Anda di halaman 1dari 20

LABORATORIUM KIMIA FARMASI

PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS MIPA


UNIVERSITAS ISLAM MAKASSAR

LAPORAN LENGKAP

KIMIA FARMASI I

PERCOBAAN VI : ANALISIS KUALITATIF SENYAWA OBAT VITAMIN

OLEH :

KELOMPOK : III (TIGA)

KELAS :B

ASISTEN : RITA SULISTIA NINGSIH, S.Si

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ISLAM MAKASSAR
MAKASSAR
2014
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Vitamin merupakan nutrisi tanpa kalori yang penting dan dibutuhkan

untuk metabolisme tubuh manusia. Vitamin tidak dapat diproduksi oleh

tubuh manusia, tetapi diperoleh dari makanan sehari-hari. Fungsi khusus

vitamin adalah sebagai kofaktor (elemen pembantu) untuk reaksi

enzimatik.
Tubuh membutuhkan jumlah yang berbeda untuk setiap vitamin.

Setiap orang punya kebutuhan vitamin yang berbeda. Anak-anak, orang

tua, orang yang menderita penyakit atau wanita hamil membutuhkan

jumlah yang lebih tinggi akan beberapa vitamin dalam makanan mereka

sehari-hari.
Vitamin juga berperan dalam berbagai macam fungsi tubuh lainnya,

termasuk regenerasi kulit, penglihatan, sistem susunan syaraf dan sistem

kekebalan tubuh dan pembekuan darah.


Vitamin termasuk kelompok zat pengatur pertumbuhan dalam

pemeliharaan kehidupan. Tiap vitamin mempunyai tugas spesifik di dalam

tubuh. Karena vitamin adalah zat organic maka vitamin dapat rusak karena

penyimpanan.

Percobaan analisis kimia farmasi kualitatif bertujuan untuk

mengidentifikasi zat-zat, terutama obat yang berupa sediaan kimia atau

galenik, dalam bentuk bubuk, tablet, larutan, emulsi, salep, suppositoria

atau bentuk sediaan lain yang berupa campuran atau sediaan murni.
I.2 Maksud dan Tujuan Percobaan

I.2.1 Maksud Percobaan

Mengidentifikasi senyawa obat golongan vitamin secara

kualitatif.

I.2.2 Tujuan Percobaan

- Membedakan golongan obat vitamin berdasarkan struktur dan

sistem pengelompokan lainnya.


- Menentukan golongan obat vitamin tertentu berdasarkan

reaksinya dan pereaksi umum.


- Menentukan jenis obat vitamin tertentu berdasarkan reaksinya

dengan pereaksi khusus.

I.3 Prinsip Percobaan


Pengidentifikasian senyawa obat golongan vitamin secara

kualitatif dengan pereaksi spesifik dengan melihat perubahan warna, bau,

kelarutan dan endapan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Teori Umum
Kimia Farmasi Analisis adalah cabang ilmu kimia yang

mempelajari tentang penggunaan sejumlah teknik dan metode untuk

memperoleh aspek kualitatif, kuantitatif, dan informasi struktur dari suatu

senyawa obat pada khususnya, dan bahan kimia pada umumnya.

Analisis kualitatif merupakan analisis untuk melakukan identifikasi

elemen, spesies, dan/atau senyawa-senyawa yang ada di dalam sampel.

Dengan kata lain, analisis kualitatif berkaitan dengan cara untuk

mengetahui ada atau tidaknya suatu analit yang dituju dalam suatu

sampel. Sedangkan analsis kuantitatif adalah analisis untuk menentukan

jumlah kadar absolut atau relatif dari suatu elemen atau senyawa yang

ada di dalam sampel ( 1 ).


Istilah vitamine pertama kali digunakan pada tahun 1912 oleh

Cashmir Funk di Polandia. Dalam upaya menemukan zat di dalam dedak

beras yang mampu menyembuhkan penyakit beri-beri, ia menyimpulkan

bahwa penyakit tersebut disebabkan oleh kekurangan suatu zat di dalam


makanan sehari-hari. Zat ini dibnutuhkan untuk hidup (vita) dan

mengandung unsur nitrogen (amine), oleh sebab itu diberi nama

vitamine. Penelitian selanjutnya membuktikan bahwa ada beberapa jenis

vitamine yang ternyata tidak merupakan amine. Oleh sebab itu, istilah

vitamin diubah menjadi vitamin ( 2 ).


