Anda di halaman 1dari 28

2.

4 Studi Kasus
Studi kasus adalah suatu cara untuk mempelajari berbagai contoh objek
yang akan dirancang dengan berbagai tempat dengan tujuan menemukan
berbagai permasalahan dengan kasus sejenis. Berikut hasil studi kasus dapat
dipaparkan sebagai berikut :

2.4.1 SLB C - Sukapura

Studi kasus yang sekaligus


menjelaskan deskripsi proyek atau
deskripsi dari objek menjelaskan tentang
keadaan objek dan situasi yang dihadapi
oleh objek perancangan tersebut dalam
hal ini adalah SLB-C Sukapura.

Lokasi objek perancangan dan studi kasus ini, berada di Jl. Komplek
Perumahan Bumi Asri, Sukapura, Kiaracondong Bandung dengan posisi
geografis sebagai berikut :

Toko SLB-C SUKAPURA


Bahan
Banguna
n

Gerbang
Masuk
Perum
Jalan Komplek Perumahan Bumi Asri
Bumi Asri

Siteplan daerah sekitar SLB-C Sukapura


Sumber : Dokumen Pribadi
Arah Utara : SLB-C Sukapura

Arah Timur : Komplek Perumahan Bumi Asri

Arah Barat : Toko Bahan Bangunan

Arah Selatan : Akses Jalan

SLB-C Sukapura merupakan institusi pendidikan swasta yang


diperuntukkan bagi anak berkebutuhan khusus dibagian kelainan tunagrahita.
Tingkatan pendidikan terdiri dari Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB), Sekolah
Menengah Pertama Luar Biasa (SMPLB), dan Sekolah Menengah Atas Luar
Biasa (SMALB). SLB-C Sukapura memiliki luasan 707m2. Dengan
bangunan dua lantai dan 19 rombongan kelas.

Denah blocking lantai 1 dan lantai 2 A dan 2 B


Sumber : Dokumen Pribadi
Keterangan :
Ruang Pembelajaran Umum ( Kelas dan Perpustakaan)
Ruang Pembelajaran Khusus ( Ruang Terapi dan Ruang Keterampilan)
Ruang Penunjang ( Ruang Guru, Ruang Kepsek, Dapur Umum dan
Kantin)

a. Potensi View
Potensi view bangunan SLB C Sukapura banyak berupa rumah tinggal
para penduduknya karena tepat berada disebelah pintu masuk dari perumahan, lalu
jalan-jalan raya sekaligus jalan-jalan kecil atau gang menuju rumah tinggal
penduduknya yang berada diluar perumahan tersebut. Potensi view yang sangat
langsung kearah luar dari bangunan sekolah adalah ruang kepala sekolah, dan
ruang kelas autis yang masing-masing berada dilantai 2 B. Kemudian ruang kelas
tingkat SMALB di lantai 2 A pada bagian ujung, sedangkan untuk daerah ruang
kelas lainnya hanya mendapat view dari dalam bangunan sekolah itu sendiri.

Potensi view bangunan lantai 1 dan lantai 2 SLB C Sukapura


Sumber : Dokumen Pribadi

Keterangan :

+++ Potensi View Bagus

++ Potensi View Cukup Bagus

+ Potensi View Kurang Bagus

Untuk bangunan lantai pertama, yang potensi viewnya bagus adalah area
ruang kelas tingkat SDLB dan SMPLB kemudian ruang terapi juga ruang mushola
sekolah. Area ruang kelas tingkat SDLB dan SMPLB karena view yang terlihat
dari dalam ruang kelas tersebut adalah ruang mushola yang masih berada didalam
bangunan sekolah sehingga membuat tingkat konsentrasi anak masih baik karena
ruang mushola digunakan dengan jadwal dan waktunya tersendiri. Ruang terapi
yang bermaterial dinding kaca tempered, memiliki view langsung menuju kearah
depan atau main entrance sekolah dengan baik. Ruang terapi adalah ruang yang
seharusnya mengarah kearah tempat yang tertutup karena siswa peserta didik
dengan penyandang tunagrahita akan sulit fokus dan kurang sesuai dengan tujuan
diadakannya fasilitas ruang terapi.

Potensi view dari ruang guru dan


dapur umum sangat kurang
menguntungkan. Untuk ruang dapur umum,
posisinya berada dibagian dalam sekolah.
Dihadapan pintu masuknya terdapat tangga
akses menuju lantai 2 A atau ruang kelas
tingkat SMALB. Sementara untuk ruang guru,
pintu masuknya berada pada area sirkulasi
tangga akses lantai 2 A. Hal ini merupakan
permasalahan yang sangat berbahaya
terutama ruang yang langsung berada disamping tangga akses tersebut adalah
ruang kelas tingkat SDLB, jika terjadi pertemuan sirkulasi diantara ketiganya
dengan dari arah dapur umum yang membawa makanan dan minuman hangat
hingga panas dengan anak-anak tingkat SDLB yang beristirahat juga guru-guru
yang lalu lalang disektitar ruang guru, koridor ruang kelas tingkat SDLB dan
ruang terapi.

