UKL UPL Jembatan 2 PDF
UKL UPL Jembatan 2 PDF
PEKERJAAN :
JEMBATAN SEI. AIR GADANG
KABUPATEN PASAMAN BARAT
PEKERJAAN :
JEMBATAN SEI. AIR GADANG
KABUPATEN PASAMAN BARAT
KATA PENGANTAR
Penyusun
DAFTAR ISI
halaman
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
I PENDAHULUAN I. 1
1.1. Latar Belakang I. 1
1.2. Tujuan dan Kegunaan Kegiatan I. 3
1.3. Tujuan dan Kegunaan UKL-UPL I. 3
1.4. Peraturan I. 4
II. RUANG LINGKUP RENCANA KEGIATAN II. 1
2.1. Gambaran Umum Wilayah Studi II. 1
2.2. Lingkup Rencana Kegiatan II. 2
2.3. Lingkup Studi II. 6
2.4. Wilayah Studi II. 9
III. RONA LINGKUNGAN HIDUP III. 1
3.1. Fisika-Kimia III. 1
3.2. Biologi III. 14
3.3 Sosial Ekonomi Budaya III. 15
IV. DAMPAK LINGKUNGAN YANG TERJADI IV. 1
4.1. Tahap Prakonstruksi IV. 1
4.2. Tahap Konstruksi IV. 2
4.3. Tahap Operasi IV. 6
V. PROGRAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP V. 1
5.1. Tahap Prakonstruksi V. 1
5.2. Tahap Konstruksi V. 3
5.3. Tahap Operasi V. 14
VI. PROGRAM PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP VI. 1
6.1. Tahap Prakonstruksi VI. 1
6.2. Tahap Konstruksi VI. 3
6.3. Tahap Operasi VI. 16
DAFTAR PUSTAKA iii
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
halaman
2.1. Jenis alat berat dan kendaraan yang diperlukan untuk II-3
pembangunan jembatan dan mobilisasinya.
2.2. Kebutuhan tenaga kerja pembangunan jembatan selama konstruksi II-4
2.3. Kebutuhan Pondasi Tiang Pancang Jembatan Air Gadang II-5
2.4. Parameter, Metode Pengukuran/Analisis dan Peralatan Yang II-7
Digunakan Untuk Kualitas Tanah
2.5. Metode dan Peralatan Analisis Kualitas Udara Ambien II-8
2.6 Parameter dan Metode Analisis Kualitas Air Permukaan (Air II-8
Sungai)
2.7. Parameter dan Metode Analisis Kualitas Air Tanah Dangkal (Air II-9
Sumur)
3.1 Kondisi Iklim Di Lokasi Kegiatan dan Sekitarnya III-1
3.2. Data Curah Hujan, Suhu Udara, Kelembaban Udara dan Kecepatan III-1
Angin di Daerah Sukamenanti dan Sekitarnya (2000-2005)
3.3. Kualitas Air sungai Air Gadang Pada Rencana Peningkatan III-5
Pembangunan Jembatan Air Gadang Kabupaten Pasaman Barat
3.4. Hasil analisis kualitas air Sungai Air Gadang pada rencana III-6
pembangunan jembatan Air Gadang, Kabupaten Pasaman Barat
3.5. Kualitas Udara Ambien di Rencana Lokasi Pembangunan Air III-7
Gadang, Kabupaten Pasaman Barat
3.6. Hasil pengukuran tingkat kebisingan pada rencana pembangunan
Jembatan Air Gadang, Kabupaten Pasaman Barat III-8
3.7. Hasil pengukuran getaran pada rencana pembangunan Jembatan Air Gadang
Kabupaten Pasaman Barat III-9
3.8. Hasil analisis sifat fisik tanah di lokasi kegiatan III-10
3.9. Hasil Prediksi Laju Erosi tanah di Lokasi kegiatan III-11
3.10. Tingkat Bahaya Erosi di Lokasi kegiatan III-11
3.11. Hasil Perhitungan Laju Erosi, TBE dan Kelas/Skala Erosi di Lokasi III-11
kegiatan
3.12. Jenis Flora disekitar Lokasi Kegiatan III-12
3.13. Jumlah Penduduk Kecamatan Pasaman Menurut Kelompok Umur III-14
3.14. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Pekerjaan III-15
3.15. Jumlah Kunjungan Pasien yang berkunjung ke Puskesmas di Kecamatan III-17
Pasaman menurut penyakit Utama
4.1 Matrik Identifikasi Dampak Kegiatan Pembangunan Jembatan Peningkatan IV-8
Pembangunan Jembatan Air gadang Terhadap Komponen Lingkungan
4.2. Matrik Komponen dampak lingkungan Kegiatan Peningkatan Pembangunan IV-9
Jembatan Air Gadang
5.1. Matrik Program Pengelolaan Lingkungan Hidup Kegiatan Peningkatan V-19
Pembangunan Jembatan Air Gadang Kabupaten Pasaman Barat
6.1. Parameter, alat dan metoda analisa kandungan gas VI-4
6.2. Parameter, alat dan metoda analisa kualitas air sungai untuk VI-8
pelaksanaa pemantauan
6.3. Matrik Program Pemantauan Lingkungan Hidup Kegiatan Peningkatan VI-21
Pembangunan Jembatan Air Gadang Kabupaten Pasaman Barat.
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Kabupaten Pasaman Barat yang terletak pada kondisi geografis terletak pada
0 59 2 28 lintang selatan dan 1090 19 1010 18, dengan rata-rata kepadatan penduduk
0 0
pada tahun 2008 berkisar 84 orang km2 dengan sektor unggulan dari pertumbuhan ekonomi
berasal dari sektor perkebunan, perindustrian, perdagangan, pertanian, pertambangan,
perikanan kelautan dan lain-lain. Melihat perkembangan pembangunan dan pertumbuhan
ekonomi yang terus meningkat di Kabupaten Pasaman Barat serta untuk mengantisipasi
perkembangan kemajuan kota, pemerintah Kabupaten Pasaman Barat terus meningkatkan
potensi sumber daya alamnya yang belum dimanfaatkan secara optimal.
1.2.1. Tujuan
Tujuan pembangunan jembatan ini adalah dalam rangka pengembangan dan meningkatkan
pertumbuhan ekonomi wilayah Kabupaten Pasaman Barat.
1.2.2. Kegunaan
Adapun tujuan dari penyusunan dokumen UKL dan UPL ini adalah untuk memberikan
1.3.2. Kegunaan
1. Bagi Pemrakarsa :
jembatan.
2. Bagi Pemerintah :
pembangunan jembatan.
pemrakarsa.
3. Bagi Masyarakat :
dan menghindari dampak negati rencana sejak dari tahap prakontruksi, kontruksi
1.4. PERATURAN
1.4.1. Undang-Undang
3. Undang-Undang Republik Indonesia No. 7 Tahun 2004, tentang Sumber Daya Air.
Peraturan ini digunakan sebagai pedoman bagi rencana kegiatan dalam melakukan
pengelolaan sumber daya air di wilayah studi.
5. Undang-Undang Republik Indonesia No. 38 Tahun 2004, tentang Jalan. Peraturan ini
digunakan sebagai pedoman untuk mengetahui klasifikasi jalan .
3. Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001, tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air. Peraturan ini digunakan sebagai tolok ukur
kualitas air permukaan yang diperbolehkan.
2. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 15 Tahun 1973, tentang Tata Cara
Pembebasan Tanah. Peraturan ini digunakan sebagai pedoman dalam
pembebasan tanah yang akan terkena rencana kegiatan pembangunan jembatan
ini .
BAB II
RUANG LINGKUP RENCANA KEGIATAN
Pekerjaan tahap prakonstruksi adalah kegiatan yang terdiri dari; stake out,
pembebasan lahan, pemagaran tapak kegiatan, dan mobilisisasi alat berat. Urairn
kegiatan pada tahap prakonstruksi tersebut adalah sebagai berikut:
1. Stake out
2. Pembebasan lahan
Base camp diperlukan untuk operasional tenaga kerja dan juga berfungsi
sebagai gudang peralatan selama konstruksi. Pembangunan base camp
berada dekat tapak kegiatan yaitu di pangkal jembatan. Untuk pengamanan
dan tidak terganggunya aktifitas masyarakat dilakukan pemagaran kedua
lokasi pangkal jembatan tersebut. Pemagaran dilakukan bersifat sementara
dengan menggunakan seng sebagai dinding pagar.
yang diperlukan dalam pembangunan jembatan tertera pada Tabel 2.1 berikut
ini.
Tabel 2.1. Jenis alat berat dan kendaraan yang diperlukan untuk
pembangunan jembatan dan mobilisasinya.
