Anda di halaman 1dari 30

ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS

PADA GASTRITIS

A. Pengkajian
1. Identitas Pasien
Nama :
Usia :
Jenis kelamin :
Jenis pekerjaan :
Alamat :-
Suku/bangsa :
Agama :-
Tanggal MRS :-
No. Registrasi :-
Tingkat pendidikan : Bagi orang/keluarga yang tingkat pendidikannya rendah/minim
mendapatkan pengetahuan tentang gastritis, maka akan menganggap remeh penyakit ini,
bahkan hanya menganggap gastritis sebagai sakit perut biasa dan akan memakan makanan
yang dapat menimbulkan serta memperparah penyakit ini.
2. Keluhan utama
Keluhan utama pasien dengan penyakit gastritis biasanya nyeri di ulu hati atau
nyeri didaerah Epigastrium dan perut sebelah kanan bawah.Nyeri yang dialami
dipengaruhi oleh pengalaman, persepsi, toleransi dan reaksi orang terhadap nyeri itu
sendiri. Individu memberi respon yang berbeda terhadap nyeri, ada yang disertai rasa
takut, gelisah, dan cemas sedangkan yang lain penuh dengan toleransi dan optimis.
3. Riwayat kesehatan
a. Riwayat penyakit sekarang
Pasien dengan gastritis biasanya mengeluh nyeri.Nyeri yang dialami
dipengaruhi oleh pengalaman, persepsi, toleransi dan reaksi orang terhadap nyeri itu
sendiri. Individu memberi respon yang berbeda terhadap nyeri, ada yang disertai rasa
takut, gelisah, dan cemas sedangkan yang lain penuh dengan toleransi dan optimis.
Pasien gastritis biasanya juga mengalami mual dan muntah.Mual dan muntah
dikendalikan oleh pusat muntah pada dasar ventrikel otak keempat.Pusat muntah
dibagian dorsal lateral dari formasio retikularis medula oblongata, yaitu pada tingkat
nukleus motorik dorsal lateral dari syaraf vagus.Pusat ini terletak dekat dengan pusat
salivasi, vasomotor dan pernafasan. Alat keseimbangan dapat terserang akibat proses
proses sentral atau perifer. Peranan dari pusat muntah adalah mengkoordinir semua
komponen komplek yang terlibat dalam proses muntah.
Terjadinya muntah didahului oleh salivasi dan inspirasi dalam sfinter
esophagus akan relaksasi, laring dan palatum mole tingkat dan glotis menutup.
Selanjutnya diafragma akan berkontraksi dan menurun serta dinding perut juga
berkontraksi mengakibatkan suatu tekanan pada lambung dan sebagian isinya
dimuntahkan. Peristiwa ini didahului oleh statis lambung, kontraksi duodenum, dan
antrum lambung.Mual dirasakan sebagai sensasi tidak enak diepigastrium, dibelakang
tenggorokan dan perut.Sensasi mual biasanya disertai dengan berkurangnya motilitas
lambung dan meningkatnya kontraksi duodenum.
Terdapat lima penyebab muntah yang utama diantaranya adalah penyakit
psikogenik, proses proses sentral, proses sentral tidak langsung, penyakit perifer dan
iritasi lambung atau usus. Konsekuensi dari muntah yang berat dan lama akan
meningkatkan dehidrasi, gangguan keseimbangan elektrolit serta gangguan asam basa.

b. Riwayat penyakit dahulu


Perawat menanyakan kepada pasien tentang masalah masa lalu pada sistem
Gastrointestinal.Pernahkan pasien dirawat dirumah sakit?Untuk melanjutkan pengkajian
keperawatan riwayat pasien, perawat mencatat status kesehatan umum pasien serta
gangguan dan perbedaan gastrointestinal sebelumnya.Obat obatan, dapatkan informasi
lengkap tentang obat yang diresepkan dan yang dijual bebas, baik saat ini dan yang
digunakan sebelumnya.Tanyakan tentang penggunaan Aspirin, dan obat antiinflamasi
nonsteroid (NSAID) yang dapat memperberat gastritis.
c. Riwayat penyakit keluarga
Riwayat kesehatan keluarga tentang penyakit Gastrointestinal yang dapat
mempengaruhi masalah kesehatan saat ini dan masa lalu pasien.

