Anda di halaman 1dari 13

2.

3 Sejarah Seleksi Alam

Charles Darwin (1809-1882) memiliki nama panjang Charles Robert Darwin adalah
ilmuwan asal negara Inggris yang menemukan hasil penelitian di pulau galapagos untuk
menunjang teori evolusi. Charles Darwin disebut sebgai bapak evolusi karena memiliki data
yang lebih lengkap untuk menguatkan teori evolusi. Charles Darwin mengeluarkan dua buah
buku yang memberikan andil yang cukup penting bagi perkembangan teori evolusi, yakni :

1. On the origin of species by means of natural selections - tahun 1859. Darwin menelusuri
asal-usul manusia berdasarkan bukti sisa-sisa kehidupan masa lalu. Sayangnya, ia tidak
menemukan jawabannya, karena saat itu belum ditemukan fosil hominid yang
menunjukkan evolusi ke arah manusia. Ia hanya menyimpulkan makhluk hidup saat ini
merupakan hasil proses evolusi yang sangat panjang, dari makhluk bersel satu yang
membelah menjadi makhluk bersel banyak. Ia pun yakin bahwa umur bumi sangat tua
dan manusia sudah sangat panjang riwayatnya. Namun, baginya, asal-usul manusia tetap
masih menjadi tanda Tanya (Aziz, 2013).
2. The descent of man - tahun 1857
Dua inti pokok dari teori darwin :

a. Spesies yang hidup di masa sekarang berasal dari makhluk hidup yang berasal dari
masa lampau.
b. Evolusi terjadi karena adanya proses seleksi alam (natural selections)

Persamaan teori lamack dengan tori darwin adalah evolisi sama-sama terjadi karena
pengaruh faktor lingkungan. Sedangkan perbedaannya adalah pada yang menyebabkan
perubahan makhluk hidup, di mana lamarck disebabkan oleh kuantitas penggunaan organ tubuh,
sedangkan darwin pada seleksi alam (Nusantari, 2013).

2.4 Hukum-Hukum Yang Melatar Belakangi Seleksi Alam

Pemikiran Darwin menyatakan bahwa bentuk mahluk hidup dengan struktur baru yang
disebutnya sebagai bentuk modern, adalah diperoleh dari makhluk hidup dari warisan makhluk
hidup yang telah ada sebelumnya tetapi dengan suatu modifikasi.Modifikasi makhluk individu
merupakan adaptasi terhadap lingkungannya.Individu yang mempunyai kecocokan yang lebih
besar dengan lingkungannyalah yang mampu bertahan, karena itu lingkungannya berperan
sebagai penyeleksi terhadap kelestarian makhluk hidup dari generasi kegenerasi, sehingga
kemudian disebut dengan istilah seleksi alam.Seleksi alam menyatakan bahwa makhluk-makhluk
hidup yang lebih mampu menyesuaikan diri dengan kondisi alam habitatnya akanmendominasi
dengan cara memiliki keturunan yang mampu bertahan hidup, sebaliknya yang tidak mampu
akan punah.

Sebagai contoh, dalam sekelompok rusa yang hidup di bawah ancaman hewan pemangsa,
secara alamiah rusa-rusa yang mampu berlari lebih kencang akan bertahan hidup. Itu memang
benar. Akan tetapi, hingga kapan pun proses ini berlangsung, tidak akan membuat rusa-rusa
tersebut menjadi spesies lain. Rusa akan tetap menjadi rusa.

Maka pengertian seleksi alam menurut Darwin dapat dideskripsikan sebagai barikut :

1. Di alam, individu-individu berbeda dengan sesamanya

2. Perbedaan ini meskipun hanya sebagian kecil saja, ditentukan oleh faktor yang diteruskan
melalui pewarisan sifat

3. Kapanpun perbedaan-perbedaan ini menyangkut ketahanan, yaitu keberhasilan bertahan


sampai usia reproduksi, sehingga makhluk hidup mampu memberikan keturunan
(Vitasari, 2013).

