Anda di halaman 1dari 118

Instrumen Keuangan

Derivatif
INSTRUMEN KEUANGAN
DERIVATIF
I. DERIVATIF
Derivatif adalah
sebuah kontrak
bilateral atau
perjanjian penukaran
pembayaran yang
nilainya diturunkan atau
berasal dari produk yang
menjadi acuan pokok
atau juga disebut
produk turunan
(underlying product).
Daripada
memperdagangkan atau
menukarkan secara
fisik suatu aset, pelaku
pasar membuat suatu
perjanjian untuk saling
mempertukarkan uang,
aset atau suatu nilai di
suatu masa yang akan
datang dengan
mengacu pada aset
yang menjadi
acuan pokok. Derivatif
digunakan oleh
manajemen
investasi/manajemen
portofolio,
perusahaan dan
lembaga keuangan serta
investor perorangan
untuk mengelola posisi
yang
mereka miliki terhadap
risiko dari pergerakan
harga saham dan
komoditas, suku bunga,
nilai
tukar valuta asing
tanpa mempengaruhi
posisi fisik produk
yang menjadi
acuannya
(underlying).
Suatu transaksi derivatif
merupakan sebuah
perjanjian antara dua
pihak yang dikenal
sebagai
counterparties (pihak-
pihak yang saling
berhubungan). Saat ini,
transaksi derivatif terdiri
dari
sejumlah acuan pokok
(underlying) yaitu suku
bunga (interest rate),
kurs tukar (currency),
komoditas (commodity),
ekuitas (equity) dan
indeks (index) lainnya.
Mayoritas transaksi
derivatif adalah produk-
produk Over the Counter
(OTC) yaitu kontrak-
kontrak yang dapat
dinegosiasikan secara
pribadi dan ditawarkan
langsung kepada
pengguna akhir,
sedangkan
kontrak-kontrak yang
telah distandarisasi
(futures)
diperjualbelikan di
bursa. Menurut para
dealer dan pengguna
akhir (end user) fungsi
dari suatu transaksi
derivatif adalah untuk
melindungi nilai
(hedging) beberapa
jenis risiko tertentu.
Instrumen derivatif
relatif belum banyak
diperdagangkan di
Indonesia. Tetapi,
instrumen
tersebut mempunyai
potensi yang besar
untuk membantu
manajemen risiko.
Dengan
demikian pemahaman
mengenai mekanisme
instrumen ini akan
sangat bermanfaat,
meskipun
belum bisa langsung
diaplikasikan. Instrumen
keuangan derivatif,
dengan memfokuskan
pada
tiga instrumen paling
dasar: Forward, Futures,
dan Option.
Pemanfaatan instrumen
derivatif
untuk hedging akan
dibicarakan juga dalam
makalah ini.
II. FORWARD
DAN FUTURE
A. FORWARD
Kontrak serah
atau yang dalam bahasa
asing disebut forward
contract adalah suatu
persetujuan antara dua
belah pihak untuk
menjual atau membeli
suatu aset (atau bentuk
apapun juga) di suatu
waktu yang telah
ditetapkan sebelumnya.
Oleh karena itu, tanggal
penjualan dan tanggal
penyerahan barang
dilakukan berbeda.
Kontrak serah ini
digunakan
untuk mengendalikan
dan meminimalkan
risiko, sebagai contoh
risiko perubahan nilai
mata
uang (contoh: kontrak
forward untuk transaksi
mata uang). Saat terjadi
transaksi forward,
belum terjadi
pertukaran/pembayaran
uang. Pembayaran dan
pengiriman barang
dilakukan
sesuai dengan jadwal
dan aturan yang telah
disepakati. Kontrak
forward adalah
perjanjian
yang dinegosiasikan
secara langsung antara
dua pihak di luar bursa
(Over the Counter-OTC).
Pelaku kontrak forward
yaitu, arbitrager
(melakukan transaksi
dengan memanfaatkan
ketidak
seimbangan kurs),
pedagang (untuk meraih
keuntungan), hedger
(bank berskala besar)
dan
spekulator. Satu peserta
tipikal dalam kontrak
forward adalah bank
komersial atau investasi
yang melayani peran
pembuat pasar, yang
dihubungi langsung oleh
pelanggan (meskipun
pelanggan dapat
membuat perjanjian
secara langsung satu
sama yang lain).
Kontrak
perjanjian forward yang
dirancang secara
individual dan dapat
disesuaikan dengan
kebutuhan
spesifik dari pengguna
akhir. Harga forward
berbeda dengan harga
spot atau harga pada
saat
asset tersebut
berpindah tangan (pada
waktu tersebut (spot)),
biasanya dua hari kerja.
Jika
posisi spot dan forward
digabungkan, maka kita
akan memperoleh posisi
gabungan sebagai
berikut ini. Posisi
gabungan menunjukkan
bahwa kerugian dari
posisi spot
akandikompensasi
oleh keuntungan dari
posisi forward.
Sebaliknya, jika posisi
spot memperoleh
keuntungan,
posisi forward
mengalami kerugian.
Seluruh keuntungan
atau kerugian pada
kontrak forward
direalisasi pada akhir
berlakunya kontrak.
