usulan Kegiatan
Gapoktan/Poktan
Mekanisme Penganggaran
Pertimbangan : Kebijakan/keputusan
1. Hasil penilaian e-proposal pimpinan
2. Ketersediaan Anggaran
3. Keterpaduan Pusat-Daerah (Renstra)
4. Kinerja Satker (realisasi anggaran/fisik)
5. Kesiapan daerah
6. Penerima Manfaat RENCANA KERJA
7. Potensi daerah pengembangan DITJEN. PERKEBUNAN
8. Nomenklatur SKPD
9. Komitmen daerah (APBD)
10. Kebijakan Menteri Pertanian/direktif presiden/DPR
11. Lain-lain
Pedoman Perencanaan Pengajuan Usulan Kegiatan Pembangunan Perkebunan Melalui e-Proposal 123
direkapitulasi sebagai bahan pembahasan pada forum
Musrenbangtan.
124 Pedoman Perencanaan Pengajuan Usulan Kegiatan Pembangunan Perkebunan Melalui e-Proposal
6. Pertimbangan penerima manfaat yang berupa kelompok tani
harus jelas yang ditandai dengan nomor pengukuhan
kelompok tani, luasan hektar pengembangan dan lain-lain.
7. Pertimbangan adanya potensi daerah untuk mengembangkan
komoditi perkebunan baik untuk kegiatan perluasan,
rehabilitasi, intensifikasi, peremajaan dll.
8. Pertimbangan nomenklatur SKPD harus menunjukkan
perkebunan yang membuktikan bahwa daerah secara serius
ingin mengembangkan komoditi perkebunan di daerahnya.
9. Pertimbangan adanya komitmen daerah yang ditunjukkan
dengan dukungan APBD terhadap pengembangan komoditas
perkebunan, selain itu adanya perda penetapan RTRW,
penetapan kawasan perkebunan, peta wilayah potensi
perkebunan, dll.
10. Pertimbangan adanya kebijakan on top dari Presiden, Menteri
Pertanian dan DPR dalam pengembangan komoditi
perkebunan.
11. Pertimbangan lainya.
Pedoman Perencanaan Pengajuan Usulan Kegiatan Pembangunan Perkebunan Melalui e-Proposal 125
2) Kesesuaian proposal dengan kebijakan pengembangan
kawasan pertanian
Pemerintah daerah pada tingkat provinsi berdasarkan amanat
dari Permentan nomor 50 tahun 2012 di haruskan untuk
mengembangkan kawasan pertanian provinsi dengan
mendorong masuknya investasi serta mendukung melalui
APBD dan sumber pembiayaan lainnya. Diharapkan bagi SKPD
Kabupaten/Kota pada pengusulan kegiatan harus mengikuti
pengembangan kawasan yang telah ditetapkan pemerintah
daerah Provinsi untuk komoditi unggulan perkebunan.
4) Kelengkapan database
Pengusul kegiatan pembangunan perkebunan dari SKPD
Kabupaten/Kota harus melenkapi semua data dan informasi
terkait pengusulan kegiatan seperti database umum, database
spesifik kecamatan, database spesifik Kabupaten/Kota,
penerima manfaat, pengusulan kegiatan/sub kegiatan dan
anggaran serta dokumen terkait lainnya.
Pedoman Perencanaan Pengajuan Usulan Kegiatan Pembangunan Perkebunan Melalui e-Proposal 127
Standarisasi Skor Penilaian yang merupakan pedoman/ukuran
layak atau tidaknya suatu usulan kegiatan tersebut diajukan ke
pusat. Standarisasi skor penilaian ini akan menentukan apakah
proposal tersebut layak diajukan ke pusat dengan range jumlah
skor nilai yang lebih tinggi atau dapat tidak dapat diajukan ke pusat
jika berada pada range jumlah skor nilai yang lebih rendah. Berikut
adalah standarisasi skor penilaian dari masing-masing indikator
kriteria penilaian proposal oleh SKPD Provinsi yang tersaji pada
Tabel 2 berikut ini.
