Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM

HIDROLIKA DAN MEKANIKA FLUIDA

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan


Program S-1 Jurusan Teknik Sipil

Disusun Oleh :

Aen Muhammad Velayati Iman Hilmanudin


Ali Rahman Irsan Permana
Andri Setiawan Jajang Jaenudin
Andrian Suhariyana Kharisma Angga
Angga Jurista Lia Amelia
Dadang Kurnia Nuraini Rai Utami
Egi Dika Pratama Ridwan Setiansyah
Eneng Masriah Risma Aprilianti
Farhan Ferbian Usep Rohendi
Fitri Nurbaeti Yuda Nugraha

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI GARUT
2015

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur mari kita panjatkan ke Illahi robbi, karena atas berkat Rahmat dan
karunia-Nyalah penulis dapat menyelesaikan penulisan Laporan Praktikum Mekanika Fluida
dan Hidraulika.
Tidak lupa Shalawat serta salam senantiasa terlimpah curahkan kepada Baginda
Rasulullah Muhammad SAW.
Dalam penulisan dan penyusunan Laporan Praktikum ini, penulis mendapat
berbagai tantangan dan rintangan yang mungkin saja dapat menghentikan penulisan dan
penyusunan Laporan Praktikum ini. Namun dengan penuh keikhlasan hati, banyak yang
membantu dan memberikan motivasi pada penulis. Untuk itu penulis mengucapkan
terimakasih kepada :
1. Ibu Ir. Ida Farida, MT. Selaku ketua jurusan teknik sipil.
2. Bapap Sulwan Permana selaku dosen pembimbing praktikum Mekanika fluida dan
Hidraulika..
3. Rekan-rekan seperjuangan di Teknik Sipil angkatan 2012.
Kesalahan dan kekurangan penulis yakini ada pada laporan praktikum ini, baik itu
karena kekhilafan, karena ketidaktahuan penulis. Untuk itu penulis mengharapkan kritikan
dan saran yang konstruktif yang akan membantu kami dalam penyusunan yang lebih baik.
Akhir kata penulis berharap semoga Laporan Praktikum ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak yang berkepentingan.

Garut, Maret 2015

Penyusun

ii
BAB I
PENDAHULUAN

Hidrolika adalah bagian dari mekanika yang mempelajari keseimbangan dan gerak
dari air. Hidrolika diperlukan sebagai pengalaman atau pengetahuan dasar untuk menentukan
dan mendirikan bangunan dan air. Yang dimaksud dengan bangunan air adalah bangunan
irigasi, pengendalian banjir, bendungan, pelabuhan, teknik penyehatan, perlindungan pantai,
serta bangunan-bangunan lainnya yang berhubungan dengan air.
Tujuan hidrolika adalah mencari rumus atau hukum yang dapat menggambarkan
peristiwa di atas dan diturunkan dari rumus atau hukum yang diketahui dari mekanika. Pokok
dari tujuan ini adalah memanfaatkan peristiwa dan gejala alam untuk kepentingan manusia.
Tanpa pokok ini tidak perlu kita memperdalam pengetahuan, karena akhirnya akan merusak
lingkungan juga.
Tetapi, karena kurangnya pengetahuan kita mengenai alam, maka rumus tidak dapat
menggambarkan peristiwa dengan sempurna, karena itu perlu dimasukan koefisien yang
ditentukan dari peninjauan atas pengamatan dalam alam atau dalam model atau dalam
percobaan.
Dalam teknik sipil, pengetahuan Hidrolika diperlukan untuk :
Merencanakan bangunan air
Memeriksa perhitungan dan perencanaan bangunan air
Memeriksa dan menilai keadaan di lapangan dari bangunan air, sungai, pantai dan
lain-lain aliran serta akibatnya.
Karena tidak semua peristiwa alam dapat dihitung, maka untuk memantapkan rencana
suatu bangunan air yang penting diperlukan suatu penyelidikan model. Untuk itu diadakan
Praktikum Hidrolika yang pada dasarnya membuktikan kenyataan-kenyataan yang ada di
alam.

1
BAB II
TAHAP PENGUJIAN

2.1.1 TUJUAN PRAKTIKUM


1. Mahasiswa dapat melihat dan mengukur kehilangan tinggi tekan aliran pada
saluran tertutup (pipa) akibat gesekan (tahanan lekat) dinding.
2. Mahasiswa memahami pengertian tinggi energi dan tinggi tekan.
3. Mahasiswa dapat menentukan harga kekasaran pipa (E) dan koefisien
kehilangan energi (f) dari Moody.

2.1.2 PERALATAN YANG DIGUNAKAN


Jaringan pipa yang ada di laboratorium, terdiri dari 3 pipa paralon dan selang
pizometer (15 selang plastik)
Ember penampung 5 liter atau lebih
Gelas ukur 1000 ml
Thermometer
Jangka sorong
Pita ukur, panjang 2 meter

2.1.3 PENGANTAR
1. Mengukur debit : Q = Vo 1/T(m3/det)
Vol = Volume air tertampung diember, diukur dengan gelas ukur
T = Waktu tampung, dimana dengan stpwatch
2. Kehilangan tinggi tekan pada pipa lurus :
Persamaan Bernoulli

2
Rumus Darcy-Weisbach
Hf = f L/d . V2 / 2g
Dimana f = koefisien kehilangan energi akibat gesekan (frichion) dari Mordy, fungsi
dari bilangan Reynold (gambar 1.2)
L = panjang pipa (m)
d = diameter dalam pipa (m)
V = kecepatan aliran
3. Bilangan Reynold
Re = v.d / v
Dimana = kekentalan kinetis fluida (air) dimana harganya dipengaruhi oleh
temperatur (table 1.2)

2.1.4 PENYIAPAN ALAT PERCOBAAN


1. Tetapkan satu pipa yang akan digunakan, tutuplah pada pipa-pipa yang belum
digunakan.
2. Jalankan pompa dan alirkan air melalui pipa yang akan digunakan.
Perhatian bahwa air pada bak awal (penampung/bak-1) harus melimpas pada ambang
pelimpah dengan cukup.
3. Outlet pipa (ujung pipa
bagian hilir) yang terletak pada bak akhir (pembuang/bak-2) harus pada kondisi
terendam
4. Periksa selang-selang
Pizometer. Apakah berfungsi, (tidak macet), dan tidak ada kebocoran-kebocoran.
Keluarkan semua udara yang terjebak didalam slang Pizometer. Perhatikan adanya
perbedaan tinggi permukaan air pada masing-masing selang. Biarkan air, mengalir 2-3
menit atau lebih.
5. Tutup kran hilir (kran-
2), biarkan air pada bak awal (bak-1) melimpas. Periksa permukaan air pada selang
Pizometer apakah sudah cukup datar.
Kalau belum cukup datar, periksa ulang adanya gelembung udara yang terperangkap di
dalam selang (keluarkan) dan juga kemungkinan adanya kebocoran (perbaiki)

3
6. Apabila permukaan air pada selang-selang Pizometer sudah cukup datar tetapi
belum memberikan nilai selisih permukaan air pada masing-masing selang sebagai
indek koreksi.
7. Tutup kran awal (kran-1), arus kran akhir (kran-2) tetap pada posisi tertutup
juga. Pipa tersebut siap digunakan.
8. Lakukan langkah 1 s/d 7 di atas untuk pipa berikutnya
9. Ketiga pipa siap digunakan (ingat jangan lupa mencatat indek-koreksi selang
Pizometer untuk masing-masing pipa