Bangunan lantai kedua dari SLB C Sukapura terdiri dari ruang kantor
kepala sekolah, ruang kelas tingkat SMALB serta satu ruang kelas autis.
Ruang kepala sekolah secara langsung akan terlihat dari koridor ruang
kelas tingkat SMALB sehingga potensi view dari koridornya sangatlah
kurang. Jika view dilihat dati ruang kepala sekolah yang searah juga
dengan ruang kelas autis maka akan langsung terlihat jalan raya dan
rumah penduduk sekitar.

b. Bangunan Sekolah terhadap Pergerakan Matahari


Peranan pergerakan matahari sangat penting untuk penentuan arah
bangunan serta perencanaan dari pencahayaan dan penghawaan alami.
Pergerakan matahari pada bangunan lantai 1 pada SLB C Sukapura ini, berawal
dari timur belakang bangunan yang terdiri dari ruang keterampilan dan aula lalu
perpustakaan dan toilet umum sekaligus ruang-ruang inilah yang tidak mendapat
sinar matahari pagi. Area terbuka untuk upacara bendera dan parkiran terletak
tepat didepan ruang keterampilan sehingga menghindarkan sebagian siswa
peserta didik terlindung dari panas terik matahari pagi. Ruang yang terpapar
langsung oleh sinar matahari walaupun kurang merata adalah ruang kelas tingkat
SDLB dan ruang terapi. Ruang kelas tingkat SDLB yang terpapar sinar matahari
ketika dipagi hari adalah area makan atau area berkumpul saja, sementara area
belajar kecil dari rombongan belajarnya berada jauh dari penempatan jendela.
Sehingga sinar matahari tidak akan sampai, baik itu waktu pagi hari maupun siang
atau sore hari.

Pergerakan Matahari terhadap bangunan lantai 1


Sumber : Dokumen Pribadi

Ruang kelas tingkat SMPLB merupakan satu-


satunya ruang kelas yang terkena sinar matahari yang
merata diseluruh ruangannya, ruang kelasnya tidak
sebesar ruang kelas tingkat SDLB yang banyak
rombongan belajarnya. Area
yang benar-benar merata sinar mataharinya adalah area
berkumpul atau area makan. Walaupun area
belajarnya juga sudah merata akan sinar matahari saat pagi hari, saat siang hari
area belajar ini juga tetap menggunakan pencahayaan buatan untuk area
belajarnya.

Ruang terapi memiliki salah satu bagian dinding dengan kaca tempered,
sehingga sinar matahari masuk maksimal pada siang hari. Posisinya yang tidak
terhalang area dan ruang apapun mendukung sinar matahari lebih merata dalam
ruangannya.

Pergerakan Matahari terhadap bangunan lantai 2


Sumber : Dokumen Pribadi
Sinar matahari yang masuk secara merata pada bangunan SLB C lantai 2
terdiri dari ruang kelas autis dan ruang kepala sekolah. Ruang kelas autis dan
ruang kepala sekolah memiliki posisi yang terpapar sinar matahari dari sebelah
timur dan berada dilantai dua yang
tidak terhalangi oleh ruang ruang
lainnya seperti lantai satu yang
terhalang oleh ruang kepala
sekolah, ruang keterampilan dan
ruang perpustakaan. Sedangkan
pada didepan ruang kelas tingkat SMALB terdapat koridor yang diblok guna
kepentingan penyimpanan barang atau gudang sehingga mempengaruhi masuknya
sinar matahari pagi. Pada salah satu sisi ujung dari ruang kelas tingkat SMALB
sinar matahari kurang masuk dan merata pada seluruh ruangan kelebihannya pada
seluruh ruang kelas tingkat SMALB ini adalah mampu meminimalisir
penggunaan pencahayaan buatan.

c. Identitas Sekolah

Identitas sekolah, merupakan salah satu informasi penting menyangkut


reputasi sekolah tersebut. Berikut adalah identitas dari SLB-C Sukapura,
Bandung.

1. Nama Sekolah : SLB-C Sukapura


2. Alamat Sekolah : Jl. Komplek Perumahan Bumi Asri, Sukapura,
Kiaracondong Bandung 40245
3. No Telp. : (022) 7336239
4. Tahun Didirikan : 1990
5. Surat Izin Pendirian : 421.9/39.16-PLB Tanggal 08 Oktober 2003
6. N S S : 80.202.6015002
7. N P S N : 2021981,l1
8. Akreditasi : B (Baik)
9. Penyelenggaraan : Pagi
10. Satuam Pendidikan : SDLB, SMPLB, SMALB
11. Jenis Kelainan : C, C1, Autis, D, D1

1. Visi-Misi
Visi-Misi biasanya erat sekali hubungannya dengan penetapan
tujuan yang mendasari berdirinya suatu instansi atau sekolah. Visi-Misi
dari SLB-C Sukapura adalah sebagai berikut :

Visi

Dengan Iman dan Taqwa SLB-C Sukapura menghasilkan lulusan


yang mandiri melalui peningkatan pendidikan keterampilan dan e-learning
tahun 2017.
Misi
1. Menanamkan budi pekerti yang bernilai agama.
2. Menyiapkan program pembelajaran yang terencana.
3. Meningkatkan pengadaan sarana dan prasarana dalam upaya
meningkatkan pembelajaran.
4. Meningkatkan potensi guru melalui pendidikan dan latihan.
5. Menyiapkan peserta didik nmelalui pembelajaran yang aktif, kreatif,
kondusif dan menyenangkan.
6. Menyiapkan peserta didik untuk terampil sesuai dengan bakat dan
minatnya.
7. Bekerjasama dengan instansi terkait, pengusaha dan stakeholder.

