Anda di halaman 1dari 13

MAKNA SIMBOL LAYANG-LAYANG DALAM NOVEL THE KITE RUNNER

BERDASARKAN TEORI CHARLES SANDERS PIERCE


The Kite Meaning Symbol of Novel The Kite Runner Base on Charles
Sanders Pierce Theory
Khilda Zainul Hikmah

Sastra Inggris UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Jl. AH Nasution, No.105-
Bandung
Telepon : 085723668865, e-mail : nekadbisnis93@gmail.com

Abstrak: The Kite Runner merupakan salah satu novel karya Khaled Hosseini
yang fenomenal. Tema sentral novel ini adalah tentang balas budi Amir pada
Hassan. Tentang bagaimana sesuatu yang terjadi dalam beberapa hari, kadang-
kadang bahkan dalam sehari, bisa mengubah keseluruhan jalan hidup
seseorang. Analisis ini berusaha mengungkapkan penindasan atau penjajahan
batin pada tokoh dan simbol atau tanda dalam novel The Kite Runner. Teori yang
digunakan adalah teori semiotik Charles Sanders Pierce. Pierce menganggap
bahwa tanda adalah representatif dan juga interpretatif, yang tidak hanya
mewakili sesuatu akan tetapi juga membuka peluang sebebasnya bagi penafsir
untuk menafsirkannya sendiri.
Kata kunci: semiotik, makna layang-layang, ground, simbol

Abstract: The Kite Runner is a phenomenal novel written by Khaled Hosseini.


The central theme of the novel is about reciprocation Amir Hassan. About how
something that happened in a few days, sometimes even within a day, can
change the whole way of life. This analysis seeks reveal inner oppression or
occupation in figures and symbols or signs in the novel The Kite Runner. The
theory used is semiotic theory of Charles Sanders Pierce. Pierce assume that the
sign is a representative and also interpretive, which not only represents
something but will also open up opportunities at large for the interpreter to
interpret itself.
Key words: semiotics, meaning kite, ground, symbol

1. Pendahuluan Notebook, serta novel yang kami


analisis, yakni The Kite Runner.
Karya sastra Timur Tengah The Kite Runner adalah novel
merupakan sebuah karya sastra perdana yang ditulis oleh penulis
yang berisi tentang ke-Timur Tengah- kelahiran Afghanistan, Khaled
an, mulai dari budaya, Hoseeini. Hosseini yang kini
tradisi, setting, dan yang terpenting bermukim di Amerika adalah seorang
adalah latar belakang pengarang putra diplomat yang yang lahir di
berasal dari Timur Tengah. Berbicara Kabul pada 1965. Saat ayahnya
tentang novel Timur Tengah, kita ditugaskan ke Paris 1976, ia
akan mengingat perang, penindasan, meninggalkan Afghanistan dan tak
agama Islam, dan lain-lain. Karya bisa kembali ke tanah kelahirannya
sastra Timur Tengah banyak yang karena pada 1980 Rusia telah
bersifat realis, tidak bersifat fantasi, menduduki Afghanistan. Keluarga
seperti pada novel Snow, The Blind Hossseini akhirnya mendapat suaka
Owl, My Name is Red, My Fathers politik dari pemerintah Amerika
Serikat dan hingga kini ia tinggal di
California dan menjadi seorang tetapi mereka tumbuh bersama,
dokter. Novel perdananya ini bahkan sesusuan. Tetapi,
langsung menghentak dunia literasi sang Baba, ayah Amir, tidak pernah
Amerika, dan menjadi novel terlaris memperlakukan Hassan dengan
sepanjang tahun 2005 versi New York buruk, bahkan Baba sangat
Times. menyayangi Hassan, hal tersebutlah
Novel yang ditulis dengan yang membuat Amir iri hati.
gaya memoar ini memang sangat
menyentuh pembaca. Ceritanya
kuat, eksplorasi karakter tokoh-
tokohnya disajikan secara pas 2. Kajian Teori
sehingga tidak ada karakter yang
sia-sia dalam buku ini. Selain itu Menurut Pierce semiotika
kalimat-kalimat yang mengaduk- didasarkan pada logika, karena
ngaduk emosi pembacanya dan logika mempelajari bagaimana orang
tema abadi yang diangkat mengenai bernalar, sedangkan penalaran
kehidupan manusia: cinta, menurut Peirce dilakukan melalui
kehormatan, pengkhianatan, tanda-tanda. Tanda-tanda
ketakutan, pengabdian, dan memungkinkan kita berpikir,
penebusan membuat buku ini berhubungan dengan orang lain dan
menjadi sebuah buku yang memberi makna pada apa yang
memorable. ditampilkan oleh alam semesta. Kita
Novel The Kite mempunyai kemungkinan yang luas
Runner karya Khaled Hosseini dalam keanekaragaman tanda-tanda,
mengisahkan tentang dua anak laki- dan di antaranya tanda-tanda
laki yang bisa dikatakan linguistik merupakan kategori yang
bersahabat, tentang persaudaraan, penting, tetapi bukan satu-satunya
kasih sayang, pengkhianatan, kategori. Dengan mengembangkan
kesenangan, dan penderitaan. semiotika, Peirce memusatkan
Mereka adalah Amir dan Hassan. perhatian pada berfungsinya tanda
Amir merupakan seorang anak pada umumnya. Ia memberi tempat
keturunan Ras Pashtun (ras yang penting pada linguistik, namun
terhormat di Afghanistan pada saat bukan satu-satunya. Hal yang
itu), ayahnya bernama Agha Sahib berlaku bagi tanda pada umumnya
sering dipanggil Baba, seorang duda berlaku pula bagi tanda linguistik,
yang kaya raya. Sedangkan Hassan tapi tidak sebaliknya. Menurut Peirce
hanyalah anak seorang pelayan. tanda-tanda berkaitan dengan objek-
Ayah Hassan bernama Ali dan ia objek yang menyerupainya,
merupakan pelayan di rumah Baba. keberadaannya memiliki hubungan
Hassan merupakan anak keturunan sebab-akibat dengan tanda-tanda
Ras Hazara (Ras yang dipandang atau karena ikatan konvensional
rendah lagi hina di Afghanistan). dengan tanda-tanda tersebut.
Meski begitu keduanya punya Dengan demikian sebenarnya Peirce
persamaan; sama- sama tidak telah menciptakan teori umum untuk
memiliki ibu sejak kecil. Ibu Amir tanda-tanda. Secara lebih tegas ia
meninggal saat melahirkan, ibu telah memberikan dasar-dasar yang
Hassan kabur dari rumah saat kuat pada teori tersebut dalam
Hassan masih bayi. Amir dan Hassan tulisan yang tersebar dalam berbagai
tinggal di Kabul Afghanistan, dan teks dan dikumpulkan dua puluh lima
pada saat itu merupakan era tahun setelah kematiannya
pertempuran antara Taliban dengan dalam Ouvres Completes (karya
Rusia . lengkap). Teks-teks tersebut
Walaupun mereka memiliki latar mengandung pengulangan dan
belakang keluarga yang berbeda, pembetulan dan hal ini menjadi
tugas penganut semiotika Peirce dan objek atau acuan yang bersifat
untuk menemukan koherensi dan kemiripan; misalnya, potret dan
menyaring hal-hal yang penting. peta.Indeks adalah tanda yang
Peirce mengehendaki agar teorinya menunjukkan adanya hubungan
yang bersifat umum ini dapat alamiah antara tanda dan petanda
diterapkan pada segala macam yang bersifat kausal atau hubungan
tanda, dan untuk mencapai tujuan sebab akibat, atau tanda yang
tersebut, ia memerlukan konsep- langsung mengacu pada kenyataan.
konsep baru. Untuk melengkapi Contoh yang paling jelas ialah asap
konsep itu ia menciptakan kata-kata sebagai tanda adanya api. Tanda
baru yang diciptakannya sendiri dapat pula mengacu
(Kaelan, 2009: 166). ke denotatum melalui konvensi.
Tanda seperti itu adalah tanda
konvensional yang biasa
Bagi Pierce, tanda is disebut simbol. Jadi, simbol adalah
something which stands to tanda yang menunjukkan hubungan
somebody for something in some alamiah antara penanda dengan
respect or capacity. Sesuatu yang petandanya. Hubungan di antaranya
digunakan agar tanda bisa berfungsi, bersifat arbriter atau semena,
oleh Peirce disebut ground. hubungan berdasarkan konvensi
Konsekuensinya, tanda (perjanjian) masyarakat.
(sign atau representamen) selalu
terdapat dalam hubungan triadik,
yakni ground,
object, dan interpretant. Atas dasar 3. Hasil dan Pembahasan
hubungan ini, Peirce mengadakan
klasifikasi tanda. Tanda yang 3.1 Makna di Balik
dikaitkan dengan ground dibaginya Layang-layang dan
menjadi qualisign, Warnanya
sinsign, dan legisign.Qualisign adalah
kualitas yang ada pada tanda, Dalam novel ini, banyak sekali
misalnya kata-kata kasar, keras, istilah atau perumpamaan layang-
lemah, lembut, layang. Layang-layang berarti
merdu. Sinsign adalah eksistensi kebebasan, akan tetapi kebebasan
aktual benda atau peristiwa yang tersebut terbatas oleh sang
ada pada tanda; misalnya kata kabur pengendali. Layang-layang dapat
atau keruh yang ada pada urutan pula berarti sebuah harapan,
kata air sungai keruh yang harapan yang sangat tinggi,
menandakan bahwa ada hujan di tergantung pengendali
hulu sungai. Legisign adalah norma menerbangkan layang-layang
yang dikandung oleh tanda, misalnya (harapan) setinggi apa. Seperti saat
rambu-rambu lalu lintas yang Amir dengan bantuan Hassan
menandakan hal-hal yang boleh atau memenangkan turnamen layang-
tidak boleh dilakukan manusia. layang. Sebelumnya, Amir sempat
berbincang-bincang dengan Baba
tentang sekolah dengan ajarannya
Berdasarkan objeknya, Pierce
untuk menjauhi dosa. Baba hanya
membagi tanda
meyakinkan jika Tuhan tidak ada.
atas icon (ikon), index (indeks),
Namun dalam perbincangan tersebut
dan symbol (simbol). Ikon adalah
Amir lebih memilih percaya kepada
tanda yang hubungan antara
guru agamanya di sekolah. Hal itu
penanda dan petandanya bersifat
berefek pada saat turnamen ketika
bersamaan bentuk alamiah. Atau
Amir berharap menang dan
dengan kata lain, ikon adalah
hubungan hubungan antara tanda
mengakui Tuhan itu ada dan kepada anaknya yang tidak mampu
mengalahkan pemikiran Baba. berbuat apa-apa selain hanya
membaca buku.
Penebusan. Kalau Baba salah dan Dari kutipan yang tersebut
Tuhan memang ada. Seperti yang diatas, mencerminkan suatu
mereka katakan padaku di sekolah, kebebasan yang diraih oleh Amir dari
maka Dia akan memberikan kungkungan pemikiran Baba.
kemenangan padaku. Aku tidak tahu Pemikiran Baba cenderung
yang membuat lawanku ingin membatasi Amir untuk tidak
menang. Mungkin hanya hak untuk mempercayai kebenaran agama
menyombongkan diri. Tetapi inilah yang didapatnya di sekolah. Apalagi
satu-satunya kesempatanku untuk jika merunut masalah ada atau
dilihat, bukannya terlihat, didengar, tidaknya Tuhan, setidaknya telah
bukannya terdengar. Jika Tuhan dibuktikan oleh Amir sendiri ketika
memang ada, Dia akan mengharapakan kemenangan pada
mengarahkan angin, turnamen tersebut. Selanjutnya,
membiarkannnya meniup layang- Amir berasumsi jika Tuhan yang
layangku. Hingga hanya dalam satu membuat dirinya memenangkan
hentakan benang, aku akan turnamen tersebut dengan meniup
memutuskan rasa sakitku, angin ke layang-layang Amir dan
dambaanku. Aku telah melalui dapat melayang kuat memutuskan
begitu banyak hal, telah berjalan layang-layang lawan Amir. Apalagi
begitu jauh. Dan begitu saja, Amir saat itu memang sangat haus
harapan menjadi nyata. Aku akan akan perhatian dan kasih sayang
memenangkannya. Ini hanya seorang ayah, Baba. Sehingga hal
masalah waktu.(Hosseini, 2009: 130) tersebut membuat Amir menjadi
agak takut jika Amir mengakui
Jika dalam analisis semiotika adanya Tuhan, maka dia tidak akan
Pierce, layang-layang yang dilihat mendapatkan kasih sayang seorang
oleh penulis dalam teks menduduki Ayah yang menentang secara
bagian sebagai ground, karena terang-terangan ajaran agama di
selanjutnya hal tersebut yang dapat sekolah anaknya.
dijadikan sebagai acuan untuk Di Kota Kabul, salah satu kota