1. Mobilisasi Material
Tenaga kerja lebih diutamakan masyarakat setempat namun jika tenaga kerja
yang mempunyai keahlian khusus tidak di dapat maka akan diusahakan dari
luar daerah.
Pembangunan pondasi yang terdiri dari pondasi dalam yaitu berupa tiang
pancang beton pratekan dengan diameter 50 cm. Dipancang pada lokasi
abutment dan pilar. Jumlah kebutuhan dan panjang tiang pancang sesuai
perencanaan dapat dilihat pada Tabel 2.3 berikut:
Pasangan batu dipasang terutama pada jembatan Sei. Air Gadang pada sisi
Abutment II (arah Batas Sumut). Pasangan batu dipasang untuk melindungi
abutment (kepala jembatan) dari gerusan air.
8. Pekerjaan Finishing
2. Operasional jembatan
Tabel 2.6 Parameter dan Metode Analisis Kualitas Air Permukaan (Air Sungai)
No. Parameter Satuan Metoda Alat
1 2 3 4 5
I FISIKA
o
1. Temperatur C Pemuairn Termometer
2. Padat terlarut (TDS) mg/L Gravimetrik Timbangan
3. Padat tersuspensi (TSS) mg/L Gravimetrik Timbangan
II. KIMIA
1. pH - Potesiometrik pH-meter
2. BOD mg/L Winkler Buret
3. COD mg/L Titrimetri Buret
4. DO mg/L Winkler Buret
5. Senyawa Non logam mg/L Spektrofotometri Spektrofotometer
6. Persenyawaan Logam mg/L Spektrofotometri AAS
7. Detergen sebagai MBAS mg/L Spektrofotometri Spektrofotometer
8. Senyawa Fenol mg/L Spektrofotometri Spektrofotometer
Sampling kualitas air tanah dangkal (air sumur) diambil pada rencana
pembangunan jembatan, yaitu sumur masyarakat. Sampling langsung
dilapangan dan analisis terhadap parameternya dilakukan di laboratorium.
Parameter dan metoda yang digunakan untuk analisis kualitas air sumur dapat
terlihat pada Tabel 2.7 berikut ini:
Tabel 2.7 Parameter dan Metode Analisis Kualitas Air Tanah Dangkal (Air
Sumur)
No. Parameter Satuan Metoda Alat
1 2 3 4 5
I FISIKA
1. Warna Unit Pt-Co Spektrofotometri Spektrofotometer
o
2. Temperatur C Pemuain Termometer
3. Kekeruhan NTU Turbidimetri Turbidimeter
4. Padat terlarut (TDS) mg/L Spektrofotometri Spektrofotometer
II. KIMIA
1. Persenyawan Logam mg/L Spektrofotometri AAS
2. Senyawa NonLogam mg/L Spektrofotometri Spektrofotometer
3. Kesahan total (CaCO3) mg/L Spektrofotometri AAS
4. pH - Potesiometrik pH-meter
e. Komponen Flora
Kabupaten Pasaman Barat Propinsi Sumater Barat, merupakan daerah yang dilalui
jalan lintas barat tersebut telah menimbulkan multiplier effect terhadap perkembangan
pembangunan daerah termasuk kemajuan pembangunan ibukota Kabupaten Pasaman
Barat. Untuk mengantisipasi perkembangan kemajuan pusat kota dari kabupaten
tersebut dan terus mengembangkan potensi sumberdaya alamnya belum dimanfaatkan
secara optimal.
BAB III
RONA LINGKUNGAN HIDUP
a. Klasifikasi Iklim
Kondisi iklim di Sumatera Barat sangat dipengaruhi oleh kondisi geografis dan
posisi lautan dalam hubungannya dengan gerakan angin. Pegunungan Bukit
Barisan yang terbentang dari arah Barat Daya ke Tenggara dan Lautan Hindia
di sebelah Barat menyebabkan terjadinya proses kondensasi ketika
pengangkatan awan secara vertikal dan orografik yang mengandung banyak
uap air atau hujan di daerah lereng sebelah Barat. Berdasarkan posisi
geografis, wilayah studi terletak di sebelah Barat daerah Pegunungan Bukit
Barisan diperkirakan mendapat hujan relatif lebih banyak dibandingkan lereng
sebelah Timur. Selanjutnya akan diuraikan kondisi iklim wilayah studi
berdasarkan beberapa sistim klasifikasi iklim yang berlaku di Indonesia.
c) Berdasarkan pada system klasifikasi Oldeman, Irsal Las dan S.N. Darwis
(1979) dalam An Agroclimatic Map of Sumatra, wilayah studi tergolong
pada zona agroklimat A. Zona agroklimat A dicirikan dengan jumlah bulan
basah (curah hujan di atas 200 mm) berturut-turut sebanyak 9-11, dan
bulan kering (curah hujan kurang dari 100 mm) berturut-turut kurang dari 2.
Unsur-unsur iklim meliputi curah hujan, suhu udara, kelembaban udara dan
kecepatan angin tertera pada Tabel 3.2. Data-data unsur iklim tersebut
diperoleh dari Dinas PSDA Propinsi Sumartera Barat dengan stasiun
klimatologi Sukamenanti dalam kurun waktu 2000-2005.
Tabel 3.2. Data Curah Hujan, Suhu Udara, Kelembaban Udara dan Kecepatan Angin di Daerah Sukamenanti
dan Sekitarnya (2000-2005).
Curah Suhu Udara (0C) Kecepatan
Hari Kelembaban
No Bulan Hujan Rata- Angin
Hujan Maks Min Udara (%)
(mm) Rata (km/hari)
1 Januari 435 16 35,50 18,00 26,80 91,20 8,47
2 Februari 250 11 36,00 18,00 26,67 91,78 13,71
3 Maret 227 8 35,00 18,00 26,73 91,80 6,58
4 April 313 15 36,00 18,00 26,78 92,16 3,60
5 Mei 163 8 35,00 18,00 26,83 91,60 8,31
6 Juni 117 7 35,00 18,00 26,23 90,10 0,83
7 Juli 167 9 35,00 18,00 26,89 91,74 16,22
8 Agustus 467 17 35,00 18,00 25,98 91,29 6,81
9 September 511 19 35,00 18,00 26,53 90,33 5,93
10 Oktober 386 17 36,00 18,00 26,05 89,19 3,85
11 November 506 22 36,00 18,00 26,83 91,17, 3,15
12 Desember 499 20 35,50 17,00 26,71 92,50 6,17
Total Tahunan 4.041 169
Rata-rata 337 14 35,25 26,58 26,58 92,50 6,97
Bulanan
Sumber : Dinas PSDA Propinsi Sumatera Barat
Dari Tabel 3.2 menunjukkan bahwa curah hujan tahunan sebesar 4.041 mm
dengan rata-rata bulanan 337 mm, Jumlah hari hujan rata-rata tahunan 169
dan rata-rata bulanan sebesar 14. Curah hujan tertinggi terdapat pada bulan
November dan terendah pada Bulan Juni. Distribusi curah hujan dengan bulan
basah merata sepanjang tahun dengan tanpa bulan kering. Suhu udara
maksimum rata-rata 35,250C, minimum rata-rata 17,830C dan rata-rata
bulanan 26,580C. Kelembaban udara rata-rata bulanan berkisar antara 91,24%
sampai 92,50% dengan rata-rata tahunan 91,24%. Kecepatan angin rata-rata
bulanan di wilayah studi berkisar antara 0,83 km/hari sampai 16,22 km/hari
dengan rata-rata bulanan 6,97 km/hari.
3.1.2. Fisiografi
3.1.3. Geologi
a. Komposisi Litologi
Secara litologi, lokasi kegiatan terbentuk dari endpaan sungai yang masih
muda berumur kuarter (Q2l). Endapan aluvium ini terdiri dari pasir, kerikil, dan
debu. Endapan aluvium ini membentuk dataran aluvial yang teridri dari teras
sungai dan tanggul sungai.
b. Struktur Geologi
Di lokasi kegiatan dan sekitarnya tidak terindikasi adanya struktur geologi
dalam bentuk sesar. Keberadaan sesar berada jauh di luar lokasi kegiatan,
yaitu di daerah perbukitan dan pegunungan.
3.1.4. Hidrologi
a. Debit Sungai
Rencana kegiatan peningkatan jembatan Air Gadang Kabupaten Pasaman
Barat melintasi Sungai Batang Pasaman. Berdasarkan hasil pengukuran debit
Sungai Batang Pasaman yang dilakukan oleh Dinas Pekerjaan Umum (PU)
Kabupaten Pasaman Barat dalm rentang waktu 10 tahun 1998 2008, rata-
rata debit sungai Batang Pasaman 220 m3/dtk dan berair sepanjang tahun
(parenial river). Perbedaan fluktuasi debit sungai yang cukup besar antara
musim penghujan dan musim kemarau, terutama disebabkan oleh
terganggunya fungsi hidrologis Daerah Aliran Sungai (DAS) pada bagian
hulunya.
b. Sifat Aliran
Sifat aliran dari sungai utama Batang Pasaman dan anak-anak sungai yang
terdapat dalam DAS Batang Pasaman tergolong aliran yang mengalir
sepanjang tahun (continuous flow) dan sifat alirannya tergantung pada musim.
Pada musim penghujan aliran sungai besar dengan kecepatan tinggi dan
sebaliknya pada musim kemarau.
c. Pola Aliran
Tabel 3.3. Kualitas Air sungai Aie Gadang Pada Rencana Peningkatan Pembangunan Jembatan Aie
Gadang Kabupaten Pasaman Barat
Tabel 3.4. Hasil analisis kualitas air Sungai Aie Gadang pada rencana pembangunan jembatan Aie Gadang,
Kabupaten Pasaman Barat.
Kode Sampel
No Parameter Satuan Baku Mutu*)
TAG-1
1 2 3 4 5
I FISIKA
1. Kekeruhan NTU 0,40 5
2. Warna TCU 0,46 15
II. KIMIA
1. pH - 6,81 6,5 - 8,5
2. Kesahan total (CaCO3) mg/L 36,12 500
3. Nitrat (NO3-N) mg/L 6,93 10
4. Klorida (Cl) mg/L 4,85 600
5. Belerang (H2S) mg/L 0,05 (-)
6. Sulfat (SO4) mg/L 4,84 400
7. Tembaga (Cu) mg/L ttd (-)
8. Besi (Fe) mg/L ttd 1,0
9. Timbal (Pb) mg/L ttd 0,05
10. Seng (Zn) mg/L ttd 15
Keterangan
Kode sampel AT.1 = Sumur Masyarakat (Aie Gadang)
ttd = tidak terdeteksi
(-) = tidak dipersyaratkan
Sumber: Hasil analisis laboratorium Baristand Industri Padang, 2010
Tabel 3.5 Kualitas Udara Ambien di Rencana Lokasi Pembangunan Aie Gadang, Kabupaten Pasaman
Barat
Kode Sampel Baku Mutu*)
No. Parameter Satuan
KUAG-1 KUAG-2
1. Debu total (TSP) g/m3 45,0 65,0 230
2. Belerang dioksida (SO2) g/m3 172,48 77,47 900
3. Nitrogen dioksida (NO2) g/m3 126,36 131,32 400
4. Karbon oksida(CO) g/m3 5.656 23.197 30.000
Keterangan: Kode sampel KUAG-1 = Bagian Utara
KUAG-2 = Bagian Selatan
*) Peraturan Pemerintah RI Nomor 41 Tahun 1999
Sumber: Laboratorium Hiperkes dan Tenaga Kerja Sumatera Barat, 2010
Berdasarkan hasil pengukuran terhadap kandungan debu total (TSP) untuk kedua
lokasi memperlihat hasil yang masih berada dibawah baku mutu berdasarkan
Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 untuk lingkungan udara ambien.
Kandungan TSP relatif sangat kecil yaitu 45,0 g/m3 dan 65,0 g/m3 sedangkan
baku mutu 230 g/m3. Sebagai sumber kandungan debu pada udara ambien
adalah berasal dari kegiatan transportasi yang melewati lokasi pembangunan
jembatan serta aktifitas masyarakat disekitarnya. Rendahnya kandungan debu
total disebabkan oleh rendahnya aktifitas kendaraan yang melalui lokasi ini karena
lokasi rencana pembangunan jembatan relatif jauh dari pusat perkotaan.
Kendaraan yang sering melewati lokasi ini selain kendaraan umum juga
kendaraan pengangkut buah kelapa sawit dan minyak kelapa sawit (CPO). Selain
itu pada lokasi ini masih banyak vegetasi atau tanaman yang dapat menyerap
atau menghalangi penyebaran debu ke lingkungan udara ambien.
Kandungan gas (CO, NO2 dan SO2) yang dipantau juga memberikan nilai jauh
berada dibawah baku mutu berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun
1999 untuk lingkungan udara ambien.
a. Tingkat Kebisingan
Tabel 3.6. Hasil pengukuran tingkat kebisingan pada rencana pembangunan Jembatan Aie Gadang,
Kabupaten Pasaman Barat
Kode Sampel
No. Parameter Satuan Baku Mutu*)
KUAG-1 KUAG-2
1 2 3 5 6 7
1. Kebisingan dB(A) 68 62 55
Keterangan: Kode sampel KUAG-1 = Bagian Utara
KUAG-2 = Bagian Selatan
*) Peraturan Pemerintah RI 41/1999
Sumber: laboratorium Hiperkes dan Tenaga Kerja Sumatera Barat, 2010
b. Getaran
Tabel 3.7. Hasil pengukuran getaran pada rencana pembangunan Jembatan Aie Gadang Kabupaten
Pasaman Barat
Kode Sampel Baku Mutu*)
No. Parameter Satuan
KUAG-1 KUAG-2
1 2 3 5 6 7
1. Getaran mm/detik 6,3 5,9 >5,2 - 16
Keterangan: Kode sampel KUAG-1 = Bagian Utara
KUAG-2 = Bagian Selatan
*) Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 49 Tahun1996
Sumber: laboratorium Hiperkes dan Tenaga Kerja Sumatera Barat, 2010
Berdasarkan hasil pengukuran getaran untuk dua lokasi diperoleh nilai getaran
5,9 mm/detik dan 6,3 mm/detik, nilai tersebut memenuhi baku mutu menurut
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 49 Tahun 1996. Sumber
getaran selama pengukuran bersumber dari aktifitas kendaraan yang melalui
lokasi rencana pembangunan jembatan.
a. Klasifikasi Tanah
Tanah yang terdapat di lokasi kegiatan adalah Aluvial distrik (Pusat Penelitian
Tanah, 1983). Kesatuannya adalah sistem klasifikasi soil Taxonomy (2006)
termasuk pada sub group Typic Udifluvents, dan menurut sistem klasifikasi
tanah FAO-UNESCO (1990) termasuk Dystric Fluvisols.
Keterangan : S1. Lokasi sampling pinggir Sungai Batang Pasaman sebelah utara
S2. Lokasi sampling pinggir Sungai Batang Pasaman sebelah selatan
c. Erosi tanah
Laju erosi tanah dihitung menggunakan persamaan umum kehilangan tanah
atau persamaan USLE (universal Soil Loss Equation). Hasil perhitungan
disajikan pada Tabel 3.9.
Laju Erosi
No Lokasi R K Ls CP
(ton/ha/tahun)
1. S1 3.170 0,19 0,74 0,002 8,91
2. S2 3.170 0,20 0,74 0,002 10,32
Sumber : Hasil Analisis, 2010
Keterangan : R = Indeks Erosifitas hujan
K = Indeks Erodibiltas tanah
Ls = Faktor Topografi
CP = Tindakan pengelolaan tanaman dan tindakan konservasi tanah
Rekapitulasi hasil pengamatan erosi tanah yang meliputi laju erosi, TBE dan
kalsa/skala erosi disajikan pada Tabel 3.11.
Tabel 3.11. Hasil Perhitungan Laju Erosi, TBE dan Kelas/Skala Erosi di Lokasi kegiatan
Dari hasil perhitungan parameter erosi tanah yang tertera pada Tabel 3.9;
3.10; 3.11 menunjukkan bahwa erosi tanah adalah 8,91 10,32 ton/ha/tahun.
Laju erosi tersebut apabila ditinjau dari tingkat bahaya erosi (TBE) sangat
rendah (SR) dan kelas atau skala erosi sangat baik (skala 5). Berdasarkan
hasil observasi lapangan tidak ditemukan bentukan permukaan akibat erosi,
baik erosi alur (rill erosion) maupun erosi parit (gully erosion). Terkait lokasi
kegiatan berada pada bantaran sungai, ditemukan adanya erosi tebing sungai
(streambank erosion) disepanjang teras sungai.
Dari inventarisasi flora yang dilakukan didapatkan 4 jenis yang dominan berada
disekitar jembatan, yaitu Ficus hispida, Cocos nucifera, Elaeis guinensis dan
Theobroma caccao. Diantara keempat jenis tersebut, tiga terakhir merupakan
tanaman budidaya yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Selain itu, disekitar area
studi juga ditemukan Durio zibethinus (durian) yang merupakan tanaman yang
dillindungi menurut SK Mentan No. 54/Kpts/Um/2/1972 yang menyatakan bahwa
flora ini tidak boleh ditebang jika diameter batangnya kurang dari 60 cm.