4. Pemeriksaan Fisik Review of system (ROS)


Keadaan umum : tampak kesakitan pada pemeriksaan fisik terdapat nyeri tekan di
kwadran epigastrik.
B1(breath) : takhipnea
B2 (blood) : takikardi, hipotensi, disritmia, nadi perifer lemah, pengisian perifer
lambat, warna kulit pucat.
B3 (brain) : sakit kepala, kelemahan, tingkat kesadaran dapat terganggu, disorientasi,
nyeri epigastrum.
B4 (bladder) : oliguria, gangguan keseimbangan cairan.
B5 (bowel) : anemia, anorexia, mual, muntah, nyeri ulu hati, tidak toleran terhadap
makanan pedas.
B6 (bone) : kelelahan, kelemahan
5. Fokus Pengkajian
1. Aktivitas / Istirahat
Gejala :kelemahan, kelelahan
Tanda :takikardia, takipnea / hiperventilasi (respons terhadap aktivitas)
2. Sirkulasi
Gejala : kelemahan, berkeringat
Tanda : hipotensi (termasuk postural), takikardia, disritmia (hipovolemia /
hipoksemia), nadi perifer lemah, pengisian kapiler lambat / perlahan
(vasokonstriksi), warna kulit pucat, sianosis (tergantung pada jumlah
kehilangan darah), kelemahan kulit / membran mukosa, berkeringat
(menunjukkan status syok, nyeri akut, respons psikologik)
3. Integritas ego
Gejala : faktor stress akut atau kronis (keuangan, hubungan kerja), perasaan tak
berdaya.
Tanda : tanda ansietas, misalnya gelisah, pucat, berkeringat, perhatian
menyempit, gemetar, suara gemetar.
4. Eliminasi
Gejala : riwayat perawatan di rumah sakit sebelumnya karena perdarahan
gastroenteritis (GE) atau masalah yang berhubungan dengan GE,
misalnya luka peptik atau gaster, gastritis, bedah gaster, iradiasi
area gaster. Perubahan pola defekasi / karakteristik feses.
Tanda :
a) nyeri tekan abdomen, distensi
b) bunyi usus : sering hiperaktif selama perdarahan, hipoaktif setelah
perdarahan.
c) karakteristik feses : diare, darah warna gelap, kecoklatan atau
kadang-kadang merah cerah, berbusa, bau
busuk (steatorea), konstipasi dapat terjadi
(perubahan diet, penggunaan antasida).
d) haluaran urine : menurun, pekat.

5. Makanan / Cairan
Gejala :
a) anoreksia, mual, muntah (muntah yang memanjang diduga
obstruksi pilorik bagian luar sehubungan dengan luka duodenal).
b) masalah menelan : cegukan
c) nyeri ulu hati, sendawa bau asam, mual atau muntah
Tanda : muntah dengan warna kopi gelap atau merah cerah, dengan atau tanpa
bekuan darah, membran mukosa kering, penurunan produksi mukosa,
turgor kulit buruk (perdarahan kronis).

6. Neurosensi
Gejala : rasa berdenyut, pusing / sakit kepala karena sinar, kelemahan.
Tanda : tingkat kesadaran dapat terganggu, rentang dari agak cenderung tidur,
disorientasi / bingung, sampai pingsan dan koma (tergantung pada
volume sirkulasi / oksigenasi).

7. Nyeri / Kenyamanan
Gejala :
a) nyeri, digambarkan sebagai tajam, dangkal, rasa terbakar, perih,
nyeri hebat tiba-tiba dapat disertai perforasi. Rasa ketidaknyamanan /
distres samar-samar setelah makan banyak dan hilang dengan makan
(gastritis akut)
b) nyeri epigastrum kiri sampai tengah / atau menyebar ke punggung
terjadi 1-2 jam setelah makan dan hilang dengan antasida (ulkus
gaster)
c) nyeri epigastrum kiri sampai / atau menyebar ke punggung terjadi
kurang lebih 4 jam setelah makan bila lambung kosong dan hilang
dengan makanan atau antasida (ulkus duodenal)
d) tak ada nyeri (varises esofegeal atau gastritis)
e) faktor pencetus : makanan, rokok, alkohol, penggunaan obat-
obatan tertentu (salisilat, reserpin, antibiotik, ibuprofen), stresor
psikologis.
Tanda : wajah berkerut, berhati-hati pada area yang sakit, pucat, berkeringat,
perhatian menyempit.

