Anda di halaman 1dari 36

BAB I PENDAHULUAN

Menurut Undang-Undang 36 tahun 2009 tentang kesehatan menyatakan

bahwa pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,

kemajuan dan kemauan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi

pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan

ekonomi.1

Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi

masyarakat, diselenggarakan upaya kesehatan terpadu dan menyeluruh dalam

bentuk upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat. Upaya

kesehatan diselenggarakan dalam bentuk kegiatan dengan pendekatan

promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang dilaksanakan secara terpadu,

menyeluruh dan berkesinambungan. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik

secara fisik, mental spiritual, maupun sosial yang memungkinkan setiap orang

untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.1

Menurut PerMenKes Nomor 1429/MENKES/SK/XII/2006 tentang

pedoman penyelenggarakan kesehatan lingkungan sekolah yaitu salah satu

nya fasilitas pencahayaan. Pencahayaan untuk ruangan kelas, labor,

perpustakaan harus dilengkapi dengan pecahayaan buatan, untuk antisipasi

cuaca mendung. Syarat pencahayaan di ruang kelas maximal 300 lux dan

minimal 200lux.2

Menurut Hendrik L. Blum, secara garis besar yang mempengaruhi

kesehatan, baik individu, kelompok masyarakat dikelompokkan menjadi 4

yaitu : 3

Lingkungan (Environment), yang mencakup lingkungan fisik, sosial, budaya,

politik, ekonomi dansebagainya.

Perilaku(Behavior)

Pelayanan Kesehatan (HealthService)


Keturunan(Heredity)

Dari keempat faktor tersebut lingkungan merupakan faktor yang paling

mempengaruhi dibandingkan dengan tiga faktor lainnya.

Pendidikan dilihat sebagai suatu sistem maka faktor yang

mempengaruhi kualitas pendidikan meliputi input mental atau siswa,

lingkungan instruksional, proses pendidikan dan keluaran pendidikan.4Input

pendidikan segala sesuatu yang harus ada dan tersedia karena dibutuhkan

untuk berlangsungnya suatu proses. Segala sesuatu yang dimaksud adalah

berupa sumber daya, perangkat-perangkat lunak serta harapan-harapan

sebagai alat dan pemandu bagi berlangsungnyaproses.5

Proses pendidikan adalah berubahnya sesuatu menjadi sesuatu yang

lain. Sedangkan Output pendidikan adalah sesuatu hasil dari proses berupa

kinerja sekolah, kinerja sekolah adalah prestasi sekolah yang dihasilkan dari

proses atau perilakusekolah.4

Proses pendidikan selalu berlangsung dalam suatu lingkungan, yang

mencakup lingkungan fisik, sosial, budaya, politis dan nilai-nilai. Lingkungan

fisik terdiri atas lingkungan alam maupun lingkungan buatan manusia, yang

merupakan tempat dan sekaligus memberikan dukungan yang kadang-kadang

juga memberikan hambatan bagi berlangsungnya proses pendidikan.5

Sekolah merupakan suatu tempat dimana berlangsungnya proses belajar

mengajar. Proses belajar mengajar ini akan berlangsung dengan baik apabila

berada pada lokasi lingkungan fisik yang baik yaitu kondisi yang

memungkinkan para siswa belajar dengan optimal, sehat, aman, dan selamat.

Salah satu faktor untuk mencapai kondisi tersebut yaitu terhindar dari masalah

pencahayaan.4

Secara umum, sekolah merupakan suatu lembaga tempat untuk

menuntut ilmusecara formal. Salah satu ruang yang sangat vital dalam sekolah

adalah ruang kelas. Dalam ruangan kelas ini siswa dan guru berinteraksi

dalam proses belajar mengajar, dan dalam ruangan kelas pula sebagian besar
waktu dihabiskan oleh siswa. Sistem dalam belajar mengajar secara umum

dibagi 2 yaitu moving class (siswa berpindah sesuai mata pelajaran) dan

remaining class (guru berpindah sesuai dengan mata pelajaran).6

Pada umumnya, sekolah di Indonesia memakai sistem remaining class,

sehingga siswa akan menghabiskan waktu cukup banyak didalam ruangan

kelas (6-7 jam/hari). Dengan waktu yang cukup panjang tersebut, maka

sebaiknya penerangan didalam kelas diatur dengan baik, karena penerangan

yang baik akan membantu guru untuk berkomunikasi dengan siswa, dan siswa

dapat menerima dengan maksimal.6

Pencahayaan yang baik dapat membantu meningkatkan minat dan perhatian

serta dapat mendukung siswa untuk melihat ke papan tulis dengan lebih

mudah. Walau saat ini jenis lampu telah beragam, namun pencahayaan alami

dalam ruang kelas selalu diupayakan karena pencahayaan alami menyediakan

“dimmer” untuk mengatasi masalah pencahayaan (glare) yang timbul.6

Kondisi ruangan akan mempengaruhi pada intensitas pencahayaan yang

memenuhi syarat berdasarkan PerMenKes Nomor 1429 / MENKES / SK / XII

/ 2006. Aktivitas belajar harus memperhatikan pencahayaannya, oleh karena

itu, kondisi ruangan harus terlihat bersih dan cerah, sehingga proses

pembelajaran berjalan efektif.2

Konstruksi dan kondisi letak bangunan dapat menyebabkan suatu

ruangan tidak dapat memperoleh cahaya alami, sehingga membutuhkan

cahaya lampu listrik ( cahaya tambahan).

Faktor yang menyebabkan ruangan tidak dapat memperoleh

pencahayaan alami yaitu : jendela yang tidak menghadap ke Timur serta

bangunan dan pohon yang berada di sekitar lingkungan. Maka dari itu dalam

mendirikan sekolah perlu diperhatikan jarak antara sekolah dengan bangunan-

bangunan lain agar tidak menggangu masuknya cahaya matahari ke ruangan.5

Kabupaten Padang Pariaman terletak dibagian barat Sumatera Barat

yang mempunyai 17 Kecamatan, diantaranya Kecamatan Enam Lingkung.


