Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

PENGOLAHAN LIMBAH

INDUSTRI PUPUK UREA

Disusun oleh :

Afifah Syadza (062114015)

Dwi Nur Annisah (062114031)

Hanifa Legitha (062114115)

PROGRAM STUDI KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PAKUAN
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas segala


limpahan rahmat dan karunian-Nya sehingga penyusunan makalah
Pengolahan Limbah Industri Pupuk Urea dapat diselesaikan. Tidak
lupa kami ucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu dan mendukung dalam penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini


masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang bersifat membangun sangat kami harapkan. Akhir kata,
semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca umumnya dan
kami sendiri khususnya.

Bogor, 17 Juni 2016

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Indonesia merupakan negara agraris yang mayoritas
penduduknya menggantungkan diri pada sektor pertanian.
Seiring dengan meningkatnya hasil pertanian guna
memenuhi kebutuhan pangan masyarakat, maka kebutuhan
akan tersedia pupuk yang berkualitas dengan harga yang
terjangkau sangatlah mutlak diperlukan. Pupuk memegang
peranan penting dalam peningkatan kualitas produksi hasil
pertanian. Salah satu jenis pupuk yang banyak digunakan
oleh petani adalah pupuk urea, yang berfungsi sebagai
sumber nitrogen bagi tanaman. Dalam peternakan, urea
merupakan nutrisi makanan ternak yang dapat meningkatkan
produksi susu dan daging. Selain itu, pupuk urea memiliki
prospek yang cukup besar dalam bidang industri, antara lain
sebagai bahan dalam pembuatan resin, produk-produk cetak,
pelapis, perekat, bahan anti kusut dam membantu dalam
pencelupan di pabrik tekstil. Dengan demikian, kebutuhan
pupuk urea setiap tahun semakin bertambah besar.Urea
adalah suatu senyawa berbentuk kristal putih, bersifat basa,
yang dihasilkan dari reaksi dehidrasi ammonium carbamat,
sedangkan ammonium carbamat sendiri dihasilkan dari reaksi
ammoniak dengan carbon dioksida pada suhu dan tekanan
yang tinggi. Ammonium tersebut dapat diperoleh dari gas
alam yang sebagian besar mengandung metana, sedangkan
CO2 yang digunakan sebagai pereaksi dalam pembuatan urea
diperoleh dari hasil samping dari pembuatan ammoniak.
2NH3 + CO2 NH2COONH4 HN2CONH2 + H2O
Pupuk urea adalah pupuk buatan yang merupakan
pupuk tunggal, mengandung unsur hara utama nitrogen,
berbentuk butiran (prill) atau grintilan (granular). Urea
memiliki rumus kimia CO(NH2)2.

Adapun fungsi dari pupuk urea adalah sebagai berikut :


1. Membuat daun lebih rimbun, segar, dan hijau.
2. Mempercepat pertumbuhan tinggi tanaman.
3. Memperbanyak jumlah anakan.
4. Mempercepat pertumbuhan serabut akar, panjang akar, lilit
batang dan tunas baru
5. Memacu adaptasi perumbuhan tanaman pada kondisi
aklimatisasi.
6. Mempercepat sintesis protein dalam tanaman.
7. Meningkatkan laju fotosintesis.
8. Memperbaiki sifat kimia tanah yang terkait dengan
ketersediaan nitrogen dalam menunjang pertumbuhan
tanaman.

