Anda di halaman 1dari 7

Tafsir Al-Humazah

Spesifikasi surah: nama surah ini diambil dari kata


humazah (pengumpat) dalam ayat pertama, selain itu
disebut juga surah al-Huthamah (api yang
menghancurkan). Diturunkan di kota Makkah setelah
surah al-Qiyamah, terdiri dari 9 ayat, surah ke-104 dalam
tartib mushaf dan ke-32 dalam tartib nuzul. Surah ini
membicarakan tentang penyakit kronis dalam masyarakat
dan memberikan ancaman siksa bagi siapapun yang
terjangkit penyakit ini, yaitu gemar mengumpat dan
mencela orang lain, senang mengumpul-ngumpul harta
padahal harta tidak bisa membuatnya bahagia di akhirat.
Sebab turun: ibnu Mundzir mengutip dari Ibnu Ishaq
bahwa Umayyah bin Khalaf sering melakukan humazah
dan lumazah setiap kali melihat Rasulullah Saw. maka
turunlah surat ini.
Ringkasan tafsir

Kehinaan, kehancuran, ancaman yang sangat keras


ditetapkan Allah bagi orang yang gemar melakukan humazah
dan lumazah, yaitu mencaci dan menjelekkan orang lain, baik
di depan (mencaci) maupun dibelakangnya
(menggunjing/ghibah).

Mencaci seorang muslim termasuk dosa besar. Dalam


hadits riwayat Imam Muslim disebutkan bahwa mencaci
seorang muslim termasuk fasik (dosa besar).

Demikian pula menggunjing termasuk salah satu dosa


besar menurut kesepakatan Ulama. Rasulullah Saw. bersabda,

Sesungguhnya darah kalian, harta kalian dan kehormatan


kalian adalah haram bagi kalian. (HR. Muslim)
Apa yang harus dilakukan jika kita telah menggunjing
orang lain?

Pertama, bertaubat dengan sebenar-benarnya taubat.


Kedua, jika ghibah sudah sampai di telinga orang yang
dibicarakan, maka wajib meminta maaf kepadanya. Jika belum
sampai kepadanya, maka cukup bertaubat, mendoakannya dan
memuji kebaikannya.

Akan tetapi, ghibah diperbolehkan dalam enam kasus:

Kedzaliman. Yang terzhalimi boleh mengadukan kepada


yang berwenang.
Meminta bantuan untuk menghilangkan kemungkaran.
Meminta fatwa kepada mufti.
Memperingatkan kaum mulimin akan keburukannya,
misalnya perawi cacat, penulis /khatib yang penuh
syubhat.
Ghibah terhadap orang yang bermaksiat secara terang
terangan.
Menyebutkan identitas seseorang yang telah termashur
dengan julukannya. Misalnya si pincang atau si buta.
Sebagian ulama lain menambahkan: tidak disebut
berghibah jika yang dibicarakan adalah orang-orang kafir.

Hadits Aisyah , bahwa seorang pria meminta izin (untuk


menemui) Rasulullah , maka beliau berkata:

(())

Izinkanlah orang tersebut, sesungguhnya dia sejelek-


jelek sanak saudara. [Muttafaqun alaihi] 20)

Al-Imam Al-Bukhari telah berhujjah dengan hadits ini


tentang bolehnya melakukan ghibah terhadap pembawa
kerusakan dan pengusung syubha

Fathimah bintu Qais berkata, Aku datang menemui


Rasulullah kemudian aku katakan kepada beliau bahwa Abul
Jahm dan Muawiyah telah melamarku. Maka berkatalah
Rasulullah : Kalau Muawiyah adalah seorang yang shuluk
(faqir) yang tidak punya harta. Sedangkan Abul Jahm adalah
seorang yang tidak pernah meletakkan tongkat dari
pundaknya. Dalam sebuah riwayat Muslim: Kalau Abul Jahm
adalah seorang yang suka memukul wanita. [HR. Muslim] 23)