menerjemahkannya ke bagian objek di Afghanistan, turnamen layang-
dan interpretant. Selanjutnya beralih layang menjadi momen yang sangat
ke bagian objek dari ground yang penting bagi anak laki-laki seusia
berupa layang-layang tersebut. Amir dan Hassan. Setiap tim terdiri
Objek tersebut berupa gerakan dari dua orang; satu orang
layang-layang yang bebas melayang menerbangkan dan mengendalikan,
di udara, tanpa ada yang seorang lagi membawakan gulungan
menghalanginya. Kecuali adanya tali benang dan mengulurnya. Amir dan
yang mengikat dirinya dengan Hassan membentuk tim. Amir adalah
pengendalinya. Meskipun pengendali layang-layang,
mempunyai tali pengikat, layang- sedangkan Hassan sebagai pembawa
layang akan tetap meliuk-liukan benang. Layang-layang menjadi
badannya diterpa oleh angin. refleksi dari kehidupan Amir dan
Selanjutnya beralih ke Hassan.
bagian interpretant yaitu pemikiran Baba, ayah Amir adalah sosok
penulis yang mengartikan objek pria Afghan perkasa, pengusaha
layang-layang tersebut untuk dapat sukses, seorang moralis yang
dimaknai secara tekstual dan sesuai kebaikannya membuat dia disegani
hasil pembacaan bagian sebelumnya oleh teman-temannya. Baba
yaitu kebebasan Amir dari menginginkan Amir tumbuh menjadi
kungkungan penafsiran seorang ayah seorang pria yang tegar, menyukai
aktivitas-aktivitas yang layaknya
dilakukan oleh anak laki-laki Dari percakapan tersebut
seusianya seperti bermain bola, dapat mewakili dan menerangkan
layangan, bela diri, dll. Namun Amir jika Baba benar-benar tidak
lebih senang tenggelam dalam buku- menyukai kebiasaan Amir sebagai
bukunya, menjadi pria lemah dan kutu buku yang selalu memegang
tidak dapat melindungi dirinya buku-buku. Baba menginginkan Amir
sendiri. Tiap kali dirinya mendapat menjadi seorang sepertinya yang
masalah dengan teman-temannya, mampu menjalankan bisnis dan
Hasan-lah yang selalu menjadi menyelesaikan masalahnya sendiri.
penolong dan pembelanya. Rahim Khan mencoba membantu
Kenyataan ini membuat Baba Baba agar tetap selalu menyayangi
kecewa dan khawatir terhadap masa anaknya, Amir. Rahim mencoba
depan anaknya, hal inilah yang menerangkan jika Amir tidak harus
membuat hubungan antara Amir dan sama dengan dirinya dalam masa
ayahnya kadang menjadi kaku, Amir pertumbuhannya. Tidak harus juga
yang merasa berada dalam sifat dan perilaku sang ayah harus
kekangan Baba, ayahnya untuk sama dengan sifat anaknya.
melakukan hal-hal yang tidak Sehingga ketidaksukaan Baba
disukainya membuat ia tertekan dan kepada Amir dianggap Amir sebagai
perasaan terhadap ayahnya menjadi kungkungan yang membatasinya,
campur aduk antara benci dan cinta. namun ahirnya dia mampu
Baba menginginkan agar Amir membalikkan fakta dengan
menjadi lelaki yang tangguh dan memenangkan turnamen layang-
dapat dibanggakan, bukan menjadi layang.
penulis atau pembaca puisi dan
cerita, serta dia harus mampu Pembelaan diri tidak ada
menjaga dirinya sendiri. Tentu hal hubungannya dengan kekejaman.
tersebut bertentangan dengan Amir Kau tahu apa yang selalu terjadi
yang suka menulis. Hal itu terekam kalau anak-anak tetangga
pada percakapan antara Baba dan menganggunya? Hasan mengambil
Rahim yang tidak sengaja didengar alih dan melindunginya dari mereka.
oleh Amir dari balik pintu tempat Aku pernah melihatnya dengan
Baba dan Rahim berbincang: mataku sendiri. Dan saat mereka
pulang, aku bertanya padanya,
Bersyukur karena dia sehat, kata Bagaimana wajah Hassan bisa
Rahim Khan. sampai terluka? Lalu dia bilang, Dia
Aku tahu, aku tahu. Tapi dia selalu jatuh. Aku memberitahumu Rahim,
berada di tengah timbunan buku ada yang hilang dalam diri anak itu.
atau bergentayangan dalam rumah Sebaiknya kau biarkan saja dia
seperti sedang terhanyut dalam menemukan jalannya sendiri, ujar
mimpi. Rahim Khan.
Dan? Jalan menuju ke mana? kata Baba.
Aku dulu tidak seperti itu. Baba Seorang anak laki-laki yang tak
terdengar putus asa, hampir-hampir mampu membela dirinya sendiri
marah. Rahim Khan tertawa. akan tumbuh menjadi pria yang tak
Anak-anak bukanlah buku mampu menghadapi masalah apa
mewarnai. Kau tak bisa begitu saja pun.(Housseini, 2009:51)
mengisi mereka dengan warna-
warna kesukaanmu. Kutipan di atas merupakan
Kuberi tahu kau, kata Baba, aku lanjutan dari percakapan antara
sama sekali tidak seperti itu, begitu Baba dan Rahim mengenai Amir.
juga anak-anak yang tumbuh Dalam kutipan tersebut terlihat Baba
bersamaku. (Housseni, 2009: 50) telah mengetahui perilaku anaknya
yang sangat tidak disukainya sama dalam teks menduduki bagian