Kekurangan dari pupuk urea adalah :


1. Penggunaan pupuk urea yang berlebih akan merusak
kesuburan tanah.
2. Pemupukan berlebihan dapat merusak atau mengancam
kelangsungan hidup mikroorganisme dalam tanah
3. Pemupukan berlebihan membuat tanaman menjadi sekulen
(tidak resisten terhadap hama atau penyakit).
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Pupuk

Pupuk mungkin sudah seperti makanan pokok, walau


sebenarnya hanya makanan untuk tanah. Dalam kondisi bumi
sekarang ini, dan juga beberapa dasawarsa tahun lalu, bumi sudah
mulai aus dengan tingkah manusia memproduksi pangan yang
dilakukan secara kontinyu, tanpa jarak waktu. Pupuk pun menjadi
partner, sepanjang siklus, sejauh perjuangan. Pupuk tak lain adalah
senjata ampuh untuk menumbuhkan apa saja, untuk
memperoduksi pangan sebanyak yang kita inginkan.
Saat ini, pupuk yang digunakan sebagian besar petani adalah
pupuk kimia (urea, TSP, Poska), sebagian lagi pupuk organik
(nutrilake). Pupuk kimia masih popular, lantaran harganya yang
murah dan efektivitasnya. Sekali tebar dalam jumlah kilogram,
tanah telah mengandung unsure nitrat dan posfat yang sangat
dibutuhkan tumbuhan. Namun, setelah melihat perkembangannya,
pupuk jenis kimiawi ini pun mengandung problem, yaitu ekses
kimiawinya yang cukup membahayakan, seperti reduksi amoniak.

2.2 Pengertian Pupuk

Pupuk adalah substansi / bahan yang mengandung satu atau


lebih zat yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan
tanaman atau dapat dengan pengertian lain merupakan material
tertentu yang ditambahkan ke media tanam atau tanaman dengan
tujuan untuk melengkapi ketersediaan unsur hara yang dibutuhkan
tanaman sehingga dapat berproduksi dengan baik. Pupuk memang
sengaja dibuat mengandung bahan-bahan yang mendukung
pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Menurut pengertian ini,
bahan yang walapun mengandung zat yang dibutuhkan tanaman
tetapi tidak dibuat dengan sengaja untuk memberikan nutrisi
kepada tanaman tidak bisa dikatagorikan sebagai pupuk. Sebagai
contoh, sisa tanaman yang jatuh ke tanah dan menyediakan N bagi
tanah tidak bisa dikatakan sebagai pupuk. Dalam pemberian pupuk
perlu diperhatikan kebutuhan tumbuhan tersebut, agar tumbuhan
tidak mendapat terlalu banyak zat makanan. Terlalu sedikit atau
terlalu banyak zat makanan dapat berbahaya bagi tumbuhan.
Pupuk dapat diberikan lewat tanah ataupun disemprotkan ke daun.
Salah satu jenis pupuk organik adalah kompos.

2.3 Pupuk Berdasarkan Sumbernya


Dilihat dari sumber pembuatannya, terdapat dua kelompok
besar yaitu pupuk alami (bahasa Inggris: manure) dan pupuk
buatan (Ing. fertilizer). Pupuk alami mencakup semua pupuk
yang dibuat dari sisa-sisa metabolisme atau organ hewan dan
tumbuhan, sedangkan pupuk buatan dibuat melalui proses
pengolahan oleh manusia dari bahan-bahan mineral. Pupuk
buatan biasanya lebih "murni" daripada pupuk organik, dengan
kandungan bahan yang dapat dikalkulasi. Pupuk alami sukar
ditentukan isinya, tergantung dari sumbernya, keunggulannya
adalah ia dapat memperbaiki kondisi fisik tanah karena
membantu pengikatan air secara efektif.

2.3.1 Proses Pembuatan Pupuk Buatan

a. Pembuatan Amonia

Pupuk Urea yang dikenal dengan nama rumus kimianya


NH2CONH2 pertama kali dibuat secara sintetis oleh Frederich Wohler
tahun 1928 dengan mereaksikan garam cyanat (sianat) dengan
ammonium hydroxide. Bahan baku pembuatan Pupuk Urea adalah
Amoniak dan Karbondioksida, yang mana kedua bahan baku
tersebut dihasilkan dari pabrik Amoniak. Amoniak dan
Karbondioksida berasal dari sintesa gas alam. Jadi disini kami akan
membahas proses pembuatan Amoniak terlebih dahulu kemudian
di lanjutkan dengan proses pembuatan pupuk urea.