B. FUTURE
Kontrak
berjangka atau juga
dikenal dengan sebutan
futures contract
merupakan suatu
kesepakatan kontrak
tertulis antara dua pihak
(pembeli dan penjual)
untuk melakukan dan
menerima penyerahan
sejumlah aset/komoditi
dalam jumlah, harga
dan batas waktu
tertentu.
Tanggal dimasa akan
datang tersebut disebut
dengan istilah tanggal
penyerahan atau dikenal
juga dengan istilah
delivery date atau
tanggal penyelesaian
akhir (final settlement
date).
Harga tertentu disebut
dengan istilah harga
kontrak berjangka
(futures price). Harga
dari aset
acuan pada saat tanggal
penyerahan disebut
dengan istilah harga
penyelesaian
(settlement
price). Suatu kontrak
berjangka menimbulkan
"kewajiban" kepada
pemegang kontrak guna
melaksanakan
pembelian atau
penjualan. Pada kontrak
berjangka ini, kedua
belah pihak
"wajib" untuk
melaksanakan
kewajiban masing-
masing pada tanggal
penyelesaian, dimana si
penjual akan
menyerahkan komoditi
yang dijadikan aset
acuan kepada pembeli
dan pembeli
wajib membeli dengan
harga penyelesaian
yang telah disepakati.
Apabila kontrak
berjangka
dilakukan dengan
cara penyelesaian
tunai (tanpa
penyerahan barang)
maka pelaku
perdagangan berjangka
yang mengalami
kerugian wajib untuk
mentransfer sejumlah
uang
tunai kepada pelaku
perdagangan yang
memperoleh
keuntungan. Kontrak
berjangka dengan
penyerahan tunai hanya
diperbolehkan kalau
harga penyelesaian aset
acuan sudah dapat
diterima umum seperti
misalnya harga saham
yang diperdagangkan di
bursa saham.
Seluruh
keuntungan atau
kerugian pada kontrak
futures direalisasi dari
hari ke hari
karena prosedur
penyelesaian harian.
Lembaga kliring akan
bertindak selaku mitra
transaksi
atas semua kontrak
yang diperdagangkan,
dan menentukan aturan
marjin yang dibutuhkan.
Setiap akhir hari
perdagangan,
keuntungan dan
kerugian pada setiap
transaksi dapat dihitung.
Jika terjadi
keuntungan pada
posisi tertentu, maka
bursa akan
membayar cash
kepada
lembaga kliring yang
menjamin seorang
pedagang. Sebaliknya,
jika terjadi kerugian
pada
suatu posisi, maka
lembaga kliring yang
memberi penjaminan
seorang pedagang
akan
membayar kerugian
tersebut secara cash
kepada bursa. Tujuan
dari kontrak futures
pada
instrumen keuangan
adalah untuk
mengalihkan risiko
perubahan pada harga
sekuritas di masa
datang dari satu pihak
ke pihak lain dalam
kontrak tersebut. Karena
itu instrumen futures ini
menawarkan suatu cara
untuk mangatur tingkat
risiko yang ada di pasar
finansial.
C. MEKANISME
PERDAGANGAN
FORWARD DAN FUTURE
Kontrak forward adalah
perjanjian yang
dinegosiasikan secara
langsung antara dua
pihak
dalam pasar OTC (yaitu,
nonexchange yang
diperdagangkan). Satu
peserta tipikal dalam
kontrak forward adalah
bank komersial atau
investasi yang melayani
peran pembuat pasar
yang dihubungi
langsung oleh
pelanggan (meskipun
pelanggan dapat
membuat perjanjian
secara langsung satu
sama yang lain).
Kontraktor berjangka, di
sisi lain, adalah lebih
rumit.
Investor yang ingin
membeli atau menjual
di pasar berjangka
memberikan
perintahnya
kepada broker
(pedagang komisi
berjangka/ futures
commission merchant),
yang kemudian
dibagikan ke pedagang
di lantai exchange
(trading pit). Setelah
perdagangan telah
disepakati,
rincian dari perjanjian
itu diteruskan ke
exchange clearinghouse,
yang membuat katalog
transaksi. Para
pengguna akhir dalam
kontrak berjangka tidak
pernah berurusan satu
sama
lain secara langsung.
Sebaliknya, mereka
selalu bertransaksi
dengan clearinghouse,
yang juga
bertanggungjawab
untuk mengawasi proses
pengiriman, setting
keuntungan dan
kerugian
setiap hari, dan
menjamin transaksi
secara keseluruhan.
D.