Kecamatan Enam Lingkung terdapat 19 Sekolah Dasar yang berada di 5

Nagari, dari 5 nagari di Kecamatan Enam Lingkung diantaranya Nagari Parit

Malintang, di Nagari Parit Malintang terdapat 5 (lima) Sekolah Dasar yang

berada di pemukiman warga.7

Berdasarkan hasil pengamatan dan hasil survei awal yang dilakukan, Sekolah

Dasar yang berada di Nagari Parit Malintang adalah lingkung, SDN 08 Enam

Lingkung, SDN 11 Enam Lingkung, SDN 17 Enam Lingkung, SDN 19 Enam

Lingkung.

SDN 02 Enam Lingkung berdiri pada awal Tahun 1912. Namun saat

sekarang sudah mengalami rehap bangunan menjadi bangunan permanen.

Lokasi sekolah berada di pemukiman warga, lokasi SDN 02 berbentuk leter

“O” dengan luas tanah 2600 m2. Dengan lokasi bangunan sekolah leter “O”

sebagian jendela menghadap ke Selatan dan Utara, sehingga ruangan belajar

tidak memperoleh cahaya yang cukup, pada arah Selatan juga terdapat

pemukiman warga dan banyak terdapat pepohonan. Pada arah Utara juga

terdapat banyak pepohonan, sehingga mengganggu cahaya matahari masuk ke

dalam ruangan belajar. Pada proses pembelajaran jendela ada yang tertutup

sehingga membuat kondisi ruangan menjadi gelap.

SDN 08 Enam Lingkung berdiri pada awal Tahun 1910, namun

sekarang sudah mengalami rehap bangunan menjadi bangunan permanen.

Lokasi bangunan sekolah berbentuk leter “U” dengan luas tanah 800 m2dan

berada di pemukiman warga. Dengan bentuk bangunan sekolah leter “U”

sehingga sebagian jendela kurang mendapatkan cahaya matahari. Lokasi

sekolah berada pada pemukiman warga dan banyak pepohonan, sehingga

mengganggu cahaya matahari masuk ke dalam ruangan belajar. Pada proses

pembelajaran jendela ada yang tertutup sehingga membuat kondisi ruangan

menjadigelap.
SDN 11 Enam Lingkung berdiri pada awal Tahun 1910, namun saat sekarang

sudah mengalami rehap bangunan menjadi bangunan permanen. Lokasi

sekolah yang berbentuk leter “U” dengan luas tanah 3000 m2. Dengan bentuk

bangunan sekolah leter “U”, sehingga sebagian ruangan belajar kurang

mendapatkan cahaya matahari. Lokasi sekolah terdapat pada pemukiman

warga dan terdapat banyak pepohonan, sehingga mengganggu cahaya

matahari masuk ke dalam ruangan belajar. Pada proses pembelajaran jendela

ada yang tertutup sehingga membuat kondisi ruangan menjadigelap.

SDN 17 Enam Lingkung berdiri pada tahun 1979, namun saat sekarang

sudah mengalami rehap bangunan menjadi bangunan permanen. Lokasi

sekolah berbentuk leter “L” dengan luas tanah 2400 m2. Dengan bentuk

bangunan sekolah leter “L”, sehingga sebagian ruangan belajar kurang

mendapatkan cahaya matahari. Lokasi sekolah terdapat pada pemukiman

warga dan terdapat banyak pepohonan, sehingga mengganggu cahaya

matahari masuk ke dalam ruangan belajar. Pada proses pembelajaran jendela

ada yang tertutup sehingga membuat kondisi ruangan menjadigelap.

SDN 19 Enam Lingkung berdiri pada tahun 1910, namun saat sekarang

sudah mengalami rehap bangunan menjadi bangunan permanen. Lokasi

sekolah berbentuk leter “L” dengan luas tanah 2600 m 2. Dengan bentuk

bangunan sekolah leter “L”, sehingga sebagian ruangan belajar kurang

mendapatkan cahaya matahari. Lokasi sekolah terdapat pada pemukiman

warga dan terdapat banyak pepohonan, sehingga mengganggu cahaya

matahari masuk ke dalam ruangan belajar. Pada proses pembelajaran jendela

ada yang tertutup sehingga membuat kondisi ruangan menjadigelap.

Sekolah Dasar pada Nagari Parit Malintang, kondisi ruangan belajar,

sebagian ada yang tidak bewarna cerah, sehingga pencahayaan di ruangan

tersebut gelap. Jika pencahayaan tidak memenuhi syarat, maka proses

pembelajaran tidak akan efektif dan akan berdampak pada penglihatan siswa

tersebuPada seluruh Sekolah Dasar di Nagari Parit Malintang, terdapat 3


orang siswa yang mengalami gangguan penglihatan, seperti menggunakan

kacamata yaitu 1 orang siswa pada SDN.08, 1 orang siswa pada SDN.11 dan 1

orang siswa pada SDN.17 di Nagari Parit Malintang. 3 orang siswa tersebut

mengalami gangguan penglihatan sejak duduk di Sekolah Dasar.

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka peneliti tertarik

melakukan penelitian tentang intensitas pencahayaan alami pada ruang belajar

Sekolah Dasar di Nagari Parit Malintang, karena belum pernah dilakukan

pengukuran intensitas pencahayaan alami ruang belajar di Sekolah Dasar yang

berada di Nagari Parit Malintang.

RumusanMasalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka

perumusan masalahnya adalah bagaimana intensitas pencahayaan alami ruang

belajar Sekolah Dasar di Nagari Parit Malintang.

TujuanPenelitian

TujuanUmum

Untuk mengetahui gambaran pencahayaan alami ruang kelas dan

faktor-faktor yang mempengaruhi di Sekolah Dasar di Nagari Parit

Malintang.

TujuanKhusus

Diketahui distribusi frekuensi Intensitas pencahayaan alami di Sekolah

Dasar berdasarkan ruangbelajar.

Diketahui distribusi frekuensi pencahayaan alami ruang belajar Sekolah

Dasar berdasarkan luasjendela.


8

Diketahui distribusi frekuensi pencahayaan alami ruang belajar Sekolah

Dasar berdasarkan warnadinding.

Diketahui distribusi frekuensi pencahayaan alami ruang belajar Sekolah

Dasar berdasarkan warnalantai.

Diketahui distribusi frekuensi pencahayaan alami ruang belajar Sekolah

Dasar berdasarkan warnalangit-langit.

Diketahui distribusi frekuensi pencahayaan alami ruang belajar Sekolah

Dasar berdasarkan keberadaan pohon yang menghalangicahaya.

