Anda di halaman 1dari 23

DEPARTEMEN TEKNIK TRANSPORTASI LAUT

FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN


KAMPUS ITS SUKOLILO, SURABAYA 60111
Telp : 031 596 1505 Fax : 031 596 1504
Email : seatrans@its.ac.id

Daftar Isi
Daftar Isi ................................................................................................................. 1
Tinjauan Kapal ....................................................................................................... 2
1. Karakteristik Kapal........................................................................................ 2
2. Klasifikasi Kapal ........................................................................................... 3
3. Karakteristik Muatan ..................................................................................... 6
Tinjauan Pelabuhan ............................................................................................... 7
1. Fasilitas Pelabuhan ...................................................................................... 8
Alur Pelayaran ................................................................................................. 9
Kolam Pelabuhan/Terminal Khusus Batubara ................................................. 9
Luas Kolam .................................................................................................... 10
Kolam Putar (Turning Basin) .......................................................................... 10
Area Bongkar Muat ........................................................................................ 10
Area Tambat .................................................................................................. 10
Kedalaman Kolam ......................................................................................... 10
Fasilitas Gedung Perkantoran ....................................................................... 11
2. Peralatan Pelabuhan .................................................................................. 11
3. Penanganan Kapal di Pelabuhan ............................................................... 14
4. Penanganan Muatan di Pelabuhan ............................................................ 16
Balikpapan Coal Terminal (BCT) .......................................................................... 17
1. Fasilitas di Balikpapan Coal Terminal (BCT) .............................................. 18
2. Peralatan Balikpapan Coal Terminal (BCT) ................................................ 19
3. Penanganan Kapal ..................................................................................... 20
4. Penanganan Muatan .................................................................................. 21
Daftar Pustaka .................................................................................................... 22

Manajemen Pelabuhan (MS141317) - 1


DEPARTEMEN TEKNIK TRANSPORTASI LAUT
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
KAMPUS ITS SUKOLILO, SURABAYA 60111
Telp : 031 596 1505 Fax : 031 596 1504
Email : seatrans@its.ac.id

Tinjauan Kapal
Tongkang digunakan untuk mengangkut barang pada perairan yang tidak
terlalu bergelombang atau perairan yang tenang, seperti di sungai atau kanal.
Tongkang memiliki bentuk yang hampir menyerupai balok, sehingga hambatan
tongkang di air menjadi besar. Jika hambatan besar, maka dibutuhkan tenaga atau
power dar tug boat yang besar. Jika tongkang ditarik pada area laut, maka
dibutuhkan tenaga tug boat yang lebih besar dibandingkan dengan tongkang yang
ditarik oleh tug boat di sungai. Hal ini dikarenakan di laut memiliki gelombang yang
dapat menambah hambatan tongkang dalam berlayar.

Gambar 1 Coal Barge

Sumber : https://www.bayan.com.sg

1. Karakteristik Kapal
Barge atau Ponton adalah suatu jenis kapal yang dengan lambung datar atau
suatu kotak besar yang mengapung, digunakan untuk mengangkut barang dan
ditarik dengan kapal tunda atau digunakan untuk mengakomodasi pasang-surut
seperti pada dermaga apung. Barge sendiri tidak memiliki sistem pendorong
(propulsi) seperti kapal pada umumnya. Pembuatan barge juga berbeda karena
hanya konstruksi saja, tanpa sistem seperti kapal pada umumnya. Barge sendiri
umum digunakan untuk mengangkut muatan dalam jumlah besar seperti kayu,
batubara, pasir dan lain-lain.

Manajemen Pelabuhan (MS141317) - 2


DEPARTEMEN TEKNIK TRANSPORTASI LAUT
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
KAMPUS ITS SUKOLILO, SURABAYA 60111
Telp : 031 596 1505 Fax : 031 596 1504
Email : seatrans@its.ac.id

Gambar 2 Spacing Barge

Secara teknis desain barge banyak digunakan pada transportasi saat ini, hal
ini dikarenakan barge memiliki beberapa keunggulan dari bentuknya. Terdapat
beberapa keunggulan dan kekurangan dari barge jika dibandingkan dengan
bentuk kapal konvensional pada umumnya dapat menjadi dasar pemilihan
menggunakan barge sebagai moda transportasi yang tepat. Beberapa
keunggulan dan kekurangan dari barge adalah sebagai berikut :

Kelebihan
1. Memiliki bentuk overhull yang sederhana sehingga meminimalkan harga
produksi.
2. Bentuk yang besar memiliki kestabilan melintang yang bagus.
3. Memiliki Cb yang besar sehingga gaya angkat besar.
Kekurangan

1. Nilai manuveribility kurang bagus.


2. Dengan dimensi sama dengan kapal memiliki hambatan yang sangat besar.
Sehingga efisiensi energi rendah sehingga hahya cocok untuk kecepatan
rendah.

2. Klasifikasi Kapal
Berdasarkan jenisnya kapal tongkang dapat di klasifikasikan sebagai berikut :
a. ITB (Integrated Tug-Barge)
ITB (Integrated Tug-Barge) merupakan kesatuan antara kapal tunda dan
tongkang yang terkunci bersama-sama dalam kesatuan yang kaku dan
menjadikannya sebagai satu kapal. Beberapa keuntungan penggunaan ITB
(Integrated Tug-Barge) di daerah perairan dangkal:
ITB memiliki ukuran yang relatif lebih pendek daripada kapal tunda
konvensional.
ITB dapat mengatur power kapal dengan sendirinya
Kemampuan manuever ITB lebih baik.