sekali dan cenderung memberikan sebagai ground, karena selanjutnya
kungkungan berupa asumsi jika hal tersebut yang dapat dijadikan
anaknya tidak mampu bersikap sebagai acuan untuk
seperti lelaki pada umumnya. Hal itu menerjemahkannya ke bagian objek
terbukti ketika Amir berbohong atas dan interpretant. Untuk kedua warna
Hassan yang terluka pada wajahnya tersebut yang sebagai ground, maka
akibat melindungi Amir, namun objeknya berupa kedua warna
dikatakan pada Baba hanya jatuh tersebut pada layang-layang milik
saja. Amir dan Hassan. Untuk
Layang-layang mewakili bagian interpretantnya, hal tersebut
kebebasan yang diinginkan oleh berupa pemaknaan penulis terhadap
Amir. Dia hanya ingin menikmati warna pada layang-layang tersebut
hidup seperti filosofi layang-layang. sesuai teks. Seperti yang saya tulis
Pada turnamen layang-layang pada paragraf sebelumnya mengenai
berikutnya, Amir ingin menang makna warna dan korelasinya
sekaligus ingin menunjukkan pada terhadap watak masing-masing
Baba bahwa dia masih bisa tokoh. Warna merah berarti perang,
membanggakannya. Kemenangan energi, emosi, cinta, nafsu, keinginan
pun berhasil diraih oleh Amir. besar, kekuatan. Warna merah,
Akhirnya kemenangan dalam melambangkan karakter Amir yang
turnamen layang-layang itu mampu berkeinginan tinggi, emosi, nafsu,
menjembatani kebekuan yang berkekuatan (karena dia adalah
selama ini terjadi antara dia dengan pengendali). Seperti pada kutipan ini:
ayahnya. Sama seperti benang
layang-layang yang tarik ulur. Keesokan paginya, saat menyiapkan
Terkadang longgar atau mungkin sarapanku, Hassan menenyakan
juga tarikannya yang terlalu keras adakah hal yang membuatku
sehingga memungkinkan layang- terganggu. Aku membentaknya,
layang putus dan kemudian rebah di mengatakan padanya bahwa ini
tanah. Amir pada saat itu mengalami bukanlah urusannya.
proses yang sama. Layang-layang Rahim Khan salah. Aku memiliki
adalah lembaran setipis kertas yang nafsu mengejami orang lain.
bisa menyatukan kedua dimensi itu. (Housseini, 2009: 50)
Terdapat dua layang-layang
yang diceritakan, yang dikendalikan Kutipan di atas merupakan
oleh Amir adalah layang-layang kutipan yang menerangkan jika Amir
berwarna merah, sedangkan layang- mempunyai emosi yang tinggi dan
layang yang dikejar Hassan adalah pendendam. Pendendam karena
berwarna biru. Warna merah berarti pada saat itu dirinya merasa
perang, energi, emosi, cinta, nafsu, terganggu mendengar ayahnya dan
keinginan besar, kekuatan. Warna Rahim Khan berdiskusi
merah, melambangkan karakter Amir membicarakan dirinya yang tidak
yang berkeinginan tinggi, nafsu, sesuai dengan pemikiran ayahnya,
berkekuatan (karena dia adalah yaitu anak lelaki sesungguhnya. Pada
pengendali), perang, maksudnya saat itu dirinya juga bertemu dengan
Amir lebih memilih perang batin Hassan yang merasa bingung atas
daripada menyelesaikan masalahnya sikap Amir pada pagi hari, mencoba
dengan Hassan. Warna biru sendiri bertanya tentang air muka Amir
memiliki makna kesetiaan, kesucian, yang tidak menyenangkan dan
perjuangan, perdamaian terasa bagi Hassan terdapat
(ketentraman). masalah. Kontan saja, Amir
Jika dalam analisis semiotika melampiaskan kemarahan dirinya
Pierce, warna merah dan warna biru dengan membentak kepada Hassan
saat ditanya tentang muramnya Hassan mengusap wajahnya dengan
muka Amir pada saat menjelang lengan baju, menyeka ingus dan air
sarapan. matanya. Aku menunggunya
Kesetiaan, kesucian, mengucapkan sesuatu, namun kami
perjuangan ditunjukkan oleh Hassan hanya berdiri di sana tanpa berkata-
dengan mengejar layang-layang kata, dalam remang cahaya senja.
terakhir dan mempersembahkannya Aku bersyukur karena bayangan
untuk Amir. Hassan mengalami senja menyelimuti wajah Hassan dan
pelecehan seksual, dan dia tetap menyembunyikan wajahku. Aku lega
dengan pendiriannya untuk tidak karena tak perlu membalas
menyerahkan layang-layang itu. tatapannya. Tahukah dia bahwa aku
Amir mengetahui hal tersebut dan tahu? Dan kalau dia tahu, apa yang
hanya melihat dan berdiam diri dari akan kulihat jika aku melihat ke
kejauhan karena dia tidak cukup matanya? Tuduhan? Kemarahan?
memiliki keberanian untuk Atau, yang paling kutakuti,
menghadapi mereka semua. pengabdian tanpa pamrih? Lebih
Begitulah kesetiaan, kesucian, dari segalanya, itulah yang tidak
perjuangan yang ditunjukkan oleh mampu dilihat. (Housseini. 2009:
Hassan kepada Amir. Sedangkan 151).
Amir tidak bisa berbuat apa-apa dan
hanya melihatnya dari kejauhan. Sebenarnya dalam kejadian
Keduanya mati secara bersamaan pelecehan seksual di atas. Hassan
