a. Pengertian Syarat
[1]
Artinya:
[2].]
Artinya:
Ketiadaan sesuatu tidak mengharuskan ketiadaan yang lain dan adanya dia tidak
mengharuskan ada dan tidak adanya yang lain.
Syarat wajib Haji dan Umrah menurut pandangan jumhur fuqaha adalah:
1) Islam
2) baligh
3) berakal sehat
5) mampu (istithaah).
Syarat tersebut di atas disepakati oleh empat mazhab kecuali Imam Malik yang
menyatakan syarat wajib haji dan umrah hanya satu yaitu Islam.[3]
Mengenai syarat sahnya haji dan umrah terdapat beberapa pendapat di kalangan
ulama:
1
a) Islam
b) Ihram
3) Menurut mazhab Syafii dan Hambali, syarat sahnya haji dan umrah adalah:
b) Mumayyiz (sudah dapat membedakan antara yang baik dan buruk), anak yang
belum mumayyiz tidak sah hajinya/umrahnya.
Empat Imam Mazhab sepakat mensahkan wali bagi si anak yang belum
mumayyiz mewakili ihramnya, menghadirkannya di Arafah, meluntar jamrah
baginya serta membawanya thawaf dan sai.[5]
2. Rukun Haji
a. Pengertian Rukun
[7 ] .
Artinya:
Apa yang menopang berdirinya sesuatu, karena sesuatu itu berdiri dengan unsur
pokoknya (rukun) bukan karena berdiri sendiri.
b. Rukun Haji
Rukun haji adalah amalan-amalan haji yang apabila ditinggalkan maka batal
hajinya. Dalam hal ini, di antara para fuqaha terdapat perbedaan pendapat;
b) Empat kali putaran dalam thawaf ifadhah sedangkan tiga kali putaran lainnya
sekedar wajib.[8]
2) Menurut Mazhab Maliki dan Hambali, rukun haji ada empat, yaitu:
2
a) ihram
b) thawaf ifadhah
c) sai, dan
a) Ihram;
b) Thawaf Ifadhah;
c) Sai
e) Memotong/menggunting rambut
f) Tertib
Yang dimaksud tertib di sini adalah mendahulukan ihram dari semua amalan haji.
Melaksanakan wukuf sebelum thawaf Ifadhah dan menggunting rambut,
melaksanakan thawaf Ifadhah sebelum sai kecuali yang telah sai pada waktu
thawaf qudum (bagi yang melaksanakan haji ifrad atau qiran), maka setelah thawaf
ifadhah tidak diharuskan sai lagi.[10]
c. Rukun Umrah
a) Ihram
b) Thawaf
c) Sa'i
d) Memotong/menggunting rambut
e) Tertib
a) Ihram
b) Thawaf
c) Sa'i
3
3) Menurut Mazhab Hanafi yaitu empat putaran thawaf, sedangkan yang tiga putaran
lainnya hukumnya wajib.[11]
Rukun haji atau umrah kalau ditinggalkan haji atau umrahnya belum selesai (tidak
sah).
Wajib haji atau umrah adalah sesuatu hal yang apabila ditinggalkan sah haji atau
umrahnya akan tetapi wajib membayar dam.
a. Pengertian Wajib
Menurut istilah adalah perbuatan yang apabila dikerjakan mendapat pahala dan
apabila ditinggalkan mendapat dosa.[13]
Wajib (haji/umrah) berbeda dengan rukun, karena apabila wajib haji dan wajib
umrah ditinggalkan hajinya tetap sah, akan tetapi wajib membayar dam.
b. Wajib Haji
a ) Sa'i
c ) Meluntar jamaah
e ) Thawaf Wada'.[14]
e) Menggunting/memotong rambut
4
a) Ihram
b) Mabit di Muzdalifah
c) Mabit di Muzdalifah
d) Mabit di Mina
e) Melontar jamrah
g) Thawaf wada'.[16]
c. Wajib Umrah
1) Menurut kalangan Syafiiyah wajib umrah ada dua, yaitu ihram dari miqat dan
menghindari semua larangan-Iarangan ihram.[17]
2) Menurut kalangan Hanafiyah, yaitu Sai di antara Shafa-Marwah dan memotong atau
mencukur sebagian rambut.[18]
Pada dasarnya sama dengan wajib haji menurut tiap-tiap mazhab kecuali wukuf,
mabit dan meluntar jamrah, karena hal ini hanya ada dalam haji.
Sunat haji dan umrah akan diuraikan sesuai dengan rangkaian masing-masing
kegiatan dalam pelaksanaan ibadah haji dan umrah, mulai ihram, thawaf, sai, bercukur,
wukuf, mabit di Muzdalifah/Mina dan meluntar jamrah serta menyembelih binatang
(hadyu) dan amalan-amalan lainnya yang akan dijelaskan secara rinci pada pembahasan
selanjutnya
5
6