Anda di halaman 1dari 4

Nama : FANI DWI OKTASETIANI

NIM : (2014020509)
Kelas : 421
Yang saya pahami dari materi tentang Mahkamah Konstitusi adalah bahwa Mahkamah
Konstitusi, yaitu :

Mahkamah Konstitusi adalah lembaga kekuasaan kehakiman yang baru dalam sistem
ketatanegaraan Indonesia. Dari negara-negara di dunia, Indonesia menempati urutan ke-78 yang
mempunyai lembaga sejenis. Kedudukan MK diatur dalam Pasal 24C Amendemen UUD 1945
dan lebih lanjut diatur dengan UU No. 24 tahun 2004.

Kedudukan Mahkamah Konstitusi

Mahkamah Konstitusi merupakan salah satu lembaga negara yang melakukan kekuasaan
kehakiman yang merdeka untuk menyelenggarakan pengadilan guna menegakkan hukum dan
keadilan

Tugas dan Wewenang MK

Berikut tugas dan wewenang dari Mahkamah Konstitusi.

Berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang keputusannya bersifat final
untuk menguji Undang-Undang terhadap Undang-Undang Dasar, memutus sengketa
kewewenangan lembaga Negara yang kewewenangannya diberikan oleh UUD1945,
memutus pembubaran partai politik, dan memutus perselisihan tentang hasil Pemilihan
Umum.

Wajib memberi keputusan atas pendapat Dewan Perwakilan Rakyat mengenai dugaan
pelanggaran oleh Presiden atau Wakil Presiden menurut UUD 1945.

Menguji undang-undang terhadap UUD 19451.

Memutus sengketa kewenangan antar lembaga negara yang kewenangannya diberikan


oleh UUD 1945.

Memutus pembubaran partai politik.


Memutus perselisihan tentang hasil pemilu.

Hakim di Mahkamah Konstitusi

Mahkamah Konstitusi mempunyai 9 orang anggota hakim konstitusi yang ditetapkan dengan
Keputusan Presiden yang ditetapkan presiden, dimana 3 anggota dipilih oleh DPR, 3 anggota
dipilih oleh MA, dan 3 orang dipilih oleh Presiden. Ketua dan wakil ketua MK sendiri dipilih
dari dan oleh hakim konstitusi dengan jabatan 3 tahun. [Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Nomor
8 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang
Mahkamah Konstitusi - UU 8/2011]. Susunan MK itu sendiri berdasarkan Pasal 4 ayat (2) UU
8/2011 terdiri atas seorang ketua merangkap anggota, seorang wakil ketua merangkap anggota,
dan 7 (tujuh) orang anggota hakim konstitusi.

Pada dasarnya, MK memeriksa, mengadili, dan memutus dalam sidang pleno MK dengan 9
(sembilan) orang hakim konstitusi, akan tetapi kecuali dalam keadaan luar biasa dengan 7 (tujuh)
orang hakim konstitusi yang dipimpin oleh Ketua MK [Pasal 28 ayat (1) Undang-Undang Nomor
24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi].

Judicial Review

Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 Tentang Mahkamah Konstitusi mengatur


mengenai hukum acara yang dijadikan pedoman bagi Mahkamah Konstitusi dalam
melaksanakan berbagai kewenangan yang dimilikinya, salah satunya adalah kewenangan dalam
melakukan pengujian suatu undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar (Judicial Review).

Ketentuan tersebut mengatur mengenai mekanisme pengajuan suatu permohonan


pengujian, pemeriksaan pengujian, hingga dikeluarkannya putusan oleh majelis hakim konstitusi.
Yang menjadi pemohon dalam permohonan pengujian suatu undang-undang di Mahkamah
Konstitusi adalah subjek hukum yang memenuhi persyaratan menurut undang-undang untuk
mengajukan permohonan perkara konstitusi kepada Mahkamah Konstitusi, dengan cara
membuktikan bahwa ia memiliki kedudukan hukum (legal standing) sehingga permohonan yang
diajukan dapat diperiksa, diadili, dan diputus sebagaimana mestinya oleh Mahkamah Konstitusi.
Persyaratan kedudukan hukum (legal standing) tersebut mencangkup syarat formal sebagimana
yang telah ditentukan dalam undang-undang, maupun syarat materiil berupa kerugian hak atau
kewenangan konstitusional dengan berlakunya undang-undang yang dipermasalahkan.

Istilah legal standing berarti pihak tertentu untuk membuat tuntutan atau mendapatkan
kekuatan hukum atas hak atau kewajiban tertentu.

Pengajuan Perkara secara Online

Selain secara langsung mengajukan permohonan dengan datang ke mahkamah konstitusi,


pengajuan permohonan untuk para pemohon yang tempat tinggalnya jauh dari mahkamah
konstitusi, juga bisa mengajukan permohonan perkara secara online, melalui, E-Perkara
Mahkamah Konstitusi, dengan prosedur dibawah ini :

Manajemen perkara online Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia merupakan aplikasi


e-court yang diperuntukkan bagi masyarakat luas untuk mengajukan permohonan perkara
melalui internet.

Prosedur penggunaan manajemen perkara online adalah sebagai berikut:

1. Pemohon membuka laman (website) mahkamah konstitusi dengan alamat


www.mahkamahkonstitusi.go.id dan memilih menu "Permohonan Online".

2. Mendaftar dengan mengisi identitas secara lengkap pada menu "daftar pemohon", dan
mendapat user name serta password.

3. Setelah selesai, Anda akan login di manajemen perkara online, pilih yang sesuai dengan
keinginan, melalui menu-menu berikut:

o Permohonan baru;

o Permohonan sebagai pihak terkait;

o Tambah dokumen (upload);

o Pengajuan saksi dan ahli;

o Penarikan kembali permohonan.


4. Setelah selesai mengisi data kemudian klik print, Anda akan menerima tanda bukti
pengiriman;

5. Menyerahkan bukti pendaftaran online dan dokumen permohonan asli kepada Mahkamah
Konstitusi melalui Kepaniteraan sebagai berikut:

o Untuk PUU, SKLN, PPP, dan Impeachment dalam tenggat 3 (tiga) hari kerja
setelah pendaftaran online;

o untuk phpu (dpr dan dpd) dalam tenggat 3 x 24 jam setelah pendaftaran online;

o Untuk PHPU presiden dan wakil presiden dalam tenggat 1 x 24 jam setelah
pendaftaran online;

o Untuk Pemilu Kada dalam tenggat 3 x 24 jam setelah pendaftaran online;

6. Tidak dipenuhinya ketentuan pada angka 5 permohonan yang Anda ajukan dengan
sendirinya dihapus.

Anda mungkin juga menyukai