Reaksi N2 + 3H2 2NH3 merupakan reaksi


kesetimbangan eksoterm. Kesetimbangan reaksi untuk konversi
yang paling tinggi di peroleh pada teakanan tinggi dan suhu yang
lebih rendah. Untuk menghasilkan konversi tinggi perlu suhu
rendah tetapi kecepatan reaksi akan naik jika suhu dinaikkan.
Pemilihan proses umumnya menggunakan tekanan tinggi dan suhu
tinggi, atau suhu antara 500-550 C dengan tekanan sedang dengan
beban recycle yang lebih tinggi.
Ada 4 macam proses yang berbeda untuk mendapatkan suatu
amonia, yaitu:

1. Tekanan sangat tinggi (900-1000 atm) beroperasi pada


temperatur 500-600 C dan yield 40-80 %.
2. Tekanan tinggi (600 atm) temperatur 500 C yield 15-20 %
misalnya : casale.
3. Tekanan moderat (200-300 atm) temperatur 500-550 C,
yield dengan katalis terbaru 10-30 % misalnya : haber
bosch, kellog.
4. Tekanan rendah (100 atm) temperatur 400-425 C, yield 8-
20 %, misalnya mont cenis.
Kecenderungannya lebih banyak ke arah menggunakan
tekanan yang cukup rendah dengan meningkatkan beban
resirkulasi, karena menimbang mahalnya harga tangki bertekanan.
Juga cenderung untuk mengguanakan single-train yang besar (yang
berkapasitas reaktor 1000 ton/hari) sehingga ongkos produksinya
rendah, hal mana di mungkinkan dengan digunakannya kompresor
sentrifugal yang dapat menekan gas alam hingga 280 atm atau
lebih. Rumus molekul amoniak adalah NH3, berdasarkan rumus
molekul tersebut amoniak terbentuk dari gugus N dan H yang
masing-masing dapat diperoleh dari H2(Hidogen) dan N2 (Nitrogen).
H2 adalah salah satu komponen gas sintesa yang diperoleh dari
pemrosesan gas alam yang mengandung 80 95 % CH4(Metan).
Sedang N2 diperoleh dari udara yang mengandung 79% N 2 dan 21%
O2.
Tahapan Proses

1. Desulfurisasi.

Gas alam pada umumnya mengandung sulfur dalam bentuk


H2S atau Sulfur Anorganik dan Sulfur Organik seperti
mercaptan yang rumus molekulnya RS. Kadar sulfur
anorganiknya di dalam gas alam yang diterima industri pupuk
adalah relatif kecil yaitu berkisar 0,18 -0.3 ppm sedang sulfur
organiknya relatif tidak ada.

Kadar sulfur dalam gas alam yang diijinkan untuk memasuki


Primary Reformer maksimum adalah 0,1 ppm. Untuk
menyerap sulfur dari gas yang dari gas alam digunakan ZnO
sebagai adsorbent ini bukan katalis.

Keberhasilan adsorbsi sulfur anorganik praktis diadsorbsi


pada temperatur yang lebih rendah (200-250oC)
dibandingkan dengan sulfur organik (250-400oC).

Kondisi operasi di Desulfurisasi:


Pressure : 35-40 kg/cm2G

Temperature Inlet : 350-400oC

Temperature Outlet : 330-380oC


2. Primary Reformer.

Ke dalam Primary Reformer dimasukan Steam bersama gas


alam yang keluar dari Desulfurisasi. Sebelum bertemu katalis
yang berada dalam tube yang dipanasi secara radiasi oleh
burner-burner (seperti burner pada kompor gas), campuran
steam dan gas terlebih dahulu dipanasi hingga temperatur
reaksi 530-650oC. Hal ini sesuai dengan jenis reaksinya yang
endotermis. Disamping reaksi reforming, reaksi shift juga
terjadi di Primary Reformer.