Manajemen Pelabuhan (MS141317) - 3


DEPARTEMEN TEKNIK TRANSPORTASI LAUT
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
KAMPUS ITS SUKOLILO, SURABAYA 60111
Telp : 031 596 1505 Fax : 031 596 1504
Email : seatrans@its.ac.id

Sistem Sambungan pada Integrated Tug-Barge :


Rope connection
Sistem penyambungan dilakukan dengan cara mengikatkan bagian
ujung kapal tunda dengan bagian belakang tongkang
Mechanical connection
Alat pengikat pada sistem Mechanical Connection berupa connecting
blok. Connecting blok dapat bekerja secara mekanis yang dikendalikan dari
ruang kemudi tugboat.

Gambar 3 Integrated Tug-Barge

Sumber : http://www.globalsecurity.org

SPB (Self-Propelled Barge)Tongkang ini berbeda karena memiliki


tenaga penggerak sendiri, dengan bentuk kapal yang basisnya sama dengan
kapal tongkang. Self-Propelled Barge biasanya dioperasikan pada perairan
dangkal maupun sungai.
Self-Propelled Barge ini disesuaikan dengan kondisi laut gabungan
dan navigasi sungai. Memiliki bentuk lambung yang memungkinkan berlayar
jarak jauh dengan kecepatan variabel tinggi 8-11 knot di laut.
Kinerja tinggi Self-Propelled Barge ini direkayasa untuk berlayar jauh
lebih cepat daripada set tradisional tongkang dan kapal tunda. bodylines
mereka dioptimalkan menghasilkan penghematan besar pada bahan bakar
yang memungkinkan mereka untuk mendapatkan keunggulan kompetitif
melalui skala ekonomi.

Manajemen Pelabuhan (MS141317) - 4


DEPARTEMEN TEKNIK TRANSPORTASI LAUT
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
KAMPUS ITS SUKOLILO, SURABAYA 60111
Telp : 031 596 1505 Fax : 031 596 1504
Email : seatrans@its.ac.id

Self-Propelled Barge memiliki dua bahan bakar untuk pembakaran


mesin utama, menjamin kemampuan manuver yang tinggi yang berupaya
dengan tikungan sungai dan berpotensi memungkinkan diri berlabuh.

Gambar 4 Self Propelled Barge

Sumber : http://146.148.50.186/log/

b. Tongkang atau Ponton Konvensional


Tongkang atau Ponton adalah suatu jenis kapal yang dengan lambung datar
atau suatu kotak besar yang mengapung, digunakan untuk mengangkut
barang dan pada umumnya didorong atau ditarik dengan kapal tunda atau
digunakan untuk mengakomodasi pasang-surut seperti pada dermaga
apung. Tongkang sendiri tidak memiliki sistem pendorong (propulsi) seperti
kapal pada umumnya. Pembuatan kapal tongkang juga berbeda karena
hanya konstruksi saja, tanpa sistem seperti kapal pada umumnya. Tongkang
sendiri umum digunakan untuk mengangkut muatan dalam jumlah besar
seperti kayu, batubara, pasir dan lain-lain.

Manajemen Pelabuhan (MS141317) - 5


DEPARTEMEN TEKNIK TRANSPORTASI LAUT
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
KAMPUS ITS SUKOLILO, SURABAYA 60111
Telp : 031 596 1505 Fax : 031 596 1504
Email : seatrans@its.ac.id

Gambar 5 Tongkang atau Ponton

Sumber : http://blog.alatberat.com

c. Self Unloading Barge


Self Unloading Barge merupakan salah satu jenis kapal tongkang dimana
pada kapal tongkang ini antara mesin penggerak tugboat dan ponton-nya
menjadi satu. Kapal Self Unloading Barge ini dapat membongkar muatannya
sendiri tanpa bantuan alat bantu dari luar. Kapal Self Unloading Barge ini
dilengkapi dengan perangkat conveyer yang berfungsi untuk memindahkan
muatan seperti batubara atau pasir dari Self Unloading Barge ke kapal lain
misalnya dipindahkan ke kapal tongkang yang lebih besar.

Gambar 6 Self Unloading Barge

Sumber : http://www.indonesiacoalbarge.com

3. Karakteristik Muatan
Menurut BC (Bulk Carrier) CODE (2001; 67) dijelaskan bahwa muatan curah
batubara mempunyai stowage factor 0.79 to 1.53 m3/t, yang dapat mengeluarkan

Manajemen Pelabuhan (MS141317) - 6


DEPARTEMEN TEKNIK TRANSPORTASI LAUT
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
KAMPUS ITS SUKOLILO, SURABAYA 60111
Telp : 031 596 1505 Fax : 031 596 1504
Email : seatrans@its.ac.id

gas methane yaitu gas yang dapat menyebabkan ledakan atau kebakaran. Batu
bara merupakan muatan berbahaya, batu bara termasuk kelas ke IV yaitu
Flamable Solid ( benda padat yang dapat menyala). Batu bara merupakan
senyawa Carbon(C) yang sangat berbahaya. Untuk itu penanganan batu bara di
atas kapal harus benar-benar diperhatikan, setiap Negara mempunyai peraturan
mengenai pengamanan pemuatan muatan berbahaya ini. Peraturanya meliputi
kemasan, penataan selama pengangkutan dan penyimpanannya.
Some coals may be liable to self heating that could lead to spontanious in the cargo
space. Flammable and toxic gas, including carbon monoxide, may be produced. Carbon
monoxide is an oudourless gas, slightly lighter than air and has flammable limits in air
of 12% to 75% by volume, it is toxic by inhalation, with an affinity for blood
haemoglobin over 200 times that of oxygen. (BC CODE; 2001; 69)

Pada deck besi kapal yang mengangkut batu bara harus di tutup terapan untuk
mengurangi panas. Peralatan yang diperlukan disiapkan agar dapat dipergunakan
setiap waktu jika melakukan pemeriksaan. Pada jenis kelas suhu muatan tertentu
batu bara dapat terbakar dengan sendiri, sehingga jika pelayaran panjang, harus
diatur sebelum pemuatan, agar dapat diukur suhu muatan yang berada didasar
palka maupun yang berada di tiap sudut dari palka sehingga jika ada kenaikan suhu
dapat segera diketahui. Selain dengan thermometer (alat untuk mengukur suhu),
kapal-kapal curah pada umumnya dilengkapi dengan alat yang disebut multi gas
detector, yaitu alat yang mempunyai multi fungsi untuk mendeteksi kandungan gas
dalam ruang palka, data yang dapat dilihat dari alat tersebut adalah
suhu/temperature, carbon monoksida (CO) , oksigen (O2) dan asam sulfida (H2S).

Tinjauan Pelabuhan
Pelabuhan khusus diselenggarakan untuk kepentingan sendiri guna
menunjang kegiatan tertentu. Pelabuhan ini tidak boleh digunakan untuk
kepentingan umum, kecuali dalam keadaan tertentu dengan ijin pemerintah.
Pelabuhan khusus dibangun oleh suatu perusahaan baik pemerintah maupun
swasta, yang berfungsi untuk prasarana pengiriman hasil produksi perusahaan
tersebut.

Terminal khusus batubara dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu


terminal untuk pemuatan dan pembongkaran. Operasi pemuatan batubara ke kepal
(eksport) berbeda dengan pemuatan dari kapal (import). Terminal pemuatan berada
di daerah pengahasil batubara yang mengirim muatan ke daerah yang
membutuhkan. Terminal batunara unutk kapal-kapal besar dibuat tanpa
mengunakan dermaga. Dalam hal ini kapal ditambatkan di lepas pantai dengan
menggunakan pelampung penambat atau jangkar, dan bongkar muat dilakukan

Manajemen Pelabuhan (MS141317) - 7


DEPARTEMEN TEKNIK TRANSPORTASI LAUT
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
KAMPUS ITS SUKOLILO, SURABAYA 60111
Telp : 031 596 1505 Fax : 031 596 1504
Email : seatrans@its.ac.id

dengan penggunaan pipa atau alat pembawa lainnya seperti belt conveyor. Untuk
terminal pembongkaran dilengkapi dengan crane yang terletak sepanjang dermaga
dengan menggunakan rel. Pada crane tersebut akan digantugkan grab yang dapat
dinaik turunkan di kapal untuk mengeruk muatan. Kemudian hasil dari grab tersebut
akan dituangkan ke lapangan penimbunan, atau langsung ke alat pengangkut di
darat.

Gambar 7 Tambat Coal Barge di Lepas Pantai

Sumber : https://id.foursquare.com

1. Fasilitas Pelabuhan
Pelabuhan/terminal khusus batubara mempunyai dermaga yang dilengkapi
dengan fasilitas bongkar-muat barang. Terminal khusus batubara dapat berada di
pantai atau estuari sungai besar. Daerah perairan pelabuhan/terminal khusus
batubara harus cukup tenang sehingga memudahkan bongkar muat barang.
Pada dasarnya pelabuhan/terminal khusus batubara barang harus mempunyai
kelengkapan-kelengkapan berikut ini:
a. Dermaga harus panjang dan harus dapat menampung seluruh panjang kapal
atau setidak-tidaknya 80% dari panjang kapal. Hal ini disebabkan karena
muatan kapal dibongkar muat melalui bagian muka, belakang dan tengah kapal.
b. Mempunyai halaman dermaga yang cukup lebar untuk keperluan bongkar muat
batubara. Batubara yang akan dimuat disiapkan di atas dermaga dan kemudian
diangkat dengan crane ataupun manual masuk ke kapal
c. Mempunyai gudang transito/penyimpanan/stockfile di belakang halaman
dermaga.
d. Tersedia jalan dan halaman untuk pengambilan/pemasukan batubara dari dan
ke stockfile serta mempunyai fasilitas untuk reparasi.

Manajemen Pelabuhan (MS141317) - 8


DEPARTEMEN TEKNIK TRANSPORTASI LAUT
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
KAMPUS ITS SUKOLILO, SURABAYA 60111
Telp : 031 596 1505 Fax : 031 596 1504
Email : seatrans@its.ac.id

Alur Pelayaran
Alur pelayaran digunakan untuk mengarahkan kapal yang akan masuk ke
kolam pelabuhan/terminal khusus batubara. Perairan di sekitar alur harus cukup
tenang terhadap pengaruh gelombang dan arus laut. Perencanaan alur pelayaran
didasarkan ukuran kapal terbesar yang akan masuk ke kolam pelabuhan/terminal
khusus batubara. Parameter bagi perencanaan kedalaman dan lebar alur adalah
sebagai berikut:
Bathimetri laut (kedalaman perairan).
Elevasi muka air rencana yang ada (hasil analisa pasang surut).
Kondisi angin di perairan (arah dan kecepatan).
Arah, kecepatan dan tinggi gelombang pada perairan (hasil peramalan
gelombang).
Arus yang terjadi di perairan.
Ukuran kapal rencana dan rencana manuver yang diperbolehkan.
Jumlah lintasan kapal yang melalui alur pelayaran.
Angka kemudahan pengontrolan kemudi kapal rencana.
Trase (alignment) alur pelayaran dan stabilitas bahan dasar perairan.
Navigasi yang mudah dan aman.

a. Kedalaman Alur
Kedalaman air diukur terhadap muka air referensi nilai rerata dari muka air
surut terendah pada saat pasang kecil (neap tide) dalam periode panjang yang
disebut LWS (Low Water Spring).
b. Lebar Alur
Lebar alur pelayaran dihitung dengan memakai persamaan sebagai berikut:
1. Alur pelayaran untuk satu kapal
Lebar = 1,5B + 1,8B + 1,5B

2. Alur pelayaran untuk dua kapal


Lebar = 1,5B + 1,8B + C + 1,8B + 1,5B
di mana:
B = lebar kapal (m)
C = clearence/jarak aman antar kapal (m)

Kolam Pelabuhan/Terminal Khusus Batubara


Kolam pelabuhan/terminal khusus batubara juga harus memenuhi syarat
sebagai berikut:

Cukup luas sehingga dapat menampung semua kapal yang datang berlabuh
dan masih dapat bergerak dengan bebas.

Manajemen Pelabuhan (MS141317) - 9


DEPARTEMEN TEKNIK TRANSPORTASI LAUT
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
KAMPUS ITS SUKOLILO, SURABAYA 60111
Telp : 031 596 1505 Fax : 031 596 1504
Email : seatrans@its.ac.id

Cukup lebar sehingga kapal dapat melakukan manuver dengan bebas yang
merupakan gerak melingkar yang tidak terputus.
Cukup dalam sehingga kapal terbesar masih bisa masuk ke dalam kolam
pelabuhan/terminal khusus batubara pada saat air surut.

Luas Kolam
Untuk perencanaan luas kolam yang ada, kemudahan manuver kapal
menjadi salah satu faktor yang perlu diperhatikan. Sehingga perlu adanya
pembuatan perencanaan kolam sebagai berikut:
Perlu disediakan kolam putar untuk manuver kapal.
Perlu adanya area bongkar muat kapal.
Perlu disediakan area tambat terpisah dengan area bongkar.

Kolam Putar (Turning Basin)


Turning basin atau kolam putar diperlukan agar kapal dapat mudah berbalik
arah. Luas area untuk perputaran kapal sangat dipengaruhi oleh ukuran kapal,
sistem operasi dan jenis kapal.

Area Bongkar Muat


Kolam pelabuhan/terminal khusus batubara diperlukan untuk kegiatan
berlabuh untuk bongkar muatan, persiapan operasi (loading), dan lain sebagainya.

Area Tambat
Bila kolam direncanakan untuk dapat menampung kapal bertambat dengan
catatan tidak mengganggu kegiatan bongkar muat dan manuvering kapal yang
akan keluar masuk kolam pelabuhan/terminal khusus batubara, maka luas area
tambat yang dibutuhkan adalah:
AT = n.(1,5.L) x (4/3.B)
di mana:
L = panjang kapal (m)
B = lebar kapal (m)

Kedalaman Kolam
Kedalaman kanal dan pelabuhan/terminal khusus batubara ditentukan oleh
faktor-faktor draft kapal dengan muatan penuh, tinggi gelombang maksimum,
tinggi ayunan kapal (squat) dan jarak aman antara lunas dan dasar perairan.

Manajemen Pelabuhan (MS141317) - 10


DEPARTEMEN TEKNIK TRANSPORTASI LAUT
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
KAMPUS ITS SUKOLILO, SURABAYA 60111
Telp : 031 596 1505 Fax : 031 596 1504
Email : seatrans@its.ac.id

Fasilitas Gedung Perkantoran


a. Kantor Perusahaan
Bangunan ini disediakan pihak pengelola pelabuhan/terminal khusus
batubara untuk keperluan administrasi bongkar muat untuk mengontrol
kegiatannya di pelabuhan/terminal khusus batubara serta mempermudah
pihak-pihak pengguna jasa perusahaan tersebut dalam melakukan kegiatan
pengiriman atau pendatangan barang.
b. Pos Jaga
Bangunan ini disediakan untuk keperluan tempat jaga dan peristirahatan
bagi petugas keamanan (satpam) kawasan pelabuhan/terminal khusus
batubara.
c. Rumah Pompa dan Genset
Bangunan ini disiapkan untuk menampung/menempatkan pompa air dan
generator listrik. Bangunan ini ditempatkan di lokasi yang tingkat keamanannya
terjamin dengan maksud agar kegiatan pemompaan yang terjadi tidak akan
menimbulkan gangguan terhadap aktifitas yang lain.

