Anda di halaman 1dari 9

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Saya panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah tentang mesin dekatis.

Makalah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
saya menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata sayaberharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun
inpirasi terhadap pembaca.

Tangerang, maret 2016

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....i

DAFTAR ISI.....ii

BAB I.....1

BAB II3

BAB III...6

DAFTAR PUSTAKA...7

2
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Penyempurnaan Tekstil

Tekstil sebagai bahan sandang ( pakaian ) maupun sebagai bahan industri


merupakan benda yang sangat penting bagi kita. Bahan tekstil berupa pakaian
merupakan salah satu kebutuhan primer manusia. Tanpa kita sadari , semua
manusia memerlukan bahan tekstil dalam kehidupan sehari-hari ,mulai saat manusia
lahir ke dunia sebagai seorang bayi mungil yang lucu , bertambah usianya menjadi
anak-anak , tumbuh menjadi remaja hingga dewasa akhirnya menjadi tua dan
meninggal . Semua tahapan dalam hidup manusia memerlukan bahan tekstil untuk
kebutuhannya , melindungi tubuh dengan pakaian , kebutuhan akan gaya hidup dan
mode serta kenyamanan hidup sehari-hari.
Bila memperhatikan kehidupan kita sehari-hari , maka banyak bahan-bahan
tekstil yang digunakan , misalnya : kemeja lengan panjang atau pendek , celana
panjang , celana pendek , t-shirt , jacket , jeans , jas pria , dasi, kaus kaki , kaus
tangan , sapu tangan, selendang, celana dalam , bra , pakaian wanita , rok pendek ,
pakaian tidur , stocking , tas , sprei , selimut , handuk , bantal , guling , tirai jendela,
alas meja , serbet , topi , tenda , parasut , jok mobil , interior mobil , bendera ,
spanduk , dan banyak lagi jenisnya.
Tekstil sebagai bahan sandang dan bahan industri harus memenuhi
persyaratan tertentu. Misalnya pegangan kain terasa halus seperti sutera ,
mempunyai daya tahan luntur yang baik terhadap keringat atau sinar matahari ,
terasa dingin atau basah bila dipakai , kain handuk harus mempunyai daya serap
yang baik dan banyak macam lagi persyaratan lainnya.
Untuk dapat memenuhi persyaratan yang diinginkan oleh konsumen maka
bahan tekstil harus mengalami pengolahan terlebih dahulu. Pengolahan bahan
tekstil dalam istilah lain disebut penyempurnaan tekstil. Proses Penyempurnaan
(finishing) dapat didefinisikan sebagai pengerjaan pada serat, benang atau kain
yang ditujukan untuk mengubah / menyempurnakan kenampakan, pegangan atau
daya guna (fungsi) dari bahan-bahan tersebut. Proses penyempurnaan tekstil dibagi
2 (Dua) yaitu :

1
Proses Penyempurnaan Awal, meliputi :
1. Proses Persiapan Penyempurnaan
2. Proses Pembakaran Bulu
3. Penghilangan Kanji
4. Pemasakan
5. Pengelantangan
6. Merserisasi
7. Heat-setting.

Proses Penyempurnaan Akhir

bertujuan untuk memperbaiki, meningkatkan kualitas dan daya pakai bahan,


sehingga penggunaan bahan lebih luas. Proses ini Meliputi :

Perbaikan Kenampakkan

Stabilitas Dimensi

Pegangan (Handfeel) dan

Perbaikan Sifat Khusus/Daya Guna.

Yang semua proses penyempurnaan akhir ini dibagi kembali kedalam 2 pengerjaan
prosesna yaitu:

1. Proses Penyempurnaan Basah (Kimia) : Menggunakan zat kimia dan hasilnya


bersifat permanen
2. Proses Penyempurnaan Kering (Fisika) : Tanpa menggunakan zat kimia dan
hasilnya tidak bersifat permanen.

2. Maksud dan Tujuan

Makalah ini dimaksudkan agar mahasiswa dapat mengetahui tentang mesin dekatis.

2
BAB II

PEMBAHASAN

DEKATIS

Pada umumnya serat tekstil memiliki kekasaran hingga tingkat tertentu tergantung
pada jenis serat dan proses yang di laluinya. Untuk mengurangi sifat tersebut bahan
kadangkala perlu diperlemas atau diperlembut.

Pelembutan dengan cara mekanik dilakukan dengna memberikan gaya gaya


mekanik seperti menekuk, melngkung, ataupung gaya gaya lainnya kepada bahan
tekstil sehingga kekakuannya berkurang. Salah satu mesin pelembut yang terkenal
adalah decatizing machine. Pada mesin ini kain digulung bersama sama kain
pelapis (kain antara) pada silinder logam yang permukaannya berlubang lubang.
Uap dihembuskan dari dalam silinder kearah gulungan kain selama 1 2 menit.
Kemudian uap yang terserap kain dihilangkan dengan meniupkan udara yang
dimampatkan (compressed air) melalui kain. Pengerjaan serupa diulangi dengan
mengganti gulungan yang tadinya berada di bagian luar menjadi kebagian dalam.