Untuk menjamin bahwa reaksi berjalan sesempurna mungkin,


rasio steam terhadap carbon yang ada dalam gas alam (S/C)
dijaga sekitar 3,1-4 (mol/mol)

Kondisi operasi Primary Reformer :

Pressure : 35 40 kg/cm2G

Temperature Inlet : 530 650oC

Temperature Outlet : 770 811oC

Kadar CH4Outlet : 9 16 % berat

Kadar CO Outlet : 8 9 % berat

Kadar H2 Outlet : 65 70 % berat.


3.Scondary Reformer.

Pada dasarnya Scondary Reformer berfungsi untuk


menyempurnakan reaksi reforming yang telah terjadi di
Primery Reforming. Kalau Primery Reformer sumber panasnya
untuk reaksi reforming yang endotermis disuplay oleh burner-
burner yang memberikan panasnya secara radiasi, maka
sumber panas di Scondary Reformer disuplay oleh udara
yang dimasukkan ke Scondary Reformer menggunakan
kompresor udara.

Reaksi pembakaran O2 dari udara dengan H2 hasil


reaksi reforming di Primary Reformer :

O2 + H 2 H2O + Panas ( exothermic)

Akan menghasilkan panas yang akan dipakai oleh reaksi


reforming Scondary Reformer. Campuran hasil reaksi di
Scondary Reformer ini akan menyisakan N2 yang praktis
tidak/belum bereaksi dengan H2 dan campuran gas lainnya.
N2 akan bereaksi dengan H2 nantinya di Converter Amoniak
setelah menjalani berbagai proses pemurnian berikutnya.
Adapun reaksi yang terjadi di scondary reformer adalah
sebagai berikut :

CH4 + N2 CO + 2H2 + N2

Kondisi operasi di Scondary Reformer :

Pressure : 35-40 kg/cm2G

Temperature Inlet : 520-560oC

Temperature Outlet : 950-1050oC

CH4 Outlet : 0,2-1,0 % berat

CO Outlet : 10-13 % berat

H2 Outlet : 54-56 % berat


4. Shift converter, CO2 removal dan metanasi

Karbondioksida yang ada dalam gas hasil reaksi yang terjadi


pada scondary reformer (Reforming Unit) dipisahkan dahulu
di Unit Purification, Karbon dioksida yang telah dipisahkan
dikirim sebagai bahan baku Pabrik Urea. Sisa Karbon dioksida
yang terbawa dalam gas proses, akan menimbulkan racun
pada katalisator Ammonia Converter, oleh karena itu sebelum
gas proses ini dikirim ke Unit Synloop & Refrigeration terlebih
dahulu masuk ke Methanator.

5. Compression Synloop & Refrigeration Unit

Gas proses yang keluar dari Methanator dengan


perbandingan Gas Hidrogen dan Nitrogen = 3 : 1, ditekan
atau dimampatkan untuk mencapai tekanan yang diinginkan
oleh Ammonia Converter agar terjadi reaksi pembentukan
uap ini kemudian masuk ke Unit Refrigerasi sehingga
didapatkan amoniak dalam fasa cair yang selanjutnya
digunakan sebagai bahan baku pembuatan urea.

Hasil/Produk pada proses diatas adalah gas amonia cair serta


karbon dioksida yang digunakan sebagai bahan baku
pembuatan urea.

Adapun Reaksi-reaksi yang terlibat dalam proses


pembuatan NH3 dan CO2 adalah sebagai berikut :

1. Reaksi Desulfurisasi

H2S + ZnO ZnS +H2O

2. Reaksi Reforming

a. Dalam primary reformer


katalis Ni
CH4(g) + H2O (g) CO + 2H2(g) H
= 54,3 kkal
400 psig

b. Dalam secondary reformer

katalis Ni
CH4 + udara CO + 2H2 +aN2

o
1730 F

3. Reaksi shift
CO + H2O katalis FeO + Cr2O3 CO2 + H2 H=-
9,2 kkal
o
400 C
4. Reaksi Metanasi
a. CO + 3H2 Katalis Ni CH4 +H2O (eksoterm)
o
315 C
b. CO2 +4H2 CH4 +2H2O