ManfaatPenelitian

Bagi Dinas Pendidikan, khususnya bagi SDN. di Nagari Parit Malintang

tersedianya data tentang intensitas pencahayaan ruangbelajar.

Bagi peneliti dapat di jadikan bahan masukan di masamendatang.

Bagi jurusan tersedianya data tentang intensitas pencahayaan ruang kelas

Sekolah Dasar di Nagari Parit Malintang di Perpustakaan Poltekkes

Padang.

Ruang LingkupPenelitian

Pada penelitian ini penulis membatasi ruang lingkup penelitian pada

pengukuran Intensitas Pencahayaan Alami pada ruang belajar kelas 1 sampai

ruang belajar kelas 6 Sekolah Dasar Negeri yang berada di Nagari Parit

Malintang, yang terdapat 5 Sekolah Dasar yaitu: SDN 02 Enam lingkung,

SDN 08 Enam Lingkung, SDN 11 Enam Lingkung, SDN 17 Enam Lingkung,

SDN 19 Enam Lingkun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


PengertianPencahayaan

Pencahayaan adalah jumlah penyinaran pada suatu bidang kerja yang

diperlukan untuk melaksanakan kegiatan secara efektif. Pencahayaan

merupakan suatu bentuk pancaran energi yang mana mempunyai

kapasitas/kemampuan untuk meransang sensasi penglihatan.5

Pencahayaan atau penerangan merupakan salah satu faktor yang

dapat mempengaruhi kesehatan, khususnya terhadap kesehatan mata.

Cahaya merupakan sebuah energi yang memiliki bentuk gelombang

elektromagnetik yang kasat mata dengan panjang gelombang tersebut

sekitar 380-750nm.8

Pada bidang ilmu fisika, cahaya merupakan radiasi elektromagnetik,

baik itu dengan panjang gelombang yang kasat mata maupun tidak. Pada

bidang kesehatan lingkungan, pencahayaan merupakan salah satu

parameter lingkungan fisik yang harus memenuhi standar. Dengan

demikian seorang sanitarian harus mampu melakukan pengukuran dan

menentukan kualitas pencahayaan/penerangan pada sebuah tempat kerja

atau tempat beraktivitas. Satuan yang digunakan untuk pencahayaan adalah

Lux, yang diukur dengan Lux Meter serta mengikuti prosedur pengukuran

yang baku.8Cahaya merupakan satu bagian dari berbagai jenis gelombang

elektromagnetis yang terbang ke angkasa. Gelombang tersebut memiliki

panjang dan frekuensi tertentu yang nilainya dibedakan dari energicahaya

lainnya dalam spektrum elektromagnetisnya. Cahaya dipancarkan dari

suatu benda dengan fenomena sebagai berikut :9

Pijar, benda padat dan cair memancarkan radiasi yang dapat dilihat bila

dipanaskan sampai suhu tertentu. Intensitas meningkat dan penampilan

menjadi semakin putih jika suhunaik.


Muatan listrik, jika arus listrik dilewatkan melalui gas, maka atom dan

molekulnya akan memancarkan radiasi, dimana spektrumnya

merupakan karakteristik dari elemen yangada.

Electro luminescence, cahaya dihasilkan jika arus listrik dilewatkan

melalui padatan tertentu seperti semikonduktor atau bahan yang

mengandungfosfor.

Photo luminescence, radiasi pada salah satu panjang gelombang diserap,

biasanya oleh suatu padatan dan dipancarkan kembali pada berbagai

panjang gelombang. Bila radiasi yang dipancarkan kembali tersebut

merupakan fenomena yang dapat terlihat, maka radiasi tersebut disebut

fluorescence atauphosphorescence.

Cahaya nampak, seperti yang dapat dilihat pada spektrum

elektromagnetik, diberikan dalam gambar 2.1, menyatakan gelombang

yang sempit diantara cahaya ultraviolet (UV) dan energi inframerah

(panas). Gelombang cahaya tersebut mampu merangsang retina mata, yang

menghasilkan sensasi penglihatan yang disebut pandangan. Oleh karena

itu, penglihatan memerlukan mata yang berfungsi dari cahaya yang

nampak.9
11

Gambar 2.1 Radiasi yang Tampak

Fungsi utama penerangan ditempat kerja adalah untuk menerangi

objek pekerjaan agar terlihat jelas, mudah dikerjakan dengan cepat dan

produktivitas dapat meningkat. Pencahayaan tersebut dapat diatur

sedemikian rupa yang disesuaikan dengan kecermatan atau jenis pekerjaan

sehingga memelihara kesehatan mata dan kegairahan kerja, sebab rendah

atau tingginya intensitas cahaya bahkan dapat menimbulkan kecelakaan

kerja.10

Pencahayaan diperlukan manusia untuk mengenali suatu objek secara

visual di mana organ tubuh yang mempengaruhi penglihatan adalah mata,

syaraf dan pusat syaraf penglihatan di otak. Fungsi utama pencahayaan

adalah menerangi objek agar telihat jelas. Untuk memporoleh kualitas

pencahayaan yang optimal IES.5

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan No.1405 tahun 2002,

penerangan adalah jumlah penyinaran pada suatu bidang kerja yang

diperlukan untuk melaksanakan kegiatan secara efektif. Pencahayaan

memiliki satuan lux (lm/m²), dimana lm adalah lumens dan m² adalah

satuan dari luas permukaan. 12


12

SumberPencahayaan

PencahayaanAlami

Pencahayaan alami adalah sumber pencahayaan yang berasal

dari sinar matahari. Sinar matahari mempunyai banyak keuntungan,

selain menghemat energi listrik juga dapat membunuh kuman.10

Untuk mendapatkan pencahayaan alami pada suatu ruangan

diperlukan jendela-jendela yang besar ataupun dinding kaca

sekurang-kurangnya 1/6 daripada luas lantai.10

Pencahayaan sebaiknya lebih mengutamakan pencahayaan

alamiah dengan merencanakan cukup jendela pada bangunan yang

ada. Kalau karena alasan teknis penggunaan pencahayaan alamiah

tidak dimungkinkan, barulah pencahayaan buatan dimanfaatkan dan

inipun harus dilakukan dengan tepat untuk memenuhi intensitas yang

diinginkan sumber cahaya alami dan buatan dapat digunakan dapat

digunakan secara bersamaan sehingga menjadi lebih efektif .5

Pencahayaan matahari atau alami adalah sumber pencahayaan

yang sangat baik untuk hampir semua ruang interior. Jendela,

skylight dan bentuk lain bukaan digunakan untuk membawa masuk

cahaya matahari ke dalambangunan.11

Pencahayaan alami siang hari dimaksudkan untuk mendapatkan

pencahayaan di dalam bangunan pada siang hari dari cahaya alami.