128 Pedoman Perencanaan Pengajuan Usulan Kegiatan Pembangunan Perkebunan Melalui e-Proposal
Lanjutan :
No . Ind ikat or Kr iteria Teknis Point View Pengukuran Nilai Keterangan
Indikato r Sko r
3. Kesesuaian usulan a. Mutlak sesuai dengan 9 Keterkaitan dengan
proposal dengan target luas areal dan Renstr ada Pr ovinsi
tar get/ proyeksi/ sasaran pr oduksi pengembangan
pembangunan pertanian komoditi per tanian pr ovinsi
provinsi
b. Sangat sesuai dengan 7
target luas areal dan
pr oduksi pengembangan
komoditi per tanian pr ovinsi
Pedoman Perencanaan Pengajuan Usulan Kegiatan Pembangunan Perkebunan Melalui e-Proposal 129
Lanjutan :
No . Ind ikat or Kr iteria Teknis Point View Pengukuran Nilai Keterangan
Indikato r Sko r
5. Kesesuaian usulan a. Seluruh kegiatan yang 9 Keterkaitan dengan
proposal dengan pr ioritas diusulkan sesuai dengan Renstr ada Pr ovinsi
program di provinsi pr ioritas/ fokus program
pr ovinsi
b. Hanya 75% kegiatan 7
yang diusulkan sesuai
dengan prioritas/ fokus
pr ogr am pr ovinsi
c. Hanya 50% kegiatan 5
yang diusulkan sesuai
dengan prioritas/ fokus
pr ogr am pr ovinsi
d. Hanya 25% kegiatan 3
yang diusulkan sesuai
dengan prioritas/ fokus
pr ogr am pr ovinsi
e. Tidak ada kegiatan yang 1
diusulkan sesuai dengan
pr ioritas/ fokus program
pr ovinsi
130 Pedoman Perencanaan Pengajuan Usulan Kegiatan Pembangunan Perkebunan Melalui e-Proposal
4.1.3. Bagan Penilaian e-Proposal tingkat Provinsi
Pedoman Perencanaan Pengajuan Usulan Kegiatan Pembangunan Perkebunan Melalui e-Proposal 131
Tahap 2. Akan muncul halaman yang menunjukkan daftar proposal
yang telah masuk ke SKPD Provinsi lalu pilih proposal yang akan di
verifikasi dengan meng-klik lihat usulan proposal.
132 Pedoman Perencanaan Pengajuan Usulan Kegiatan Pembangunan Perkebunan Melalui e-Proposal
Pedoman Perencanaan Pengajuan Usulan Kegiatan Pembangunan Perkebunan Melalui e-Proposal 133
2. Bagian ini yang menunjukkan data teknis kecamatan dari
komoditas yang diusulkan (data teknis kecamatan yang warna
merah artinya belum terisi).
134 Pedoman Perencanaan Pengajuan Usulan Kegiatan Pembangunan Perkebunan Melalui e-Proposal
3. Bagian ini yang menunjukkan kegiatan/sub kegiatan (volume/
satuan dan usulan anggaran) dan penerima manfaat beserta
file pendukungnya.
Mengisi penilaian
sesuai pengukuran skor
Pedoman Perencanaan Pengajuan Usulan Kegiatan Pembangunan Perkebunan Melalui e-Proposal 135
5. Bagian ini merupakan bagian yang menunjukkan data
pendukung verifikasi penilaian usulan kegiatan yang meliputi
dukungan APBD Kabupaten/Kota dan Provinsi, kesimpulan
verifikasi provinsi dan catatan verifikasi. Pada tahap ini SKPD
Provinsi diharapkan mengisi dukungan APBD provinsi
terhadap proposal, meng-klik usulan kegiatan apakah layak
diusulkan ke pusat dan mengisi catatan verifikasi lalu kirim ke
pusat.
Isi dukungan
APBD provinsi
Klik kelayakan
diusulkan ke pusat
Isi catatan
verifikasi
Kirim ke pusat
136 Pedoman Perencanaan Pengajuan Usulan Kegiatan Pembangunan Perkebunan Melalui e-Proposal
proses verifikasi penilaian usulan kegiatan yang dilakukan oleh
SKPD Provinsi yang membidangi perkebunan bahwa penilaian
usulan kegiatan oleh tim penilai Ditjen. Perkebunan dilakukan
dengan sistem pembobotan dari masing-masing kriteria teknis.