2.1.5 PROSEDUR PERCOBAAN


Tetapkan pipa yang akan digunakan untuk percobaan
1. Masukan thermometer pada bak awal (bak-1) gantung, dibaca
setiap awal dan akhir pengeluaran debit.
2. Buka kran awal (kran-1) dan kran akhir (kran-2) secara
perlahan, ukur kran debit pada pipa pembuang (gunakan ember, stopwatch dan gelas
ukur)
3. Biarkan air mengalir 1-2 menit, ulangi pengukuran debit.
Pengukuran debit diulangi 3x, untuk setiap bukaan kran.
4. Perhatikan air dibak awal (bak-1) harus limpas dan outlet pipa
di bak akhir (bak-2) harus terendam.
5. Setiap pengukuran debit dilakukan pula pembacaan permukaan
air di selang Pizometer.
6. Ulangi prosedur di atas untuk 5 debit yang berbeda-beda
(biasanya dilakukan dari debit kecil)
Lakukan prosedur yang sama untuk pipa-pipa

a. Percobaan 1
LEMBAR PENGAMATAN
Tabel 2.1 Indek koreksi tabung Pizometer

Diameter Pipa Bacaan Tabung Index Koreksi Jarak Titik


No Luar Dalam 1 2 3 4 5 1-2 2-3 3-4 4-5
Pipa
m m m
x10-2 x10-3 x10-2
1 2 3 4
I1 2 inchi 54 54 54 54 54 100 100 100 100

4
0 0 0 0 0
37 37 37 37 37
II - 2 1 inchi 100 100 100 100
0 0 0 0 0
75 75 75 75 75
II - 3 0,5 inchi 100 100 100 100
0 0 0 0 0

5
Percobaan 1.

Nomor Pipa :1
Diameter
: 2 inchi = 5,08 x10-2 meter
Pipa

Volume Waktu Kecepatan Viskositas Bilangan


No. Waktu T ( det ) Debit Q Temperatur
Tampungan Tampungan V Kinematik v Reynold
Percobaan
Mulai Selesai ( m3 ) ( det ) ( m3/det ) o
C ( m/det ) ( m2/det ) ( Re )
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 0 1,5 0,00180 1,5 0,00120 31 0,5920 0,813 x 10-6 3,6991 x 104
I 2 0 2 0,00209 2 0,00105 31 0,5155 0,813 x 10-6 3,2213 x 104
3 0 3 0,00320 3 0,00107 31 0,5262 0,813 x 10-6 3,2881 x 104
Rata-Rata 0 2,167 0,00236 2,167 0,00110 31 0,5446 0,813 x 10-6 3,4029 x 104
1 0 1,5 0,00190 1,5 0,00127 31 0,6249 0,813 x 10-6 3,9046 x 104
II 2 0 2 0,00220 2 0,00110 31 0,5427 0,813 x 10-6 3,3909 x 104
3 0 3 0,00318 3 0,00106 31 0,5229 0,813 x 10-6 3,2676 x 104
Rata-Rata 0 2,167 0,00243 2,167 0,00114 31 0,5635 0,813 x 10-6 3,5210 x 104

6
Pengukuran debit

Nomor Pipa :2
Diameter
: 1 inchi = 2,54 x10-2 meter
Pipa

Volume Waktu Kecepatan Viskositas


No. Waktu T ( det ) Debit Q Temperatur Bilangan Reynold
Tampungan Tampungan V Kinematik v
Percobaan
Mulai Selesai ( m3 ) ( det ) ( m3/det ) o
C ( m/det ) ( m2/det ) ( Re )
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 0 32,05 6,83000 32,05 0,21310 31 105,1330 0,813 x 10-6 656,9194 x 104
I 2 0 39,97 4,2 39,97 0,10508 31 51,8396 0,813 x 10-6 323,9176 x 104
3 0 33,59 5,45000 33,59 0,16225 31 80,0447 0,813 x 10-6 500,1565 x 104
Rata-Rata 0 35,203 5,49333 35,203 0,16014 31 79,0058 0,813 x 10-6 493,6645 x 104

7
Pengukuran debit

Nomor Pipa :3
Diameter : 0.5
= 1,27 x10-2 meter
Pipa inchi

Volume Waktu Kecepatan Viskositas


No. Waktu T ( det ) Debit Q Temperatur Bilangan Reynold
Tampungan Tampungan V Kinematik v
Percobaan
Mulai Selesai ( m3 ) ( det ) ( m3/det ) o
C ( m/det ) ( m2/det ) ( Re )
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 0 72 6,68 72 0,092778 31 732,2634 0,813 x 10-6 1143,8802 x 104
I 2 0 49,3 6,75 49,3 0,136917 31 1080,6380 0,813 x 10-6 1688,0815 x 104
3 0 39,17 4,40000 39,17 0,112331 31 886,5893 0,813 x 10-6 1384,9550 x 104
Rata-Rata 0 53,490 5,94333 53,490 0,114008 31 899,8303 0,813 x 10-6 1405,6389 x 104