PERBANDINGAN FUTURE
DAN FORWARD
FORWARD FUTURE
Diperdagangkan di luar
bursa (over the counter
market)
Diperdagangkan di
bursa efek
Fitur-fitur dalam
kontrak disesuaikan
dengan
kebutuhan pihak-pihak
yang bersangkutan
Mengunakan fitur
standar dalam kontrak
Terdapat risiko kredit
Risiko kredit relatif kecil
Tingkat likuiditas
tergantung negosiasi
Tingkat likuiditas
tergantung pada
perdagangan
di bursa
Tanpa margin (uang
jaminan), transfer tunai
hnya pada saat jatuh
tempo
Menggunakan margn
(uang jaminan)
Umumnya merupakan
pasar wholesale, hanya
bisa diakses oleh
pedagang besar
Unit kontrak relatif kecil
sehingga terbuka bagi
pedagang besar dan
kecil
Kontrak serah atau
kontrak forward
adalah merupakan
bentuk dari kontrak
berjangkasederhana
yang diperdagangkan
diluar bursa (over the
counter-OTC) sedangkan
bentuk kontrak
berjangka lainnya
yang disebut dengan
kontrak berjangka
yang
diperdagangkan di
bursa. Secara prinsip
forward dan futures
contract bisa
dispesifikasi untuk
setiap komoditi, jasa
atau aset;dalam
prakteknya (pada pasar
valas forward) kontrak-
kontrak
tersebut hanya
diperdagangkan secara
kontinu untuk valas
tertentu dan sebagai
forward rate
agreement (FRA).
Sedangkan futures
contracts
memperdagangkan
berbagai komoditas,
instrumen keuangan dan
valas. Oleh karena itu
sifat paralel forward dan
futures markets
adalah jarang. Futures
contracs yang dibentuk
untuk valas sama
seperti FRA;Transaksi-
transaksi forward
implisitnya bisa
dilakukan pada bank
bills dan government
bonds. Futures
contracts secara jelas
mendefinisikan
kuantitas dan kualitas
dari komoditi atau aset,
beserta
waktu dan lokasi
dari delivery. Forward
contract secara
umum kurang
mendefinisikan
karakteristik-
karakteristik tersebut
namun forward contract
dapat dibuatkan polanya
secara
tepat untuk keperluan
kliennya mengenai
ukuran transaksi dan
waktu. Futures contracts
diperdagangkan dalam
pasar-pasar terorganisir
dengan aturan-aturan
ketat, harga ditentukan
melalui metode
(teriakan/seperti lelang)
open outcry. Model
penentuan harga ini
menjamin
bahwa klien
memperoleh harga yang
paling disukai yang
tersedia pada waktunya.
Pada
forward contracts
penentuan harganya
ditentukan/disepakati
melalui
transaksi/negosiasi
antara pihak-pihak yang
terlibat melalui telepon.
Pencarian harga yang
paling menguntungkan
memakan waktu,
seperti biasanya
(sebagaimana)
beberapa dealer
forward (bank-bank
pada pasar valas
antar bank) harus
dihubungi. Clearing
house sebagai counter
party yang menjamin
kinerja futures contracts
dan
menyimpan/mempertah
ankan catatan dari
seluruh transaksi-
transaksi. Tidak ada
endorsement
(pemberian kuasa) atau
record keeping pada
forward contract, di
mana counterparty-nya
adalah bank/dealer.
Pada futures markets,
kemungkinan ijin
penutupan pihak yang
terlibat
untuk meninggalkan
pasar dapat dilakukan
sesuka hatinya
(sebagaimana
keinginannya). Hal
ini merupakan
keunggulan khusus pada
saat timing of receipts
dan payment yang
pas/tepat
tidak diketahui.
Secara umum,
forward markets
hanya dapat
dibatalkan dengan
biaya
substansial, jika
seluruhnya dilakukan
sebelum delivery date.
Yakni forward contracts
terikat
oleh waktu kontrak,
kecuali pihak-pihak
yang terlibat
menyatakan
sebaliknya (ada
pengecualian). Karena
adanya pasar-pasar
valas yang telah
dibangun dengan baik,
forward
contracts bisa dicovered
dengan an opposite
forward contract, meski
sering hanya dengan
rates yang tidak
disenangi. Pasar-pasar
forward secara umum
merupakan pasar
wholesale,
yang hanya dapat
diakses oleh bank-
bank besar dan
perusahaan
multinasional/MNC.
Dibutuhkan penilaian
kredit dari para pelaku.
Sebaliknya unit futures
contracts secara relatif
kecil dan pasar ini oleh
karenanya terbuka bagi
pelaku/nasabah-
nasabah kecil dan besar;
tidak
ada penilaian kredit
yang dibutuhkan. Profil
aliran kas juga
membedakan kedua
kontrak.
Futures contracts
membutuhkan/
mensyaratkan deposit
awal dan tiap margin
calls yang di-
settled secara harian
(mark to market),
sementara pada forward
contracts tidak ada
deposit
ataupun margin yang
dibayarkan.
III. OPSI
Opsi dapat didefinisikan
sebagai suatu produk
efek (sekuritas) yang
memberikan hak kepada
pemiliknya untuk
membeli atau menjual
aset finansial tertentu
dalam jumlah tertentu
pada
harga tertentu dan
dalam jangka waktu
tertentu. Dalam buku
manajemen Keuangan,
Agus
Sartono menyatakan
bahwa opsi adalah
suatu kontrak yang
memberikan pemilik
atau
pemegangnya suatu hak
untuk membeli atau
menjual suatu aset pada
harga tertentu selama
jangka waktu yang telah
ditentukan. Karakteristik
utama yang
membedakan opsi dari
future
adalah bahwa daam
opsi, pemiliknya tidak
berkewajiban untuk
menggunakan haknya
atas
opsi yang dimilikinya.