Berdasarkan jumlah jenis flora yang ditemukan, yaitu 51 jenis, maka
lingkungannya dapat digolongkan sangat baik (skala 5). Data lengkap jenis flora
dapat dilihat pada Tabel 3.12.
3.3.1. Demografi
Secara umum penyebaran penduduk di Kenagarian Air Gadang Kecamatan
Pasaman secara liner yaitu di sepanjang jalan lintas barat menuju Sumatera
Utara dan di sekitar kantor pemerintahan nagari. Luas Nagari Air Gadang adalah
130,44 km2 dengan jumlah penduduk 10.434 jiwa terdiri dari 5.204 laki-laki dan
5.230 perempuan dengan kepadatan penduduk 80 jiwa per km2. Sebagian besar
penduduk Kecamatan Pasaman merupakan umur produktif. Jumlah penduduk
menurut kelompok umur tertera pada Tabel 3.13.
tinggal warga. Hal tersebut juga mendorong terciptanya suatu asimilasi yang
lebih terkoordinasi dan terbaur dengan prinsip saling menghargai antara
pendatang dengan pribumi. Disamping itu tidak adanya pola pembedaan
dalam melakukan komunikasi secara sosial dan ekonomi. Akan tetapi dalam
kepemilikan tanah di kuasai oleh nagari sebagai tanah ulayat nagari Air
Gadang dan masyarakat pendatang tidak bisa mengelola tanah ulayat nagari
tersebut.
d. Pranata Sosial
e. Persepsi Masyarakat
Kebiasaan masyarakat berobat dengan obat tradisional dan jika agak parah
berobat ke puskesmas, bidan dan dokter terdekat. Jenis penyakit yang dominan
diderita oleh masyarakat Kecamatan Pasaman adalah ISPA (31 %), dan gastritis
(13,60 %) . Hal ini dapat dilihat pada pada banyaknya penyakit yang diderita olah
masyarakat Kecamatan Pasaman seperti yang disajikan pada Tabel 3.15.
Sarana kesehatan yang tersedia di Kecamatan Pasaman ialah puskesmas 2 unit,
puskesmas pembantu 3 unit , posyandu 55 unit dan polindes 16 unit.
Tabel 3.15. Jumlah Kunjungan Pasien yang berkunjung ke Puskesmas di Kecamatan Pasaman
menurut penyakit Utama
No. Jenis Penyakit Jumlah %
1. ISPA 35.236 31,00
2. Diare 7.122 6,26
3. Penyakit kulit karena infeksi 9.115 8,02
4. Rematik 11.110 9,78
5. Gastritis 15.455 13,60
6. Disentri - -
7. Tekanan darah tinggi 9.076 7,99
8. Penyakit kulit karena alergi 6.086 5,35
9. Penyakit lain pada saluran napas 13.598 11,96
10. Lainnya 6.864 6,04
Jumlah 113.662 100,00
Sumber : Kecamatan Pasaman Dalam Angka, 2008
BAB IV
DAMPAK LINGKUNGAN YANG AKAN TERJADI
1. Persepsi Masyarakat
a. Sumber Dampak
Dampak terhadap munculnya persepsi masyarakat adalah berasal dari
kegiatan stake out, pembebasan lahan dan pembangunan base camp serta
pemagaran tapak kegiatan
b. Jenis Dampak
Timbulnya persepsi masyarakat tentang keberadaan kegiatan peningkatan
pembangunan jembatan Aie Gadang
c. Besaran Dampak
Besaran dampak yang ditimbulkannya adalah sedang, karena akan
timbulnya pertanyaan dari masyrakat terhadap keberadaan kegiatan.
2. Kandungan Gas
a. Sumber Dampak
Sumber dampak terhadap perubahan kandungan gas berasal dari kegiatan
mobilisasi material
b. Jenis Dampak
Terjadinya penurunan kualitas udara ambien terhadap peningkatan
parameter gas (CO, NO2, SO2) disekitar lokasi kegiatan.
c. Besaran Dampak
Dampak yang ditimbulkan adalah kecil karena volume pekerjaan relatif
sedikit.
b. Jenis Dampak
Jenis dampak yang ditimbulkan adalah terjadinya peningkatan tingkat
kebisingan.
c. Besaran Dampak
Dampak yang ditimbulkan adalah kecil, karena menggunakan alat berat
sedikit dengan volume sedikit.
8. Kesempatan Kerja
a. Sumber Dampak
Dampak terhadap kesempatan berkerja bersumber dari peningkatan
pembangunan jembatan adalah pada saat rekrutmen tenaga kerja.
b. Jenis Dampak
Dampak yang ditimbulkan adalah adanya peluang untuk bekerja sesuai
dengan formasi yang dibutuhkan/tersedia.
c. Besaran Dampak
Dampak yang ditimbulkan adalah kecil karena jumlah tenaga kerja yang
dibutuhkan relatif kecil.
9. Peluang Usaha
a. Sumber Dampak
Dampak terhadap munculnya peluang usaha adalah berasal dari kegiatan
Pembangunan pondasi, pembangunan bangunan bawah, Konstruksi
Bangunan Atas, Pembangunan Jalan Pendekat, Pemasangan batu dan
Pekerjaan Finishing
b. Jenis Dampak
Timbulnya peluang usaha berupa munculnya warung-warung menjual
makanan bagi para pekerja disekitar lokasi kegiatan, pengadaan bahan dan
material dan pengangkutan bahan material
c. Besaran Dampak
Besaran dampak yang ditimbulkan kecil dan bersifat positif.
c. Besaran Dampak
Besaran dampak kecil, karena sebelumnya telah dilakukan penjelasan
bentuk ketenagakerjaan.
2. Persepsi Masyarakat
a. Sumber Dampak
Dampak terhadap persepsi masyarakat dan kecemburuan sosial bersumber
dari kegiatan pemutusan hubungan kerja.
b. Jenis Dampak
Jenis dampak yang ditimbulkan adalah keresahan masayarakat akibat
pemurusan hubungan kerja, karena tidak berkerjanya atau berkurangnya
penghasilan masyarakat.
c. Besaran Dampak
Besaran dampak terhadap persepsi masyarakat kecil, karena sedikitnya
masyarakat yang bekerja pada kegiatan peningkatan pembangunan
jembatan.
Tabel 4.1. Matrik Identifikasi Dampak Kegiatan Pembangunan Jembatan Peningkatan Pembangunan
Jembatan Aie gadang Terhadap Komponen Lingkungan
Pra-Konstruksi Konstruksi Operasi
KOMPONEN KEGIATAN
No.