Contoh peristiwa seleksi alam adalah pada kupu-kupu biston betularia di inggris. Kupu-
kupu biston betularia terdapat dua jenis, yaitu yang bersayap terang cerah dengan yang bersapap
gelap. Awal mulanya lingkungan inggris yang bersih sangat baik untuk adaptasi kupukupu yang
bersayap cerah. Namun karena limbah jelaga industri di inggris yang semakin banyak dan
mengotori pepohonan sehingga pohon menjadi gelap yang akhirnya menjadi lebih adaptif untuk
kupu-kupu yang bersapap gelap daripada yang terang. Hasilnya perkembangan kupu2 bersayap
gelap meningkat tajam dan sayap cerah berkurang drastis.
Seleksi alam berperan sebagai mekanisme pengeliminasi individu-individu lemah dalam
suatu spesies. Ini adalah kekuatan konservasi yang menjaga spesies yang ada dari kepunahan.
Namun mekanisme ini tidak memiliki kemampuan mengubah satu spesies ke spesies lain.
Seleksi alam hanya mengeliminir individu-individu suatu spesies yang cacat, lemah atau tidak
mampu beradaptasi dengan habitatnya. Mekanisme ini tidak dapat menghasilkan spesies baru,
informasi genetis baru, atau organ-organ baru. Dengan demikian, seleksi alam tidak mampu
menyebabkan apa pun berevolusi. Darwin menerima kenyataan ini dengan mengatakan: "Seleksi
alam tidak dapat melakukan apa pun sampai variasi-variasi menguntungkan berkebetulan
terjadi".Karena itulah neo-Darwinisme harus mengangkat mutasi sejajar dengan seleksi alam
sebagai "penyebab perubahan-perubahan menguntungkan". Akan tetapi, seperti yang akan kita
lihat, mutasi hanya dapat men-jadi "penyebab perubahan-perubahan merugikan".

Teori Darwin tentang evolusi melalui seleksi alam didasarkan pada dua fakta sederhana
yaitu:

a. Adanya variabilitas

b. Kesamaan antara induk dan keturunannya, dan satu kesimpulan bahwa variasi-variasi
yang mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kemungkinan makhluk hidup untuk
tertahan dan berproduksi.darwin percaya bahwa perubahan kondisi akan menghasilkan
variasi baru. Ini merupakan hasil yang segera tampak sebagai akibat adanya seleksi dan
akhirnya menghasilkan perubahan evolutif yang tetap (Swara, 2013).

Tidak dipungkiri lagi ide Darwin tentang seleksi alam merupakan konsep biologi yang
sangat penting. Ide seleksi alam sebagai mekanisme evolusi didasarkan pada beberapa ide yaitu :

Mahluk hidup yang dilahirkan jauh lebih banyak daripada mahluk hidup yang dapat bertahan
pada keadaan lingkungan dengan makanan terbatas.Ketersediaan kebutuhan hidup yang terbatas
mengakibatkan terjadinya kompetisi di antara mahluk hidup. Kompetisi terjadi sangat hebat di
antara individu-individu yang sama jenisnya, karena mereka memiliki keperluan atau kebutuhan
hidup yang sama.

2.5 Pengertian Seleksi Alam

Seleksi alam yang dimaksud dalam teori evolusi adalah teori bahwa makhluk hidup yang
tidak mampu beradaptasi dengan lingkungannya lama kelamaan akan punah. Yang tertinggal
hanyalah mereka yang mampu beradaptasi dengan lingkungannya. Dan sesama makhluk hidup
akan saling bersaing untuk mempertahankan hidupnya.

Teori seleksi alam bersandar pada tiga prinsip utama :

1. Pada setiap generasi dihasilkan keturunan yang jumlahnya banyak, lebih banyak daripada
yang dapat didukung oleh sumber-sumber terbatas (makanan, air, tempat teduh dan
pasangan kawin)

2. Terdapat variasi yang dapat diwariskan dalam populasi keturunan yang terlalu besar.

3. Terjadi kompetisi demi kesintasan, yang menyebabkan varian-varian yang teradaptasi


dengan lebih baik terhadap lingkungan tertentulah yang akan berhasil dan menghasilkan
keturunan yang mewarisi sifat-sifat adaptif tersebut (Vitasari, 2013).

2.6 Macam-macam Seleksi Alam

Di alam ini terjadi 3 macam seleksi, yaitu seleksi terarah, seleksi stabilisasi, dan seleksi
disruktif.

a. Seleksi terarah

Jika kondisi lingkungan berubah, terjadi tekanan seleksi terhadap suatu jenis yang
menyebabkan spesies tersebut beradaptasi pada kondisi baru. Didalam populasi, akan ada
range atau rentang individu yang berdasarkan dengan salah satu karakter.