d. Gardu PLN
Bangunan ini digunakan untuk menempatkan panel distribusi listrik dari dan
ke kompleks Pelabuhan/terminal khusus batubara. Bangunan ini memiliki
tegangan yang tinggi sehingga di tempatkan pada daerah yang aman dan jauh
dari gangguan.
e. Gudang Peralatan
Bangunan ini digunakan untuk penyimpanan perlengkapan-perlengkapan
operasional peralatan bantu bongkar muat barang. Selain itu, bangunan ini juga
dapat difungsikan sebagai bengkel tempat perbaikan peralatan bantu angkat
yang ada di pelabuhan/terminal khusus batubara.
f. Bak Penampungan Air
Merupakan ruang untuk menyimpan atau menampung air, baik sebagai
persediaan air bersih maupun untuk kepentingan pelabuhan/terminal khusus
batubara lainnya. Bak penampung air ini letaknya diupayakan dekat dengan
rumah pompa. Bak penampung air ini merupakan salah satu fasilitas penunjang
instalasi air bersih yang ada di daerah lingkungan kerja daratan dari suatu
pelabuhan/terminal khusus batubara.

2. Peralatan Pelabuhan
Menurut Istopo (1999;17) Alat-alat yang tersedia digunakan untuk
menyelenggarakan kegiatan bongkar muat:
a. Floating Crane

Manajemen Pelabuhan (MS141317) - 11


DEPARTEMEN TEKNIK TRANSPORTASI LAUT
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
KAMPUS ITS SUKOLILO, SURABAYA 60111
Telp : 031 596 1505 Fax : 031 596 1504
Email : seatrans@its.ac.id

Floating Crane adalah alat bongkar muat yang dirancang khusus di atas
tongkang atau kapal dan dapat bergerak dengan menggunakan baling-baling
sendiri ataupun ditarik, dan dikombinasikan dengan menggunakan penggaruk
(grab bucket) untuk mengambil muatan dari tongkang ke kapal.

Gambar 8 Floating Crane

Sumber : https://www.bayan.com.sg

b. Loader/Unloader Vehicle
Loader/Unloader Vehicle adalah kendaraan yang di pakai dalam pemuatan
curah batu bara yang berfungsi mengumpulkan muatan yang bersebaran yang
ada di dalam tongkang sehingga muatan dapat terjangkau oleh crane untuk di
muat ke kapal. Dan kendaraan ini juga berfungsi untuk meratakan muatan yang
ada di dalam ruang muat agar dapat digunakan secara optimal.

Gambar 9 Loader/Unloader Vehicle

Sumber : https://www.bayan.com.sg

Manajemen Pelabuhan (MS141317) - 12


DEPARTEMEN TEKNIK TRANSPORTASI LAUT
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
KAMPUS ITS SUKOLILO, SURABAYA 60111
Telp : 031 596 1505 Fax : 031 596 1504
Email : seatrans@its.ac.id

c. Electrical Grab
Electrical Grab adalah alat berupa singkup baja yang digerakkan dengan
katrol untuk mengeruk dan menggenggam batubara yang akan dipindahkan
dari tongkang dari tempat penumpukan ke atas kapal. Grab tersebut digunakan
untuk membongkar maupun memuat batubara.

Gambar 10 Electrical Grab

Sumber : https://www.bayan.com.sg

d. Hopper
Hopper adalah wadah atau bejana yang diisi dari atas dan lubang
pengeluaran dibagian bawah. Alat ini biasa digunakan untuk penanganan
bongkar muat curah kering/basah. Bagian atas hopper mempunyai luas
permukaan yang besar sedangkan bagian bawah hopper mempunyai luas
permukaan yang kecil, sehingga saat muatan keluar dari hopper tidak terlalu
berantakan. Hopper pada umumnya digunakan untuk memuat batubara ke atas
truk atau ke atas conveyor.

Gambar 11 Hopper

Sumber : https://www.bayan.com.sg

Manajemen Pelabuhan (MS141317) - 13


DEPARTEMEN TEKNIK TRANSPORTASI LAUT
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
KAMPUS ITS SUKOLILO, SURABAYA 60111
Telp : 031 596 1505 Fax : 031 596 1504
Email : seatrans@its.ac.id

e. Conveyor
Sebagai fasilitas lanjutan dari jalannya angkutan batubara, fasilitas conveyor
mengangkut batubara dengan sistem ban berjalan dari lokasi dumping
batubara di ujung jalan angkut menuju ke stockpile di area Tersus. Conveyor
dapat membentang dengan sangat panjang tergantung dari luas terminal
batubara tersebut. Conveyor juga dapat digunakan untuk mengangkut barang
barang curah padat lainnya selain batubara.