1 2 3 4 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2
KOMPONEN
LINGKUNGAN
A GEOFISIK-KIMIA
1. IKLIM
2. KUALITAS UDARA DAN
KEBISINGAN
a. Kandungan Debu
b. Kualitas Gas
c. Kebisingan
d. Getaran
3. HIDROLOGI
a. Kualitas Air Sungai
4. TANAH DAN LAHAN
a. Erosi Tebing Sungai
b. Kerusakan Sempadan Sungai
B. SOSIAL, BUDAYA dan Kesehatan MASYARAKAT
1. SOSIAL EKONOMI
a. Kesempatan kerja
b. Peluang Usaha
2. SOSIAL BUDAYA
a. Persepsi Masyarakat
b. Kecemburuan social
3. KESEHATAN MASYARAKAT
a. Kesehatan Masyrakat
b. Keselamatan dan kesehatan
Tenaga Kerja
4. PRASARANA TRANSPORTASI
a. Gangguan lalu lintas
d. Kelancaran lalu lintas
II. KONSTRUKSI
1. Mobilisasi material 1. Peningkatan kandungan debu Sedang Dampak negatif dan primer
2. Peningkatan kandungan gas Kecil Dampak negatif dan primer
3. Peningkatan kebisingan Kecil Dampak negatif dan primer
4. Kesehatan Masyarakat Kecil Dampak negatif dan primer
5. Gangguan lalu lintas Kecil Dampak negatif dan primer
2. Rekrutmen tenaga kerja 1. Kesempatan bekerja kecil Dampak positif dan primer
2. Kecemburuan sosial Kecil Dampak negatif dan primer
3. Pembangunan pondasi 1. Kebisingan Kecil Dampak negatif dan primer
2. Getaran Kecil Dampak negatif dan primer
3. Kualitas Air Sedang Dampak negatif dan primer
4. Erosi Tebing Sungai Kecil Dampak negatif dan primer
5. Kerusakan Sempadan Sungai Sedang Dampak negatif dan primer
6. Peluang usaha Kecil Dampak positif dan primer
7. Keselamatan/Kesehatan Kerja Sedang Dampak negatif dan primer
4. Pembangunan 1. Peningkatan kebisingan Kecil Dampak negatif dan primer
Bangunan Bawah 2. Kualitas air sungai Kecil Dampak negatif dan primer
3. Peluang usaha Kecil Dampak positif dan primer
4. Keselamatan/Kesehatan Kerja Sedang Dampak negatif dan primer
5. Konstruksi bangunan 1. Peningkatan kebisingan Sedang Dampak negatif dan primer
atas 2. Kualitas air sungai Kecil Dampak negatif dan primer
3. Peluang usaha Kecil Dampak positif dan primer
4. Keselamatan/Kesehatan Kerja Sedang Dampak negatif dan primer
6. Pembangunan Jalan 1. Peningkatan debu Kecil Dampak negatif dan primer
pendekat 2. Peningkatan kebisingan Kecil Dampak negatif dan primer
3. Peluang usaha Kecil Dampak positif dan primer
4. Kesehatan Masyarakat Kecil Dampak negatif dan turunan
5. Gangguan lalu lintas Sedang Dampak negatif dan primer
7. Pemasangan Batu 1. Kualitas air sungai Kecil Dampak negatif dan primer
2. Peluang usaha Kecil Dampak positif dan primer
8. Pekerjaan finishing 1. Peningkatan kandungan debu Kecil Dampak negatif dan primer
2. Peluang usaha Kecil Dampak positif dan primer
3. Keselamatan/Kesehatan Pekerja Kecil Dampak negatif dan primer
9. Demobilisasi alat berat Gangguan lalu lintas Kecil Dampak negatif dan Primer
III. OPERASI
1. Penutusan Hubungan 1. Kehilangan Kesempatan Kerja Kecil Dampak negatif dan primer
Kerja 2. Persepsi masyarakat Kecil Dampak negatif dan primer
2. Operasional Jembatan Kelancaran lalulintas Sedang Dampak positif dan primer
BAB V
1. Persepsi Masyarakat
a. Sumber Dampak
Dampak terhadap munculnya persepsi masyarakat adalah berasal dari
kegiatan Stake out, pembebasan lahan, pembangunan base camp dan
pemagaran tapak kegiatan.
b. Jenis Dampak
Timbulnya persepsi masyarakat tentang keberadaan kegiatan
peningkatan pembangunan jembatan Aie Gadang
Pengawas
o Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Pasaman Barat
o Bapedalda Propinsi Sumatera Barat
Pelaporan
o Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Pasaman Barat
a. Sumber Dampak
Sumber dampak terhadap gangguan lalu lintas yang berasal dari
kegiatan mobilisasi alat berat.
b. Jenis Dampak
Timbulnya gangguan lalu lintas di sekitar ujung jembatan akibat oleh
kendaraan yang membawa alat berat
Pelaporan
o Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Pasaman Barat
1. Kandungan Debu
a. Sumber Dampak
Sumber dampak terhadap perubahan kandungan debu berasal dari
kegiatan mobolisasi material, pembangunan jalan pendekat dan
pekerjaan finishing.
b. Jenis Dampak
Terjadinya penurunan kualitas udara ambien terhadap peningkatan
kandungan parameter debu total (TSP) disekitar lokasi kegiatan.
Pengawas
o Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Pasaman Barat
o Bapedalda Propinsi Sumatera Barat .
Pelaporan
o Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Pasaman Barat
2. Kandungan Gas
a. Sumber Dampak
Sumber dampak terhadap perubahan kandungan gas berasal dari
kegiatan mobilisasi material.
b. Jenis Dampak
Terjadinya penurunan kualitas udara ambien terhadap peningkatan
parameter gas (CO, NO2, SO2) disekitar lokasi kegiatan.
Pelaporan
o Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Pasaman Barat
a. Sumber Dampak
Dampak peningkatan tingkat kebisingan berasal dari kegiatan mobilisasi
material, pembangunan pondasi, pembangunan bangunan bawah,
konstruksi bangunan atas dan pembangunan jalan pendekat.
b. Jenis Dampak
Jenis dampak yang ditimbulkan adalah terjadinya peningkatan tingkat
kebisingan.
b. Jenis Dampak
Jenis dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan tersebut adalah penurunan
kualitas air sungai, terutama terhadap peningkatan kandungan padatan
tersuspensi (TSS).
b. Jenis Dampak
Dampak terhadap tanah yaitu terjadinya longsor dan peningkatan erosi
tanah.
b. Jenis Dampak
Dampak yang akan terjadi adalah kerusakan sempadan sungai yaitu tidak
berfungsinya sempadan sungai.
8. Kesempatan Kerja
a. Sumber Dampak
Dampak terhadap kesempatan berkerja bersumber dari adanya kegiatan
rekruitmen tenaga kerja untuk kebutuhan pembangunan jembatan.
b. Jenis Dampak
Dampak yang ditimbulkan adalah adanya peluang untuk bekerja sesuai
dengan formasi yang dibutuhkan/tersedia.
9. Peluang Usaha
a. Sumber Dampak
Dampak terhadap munculnya peluang usaha adalah berasal dari kegiatan
Pembangunan pondasi, pembangunan bangunan bawah, Konstruksi
Bangunan Atas, Pembangunan Jalan Pendekat, Pemasangan batu dan
Pekerjaan Finishing.
.
b. Jenis Dampak
Timbulnya peluang usaha berupa munculnya warung-warung menjual
makanan bagi para pekerja disekitar lokasi kegiatan, pengadaan bahan
dan material serta pengangkutan bahan material
Pelaporan
o Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Pasaman Barat
b. Jenis Dampak
Jenis dampak yang ditimbulkan adalah munculnya keresahan
masyarakat, khususnya bagi masyarakat yang tidak dapat diterima
sebagai tenaga kerja.
b. Jenis Dampak
Jenis dampak yang ditimbulkan adalah gangguan kesehatan masyarakat
akibat mobilisasi material
b. Jenis Dampak
Dampak yang akan ditimbulkan adalah terjadinya kecelakaan kerja pada
tenaga kerja.
b. Jenis Dampak
Timbulnya gangguan lalu lintas di sekitar ujung jembatan akibat
kendaraan yang membawa material , pembangunan jalan pendekat dan
kendaraan pembawa alat berat.
b. Jenis Dampak
Dampak yang akan ditimbulkan adalah menurunnya tingkat penghasilan
masyarakat, khusus tenaga kerja yang diakibatkan dari selesainya
pembangunan jembatan.
2. Persepsi Masyarakat
a. Sumber Dampak
Dampak terhadap persepsi masyarakat dan kecemburuan sosial
bersumber dari kegiatan pemutusan hubungan kerja.
b. Jenis Dampak
Jenis dampak yang ditimbulkan adalah keresahan masyarakat akibat
pemutusan hubungan kerja, karena tidak berkerjanya atau berkurangnya
penghasilan masyarakat.
3. Kelancaran lalulintas
a. Sumber dampak
Peningkatan kelancaran lalu lintas berasal dari kegiatan beroperasinya
jembatan
b. Jenis dampak
Dampak yang ditimbulkan adalah dampak positif yaitu semakin lancarnya
akses masyarakat
Pengawas
o Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Pasaman Barat
o Dinas PU Kabupaten Pasaman Barat
o Bapedalda Propinsi Sumatera Barat .
Pelaporan
o Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Pasaman Barat
BAB VI
PROGRAM PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
1. Persepsi Masyarakat
a. Tujuan Pemantauan
Mengetahui efektifitasnya sosialisasi yang telah dilakukan terhadap dampak
presepsi masyarakat.
c. Metoda pemantauan
Pelaksanan pemantauan dilakukan melalui wawancara dengan masyarakat
yang terkena dampak.
f. Frekuensi Pemantauan
Waktu pelaksanaan pemantauan dilakukan sekali selama masa
prakonstruksi.
Pengawas
o Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Pasaman Barat
o Bapedalda Propinsi Sumatera Barat
Pelaporan
o Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Pasaman Barat
c. Metoda Pemantauan
Metoda pemantauan yang dilakukan adalah observasi langsung kelapangan
e. Lokasi Pemantauan
Lokasi pemantauan yang akan dilakukan adalah pada jalan yang dilalui oleh
kendaraan dan alat-alat berat, khususnya pada daerah yang padat
kendaraan.
f. Frekuensi Pemantauan
Waktu pelaksanaan pemantauan dilakukan sekali selama masa
prakonstruksi.
Pengawas
o Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Pasaman Barat
o Dinas Perhubungan Kabupaten Pasaman Barat
o Bapedalda Propinsi Sumatera Barat
Pelaporan
o Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Pasaman Barat
1. Kandungan Debu
a. Tujuan Pemantauan
Untuk mengetahui efektifitas pengelolaan terhadap penurunan kualitas
kandungan debu akibat kegiatan selama tahap konstruksi.
c. Metoda Pemantauan
Metoda untuk pengukuran/pemantauan parameter total debu mengunakan
metoda gravimetri dengan mengunakan alat HVAS
e. Lokasi Pemantauan
Lokasi sampling adalah pada ujung jembatan (dua lokasi) dan pemukiman
masyarakat.
f. Frekuensi Pemantauan
Waktu pelaksanaan pemantauan dilakukan sekali selama masa konstruksi.
Pengawas
o Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Pasaman Barat
o Bapedalda Propinsi Sumatera Barat
Pelaporan
o Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Pasaman Barat
2. Kandungan Gas
a. Tujuan Pemantauan
Untuk mengetahui efektifitas pengelolaan terhadap penurunan kualitas
kandungan gas akibat kegiatan selama tahap konstruksi.
c. Metoda Pemantauan
Metoda untuk parameter kandungan gas dapat terlihat pada Tabel 6.1.
berikut ini
Tabel 6.1. Parameter, alat dan metoda analisa kandungan gas
No. Parameter Alat Metoda Satuan BMUA
1. CO Spektrofotometer Perakamoniakal g/m3 2260
2. SO2 Spektrofotometer Pararosanilin g/m3 260
3. NO2 Spektrofotometer Saltzman g/m3 92,5
Keterangan: BMUA = Baku Mutu Udara Ambien
e. Lokasi Pemantauan
Lokasi sampling adalah pada ujung jembatan (dua lokasi) dan pemukiman
masyarakat.
f. Frekuensi Pemantauan
Waktu pelaksanaan pemantauan dilakukan sekali selama masa konstruksi.
c. Metoda Pemantauan
Metoda yang digunakan adalah pengukuran langsung dilapangan bantuan
alat sound level meter (SLM).
e. Lokasi Pemantauan
Lokasi sampling adalah pada ujung jembatan (dua lokasi) dan pemukiman
masyarakat.
f. Frekuensi Pemantauan
Waktu pelaksanaan pemantauan dilakukan sekali selama masa konstruksi.
Pengawas
o Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Pasaman Barat
o Bapedalda Propinsi Sumatera Barat
Pelaporan
o Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Pasaman Barat
b. Metoda Pemantauan
Metoda yang digunakan adalah pengukuran langsung dilapangan bantuan
alat penangkap getaran, alat ukur analisis getaran, pencatat tingkat getaran
dan alat analisis pengukur tingkat getaran.
b. Lokasi Pemantauan
Lokasi sampling adalah pada ujung jembatan (dua lokasi) dan pemukiman
masyarakat.
b. Frekuensi Pemantauan
Waktu pelaksanaan pemantauan dilakukan sekali selama masa konstruksi.
Pelaporan
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Pasaman Barat
c. Metoda Pemantauan
Metoda, alat yang digunakan dalam pemantauan kualitas air sungai dapat
disajikan pada Tabel 6.2 berikut ini.
Tabel 6.2. Parameter, alat dan metoda analisa kualitas air sungai untuk pelaksanaa
pemantauan
e. Lokasi Pemantauan
Lokasi pemantauan dilakukan pada sungai Batang Pasaman yaitu pada
bagian hulu dan bagian hilir dari pembangunan jembatan.
f. Frekuensi Pemantauan
Waktu pelaksanaan pemantauan dilakukan sekali selama masa konstruksi.
c. Metoda Pemantauan
Metoda pemantauan yang dilakukan adalah observasi langsung ke lapangan
e. Lokasi Pemantauan
Lokasi pemantauan dilakukan pada sungai Batang Pasaman
f. Frekuensi Pemantauan
Waktu pelaksanaan pemantauan dilakukan sekali selama masa konstruksi.
c. Metoda Pemantauan
Metoda dalam pelaksanaan pemantauan dapat dilakukan dengan cara
observasi langsung ke lapangan
e. Lokasi Pemantauan
Lokasi pemantauan dilakukan adalah pada sempadan sungai yang
digunakan sebagai lokasi pembangunan jembatan yaitu sungai Batang
Pasaman
f. Frekuensi Pemantauan
Waktu pelaksanaan pemantauan dilakukan sekali selama masa konstruksi.
8. Kesempatan Kerja
a. Tujuan Pemantauan
Untuk mengetahui efektifitas pengelolaan yang telah dilakukan terhadap
kesempatan berkerja bagi masyarakat setempat
c. Metoda Pemantauan
Metoda pemantauan adalah observasi langsung kelapangan dan wawancara
dengan tenaga kerja serta masyarakat setempat.
e. Lokasi Pemantauan
Lokasi pemantauan dilakukan pada Nagari Air Gadang Kecamatan Pasaman
Kabupaten Pasaman Barat.
f. Frekuensi Pemantauan
Waktu pelaksanaan pemantauan dilakukan sekali selama masa konstruksi.
9. Peluang Usaha
a. Tujuan Pemantauan
Untuk mengetahui efektifitas pengelolaan yang telah dilakukan terhadap
peluang usaha yang akan dimanfaatkan oleh masyarakat setempat
c. Metoda Pemantauan
Metoda pemantauan adalah observasi langsung kelapangan dan wawancara
dengan masyarakat setempat.
e. Lokasi Pemantauan
Lokasi pemantauan dilakukan pada Nagari Air Gadang Kecamatan Pasaman
Kabupaten Pasaman Barat.
f. Frekuensi Pemantauan
Waktu pelaksanaan pemantauan dilakukan sekali selama masa konstruksi.
c. Metoda Pemantauan
Metoda pemantauan adalah observasi langsung kelapangan dan wawancara
dengan masyarakat setempat.
e. Lokasi Pemantauan
Lokasi pemantauan dilakukan pada Nagari Air Gadang Kecamatan Pasaman
Kabupaten Pasaman Barat.
f. Frekuensi Pemantauan
Waktu pelaksanaan pemantauan dilakukan sekali selama masa konstruksi.
c. Metoda Pemantauan
Metoda pemantauan adalah observasi langsung kelapangan dan wawancara
dengan masyarakat setempat.
e. Lokasi Pemantauan
Lokasi pemantauan dilakukan pada Nagari Air Gadang Kecamatan Pasaman
Kabupaten Pasaman Barat.
f. Frekuensi Pemantauan
Waktu pelaksanaan pemantauan dilakukan sekali selama masa konstruksi.
c. Metoda Pemantauan
Metoda pemantauan adalah observasi langsung kelapangan dan wawancara
dengan tenaga kerja
e. Lokasi Pemantauan
Lokasi pemantauan dilakukan lokasi peningkatan pembangunan jembatan
f. Frekuensi Pemantauan
Waktu pelaksanaan pemantauan dilakukan sekali selama masa konstruksi.
c. Metoda Pemantauan
Metoda pemantauan adalah observasi langsung kelapangan dan wawancara
dengan tenaga kerja dan masyarakat.
e. Lokasi Pemantauan
Jalan yang dilalui oleh kendaraan yang membawa material, alat berat dan
lokasi pembangunan jembatan.
f. Frekuensi Pemantauan
Waktu pelaksanaan pemantauan dilakukan sekali selama masa konstruksi.
c. Metoda Pemantauan
Metoda pemantauan adalah observasi langsung kelapangan dan wawancara
dengan tenaga kerja
e. Lokasi Pemantauan
Lokasi pemantauan dilakukan pada Nagari Air Gadang Kecamatan Pasaman
Kabupaten Pasaman Barat.
f. Frekuensi Pemantauan
Waktu pelaksanaan pemantauan dilakukan sekali selama masa operasi.
2. Persepsi Masyarakat
a. Tujuan Pemantauan
Untuk mengetahui efektifitas sosialisi yang telah dilakukan terhadap persepsi
masyarakat
c. Metoda Pemantauan
Pelaksanan pemantauan dilakukan dengan cara observasi dan wawancara
dengan masyarakat yang terkena dampak.
e. Lokasi Pemantauan
Lokasi pemantauan dilakukan pada Nagari Air Gadang Kecamatan Pasaman
Kabupaten Pasaman Barat.
f. Frekuensi Pemantauan
Waktu pelaksanaan pemantauan dilakukan sekali selama masa operasi.