pada hari mereka menang festival seharusnya bisa membela Amir
layang-layang di kota itu. Amir roboh sebagai sahabatnya tanpa harus
secara psikologis setelah menyadari memberikan apa yang musuh
dirinya tak lebih dari seorang inginkan. Hal tersebut merupakan
pengecut. Sedangkan Hassan luruh suatu bentuk loyalitas tanpa pamrih
secara eksistensi hidupnya, tidak dari Hassan kepada majikannya,
punya harga diri lagi. Semua terjadi Amir. Seperti yang diketahui, Amir
saat umur mereka belum lagi 13 yang memenangkan turnamen
tahun. tersebut berhak mendapatkan
Ketika turnamen berakhir dan layang-layang lawannya. Dan hal itu
layang-layang terakhir terhempas, yang dicoba olehnya untuk
terhempas pulalah persahabatan membuktikan bahwa dirinya bukan
antara Amir dan Hasan. Suatu anak lelaki yang tidak mampu
tragedi menimpa Hasan, sebenarnya menyelesaikan masalah, seperti apa
Amir memiliki kesempatan untuk yang dibicarakan oleh Baba dan.
menolongnya, namun keraguan dan Rahim. Namun dilain pihak, Amir
ketakutannya membuat dirinya juga merasa dirinya adalah seorang
berlari meninggalkan sahabatnya yang pengecut. Karena dirinya hanya
sendirian, hal ini kelak akan melihat Hassan terbaring lemah
membuat Amir dihantui rasa tengah dikerjai oleh anak-anak itu.
bersalah dan merasa dirinya telah Padahal hanya dirinya yang dapat
menghianati sahabatnya. Segala menolong Hassan. Perasaan bersalah
cara dilakukannya agar ia bisa itu tak pernah lepas dari
terbebas dari rasa bersalahnya. Alih- kehidupannya.
alih lari dari rasa bersalahnya, Amir Situasi politik di Afghanistan
mencoba berjarak dengan Hasan. memanas, Rusia menginvasi
Persahabatan mereka menjadi kaku Afghanistan, hal ini membuat Amir
dan tak lebih menjadi hubungan dan ayahnya harus mengungsi
antara majikan dan pembantu. meninggalkan negerinya. Hasan dan
Seperti pada kutipan ini: ayahnya tetap berada di
Afghanistan, sementara Amir dan
ayahnya mengungsi meninggalkan
tanah airnya. Perjalanan dramatis sedangkan Hassan memiliki
keluar dari Afghanistan harus mereka arti baik. Keduanya memiliki makna
lewati hingga akhirnya mereka yang bagus dan sempurna dalam
berhasil sampai di Pakistan dan terus ajaran Islam. Akan tetapi, dalam
mengungsi menuju Amerika Serikat. kedua karakter tokoh tersebut
Walau Amir berada ribuan didapati adanya ketidaksempurnaan.
kilometer dari tanah kelahirannya. Ia Contohnya, pada diri Amir yang
tak bisa lari dari masa lalunya. memiliki rasa iri terhadap Hassan. Ia
Kehidupan baru dijalaninya, ia juga merupakan anak yang pengecut
menikah dengan sesama pelarian dan tidak berani untuk membela
Afghan, namun hidupnya selalu sahabatnya sendiri.
dihantui rasa bersalah sampai Aku membuka mulutku, nyaris
akhirnya Amir menerima telepon dari mengatakan sesuatu. Nyaris. Sisa
sahabat ayahnya yang memintanya hidupku akan kujalani dengan
untuk menemuinya, hal ini membuat berbeda jika aku melakukannya. Tapi
dirinya melihat satu kesempatan aku tidak melakukannya. Aku hanya
untuk kembali ke Afghanistan untuk menonton. Terpaku. (Hosseini,
menebus dosa-dosanya yang telah ia 2009:105).
pendam dan coba kuburkan selama Seperti pada penjelasan
berpuluh-puluh tahun. Setelah tiba di sebelumnya, yang juga dikaitkan
Pakistan, Rahim Khan, sahabat dengan layang-layang, Amir menjadi
ayahnya menceritakan segala hal pengendali dan Hassan sebagai
kepada Amir. Rahim Khan pembawa gulungan benang
memberitahu Amir bahwa Hassan sekaligus pengejar layang-layang.
sebenarnya adalah saudara tirinya. Hassan seorang yang sangat penurut
Dan seperti layang-layang, tak pada Amir, karena memang dia
kuasa menahan badai, Amir harus ditugaskan untuk menjadi pelayan di
menghadapi kenangannya yang rumah Amir. Bahkan ketika Amir
mewujud kembali Amir harus kembali menyuruhnya untuk memakan tanah
ke Afghanistan untuk pun akan dia lakukan. Makna kata
menyelamatkan Sohrab, anak pemimpin disini bisa berarti
Hassan, yang tragisnya mengalami sebagai pengendali, pengatur,
kejahatan seksual yang sama yang berkuasa atas sesuatu atau
dengan yang dialami ayahnya. Ketika seseorang. Nama itu secara tidak
Amir kembali ke Afghansitan, tanah langsung berpengaruh pada sifat
kelahirannya telah berubah, perang yang dimiliki. Amir sebagai
dengan Rusia dan perang saudara pengendali atau berkuasa atas
yang melahirkan rezim Taliban di Hassan pada saat itu. Hassan telah
bumi Afghanistan membuat negeri menunjukkan kebaikannya dengan
itu porak poranda dan menjadi kesetiaan yang ditunjukkannya sama
negeri yang dijuluki negeri tanpa seperti pada penjelasan
harapan. sebelumnya. Seperti pada kutipan:

3.2 Makna di Balik Nama Hassan menjilati jarinya dan


Tokoh mengangkat tangannya ke atas
untuk memastikan arah angin, lalu
Saya menganalisis bahwa, berlari ke arah itu di beberapa
Hoseeini tidak sembarang memilih kesempatan yang jarang terjadi, saat
nama-nama tokohnya, seperti nama kami menerbangkan layang-layang
Amir dan Hassan, memiliki makna pada musim panas, Hassan
yang melambangkan karakter menendang pasir untuk mengetahui
masing-masing tokoh. Nama Amir arah angin bertiup. Gulungan
dan Hassan diambil dari bahasa benang berputar di tanganku hingga
Arab. Amir memiliki artipemimpin, Hassan berhenti, sekitar 15 meter
dariku. Dia mengangkat layang- Sohrab karena trauma sedikit demi
layang itu ke atas kepalanya, seperti sedikit dapat mencair.
atlet Olimpiade yang memamerkan Dia juga mengendalikan
medali emas. Aku menghentakkan layang-layang kuning dan memutus
benang dua kali, tanda yang biasa layang-layang hijau bersama Sohrab.
kami gunakan, dan Hassan pun Kuning memiliki arti perpindahan
melontarkan layang-layang dari hal positif menuju ke negatif dan
itu. (Houssein, 2009: 126) dapat juga berarti kehati-hatian,
sedangkan hijau bermakna energi
Kutipan di atas membuktikan positif, harapan, dan jika di Islam
kesinambungan antara Amir dan merupakan simbol spiritual penting.
Hassan sebagai sebuah tim yang Hal tersebut menunjukkan bahwa
mempu berkerja sama dengan baik seorang manusia harus
dalam melakukan suatu hal yang mengendalikan nafsunya dan
bersifat menyenangkan bagi mereka membebaskan energi positif dari
berdua. Namun tentu tetap ada dirinya. Memang tidak dapat
pihak yang dirugikan. Amir tetap dipungkiri bahwa manusia
menganggap dirinya sebagai mempunyai kehendak berkuasa dari
pengendali layang-layang yang nafsu tetapi nafsu tersebut harus
tugasnya hanya memenangkan dikendalikan dengan membebaskan
perlombaan tanpa mempunyai rasa energi positif dari dirinya. Manusia
antusiasisme yang tinggi pada akan dapat menemukan sedikit demi
timnya. Sedangkan Hassan tetap sedikit kebaikan kembali dari
menganggap perlombaan ini usahanya melawan nafsu buruknya.
merupakan ajang pertunjukan Seperti apa yang telah dilakukan
loyalitas dirinya terhadap Amir Amir terhadap Sohrab, demi balas
dengan mengejar dan berusaha budinya terhadap Hassan. Amir
menangkap layang-layang biru hasil berusaha untuk memperbaiki
kemenangan Amir, tanpa kesalahan yang pernah dilakukannya
memperdulikan keselamatan dirinya. dahulu terhadap Hassan dengan
Kesetiaan yang diberikan jalan membahagiakan Sohrab. Itulah
Hassan sampai harus mendapatkan salah satu cara Amir untuk berdamai
layang-layang biru ternyata dengan dirinya.
membuktikan bahwa kebaikan dalam Bila kedua arti nama Amir dan
diri seseorang pasti akan muncul. Sohrab disatukan, maka akan
Setelah merasa menjadi pengecut, menjadi sesuatu hal yang sempurna
Amir yakin bahwa ia dapat dan menjadi sebuah karakter
membalas kebaikan saudaranya dulu manusia (pemimpin) yang baik. Oleh
dengan berusaha kembali ke karenanya, dibentuklah kedua
Afganistan dan menyelamatkan anak karakter Amir dan Hassan yang
Hassan, yaitu Sohrab, itu pun berkat saling melengkapi walaupun sempat
permintaan sahabat ayahnya, terjadi pertentangan di antara
Rakhim Khan. Amir berusaha keras keduanya. Karena manusia tidak
melewati rintangan apapun di akan luput dari kesalahan.
kampung halamannya dulu demi Dibutuhkan sebuah pengorbanan
anak itu. Setelah bertemu dengan dan perjuangan untuk mewujudkan
Sohrab dan berusaha pemimpin yang baik.
menyelamatkannya. Pada musim
dingin seperti dulu, Amir dan Sohrab 3.3 Penindasan Batin
mengulur layang-layang kuning dan Tokoh
memutus layang-layang hijau. Dan
Amir bahagia karena Sohrab bisa Berbicara tentang novel Timur
tersenyum walau sedikit. Dan dia Tengah, kita akan mengingat perang,
berharap kebisuan dan kebekuan penindasan, agama Islam, dan lain-
lain. Dalam novel The Kite Runner, mengorbankan Hassan sebagai
perang, penindasan, dan agama binatang qurban untuk mendapatkan
Islam memang sangat kental, kasih sayang Babanya. Dalam
dibicarakan berkali-kali dengan postkolonial terdapat istilah
bahasa yang sederhana tetapi indah. ambivalensi, yang artinya
Bukan hanya penindasan fisik, tetapi kemenduaan, yaitu tidak ingin
juga batin. Seorang anak laki-laki, dijajah tetapi menjajah orang lain.
seorang anak Afghan yang cerdas, Seperti yang telah dilakukan oleh
yang lebih gemar menulis dari pada Amir, dia tertekan seperti banyak
bermain sepak bola. Dia bernama beban, hatinya merasa tertindas,
Amir. Dia mengalami penindasan hati dan pikirannya dijajah
batin, karena dia tidak merasakan oleh Baba untuk menuruti segala
kasih sayang dari Babanya, keinginan Baba tentang anak laki-laki
karena Babanya lebih sayang yang ideal. Amir tidak ingin dibenci
terhadap anak pelayannya, yang ayahnya, tetapi dia membenci
bernama Hassan. Terbukti dalam Hassan, berkhianat kepada Hassan.
dialog ini: Ada rahasia yang belum
terbongkar ketika turnamen layang-
Kau mau mengajak Hassan juga layang. Hassan ingin
saat kita ke Jalalabad. mempersembahkan layang-layang
Mengapa baba harus yang berhasil dikalahkan oleh Amir
memanjakannya seperti itu? dengan cara
Dia mareez, kataku. Tidak enak mematahkannya. Untukmu keseribu
badan. kalinya. Itulah kata-kata Hassan, si
Oh, ya? baba berhenti pengejar layang-layang kepada Amir
menggoyang kursinya. sebelum dia berangkat mengejar
kenapa dia? layang-layang. Jika menerapkan teori
Aku mengangkat bahu dan Charles Sanders Pierce, Untukmu
menenggelamkan diri di sofa dekat keseribu kalinya menempati posisi
perapian. Mungkin dia masuk angin. sebagai objek dalam teori semiotika
Kata Ali, dia terus-terusan tidur. Pierce. Penggalan kalimat tersebut
Aku jarang melihat Hassan menempati objek karena hadir di
beberapa hari ini, kata Baba. Jadi, dalam teks cerita tersebut.
begitu ya, dia hanya masuk angin? Sedangkan posisi groundnya
aku tidak bisa menahan rasa benci ditempati oleh kalimat tersebut lepas
melihat cara Baba mengerutkan alis, dari teks ceritanya, sehingga dapat
menunjukkan kekhawatirannya. dengan mudah diinterpretasikan dan
Cuma masuk angin. Jadi, kita akan hasilnya
pergi hari Jumat nanti, Baba? disebut interpretant. Selanjutnya
Ya, ya, kata Baba seraya bagian interpretantnya yaitu berupa
mendorong kursinya menjauhi meja. kalimat yang berisikan ketulusan dan
Sayang sekali Hassan sakit. Kupikir keloyalitasan seorang bawahannya
akan lebih menyenangkan buatmu kepada tuannya.
kalau dia ikut. (Hosseini, 2009:116) Dari sisi psikologi tokoh
sendiri, tokoh Amir tentu mempunyai
Tingkah laku ayah Amirlah sisi psikologis yang agak berbeda
yang membuat Amir menjadi dengan sisi psikologis para pemimpin
berkhianat kepada Hassan, untuk yang otoriter ataupun merakyat.
menarik rasa simpati ayahnya. Amir kadang berlaku seperti
Apapun akan dilakukan Amir, asalkan pemimpin yang bersifat otoriter
ayahnya merasa bangga kepada terhadap bawahannya. Dalam artian
Amir, dan sayang kepada Amir bukan dirinya tidak akan memikirkan
pada Hassan. Walaupun Hassan Hassan yang tengah dalam kesulitan
disodomi oleh Assef pun, Amir rela atau tidak akan bebas dari
pengabdiannya kepada Amir. Karena tersebut jenjang pendidikan Hassan
bagaimanapun manusia berhak akan yang jauh di bawah Amir yang
kebebasan dirinya dari apapun membuat Hassan berikap seperti
termasuk bentuk pengabdian kepada ayahnya yang mengabdi kepada
pemegang hak yang menguasai Baba. Selanjutnya Amir harus
salah satu bagian kehidupannya mampu menghormati Hassan
manusia tersebut. Seperti pada sebagai teman bermainnya yang
kasus ini Amir merupakan putra dari tidak patut untuk dijadikan
Baba yang merupakan seorang pesuruhnya. Psikologis Amir belum
pengusaha yang mempunyai jelas dan cenderung ingin enak
bawahan. Bawahan tersebut sendiri entah terlindungi maupun
mempunyai putra bernama Hassan. dianggap sebagai raja besar.