Gambar 12 Conveyor

Sumber : https://www.bayan.com.sg

3. Penanganan Kapal di Pelabuhan


Tongkang batubara pada umumnya ditarik maupun didorong menggunakan
sebuah tugboat atau kapal tunda. Saat tongkang batubara mendekati daerah
pelabuhan, tongkang batubara akan didatangi pandu dari pelabuhan untuk
memandu tongkang batubara memasuk dan melewati alur masuk. Setelah
tongkang batubara melewati alur masuk, kapal tunda yang menarik atau
mendorong tongkang akan bermanuver menuju kolam labuh dan menurunkan
jangkar untuk menunggu antrian sandar di dermaga pelabuhan. Setelah selesai
menunggu di kolam labuh, kapal tunda akan menarik atau mendorong tongkang
batubara menuju arah dermaga untuk sandar. Pada proses tersebut pihak
pelabuhan akan mengirimkan kapal tunda untuk membantu proses sandar dari
tongkang batubara tersebut. Setelah tongkang batubara berada di sisi depan

Manajemen Pelabuhan (MS141317) - 14


DEPARTEMEN TEKNIK TRANSPORTASI LAUT
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
KAMPUS ITS SUKOLILO, SURABAYA 60111
Telp : 031 596 1505 Fax : 031 596 1504
Email : seatrans@its.ac.id

dermaga, proses tambat akan dilakukan, sehingga proses bongkar muat batu bara
dapat segera dilakukan.
Proses bongkar muatan pada tongkang batubara dapat dilakukan dengan
menggunakan crane dari pelabuhan, untuk memuat muatan pada tongkang
batubara dapat dilakukan dengan menggunakan conveyor belt. Saat proses
bongkar muat, mesin utama dan mesin bantu kapal tunda dimatikan dan untuk
kebutuhan listrik dapat didapatkan dari pelabuhan. Pelayanan yang dapat
diberikan pelabuhan untuk kapal tunda selain kebutuhan listrik adalah kebutuhan
bahan bakar, air bersih dan pengolahan sampah dari kapal.
Setelah tongkang batubara selesai melakukan proses bongkar muat,
tongkang batubara akan meninggalkan area pelabuhan. Proses melepas
tambatan dan menaikkan jangkar segera dilakukan setelah proses bongkar muat
dan pengurusan dokumen selesai. Setelah tongkang batubara melepaskan tali
tambatnya, tongkang batubara akan ditarik atau didorong keluar menuju area
pelabuhan dan dibantu kapal tunda yang disewakan dari pelabuhan. Saat
tongkang mendekati alur, pandu yang berasal dari pelabuhan kembali naik ke
kapal tunda untuk mengarahkan tongkang batubara melewati alur dengan selamat
dan tongkang batubara dapat meinggalkan area pelabuhan.

Gambar 13 Proses sandar Coal Barge

Sumber : http://www.indonesiacoalbarge.com/

Manajemen Pelabuhan (MS141317) - 15


DEPARTEMEN TEKNIK TRANSPORTASI LAUT
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
KAMPUS ITS SUKOLILO, SURABAYA 60111
Telp : 031 596 1505 Fax : 031 596 1504
Email : seatrans@its.ac.id

4. Penanganan Muatan di Pelabuhan

Gambar 14 Diagram Alir Penanganan Batubara

Sumber : http://www.pusdiklat-minerba.esdm.go.id/

Penangangan batubara secara umum dapat dilihat di Gambar 5 diatas. Pada


diagram alir tersebut, batubara dapat diangkut lewat darat maupun lewat laut dan
sungai. Pada pembahasan kali ini, batubara diangkut menggunakan tongkang
melalui sungai maupun laut yang berangkat dari pelabuhan dan menuju pelabuhan
lainnya. Tongkang dimuat menggunakan conveyor dan dibawa menuju pelabuhan
tujuan. Setelah sampai di pelabuhan tujuan, batubara yang dibawa tongkang
tersebut kemudian dibongkar menggunakan alat transfer yang dapat berupa grab
bucket crane. Kemudian setelah dibongkar menggunakan grab bucket crane,
batubara dipindahkan ke tempat penyimpanan menggunakan conveyor. Setelah itu
batubara dimuat ke truk menggunakan hopper untuk diantarkan ke suatu
pembangkit listrik atau ke tempat lainnya yang membutuhkan batubara.

Untuk penanganan batubara di pelabuhan yaitu bermula saat setelah selesai


proses bongkar, batubara yang telah dibongkar menggunakan grab bucket crane
dibawa menggunakan conveyor belt menuju ke tempat penyimpanan batubara.
Untuk panjang conveyor belt tergantung dari luas terminal batubara dari pelabuhan
itu sendiri. Penanganan batubara di lapangan penumpukan pada umumnya
menggunakan sistem first in first out (FIFO) yaitu batubara yang terlebih dahulu

Manajemen Pelabuhan (MS141317) - 16


DEPARTEMEN TEKNIK TRANSPORTASI LAUT
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
KAMPUS ITS SUKOLILO, SURABAYA 60111
Telp : 031 596 1505 Fax : 031 596 1504
Email : seatrans@its.ac.id

masuk ke lapangan penumpukan harus dikeluarkan terlebih dahulu saat akan


menggunakannya. Kemudian harus ada sistem manajemen lapangan penumpukan
terhadap muatan batubara yaitu.

1. Kontrol terhadap Temperatur dan Swabakar


2. Kontrol terhadap Kontaminasi dan Housekeeping
3. Kontrol terhadap Aspek Kualitas Batubara
4. Kontrol terhadap Aspek Lingkungan
Manajemen lapangan penumpukan tersebut manfaatnya adalah sebagai
penyangga antara pengiriman batubara dan proses penggunaan dari batubara
tersebut. Selain itu, manajemen lapangan penumpukan juga berfungsi sebagai
persediaan strategis jika ada gangguan seperti kekurangan stok batubara atau
kelebihan batubara secara jangka pendek maupun jangka panjang. Pada lapangan
penumpukan juga berfungsi untuk proses pencampuran batubara untuk
menyiapkan kualitas yang dibutuhkan. Selama pengelolaan lapangan penumpukan
batubara akan timbul limbah padat dan limbah cair yang akan menjadi resiko yang
tak dapat dihindari. Permukaan dari lapangan penumpukan diusahakan dapat
mengalirkan limbah ke arah sistem pembuangan yang tersedia, sehingga semua
limbah cair dapat mengalir ke arah saluran pembuangan yang tersedia.

Balikpapan Coal Terminal (BCT)


Balikpapan Coal Terminal (BCT) merupakan salah satu pelabuhan khusus
batubara terbesar di Indonesia yang berlokasi di Balikpapan, Kalimantan Timur.
BCT dikelola oleh PT Dermaga Perkasa Pratama, anak perusahaan PT Bayan
Resources Tbk, dan dilengkapi dengan fasilitas pengiriman batubara ekspor atau
shiploading berth dan fasilitas penerimaan batubara atau Unloading berth. BCT
memiliki kapasitas sebesar 15,0 juta ton per tahun dan kapasitas penimbunan
sekitar 1.0 juta ton di 16 stockpile serta dapat melayani kapal berukuran Handy,
Panamax hingga Capesize.

Gambar 15 Balikpapan Coal Terminal (BCT)

Sumber : https://www.bayan.com.sg

Manajemen Pelabuhan (MS141317) - 17


DEPARTEMEN TEKNIK TRANSPORTASI LAUT
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
KAMPUS ITS SUKOLILO, SURABAYA 60111
Telp : 031 596 1505 Fax : 031 596 1504
Email : seatrans@its.ac.id

Spesifik Balikpapan Coal Terminal (BCT)


SHIPLOADING BERTH
Loading Rate 1 x 4,000 tonnes/hour
Type Travelling Luffing
Max Throw 43m
Max Ship Air Draft + 19m LWD
Draft at berth -15m LWD
- Panamax 90,000 DWT (full
Acceptable Vessels load)
- Capesize 170,000 (partial)

UNLOADING BERTH
Unloading 4,000 tonnes/hour
Type Liebherr Grab cranes
Acceptable Barges 3.000 12.000 DWT (2 Units)

STOCKPILING
Capacity 14 x 65.000 tonnes

ENTRY CHANNEL
Length 14,000 metres
Width 175 300 metres
Depth 13 metres

ARUS
Spring Tide 0.80 m/s max
Neap Tide 0.30 m/s max

1. Fasilitas di Balikpapan Coal Terminal (BCT)


Balikpapan Coal Terminal memiliki loading facility sebesar 4.000 Ton per jam
sehingga dapat mengisi penuh kapal berukuran Panamax dalam satu hari. Di
sisi lain, BCT juga memiliki fasilitas pembongkaran batubara sebesar 5.000 ton
per jam dan dapat melakukan bongkar muatan batubara sekaligus dari 2
tongkang secara bersamaan. BCT juga difasilitasi untuk dapat mencampur
batubara hingga 4 stockpile yang dikendalikan oleh sistem komputerisasi
dengan tujuan untuk memenuhi spesifikasi yang diinginkan pelanggan.

Manajemen Pelabuhan (MS141317) - 18


DEPARTEMEN TEKNIK TRANSPORTASI LAUT
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
KAMPUS ITS SUKOLILO, SURABAYA 60111
Telp : 031 596 1505 Fax : 031 596 1504
Email : seatrans@its.ac.id

Gambar 16 Lapangan Penumpukan Batubara Balikpapan Coal Terminal (BCT)

Sumber : https://www.bayan.com.sg

2. Peralatan Balikpapan Coal Terminal (BCT)


Peralatan-peralatan yang ada di Balikpapan Coal Terminal adalah sebagai
berikut:
Travelling Luffing
Travelling Luffing digunakan pada proses Pada proses loading yang
akan menyalurkan batubara langsung ke tongkang batubara. Batubaru
tersebut dapat berasal dari lapangan penumpukan maupun langsung dari
truk yang dimuat menggunakan alat Travelling Luffing.

Gambar 17 Travelling Luffing

Sumber : https://www.bayan.com.sg

Manajemen Pelabuhan (MS141317) - 19


DEPARTEMEN TEKNIK TRANSPORTASI LAUT
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
KAMPUS ITS SUKOLILO, SURABAYA 60111
Telp : 031 596 1505 Fax : 031 596 1504
Email : seatrans@its.ac.id

Liebherr Grab Crane


Liebherr Grab Crane digunakan pada proses unloading yang
membongkar batubara dari tongkang ke lapangan penumpukan atau ke
truck.