2. Struktur Organisasi

Bidang PLB Bidang PLB


Dinas Dinas
Pendidikan Pendidikan
Provinsi Jawa Kepala Sekolah Provinsi Jawa

Wakil

Kepala Sekolah Bendahara II


Bendahara I

3. Tugas dan Tanggung Jawab


PKS Kurikulum PKS PKS PKS PKS Humas
Kemahasiswaa Ketenagaan Sarana dan
Tugas dan tanggung jawab merupakan rangkaian kegiatan yang harus
n Prasarana
dilaksanakan dalam rangka menjalankan fungsi atas sebuah kedudukan.
1. Kepala Sekolah
Kepala sekolah SLB-C Sukapura memiliki tugas dan fungsi sebagai
educator, manajer, administrator, dan supervisor. Rincian tugas dan tanggung
jawab dari kepala sekolah adalah :
a. Kepala sekolah adalah penanggung jawab pelaksana pendidikan sekolah,
termasuk didalamnya adalah penanggung jawab pelaksana administrasi
sekolah.
b. Kepala sekolah mempunyai tugas merencanakan, mengorganisasikan
dan mengawasi serta mengevaluasi seluruh proses pendidikan disekolah
yang meliputi aspek edukatif dan administratif.
2. Wakil Kepala Sekolah
Wakil kepala sekolah memiliki tugas untuk membantu dalam urusan-
urusan tugas kepala sekolah dan dalam hal tertentu mewakili kepala sekolah
apabila kepala sekolah berhalangan untuk melaksanakan tugasnya.
3. Bendahara
Bendahara memiliki tugas untuk merencanakan, mengorganisasikan
keuangan yang berkaitan dengan kepentingan sekolah.
4. PKS Kurikulum
PKS Kurikulum memiliki tugas dan tanggung jawab yang meliputi
pengurusan kegiatan proses belajar mengajar baik kurikuler, ekstrakurikuler
maupun kegiatan pengembangan kemampuan guru yang dilakukan melalui
musyawarah guru matapelajaran (MGMP) latihan kerja, serta pelaksanaan
penilaian kegiatan sekolah.
5. PKS Kesiswaan
PKS Kesiswaan memiliki tugas dan tanggung jawab yang meliputi
pembinaan OSIS pengarahan pengendalian siswa dalam rangka penegakan
kedisiplinan siswa dan tata tertib sekolah, pembinaan dan pelaksanaan
koordinasi keamanan, kebersihan, ketertiban, keindahan keluarga (6K) dan
pengabdian masyarakat.
6. PKS Sarana dan Prasarana
PKS Sarana dan prasarana memiliki tugas dan tanggung jawab yang
meliputi penyusunan rencana kebutuhan sarana dan prasarana mengkoordinasi
penggunaan sarana dan prasarana dan mengelola pembiayaan sarana dan
prasarana.
7. PKS Humas
PKS Humas memiliki tugas dan tanggung jawab yang meliputi
penjelasan mengenai kebijakan sekolah, situasi, dan penembangan sekolah.

4. Logo Instansi

Logo merupakan sebuah simbol yang biasanya dalam bentuk gambar


atau teks yang mengandung arti tertentu sebagai identitas dari suatu instansi.
Logo yang dimiliki SLB-C Sukapura memiliki makna diantaranya :

1. Tulisan YAYASAN SUKAPURA merupakan identitas yayasan


yang menaungi SLB-C Sukapura.
2. Warna Merah pada tulisan YAYASAN SUKAPURA memiliki
makna semangat yang berkobar terhadap negara dalam
melaksanakan pendidikan.
3. Bentuk Api berwarna merah memiliki makna semangat yang selalu
menyala dalam mengabdi terhadap negara dalam melaksanakan
pendidikan.
4. Bentuk Buku memiliki makna pengabdian terhadap negara yang
diwujudkan dalam penyelenggaraan pendidikan.
5. Bentuk permukaan air dan tanah memiliki makna pengabdian
terhadap negara dengan menyelenggarakan pendidikan ditanah air
Indonesia.

d. Analisa Pengguna dan Kegiatan


Analisa pengguna dan kegiatan digunakan sebagai acuan untuk
menentukan fasilitas dalam organisasi ruang dari suatu rancangan interior.

Tabel 2.1. Analisa Pengguna dan Kegiatan

Pengguna Kegiatan Fasilitas


1. Kursi dan Meja
Belajar
2. Kursi dan Meja
Makan untuk
kebutuhan
berkumpul dan
makan bersama
3. Fasilitas untuk
Belajar (Membaca, membaca
Menulis, - Rak buku/majalah
surat kabar
Mendengarkan)
- Kursi dan Meja
Siswa Peserta Praktik
baca
Didik SLB Mengamati - Kursi dan meja
golongan C, C1 Bermain
Multimedia
(Tunagrahita) Makan siang dan 4. Fasilitas untuk
SDLB beristirahat keperluan ibadah
SMPLB Beribadah - Rak penyimpanan
SMALB Terapi (jika buku dan shalat
diperlukan) 5. Fasilitas praktik
Buang air (jika dan terapi bina diri
diperlukan) - Lemari pakaian
- Meja dan kursi
rias
- Meja setrika
- Tempat tidur
- Meja dapur
6. Fasilitas buang air
- Kloset
- Cermin
- Washtafel
Guru Menyiapkan diri 1. Kursi dan meja
Menyimpan barang kerja untuk guru
Mengajar dan 2. Kursi dan meja
menentukan materi guru untuk belajar
ajar harian mengajar
Memberi terapi 3. Lemari
Rapat mingguan penyimpanan atau
Membimbing praktik lemari arsip
Memasak 4. Rak buku
5. Kitchen set untuk
Beribadah
keperluan dapur
Buang air (jika
7. Fasilitas untuk
diperlukan)
keperluan ibadah
- Rak penyimpanan
buku dan shalat
8. Fasilitas praktik
dan terapi bina diri
- Kursi dan meja
guru
9. Fasilitas buang air
- Kloset
- Cermin
- Washtafel
Petugas Menyiapkan diri 1. Meja dan kursi
Administrasi Menyimpan barang kerja
PKS Kurikulum Rapat (jika 2. Lemari
PKS Kesiswaan diperlukan) penyimpanan
PKS Sarana dan Buang air (jika barang
Prasarana diperlukan) 3. Lemari
PKS Humas Melakukan berbagai penyimpanan arsip
PKS jobdesk dan data
Administrasi 1. Membuat kurikulum 4. Fasilitas untuk
PKS Ketenagaan 2. Mengarsipkan data keperluan ibadah
kurikulum - Rak penyimpanan
3. Mengarsipkan data buku dan shalat
para siswa 5. Fasilitas buang air
4. Membuat data tentang - Kloset
- Cermin
organisasi siswa
- Washtafel
5. Mengurus dan
melakukan
pengendalian siswa
6. Mengurus proses
belajar mengajar baik
kurikuler atau
ekstrakurikuler
7. Menyusun rencana
kebutuhan sarana dan
prasarana
8. Mengkoordinasi
penggunaan sarana
dan prasarana
9. Membuat dan
mengarsipkan data
tentang sarana dan
prasarana sekolah
10. Mengkoordinir
penjelasan mengenai
kebijakan-kebijakan
sekolah, situasinya
sekaligus
pengembangan
sekolah untuk
kebutuhan stakeholder
dan sebagainya
1. Meja dan kursi
Menyiapkan diri kerja
2. Lemari
Menyimpan barang
penyimpanan
Buang air (jika perlu)
barang
Melakukan berbagai
3. Lemari
jobdesk
penyimpanan arsip
1. Manajerial
Kepala Sekolah 2. Administrator dan data
3. Mengawasi seluruh 4. Fasilitas untuk
proses pendidikan keperluan ibadah
- Rak penyimpanan
sekolah
4. Mengevaluasi buku dan shalat
5. Fasilitas buang air
pendidikan sekolah
- Kloset
5. Memimpin rapat
- Cermin
- Washtafel
1. Meja dan kursi
kerja
2. Lemari
Menyiapkan diri penyimpanan
Menyimpan barang barang
Buang air (jika perlu) 3. Lemari
Membantu berbagai penyimpanan arsip
Wakil Kepala jobdesk dari kepala dan data
Sekolah sekolah 4. Fasilitas untuk
Mewakili kepala keperluan ibadah
sekolah melakukan hal - Rak penyimpanan
yang berhalangan buku dan shalat
dilakukannya 5. Fasilitas buang air
- Kloset
- Cermin
- Washtafel
Bendahara Menyiapkan diri 1. Meja dan kursi
kerja
2. Lemari
Menyimpan barang penyimpanan
Buang air (jika perlu) barang
Merencanakan 3. Lemari
keuangan penyimpanan arsip
Mengarsipkan data dan data
4. Fasilitas untuk
keuangan
Mengorganisasikan keperluan ibadah
- Rak penyimpanan
keuangan yang
buku dan shalat
berhubungan dengan 5. Fasilitas buang air
sekolah. - Kloset
- Cermin
- Washtafel
Menjaga keamanan
1. Meja dan Kursi
sekolah 2. Lemari
Menjaga pengguna penyimpanan
yang keluar atau barang
masuk ke sekolah 3. Fasilitas untuk
Membantu guru keperluan ibadah
Penjaga Sekolah
pendidik atau staff - Rak penyimpanan
administrasi untuk buku dan shalat
mobilisasi sarana dan 4. Fasilitas buang air
prasarana - Kloset
Buang air (jika perlu) - Cermin
- Washtafel
Beribadah
Petugas UKS Menjaga ruang UKS 1. Meja dan kursi
Memeriksa kesehatan kerja
dari warga sekolah 2. Kursi hadap
yang dikeluhkan 3. Tempat tidur
Melakukan periksa
4. Washtafel
penanganan pertama
5. Lemari
kepada warga sekolah
penyimpanan
yang membutuhkan 6. Lemari arsip
Beribadah 5. Fasilitas untuk
Buang air (jika perlu) keperluan ibadah
- Rak penyimpanan
buku dan shalat
6. Fasilitas buang air
- Kloset
- Cermin
7. Washtafel
1. Meja
display/etalase
2. Meja dan kursi
Melakukan transaksi kerja setengah
jual beli biro/kasir
Menjaga barang 3. Lemari
dagangan pendingin/cool
Menjaga keluar case display
Petugas Kantin
masuknya barang 4. Fasilitas untuk
atau Koperasi
Menyimpan data keperluan ibadah
barang dan arsip - Rak penyimpanan
keuangan buku dan shalat
Beribadah 5. Fasilitas buang
Buang air (jika perlu) air
- Kloset
- Cermin