Hindun bintu Utbah 24) berkata: Wahai Rasulullah


sesungguhnya Abu Sufyan adalah pria yang sangat kikir, dan
sesungguhnya dia tidak memberikan nafkah yang dapat
mencukupiku dan anakku, kecuali apa yang aku ambil darinya
dalam keadaan dia tidak mengetahuinya? Maka Rasulullah
menjawab: Ambillah apa yang cukup buat kamu dan anakmu
dengan cara yang baik. [Muttafaqun alaihi]















Jika datang kaum mukmin yang membawa sedekah
sedikit, mereka mencela Allah Maha Kaya. tidak butuh
dengan ini. Jika datang kaum mukmin yang membawa
sedekah banyak, mereka berkata, mereka itu riya.

Bagaimana cara berhenti dari ghibah: Selalu ingat murka Allah,


ingat ancaman bagi orang yang ghibah, kebaikan akan
dipindahkan, selalu membasahi bibir dengan dzikir, berdoa
mohon dibersihkan hati dari iri dengki, bergaul dengan orang-
orang saleh.

Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam berkata, "Orang yang


bangkrut dari umatku adalah orang yang datang pada hari
Kiamat membawa pahala shalat, pahala puasa, pahala
zakatnya dan pahala hajinya, tapi ketika hidup di dunia dia
mencaci orang lain, menuduh tanpa bukti terhadap orang lain,
memakan harta orang lain (secara bathil), menumpahkan
darah orang lain (secara bathil) dan dia memukul orang lain,
Maka sebagai tebusan atas kedzalimannya tersebut,
diberikanlah di antara kebaikannya kepada orang yang di
dzaliminya. Semuanya dia bayarkan sampai tidak ada yang
tersisa lagi pahala amal sholehnya. Tetapi orang yang mengadu
ternyata masih datang juga. Maka Allah memutuskan agar
kejahatan orang yang mengadu dipindahkan kepada orang itu.
dan (pada akhirnya) dia dilemparkan ke dalam neraka."

Kata Rasulullah selanjutnya, Itulah orang yang bangkrut di hari


kiamat, yaitu orang yang rajin beribadah tetapi dia tidak
memiliki akhlak yang baik. Dia merampas hak orang lain dan
menyakiti hati mereka. (HR Muslim no. 6522, At-Tirmidzi,
Ahmad dan lainnya)

: : )

((

shahih ] [


(( ))

shahih ]

Ketika mendengar ghibah: hunudzan, tabayyun, nasehati dan


sembunyikan (kecuali ada sebab yang mengharuskan kita
menyebarkannya). Coba merubah kemunkaran dengan lisan,
membenci dalam hati, memotong dan mengalihkan
pembicaraan atau pergi.
))

[ ]

Justru berdoa secara ghaib adalah hal yang sangat mulia.





Salah satu sifat khas dari pengumpat dan pencela diatas
adalah kegemarannya menumpuk harta. Tidak ada hal yang
lebih menarik bagi dirinya kecuali harta dan menghitung-
hitungnya. Maksud dari kata addadah adalah menghitungnya
karena takut berkurang. Atau menghitungnya karena terlalu
cinta.
Makna lainnya: ia menjadikan hartanya sebagai uddah
atau perbekalan, penolong untuk menghadapi sesuatu. Harta
dianggap mampu menyelesaikan segalanya, menjamin
semuanya.

Atau ia menimbunnya tanpa memperhatikan hak-hak yang


harus ditunaikan.

Yang dimaksud dengan harta adalah segala macam yang


bermanfaat dan bisa dijadikan sarana pemenuhan
kebutuhan.berasal dari kata maal yang berarti cenderung. Ayat
ini juga bisa berarti penjelasan sebab perbuatan pada ayat
pertama. Mereka mencela orang lain karena merasa kagum
terhadap keadaannya dalam hal harta. Ia mengira harta yang
dikumpulkannya akan menjadi pembeda yang melebihkan ia
diatas orang lain.

Sebagian ulama membacanya dengan jammaa, jumhur


membacanya dengan jamaa.