Jadi, opsi memberikan
hak, bukan kewajiban.
Jika opsi tidak lagi
memberikan
keuntungan, maka
pemilik opsi berhak
untuk membiarkannya
sampai jatuh
tempo (tidak
digunakan).
Opsi menawarkan
manfaat utama hedging,
di mana meliputi
offsetting atau
perlindungan
terhadap risiko
pergerakan harga yang
merugikan, dan secara
simultan mencegah
risiko
tersebut, serta
melindungi
kemungkinan
memanfaatkan profit
dari pergerakan harga
yang
menguntungkan.
Namun, opsi memilii
kelemahan dari segi
biaya yang lebih tinggi
daripada
kontrak future dan
forward.
Sebagai produk
derivatif, opsi hanya
akan memiliki nilai
selagi terhubung ke aset
finansial
yang bersangkutan.
Yang dimaksud dengan
aset finansial dalam hal
ini adalah saham biasa,
obligasi dan obligasi
konvertibel. Opsi
diterbitkan oleh writer.
Untuk mendapatkan hak
opsi
ini investor harus
membayar sejumlah
premi kepada writer.
Writer bukanlah
perusahaan
publik yang menerbitkan
saham tersebut. Writer
adalah seorang investor
yang menerbitkan
opsi untuk dijual kepada
investor lainnya. Emiten
saham atas opsi
tersebut tidak terlibat
dalam transaksi opsi
tersebut. Dengan opsi,
writer menjamin adanya
hak (bukan kewajiban)
bagi pembeli opsi untuk
membeli atau menjual
aset tertentu pada
waktu dan harga yang
telah
ditetapkan.
Call Option dan Put
Option
Opsi terbagi atas dua
jenis, call option atau
opsi beli dan put option
atau opsi jual. Opsi beli
(call option) adalah hak
untuk membeli sekuritas
tertentu dengan harga
yang telah ditentukan
dalam jangka waktu
tertentu. Sedangkan put
option atau opsi jual
adalah hak untuk
menjual
sekuritas tertentu
dengan harga yang
telah ditentukan dalam
jangka waktu tertentu.
Seorang
pemilik call option akan
memperoleh
keuntungan apabila
harga pasar sekuritas
pada saat
maturity lebih tinggi
daripada nilai opsi,
karena dengan demikian
investor tersebut dapat
membeli sekuritas
dengan harga yang lebih
murah daripada yang
seharusnya. Sebaliknya,
put
option akan memberikan
keuntungan bagi
investor jika harga pasar
sekuritas lebih rendah
daripada nilai opsi
karena investor dapat
menjual sekuritas yang
dimilikinya dengan
harga
yang lebih tinggi
dibandingkan harga
pasar.
Berikut adalah
gambar yang
mengilustrasikan
keuntungan dan
kerugian yang
mungkin
dialami investor dan
writer call option:
Pada Gambar 1 di atas,
digambarkan situasi
bagi Long atau pihak
pembeli call option. Bagi
investor yang membeli
call option, kerugian
maksimal yang mungkin
diderita haya sebatas
premium yang
dibayarkannya ketika
membeli opsi. Hal in
terjadi jika harga pasar
sekuritas
lebih rendah daripada
nilai opsi sehingga opsi
yang dimiliki tidak lagi
bernilai. Sedangkan
keuntungan yang bisa
diperoleh apabila terjadi
kenaikan harga pasar
sekuritas adalah tidak
terbatas.
Hal ini berkebalikan
dengan yang dialami
writer. Menjual call
option atas suatu
sekuritas
menawarkan
kesempatan untuk
memperoleh
pendapatan berupa
premi dari penjualan
opsi
sekaligus menyediakan
perlindungan apabla
harga sekuritas jatuh.
Namun, pada saat yang
sama, writer juga terikat
dalam kontrak untuk
menjual saham pada
tingkat harga yang
disepakati jika call
option tersebut di-
exercise.
Dalam Gambar 2,
digambarkan bahwa
keuntungan maksimal
yang bisa diperoleh
writer
adalah sebatas premium
yang diterima.
Sedangkan kerugian
yang mungkin diderita
tidak
terbatas. Apalagi jika
harga pasar sekuritas
naik jauh melebihi nilai
opsi. Profil keuntungan
(kerugian) writer adalah
kebalikan dari profil
keuntungan (kerugian)
investor pembeli call
option. Dengan
demikian, keuntungan
yang diperoleh writer
pada saat maturity akan
sama
besarnya dengan
kerugian yang diderita
investor, begitu pula
sebaliknya.
Hal yang sama
berlaku pula untuk put
option. Gambar berikut
akan mengilustrasikan
pola keuntungan dan
kerugian yang mungkin
dialami writer maupun
pembeli put option.
Pada Gambar 3 di atas
tampak bahwa kerugian
maksimum yang
mungkin diderita oleh
investor hanya sebesar
put premium yang telah
dibayarkannya ketika
membeli put option.
Investor akan
memperoleh
keuntungan yang tinggi
apabila harga pasar
sekuritas jauh di
bawah nilai put option.