Vitamin merupakan senyawa organik yang diperlukan tubuh dalam

jumlah kecil untuk mempertahankan kesehatan dan seringkali bekerja

sebagai kofaktor untuk enzim metabolism, vitamin dibagi menjadi dua

golongan yaitu : ( 2 ).

1. Vitamin larut lemak : Vitamin A, D, E, K


2. Vitamin larut air : Vitamin B dan C

Vitamin larut air disimpan dalam tubuh hanya dalam jumlah

terbatas dan sisanya dibuang, sehingga untuk mempertahankan saturasi

jaringan vitamin larut air perlu sering dikonsumsi. Meskipun demikian,

pemberian vitamin larut dalam air jumlah berlebihan selain merupakan

pemborosan, juga memungkinkan menimbulkan efek yang tidak

dinginkan. Sebaliknya vitamin larut lemak dapat disimpan dalam jumlah

banyak sehingga untuk timbulnya gejala defisiensi dibutuhkan waktu

lebih lama dan kemungkinan terjadinya toksisitas jauh lebih besar

daripada vitamin larut air ( 2 ).

Vitamin B6 derivat-piridin in terdapat antara lain dalam daging, hati,

telur, gandum, kacang kedelele dan biji-bijian. Dikenal dalam bentuk

alcohol, aldehid dan amin, yakni piridoksin, piridoksal dan piridoksamin.


Didalam hati vitamin B6 dengan bantuan ko-faktor riboflavin diubah

menjadi zat aktifnya, zat ini berperan dalam proses metabolism protein

dan asam-asam amino ( 3 ).


Vitamin E, vitamin yang larut-minyak ini banyak terdapat dalam

minyak nabati, terutama yang mengandung PUFA, vitamin E digunakan

preventif setelah infark jantung sebagai zat pelindung serangan berikut

sebagai dasar daya hambat agregasi trombosit ( 3 ).


Pada level molekular, askorbat dan dehidroaskorbat mempunyai

sifaf pereduksiseperti halnya vitamin E, dalam keadaan demikian vitamin

tersebut mempunyai sifaf umum yang penting sebagai antioksidan yang

mempengaruhi redoks potensial tubuh. Seperti halnya vitamin E fungsi

askorbat adalah sebagai sumber reducing equivalent di seluruh tubuh

tetapi hanya beberapa reaksi enzim sudah diperlihatkan secara khusus

membutuhkan vitamin C seperti proses hidrolisasi yang menggunakan

molekul oksigen dan sering mempunyai kofaktor besi dan tembaga.

Dalam reaksi tersebut asam askorbat mempunyai peranan sebagai

sumber elektron untuk mereduksi oksigen dan sebagai zat pelindung

untuk memelihara status reduksi besi ( 4 ).


Vitamin C merupakan salah satu vitamin yang dibutuhkan oleh

tubuh manusia. Tubuh seseorang yang kekurangan vitamin C dengan

mudah terkena penyakit yang dikenal sebagai penyakit sariawan dengan

gejala seperti gusi berdarah, sakit lidah, nyeri otot dan sendi, berat badan

berkurang, lesu dan lain-lain. Vitamin C mempunyai peranan yang


penting bagi tubuh manusia seperti dalam sintesis kolagen, pembentukan

carnitine, terlibat dalam metabolism kolesterol menjadi asam empedu dan

juga berperan dalam pembentukan neurotransmitter norepinefrin. Vitamin

C mempunyai sifat sebagai antioksidan yang dapat melindungi molekul-

molekul yang sangat diperlukan oleh tubuh, seperti protein, lipid,

karbohidrat dan asam nukleat dari kerusakan oleh radikal bebas dan

reaktif oksigen spesies. Vitamin C juga dibutuhkan untuk mengatur

control kapiler darah secara memadai , mencegah hemoroid, mengurangi

resiko diabetes, memelihara kehamilan dan lain-lain ( 5 ).


Vitamin C tidak memiliki aktivitas koenzim. Makna biologisnya

yang dimiliki berdasarkan pada sifafredoksnya. Fungsi fisiologis vitamin

ini antara lain berperan di dalam kesehatan substansi matriks jaringan

ikat serta epitel pembuluh darah, mekanisme imunitas bagi daya tahan

tubuh terhadap serangan berbagai penyakit dan toksin, penurunan kadar

kolesterol dan diperlukan juga untuk pertumbuhan tulang dan gigi.