5. Reaksi sintesa amoniak

N2 + 3H2 2NH3 H=-11,0 kkal


(padda 18oC)

H=-13,3 kkal (pada 659oC)

b. Pembuatan Pupuk Urea

Pembuatan urea secara komersil dari NH3 dan CO2 melalui


2 tahap reaksi kesetimbangan sebagai berikut :

2NH3 (g) + CO2 (g) NH2CONH4(l) H =-


28 kkal/mol

NH2CONH4 (l) NH2CONH2 (l) + H2O(l) endoterm

Bahan baku : Gas CO2 dan Liquid NH3 yang di supply dari
Pabrik Amoniak. Proses pembuatan Urea di bagi menjadi 6
Unit yaitu :
Diagram Pembuatan Urea
1. Sintesa Unit
Unit ini merupakan bagian terpenting dari pabrik Urea,
untuk mensintesa dengan mereaksikan Liquid NH3 dan gas
CO2 didalam Urea Reaktor dan kedalam reaktor ini
dimasukkan juga larutan Recycle karbamat yang berasal dari
bagian Recovery.
Tekanan operasi disintesa adalah 175 Kg/Cm2 G. Hasil
Sintesa Urea dikirim ke bagian Purifikasi untuk dipisahkan
Ammonium Karbamat dan kelebihan amonianya setelah
dilakukan Stripping oleh CO2.

2. Purifikasi Unit
Amonium Karbamat yang tidak terkonversi dan
kelebihan Ammonia di Unit Sintesa diuraikan dan dipisahkan
dengan cara penurunan tekanan dan pemanasan dengan 2
step penurunan tekanan, yaitu pada 17 Kg/Cm2 G. dan 22,2
Kg/Cm2 G. Hasil peruraian berupa gas CO2 dan NH3 dikirim
kebagian recovery, sedangkan larutan Ureanya dikirim ke
bagian Kristaliser.

3. Kristaliser Unit
Larutan Urea dari unit Purifikasi dikristalkan di bagian
ini secara vacum, kemudian kristal Ureanya dipisahkan di
Centrifuge. Panas yang di perlukan untuk menguapkan air
diambil dari panas Sensibel Larutan Urea, maupun panas
kristalisasi Urea dan panas yang diambil dari sirkulasi Urea
Slurry ke HP Absorber dari Recovery.

4. Prilling Unit
Kristal Urea keluaran Centrifuge dikeringkan sampai
menjadi 99,8 % berat dengan udara panas, kemudian
dikirimkan kebagian atas prilling tower untuk dilelehkan dan
didistribusikan merata ke distributor, dan dari distributor
dijatuhkan kebawah sambil didinginkan oleh udara dari
bawah dan menghasilkan produk Urea butiran (prill). Produk
Urea dikirim ke Bulk Storage dengan Belt Conveyor.

5. Recovery Unit
Gas Ammonia dan Gas CO2 yang dipisahkan dibagian
Purifikasi diambil kembali dengan 2 Step absorbasi dengan
menggunakan Mother Liquor sebagai absorben, kemudian
direcycle kembali ke bagian Sintesa.