Namun, apabila harga
asar sekuritas
meningkat, maka
keuntungan
tersebut akan menurun
dan mencapai titik
terendahnya ketika
harga pasar sekuritas
lebh
tinggi dibandingkan nilai
option. Pada titik ini put
option yang dimiliki
investor sudah tidak
bernilai lagi dan investor
menderita kerugian
sebesar premium yang
dibayarkan di awal.
Dari sisi writer,
menjual put option
memberikan
kesempatan untuk
melindungi dan
menjaga nilai sekuritas
yang telah dimiliki saat
ini jika terjadi
penurunan harga.
Gambar di atas
menunjukkan pola
keuntungan dan
kerugian yang mungkin
dialami oleh
writer. Dari gambar
tersebut tampak bahwa
ketika harga pasar
sekuritas lebih rendah
dari
nilai opsi, writer akan
menderita kerugian.
Nilai kerugian ini
sebesar strike price
dikurangi
dengan premi opsi,
tergantung seberapa
rendah harga pasar
sekuritas tersebut.
Namun, seiring
dengan meningkatnya
harga pasar saham,
kerugian yang diderita
writer mulai berkurang.
Tetapi, keuntungan
maksimum yang dapat
diperoleh writer hanya
sebatas premium yang
diterima dari investor,
karena dalam kondisi
harga pasar sekuritas di
atas nilai opsi, investor
tidak akan
menggunakan put
option yang dimiliki.
Daripada menggunakan
put option, akan
lebih menguntungkan
bagi investor untuk
menjual sekuritasnya
langsung ke pasar
dengan
harga yang lebih tinggi.
Penilaian Opsi
Penilaian terhadap
sebuah opsi perlu
dilakukan untuk
mengestimasi nilai
intrinsik suatu opsi.
Selanjutnya, setelah
mengetahui nilai
intrinsik opsi tersebut,
harga opsi pun dapat
ditentukan.
Terdapat beberapa hal
yang mempengaruhi
besaran harga suatu
opsi, antara lain:
1. Harga sekuritas
yang bersangkutan
2. Strike price yang
ditetapkan
3. Expiration date
4. Volatilitas harga
saham yang diharapkan
selama umur opsi
5. Tingkat suku
bunga jangka pendek
selama umur opsi
6. Dividen yang
diharapkan diberikan
oleh saham yang
bersangkutan
Dari keenam faktor
tersebut, harga pasar
sekuritas merupakan
faktor yang paling
penting. Hal
ini disebabkan karena
jika harga pasar
sekuritas jauh di atas
atau di bawah strike
price, maka
faktor lain menjadi tidak
penting lagi. Faktor lain
yang mempengaruhi
harga opsi adalah
strike price. Pada call
option, semakin tinggi
strike price maka premi
call option akan
semakin rendah. Hal ini
disebabkan karena
kemungkinan harga
sekuritas naik di atas
strike
price akan semakin
kecil. Jika strike price
lebih tinggi daripada
harga pasar, secara
otomatis,
pemegang call option
tidak akan
menggunakan haknya.
Sebaliknya, semakin
tinggi strike
price pada put option,
premium yang
dibayarkan juga
semakin besar. Hal ini
disebabkan
karena semakin besar
pula kemungkinan harga
sekuritas turun di bawah
strike price.
Faktor ketiga
yang mempengaruhi
harga suatu opsi adalah
lamanya waktu yang
tersisa sampai option
tersebut jatuh tempo.
Semakin lama jangka
waktu yang tersisa
maka
harga opsi akan
semakin tinggi.
Volatilitas (naik
turunnya harga
sekuritas) juga
mempengaruhi nilai
opsi. Semakin
berfluktuasi harga
sekuritas yang
bersangkutan, maka
semakin tinggi nilai opsi.
Sementara itu, nilai opsi
akan semakin tinggi jika
suku bunga bebas
risiko semakin rendah.
Terakhir, faktor yang
menentukan nilai opsi
adalah tingkat dividen
dari sekuritas yang
bersangkutan. Secara
umum, semakin besar
dividen atas sekuritas
yang
bersangkutan, maka
semakin rendah harga
call option.
TIPE HEDGING
Pada umumnya pasar
future mempunyai 2
(dua) kegunaan yaitu,
(1) spekulasi, (2)
Hedging
Spekulan membuat
kontrak future dengan
harapan akan
mendapatkan untung di
masa datang.
Sedangkan individu
yang melakukan
hedging dengan tujuan
untuk menghindari
risiko. Ada 2
tipe hedging yang
digunakan dalam
kontrak future yaitu:
long hedge (hedging
panjang), dan
short hedge (hedging
pendek). Long Hedge
digunakan untuk
melindungi tingkat
kenaikan
harga, sedangkan short
hedge untuk melindungi
penurunan harga. Dalam
pembahasan bab
mengenai hubungan
tingkat bunga dan harga
sekuritas, diketahui
adanya hubungan
negatif
antara tingkat bunga
dengan harga sekuritas.
Jadi, perubahan tingkat
bunga mempengaruhi
nilai sekuritas, tipe
hedging yang dipakai
tergantung situasi.
Sesuatu hal yang
terpenting
adalah bagaimana
meminimalkan risiko.
