Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Saya panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah tentang mesin dekatis.
Makalah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
saya menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata sayaberharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun
inpirasi terhadap pembaca.
Penyusun
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....i
DAFTAR ISI.....ii
BAB I.....1
BAB II3
BAB III...6
DAFTAR PUSTAKA...7
2
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Penyempurnaan Tekstil
1
Proses Penyempurnaan Awal, meliputi :
1. Proses Persiapan Penyempurnaan
2. Proses Pembakaran Bulu
3. Penghilangan Kanji
4. Pemasakan
5. Pengelantangan
6. Merserisasi
7. Heat-setting.
Perbaikan Kenampakkan
Stabilitas Dimensi
Yang semua proses penyempurnaan akhir ini dibagi kembali kedalam 2 pengerjaan
prosesna yaitu:
Makalah ini dimaksudkan agar mahasiswa dapat mengetahui tentang mesin dekatis.
2
BAB II
PEMBAHASAN
DEKATIS
Pada umumnya serat tekstil memiliki kekasaran hingga tingkat tertentu tergantung
pada jenis serat dan proses yang di laluinya. Untuk mengurangi sifat tersebut bahan
kadangkala perlu diperlemas atau diperlembut.
Proses dekatisasi menghasilkan kain kain wol worsted atau woolen bermuka
halus, tahan kusut dan pegangan lembut. Proses ini serupa dengan penyetrikaan
dengan uap yang memberikan sifat kain menjadi sangat berkilau, karena permukaan
kain menjadi lebih halus. Selain itu dekatis juga dapat mengilangkan lubang lubang
bekas jarum stenter.
Kain yang dikerjakan harus betul betul bebas lipatan. Dan tegangannya selama
proses harus dijaga agar konstan. Saat kain melewati silinder berpori uap kering
disemprotkan lalu kain didinginkan dengan cara disemprot lagi dengan udara melalui
silinder berpori juga. Uap panas membuat kain menjadi relative plastis dan mudah
dibentuk sehingga memungkinkan untuk memodifikasi sifat permukaan maupun
pegangan kain. Penyemprotan uap dari silinder berpori harus sedemikian rupa
sehingga menembus kain dengan baik dan merata. Waktu pengerjaan dengan uap
bervariasi tergantung pada efek yang diinginkan tapi kira kira antara 1 5 menit.
3
Untuk mendapatkan hasil yang memuaskan pengerjaan dekatis dapat dilakukan
berulang ulang.
Semakin tinggi suhu kain yang diproses semakin baik pula efek dekatis yang
dihasilkan. Biasanya suhu kain lebih tinggi 20 35C dari mesin konvensional, yaitu
pada 120 - 140C.
Gambar berikut menunjukan hubungan antara suhu yang diukur pada kain yang
diproses dengan tekanan kain pelapis dan waktu pengerjaan yang telah dipatenkan
oleh Genuine Finish Process (GFP). Sebagai contoh, pada tekanan 30 bar dari
tekanan permukaan rata rata 0,38 dH/cm 2 suhu kain mencapa 106C, sedangkan
bila tekanan pada kain pelapis dinaikan hingga 100 bar maka suhu kain akan lebih
tinggi lagi, yaitu 120C. pada tekanan 125 bar suhu mencapai 126C, dan pada
tekanan 150 (bar tekanan permukaan1,8975 dH/cm 2) suhu menjadi 140C. waktu
pengerjaan pada suhu tersebut adalah 4 detik dengan kecepatan 15 meter per
menit.
Keterangan :
Kain yang akan diproses harus dijaga kelembabannya sebelum diberi tekanan dan
diketatis. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah uap, tetal kain, pori pori,
kapasitas mengkeret kelembaban awal, suhu pengerjaan dan kecepatan kain.
Kelembaban kain akan menentukan besarnya penegangan yang diberikan pada kain
dan hal ini diperlukan untuk memperoleh efek yang diinginkan.
4
Gambar unit dekatis
Keterangan :
5
10.
12. Mesin dekatis juga dapat memperbaiki stabilitas dimensi, pegangan dan
kenampakan kain. Bergantung pada jenis kain pelapis (blanket) yang
pegangan kain bisa halus, kuat dan lembut dengan kenampakan yang
berkilau.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
20. PENUTUP
21. Kesimpulan
23. Mesin dekatis juga pada memperbaiki stabilitas dimensi, pegangan dan
kenampakan kain.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
42.
44.