Suatu populasi mungkin dapat berada dalam keadaan dimana individu-individu


yang menempati satu ekstrim dari kisaran fenotip lebih disukai daripada yang lain-
lain.Hal ini terjadi akibat perubahan pada lingkungan fisiknya.Polusi udara yang
disebabkan oleh revolusi industri di Britania Raya berakibat evolusi populasi berwarna
lebih gelap pada banyak sekali spesies ngengat-melanisme industri.Pergeseran fenotip ini
biasa disebut penggantian ciri.Ini adalah akibat dari seleksi berarah.Jadi seleksi berarah
adalah kekuatan dinamis yang menyebabkan perubahan progressif dalm genotip dan oleh
karena itu perubahan evolusioner (Swara, 2013).

Gambar diatas menunjukkan bahwa ada tiga cara seleksi alamiah yang dapat
mengubah distribusi fenotipe populasi. Pada setiap kasus, sumbu X merupakan kisaran
variasi sifat yang dipertimbangkan sedangkan sumbu Y merupakan kisaran jumlah
individu dalam populasi di tempat tersebut.
Grafik sebelah kiri menunjukkan seleksi penstabilan bekerja melawan individu
yang ekstrim dari sifat yang terseleksi. Polimorfisme berimbang merupakan salah satu
contoh seleksi penstabilan.Grafik tengah menunjukkan seleksi berarah menguntungkan
fenotipe pada satu ujung kisaran tersebut, sehingga menimbulkan pergeseran bertahap
dalam distribusi fenotipe pada populasi tadi.Grafik kanan menunjukkan seleksi distruptif
menguntungkan tipe ekstrim di ats tipe intermediate.Hal ini dapat menyebabkan
pemisahan populasi itu menjadi dua subpopulasi.
b. Seleksi Stabilisasi
Seleksi ini terjadi pada semua populasi dan cenderung memperkecil keekstriman
atau penonjolan didalam kelompok.Dalam hal ini, hal tersebut mengurangi kemampuan
menghasilkan variasi dalam suatu populasi, dengan demikian mengurangi pula
kesempatan mengalami perubahan evolusi.
Seleksi alamiah sering bekerja untuk menyingkirkan individu dari kedua fenotip
ekstrim tersebut,di samping meningkatkan keberhasilan reproduksi fenotip yang
mendekati nilai rata-rata. Dalam hal yang demikian, seleksi alamiah merupakan kekuatan
yang bekerja untuk memelihara suatu keadaan tetap pada saat tertentu.Misalnya, ekor
panjang dan ekor pendek itu keduanya tidak menguntungkan bagi tikus.Faktor-faktor
yang mungkin melibatkan seperti halnya daya tarik pada lawan jenis, kemudahan gerak,
kerugian karena pemangsa.Pada manusia misalnya, insiden mortalitas bayi itu lebih
tinggi baik pada bayi dengan bobot sangat berat maupun dengan bobot yang sangat
ringan. Jadi bayi dengan bobot rata-rata pada waktu lahir terseleksi,dan yang bobotnya
pada kedua ekstrim itu tersingkir. Polimorfisme berimbang yang terjadi karena
kemampuan superior heterozigot merupakan contoh yang lain (Swara, 2013).
c. . Seleksi disruktif
Meskipun jenis seleksi ini kurang umum, namun bentuk seleksi ini penting dalam
mencapai perubahan evolusi.Seleksi distruktif dapat terjadi jika factor factor
lingkungan mengambil sejumlah bentuk yang terpisah.
Tampaknya ada keadaan tertentu dimana individu pada kedua ekstrim dar kisaran
fenotipnya lebih sesuai dari pada yang terdapat di tengah-tengah.Hal ini dinamakan
seleksi disruptif atau seleksi terganggu. Arti penting evulisionermya terdapat pada
kenyataan bahwa seleksi disruptif itu dapat menimbulkan terpecahnya lungkang (pool)
gen tungal menjadi dua lungkang gen yang berbeda. Hal ini dapat merupakan suatu cara
pembentukan spesies baru.
Residu dari operasi pertambahan sering kali mengandung ion metal toksik dalam
konsentrasi sangat tinggi, sehingga sebagian besar tumbuhan tak dapat tumbuhan
ditempat tersebut. Akan tetapi, beberapa spesies yang kuat, misalnya rumput tertentu,
mampu mentebar dari tanah sekitarnya yang tak terkontaminasi sampai diatas timbunan
limbah tersebut. Pemeriksaan pada tumbuhan ini memperlihatkan bahwa mereka telah
mengembangkan daya tahan yang tinggi terhadap ion-ion toksik, disamping itu pada saat
yang sama mengembangkan pula kekurangmampuan tumbuh pada tanah yang tak
terkontaminasi. Karena penyerbukan pada rumput terjadi oleh angin, maka terjadi
persilangan antara populasi yang resisten dan tak resisten, namun akhirnya terjadi seleksi
disruptif. Laju kematian yang lebih tinggi pada tumbuhan yang kurang resisten yang
tumbuh pada tanah yang terkontaminasi, dibandingkan dengan laju kematian yang lebih
tinggi pada tumbuhan yang lebih resisten yang tumbuh pada tanah yang tak
terkontaminasi, menyebabkan divergensi meningkat dan populasinya terbagi menjadi dua
sub populasi dengan perwujudan ekstrim sifat ini (Swara, 2013).
2.7 Contoh Seleksi Alam