3. Kelancaran lalulintas
a. Tujuan Pemantauan
Untuk mengetahui sejauh mana efektifitas pengelolaan lingkungan yang
telah dilakukan
c. Metoda Pemantauan
Metoda pemantauan yang dilakukan adalah observasi langsung ke lapangan
e. Lokasi Pemantauan
Lokasi pemantauan adalah jembatan Air gadang yang telah dioperasikan.
f. Frekuensi Pemantauan
Waktu pelaksanaan pemantauan dilakukan dua kali setahun selama masa
operasi.
2. Kandungan Gas Mobilisasi material 1. Kendaraan olos uji keur Sewaktu mobilisasi Selama tahap Kontraktor o Kantor Lingkungan
2. uji emisi gas buang alat berat menuju ke konstruksi Hidup Kabupaten
lokasi kegiatan Pasaman Barat
peningkatan o Bapedalda Propinsi
pembangunan Sumatera Barat
jembatan Air Gadang.
3. Peningkatan tingkat 1. Mobilisasi material Penggunaan kendaraan pembawa Sewaktu mobilisasi Selama tahap Kontraktor o Kantor Lingkungan
Kebisingan material yang laik pakai atau lolos uji alat berat menuju ke konstruksi Hidup Kabupaten
keur. lokasi kegiatan Pasaman Barat
peningkatan o Bapedalda Propinsi
pembangunan Sumatera Barat
jembatan Air Gadang
2. Pembangunan Pondasi Pengunaan alat berat yang laik pakai. lokasi kegiatan Selama tahap Kontraktor o Kantor Lingkungan
peningkatan konstruksi Hidup Kabupaten
pembangunan Pasaman Barat
jembatan Air Gadang o Bapedalda Propinsi
Sumatera Barat
3. Pembangunan Bangunan Pengunaan alat berat yang laik pakai lokasi kegiatan Selama tahap Kontraktor o Kantor Lingkungan
Bawah peningkatan konstruksi Hidup Kabupaten
pembangunan Pasaman Barat
jembatan Air Gadang o Bapedalda Propinsi
Sumatera Barat
4. Kontruksi Bangunan Atas Pengunaan alat berat yang laik pakai lokasi kegiatan Selama tahap Kontraktor o Kantor Lingkungan
peningkatan konstruksi Hidup Kabupaten
pembangunan Pasaman Barat
jembatan Air Gadang o Bapedalda Propinsi
Sumatera Barat
5. Pembangunan Jalan Pengunaan alat berat yang laik pakai lokasi kegiatan Selama tahap Kontraktor o Kantor Lingkungan
Pendekat peningkatan konstruksi Hidup Kabupaten
pembangunan Pasaman Barat
jembatan Air Gadang o Bapedalda Propinsi
Sumatera Barat
4. Peningkatan Tingkat Pembangunan Pondasi atau o Pelaksanaan pembangunan pondasi lokasi kegiatan Selama tahap Kontraktor o Kantor Lingkungan
Getaran pemancangan tiang pancang atau pemancangan tiang pancang peningkatan konstruksi Hidup Kabupaten
sesuai dengan SOP pembangunan Pasaman Barat
o Pengunaan alat berat yang laik jembatan Air Gadang o Bapedalda Propinsi
pakai. Sumatera Barat
5. Penurunan kualitas 1. Pembangunan pondasi 1. Menghindari ceceran semen yang lokasi kegiatan Selama tahap Kontraktor o Kantor Lingkungan
air sungai masuk kedalam sungai. peningkatan konstruksi Hidup Kabupaten
2. Melakukan pembanguan sesuai pembangunan Pasaman Barat
dengan prosedur teknis. jembatan Air Gadang o Bapedalda Propinsi
Sumatera Barat
2. Pembangunan bangunan 1. Menghindari ceceran semen yang lokasi kegiatan Selama tahap Kontraktor o Kantor Lingkungan
bawah masuk kedalam sungai. peningkatan konstruksi Hidup Kabupaten
2. Melakukan pembanguan sesuai pembangunan Pasaman Barat
dengan prosedur teknis. jembatan Air Gadang o Bapedalda Propinsi
Sumatera Barat
3. Konstruksi Bangunan Atas 1. Menghindari ceceran semen yang lokasi kegiatan Selama tahap Kontraktor o Kantor Lingkungan
masuk kedalam sungai. peningkatan konstruksi Hidup Kabupaten
2. Melakukan pembanguan sesuai pembangunan Pasaman Barat
dengan prosedur teknis. jembatan Air Gadang o Bapedalda Propinsi
Sumatera Barat
4. Pemasangan batu 1. Menghindari ceceran semen yang lokasi kegiatan Selama tahap Kontraktor o Kantor Lingkungan
masuk kedalam sungai. peningkatan konstruksi Hidup Kabupaten
2. Melakukan pembanguan sesuai pembangunan Pasaman Barat
dengan prosedur teknis. jembatan Air Gadang o Bapedalda Propinsi
Sumatera Barat
6. Erosi tebing sungai Pembangunan pondasi Meminimalkan pengalian pondasi lokasi kegiatan Selama tahap Kontraktor o Kantor Lingkungan
sesuai pelaksanaan teknis untuk peningkatan konstruksi Hidup Kabupaten
mengurangi arosi tebing sungai. pembangunan Pasaman Barat
jembatan Air Gadang o Dinas PU Kab.
Pasaman Barat
o Bapedalda Propinsi
Sumatera Barat
7. Kerusakan Pembangunan pondasi Areal sempadan sungai yang akan lokasi kegiatan Selama tahap Kontraktor o Kantor Lingkungan
sempadan sungai digunakan untuk pembangunan peningkatan konstruksi Hidup Kabupaten
pondasi disesuai dengan kebutuhan pembangunan Pasaman Barat
pondasi dalam rangka meminimalkan jembatan Air Gadang o Dinas PU kab.
kerusakan sempadan sungai. Pasaman Barat
o Bapedalda Propinsi
Sumatera Barat
8. Kesempatan bekerja Rekrutmen tenaga kerja Mengutamakan tenaga kerja dengan Nagari Air Gadang Selama tahap Kontraktor o Kantor Lingkungan
kualifikasi buruh berasal dari daerah Kecamatan Pasaman konstruksi Hidup Kabupaten
setempat sesuai dengan formasi yang Kabupaten Pasaman Pasaman Barat
9. Peluang Usaha Pembangunan pondasi, 1.Memberikan kesempatan kepada Nagari Air Gadang Selama tahap Kontraktor o Kantor Lingkungan
pembangunan bangunan masyarakat disekitar lokasi kegiatan Kecamatan Pasaman konstruksi Hidup Kabupaten
bawah, Konstruksi untuk memanfaatkan peluang usaha Kabupaten Pasaman Pasaman Barat
Bangunan Atas, ini. Barat. o Bagian Pemerintahan
Pembangunan Jalan 2.Pengadaan bahan dan material dari Kantor Bupati Pasaman
Pendekat, Pemasangan batu masyrakat yang berada disekitar Barat
dan Pekerjaan Finishing lokasi kegiatan. o Bapedalda Propinsi
3.Memanfaatkan truk pengangkutan Sumatera Barat
bahan dan material dengan
memprioritaskan masyrakat
setempat.
10. Kecemburuan Sosial Rekrutmen tenaga kerja Memberikan sosialisasi terkait dengan Nagari Air Gadang Selama tahap Kontraktor o Kantor Lingkungan
rekrutmen tenaga kerja untuk Kecamatan Pasaman konstruksi Hidup Kabupaten
mengatasi terjadi kecemburuan sosial. Kabupaten Pasaman Pasaman Barat
Barat. o Bagian Pemerintahan
Kantor Bupati Pasaman
Barat
o Bapedalda Propinsi
Sumatera Barat
11. Kesehatan 1. Mobilisasi material Menutup bak truk pembawa material Sewaktu mobilisasi Selama tahap Kontraktor o Kantor Lingkungan
Masyarakat pasir, batu, dan kerikil dengan terpal alat berat menuju ke konstruksi Hidup Kabupaten
lokasi kegiatan Pasaman Barat
peningkatan o Dinas Kesehatan Kab.