Manfaat pencahayaan alami adalah dapat memberikan lingkungan

visual yang menyenangkan dan nyaman serta mengurangi atau

meniadakan pencahayaan buatan, agar dapat menghemat penggunaan

energi listrik. 11
Tujuan digunakannya pencahayaan alami yaitu untuk

menghasilkan cahaya berkualitas yang efisien serta meminimalkan

silau dan berlebihnya rasio tingkat terang. Selain itu cahaya alami

dalam sebuah bangunan juga dapat memberikan suasana yang lebih

menyenangkan dan positif lainnya dalam psikologi manusia.5

Agar dapat menggunakan cahaya alami secara efektif, perlu

dikenali ke beberapa sumber cahaya utama yang dapat

dimanfaatkan:5

Sunlight, cahaya matahari langsung dan tingkat cahayanyatinggi.

Daylight, cahaya matahari yang sudah tersebar dilangit dantingkat

cahayanya rendah.

Reflected light, cahaya matahari yang sudahdipantulkan.

Berikut ini adalah lima strategi dalam merancang untuk

pencahayaan alami efektif : 5

Naungan (shade), naungi bukan pada bangunan untuk mencegah

silau (glare) dan panas yang berlebihan karena terkena cahaya

langsung.

Pengalihan (redirect), alihkan dan arahkan cahaya matahari

ketempat-tempat yang diperlukan. Pembagian cahaya yang cukup

dan sesuai dengan kebutuhan adalah inti dari pencahayaan yang

baik.
14

Pengendalian (control), kendalikan jumlah cahaya yang masuk

kedalam ruang sesuai dengan kebutuhan dan pada waktu yang

diinginkan. Jangan terlalu banyak memasukkan cahaya ke dalam

ruang, terkecuali jika kondisi untuk visual tidaklah penting atau

ruangan tersebut memang membutuhkan kelebihan suhu dan

cahaya tersebut (contoh : rumahkaca).

Efisiensi, cahaya secara efisien, dengan membentuk ruang dalam

sedemikian rupa sehingga terintegrasi dengan pencahayaan dan

menggunakan material yang dapat disalurkan dengan lebih baik

dan dapat mengurangi jumlah cahaya masuk yangdiperlukan.

Intefrasi, integrasikan bentuk pencahayaan dengan arsitektur

bangunan tersebut. Karena jika bukan untuk masuk cahaya

matahari tidak mengisi sebuah peranan dalam arsitektur bangunan

tersebut, nukan itu cenderung akan ditutupi dengan tirai atau

penutup lainnya dan akan kehilanganfungsinya.

Keuntungan pencahayaan alam : 13

Bersifat alami, tersedia melimpah danterbarui;

Tidak memerlukan biaya biaya dalampenggunaannya;

Cahaya alam sangat baik dilihat dari sudut kesehatan karena memiliki

daya panas dan kimiawi yang diperlukan bagi mahluk

hidupdibumi;

Cahaya alam dapat member kesan lingkungan yang berbeda, bahkan

kadang- kadang sangatmemuaskan.

Kelemahan :
Cahaya alam sulit dikendalikan, kondisinya selalu berubah karena

dipengaruhi oleh waktu dancuaca;

Cahaya alam pada malam hari tidaktersedia;

Sinar ultraviolet dari cahaya alam mudah merusak benda-benda

didalamruang;

Perlengkapan untuk melindungi dari panas dan silau membutuhkan

biaya tambahan yang cukuptinggi.

PencahayaanBuatan

Cahaya buatan adalah jenis pencahayaan yang relatif dapat

dikendalikan oleh manusia sesuai dengan waktu dan jumlah yang

diinginkan. Sumber-sumber cahaya buatan meliputi cahaya yang

berasal dari pembakaran, lampu listrik, maupun yang berasal dari

reaksi fotokimia dan reaksi lainnya seperti ledakan.10

Fungsi pokok pencahayaan buatan di lingkungan kerja baik

yang diterapkan secara tersendiri maupun yang dikombinasikan

dengan pencahayaan alami adalah sebagai berikut :13

Menciptakan lingkungan yang memungkinkan penghuni melihat

secara detail serta terlaksannya tugas serta kegiatan visual secara

mudah dantepat.

Memungkinkan penghuni untuk berjalan dan bergerak secara mudah

danaman.

Tidak menimbulkan pertambahan suhu udara yang berlebihan pada

tempatkerja.
16

Memberikan pencahayaan dengan intensitas yang tetap menyebar

secara merata, tidak berkedip, tidak menyilaukan dan tidak

menimbulkanbayangan.

Meningkatkan lingkungan visual yang nyaman dan meningkatkan

prestasi.

Dalam penggunaan penerangan listrik harus memenuhi syarat-

syarat tertentu, yakni sebagai berikut : 13

Penerangan listrik harus cukup intensitasnya sesuai dengan pekerjaan

yangdilakukan.

Penerangan listrik tidak boleh menimbulkan pertambahan suhu udara

ditempat kerja yang berlebihan. Jika hal itu terjadi, maka

diusahakan suhu dapat turun, misalnya dengan ventilasi, kipas

angin danlain-lain.

Penerangan listrik tidak boleh menimbulkan pertambahan suhu udara

ditempat kerja yang berlebihan. Jika hal itu terjadi, maka

diusahakan suhu dapat turun, misalnya dengan ventilasi, kipas

angin danlain-lain.

Sumber cahaya listrik harus memberikan penerangan dengan

intensitas yang tepat, menyebar, merata, tidak berkedip, tidak

menyilaukan, serta tidak menimbulkan bayangan yang

mengganggu.