8
2.2.1. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mahasiswa dapat melihat profil muka
aliran melalui ambang lebar.
2. Mahasiswa dapat memahami tentang
energi minimum (E min) dan kedalaman kritis (Yc)
3. Ambang lebar sebagai pengukur debit

2.2.2. PERALATAN YANG DIGUNAKAN


1. Saluran kaca yang ada di laboratorium
2. Ember penampung ukuran 5 liter
3. Gelas ukur 100 ml
4. Stop watch
5. Penggaris pita ukur

2.2.3 PENGANTAR
Persamaan Energi Spesifik:
E = Y + V2 /2g = Y + 1 /2g (Q2 /A2)
Apabila besar debit Q adalah konstan, maka :
dE / dy = 1- Q2 / g A3 dA / dy, untuk saluran berpenampung empat persegi : dA
/ dy = T (lebar permukaan air) = b
E akan mencapai nilai minimum bila dE / dy = 0, atau Q3 / gA3 * T=1
Q2 =1
g.b2.y3
(V2) = Fr = 1 (aliran kritis)
g.y

Y = Yc (kedalaman kritis)

9
V12 / 2g

H Vc2 / 2g
Hu
Q
Y1 Yc

P Lc

BW

10
H = Yc + Vc2 = 3 x Yc
2g 2
Yc = 3 x H
2
qi = Vc x Yc = 1,075 x H 3/2 , (Debit persatuan ideal)
q = Cdi x 1,075 x H 3/2 = 2/3 x Cd 2g x H 3/2
Cd : dikenal sebagai koefisien debit (untuk ambang lebar)

2.2.4 PENYIAPAN ALAT PERCOBAAN


1. Ukur dimensi ambang dan panjang
dengan baik, berikan penutup malam atautanah liat agar tidak terjadi bocoran diantara
ambang dan dinding kaca.
2. Atur dasar saluran agar menjadi datar (S
=9), dengan selang waterpas atau mengisikanair ke dalam saluran dan memasang skot
balk diujung hilir. Tambal dengan malam atau tanah liat.
3. Periksa selang Peizometer, apakah
berfungsi dengan baik, dan tidak ada kebocoran. Keluarkan semua udara yang terjebak
di dalam selang. Periksa permukaan air pada tabung Peizometer apakah sudah cukup
datar, kalau belum cukup datar, periksa apakah selang ada gelembung udara yang
terperangkap (keluarkan), dan juga kemungkinan adanya kebocoran (perbaiki).
4. Ukur tinggi air dan dasar saluran,
tetapkan index tabung Peizometer.
5. (Ingat jangan lupa mencatat index
koreksi tabung Peizometer)

2.2.5 PROSEDUR PERCOBAAN


1. Alirkan air, buka solt bak di hilir
saluran, biarkan air mengalir 3 s/d 5 menit kemudian lakukan pengukuran debit 3 kali.
2. Dengan bedit tetap seperti diatas,
pasang beberapa balok pada skotbalk di hilir, lakukan 4 atau 5 variasi sampai kondisi
ambang tenggelam. Pada setiap variasi dilakukan pengukuran debit masing-masing 3
kali.