Contoh peristiwa seleksi alam adalah pada kupu-kupu biston betularia di inggris.Kupu-
kupu biston betularia terdapat dua jenis, yaitu yang bersayap terang cerah dengan yang bersapap
gelap.Awal mulanya lingkungan inggris yang bersih sangat baik untuk adaptasi kupukupu yang
bersayap cerah.Namun karena limbah jelaga industri di inggris yang semakin banyak dan
mengotori pepohonan sehingga pohon menjadi gelap yang akhirnya menjadi lebih adaptif untuk
kupu-kupu yang bersapap gelap daripada yang terang.Hasilnya perkembangan kupu2 bersayap
gelap meningkat tajam dan sayap cerah berkurang drastis.
Seleksi alam adalah proses di mana mutasi genetika yang meningkatkan reproduksi
menjadi (dan tetap) lebih umum dari generasi yang satu ke genarasi yang lain pada sebuah
populasi. Kondisi-kondisi ini menghasilkan kompetisi antar organisme untuk bertahan hidup dan
bereproduksi. Oleh sebab itu, organisme dengan sifat-sifat yang lebih menguntungkan akan lebih
berkemungkinan mewariskan sifatnya, sedangkan yang tidak menguntungkan cenderung tidak
akan diwariskan ke generasi selanjutnya (Vitasari, 2013).
Konsep pusat seleksi alam adalah kebugaran evolusi organisme.Kebugaran evolusi
mengukur kontribusi genetika organisme pada generasi selanjutnya. Namun, ini tidaklah sama
dengan jumlah total keturunan, melainkan kebugaran mengukur proporsi generasi tersebut untuk
membawa gen sebuah organisme. Karena itu, jika sebuah alel meningkatkan kebugaran lebih
daripada alel-alel lainnya, maka pada tiap generasi alel tersebut menjadi lebih umum dalam
popualasi.Contoh-contoh sifat yang dapat meningkatkan kebugaran adalah peningkatan
keberlangsungan dan fekunditas.Sebaliknya, kebugaran yang lebih rendah yang disebabkan oleh
alel yang kurang menguntungkan atau merugikan mengakibatkan alel ini menjadi lebih
langka.Adalah penting untuk diperhatikan bahwa kebugaran sebuah alel bukanlah karakteristik
yang tetap.Jika lingkungan berubah, sifat-sifat yang sebelumnya bersifat netral atau merugikan
bisa menjadi menguntungkan dan yang sebelumnya menguntungkan bisa menjadi merugikan.
Kasus khusus seleksi alam adalah seleksi seksual, yang merupakan seleksi untuk sifat-
sifat yang meningkatkan keberhasilan perkawinan dengan meningkatkan daya tarik suatu
organisme.Sifat-sifat yang berevolusi melalui seleksi seksual utamanya terdapat pada pejantan
beberapa spesies hewan.Walaupun sifat ini dapat menurunkan keberlangsungan hidup individu
jantan tersebut (misalnya pada tanduk rusa yang besar dan warna yang cerah dapat menarik
predator).Ketidakuntungan keberlangsungan hidup ini diseimbangkan oleh keberhasilan
reproduksi yang lebih tinggi pada penjantan.
Bidang riset yang aktif pada saat ini adalah satuan seleksi, dengan seleksi alam diajukan
bekerja pada tingkat gen, sel, organisme individu, kelompok organisme, dan bahkan spesies.Dari
model-model ini, tiada yang eksklusif, dan seleksi dapat bekerja pada beberapa tingkatan secara
serentak.Di bawah tingkat individu, gen yang disebut transposon berusaha menkopi dirinya di
seluruh genom.Seleksi pada tingkat di atas individu, seperti seleksi kelompok, dapat mengijinkan
evolusi ko-operasi.
Dengan berbagai perkembangan dalam perkembangan dalam ilmu biologi, khususnya
genetika maka kemudian Teori Evolusi Darwin diperkaya. Seleksi alam tidak lagi menjadi satu-
satunya agen penyebab terjadinya evolusi, melainkan ada tambahan faktor-faktor penyebab lain
yaitu: mutasi, aliran gen, dan genetic drift. Oleh karenanya teori evolusi yang sekarang kita
seirng disebut Neo-Darwinian atau Modern Systhesis. Secara singkat, proses evolusi oleh seleksi
alam (Neo Darwinian) terjadi karena adanya:
a. Perubahan frekuensi gen dari satu generasi ke generasi berikutnya.
b. Perubahan dan genotype yang terakumulasi seiring berjalannya waktu.
c. Produksi varian baru melalui pada materi genetic yang diturunkan (DNA/RNA).
d. Kompetisi antar individu karena keberadaan besaran individu melebihi sumber daya
lingkungan tidak cukup untuk menyokongnya.
e. Generasi berikut mewarisi kombinasi gen yang sukses dari individu fertile (dan
beruntung) yang masih dapat bertahan hidup dari kompetisi (Vitasari, 2013).