Mengantar siswa
peserta didik
Berbincang-bincang
Orang Tua dengan orang tua
Siswa lainnya
Menjaga anak-
anaknya ketika berada
disekolah
Sumber : Milik Pribadi

e. Kegiatan
Kegiatan belajar di Sekolah Luar Biasa (SLB) tentu berbeda dari pada
umumnya, terutama untuk Sekolah Luar Biasa pada Tunagrahita. Kegiatan
belajar anak-anak per-tahunnya sudah ditetapkan secara tematik sehingga
untuk menghindari kejenuhan dan kurang fokusnya anak-anak dari
pembelajaran di sekolah, sehingga setiap hari Jumat para guru berkumpul
untuk rapat dengan bahasan rencana jadwal pelajaran untuk tiap kelas dan
tingkatan secara menyeluruh sesuai dengan tema yang telah ditentukan pada
minggu tersebut. Waktu durasi anak-anak tiap tingkatan cenderung sama,
dengan rincian sebagai berikut :
Jam belajar Awal : 07.30-08.30
Istirahat : 08.30-10.00
Jam belajar Akhir : 10.00-12.00
Kelas berakhir : 12.00
Kegiatan umum para siswa tunagrahita di Sekolah Luar Biasa (SLB)
setiap harinya adalah sebagai berikut :
1. Pembukaan : Waktu berkumpul (anak menceritakan pengalaman,
menyanyi, melakukan kegiatan fisik sesuai dengan tema).
2. Inti : Pengembangan kemampuan menulis (kegiatan kelompok besar),
pengembangan kemampuan berhitung (kegiatan kelompok kecil atau
berpasangan), melakukan pengamatan sesuai dengan tema (misalnya
mengamati jenis kendaraan yang lewat pada tema transportasi).
3. Penutup : Mendongeng, pesan-pesan moral dan bermusik juga bernyanyi.

Implikasinya terhadap pengaturan ruang adalah kecepatan penataan


ruang yang perlu disesuaikan dengan tema yang sedang dilaksanakan, susunan
bangku peserta didik dapat diubah, disesuaikan dengan keperluan
pembelajaran yang sedang berlangsung, peserta didik tidak selalu duduk
dikursi tapi tetap dapat duduk di tikar/karpet/lesehan. Kegiatan hendaknya
bervariasi dan dapat dilaksanakan baik didalam maupun diluar kelas, dinding
kelas dapat dimanfaatkan untuk memajang hasil karya peserta didik dan
dimanfaatkan sebagai sumber belajar. Untuk Alat, sarana dan sumber belajar
hendaknya dikelola sehingga memudahkan peserta didik untuk menggunakan
dan menyimpannya kembali.
g. Fasilitas Ruang SLB-C Sukapura
Berdasarkan penjelasan dari pengguna ruang dan kegiatan yang dilakukan
di SLB C-Sukapura, maka fasilitas berdasarkan data adalah sebagai berikut :
Tabel 1.2. Daftar Fasilitas Ruang SLB-C Sukapura

Luas
No. Nama Ruang
(m2)
1 Ruang Kepala Sekolah 35
2 Ruang Guru 48
3 Ruang Belajar 1 48
4 Ruang Belajar 2 48
5 Ruang Belajar 3 48
6 Ruang Belajar 4 48
7 Ruang Belajar 5 20
8 Ruang Belajar 6 48
9 Ruang KMD 42
10 Ruang RC 12
11 Dapur 6
12 WC Guru 3.15
13 WC Siswa 1 1.5
14 WC Siswa 2 1.5
15 WC Siswa 3 1.5
16 WC Siswa 4 1.5
17 Ruang Aula 54
18 Ruang Kantin 30
19 Gudang 5
20 Ruang Keterampilan 42
21 Ruang Perpustakaan 6.25
Sumber : Kartu Inventaris Barang (KIB) Gedung dan Bangunan
SLB C-Sukapura, Bandung

h. Analisa Ruang Interior SLB C-Sukapura


1. Ruang Kelas
SLB C-Sukapura, memiliki area terbuka yang kurang memadai untuk
sebagai area parkir, berolahraga, upacara dan area tunggu orang tua. Pengguna
ruang juga seringkali terlihat kurang merata akan kebutuhannya, sekalipun ruang
publik terkadang alur sirukulasi yang dijadikan area tunggu oleh orang tua peserta
didik mengganggu aktivitas sirkulasi baik dari peserta didik maupun dari tenaga
pendidiknya. Ketika diamati lebih lanjut, keberadaan orang tua yang menerobos
ruang kelas mampu menghilangkan konsentrasi siswa saat berada dikelas.