Gambar 18 Liebherr Grab cranes

Sumber : https://www.bayan.com.sg

Loader/Unloader Vehicle
Loader/Unloader Vehicle digunakan untuk membantu bongkar muat di
palkah kapal atau meratakan mengumpulkan batubara di lapangan
penumpukan.
Conveyor
Conveyor digunakan untuk memindahkan batubara dari lapangan
penumpukan ke barge.

3. Penanganan Kapal
Untuk menangani kapal maupun tongkang yang akan bersandar di
Balikpapan Coal Terminal, telah disediakan alur masuk sepanjang 14km
dengan lebar antara 175m hingga 300m dan mempunyai kedalaman sebesar
13m. Untuk kapal tunda yang beroperasi ada 3 kapal tunda yaitu 1 unit kapal
tunda dengan daya 870HP, 1 unit kapal tunda dengan daya 1700HP, dan 1 unit
kapal tunda dengan daya 2400HP. Jika kapal tersebut bersandar pada malam
hari maka harus dibantu dengan pilot dari pihak Balikpapan Coal Terminal. Saat

Manajemen Pelabuhan (MS141317) - 20


DEPARTEMEN TEKNIK TRANSPORTASI LAUT
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
KAMPUS ITS SUKOLILO, SURABAYA 60111
Telp : 031 596 1505 Fax : 031 596 1504
Email : seatrans@its.ac.id

kapal sudah melewati alur dan sudah melakukan proses sandar di dermaga,
maka operasi bongkar muat dapat dilakukan. Namun proses bongkar muat
tidak dapat dilakukan satu hari penuh pada hari natal, tahun baru, idul adha,
dan idul fitri. Untuk bunkering kapal, pihak kapal harus menghubungi dan
mengkonfirmasi otoritas pelabuhan balikpapan.

4. Penanganan Muatan
Pada proses loading, Balikpapan Coal Terminal menggunakan Travelling
Luffing yang akan menyalurkan batubara langsung ke tongkang batubara.
Batubaru tersebut dapat berasal dari lapangan penumpukan maupun langsung
dari truk yang dimuat menggunakan alat Travelling Luffing.

Sedangkan pada proses unloading, Balikpapan Coal Terminal


menggunakan Liebherr Grab Crane yang akan membongkar batubara dan
menyalurkannya ke conveyor menuju lapangan penumpukan dan akan diatur
dengan bulldozer di lapangan penumpukan tersebut.

Manajemen Pelabuhan (MS141317) - 21


DEPARTEMEN TEKNIK TRANSPORTASI LAUT
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
KAMPUS ITS SUKOLILO, SURABAYA 60111
Telp : 031 596 1505 Fax : 031 596 1504
Email : seatrans@its.ac.id

Daftar Pustaka
(2008). Retrieved from www.shipstructure.org.

IMO, 2001, BC CODE Consolidated 2001

Iskandar. Irza, 2012, Analisis Penerapan Continuous Coal Transport Mode Untuk
Angkutan Batubara Di Sungai, Jurnal Teknik POMITS

Istopo, 1999, Kapal Dan Muatannya, Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang,


Semarang.
Pratama. Agung, 2014, Pelaksanaan Memuat Batu Bara Di Dengan Menggunakan
Floating Crane,Semarang.

Dalal NS, et al. Hydroxyl radical generation by coal mine dust: possible
implication to coal workerspneumoconiosis. Dalam:Setiawan B, dkk. Efek
inhalasi debu batubara terhadap stres klorinatif dan kerusakan endotel. J
Indon Med Assoc 2011;61(6):253-257
Kramadibrata, Soedjono, 1985. Perencanaan Pelabuhan.Ganeca Exact,Bandung.

Def.Alonzo,Quinn,1972.Design And Construction Of Ports & Marine Structures.The


United Stated.Of America.

Syaefuddin. Penentuan besarnya kompensasi untuk pemulihan lingkungan akibat


angkutan batubara di Sungai Barito, Kabupaten Barito Kuala-Kalimantan
Selatan. Jurnal Sains dan Teknologi Kebumian Indonesia 2010;1(2):82-93
Utama, Danu. 2013.PERANCANGAN INTEGRATED TUG-BARGE (ITB).
Desain Self-Propelled Oil Barge (SPOB). Nandika Bagus Prayoga. 2010.
http://www.mifacoal.co.id/id-id/OPERASI/Infrastruktur/Pelabuhan
http://www.macorship.com/pdf/BALIKPAPAN%20COAL%20TERMINAL.pdf
https://www.bayan.com.sg/index.php/id/operasi/pelabuhan-pengiriman
http://redorasta.blogspot.co.id/2012/03/kegiatan-muat-batu-bara-kapal-mvcal.html

http://www.pusdiklat-minerba.esdm.go.id/index.php/kerjasama/item/198-
penanganan-batubara-coal-handling
http://balikpapan.prokal.co/read/news/193776-siap-bawa-pembajak-berseragam-
ke-mabes-kapolda-sebar-nomor-hp

Manajemen Pelabuhan (MS141317) - 22

Anda mungkin juga menyukai