Dari kriteria tersebut akan terbagi lagi menjadi sub-sub kriteria
yang akan menentukan penilaian melalui faktor perkalian. Sistem
pembobotan penilaian ini dihitung dengan mekanisme perkalian
antara bobot dari sub kriteria teknis penilaian dan nilai skor dari
penilaian itu sendiri. Hasil perkalian tersebut pada range tertentu
akan menentukan apakah usulah kegiatan tersebut dapat lolos
penilaian atau tidak.
Pedoman Perencanaan Pengajuan Usulan Kegiatan Pembangunan Perkebunan Melalui e-Proposal 137
a. Sub kriteria : Peringkat prioritas kawasan menurut
Kabupaten/Kota
Pengembangan kawasan berbasis komoditi perkebunan
menurut Kabupaten/kota sudah ditetapkan berdasarkan kajian
Biro Perencanaan, PSEKP dan Ditjen. Perkebunan. Hasil penetapan
lokasi kawasan ini perlu dicermati oleh SKPD Kabupaten/Kota
untuk mengusulkan kegiatan sesuai dengan potensi, kebutuhan
dan keragaan pengembangan 15 komoditi unggulan perkebunan
sebagaimana dijelaskan dalam Lampiran. Perlu untuk diketahui
bagi SKPD Kabupaten/Kota agar mengajukan usulan kegiatan
lebih mengutamakan/memprioritaskan pada komoditi yang
berada pada peringkat 100 besar menurut Kabupaten/Kota.
Bobot penilaian sub kriteria ini adalah 20 point dengan nilai skor 0,
1, 2 dan 3.
Pedoman Perencanaan Pengajuan Usulan Kegiatan Pembangunan Perkebunan Melalui e-Proposal 139
kegiatan. Bobot penilaian sub kriteria ini adalah 4 point dengan
nilai skor 0, 1, 2 dan 3.
140 Pedoman Perencanaan Pengajuan Usulan Kegiatan Pembangunan Perkebunan Melalui e-Proposal
e. Sub kriteria : Tindak lanjut KN/TGR pada t-2 dan tahun
sebelumnya
Berdasarkan hasil audit BPK/BPKP/Itjen bahwa
pelaksanaan kegiatan di salah satu SKPD terindikasi menyebabkan
kerugian negara dalam pengalokasian anggarannya maka badan
pemeriksa keuangan/Itjen biasanya menerbitkan simpulan hasil
temuan disertai dengan rekomendasi teknis atas perbaikan dari
pelaksanaan kegiatan tersebut. Rekomendasi teknis ini biasanya
berupa solusi/penjabaran pemecahan masalah terhadap
munculnya penyelewengan anggaran pada pelaksanaan kegiatan
agar tidak terjadi lagi di tahun pelaksanaan kegiatan berikutnya.
SKPD Provinsi dan Kabupaten/Kota diharapkan menindaklanjuti
hasil rekomendasi tersebut jika ditemukan indikasi kerugian
negara pada 2 tahun sebelumnya atau tahun-tahun sebelumnya
melalui perbaikan-perbaikan pelaksanaan kegiatan dan
pengalokasian anggaran. Bobot penilaian sub kriteria ini adalah 2
point dengan nilai skor 0, 1, 2 dan 3.
Pedoman Perencanaan Pengajuan Usulan Kegiatan Pembangunan Perkebunan Melalui e-Proposal 141
program peningkatan ketahanan pangan (tebu dan sagu); 2)
program pengembangan komoditas ekspor (kelapa sawit, karet,
kakao, kopi, pala, lada, teh); 3) program pengembangan bio-
industri dan bio-energi (integrasi tanaman perkebunan-ternak,
CPO) dan 4) program pengembangan infrastruktur pertanian.
Bobot penilaian sub kriteria ini adalah 5 point dengan nilai skor 0,
1, 2 dan 3.
142 Pedoman Perencanaan Pengajuan Usulan Kegiatan Pembangunan Perkebunan Melalui e-Proposal
pelaksanaan kegiatan. Bobot penilaian sub kriteria ini adalah 5
point dengan nilai skor 0, 1, 2 dan 3.