Ruang kelas untuk masing-masing tingkat SDLB, SMPLB dan SMALB


terdapat dua kelas. Dengan memiliki 10-19 rombongan belajar untuk
keseluruhannya. Karakteristik dari ruang kelas khusus tunagrahita SLB C
Sukapura adalah membagi kelasnya kembali dengan kelas menggunakan dinding
partisi didalam bangunan dinding masive. Namun, untuk ruang kelas SMALB
sudah bisa tanpa partisi apapun ketika belajar. Di ruang kelas SMALB, batas area
siswa per-rombongan belajar adalah dengan menempatkan suatu fungsi seperti
rak-rak buku dan perlengkapan. Untuk ruang kelas SMPLB menggunakan partisi
untuk membagi rombongan belajar yang sama seperti SDLB didalam ruang
kelasnya. Ruang didalam partisi ini memiliki ukuran 200x200cm untuk tingkat
SDLB dan 300x300cm untuk tingkat SMPLB.

Langit-langit pada ruang kelas tingkat SDLB tentu berbeda dengan ruang
kelas tingkat SMPLB dan SMALB. Untuk tingkat SDLB, ceiling dibuat
semenarik mungkin. Hal ini betrtujuan untuk menarik minat anak untuk masuk
kelas dan berkonsentrasi penuh dengan apa yang guru ajarkan pada saat proses
belajar mengajar. Untuk ruang kelas tingkat SMPLB dan SMALB memiliki
ceiling dengan material gypsum yang tidak memiliki penurunan atau kenaikan
dari elevasinya.
Keyplan lantai 1 dan dokumentasi kelas SDLB dan SMPLB
Sumber : Dokumen Pribadi
Seluruh ruang kelas baik tingkat SDLB, SMPLB ataupun tingkat SMALB
menggunakan jenis lantai yang sama dengan material keramik tiles, berukuran
40x40cm memiliki finishing mengkilap dan memiliki tekstur yang halus bermotif
atau mengambil warna batu marmer putih. Furnitur yang berada diruang kelas
lebih dominan berupa loose furnitur karena metode pembelajaran yang memiliki
tema sehingga dapat disesuaikan dengan tema yang ada. Furnitur dalam ruang
kelas adalah meja belajar ganda, meja setengah biro untuk guru, kursi kerja dan
kursi belajar juga satu kursi hadap. Lemari arsip bersama-sama, meja makan dan
kursi makan untuk keperluan berkumpul dan makan bersama untuk tingkat SDLB
dan SMPLB, aktifitas yang terjadi dikelas tidak hanya sebagai tempat untuk
melakukan proses belajar mengajar namun juga untuk berkumpul dan belajar
membina diri agar menjadi mandiri.

Pencahayaan dan penghawaan alami dalam ruang, tentu seharusnya


dimaksimalkan. Namun tidak dengan ruang-ruang di SLB C Sukapura, walaupun
arah orientasi sekolahnya memiliki arah matahari yang baik, hasilnya tidak terlalu
merata disetiap ruangan. Posisi jendela dan fungsinya pada sekolah ini kurang
maksimal dalam membantu kebutuhan ruang akan pencahayaan dan penghawaan
alami. Dalam koridor depan kelas tingkat SDLB dan SMPLB memiliki ramp atau
fasilitas alat bantu berjalan, tepat didepan jendela. Jika jendela dibuka dan
terdapat siswa SDLB yang sedang memakai ramp maka bagian tubuhnya akan
terbentur dan terluka sedangkan seluruh ruang kelas tidak memiliki penghawaan
buatan sama sekali. Pada siang hari, pencahayaan buatan atau lampu pijar atau
turbular light berwarna putih dingin akan selalu menjadi solusi untuk pencahayaan
setiap ruangannya. Ruang guru, dapur umum, ruang keterampilan dan sebagainya
masih kurang mendapatkan pencahayaan alami. Hanya ruang kepala sekolah,
ruang terapi dan ruang kelas khusus autis yang pencahayaan alaminya merata
diseluruh ruangan.

Keyplan lantai 2A dan dokumentasi kelas SMALB


Sumber : Dokumen Pribadi

Permasalahan selanjutnya yang berada pada ruang kelas terutama untuk


kelas tingkat SMALB, adalah masih tergabungnya fungsi antara ruang kelas
dengan fungsi tata usaha bagian sarana dan prasarana dengan hubungan
masyarakat. Jika ada keperluan pada salah satu fungsi tata usaha tersebut saat jam
pelajaran, maka harus melewati siswa dan pengajar ketika berada di kelas sedang
melakukan proses belajar mengajar. Jika memaksa masuk dikhawatirkan siswa
peserta didik tingkat SMALB kehilangan fokus belajarnya seketika dan
pembelajaran harus dimulai lagi dari beberapa jam awal.
Permasalahan sirkulasi, fasilitas berjalan dan penghawaan tidak berjalan baik
Sumber : Dokumen Pribadi

2. Ruang Terapi

Ruang terapi diperlukan untuk sebuah sekolah luar biasa, untuk ketunaan
grahita ruang terapi diperlukan untuk mengembalikan tingkat fokus anak
siswanya agar dapat kembali mengikuti pelajaran yang baru. Dalam ruang terapi
juga terdapat fasilitas untuk melatih bicara anak, melatih kemandirian anak, dan
juga pelatihan untuk mengurus dirinya sendiri. Ruang terapi disekolah ini
memiliki luasan 12m2 hanya setengah dari ketentuan luas minimum menurut
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 33 tahun 2008 tentang Standar
Sarana dan Prasarana untuk Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB), Sekolah
Menengah Pertama Luar Biasa (SMPLB), dan Sekolah Menengah Atas Luar
Biasa (SMALB) yang menjelaskan bahwa luas ruang Terapi Bina Diri adalah
24m2. Tentu saja banyak fungsi yang terabaikan dari ruang Terapi disekolah ini.
Keyplan lantai 1 dan dokumentasi ruang terapi
Sumber : Dokumen Pribadi