LONG HEDGE
Long hedge digunakan
untuk melindungi
kenaikan tingkat harga
atau penurunan tingkat
bunga. Untuk
melindungi risiko
tersebut investor
membeli kontrak future
sebelum investor
membeli sekuritas.
Tujuannya untuk
menjamin tingkat hasil
(yield) apabila tingkat
bunga
turun dan harga
sekuritas naik. Untuk
memperjelas hal
tersebut dicontohkan
sebagai berikut.
Misalkan, investor
memperkirakan akan
menerima Rp 10.000,
dalam waktu 3 bulan
dari
sekarang, saat ini bulan
Januari, sehingga uang
tersebut akan diterima
pada bulan April.
Harga sekuritas yang
akan dibeli dengan nilai
nominal Rp 10.000,
tetapi nilai pasar
sekarang
Rp 9.000. Diumpamakan
ada resesi ekonomi
sehingga tingkat bunga
menurun dan harga
sekuritas akan naik
diatas Rp 9.000.
Akibatnya yield akan
turun. Apakah ada jalan
keluar
agar yield tetap
konstan? Jawabannya
ada, yaitu kalau investor
membeli kontrak future
untuk
suatu sekuritas.
Misalnya, kontrak future
akan dilaksanakan pada
bulan Oktober,
sedangkan
perjanjian kontrak
dibuat pada bulan
Januari. Jika tingkat
bunga turun, harga
sekuritas naik,
kenaikan harga
sekuritas ini akan
menyebabkan harga
kontrak future juga naik.
Apabila pada
bulan April harga
sekuritas sudah naik ke
Rp 9.500, maka pada
bulan April investor akan
menerima uang
tersebut dan dia
membeli sekuritas
dengan harga Rp 9.500.
Kemudian
perjanjian kontrak future
yang dibuat pada bulan
Januari dijual dan
investor mendapat
untung
sebesar Rp 500. Rp 500
ini menunjukkan
besarnya kompensasi
kerugian yang timbul
karena
adanya kenaikan harga
sekuritas dari Rp 9.000
ke Rp 9.500. Hal ini
dapat diilustrasikan
dalam gambar 1.
Dalam gambar 1 kalau
tingkat harga sekuritas
naik maka harga
kontrak naik sehingga
investor mengalami
kerugian dari kontrak
future dan
keuntungan dari
kenaikan harga
sekuritas (capital gain).
Jadi, kerugian tersebut
di imbangi dengan
kenaikan harga
sekuritas.
Perlu diketahui bahwa
kerugian tersebut
tidak dapat secara
sempurna tertutupi
oleh
keuntungan. Tetapi
para investor
memperkirakan bahwa
hasil dari investasi akan
stabil
dengan hasil Y Sebagian
kerugian yang
seharusnya diterima
oleh investor dapat
ditekan
menjadi lebih kecil.
Gambar 1

SHORT HEDGE
Short hedge merupakan
transaksi menjual
kontrak future kepasar
sebelum sekuritas dijual.
Short hedge dilakukan
untuk menjaga kenaikan
harga dan penurunan
tingkat bunga. Agar
mengerti bagaimana
investor dapat
menjaga fluktuasi
hasil (yield) diberikan
contoh
sederhana sebagai
berikut Seorang investor
mempunyai sekuritas
obligasi dengan jangka
20
tahun, harga pasar Rp
9.500 dengan nilai
nominal Rp 10.000.
Tetapi investor khawatir
bahwa tingkat bunga
akan meningkat.
Sehingga harga obligasi
akan menurun. Apabila
harga
obligasi turun berarti
investor akan rugi. Jalan
keluar untuk mengatasi
hal tersebut adalah
dengan menjual kontrak
future untuk
mengkompensasi
kerugian disebabkan
karena harga
kontrak future masih
tinggi. Investor menjual
kontrak future dengan
keuntungan Rp 500. Jika
harga obligasi turun
Rp 9.000 pada bulan
berikutnya, maka
investor
mengkompensasi
kerugian sebesar Rp
500. Hal ini
diilustrasikan dalam
gambar 2.
Investor membeli
kontrak future dari pasar
untuk tujuan "zero out
penjualan kontrak yang
pernah dilakukan. Yang
dimaksud dengan zero
out apabila dalam kasus
tersebut investor
menjual kontrak future
dalam waktu satu bulan,
dan kemudian membeli
kontrak future
lainnya, supaya dapat
mengganti kontrak yang
pernah dibeli. Misalkan,
seorang investor A
melakukan perjanjian
kontrak future dengan
investor B, perjanjian
tersebut dilakukan
dalam
waktu dan tanggal
tertentu. Misalnya 10
Desember 1996. Tetapi
investor A sudah
menjual
aset dalam kontrak
kepada investor C pada
tanggal 10 Agustus
1996. Padahal investor A
mempunyai perjanjian
kontrak future dengan
investor B. Sedangkan
investor A membeli
kontrak future dengan
investor D. Jadi, investor
A membuat kontrak
future agar investor D
menyerahkan asetnya
kepada investor A.
Karena pasar future
merupakan pasar
terorganisir,
maka secara langsung
(otomatis) investor B
dihubungkan langsung
secara otomatis dengan
D. Jadi apabila investor
B membuktikan aset
tersebut maka investor
B langsung datang
kepada investor D.