Secara garis besar, sumber cahaya dibedakan atas dua

kelompok, yaitu incandescent tamp (sumber cahaya yang

mengeluarkan cahaya akibat terjadinya pemanasan pada kawat

filamen) dan discharge lamp (lampu yang pengoperasiannya

mengunakan ballast). Namun, untuk memudahkan identifikasi, sesuai


dengan produk lampu yang banyak beredar di pasaran, sumber

cahaya dibagi atas empat kelompok, yaitu:5

Incandescant lamp ( LampuPijar)

Lampu pijar merupakan salah satu lampu yang paling tua

usianya sejak pertama kali ditemukan oleh Thomas Alpha

Edison. Lampu yang di Indonesia lebih dikenal dengan sebutan

bahlom karena bentuknya yang menyerupai bola. Berdasarkan

prinsip kerjanya, lampu pijar akan menghasilkan cahaya melalui

pemanasan filamen dalam ruang hampa yang diisi dengan gas

argon atau gas lainnya.

Fluorestcent Lamp ( LampuFlouresens)

Lampu fluorensens disebut juga lamou dingin karena

energi listrik berubah menjadi energi cahaya dan tidak di sertai

pengeluaran energipanas.

High IntensityDischare

Seperti yang tergambar dari namanya, lampu High

Intensity Discharge (HID) adalah lampu-lampu discharge yang

mampu menghasilkan cahaya dengan intensitas tinggi.

LED (Light EmmitingDiode)

Perkembangan teknologi lampu yang pesat telah

mengantar penciptaan jenis lampu baru, yaitu LED (Light

Emmiting Diode). Lampu LED memiliki usia yang sangat


18

panjang, mencapai 100.000 jam, dengan konsumsi daya listrik

yang sangat kecil. Kelemahan LED adalah intensitas cahaya

yang dihasilkannya lebih kecil jika dibandingkan dengan jenis

sumber cahaya lainnya.13

JenisPencahayaan

Cahaya dari suatu sumber cahaya tidak selalu di panjarkan secara

langsung ke suatu objek pencahayaan. Secara umum terdapat 5 klasifikasi

sistem pemacaran cahaya dari sumber cahaya, yaitu : 13

Pencahayaan TakLangsung

Pencahayaan tak langsung 90 % hingga 100 % cahaya

dipancarkan kelangit-langit ruangan sehingga yang dimanfaatkan pada

ruangan adalah cahaya pantulan. Pancaran cahaya pada pencahayaan tak

langsung dapat pula dipantulkan pada dinding sehingga cahaya yang

sampai pada permukaan bidang adalah cahaya pantulan daridinding.

Pencahayaan tak langsung diaplikasikan dengan memantulkan

cahaya yang berasal dari sumber cahaya pada bidang pemantul atau

reflektor. Pencahayaan tak langsung biasanya digunakan untuk

mengurangi tingkat kesilauan yang dihasilkan oleh sumber cahaya

sehingga pencahayaan tersebut dapat menghasilkan cahaya yang lebih

lembut. Pencahayaan seperti ini di perlukan pada perkantoran, rumah

sakit. 5

Pencahayaan Setengah TakLangsung

Pada pencahayaan setengah tak langsung 60 % hingga 90 %

cahaya diarahkan kelangit-langit. Distribusi cahaya padapencahayaan


ini mirip dengan pencahayaan tak langsung namun lebih efesien dan

kuat penerangannya lebih tinggi. Pencahayaan seperti ini dugunakan

pada toko buku, ruang baca, dan ruangtamu.13

Pencahayaan Menyebar(Difus)

Pada pencahayaan difus maka distribusi cahaya keatas dan bawah

relatif merata yaitu 40 % hingga 60 %. Penggunaan pencahayaan difus

antara lain tempat ibadah. 13

Pencahayaan SetengahLangsung

Pencahayaan setengan tak lansung maka 60 % hingga 90 %

diarahkan ke ruangan sedangkan selebihnya diarahkan kelangit-langit.

Pemakaian pencahayan ini terdapat pada toko, kelas, kantor.13

PencahayaanLangsung

Pencahayaan langsung memancarkan cahaya 90 % hingga 100 %

cahayanya ke ruangan. Pada pencahayaan langsung akan terjadi efek

terowongan pada langit-langit yaitu tepat diatas lampu terdapat bagian

yang gelap. 13

Kelebihan pada pencahayaan langsung adalah efisiensi pencahayaan

tinggi, memerlukan sedikit lampu dalam ruangan yang luas. Sedangkan

kelemannya adalah bayangannya gelap karena jumlah lampunya sedikit

maka jika terjadi gangguan akan sangat berpengaruh.5

Pada umumnya, pencahayaan langsung digunakan untuk memenuhi

kebutuhan intensitas cahaya yang dibutuhan dalam menunjang aktivitas

yang terjadi pada sebuah ruang, baik ruang luar maupun ruang dalam. 5
20

Kualitas pencahayaan

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Nomor 1405 tahun 2002 tentang persyaratan kesehatan lingkungan kerja

perkantoran dan industri, pencahayaan adalah jumlah penyinaran pada

suatu bidang kerja yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan secara

efektif. Agar pencahayaan memenuhi persyaratan kesehatan perlu

dilakukan tindakan sebagai berikut :12

Pencahayaan alam maupun buatan diupayakan agar tidak menimbulkan

kesilauan dan memiliki intensitas sesuai denganperuntukannya.

Penempatan bola lampu dapat menghasilkan penyinaran yang optimum dan

bola lampu seringdibersihkan.

Bola lampu yang mulai tidak berfungsi dengan baik segeradiganti.

Penerapan pencahayaan yang baik tidak bisa lepas dari pemanfaatan

cahaya alami yang optimal dan buatan yang efisien. Pencahayaan yang

kurang dapat membuat kita kesulitan merespon sekitar sedangkan

pencahayaan berlebihan dapat mengakibatkan silau (glare) sehingga

pengguna tidak nyaman. Sebuah desain interior yang baik tidak dapat

dilepaskan dari pencahayaan. Tanpa pencahayaan yang baik maka desain

suatu ruangan kurang bisa dinikmati secara maksimal, kekhasan dalam

ruangan bisa jadi tidak terlihat dan seseorang dalam ruang tersebut dalam

jangka waktu tertentu dapat terpengaruh secara psikologis. 12

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kualitas penglihatan antara lain : 9

Sifat dari Cahaya (Character oflight)

Sifat cahaya ditentukan oleh kuantitas atau banyaknya cahaya

yang jatuh pada suatu permukaan (illumination) yang menyebabkan


terangnya permukaan tersebut dan sekitarnya, sedangkan kualitas yaitu

menyangkut warna, arah cahaya, difusi cahaya serta jenis dan tingkat

kesilauan.