11
3. Setiap pengukuran debit dilakukan pula
pembacaan permukaan air di tabung Peizometer.
4. Ulangi prosedur di atas untuk 3 debit
yang berbeda-beda (biasanya dilakukan dari debit besar ke debit kecil)

2.2.6 LEMBAR DATA PRAKTIKUM


1. Lembar Pengamatan

No Tabung
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Jarak Antar
80 15 30 30 30 80 30 15 80
Tabung
Bacaan Muka
165 165 165 165 165 165 165 165 165 165
Air
Indeks Tabung 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Tabel 2.5 Index Koreksi Tabung Peizometer

Bacaan I II

H (m) 0,025 0,025

Yi (m) 0,175 0,175

P (m) 0,150 0,150

Yc (m) 0,015 0,015

Lc (m) 0,080 0,080

Bw (m) 0,300 0,300

B (m) 0,081 0,081

Yt1 0,115 0,073

Yt (m) Yt2 0,110 0,07

Yt3 0,095 0,06

12
Tabel 2.6 Bacaan Tabung Peizometer

Untuk saluran berpenampang empat persegi


dA / dy 7 (lebar permukaan air = 6)
E akan mencapai minimum bila dE / dy = 0
Atau Q2 / gA3 x T = 1 dan
Q2 =1
g.b2.y3

Q = g b 2 Yc 3

Q1 = 9,81x (8,1x10 2 ) 2 x ( 2 x10 2 ) 3

= 7,18 x 10-4 m3/det


Q2 = 9,81x (8,1x10 2 ) 2 x (1,9 x10 2 ) 3

= 6,64 x 10-4 m3/det


Q3 = 9,81x (8,1x10 2 ) 2 x (1,6 x10 2 ) 3

= 5,13 x 10-4 m3/det

13
Lembar Data Percobaan 2.2
Pengukuran debit dengan lebar saluran = 8,1 cm = 8,1 x 10-2 meter
Tabel 2.7 Pengukuran Debit

Waktu Pengukuran Volume Waktu


No Debit Q Skot balk Temperatur
T (detik) Tampungan Tampung
Percobaan (oC)
(m3) (detik)
Mulai Selesai Q (m3/dt) Jumlah Tinggi (m)
1 0 5,34 2,5 5,34 0,468165 31
I 2 0 6,37 3,12 6,37 0,489796 2 0,065 31
3 0 4,28 2,24 4,28 0,523364 31
Rata-rata 0 5,33 2,62 5 0,493775 31
1 0 3,48 1,37 3,48 0,393678 31
II 2 0 5,53 2,70000 5,53 0,488246 1 0,045 31
3 0 7,19 3,39 7,19 0,471488 31
Rata-rata 0 5 2,48667 5 0,451137 31

14
PERCOBAAN I

Gambar 2.2 Sketsa Profil Muka Aliran Melalui Ambang Lebar.

15
Percobaan 2.2
BACAAN PIZOMETER
Tabel 2.8 Indeks koreksi tabung Pizometer Percobaan 1

Nomor Nomor Tabung


percobaan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 150 225 150 130 152 152 142 152 132 10
2 150 225 150 130 152 152 142 152 132 10
I
3 150 225 150 130 152 152 142 152 132 10
Rata-Rata 150 225 150 130 152 152 142 152 132 10

Tabel 2.8 Indeks koreksi tabung Pizometer Percobaan 2

Nomor Nomor Tabung


percobaan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 110 225 120 110 122 120 120 120 122 120
2 110 225 120 110 122 120 120 120 122 120
II
3 110 225 120 110 122 120 120 120 122 120
Rata-Rata 110 225 120 110 122 120 120 120 122 120

BAB III
PENUTUP

16
3.1 Kesimpulan
Dari data-data yang telah didapatkan dari percobaan ini kita dapat dengan
mudah menghitung debit air yang di pakai pada percobaan tersebut. Selain itu, kita
juga dapat menghitung bilangan Reynold.
Juga kita dapat melihat profil muka aliran melalui ambang lebar. Dan dapat
memahami tentang energi minimum ( Emin ) dan kedalaman kritis ( Yc ) dari profil aliran
yang telah diketahui.

3.2 Saran
Dalam kegiatan praktikum sebaiknya diadakan persiapan yang lebih matang
agar dalam pelaksanaannya dapat dengan mudah dipahami dan tidak akan ada
manipulasi data.. Dan diharapkan adanya koordinasi antara lembaga dengan
mahasiswa, agar mahasiswa mempersiapkan materi-materi yang akan dipraktekkan.
Mudah-mudahan saran ini dapat menjadi tolak ukur untuk praktikum yang
akan datang.

17

Anda mungkin juga menyukai