Dari gambar 2., apabila
tingkat harga sekuritas
turun maka harga
kontrak turun sehingga
investor mengalami
keuntungan dari kontrak
future dan kerugian
dari penurunan harga
sekuritas (capital loss).
Keuntungan tersebut di
imbangi dengan
penurunan harga
sekuritas.
Para investor
memperkirakan bahwa
hasil dari investasi akan
stabil dengan hasil Y.
Sebagian
kerugian yang
seharusnya diterima
oleh inves tor dari
capital loss (penurunan
harga sekuritas)
dapat ditekan menjadi
lehih kecil
Gambar 2

Dalam kedua kasus


tersebut di atas,
investor berhasil
menutup kerugian
dengan keuntungan
dari transasksi dalam
kontrak future. Bukti
menunjukkan bahwa,
tidak semua kerugian
dapat
ditutup dengan
keuntungan dari
transaksi kontrak future.
Namun demikian
kontrak future
dapat meminimalkan
risiko kerugian akibat
adanya kenaikan harga
atau penurunan tingkat
bunga (dalam long
hedge). Atau
sebaliknya dalam
kasus short hedge
yaitu untuk
meminimalkan risiko
dari penurunan harga
dan kenaikan tingkat
bunga.
CONTOH HEDGING DI
BURSA BERJANGKA
Misalnya seorang
produsen gula
mengharapkan dapat
menjual gula yang akan
dihasilkannya
dalam waktu 2 atau 3
bulan mendatang.
Produsen tersebut
memperhitungkan
bahwa untuk
memperoleh
keuntungan yang wajar,
dia harus dapat menjual
gula yang akan
dihasilkan pada
harga US $ 190/ton
. Harga di pasar
berjangka untuk tiga
bulan mendatang
sebesar
US$204/ton menurur
perhitungannya cocok
dengan harapannya . Si
produsen kemudian
menggunakan jasa
Pialang Berjangka untuk
menjual sejumlah
kontrak di pasar
berjangka
yang ekivalen dengan
produk yang akan
dihasilkannya untuk
penyerahan bulan mei
pada
harga US$204/ton. Pada
akhir april ketika si
produsen siap menjual
gulanya , ternyata harga
gula di pasar fisik turun
menjadi US$ 170 ton,
sementara harga untuk
penyerahan bulan Mei
di pasar berjangka turun
menjadi US$ 180/ton. Si
produsen menjual
gulanya di pasar lokal
pada harga US$ 170/ton
, dan pada saat yang
sama mengintruksikan
kepada Pialangnya
untuk
membeli kembali
sejumlah kontrak yang
sama di pasar berjangka
untuk penyerahan bulan
mei pada harga US$ 180
/ton. Berarti si produsen
sekarang memiliki
kontrak jual pada harga
US$ 204/ton dan kontrak
beli pada harga
US$180/ton, yang
memberikan
keuntungan sebesar
US$24/ton di pasar
berjangka .Keuntungan
ini di tambahkan pada
penerimaan yang
diperoleh
dari pasar lokal pada
harga US$ 170/ton ,
sehingga harga jual
sebenarnya menjadi
US$194/ton.
Bila terjadi hal yang
sebaliknya ( harga naik )
, hasil akhirnya kurang
lebih akan sama .
Misalnya , harga di
pasar lokal pada bulan
Mei naik menjadi US$
210/ton ,sedangkan
harga
kontrak penyerahan Mei
di pasar berjangka naik
menjadi US$ 220/ton .
Berarti si produsen
menderita kerugian di
pasar berjangka sebesar
US$ 16/ton , sekaligus
mengurangi hasil
penjualannya di pasar
lokal sebesar US$ 210 /
ton menjadi sebesar
US$ 194/ton sebagi
harga
akhir yang di terima.
OPSI
Kontrak opsi
memberikan hak, bukan
kewajiban, kepada
pemegangnya untuk
melakukan
tindakan tertentu.
Terdapat dua jenis opsi,
yaitu opsi beli (call
option) dan opsi jual
(put
option).
A. Opsi Beli (Call
Option)
Call option atau opsi beli
memberikan hak kepada
pemegangnya untuk
membeli sejumlah
aktiva finansial pada
harga yang tertentu
(yang disebut strike
atau exercise price)
pada
tanggal tertentu sampai
dengan opsi beli
tersebut jatuh tempo.
Jika opsi tersebut dapat
dilaksanakan setiap
waktu sampai dengan
tanggal jatuh tempo,
maka opsi tersebut
dinamakan
American options.
Sebaliknya, jika opsi
tersebut hanya dapat
dilaksanakan pada saat
jatuh
tempo saja, maka opsi
dinamakan European
options. Pihak pembeli
(the long) dari call
option akan membayar
sejumlah call premium
kepada pihak penjual
(the short).
Ilustrasi berikut ini
menggambarkan secara
nyata keuntungan
investor jika
menggunakan call
option. Misalnya, saham
ABC diperdagangkan di
bursa dengan harga Rp
100 per lembar.
Investor X membeli satu
opsi beli (call option)
pada satu lembar saham
ABC dan jatuh tempo
dalam enam bulan
dengan membayar
premium sebesar Rp 10.