Secara kuantitas

Secara kuantitas adalah banyaknya cahaya yang jatuh pada

suatu permukaan benda yang mengakibatkan terangnya permukaan

benda tersebut. Intensitas yang diperlukan tergantung dari tingkat

ketelitian yang diperlukan, besar kecilnya benda, brightness sekitar

obyek, kontras antara obyek dan sekitarnya.

Secara kualitas

Faktor ini menyangkut mengenai warna, arah dan difusi

cahaya, jenis dan tingkat kesilauan. Hal ini ditentukan oleh ada

tidaknya kesilauan langsung atau kesilauan (direct glare) atau

kesilauan karena pantulan cahaya dari permukaan yang mengkilap

(reflected glare) dan bayangan (shadow). Kualitas dari pencahayaan

ditentukan oleh ada tidaknya kesilauan di tempat kerja baik kesilauan

langsung atau kesilauan karena adanya pantulan cahaya dari

permukaan yang mengkilap danbayang-bayang.

Menurut Tarwaka (2004) dalam Setiawan (2010), dalam

mempertimbangkan aplikasi pencahayaan di tempat kerja, secara umum

dapat dilakukan melalui dua pendekatan yaitu : 9

Desain tempat kerja untuk menghindari problempencahayaan


22

Kebutuhan intensitas pencahayaan bagi pekerja harus selalu

dipertimbangkan pada waktu mendesain bangunan, pemasangan

mesin-mesin, alat dan sarana kerja.

Identifikasi dan penilaian problem dan kesulitanpencahayaan

Agar masalah pencahayaan dapat ditangani dengan baik, faktor-faktor

yang harus diperhitungkan yaitu sumber pencahayaan, pekerja dalam

melakukan pekerjaannya, jenis pekerjaan yang dilakukan dan

lingkungan kerja secarakeseluruhan.

PengaruhPencahayaan

Pengaruh pencahayaan padakesehatan

Akibat pencahayaan yang kurang akan menyebabkan hal-

hal sebagai berikut:5

Kelelahanmata

Kelelahan Mata adalah ketegangan pada mata dan di sebabkan

oleh penggunaan indera penglihatan dalam belajar yang memerlukan

kemampuan untuk melihat dalam waktu yang lama dan biasanya

disertai dengan kondisi pandangan yang tidak nyaman.

Kelemahanmental

Kelelahan mental dapat menurunkan kemampuan intelektual

daya konsentrasi dan kecepatan berfikir. Lebih dari itu, bila mencoba

mendekatkan diri pada objek untuk memperbesar ukuran benda,

mungkin akan terjadi penglihatan rangkap atau kabur.

Pengaruh pencahayaan padasiswa

Akibat pencahayaan yang kurang pada siswa sebagai berikut: 14


23

Siswa akan merasa sakit kepala dan merasa bosan untuk berada lebih

lama di dalam kelas sehingga menggangu prosespembelajaran.

Mempengaruhi semangat siswa dalam melakukan kegiatanbelajar.

SistemPencahayaan

Secara umum, sekolah merupakan suatu lembaga tempat untuk

menuntut ilmu secara formal. Salah satu ruang yang sangat vital dalam

sekolah adalah ruang kelas. Dalam ruang kelas ini, siswa dan guru

berinteraksi dalam proses belajar mengajar dan dalam ruang kelas pula,

sebagian besar waktu dihabiskan oleh siswa. Sistem dalam belajar

mengajar secara umum dibagi dua yaitu moving class (siswa berpindah

sesuai mata pelajaran) dan remaining class (guru berpindah sesuai dengan

mata pelajaran).6

Pada umumnya, sekolah di Indonesia memakai sistem remaining

class, sehingga siswa akan meng- habiskan waktu cukup banyak di dalam

kelas (6-7 jam per hari). Dengan waktu yang cukup panjang tersebut, maka

sebaiknya penerangan dalam kelas diatur dengan baik karena penerangan

yang baik akan membantu guru untuk berkomunikasi dengan siswa dan

siswa dapat menerima materi dengan maksimal. 6

Pencahayaan yang baik dapat membantu meningkatkan minat dan

perhatian serta dapat mendukung siswa untuk melihat ke papan tulis

dengan lebih mudah. Walau saat ini jenis lampu telah beragam, namun

pencahayaan alami dalam ruang kelas selalu diupayakan karena

pencahayaan alami dapat memberi semangat dan menciptakan suasana

yang ceria. Hal ini membuat jenis pencahayaan yang memakai

pencahayaanalamidanbuatanseringdipakaidalamruangkelassekarang
ini. Efisiensi energi dan kenyamanan visual adalahkata kunci dalam desain