6. Proses Kondensat Treatment Unit


Uap air yang menguap dan terpisahkan dibagian
Kristalliser didinginkan dan dikondensasikan. Sejumlah kecil
Urea, NH3 dan CO2 ikut kondensat kemudian diolah dan
dipisahkan di Stripper dan Hydroliser. Gas CO2 dan gas
NH3 nya dikirim kembali ke bagian purifikasi untuk direcover.
Sedang air kondensatnya dikirim ke Utilitas.
Karakteristik limbah industri pupuk
Jenis limbah yang dihasilkan oleh industri pupuk adalah limbah
cair, gas Dan padat.
1. Limbah Cair
Limbah cair mengandung ammonia dan urea berasal dari
pabrik ammonia dan pabrik urea
Limbah cair mengandung minyak berasal dari kompressor dan
pompa
Limbah cair mengandung asam/basa berasal dari unit
Demineralisasi
Limbah cair mengandung lumpur berasal dari pengolahan air
Limbah sanitasi mengandung suspended solid, BOD dan
Koliform
Pengolahan limbah cair
Agar tidak mencemari lingkungan maka seluruh limbah cair diolah
terlebih dahulu dengan proses fisika, kimia, biologi atau gabungan ketiga
proses tersebut, sebelum dibuang ke lingkungan ( sungai ). Unit
pengolahan tersebut antara lain :
1. Kolam Pengendap Lumpur
Terdiri dari dua kolam yang beroperasi paralel, yang mempunyai
tujuan utama untuk memisahkan bahan - bahan padat yang terkandung
dalam air limbah yang berasal dari : backwash sand filter, blowdown
clarifier dan blodown boiler. Kapasitas dari dua kolam ini sekitar 9 juta
gallon dan cukup mampu untuk menampung lumpur dalam selang waktu 6
tahun. Overflow dari kolam ini akan mengalir ke Kolam Equalisasi /
stabilisasi.

2. Kolam Netralisasi
Unit ini berfungsi untuk menetralkan air buangan yang bersifat
asam atau basa, yang berasal dari : regenerasi unit penukar ion di unit
demineralisasi. Untuk mencapai pH netral ( = 7,0 ) kolam ini dilengkapi
dengan mixer dan perlengkapan untuk menambahkan asam sulfat atau kaustik
seperti yang diinginkan. Kapasitas kolam adalah 100.000 galon, cukup untuk
waktu ritensi 3 4 jam. Keluaran dari kolam ini dialirkan ke kolam
equalisasi/stabilisasi.
3. Unit Sanitasi
Unit ini dirancang untuk memproses air limbah sanitasi dengan
sistem lumpur aktif, dilanjutkan dengan aerasi udara dan klorinasi. Unit ini
mempunyai kapasitas retensi desain sekitar 50.000 galon. Keluaran kolam ini
dialirkan ke kolam stabilisasi.

4. Unit Pemisah Air Berminyak


Unit ini dirancang untuk mengolah buangan minyak atau oli dari
kompresor pabrik ammonia, dan buangan oli dari utilitas dan urea dengan
metode perbedaan berat jenis. Unit ini mempunyai desain kapasitas
pemrosesan 300 gpm, daya tampung cairan 3.600 gallon, konsentrasi minyak
keluaran 1,5 mg/l

5. Unit Pemisah Ammonia


Unit ini dirancang untuk memisahkan ammonia yang terkandung
dalam air buangan dengan metoda Steam Stripping. Metoda pemisahan yang
dipakai adalah proses pelepasan ammonia dengan steam. Jika ammonia
dalam air buangan dikontakkan dengan aliran steam berlawanan arah dalam
suatu menara maka ammonia akan dibebaskan. Beberapa faktor yang
mempengaruhi efisiensi proses pelepasan ammonia adalah : jenis unit
stripping, pH, suhu laju pembebanan dan pengendapan kerak.

6. Kolam Ekualisasi / Stabilisasi


Kolam ini berfungsi untuk menstabilkan air limbah agar
kualitasnya sama (equal) dengan kualitas air sekitarnya.