Pedoman Perencanaan Pengajuan Usulan Kegiatan Pembangunan Perkebunan Melalui e-Proposal 143
f. Sub kriteria : Kejelasan calon lokasi kegiatan di Kecamatan
atau Desa
Selain penetapan calon petani atau calon penerima
manfaat, need assessment yang dilakukan SKPD pengusul kegiatan
adalah menetapkan calon lokasi kawasan pengembangan di tiap
kecamatan/desa. Penentuan calon lokasi ini diharapkan masih
dalam prioritas pengembangan kawasan sesuai peringkat
Kabupaten/Kota dari tiap komoditi yang diusulkan. Calon lokasi
kegiatan juga perlu memperhatikan potensinya dan kebutuhan
pengembangan. Bobot penilaian sub kriteria ini adalah 4 point
dengan nilai skor 0, 1, 2 dan 3.
144 Pedoman Perencanaan Pengajuan Usulan Kegiatan Pembangunan Perkebunan Melalui e-Proposal
a. Sub kriteria : Dukungan APBD Kabupaten/Kota
Komitmen pemerintah daerah Kabupaten/Kota dalam
pengembangan komoditi perkebunan di daerahnya dicirikan
adanya dukungan pendanaan dari APBD Kabupaten/Kota. Bentuk
dukungan pendanaan dari APBD Kabupaten/Kota adalah faktor
yang cukup strategis dalam mendukung pengembangan komoditi
perkebunan yang menunjukkan keseriusan daerah tersebut. Bobot
penilaian sub kriteria ini adalah 4 point dengan nilai skor 0, 1, 2
dan 3.
146 Pedoman Perencanaan Pengajuan Usulan Kegiatan Pembangunan Perkebunan Melalui e-Proposal
Penilaian Ditjen. Perkebunan terhadap e-proposal kegiatan
dilaksanakan melalui mekanime pembobotan seperti yang
dijelaskan pada bagian sebelumnya. Mekanisme pembobotan ini di
aplikasikan melalui faktor perkalian antara bobot dari masing-
masing sub kriteria dengan skor nilai (0, 1, 2 dan 3). Indikator
kesesuaian dari skor nilai 0, 1, 2 dan 3 dapat dijelaskan pada tabel
3 yang juga disertai dengan penjelasan terhadap range penilaian
proposal tersebut diterima atau tidak. Secara lengkap standarisasi
penilaian Ditjen. Perkebunan terhadap usulan kegiatan
pembangunan perkebunan melalui e-proposal dapat dijelaskan
pada Tabel 3 berikut ini.
Pedoman Perencanaan Pengajuan Usulan Kegiatan Pembangunan Perkebunan Melalui e-Proposal 147
Lanjutan
Skor Nilai Hasil Nilai
No. Kriteria/ Sub Kriteria Teknis Penilaian Bobot
0 1 2 3 Skor (Bobot X Skor)
1. c.
Pengembangan Kawasan
Kesesuaian target kegiatan dengan 30
tidak kurang cukup (50- sesuai
sasaran/ target Kementerian Pertanian 5
sesuai (<50%) 90%) (>90%)
150 Pedoman Perencanaan Pengajuan Usulan Kegiatan Pembangunan Perkebunan Melalui e-Proposal
BAB V
PENGORGANISASIAN E-PROPOSAL
DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN
Pedoman Perencanaan Pengajuan Usulan Kegiatan Pembangunan Perkebunan Melalui e-Proposal 151
substansi dan penyempurnaan struktur pada sistem e-
proposal, bertangunggjawab dalam mensosialisasikan sistem
e-proposal kepada user yaitu SKPD Kabupaten/Kota lingkup,
SKPD Provinsi, UPT pusat dan Satker Pusat lingkup Direktorat
Jenderal Perkebunan dalam menerapkan sistem perencanaan
berbasis e-proposal. Dalam menjalankan tugasnya Kepala
Bagian Perencanaan dibantu oleh Kepala Sub Bagian yang
membidangi program/kegiatan, pejabat fungsional dan staf
yang kompeten mengelola perencanaan berbasis e-proposal.