Darwin mengemukakan bahwa seleksi alam merupakan agen utama penyebab terjadinya
evolusi. Darwin (dan Wallace) menyimpulkan seleksi dari prinsip yang dikemukakan oleh
Malthus bahwa setiap populasi cendrung bertambah jumlahnya seperti deret ukur, dan sebagai
akibatnya cepat atau lambat akan terjadi perbenturan antar anggota dalam pemanfaatan sumber
daya khususnya bila ketersediaannya terbatas. Hanya sebagian, seringkali merupakan bagian
kecil, dari keturunannya bertahan hidup: sementara besar lainnya tereliminasi.
Dengan berkembangnya ilmu genetika, teori itu diperkaya sehingga muncul Neo
Darwinian. Menurut Lemer (1958), definisi seleksi alam adalah segala proses yang
menyebabkan pembedaan non random dalam reproduksi terhadap genotype; atau allele gen dan
kompleks gen dari generasi ke generasi berikutnya.
Anggota populasi yang membawa genotype yang lebih adaptif (superior) berpeluang
lebih besar untuk bertahan daripada keturunan yang inferior. Jumlah individu keturunan yang
superior akan bertambah sementara jumlah individu inferior akan berkurang dari satu generasi ke
generasi lainnya. Seleksi alampun juga masih bekerja, sekalipun jika semua keturunan dapat
bertahan hidup dalam beberapa generasi.Contohnya adalah pada jenis fauna yang memiliki
beberapa generasi dalam satu tahun. Jika makanan dan sumberdaya yang lain tidak terbatas
selama suatu musim, populasi akan bertambah seperti deret ukur dengan tidak ada kematian di
antara keturunannya. Hal itu tidak berarti seleksi tidak terjadi, karena anggota populasi dengan
genotype yang berbeda memproduksi keturunan dalam jumlah yang berbeda atau berkembang
mencapai matang seksual pada kecepatan yang berbeda. Musim yang lain kemungkinan
mengurangi jumlah individu secara drastic tanpa pilih-pilih. Jadi pertumbuhan eksponensial dan
seleksi kemungkinan akan dilanjutkan lagi pada tahun berikutnya. Pebedaan fekunditas,
sesungguhnya juga merupakan agent penyeleksi yang kuat karena menentukan perbedaan jumlah
individu yang dapat bertahan hidup atau dan jumlah individu yang akan mati, yang ditunjukkan
dalam angka kematian (Vitasari, 2013).
Darwin telah menerima, namun dengan sedikit keraguan, slogan Herbert Spencer
survival of the fittest in the struggle for life sebagai altenatif untuk menerangkan proses seleksi
alam, namun saat ini slogan itu nampaknya dipandang tidak sepenuhnya tepat. Tidak hanya
individu atau jenis yang terkuat tetapi mereka yang lumayan pas dengan lingkungan dapat
bertahan hidup dan bereproduksi.Dalam kondisi seleksi yang lunak atau halus semua individu
atau jenis pembawa genotype yang bermacam-macam dapat bertahan hidup ketika populasi
berkurang. Individu yang fit (individu yang sesuai dengan lingkungan dapat bertoleransi dengan
lingkungan) tidak harus mereka yang paling kuat, paling agresif atau paling bertenaga,
melainkan mereka yang mampu bereproduksi menghasilkan keturunan dengan jumlah terbanyak
yang viable dan fertile (Vitasari, 2013).
Seleksi alam tidak menyebabkan timbulnya material baru (bahan genetic yang baru yang
di masa mendatang akan datang diseleksi lagi),melainkan justru menyebabkan hilangnya suatu
varian genetic atau berkurang frekuensi gen tertentu. Seleksi alam bekerja efektif hanya bila
populasi berisi dua atau lebih genotype, yang mana dari varian itu ada yang akan tetap bertahan
atau ada yang tereliminasi pada kecepatan yang berbeda-beda. Pada seleksi buatan, breeder akan
memilih varian genetic (individu dengan genotype) tertentu untuk dijadikan induk untuk generasi
yang akan datang. permasalahan yang timbul adalah dari mana sumber materi dasar atau bahan
mentah genetic penyebab keanekaragaman genetic pada varian-varian yang akan obyek seleksi
oleh alam. Permasalahan itu terpecahkan setelah T.H Morgan dan kawan-kawan meneliti mutasi
pada lalat buah Drosophilia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses mutasi menyuplai
bahan mentah genetic yang menyebabkan terjadinya keanekaragaman genetic dimana nantinya
seleksi alam bekerja (Vitasari, 2013).

Teori pertentangan antara para ahli

1. Lamarck versusDarwin

Menurut teori Lamarck, jika leher jerapa terus-menerus digunakan untuk menjangkau
dahan yang tinggi, maka leher itu akan memanjang. Keturunan berikutnya memiliki leher yang
lebih panjang, demikian seterusnya. Menurut teori ini baik jerapah berleher pendek maupun
berleher panjang memiliki jumlah ruas tulang leher yang sama. Perbedaannya terletak pada
panjang pendeknya tulang leher. Sedangkan menurut teori Darwin, ada berbagai variasi jerapah
yakni jerapah berleher pendek dan jerapah berleher panjang yang dapat menggapai daun di
tempat yang tinggi. Jerapah yang berleher pendek tidak mendapat makanan dan akhirnya akan
mati. Dengan demikian jerapah yang berleher pendek terkena seleksi alam, sedangkan jerapah
yang berleher panjang tetap lestari (Hidayat, 2010).

2. Lamarck Versus Weismann

Menurut Lamarck, lingkungan berpengaruh terhadap makhluk hidup. Secara alami,


kondisi lingkungan senantiasa berubah. Agar tetap lestari, makhluk hidup harus beradaptasi.
Artinya makhluk hidup juga mengalami perubahan. Perubahan tersebut diwariskan kepada
keturunannya dari generasi ke generasi. Sedangkan menurut August Weismann, perubahan
jaringan tubuh karena faktor lingkungan tidak diwariskankepada keturunannya. Perubahan yang
diwariskan kepada keturunannya adalah perubahan tingkat gen pada sel-sel germinal dan sel-sel
gamet. Jadi makhluk hidup dapat berubah jika gen sel-sel germinal dan sel gamet yang
dikandungnya mengalami perubahan. Perubahan gen akan diwariskan kepada keturunannya.
Perubahan lingkungan yang tidak mempengaruhi gen, tidak akan berpengaruh kepada
keturunannya (Hidayat, 2010).
3. Darwin Versus Weismann

Dari uraian diatas tampak bahwa Weismann lebih cenderung kepandangan Darwin
tentang seleksi alam. Evolusi menyangkut cara pewarisan gen-gen melalui sel-sel kelamin,
dengan kata lain, evolusi adalah gejala seleksi alam terhadap faktor-faktor genetik(Hidayat,
2010).

Anda mungkin juga menyukai