Gambar Mesin Dekatis

Proses dekatisasi menghasilkan kain kain wol worsted atau woolen bermuka
halus, tahan kusut dan pegangan lembut. Proses ini serupa dengan penyetrikaan
dengan uap yang memberikan sifat kain menjadi sangat berkilau, karena permukaan
kain menjadi lebih halus. Selain itu dekatis juga dapat mengilangkan lubang lubang
bekas jarum stenter.

Kain yang dikerjakan harus betul betul bebas lipatan. Dan tegangannya selama
proses harus dijaga agar konstan. Saat kain melewati silinder berpori uap kering
disemprotkan lalu kain didinginkan dengan cara disemprot lagi dengan udara melalui
silinder berpori juga. Uap panas membuat kain menjadi relative plastis dan mudah
dibentuk sehingga memungkinkan untuk memodifikasi sifat permukaan maupun
pegangan kain. Penyemprotan uap dari silinder berpori harus sedemikian rupa
sehingga menembus kain dengan baik dan merata. Waktu pengerjaan dengan uap
bervariasi tergantung pada efek yang diinginkan tapi kira kira antara 1 5 menit.

3
Untuk mendapatkan hasil yang memuaskan pengerjaan dekatis dapat dilakukan
berulang ulang.

Semakin tinggi suhu kain yang diproses semakin baik pula efek dekatis yang
dihasilkan. Biasanya suhu kain lebih tinggi 20 35C dari mesin konvensional, yaitu
pada 120 - 140C.

Gambar berikut menunjukan hubungan antara suhu yang diukur pada kain yang
diproses dengan tekanan kain pelapis dan waktu pengerjaan yang telah dipatenkan
oleh Genuine Finish Process (GFP). Sebagai contoh, pada tekanan 30 bar dari
tekanan permukaan rata rata 0,38 dH/cm 2 suhu kain mencapa 106C, sedangkan
bila tekanan pada kain pelapis dinaikan hingga 100 bar maka suhu kain akan lebih
tinggi lagi, yaitu 120C. pada tekanan 125 bar suhu mencapai 126C, dan pada
tekanan 150 (bar tekanan permukaan1,8975 dH/cm 2) suhu menjadi 140C. waktu
pengerjaan pada suhu tersebut adalah 4 detik dengan kecepatan 15 meter per
menit.

Gambar suhu efektif yang tergantung pada waktu pengerjaan

Keterangan :

A = suhu efektif kain (C)

B = waktu pengerjaan (detik)

C = kecepatan 15 meter per menit

Kain yang akan diproses harus dijaga kelembabannya sebelum diberi tekanan dan
diketatis. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah uap, tetal kain, pori pori,
kapasitas mengkeret kelembaban awal, suhu pengerjaan dan kecepatan kain.
Kelembaban kain akan menentukan besarnya penegangan yang diberikan pada kain
dan hal ini diperlukan untuk memperoleh efek yang diinginkan.

4
Gambar unit dekatis

Keterangan :

1. Kain masuk 6. Rol pengering blanket


2. Unit pengendali kelembaban 7. Sensor pengontrol suhu
3. Rol penekan 8. Motor penggerak
4. Kain pelapis (blanket) 9. Pompa
5. Silinder berpori

5
10.

11. Dengan diterapkannya system komputerisasi pada mesin mesin


penyempurnaan tekstil seperti pada mesin dekatis ini dapat memudahkan
pengendalian uap dan tegangan yang diberikan pada kain yang diproses
secara otomatis. Hal ini memberikan peluang untuk mengerjakan kain yang
lebih luas lagi. Baik untuk kain tenun maupun rajut. Disamping itu jenis serat
yang diproses pada mesin ini, selain wol worsted atau woolen, juga serat
alam seperti sutera, linen dan rayon viskosa, berbagai serat campuran, akrilik,
kain elastomer, kain pelapis (lining fabric) dan kain rajut dalam bentuk lebar
(bukan tubular).

12. Mesin dekatis juga dapat memperbaiki stabilitas dimensi, pegangan dan
kenampakan kain. Bergantung pada jenis kain pelapis (blanket) yang
pegangan kain bisa halus, kuat dan lembut dengan kenampakan yang
berkilau.

13.

14.

15.

16.

17.

18.

19. BAB III

20. PENUTUP

21. Kesimpulan

22. Pada proses penyempurnaan, mesin dekatis diperlukan untuk memperlemas


atau memperlembut serat.

23. Mesin dekatis juga pada memperbaiki stabilitas dimensi, pegangan dan
kenampakan kain.

24.

25.

26.
27.

28.

29.

30.

31.

32.

33.

34.

35.

36.

37.

38.

39.

40.

41.

42.

43. DAFTAR PUSTAKA

44.

1. S. HENDRODYANTOPO, S.teks, MM, N.M. SUSYAMI HITARIAT,


S.Teks, M.Si, PURWANTI, S.Teks, MOHAMAD WIDODO, A.Teks,
TEKNOLOGI PENYEMPURNAAN, SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI
TEKSTIL BANDUNG, 7, 1998
2. http://cucusmile.blogspot.co.id/2012/01/penyempurnaan-tekstil.html

Anda mungkin juga menyukai