pembangunan Pasaman Barat
jembatan Air Gadang o Bapedalda Propinsi
Sumatera Barat
2. Pembangunan jalan Pemadatan dan Penyiraman material Nagari Air Gadang Selama tahap Kontraktor o Kantor Lingkungan
pendekat timbunan dalam pekerjaan Kecamatan Pasaman konstruksi Hidup Kabupaten
pembangunan jalan pendekat. Kabupaten Pasaman Pasaman Barat
Barat. o Bapedalda Propinsi
Sumatera Barat
12. Keselamatan dan 1. Pembangunan pondasi 1. Pengunaan Alat Pengaman Diri Lokasi kegiatan Selama tahap Kontraktor o Kantor Lingkungan
Kesehatan Pekerja sesuai dengan SOP peningkatan konstruksi Hidup Kabupaten
2. Menyertakan sesluruh tenaga kerja pembangunan Pasaman Barat
untuk mendapat asuransi jembatan Air Gadang
JAMSOSTEK o Dinas Tenaga Kerja
3. Operasional peralatan disesuaikan Kab. Pasaman Barfat
dengan prosedur yang ada o Bapedalda Propinsi
2. Pembangunan bangunan 1. Pengunaan Alat Pengaman Diri Lokasi kegiatan Sumatera Barat
bawah sesuai dengan SOP peningkatan
2. Menyertakan sesluruh tenaga kerja pembangunan
untuk mendapat asuransi jembatan Air Gadang
JAMSOSTEK
3. Operasional peralatan disesuaikan
dengan prosedur yang ada
3. Konstruksi Bangunan Atas 1. Pengunaan Alat Pengaman Diri Lokasi kegiatan
sesuai dengan SOP peningkatan
2. Menyertakan sesluruh tenaga kerja pembangunan
untuk mendapat asuransi jembatan Air Gadang
JAMSOSTEK
3. Operasional peralatan disesuaikan
dengan prosedur yang ada
4. Pekerjaan Finishing 1. Pengunaan Alat Pengaman Diri Lokasi kegiatan
sesuai dengan SOP peningkatan
2. Menyertakan sesluruh tenaga kerja pembangunan
untuk mendapat asuransi jembatan Air Gadang
JAMSOSTEK
3. Operasional peralatan disesuaikan
dengan prosedur yang ada
13. Gangguan lalu lintas 1. Mobilisasi material dan 1. Mengunakan jasa pemandu dalam Lokasi kegiatan Selama tahap Kontraktor o Kantor Lingkungan
demobilisasi alat berat rangka mobilisasi material dan peningkatan konstruksi Hidup Kabupaten
pembangunan jalan pendekat pembangunan Pasaman Barat
2. Menghindari waktu pada padat lalu jembatan Air Gadang o Dinas PU Kab.
lintas. Pasaman Barat
o Bapedalda Propinsi
Sumatera Barat
2. Pembangunan jalan 1. Mengunakan jasa pemandu dalam Lokasi kegiatan Selama tahap Kontraktor o Kantor Lingkungan
pendekat rangka mobilisasi material dan peningkatan konstruksi Hidup Kabupaten
pembangunan jalan pendekat pembangunan Pasaman Barat
2. Menghindari waktu pada padat lalu jembatan Air Gadang Bapedalda Propinsi
lintas Sumatera Barat
III. OPERASI
1. Kesempatan Kerja Pemutusan hubungan kerja Melakukan sosialisasi dan penjelasan Lokasi pengelolaan sebelum Kontraktor o Kantor Lingkungan
tertulis pada calon tenaga kerja terkait yang dilakukan pelaksanaan PHK Hidup Kabupaten
dengan pemutusan hubungan kerja tersebut adalah di dilakukan. Pasaman Barat
(PHK) ketika selesainya kegiatan kantor pemrakarsa o Dinas Tenaga Kerja
pembangunan jembatan. Kab. Pasaman Barat
o Bapedalda Propinsi
Sumatera Barat
2. Perspesi masyarakat Pemutusan hubungan kerja Transparansi terkait pemutusan Lokasi pengelolaan sebelum Kontraktor o Kantor Lingkungan
hubungan kerja yang sesuai dengan yang dilakukan pelaksanaan PHK Hidup Kabupaten
sosialisasi yang telah dilakukanb pada tersebut adalah di dilakukan. Pasaman Barat
awal penerimaan tenaga kerja. kantor pemrakarsa o Bagian Pemerintahan
Kantor Bupati Pasaman
Barat
o Bapedalda Propinsi
Sumatera Barat
3. Kelancaran Lalulintas Operasional jembatan Mengoperasikan jembatan sesuai Lokasi kegiatan Telah selesainya Balai Besar o Kantor Lingkungan
dengan kemanpuan dan daya peningkatan pembangunan Pelaksanaan Jalan Hidup Kabupaten
dukungnya pembangunan jembatan Nasional II Pasaman Barat
jembatan Air Gadan o Bapedalda Propinsi
Sumatera Barat
3. Peningkatan tingkat Mobilisasi material Tingkat kebisingan Kedua ujung jembatan Sekali selama masa Kontraktor
kebisingan dan pemukiaman konstruksi
masyarakat
4. Peningkatan tingkat getran Pembangunan pondasi atau Tingkat Getaran Kedua ujung jembatan Sekali selama masa Kontraktor
pemancangan tiang pancang dan pemukiaman konstruksi
masyarakat
5. Penurunan kualitas air 1. Pembangunan pondasi Disesuai dengan sumber dampak dan Sungai Batang Sekali selama masa Kontraktor
sungai 2. Pembangunan bangunan bawah menurut PP nomor 82 Tahun 2001 Pasaman yaitu pada konstruksi
3. Konstruksi Bangunan Atas untuk kelas II bagian hulu dan
4. Pemasangan batu bagian hilir dari
pembangunan
jembatan
6. Erosi tebing sungai Pembangunan pondasi Terjadinya erosi tebing sungai Batang Tebing sungai Sekali selama masa Kontraktor
Pasaman Batang Pasaman konstruksi
yang dimanfaatkan
untuk pembangunan
jembatan
7. Kerusakan sempadan Pembangunan pondasi Kerusakan sempadan sungai seperti Tebing sungai Sekali selama masa Kontraktor
sungai pengikisan sempadan sungai Batang Pasaman konstruksi
yang dimanfaatkan
untuk pembangunan
jembatan
8. Kesempatan bekerja Rekrutmen tenaga kerja Bekerjanya masyarakat setempat Nagari Air Gadang Sekali selama masa Kontraktor
sesuai dengan formasi dan keahlian Kecamatan Pasaman konstruksi
yang ada. Kabupaten Pasaman
Barat.
9. Peluang Usaha Pembangunan pondasi, pembangunan Jenis usaha masyarakat terkait Nagari Air Gadang Sekali selama masa Kontraktor
bangunan bawah, Konstruksi pemanfaatan peluang usaha akibat Kecamatan Pasaman konstruksi
Bangunan Atas, Pembangunan Jalan kegiatan pembangunan jembatan Kabupaten Pasaman
Pendekat, Pemasangan batu dan Barat.
Pekerjaan Finishing
10. Kecemburuan sosial Rekrutmen tenaga kerja Tidak ada keresahan masyarakat Nagari Air Gadang Sekali selama masa Kontraktor
Kecamatan Pasaman konstruksi
Kabupaten Pasaman
Barat.
11. Kesehatan Masyarakat 1. Mobilisasi material Tidak ada keresahan masyarakat Nagari Air Gadang Sekali selama masa Kontraktor
2. Pembangunan jalan pendekat terhadap gangguan kesehatan Kecamatan Pasaman konstruksi
Kabupaten Pasaman
Barat.
12. Keselamatan tenaga kerja 1. Pembangunan pondasi Keselamatan tenaga kerja atau Lokasi pembangunan Sekali selama masa Kontraktor
2. Pembangunan bangunan bawah kecelakaan tenaga kerja dan jembatanAir Gadang konstruksi
3. Konstruksi Bangunan Atas gangguan kesehatan yang diakibatkan
4. Pekerjaan Finishing aktifitas peningkatan pembangunan
jembatan
13. Gangguan lalu lintas 1. Mobilisasi material Tingkat gangguan lalu lintas jalan Jalan yang dilewati Sekali selama masa Kontraktor
2. Pembangunan jalan pendekat pada kawasan kegiatan pembangunan oleh alat berat konstruksi
3. Demobilisasi alat berat jembatan dan jalan yang dilalui oleh
kendaraan material
III. OPERASI
1. Kesempatan Kerja Pemutusan hubungan kerja Menurunnya tingkat pendapatan Nagari Air Gadang Sekali selama masa Kontraktor
masyarakat, khususnya tenaga kerja Kecamatan Pasaman operasi
Kabupaten Pasaman
Barat.
2. Perspesi masyarakat Pemutusan hubungan kerja Timbulnya persepsi negatif dan Nagari Air Gadang Sekali selama masa Kontraktor
gejolak sosial masyarakat. Kecamatan Pasaman operasi
Kabupaten Pasaman
Barat.
4. Kelancaran Lalulintas Operasional jembatan Semakin lancar akses masyarakat Jembatan Air Gadang Dua kali setahun Balai Besar Pelaksanaan
untuk melakukan penyeberangan baik selama masa Jalan Nasional II
menggunakan kendaraan maupun operasi
bagi pejalan kaki.