Dinding ruang terapi SLB C Sukapura memiliki dua jenis yang pertama
dinding masive untuk memisahkannya dengan ruangan yang lainnya, dan
penggunaan dinding kaca tempered tanpa adanya jendela. Penghawaan hanya
bertumpu pada AC (Air Conditioner) pada ruangan tanpa adanya kontribusi dari
penghawaan alami. Ceiling pada ruangan terapi ini bermaterial gypsum tanpa
adanya penurunan dan kenaikan elevasinya, dengan pencahayaan buatan lampu
pijar berwarna putih dingin. Untuk lantai, seperti pada ruang kelas pada ruang
terapi SLB C Sukapura menggunakan keramik tiles ukuran 40x40cm dengan
finishing mengkilap dengan tekstur halus berupa motif marmer berwarna putih,
kemudian dilapisi lagi dengan karpet sintetis dengan ukuran 200x200cm.

Furnitur sebagai pengisi ruang dari ruang terapi khusus tunagrahita ini
adalah fasilitas mengurus diri sekaligus okupasi atau pelatihan berbicara siswa,
seperti meja rias, lemari pakaian dan fasilitas penyimpanan lainnya. Seluruhnya
bersifat loose furniture yang memungkinkannya untuk dipindahkan kemana saja.
3. Ruang Kepala Sekolah dan Ruang Guru

Ruang kepala sekolah terpisah dengan ruang guru. Posisi ruang kepala
sekolah berada di lantai dua sedangkan posisi ruang guru berada di lantai pertama
sebagai kontrol dari siswa SDLB dan SMPLB. Ruang kepala sekolah, memiliki
dinding masive dan jendela yang banyak terdapat pada dua sisi, sehingga
pencahayaan dan penghawaan alami pada ruang kepala sekolah sangat terpenuhi
dengan baik. Langit-langit atau ceiling bermaterial gypsum tanpa ada elevasi
penurunan dan penaikan yang diterapkan, pencahayaan buatan yang digunakan
adalah dua lampu turbular light tanpa menggunakan penghawaan alami. Fasilitas
dari furnitur yang terdapat pada ruangan kepala sekolah, terdiri dari meja setengah
biro, kursi pimpinan dan kursi hadap, meja dan kursi tamu, lemari perlengkapan
dan lemari arsip yang berifat loose dan dapat dipindahkan.

Dinding yang digunakan pada ruang guru adalah dinding masive tanpa
partisi apapun didalamnya lagi, area-area bekerja terbuka seluruhnya untuk
mampu dijadikan area bekerja sekaligus ruang rapat bagi para guru. Ruang guru
sekolah ini fungsinya masih digabungkan dengan fungsi tata usaha dan
perpustakaan karena keterbatasan ruang dan kebutuhan kelas yang banyak.
Jendela terhitung banyak, namun pencahayaan alami sama sekali tidak dapat
difungsikan dalam ruang guru ini, sehingga penchayaan buatan dengan beberapa
lampu pijar berwarna putih dingin selalu digunakan bahkan pada siang hari.

Penghawaan alami pun kurang maksimal karena posisi ruang guru yang
masuk antara ruang terapi dan kelas tingkat SDLB membuatnya terpencil dan sulit
dicapai udara alami, sehingga didalam ruangan terdapat dua AC (Air Conditioner)
untuk solusi penghawaan tersebut. Ceiling yang digunakan pada ruang guru
bermaterial gypsum board tanpa elevasi penurunan dan kenaikan apapun. Keramik
tiles adalah jenis lantai yang digunakan di ruang guru dengan ukuran modul
40x40cm, memiliki motif batu marmer putih dengan finishing mengkilap.
Keyplan lantai 1 dan dokumentasi ruang guru, perpustakaan dan ruang tata usaha
Sumber : Dokumen Pribadi
Furnitur yang terdapat dalam ruang guru terdiri dari meja setengah biro,
kursi kerja, kursi hadap, kursi administrator, meja kerja, lemari-lemari display,
lemari perlengkapan, lemari arsip, meja resepsionis dan loker penyimpanan yang
seluruhnya bersifat loose furniture.