Tim Teknis berkewajiban mengkoordinasi segala hal
menyangkut teknis pelaksanaan perencanaan berbasis e-
proposal kepada Kepala Bagian yang membidangi penyusunan
kebijakan, program dan wilayah sebagai ketua Tim Teknis.
5. Kepala Bagian yang membidangi perencanaan memiliki fungsi
dalam menyusun program dan kegiatan serta tahapan atau
alur pengusulan program dan kegiatan melalui mekanisme e-
proposal dan dibantu oleh Kepala Bagian yang membidangi
evaluasi dan pelaporan dalam menyusun rekomendasi hasil
evaluasi yang akan digunakan dalam proses perencanaan
berbasis e-proposal.
6. Tim Teknis dalam menjalankan tugasnya berkonsultasi kepada
Tim Pelaksana. Demikian juga Tim Pelaksana berkonsultasi
kepada Tim Pengarah.
7. Tim Teknis membuat laporan secara berkala kepada Tim
Pelaksana, dan selanjutnya Tim Pelaksana membuat laporan
secara berkala kepada Tim Pengarah.
8. Pengorganisasian e-proposal di daerah meliputi SKPD lingkup
Perkebunan Provinsi dan Kabupaten/Kota diatur lebih lanjut
oleh masing-masing SKPD.
152 Pedoman Perencanaan Pengajuan Usulan Kegiatan Pembangunan Perkebunan Melalui e-Proposal
BAB VI
PENUTUP
Pedoman Perencanaan Pengajuan Usulan Kegiatan Pembangunan Perkebunan Melalui e-Proposal 153
perkebunan. Pedoman perencanaan pengajuan usulan kegiatan
pembangunan perkebunan melalui e-proposal ini masih bersifat
umum dan belum sempurna sehingga perlu dilengkapi dan
dijabarkan lebih lanjut kedalam kegiatan-kegiatan operasional
berdasarkan anggaran kinerja sesuai dengan tujuan dan prioritas
nasional, potensi, karakteristik, kebutuhan dan kesiapan daerah
sebagai pelaksananya.
154 Pedoman Perencanaan Pengajuan Usulan Kegiatan Pembangunan Perkebunan Melalui e-Proposal
LAMPIRAN 1.
FORM DATABASE SPESIFIK KECAMATAN PERKEBUNAN
Pedoman Perencanaan Pengajuan Usulan Kegiatan Pembangunan Perkebunan Melalui e-Proposal 155
3. Luas Areal Potensi Pengembangan Komoditas Perkebunan
Luas Areal Potensi Pengembangan (Hektar)
No. Komoditas
T0 T+1 T+2
1. Kelapa sawit
2. Karet
3. Kelapa
4. Jambu Mete
5. Kemiri Sunan
6. Jarak Pagar
7. Tebu
8. Nilam
9. Tembakau
10. Kakao
11. Kopi
12. Teh
13. Kapas
14. Cengkeh
15. Lada
16. Sagu
17. Pala
156 Pedoman Perencanaan Pengajuan Usulan Kegiatan Pembangunan Perkebunan Melalui e-Proposal
Produktivitas
Produksi (Ton)
No. Komoditas (Kg/Ha)
T-2 T-1 T-2 T-1
14. Cengkeh
15. Lada
16. Sagu
17. Pala
Pedoman Perencanaan Pengajuan Usulan Kegiatan Pembangunan Perkebunan Melalui e-Proposal 157
LAMPIRAN 2.
FORM DATABASE SPESIFIK KABUPATEN/KOTA
(SUB SEKTOR PERKEBUNAN)
I. KONDISI AGRO-EKOSISTEM
1) Curah hujan : ...mm/tahun
2) Ketinggian tempat :dpl
3) Topografi tempat :(pilih salah satu)
a. Dataran rendah (DAS, Pantai, Padang Rumput,
lainnya............)
b. Dataran sedang (Lereng, Flat/rata, Plato, Lembah,
lainnya.)
c. Dataran tinggi (Perbukitan, Gunung, Pegunungan,
lainnya...)