Pembelaan diri tidak ada 4. Simpulan


hubungannya dengan kekejaman.
Kau tahu apa yang selalu terjadi Berdasarkan analisis di atas,
kalau anak-anak tetangga dapat diketahui bahwa pemaknaan
menganggunya? Hasan mengambil makna layang-layang, warna layang-
alih dan melindunginya dari mereka. layang, nama tokoh, serta korelasi
Aku pernah melihatnya dengan antara makna nama tokoh dengan
mataku sendiri. Dan saat mereka sifat-sifatnya adalah membicarakan
pulang, aku bertanya padanya, tentang sifat-sifat para tokoh, maka
Bagaimana wajah Hassan bisa penelitian ini ditambahkan dengan
sampai terluka? Lalu dia bilang, Dia teori psikologis tokoh.
jatuh. Aku memberitahumu Rahim,
ada yang hilang dalam diri anak Kisah The Kite Runner
itu. (Housseini, 2009:51) adalah fiksi, tetapi berakar pada
peristiwa politik dan sejarah yang
Kutipan di atas merupakan nyata mulai dari hari-hari terakhir
percakapan antara Baba dengan monarki Afghanistan pada 1970-an
Rahim Khan tentang sisi penakutnya ke pos-Taliban. Hal ini juga
Amir. Amir dalam hal itu terlihat sifat didasarkan pada kenangan Hosseini
penakutnya dan terlindungi oleh ketika hidup di Wazir Akbar Khan
Hassan yang berdiri di depan Amir bagian Kabul dan beradaptasi
ketika banyak anak tetangga dengan kehidupan di California.
mengganggunya. Terlihat sekali Amir Layang-layang adalah pusat
tidak melakukan hal apapun. Pada untuk keseluruhan cerita dari novel.
saat itu dia terlihat sebagai seorang Pada tingkat plot, turnamen layang-
pemimpin yang sangat otoriter dan layang tahun 1975 merupakan titik
membiarkan dirinya terlindungi oleh pengkhianatan dan akhirnya
Hassan. Seharusnya tidak ada penebusan menjadi gerak dan
perbedaan di antara mereka pada berputarnya cerita. Layang-layang
usia yang masih kecil. Mereka berdua memiliki beberapa lapisan
bersama dalam sebuah permainan di simbolisme dalam cerita. Salah satu
sekitar tempat tinggal mereka, dari lapisan ini melibatkan
termasuk jika menghadapi sebuah perbedaan kelas antara Amir dan
bahaya saat pulang ke rumah Hassan, yang sebagian besar
masing-masing. Karena meskipun menentukan dan membatasi
Hassan anak dari seorang pesuruh hubungan mereka. Dalam
Baba, dia tidak begitu saja dapat pertandingan layang-layang, satu
diperlakukan seperti ayahnya, laki-laki mengendalikan layang-
kecuali ada perjanjian secara tertulis layang dan yang satu pembawa
yang mengharuskan Hassan benang.
mengabdi kepada Amir. Dalam cerita
Dalam novel The Kite Runner, simpati yang berlebihan atau rasa
banyak makna-makna yang benci yang berkepanjangan. Karakter
tersimpan disetiap kata-kata, Hassan, di lain sisi, dibangun dan
peristiwa dalam cerita, nama-nama dipelihara secara konsisten sebagai
tokoh, bahkan judul. Penindasan, seseorang yang karena kemurniaan
perang batin, penganiayaan, perang hatinya menciptakan ketidakamanan
juga sangat kental menghiasi cerita bagi seseorang yang senormal
dalam novel ini. Hosseini menyajikan Amir. Namun dengan cerdas,
dan menyampaikan pesan moral Hosseini tidak membawa karakter
yang sangat baik terhadap pembaca. Hassan ke titik dimana kemurniaan
Kekuatan novel ini terletak pada jiwa menjadi naif. Hubungan Amir
kemampuan Khaled Hosseini dengan Baba diwarnai dengan
memberi nilai persahabatan bagi kekuatiran Baba sepanjang kisah
seorang Amir dan seorang Hassan. akan ketidakmampuan Amir
Karakter Amir dibangun dan membela dirinya sendiri naluri
bertumbuh atas balutan emosi sisi- seorang ayah untuk memberikan
sisi gelap yang manusiawi yang yang terbaik bagi anaknya dan
membuatnya sangat nyata bagi hasrat seorang anak untuk menjadi
pembaca. kebanggaan ayahnya.
Sentuhan Hosseini Setiap manusia membutuhkan
menyadarkan kita tentang pilihan proses dan usaha keras untuk
yang dapat dibuat oleh seorang menemukan kembali kebaikan yang
manusia, bahkan ketika masih sesungguhnya ada pada dirinya
kanak-kanak, yang pada akhirnya setelah sebuah kemauan berkuasa
bermuara ke pencarian sejati tanpa kendali menyebabkan
tentang siapa kita sesungguhnya. kerugian.
Kejujuran atas kelemahan seorang
Amirlah yang membuat pembaca
melihat Amir apa adanya, tidak ada
Daftar Pustaka
Aminuddin. 1988. Semantik. Pengantar tentang Studi Makna. Bandung: Sinar
Baru.

Endraswara, Suwardi. 2008. Metode Penelitian Psikologi Sastra. Yogyakarta:


Madpress.

Hardjana, Andre. 1994. Kritik Sastra Sebuah Pengantar. Jakarta: PT Gramedia.


Hosseini, Khaled. 2008. The Kite Runner. Bandung: PT Mizan Pustaka

http://shandy.mysharing.org/ diakses pada tanggal 30 Oktober 2016 pukul 08.45


WIB.

Pradopo, Rachmat Djoko. 2003. Beberapa Teori Sastra, Metode Kritik, dan
Penerapannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Ratna, Nyoman Kutha. 2004. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Anda mungkin juga menyukai