Vitamin C dapat terserap sangat cepat dari alat pencernaan masuk ke

dalam saluran darah dan dibagikan ke seluruh jaringan tubuh. Kelenjar

adrenalin mengandung vitamin C sangat tinggi, pada umumnya tubuh

menyimpan vitamin C sangat sedikit. Konsentrasi vitamin C dalam

plasma darah sekitar 0,4 sampai 1,0 mg/100 mL dianggap sudah sangat

baik. Bila konsentrasi sudah 1,0 mg maka member indikasi plasma darah
sudah jenuh terhadap vitamin C dan kelebihan akan vitamin ini akan

dibuang melalui urine ( 6 ).


Vitamin C adalah vitamin yang paling tidak stabil dari semua

vitamin dan mudah rusak selama proses penyimpanan. Laju kerusakan

meningkat karena kerja logam, terutama tembaga dan besi serta

dipengaruhi pula oleh kerja enzim. Pendedahan oksigen dan

pendedahan terhadap cahaya semuanya merusak kandungan vitamin C

pada makanan. Enzim yang mengandung tembaga atau besi dalam

gugus prostetiknya merupakan katalis yang efisien untuk penguraian

asam askorbat. Enzim paling penting dalam golongan ini adalah asam

askorbat oksidase, fenolase, sitokrom oksidase dan peroksidase. Hanya

asam askorbat oksidase yang terlihat reaksi langsung antara enzim,

substrat dan oksigen molekul. Enzim lain mengoksidase vitamin secara

tidak langsung. Kuinon bereaksi langsung dengan asam askorbat,

sitokrom oksidase mengoksidasi sitokrom menjadi bentuk teroksidasinya

dan senyawa ini bereaksi dengan asam L-askorbat. Peroksidase

bergabung dengan senyawa fenol menggunakan hydrogen peroksida

untuk melakukan oksidasi, enzim ini tidak bekerja dalam buah karena

adanya pemisahan enzim dan substrat secara fisik ( 7 ).

II.2 Uraian Bahan

1. H2SO4 ( 9 )
Nama resmi : Acidum Sulfaricum
Nama lain : Asam sulfat
RM / BM : H2SO4 / 98,07
Rumus bangun :

Pemerian : Cairan jernih, seperti minyak, tidak berwarna,

bau sangat tajam dan korosif, bobot jenis lebih

kurang 1,84.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : Pereaksi

2. FeCl3 ( 8 )
Nama resmi : Besi (III) klorida
Nama lain : Feri klorida
Pemerian : Hablur atau serbuk hablur berwarna hitam

kehijauan, oleh pengaruh lembab dan udara

berubah menjadi jingga.


RM / BM : FeCl3 / 162,2

Cl
Rumus bangun : Fe Cl
Cl
Kelarutan : Larut dalam air, larutan berfluoresensi berrwana

jinnga.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
Kegunaan : Pereaksi.
3. Etanol ( 9 )
Nama resmi : Aethanolum
Nama lain : Etanol
RM/BM : C2H6O/46,07
Rumus bangun :
H H
HCCOH
H H
Pemerian : Cairan mudah menguap, jernih,tidak berwarna.

Bau khas dan menyebabkan rasa terbakar pada

lidah. Mudah menguap walaupun pada suhu

rendah dan mendidih pada suhu 78 0 C. Mudah

terbakar.
Kelarutan : Bercampur dengan air dan praktis bercampur

dengan semua pelarut organic.


Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, jauh dari api.
Kegunaan : Sebagai pereaksi
4. CuSO4 ( 9 )
Nama resmi : Tembaga (II) Sulfat
Nama lain : Cupri sulfat
RM / BM : CuSO4.5H2O / 249,68
Pemerian : Serbuk putih atau keabuan, bebas dari sedikit

warna biru
Kelarutan : Larut dalam air
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Sebagai pereaksi
5. Asam Nitrat ( 9 )
Nama Resmi : Acidum Nitricum
Nama Lain : Asam Nitrat
RM / BM : HNO3/63,01
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, bau khas, rasa

asam tajam
Kelarutan : Dapat bercampur dengan air, etanol dan gliserol
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Sebagai pereaksi

6. Vitamin C ( 9 )
Nama Resmi : Acidum ascorbicum
Nama Lain : Asam askorbat, vitamin C
RM / BM : C6H8O6/176,13
Pemerian : Hablur atau serbuk putih atau agak kuning.

Oleh pengaruh cahaya lambat laun menjadi


berwarna gelap. Dalam keadaan kering stabil di

udara, dalam larutan cepat teroksidasi. Melebur

pada suhu lebih kurang 1900.