4) Temperatur udara : C
5) Kelembaban udara : %
6) Lama bulan iklim
a. Bulan kering (< 60 mm/bulan) : . bulan
b. Bulan lembab (60-100 mm/bulan) : . bulan
c. Bulan basah (> 100 mm/bulan) : . bulan
7) Ketersediaan sumber air : (ada/tidak), jika ada :
Jenisnya : (air terjun, air tanah, air rawa/telaga, air laut,
air hujan, mata air, air sungai, air danau, air desalinasi, dll)
8) Jenis tanah : ...
(contoh : andosol, regosol, organosol, aluvial, litosol, dll)
158 Pedoman Perencanaan Pengajuan Usulan Kegiatan Pembangunan Perkebunan Melalui e-Proposal
3) Jumlah penangkar : ..........orang
4) Jumlah kelompok tani : ...........KT
5) Jumlah petugas perkebunan
a. POPT : ..........orang
b. PBT : ..........orang
Pedoman Perencanaan Pengajuan Usulan Kegiatan Pembangunan Perkebunan Melalui e-Proposal 159
IV. KONDISI PENANGANAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN
1) Penanganan OPT Perkebunan
Luas Luas Lahan Lokasi Intensitas
Jenis Serangan yang sudah Pengen Serangan OPT
No. Komoditas OPT OPT dikendalikan dalian OPT (ringan,
Dominan (Hektar) (Hektar) (Nama sedang,
T-2 T-1 T-2 T-1 Kecamatan) berat)
1. Kelapa sawit
2. Karet
3. Kelapa
4. Jambu Mete
5. Kemiri Sunan
6. Jarak Pagar
7. Tebu
8. Nilam
9. Tembakau
10. Kakao
11. Kopi
12. Teh
13. Kapas
14. Cengkeh
15. Lada
16. Sagu
17. Pala
160 Pedoman Perencanaan Pengajuan Usulan Kegiatan Pembangunan Perkebunan Melalui e-Proposal
3) Konversi lahan
Konversi Lahan Luasan Konversi Lahan dalam
No. Komoditas
Perkebunan menjadi : 2 tahun terakhir (Hektar)
1. Kelapa sawit
2. Karet
3. Kelapa
4. Jambu Mete
5. Kemiri Sunan
6. Jarak Pagar
7. Tebu
8. Nilam
9. Tembakau
10. Kakao
11. Kopi
12. Teh
13. Kapas
14. Cengkeh
15. Lada
16. Sagu
17. Pala
Keterangan : Konversi lahan komoditi perkebunan dapat berubah fungsi menjadi lahan
permukiman, lahan tanaman pangan, lahan hortikultura, lahan peternakan/
padang pengembalaan, lahan pertambangan, lahan perkantoran/gedung,
lahan konservasi/ruang terbuka/taman dan lain-lain.
Pedoman Perencanaan Pengajuan Usulan Kegiatan Pembangunan Perkebunan Melalui e-Proposal 161
Kebun Sumber Bahan Unit Pengolahan Hasil
Jalan Tanam (Ha) (UPH)
No. Komoditas Produksi Kebun Kebun
Banyaknya Kapasitas
(km) Entres Induk
UPH (unit) (ton/hari)
(Ha) (Ha)
13. Kapas
14. Cengkeh
15. Lada
16. Sagu
17. Pala
Keterangan : Kondisi Sarana Prasarana adalah kondisi pada saat ini/current time
2) Tanaman semusim
Luas Areal Eksisting
No. Komoditas (Ha)
T-2 T-1
Tanaman Semusim
1. Tebu
2. Nilam
3. Kapas
4. Tembakau
162 Pedoman Perencanaan Pengajuan Usulan Kegiatan Pembangunan Perkebunan Melalui e-Proposal
VII. LUAS AREAL POTENSI PENGEMBANGAN KOMODITAS
PERKEBUNAN
Luas Areal Potensi Pengembangan (Ha)
No. Komoditas
T0 T+1 T+2
1. Kelapa sawit
2. Karet
3. Kelapa
4. Jambu Mete
5. Kemiri Sunan
6. Jarak Pagar
7. Tebu
8. Nilam
9. Tembakau
10. Kakao
11. Kopi
12. Teh
13. Kapas
14. Cengkeh
15. Lada
16. Sagu
17. Pala
Pedoman Perencanaan Pengajuan Usulan Kegiatan Pembangunan Perkebunan Melalui e-Proposal 163
IX. KONDISI KINERJA SATKER (diisi bagi SKPD yang menjadi
satker mandiri)
T-2 T-1
Total Total
No. Kegiatan Realisasi Realisasi
Pagu % Pagu %
(Rp.) (Rp.)