pencahayaan sekolah. 6

Keseimbangan cahaya langsung dan tidak langsung yang tersedia

cukup dalam ruang kelas dapat mendukung siswa untuk mengerjakan tugas

yang berorientasi pada kertas dan komputer dengan baik. Pada ruang kelas

yang memakai media pengajaran papan tulis, harus diperhatikan

pencahayaan untuk media tersebut. Hal ini untuk memastikan bahwa

refleksi cahaya tidak menimbulkan masalah penglihatan bagi siswa

khususnya mereka yang duduk dekat papan tulis. Untuk media whiteboard

maka kuat pencahayaan yang disarankan adalah 250 lux, sedangkan untuk

blackboard yang daya pantulnya tidak lebih dari 0,1 maka kuat

pencahayaan yang disarankan adalah 500 lux. Sedangkan ruang kelas yang

menggunakan media LCD, pencahayaan umum yang disarankan adalah

250-300 lux dengan menyediakan dimmer untuk mengatasi masalah

pencahayaan (glare) yang timbul.6

Lampu yang dipakai dalam ruang kelas sebaiknya lampu dengan

warna cahaya putih netral yang cahayanya dapat menyatu dengan baik

dengan cahaya alami, karenanya disarankan lampu dengan temperatur

sekitar 4000 K. Jenis lampu yang disarankan untuk ruang kelas dengan

tinggi sampai dengan 3 m, menurut Neufert (1984) sesuai DIN 5053

(Darmasetiawan dan Puspakesuma, 1991: 41), adalah lampu TL standar,

lampu TL U, HQI kurang dari 250 W, dan HQI 250 W. 6

StandarPencahayaan

StandarPencahayaan
Setiap pekerjaan memerlukan tingkat pencahayaan pada

permukaannya. Pencahayaan yang baik menjadi penting untuk

menampilkan tugas yang bersifat visual. Pencahayaan yang lebih baik

akan membuat orang bekerja lebih produktif. Menurut CIE

(Commission International de l’Eclairage) dan IES (Illuminating


Engineers Society) telah menerbitkan tingkat pencahayaan yang

direkomendasikan untuk berbagai pekerjaan. Nilai-nilai yang

direkomendasikan tersebut telah dipakai sebagai standar nasional dan

internasional bagi perancanganpencahayaan.9

Menurut Permenkes No. 1429 tahun 2006 Tentang Pedoman

penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah pencahayaan di ruang

kelas 200-300 lux .2

Istilah-istilah yang digunakan dalampencahayaan

Intensitas (kadar)illuminasi

Menunjukkan berapa banyak cahaya yang di keluarkan oleh

suatu sumber cahaya dengan arahtertentu.5

Luminance(kecerahan)

Ukuran banyaknya cahaya yang dipancarkan dari permukaan

sebuah sumber sinar atau cahaya yang terpantul dari suatu permukaan

yang dikenai cahaya.

b. Refletance (daya pantul)

Ukuran berapa besar cahaya yang dipantulkan dari suatu permukaan

Permukaan yang hitam seluruhnya mempunyai reflectance 0 %

dan permukaan yang benar-benar putih mempunyai reflectan 100 %

Faktor-faktor yang mempengaruhiCahaya

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi cahaya,antara lain :5

Warna

Warna cerah dapat memantulkan cahaya, memperbesar ruang,

membuat terasa lebih dingin dan dinding-dinding menjauh. Warna

cerah seperti warna putih. 17


Warna gelap dapat menyerap cahaya, membuat ruang-ruang

nampak lebih kecil dan lebih intim. Warna gelap seperti Warna

Hitam, cokelat, abu-abu. 17

Pemakaian Warna diruangan kelas dimaksudkan untuk

menciptakan Kontas warna, dan tangkapan mata serta menciptakan

lingkungan belajar yang berpengaruh pada psikologis.17

Tabel 2.1

Nilai Pantulan Warna

No Warna Pantulan
1 Hitam 0,1
2 Merah 0,2
3 Kuning 0,45
4 Hijau 0,4
5 Biru 0,3
6 Putih 1

Pohon

Pohon dapat menghalang cahaya karena hal ini sukar sekali di

perkirakan maka pengaruh nya sering tidak di perhitungkan.

Dianjurkan pohon-pohon yang tinggi dan rindang untuk tidak ditanam

disekitar bangunan. 18

Agar ruang kelas bisa mendapatkan cahaya yang baik, pohon

yang ada didekat ruangan kelas belajar tidak boleh terlalu rimbun.5

Luasjendela

Untuk kualitas pencahayaan alami pada siang hari di tentukan

Perbandingan luas jendela 1/6 dari luas lantai serta bentuk dan arah

jendela. 18

Agar pencahayaan alami dapat masuk dengan baik, luas jendela

harus 1/6 dari luas lantai.18


Pengukuran IntensitasPencahayaan

Tujuan pengukuran pencahayaan adalah mengetahui kesesuaian intensitas

penerangan sesuai dengan aktivitas yang dilakukan pada sebuah ruangan

sesuai dengan peruntukkan ruang tersebut.

Alat yang digunakan untuk mengukur pencahayaan adalah luxmeter yang

mengubah energi cahaya menjadi energi listrik, kemudian energi listrik

diubah menjadi angka yang dapat dibaca pada layar monitor.8

Penentuan TitikPengukuran

PeneranganSetempa

Objek kerja, berupa meja kerja maupun peralatan dan pengukuran

dapat dilakukan diatas meja. Jika diruangan kerja terdapat beberapa

meja kerja, maka pengukuran dilakukan pada masing-masing meja

kerja, kemudian hasil diperoleh dirata-ratakan.8

PeneranganUmum

Penerangan umum pada suatu ruang kerja diukur pada beberapa

titik. Titik tersebut adalah titik potong garis horizontal panjang dan

lebar ruangan pada setiap jarak tertentu setinggi 1 meter. Jarak tertentu

tersebut dibedakan berdasarkan luas ruangan.8

Luas ruangan kurang dari 10m2

Titik potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan adalah pada

jarak 1 meter.

Luas ruangan antara 10 sampai 100m2

Titik potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan adalah pada

jarak 3 meter.

Luas ruangan lebih dari 100m2

Titik potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan adalah pada

jarak 6 meter.
Rumus PengolahanData

Rumus pengolahan data pencahayaan umum adalah : 8

PencahayaanUmum

Dalam 1 titik dilakukan 3 kali pembacaan/pengukuran karena angka

yang tertera pada alat luxmeter berubah-ubah tidak stabil.

Perhitungan rata-rata pencahayaan pertitik : = ....Lux


29

Dalam suatu ruangan akan diperoleh beberapa titik pengukuran

tergantung dari luas ruangan yang telah diukur, sehingga

mendapatkan beberapa titik pengukuran. Perhitunganrata-rata

pencahayaanruangan: = .....Lux

Keterangan Rumus :
P1 = Pembacaan/pengukuran pertama
P2 = Pembacaan/pengukuran kedua
P3 = Pembacaan/pengukuran ketiga
ΣP = Jumlah pembacaan/pengukuran
T1 = Titik pertama

T2 = Titik kedua

Tn = Titik ke-n

ΣT = Jumlah titik

Catatan : Hasil dari perhitungan rata-rata pencahayaan ruangan

adalah hasil yang digunakan untuk dibandingkan dengan regulasi

yang dijadikan acuan yaitu peraturan-peraturan yang terkait

(Kepmenkes 1429 Tahun 2006)

PencahayaanSetempat
Dalam 1 titik tempat kerja (objek kerja) dilakukan 3 kali

pembacaan / pengukuran karena angka yang tertera pada alat luxmeter

berubah-ubah tidak stabil. Perhitungan rata-rata pencahayaan per titik

(objek kerja): = ....Lux

Keterangan Rumus :

P1 = Pembacaan/pengukuran pertama

P2 = Pembacaan/pengukuran kedua

P3 = Pembacaan/pengukuran ketiga

ΣP = Jumlah pembacaan/pengukuran

Catatan : Hasil dari perhitungan rata-rata pencahayaan ruangan adalah

hasil yang digunakan untuk dibandingkan dengan regulasi yang

dijadikan acuan yaitu peraturan-peraturan yang terkait (Kepmenkes

1429 Tahun 2006). Tentukan kategori ruangan yang dijadikan objek

pengukuran agar bisa menetukan nilai/besaran pencahayaan yang akan

dijadikan perbandingan dari hasil pengukuran.