Ia mengira harta kekayaan bisa membuatnya kekal,
panjang umur, selalu sehat dsb. Atau menyangka bahwa harta
bisa melindunginya dari hal-hal yang tidak disukainya.
Bagaimana dengan asuransi?

Jumhur membacanya dengan yahsibu, sementara yang


lain termasuk ashim-membacanya yahsabu.




Sama sekali tidaklah demikian. Bukan harta yang akan
membuat orang menjadi kekal, akan tetapi amal. Demi Allah, ia
dan juga hartanya pasti akan dilemparkan ke dalam api neraka,
yang dapat menghancurkan apa saja yang dilempar ke
dalamnya, karena kejelekan perbuatannya.

Bahkan, bukan Cuma dilemparkan, karena kata An-nabdz


berarti melemparkan sesuatu yang menjijikkan.




Ini adalah pertanyaan yang bermaksud untuk
menunjukkan keagungan sesuatu. Apakah huthamah itu?
Sehingga meninggalkan kesan yang hebat dalam jiwa
pendengarnya. Seolah berada di luar jangkauan akal.

Dikatakan bahwa huthamah adalah salah satu nama


neraka, berada di tingkat ke Yang berarti menghancurkan
segala sesuatu.

Api yang dinyalakan terus menerus atas perintah Allah.


Dalam riwayat Turmudzi disebutkan bahwa bara api jahannam
dipanaskan selama seribu tahun sehingga menjadi merah,
diapanaskan lagi seribu tahun hingga menjadi putih dan seribu
tahun lagi hingga menjadi hitam. (hadits mauquf)

Dalam riwayat yang shahih, panasnya api neraka sama


dengan 70 api dunia, dalam riwayat gharib dari Imam Ahmad
bahkan 1: 100


Api yang dapat menembus sampai ke hati saking
panasnya. Ith thalaa berarti datang dengan sangat cepat dan
kuat, api itu akan membakar jantung dalam kejapan yang sama
ketika ia membakar tubuh bagian luar.

Mungkin juga berarti al-kassyf, maksudnya api itu akan


melihat apa yang disembunyikan hati dari keburukan akidah.
Karena itu ia akan membakar sesuai dengan tingkatan
keburukan hatinya.

Af`idah adalah inti hati yang paling sensitif dan peka,


bagaimana jika disentuh api jahannam?




Api itu akan menutup mereka. Sehingga mereka tidak bisa
keluar. Tidak ada sedikitpun angin yang masuk memberikan
kesejukan.





Dan mereka pun terikat dalam tiang-tiang yang
memanjang. Dikatakan tiang ini sudah dibakar api neraka
sehingga sangat panas. Sementara dileher mereka terdapat
belenggu. Mereka benar-benar tidak bisa keluar dari neraka.
Mungkin juga berarti mereka diletakkan di atas tiang yang
memanjang sementara api membakar dari bawah mereka.

Jumhur membaca amad, sebagian lain membaca umud.

Larangan berghibah dan mencela, kecuali dalam enam tempat

Celaan bukanlah ghibah pada enam kelompok: Pengadu,


orang yang mengenalkan, dan orang yang memperingatkan
Dan terhadap orang yang menampakkan kefasikan, dan
peminta fatwa Dan orang yang mencari bantuan untuk
mengilangkan kemungkaran.

1. Terlihat jelas adanya thibaq. Rasa sombong dibalas


dengan kata yunbadzanna dan huthamah. Sangkaan ia
akan kekal dengan harta dibalas dengan thattaliu alal
af idah.
2. Kata-kata dalam ayat ini banyak digunakan dalam
bentuk taukid sebegai tekanan dan teror.
3. Isyarat ilmiah: kata huthamah dalam bahasa Arab
berarti bagian terkecil dari sesuatu yang dipecahkan.
Mirip dengan atom. Menembus langsung ke jantung
sebelum membakar tubuh, mirip sinar gama.

Wallahu Alam.

Anda mungkin juga menyukai