Anda di halaman 1dari 5

Pengetahuan Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

http://forbetterhealth.wordpress.com/2009/04/19/pengetahuan
-dan-faktor-faktor-yang-mempengaruhi/
19 April 2009 oleh Ramadhan

oleh : Erfandi

Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini setelah orang melakukan penginderaan
terhadap obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera
penglihatan, pendengaran, penciuman, rsa dan raba. Sebagaian besar pengetahuan manusia
diperoleh melalui mata dan telingan (Notoatmodjo 2007). Pengetahuan atau kognitif
merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (Overt
Behaviour).

Menurut pendekatan kontruktivistis, pengetahuan bukanlah fakta dari suatu kenyataan yang
sedang dipelajari, melainkan sebagai konstruksi kognitif seseorang terhadap obyek,
pengalaman, maupun lingkungannya. Pengetahuan bukanlah sesuatu yang sudah ada dan
tersedia dan sementara orang lain tinggal menerimanya. Pengetahuan adalah sebagai suatu
pembentukan yang terus menerus oleh seseorang yang setiap saat mengalami reorganisasi
karena adanya pemahaman-pemahaman baru.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang, yaitu :

o Pendidikan.

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di


dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi
proses belajar, makin tinggi pendidikan seeorang makin mudah orang tersebut untuk
menerima informasi. Dengan pendidikan tinggi maka seseorang akan cenderung untuk
mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun dari media massa. Semakin banyak
informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang didapat tentang kesehatan.
Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan dimana diharapkan seseorang
dengan pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya.
Namun perlu ditekankan bahwa seorang yang berpendidikan rendah tidak berarti mutlak
berpengetahuan rendah pula. Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh di
pendidikan formal, akan tetapi juga dapat diperoleh pada pendidikan non formal.
Pengetahuan seseorang tentang sesuatu obyek juga mengandung dua aspek yaitu aspek
positif dan negatif. Kedua aspek inilah yang akhirnya akan menentukan sikap seseorang
terhadap obyek tertentu. Semakin banyak aspek positif dari obyek yang diketahui, akan
menumbuhkan sikap makin positif terhadap obyek tersebut .

o Mass media / informasi. Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal
maupun non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate impact)
sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan. Majunya teknologi akan
tersedia bermacam-macam media massa yang dapat mempengaruhi pengetahuan
masyarakat tentang inovasi baru. Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media
massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, dan lain-lain mempunyai pengaruh besar
terhadap pembentukan opini dan kepercayan orang. Dalam penyampaian informasi
sebagai tugas pokoknya, media massa membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti
yang dapat mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal
memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya pengetahuan terhadap hal tersebut.

o Sosial budaya dan ekonomi. Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-
orang tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian
seseorang akan bertambah pengetahuannya walaupun tidak melakukan. Status ekonomi
seseorang juga akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk
kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi pengetahuan
seseorang.

o Lingkungan. Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu,


baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh terhadap proses
masuknya pengetahuan ke dalam individu yang berada dalam lingkungan tersebut. Hal ini
terjadi karena adanya interaksi timbal balik ataupun tidak yang akan direspon sebagai
pengetahuan oleh setiap individu.

o Pengalaman. Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara


untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengetahuan
yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi masa lalu. Pengalaman belajar
dalam bekerja yang dikembangkan memberikan pengetahuan dan keterampilan
professional serta pengalaman belajar selama bekerja akan dapat mengembangkan
kemampuan mengambil keputusan yang merupakan manifestasi dari keterpaduan menalar
secara ilmiah dan etik yang bertolak dari masalah nyata dalam bidang kerjanya.

o Usia. Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang.
Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya,
sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik. Pada usia madya, individu
akan lebih berperan aktif dalam masyarakat dan kehidupan sosial serta lebih banyak
melakukan persiapan demi suksesnya upaya menyesuaikan diri menuju usia tua, selain itu
orang usia madya akan lebih banyak menggunakan banyak waktu untuk membaca.
Kemampuan intelektual, pemecahan masalah, dan kemampuan verbal dilaporkan hampir
tidak ada penurunan pada usia ini. Dua sikap tradisional mengenai jalannya perkembangan
selama hidup :

Semakin tua semakin bijaksana, semakin banyak informasi yang dijumpai dan
semakin banyak hal yang dikerjakan sehingga menambah pengetahuannya.

Tidak dapat mengajarkan kepandaian baru kepada orang yang sudah tua karena
mengalami kemunduran baik fisik maupun mental. Dapat diperkirakan bahwa IQ akan
menurun sejalan dengan bertambahnya usia, khususnya pada beberapa kemampuan yang
lain seperti misalnya kosa kata dan pengetahuan umum. Beberapa teori berpendapat
ternyata IQ seseorang akan menurun cukup cepat sejalan dengan bertambahnya usia.

Pengukuran Pengetahuan.
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan memberikan seperangkat alat tes /
kuesioner tentang object pengetahuan yang mau diukur, selanjutnya dilakukan penilaian
dimana setiap jawaban benar dari masing-masing pertanyaan diberi nilai 1 dan jika salah
diberi nilai 0.

Penilaian dilakukan dengan cara membandingkan jumlah skor jawaban dengan skor yang
diharapkan (tertinggi) kemudian dikalikan 100% dan hasilnya berupa prosentase dengan
rumus yang digunakan sebagai berikut:

Keterangan :

N = Nilai pengetahuan

Sp = Skor yang didapat

Sm = Skor tertinggi maksimum

Misal : jumlah jawaban benar Responden A = 20. Julah soal 25 (nilai maksimal 25). Maka
nilai prosentase Responden A =

20
X 100% = 80%
25

Selanjutnya prosentase jawaban diinterpretasikan dalam kalimat kualitatif dengan acuan


sebagai berikut :

Baik : Nilai = 76-100%

Cukup : Nilai = 56-75%

Kurang : Nilai = 40-55%

Tidak baik : Nilai < 40%

JENIS STATISTIK DESKRIPTIF YANG BIASA DIGUNAKAN UNTUK MENGUKUR


PENGETAHUAN :

A. PROSENTASE

x 100%
P = Fx
N

Keterangan :
P = Prosentase
Fx = Frekwensi responden dengan kriteria tertentu
N = Jumlah total responden/sampel

B. RATA-RATA

x1 + x2 + x3 + xn
X =
n

Keterangan :

X = nilai rata-rata

x1, x2, xn = Nilai Responden 1, 2, dan responden-n

n = jumlah responden/sampel

Misal :

ada 5 responden dengan nilai pengetahuan = 50, 60, 60, 50, dan 80. Maka nlai rata-rata
responden adalah:

50 + 60 + 60 + 50 + 80 300
= = 60
5 5

C. MEDIAN

n+1
Me =
2

Keterangan :

Me = nilai rata-rata
n = jumlah responden/sampel

misal : ada 5 responden dengan nilai pengetahuan = 50, 60, 60, 50, dan 80. Maka nlai
Median responden adalah:

5+1
= 3
2

Artinya, nilai Median ada di posisi ke 3 setelah diurut dar yang terkecil ke angka yang
terbesar, yaitu 50, 50, 60, 60, 80. Jadi Mediannya ada pada angka/nilai 60 (posisi ke-3).

REFERENSI :

Arikunto, S. 1994. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Cetakan I. Jakarta : PT.
Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Sudijono, Anas. 2006. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada

Sunaryo, 2004. Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarta : EGC

Widayatun, TS. 1999. Ilmu Prilaku, Cetakan pertama. CV Sagung Seto: Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai