1. Pendahuluan
Untuk membantu para dosen di lingkungan USU dalam memilih pendekatan
penilaian yang cocok untuk mata kuliahnya sehingga pengambilan keputusan
seorang mahasiswa dinyatakan lulus atau tidak lulus benar-benar sesuai dengan
prestasi yang dicapainya maka dirasakan perlu untuk membuat Petunjuk
Penerapan Pendekatan Penilaian PAN & PAP.
Kedua pendekatan ini berbeda dalam tujuan, cara penerapan dan bagaimana
menginterpretasikan hasil penilaian.
PAN dapat dipakai bila mata kuliah tersebut bukan rnerupakan prasyarat mata
kuliah yang lain atau mata kuliah pada tingkat yang lebih tinggi.
Hasil ujian mahasiswa diperiksa dan angka hasil ujian disusun dalam bentuk
kurva normal dan dihitung angka rata-rata dan simpangan bakunya. PAN
menghasilkan kurve normal karena pendekatan ini pada dasarnya tidak
mengkaitkan dengan proses belajar mengajar. PAN membiarkan mahasiswa
berkembang normal atau apa adanya sehingga dalam kelompok mahasiswa itu
masih terdapat perbedaan yang luas antara mereka yang mencapai hasil belajar
tinggi dan mereka yang mencapai hasil belajar yang rendah. Makin normal kurve
yang dihasilkan oleh hasil pengukuran menunjukkan ujian yang dipergunakan
makin baik, dan makin baik sistem pengajaran yang diselenggarakan.
PAP tidak menggunakan angka rata-rata yang dihasilkan dalam kelompok yang
diuji melainkan telah terlebih dahulu ditetapkan kriteria keberhasilan yaitu batas
lulus. penguasaan tujuan instruksional (bahan pelajaran). Mahasiswa yang telah
mencapai batas ini dianggap telah berhasil dalam belajar dan diperkenankan
mempelajari bahan pelajaran yang lebih tinggi sedang yang belum mencapai
dianggap belum berhasil.
Dengan demikian bila dosen ingin menggunakan PAP maka dalam proses
pengajarannya dosen tidak bisa begitu saja membiarkan mahasiswa menjalani
sendiri proses belajanya, melainkan terns menerus secara langsung atau tidak
langsung merangsang dan memeriksa kemajuan belajar mahasiswa. Dosen
membantu mahasiswa melewati tahap pengajaran sampai berhasil.
Pendekatan ini menuntut usaha yang lebih terarah dan terencana sejak sebelum,
selama, dan seusai penyelenggaraan pengajaran. Dalam pelaksanaannya bila
PAP tidak hanya menentukan segi mutu hasil belajar mahasiswa tapi juga dalam
jumlah mahasiswa yang berhasil. Dosen yang menggunakan PAP dengan baik
tidak akan menaikkan/menurunkan bates lulus dalam usahanya untuk
sebanyaknya mungkin mahasiswa yang tutus. Dosen ini tidak menghendaki
adanya penyebaran hasil belajar yang merata dan rendah ke tinggi tapi
sebanyak mungkin mahasiswa mencapai hasil belajar yang tinggi.
Cara Pertama: Penetapan persentase mahasiswa yang diluluskan (A, B+, B, C+,
C) : 70% dengan cara mengurut nilai tertinggi sampai yang terendah.
Contoh:
Banyaknya Nilai
10 % Teratas A
10% B+
20 % Dibawahnya {
10% B
20% C+
40 % Dibawahnya {
20% C
20 % Dibawahnya lagi D
10 % Terbawah E
Contoh:
Batas Daerah Dalam Kurve Nilai
A
> x + 1.5 SD B+
x+1SD --------- x + 1.5 SD B
x + 0.5 SD --------- x + 1 SD C+
x --------- x + 0.5 SD C
x - 0.5 SD --------- x D
x - 1.5 SD --------- x - 0.5 SD E
< x 1.5 SD
Penetapan patokan "batas lulus. tergantung pada sifat mata kuliah. Bila
diperlukan penguasaan yang akurat/keterampilan yang tinggi maka 'batas lulus'
akan lebih tinggi dibanding matakuliah yang mensyaratkan keterampilan yang
tidak terlalu tinggi. Batas lulus dapat saja 55%, 60% dan 80% penguasaan tujuan
instruksional. 'Batas lulus' ini ditetapkan dosen dan disepakati oleh Bagian,
Jurusan dan Fakultas.
Di bawah ini ada dua contoh penetapan batas lulus derajat penguasaan tujuan
instruksional dengan PAP.
Berhubung karena jumlah mahasiswa yang relatif sedikit dan dosen berkeinginan
agar jumlah mahasiswa yang lulus banyak jumlahnya, maka dosen menetapkan
pendekatan penilaian yang digunakan adalah PAP. Karena matakuliah ini bukan
merupakan prasyarat bagi mata kuliah diatasnya maka dosen menetapkan
'Batas Lulus' berupa penguasaan minimal 55% dengan kriteria PAP sebagai
berikut:
A = 85 -100 %
B+ = 80 - 84 %
B = 70 - 79 %
C+ = 65-69 %
C = 55-64 %
D = 45-54 %
E < 45%
Untuk Ujian Akhir Semester, jumlah skor maksimum adalah = 80 dan hasil Ujian
Akhir Semester berupa skor mentah dapat dilihat pada kolom (4a).
Hasil ujian tersebut sebagai contoh kasus dapat dilihat pada tabel1.
A = -
B+ = 4 orang (13.33%)
B = 9 orang (30%)
C+ = 5 orang (16.67%)
C = 9 orang (30%)
D = 3 orang (10%)
E = -
(1) Skor mentah yang dihaluskan untuk tiap skor mid tes. Hasilnya dapat dilihat
pada kolom (3b). Cara penghitungannya rnenggunakan rumus Penghalusan
Angka Mentah.
55
Angka mentah yang dihaluskan: ------ x 100 = 91.67
60
Pembobotan ini dapat dilakukan dengan beberapa cara dan tergantung pada
ujian-ujian dan tugas-tugas yang dinilai.
Contoh pembobotan:
(1 x91.66)+(2x81.25)
Nilai Akhir = -------------------------
3
= 84.72
b) Bila Ujian Mid Semester dilakukan dua kali dan diberikan tugas lain
(misalnya membuat makalah) yang juga dinilai, dan Ujian Akhir Semester,
maka pembobotan dapat ditetapkan dengan teknik prosentase.
Contoh :
- Rata-rata Ujian Mid I + Ujian Mid II = 30%
- Ujian Akhir Semester = 60%
- Tugas-tugas = 10%
Jumlah = 100%
Pada kasus di atas dimana jumlah peserta klas relatif keeil (30 mahasiswa) dan
proses pengajaran berlangsung dengan baik, apabila dosen menggunakan
Pendekatan Penilaian PAN maka hasilnya akan sangat berbeda (Iihat Tabel2).
Cara Pendekatan Penilaian PAN untuk kasus diatas adalah sebagai berikut:
(1) Proses pengolahan skor mentah sampai mendapat angka yang dihaluskan
baik untuk Ujian Mid Semester dan Ujian Akhir Semester menggunakan cara
yang sama. Hasilnya akan sama seperti yang tertera pada kolom (3b) dan
(4b) Tabel2.
A = > x + 1 1/2 SD
B+ = (x + 1 SD) - (x + 1 1/2 SD)
B = (x + 1 1/2 SD) - (x + 1 SD)
C+ = (x) - (x + 11/2 SD)
C = (x . 1/2 SO) - (x)
D = (x - 1 1/2 SD) - (x.-1/2 SD)
E = < (x - 1 Yz SO)
(5) Karena PAN menggunakan Kurve Normal sebagai acuan maka selanjutnya
dihitung Nilai Rata-Rata (Mean) dan Simpangan Baku (Standard Deviasi) dan
Nilai Akhir ke tigapuluh mahasiswa tersebut.
Xi (Xi-X)2
X = ------------ SD = ----------------
N N
INV AC
1). Tekan :
55 RUN , 60 RUN
, 75, 75 RUN
, 80, 80 RUN
, 50, 50 RUN
Untuk kasus di atas, masukkan data nilai akhir (kolom 5) ke dalam kalkulator,
caranya seperti contoh diatas.
Hasil perhitungan Mean dan SD menggunakan kalkulator, adalah:
Mean = 66.94
SD = 9.47
Ini menunjukkan hasil ujian kelompok tersebut baik (Nilai rata-rata 66.94).
(6) Kemudian hitung Batas Daerah dalam Kurve (lihat Tabel 3 kolom 2).
Selanjutnya supaya tidak terjadi tumpang tindih antara interval nilai A, B+, B,
C+, C, D dilakukan pembulatan, biasanya pada interval awal dari batas
daerah dalam kurve (lihat Tabel 3 kolom 3).
Untuk penerapan PAN ini, perlu diperhatikan hasil perhitungan mean atau nilai
rata-rata dari kelompok yang diuji, sebab bila nilai rata-rata sangat rendah
misalnya dibawah 50, maka perlu dikaji ulang soal-soal ujian. Mungkin ada soal-
soal ujian yang kurang bermutu ataupun kunci jawaban soal yang belum benar,
sehingga perlu dilakukan penskoran ulang. Namun bila soal dan kunci jawaban
soal sudah baik, hasil ujian rata-ratanya masih dibawah 50, penerapan PAN,
akan merugikan mutu kelulusan sebab yang memperoleh nilai jelek akan
mendapat grade yang tinggi, sehingga perlu dibuatkan modifikasi batas kurve
yang lebih realistik.
7. Penutup
Dalam menetapkan pendekatan penilaian yang akan digunakan faktor yang
diperlukan dipertimbangkan adalah motivasi dosen untuk mengajar dengan baik
agar mahasiswa dapat mencapai tujuan intruksional yang ditetapkan, disamping
faktor lain seperti sarana dan jumlah mahasiswa.
Hasil belajar mahasiswa ditentukan oleh proses belajar mengajar, soal ujian, dan
proses penilaian yang baik.