Cara Kerja : 8

HidupkanLuxmeter

Letakkan alat ke titik pengukuran yang telah ditentukan, baik penerangan


setempatumum

Baca hasil pengukuran pada layar monitor setelah menunggu beberapa saat
sehingga didapat nilai angka yangstabil

Catat hasil pengukuran pada lembarhasil

Matikan luxmeter setelahpengukuran

Bandingkan dengan Nilai Ambang Batas ( Permenkes ) Nomor 1429 Tahun


2006 tentang pedoman penyelenggaraan kesehatan lingkungan
sekolahpencahayaan.
31

AlurPikir

Berdasarkan Permasalahan maka alur pikir dapat di gambarkan :

VariabelIndependent VariabelDependent
Luas Jendela 2.Warna Dinding 3.Warna Lantai 4.WarnaLangit-Langit

5. Pohon di sekitar Bagunan

DefinisiOperasional

Intensitas Pencahayaan Alami di Ruang Kelas


NO. VARIABEL DEFINISI CARA ALAT HASIL UKUR SKALA
UKUR UKUR UKUR

1. Intensitas Jumlah Pengukuran Lux Dikategorikan : Ordinal


Pencahayaan penyinaran Meter Memenuhi
Alami alami pada suatu Syaratjika
≥200-300
ruangan yang
Lux
diperlukan untuk Tidak
melaksanakan memenuhi
proses Syarat jika <
pembelajaran 200 Lux,
diruang kelas >300 Lux
Sekolah Dasar
di Nagari Parit
Malintang, yang
di ukur pada
pukul 09.00
WIB di saat
kondisi cuaca
cerah
2. Luas Jendela Bolongan yang Pengukuran Meteran Dikategorikan : Ordinal
terdapat pada dan Memenuhi
dinding yang Tabel Syarat jika ≥
dapat ditutup 1/6 m2dari
Check
berfungsi luas lantai.
List Tidak
sebagai tempat
memenuhi
keluar masuk
Syarat jika <
udara dan

BAB
III METODE
PENELITIA
N

JenisPenelitihan
Jenis Penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif

analitik yaitu untuk mengetahui Intensitas Pencahayaan alami di

ruang belajar Sekolah Dasar yang berada di Nagari Parit

Malintang.

Tempat dan WaktuPenelitian

LokasiPenelitian

Dilakukan Sekolah Dasar yang berada di Nagari Parit

Malintang Kecamatan Enam Lingkung yang terdiri dari

Sekolah Dasar Negeri 02 Enam Lingkung, Sekolah Dasar

Negeri 08 Enam Lingkung, Sekolah Dasar Negeri 11 Enam

Lingkung, Sekolah Dasar Negeri 17 Enam Lingkung, Sekolah

Dasar Negeri 19 EnamLingkung.

WaktuPenelitian

Waktu penelitian dimulai pada bulan Februari Tahun 2019.

Populasi danSampel

Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ruangan

belajar di Sekolah Dasar (30 ruang belajar) Nagari Parit


Malintang Kecamatan Enam Lingkung yang berjumlah 5

SekolahDasar.

Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh ruang belajar

(30 ruang belajar) Sekolah Dasar Nagari Parit Malintang

Kecamatan Enam Lingkung.

Teknik PengumpulanData

DataPrimer

Data Primer diperoleh dengan cara pengukuran terhadap

objek penelitian meliputi pengukuran:

Intensitas pencahayaan dilakukan dengan mengukur

menggunakan alat Luxmeter.

Luas jendela di Sekolah Dasar Nagari Parit Malintang

dilakukan dengan mengukur menggunakanmeteran.

Warna dinding di Sekolah Dasar Nagari Parit Malintang

dilakukan dengan carapengamatan.

Warna lantai di Sekolah Dasar Nagari Parit Malintang

dilakukan dengan carapengamatan.

Warna langit-langit di Sekolah Dasar Nagari Parit Malintang

dilakukan dengan carapengamatan.


Adanya pohon disekitar lokasi bangunan yang menghalangi

cahaya masuk di Sekolah Dasar nNagari Parit Malintang

dilakukan dengan cara pengamatan

DataSekunder

Data sekunder adalah data pendukung yang di peroleh

dari profil Sekolah Dasar di Nagari Parit Malintang.

InstrumenPenelitian

Luxmeter type test-1332A jenis digital buatan Germani, merk test

Elecrical Corp ( digital Light meter ) tahun 2012 serial

no.111104895.

Pencatatan hasil pengukuran pada formulir.(terlampir)

Teknik Pengolahan Data dan PenyajianData

PengolahanData

Data yang diperoleh diolah secara manual yaitu

berdasarkan hasil pengukuran yang telah dilakukan pada

objek penelitian.

PenyajianData

Dari hasil pengukuran yang telah diperoleh disajikan

dalam tabel distribusi frekuensi dan dinarasikan serta


dibandingkan dengan Permenkes No. 1429 tahun 2006 tentang

pedoman penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah.

Analisis Univariat

Data-data yang telah diperoleh kemudian diolah dan

dianalisis dengan Analisis univariat. Data yang disajikan

dalam tabel distribusi frekuensi berupa intensitas pencahayaan

alami dan faktor-faktor yang mempengaruhi di Sekolah Dasar

Nagari Parit Malintang kemudian dibandingkan berdasarkan

Permenkes No. 1429 tahun 2006 tentang pedoman

penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah yaitu 200-300

Lux.

Anda mungkin juga menyukai