Rumus bangun :

Kelarutan : Mudah larut dalam air, agak sukar larut dalam

etanol, tidak larut dalam kloroform, dalam eter

dan dalam benzena.


Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, tidak tembus

cahaya.
Kegunaan : Sebagai sampel.
7. Vitamin B6 ( 8 )
Nama Resmi : Pyridoxini hydrochloridum
Nama Lain : Vitamin B6, piridoxin
RM / BM : C8H11NO3.HCl/205,64
Pemerian : Hablur putih atau tidak berwarna, atau serbuk

hablur putih, tidak berbau, rasa asin.


Kelarutan : Mudah larut dalam air, sukar larut dalam etanol

(95%) P, praktis tidak larutdalam eter P.


Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari

cahaya
Kegunaan : Sebagai sampel.
8. Uraian Sediaan Santa e
Vitamin E ( 9 )
Nama Resmi : Tocopherolum
Nama Lain : Alfa tokoferol, vitamin E
RM / BM : C29H50O2/ 430,69
Pemerian : Praktis tidak berbau dan tidak berasa. Bentuk

alfa tokoferol dan alfa tokoferol asetat berupa

minyak kental jernih, warna kuning atau kuning

kehijauan. d-Alfa tokoferol asetat dapat

berbentuk padat pada suhu dingin. Alfa tokoferol

asam suksinat berupa serbuk warna putih,

bentuk d-isomer melebur pada suhu lebih

kurang 750C dan bentuk dl-melebur pada suhu

lebih kurang 700C.


Kelarutan : Alfa tokoferol asam suksinat tidak larut dalam

air, sukar larut dalam alkali, larut dalam etanol,

dalam eter, dalam aseton dan dalam minyak

nabati, sangat mudah larut dalam air, dapat

bercampur dengan eter, dengan aseton, dan

dengan kloroform.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Sebagai sampel.
BAB III
METODELOGI PERCOBAAN

III.1 Alat dan Bahan


III.1.1 Alat-alat yang digunakan

Mortir dan stemfer, pipet tetes, rak tabung, sendok tanduk,

tabung reaksi.

III.1.2 Bahan-bahan yang digunakan

Vitamin C tablet, Vitamin E tablet, Vitamin B6 tablet, Etanol

(C2H6O), Asam nitrat (HNO3), Feri klorida (FeCl3), Cupri sulfat (CuSO4),

Asam sulfat (H2SO4).

III.2 Cara Kerja

1. Identifikasi Vitamin E
Disiapkan alat dan bahan, kemudian sampel dimasukan

kedalam tabung reaksi, ditambahkan pereaksi EtOH, ditambahkan

kembali pereaksi HNO3 lalu diamati perubahan warnanya.


2. Identifikasi Vitamin B6

Disiapkan alat dan bahan, kemudian sampel dimasukan

kedalam tabung reaksi, ditambahkan pereaksi FeCl 3 lalu diamati

perubahan warnanya.

3. Identifikasi Vitamin C
Disiapkan alat dan bahan, kemudian sampel dimasukan

kedalam tabung reaksi, ditambahkan pereaksi CuSO4, kemudian


ditambahkan pereaksi H2SO4 dan diamati perubahan warna yang

terjadi.

BAB IV
HASIL PENGAMATAN

IV.1 Data Pengamatan

1. Identifikasi Vitamin E

No Sampel Pereaksi yang Warna


ditambahkan

1. Zat dilarutkan pada ETOH + HNO3 Putih

2. Identifikasi Vitamin B6

No Sampel Pereaksi yang Warna


ditambahkan
1. Zat dilarutkan pada FeCl3 Merah
darah

3. Identifikasi Vitamin C

No Sampel Pereaksi yang Warna


ditambahkan

1. Zat dilarutkan pada CuSO4 + H2SO4 Kuning

BAB V

PEMBAHASAN

Vitamin merupakan nutrisi tanpa kalori yang penting dan dibutuhkan

untuk metabolisme tubuh manusia. Vitamin tidak dapat diproduksi oleh tubuh

manusia, tetapi diperoleh dari makanan sehari-hari. Fungsi khusus vitamin

adalah sebagai kofaktor (elemen pembantu) untuk reaksi enzimatik.