Harga exercise opsi beli
tersebut adalah Rp 100.
Pada saat opsi beli
tersebut jatuh tempo,
harga saham ABC naik
menjadi Rp 150. Karena
investor X memegang
opsi beli saham ABC,
maka dia berhak untuk
membeli saham
tersebut di pasar
seharga Rp 100 dan
kemudian dapat
menjualnya dengan
harga Rp 150. Dalam
hal ini, investor X
berhasil mengantongi
laba kotor Rp 50 (Rp 150

Rp 100) dan setelah


dikurangi dengan
premium yang telah
dibayarkan dimuka,
maka laba
atau keuntungan bersih
investor X adalah Rp 40.
Andaikan saja sampai
dengan batas jatuh
tempo opsi beli
tersebut, harga saham
ABC tetap
atau bahkan turun
menjadi Rp 90, investor
X berhak pergi tanpa
melaksanakan haknya
untuk membeli saham
ABC seharga Rp 100.
Jika demikian maka dia
akan menanggung
kerugian sebesar
premium yang telah
dibayarkannya dimuka
sebesar Rp 10. Tetapi
jika
investor X
melaksanakan haknya
untuk membeli satu
lembar saham ABC
seharga Rp 100
dan kemudian
menjualnya seharga Rp
90, maka dia akan
menderita total kerugian
sebesar Rp
20 (Rp 10 + Rp 10
premium). Ilustrasi
tersebut
menggambarkan bahwa
kontrak opsi beli
dapat membatasi total
kerugian yang
ditanggung oleh
investor akibat adanya
penurunan
harga pada saham
(dalam hal ini sebagai
underlying instrument-
nya) yaitu sebesar call
premium-nya.
B. Opsi Jual (Put
Option)
Jenis lain dari option
contract adalah opsi jual
(put option). Put option
atau opsi jual
memberikan hak kepada
pemegangnya, bukan
kewajiban, untuk
menjual sejumlah aktiva
finansial pada harga
yang tertentu (yang
disebut strike atau
exercise price) pada
tanggal
tertentu sampai dengan
opsi jual tersebut jatuh
tempo. Sama dengan
call option, pihak
pembeli (the long) dari
put option akan
membayar sejumlah put
premium kepada pihak
penjual (the short).
Contoh ilustrasi berikut
ini menggambarkan
keuntungan dari opsi
jual bagi pemegang atau
pembelinya. Investor X
membeli satu lembar
opsi jual pada selembar
saham ABC dengan
jangka waktu jatuh
tempo adalah enam
bulan. Harga exercise
opsi jual tersebut adalah
Rp
100, dan premium yang
dibayarkan dimuka
adalah Rp 10. Misalkan
pada saat jatuh tempo
harga pasar saham ABC
adalah Rp 75. Hal ini
sangat menguntungkan
investor X karena dia
dapat membeli saham
ABC di pasar seharga Rp
75 dan kemudian
menjualnya dengan
harga
Rp 100. Keuntungan
bersih dari transaksi ini
adalah Rp 15 (Rp 25 Rp
10 premium).
Tetapi jika sebaliknya
harga pasar saham ABC
pada saat jatuh tempo
naik menjadai Rp 125.
Investor X lebih baik
tidak melaksanakan
haknya untuk exercise
dan membiarkan opsi
tersebut jatuh tempo.
Kerugian investor X
pada kasus ini adalah
sebesar put premium
saja,
yaitu Rp 10. Apabila
investor X tetap
melaksanakan exercise-
nya pada saat harga
pasar
saham naik, maka dia
harus membeli satu
lembar saham ABC
dengan harga Rp 125,
dan
kemudian menjualnya
kepada pihak pembeli
dengan harga Rp 100
saja. Sehingga total
kerugian yang harus
diderita oleh investor X
adalah sebesar Rp 35
(Rp 25 + Rp 10
premium).
Ilustrasi ini
menggambarkan bahwa
kontrak opsi jual dapat
membatasi total
kerugian yang
ditanggung oleh
investor akibat adanya
kenaikan harga saham
sebesar put premium-
nya.
C. Covered Call
Strategi yang sering
digunakan oleh
manajer reksa dana
untuk meningkatkan
tingkat
pengembalian adalah
menjual opsi beli (call
option) pada sebuah
saham yang telah
dimiliki
atau yang dibeli pada
saat yang bersamaan
dengan penjualan opsi
beli tersebut. Posisi jual
opsi beli beli saham
(short call-long stock) ini
dinamakan covered call.
Jika harga saham
cenderung turun,
investor akan
memperoleh sejumlah
premium opsi beli
karena harga saham
berada dibawah harga
opsi beli. Jika saham
bergerak naik, maka
saham
tersebut dapat dijual
dan investor tidak
menderita kerugian
akibat harus membeli
saham di
pasar dengan harga
yang lebih tinggi.
Covered call ini sering
dianggap sebagai
strategi yang berisiko,
karena investor yang
menjual
call option pada
saham membuang
semua potensi
keuntungan saham
untuk sejumlah
premium call option, dan
menahan semua risiko
jika harga saham turun

Anda mungkin juga menyukai