4. Dapur Umum dan Kantin atau Koperasi

Dapur umum SLB C Sukapura berfungsi untuk membuat makanan guna


pelatihan mandiri dari siswa peserta didik, sekaligus untuk makan pada jam
istirahat. Dapur umum sekolah memiliki dua akses pintu dengan dinding yang
masive tanpa memiliki dinding partisi. Penghawaan alami dapat masuk dan
mengalir antara dua akses pintu yang terbuka. Fungsi dapur umum ini juga
digabung dengan toilet guru sehingga memiliki dinding trasram setinggi satu
meter pada bagian belakang dapur serta akses keluar dari pintu belakang. Langit-
langitnya menggunakan material gypsum board tidak menggunakan penyerap uap
kompor atau cooker hood. Pencahayaan buatan yang digunakan adalah beberapa
lampu pijar dengan warna putih dingin, terutama pada area mencuci yang kurang
mendapatkan pencahayaan alami.
Keyplan lantai 1 dan dokumentasi dapur umum dan toilet guru
Sumber : Dokumen Pribadi

Dapur umum tidak lepas dari fungsi hakikatnya yakni membersihkan,


meracik, menyimpan dan memasak. Maka dari itu, furniturnya bersifat built-in
dan direncanakan bersama dengan pembangunan beserta konstruksinya.
Penggunaan material lantai pada area membersihkan atau mencuci memakai
keramik tiles dengan finishing kasar berwarna merah muda bercorak batu marmer
20x20cm. Sedangkan untuk area memasak lantai yang digunakan adalah keramik
tiles polos dengan finishing mengkilap ukuran 50x50cm.

Kantin atau koperasi berada didepan dekat main entrance sekolah, kantin
atau koperasi ini sudah terencana dengan cukup baik dengan menjual berbagai
macam peralatan sekolah juga hasil dari keterampilan dari siswa peserta didik
SLB C Sukapura itu sendiri, seperti tas, sandal dan sebagainya. Selain itu diruang
ini juga menjual berbagai makanan ringan dan minuman dingin.
Keyplan lantai 1 dan dokumentasi kantin atau koperasi
Sumber : Dokumen Pribadi

Dinding kantin dibuat masive sebagai kulit bangunan tanpa adanya


penempatan partisi didalamnya sebagai pemisah area. Memiliki dua jendela dan
akses tanpa pintu sehingga pencahayaan dan penghawaan alami maksimal, ruang
kantin atau koperasi ini memiliki pencahayaan buatan berupa satu buah lampu
pijar dengan warna putih dingin dan tidak memiliki penghawaan buatan apapun.
Lantai yang digunakan yaitu penggunaan material keramik tiles polos berwarna
putih dengan ukuran 50x50cm dengan finishing mengkilap. Furnitur yang terdapat
dalam kantin atau koperasi ini terdiri dari beberapa lemari display berikut dengan
lemari display dingin untuk menyimpan minuman dingin, beberapa lemari display
gantung untuk menggantung barang dagangan untuk mewakili dan merepresentasi
apa yang mereka jual. Lalu meja setengah biru, kursi kerja dan kursi hadap.
Seluruh furniturnya bersifat loose yang mampu dipindahkan.

5. Toilet
Keyplan lantai 1 dan dokumentasi toilet umum
Sumber : Dokumen Pribadi

Kondisi toilet yang berada di SLB C Sukapura sangat tidak mendukung


untuk siswa pengguna kursi roda atau yang memiliki kelainan fisik lainnya karena
dibuat terlalu umum. Kelainan mental tunagrahita mempengaruhi keadaan fisik
dari penyandangnya itu sendiri, maka dari itu semestinya diperhatikan bagaimana
ukuran dan kemampuan jangkauan fasilitas untuk anak atau siswa peserta didik
yang benar-benar membutuhkan perhatian khusus. Fasilitas yang tersedia dalam
toilet umum ini adalah dua kloset jongkok dengan tempat air saja dengan dua
dinding masive yang memisahkan satu sama lain toiletnya menggunakan trasram
setinggi satu meter. Ceilingnya menggunakan gypsum board dengan
menggunakan lampu pijar berwarna putih dingin. Lantai keramik dengan warna
mosaik gradasi cokelat ukuran 20x20cm dan warna putih untuk menutupi dinding
trasram dengan ukuran modul 40x20cm dengan finishing mengkilap berwarna
putih.

i. Strength and Weakness (Kekuatan dan Kelemahan)


Berdasarkan analisa yang telah dilakukan sebelumnya pada ruang interior
SLB-C Sukapura, terdapat berbagai kekuatan dan kelemahan terhadap fungsi
dari ruang interior tersebut.
- Strength ( Kekuatan )
1. Memiliki fungsi ruang guna siswa dengan penyandang Tunagrahita
lengkap.
2. Memiliki fasilitas alat bantu berjalan untuk tingkat SDLB dan SMPLB
dilantai pertama.
3. Memiliki area berkumpul ditiap kelas SDLB dan SMPLB untuk makan
bersama atau memulai pelajaran yang sifatnya kemandirian.
4. Ruang kantin atau koperasi terencana dengan cukup baik.
5. Memiliki mushola untuk umum dan praktik siswa peserta didik.
- Weakness ( Kelemahan)
1. Tidak memiliki ruangan khusus administrasi. Fungsi administrasi masih
digabung dengan fungsi belajar mengajar.
2. Setiap partisi yang digunakan untuk proses belajar mengajar dalam satu
kelas, terdapat yang terlalu masive dan terlalu terbuka.
3. Akses tangga menuju lantai dua, tidak terencana dengan baik.
4. Masih banyak menggunakan furnitur yang berbahaya dan berat terutama
untuk tingkat SDLB.
5. Tidak memiliki UKS dan Ruang Konseling.
6. Penempatan ruang dan kawasannya kurang teratur.
7. Tidak memiliki Ruang Perpustakaan terpisah dan Ruang Gudang yang
terpisah dengan Ruang Kelas dan Ruang Guru.

Anda mungkin juga menyukai