2. Limbah Gas dan Kebisingan


Limbah gas buang / stack gas berasal dari emisi boiler-boiler
dan reformer dari pabrik utilitas dan pabrik ammonia. Diatasi
dengan pengoperasian boiler sesuai SOP dan pembakaran gas
alam dengan oksigen berlebih
Emisi gas NH3 dan debu urea berasal dari bagian atas menara
pembutir. Diatasi dengan pengendalian urea dust separator
system wet scrubber dan penggantian filter secara kontinyu
Limbah gas buang ( purge gas ) yang berasal dari daur sintesa
pabrik ammonia diatas dengan memasang Unit Hydrogen
Recovery untuk memisahkan NH3 dan H2
Sumber kebisingan yang berasal dari pabrik utilitas, pabrik
ammonia dan pabrik urea diatasi dengan keharusan setiap
pekerja memakai alat penyumbat telinga

3. Limbah Padat
Limbah katalis bekas berasal dari pabrik ammonia yang
mengandung oksida -oksida dari : Ni, Zn, Cu, Fe, Mo, Co.
Diatasi dengan penyimpanan sementara ditempat yang
aman kemudian dijual kembali. Limbah debu urea berasal
dari unit pengantongan. Diatasi dengan pemasangan
peralatan dust collector, dehumidifier dan exhaust fan, urea
dust dan waste dilarutkan kembali kemudian di recycle.
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1. KESIMPULAN

Urea adalah pupuk buatan hasil persenyawaan NH3 dengan CO2 dan
bahan dasarnya biasanya berasal dari gas alam. Bahan baku dalam pembuatan
urea adalah gas CO2 dan NH3 cair yang dipasok dari pabrik amoniak. Proses
pembuatan urea dibagi menjadi enam unit. Unit-unit proses tersebut adalah
sintesa unit, purifikasi unit, kristaliser unit, prilling unit, recovery unit, dan
terakhir proses kondesat treatment unit.

3.2. SARAN
Limbah industri harus ditangani dengan baik dan serius. Pelaku
industri harus melakukan cara-cara pencegahan pencemaran lingkungan dengan
melaksanakan teknologi bersih, memasang alat pencegahan pencemaran,
melakukan proses daur ulang dan yang terpenting harus melakukan pengolahan
limbah industri guna menghilangkan bahan pencemaran atau paling tidak
meminimalkan bahan pencemaran hingga batas yang diperbolehkan. Di samping
itu perlu dilakukan penelitian atau kajian-kajian lebih banyak lagi mengenai
dampak limbah industri yang spesifik (sesuai jenis industrinya) terhadap
lingkungan serta mencari metode atau teknologi tepat guna untuk pencegahan
masalahnya.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2003.Fasilitas Utama Pabrik [terhubung berkala] http://www.pim.co.id


[21 November 2010].

Anonim.1972.Proses Pembuatan Pupuk Urea[terhubung berkala]


http://www.pusri.co.id [21 November 2010].

Anonim.2002.PUPUK UREA (SNI 02-2801-1998)[terhubung berkala]


http://www.petrokimia-gresik.com[21 November 2010].

Anonim.2004.Teori Dasar Operasi Pabrik [terhubung berkala] http://www.pupuk-


kujang.co.id [21 November 2010].

Anonim.2009.Urea [terhubung berkala] http://www.pupukkaltim.com [21


November 2010].

Marsono Sigit P. 2002. Pupuk Akar: Jenis dan Aplikasi. Jakarta: Penebar
Swadaya.

Perry Robert H. 1984. Perrys Chemical Engineers Handbook Sixth Edition.


McGraw-Hill International Edition. Japan : Kosaido Printing Co.,Ltd
Purnama R. 2006. Industri Pupuk Majemuk: untuk Keamanan Pangan dan
Kesejahteraan Petani. Abdurofiq A, Abung U, editor. Jakarta:
Mutiarabumi.

Sholikin Riadhus. 2005. Laporan Praktek Kerja di Unit Urea PT.PUPUK KUJANG
Cikampek Jawa Barat. Laporan Praktek Kerja. Jurusan Teknik Kimia.
Universitas Diponegoro. Semarang.
Sulanjanaet all. 2005. Makalah Industri Pupuk dan Amonia. Bandung; Jurusan
Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.
Sutedjo MM. 1994. Pupuk dan Cara Pemupukan. Jakarta: Riheka Cipta.

Anda mungkin juga menyukai