Untuk mengidentifikasi atau mengetahui keberadaan senyawa yang

mengandung senyawa C,H,O,N dapat dilakukan dengan banyak metode

salah satunya, salah stunya dengan metode secara kualitatif. Cara

mengidentifikasi dengan menggunakan metode analisis kualititif cukup

menambahkan reagen-reagen yang secara spesifik. Ada tidaknya senyawa

yang mengandung C,H,O,N pada suatu sampel kita cukup memperhatikan

adatidaknya perubahan warna atau ada tidaknya endapan yang terbentuk.


Pada percobaan ini dilakukan uji kualitatif pada senyawa golongan

vitamin yaitu, vitamin B6, vitamin C dan vitamin E. Hasil yang kami dapatkan

untuk uji vitamin E dinyatakan tidak berhasil karena hasil yang didapatkan

tidak sesuai dengan literatur. Seharusnya perubahan warna yang terjadi

adalah merah. Warna merah terbentuk karena hasil oksidasi dari asam nitrat

yang menghasilkan tokokuinone yang berwarna merah. tetapi hasil yang

didapatkan berwarna putih. Hal ini disebabkan karena reagen atau bahan

yang digunakan sudah terlalu lama dan sudah terkontaminasi dengan bahan-

bahan yang lain.


Untuk vitamin B6 setelah ditambahkan FeCl 3 terjadi perubahan warna

menjadi merah darah. Hal ini sudah sesuai dengan literatur, warna merah

terbentuk karena sampel yang digunakan merupakan sampel murni, dimana

vitamin B6 dengan FeCl3 bereaksi sebagai zat fenolik, FeCl 3 memberikan

tambahan gugus penarik elektron sehingga memeberikan warna merah.


Untuk vitamin C setelah CuSO 4 dan H2SO4 hasil yang didapatkan juga

tidak sesuai karena seharusnya terjadi perubahan warna menjadi ungu biru,

warna ini terjadi karena sifat dari vitamin C yaitu bersifat reduktor kuat

sehingga mampu mereduksi Cu2+ dari pereaksi menjadi Cu+ yang membentuk

endapan Cu2O. Tapi pada percobaan ini hasil yang didapatkan berwarna

putih, hal ini terjadi kemungkinan disebabkan karena kesalahan prosedur

kerja atau reagen yang sudah terlalu lama.


BAB VI

PENUTUP

VI.1 Kesimpulan

Dari beberapa percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan


bahwa :

1. Sampel vitamin E
- Uji menggunakan pereaksi etanol + HNO3 terbentuk warna

merah, hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan literature.

2. Sampel vitamin B6

- Uji menggunakan pereaksi FeCl3 terbentuk warna merah darah,

menandakan bahwa sampel mengandung vitamin B 6

3. Sampel Vitamin C

- Uji menggunakan pereaksi CuSO 4 + H2SO4 terbentuk warna

kuning, hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan literature.

VI.2 Saran
Sebaiknya alat dan bahan laboratorium dilengkapi untuk

memperlancar berlangsungnya praktikum.

DAFTAR PUSTAKA

1. Khamidinal, (2009), Teknik Laboratorium Kimia , Pustaka Pelajar,

Yogyakarta.
2. Gunawan, sulistia. (2009), Farmakologi dan Terapi , Fakultas

Kedokteran UI, Jakarta.


3. Tjay, Hoan, dkk. (2000), Obat-Obat Penting , Edisi IV, PT.Alex Media

Compatindo, Jakarta.
4. Maria C. Linder, (2006), Biokimia Nutrisi dan Metabolisme

Universitas Indonesi, Jakarta.


5. John M. Padmawinata, (1989), Kimia Makanan, ITB. Jakarta.
6. F. G Winarno. (2000), Kimia Pangan dan Gizi , PT Gramedia

Pustaka Utama, Jakarta.


7. Anna Poedjiadi, (1984), Dasar-dasar Biokimia UI-Press, Jakarta.
8. Dirjen POM., (1979)., Farmakope Indonesia., edisi III., Departemen

Kesehatan RI; Jakarta.


9. Dirjen POM., (1995)., Farmakope Indonesia., edisi IV., Departemen

Kesehatan RI; Jakarta.


LAMPIRAN

1. Vitamin B6 2. Vitamin C
Vit B6 + FeCl3 Vit C + CuSO4 + H2SO4

3.Vitamin E

Vit E + EtOH + HNO3


LAMPIRAN

1. Komposisi pereaksi FeCl3


FeCl3 5 g
Aquadest 100 ml

Cara pembuatan :

Dilarutkan FeCl3 sebanyak 5 g dalam 100 ml aquadest.

Anda mungkin juga menyukai