(Rp.) (Rp.)
1. Peningkatan Produksi,
Produktivitas dan Mutu
Tanaman Semusim
2. Peningkatan Produksi,
Produktivitas dan Mutu
Tanaman Rempah dan
Penyegar
3. Peningkatan Produksi,
Produktivitas dan Mutu
Tanaman Tahunan
4. Dukungan Pascapanen dan
Pembinaan Usaha
5. Dukungan Perlindungan
Perkebunan
164 Pedoman Perencanaan Pengajuan Usulan Kegiatan Pembangunan Perkebunan Melalui e-Proposal
LAMPIRAN 3.
FORM DATABASE UMUM WILAYAH PROVINSI
Pedoman Perencanaan Pengajuan Usulan Kegiatan Pembangunan Perkebunan Melalui e-Proposal 165
e. Jumlah Keluarga Menurut Mata Pencaharian :
- Total Rumah Tangga =.KK
- Jumlah Keluarga Petani =.KK
- Jumlah Angkatan Kerja Produktif =.Orang
VII. Kelembagaan
1. Kelembagaan Petani
a. Jumlah Gapoktan : .........Gapoktan
b. Jumlah kelompok tani : ..........KT
c. Jumlah kelompok wanita tani : ..........KT
d. Jumlah kelompok pemuda tani : ..........KT
2. Kelembagaan Penyuluhan
a. Jumlah penyuluh PNS laki-laki : orang
b. Jumlah penyuluh PNS perempuan : orang
166 Pedoman Perencanaan Pengajuan Usulan Kegiatan Pembangunan Perkebunan Melalui e-Proposal
c. Jumlah THL-TB PP laki-laki : orang
d. Jumlah THL-TB PP perempuan : orang
e. Jumlah swadaya laki-laki : orang
f. Jumlah swadaya perempuan : orang
3. Kelembagaan Pembiayaan
a. Jumlah koperasi :unit koperasi
b. Jumlah BPR : unit BPR
c. Jumlah Bank Pemerintah : unit bank
d. Jumlah Bank Swasta : unit bank
e. Jumlah LKMA : unit LKM
4. Kelembagaan pemasaran
a. Jumlah pasar : unit pasar
b. Jumlah supermarket/kios : unit
c. Jumlah STA : unit STA
d. Jumlah TA : unit TA
e. Jumlah Pasar Tani : .unit pasar
f. Jumlah eksportir : unit
eksportir
5. Kelembagaan sarana
a. Jumlah kios alsintan : unit kios
b. Jumlah kios saprotan : unit kios
c. Jumlah penggilingan : unit
d. Jumlah pengeringan : unit
Pedoman Perencanaan Pengajuan Usulan Kegiatan Pembangunan Perkebunan Melalui e-Proposal 167
X. Luas Lahan Pertanian
a. Lahan pertanian tanaman pangan :...hektar
b. Lahan perkebunan :...hektar
c. Lahan hortikultura :...hektar
168 Pedoman Perencanaan Pengajuan Usulan Kegiatan Pembangunan Perkebunan Melalui e-Proposal
LAMPIRAN 4.
INFORMASI TERKAIT NARASI E-PROPOSAL
Pedoman Perencanaan Pengajuan Usulan Kegiatan Pembangunan Perkebunan Melalui e-Proposal 169
LAMPIRAN 5.
DATA PENDUKUNG UPLOADING E-PROPOSAL
170 Pedoman Perencanaan Pengajuan Usulan Kegiatan Pembangunan Perkebunan Melalui e-Proposal
Pedoman Perencanaan Pengajuan Usulan Kegiatan Pembangunan Perkebunan Melalui e-Proposal 171