8. Keamanan
Gejala : alergi terhadap obat / sensitif misal : ASA
Tanda : peningkatan suhu, spider angioma, eritema palmar (menunjukkan sirosis /
hipertensi portal)

9. Penyuluhan / Pembelajaran
Gejala : adanya penggunaan obat resep / dijual bebas yang mengandung ASA,
alkohol, steroid. NSAID menyebabkan perdarahan GI. Keluhan saat ini
dapat diterima karena (misal : anemia) atau diagnosa yang tak berhubungan
(misal: trauma kepala), flu usus, atau episode muntah berat. Masalah
kesehatan yang lama misal : sirosis, alkoholisme, hepatitis, gangguan
makan (Doengoes, 1999, hal: 455).

6. Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan darah
Tes ini digunakan untuk memeriksa apakah terdapat H. Pylori dalam darah.Hasil tes
yang positif menunujukkan bahwa pasien pernah kontak dengan bakteri pada suatu waktu
dalam hidupnya tapi itu tidak menunjukkan bahwa pasien tersebut terkena infeksi.Tes darah
dapat juga dilakukan untuk memeriksa anemia yang terjadi akibat perdarahan lambung
karena gastritis.
b. Uji napas urea
Suatu metode diagnostik berdasarkan prinsip bahwa urea diubah oleh urease H.
Pylori dalam lambung menjadi amoniak dan karbondioksida (CO2).CO2 cepat diabsorbsi
melalui dinding lambung dan dapat terdeteksi dalam udara ekspirasi.
c. Pemeriksaan feces
Tes ini memeriksa apakah terdapat bakteri H. Pylori dalam feses atau tidak.Hasil yang
positif dapat mengindikasikan terjadinya infeksi.Pemeriksaan juga dilakukan terhadap adanya
darah dalam feses.Hal ini menunjukkan adanya pendarahan dalam lambung.
d. Endoskopi saluran cerna bagian atas
Dengan tes ini dapat terlihat adanya ketidaknormalan pada saluran cerna bagian atas
yang mungkin tidak terlihat dari sinar-x. Tes ini dilakukan dengan cara memasukkan sebuah
selang kecil yang fleksibel(endoskop) melalui mulut dan masuk ke dalam esofagus, lambung
dan bagian atas usus kecil. Tenggorokan akan terlebih dahulu dianestesi sebelum endoskop
dimasukkan untuk memastikan pasien merasa nyaman menjalani tes ini. Jika ada jaringan
dalam saluran cerna yang terlihat mencurigakan, dokter akan mengambil sedikit
sampel(biopsy) dari jaringan tersebut. Sampel itu kemudian akan dibawa ke laboratorium
untuk diperiksa. Tes ini memakan waktu kurang lebih 20 sampai 30 menit.Pasien biasanya
tidak langsung disuruh pulang ketika tes ini selesai, tetapi harus menunggu sampai efek dari
anestesi menghilang kurang lebih satu atau dua jam.Hampir tidak ada resioko akibat tes
ini.Komplikasi yang sering terjadi adalah rasa tidak nyaman pada tenggorokan akibat
menelan endoskop.
e. Rontgen saluran cerna bagian atas
Tes ini akan melihat adanya tanda-tanda gastritis atau penyakit pencernaan lainnya.
Biasanya akan diminta menelan cairan barium terlebih dahulu sebelum dirontgen. Cairan ini
akan melapisi saluran cerna dan akan terlihat lebih jelas ketika di rontgen.
f. Analisis Lambung
Tes ini untuk mengetahui sekresi asam dan merupakan tekhnik penting untuk
menegakkan diagnosis penyakit lambung.Suatu tabung nasogastrik dimasukkan ke dalam
lambung dan dilakukan aspirasi isi lambung puasa untuk dianalisis. Analisis basal mengukur
BAO( basal acid output) tanpa perangsangan. Uji ini bermanfaat untuk menegakkan
diagnosis sindrom Zolinger- Elison(suatu tumor pankreas yang menyekresi gastrin dalam
jumlah besar yang selanjutnya akan menyebabkan asiditas nyata).
g. Analisis stimulasi
Dapat dilakukan dengan mengukur pengeluaran asam maksimal (MAO, maximum
acid output) setelah pemberian obat yang merangsang sekresi asam seperti histamin atau
pentagastrin.Tes ini untuk mengetahui teradinya aklorhidria atau tidak.

B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada pasien dengan Gastritis yaitu:
a. Nyeri berhubungan dengan iritasi mukosa lambung sekunder karena stress
psikologi
b. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kurangnya intake
makanan
c. Kekurangan volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
intake yang tidak adekuat dan output cair yang berlebih (mual dan muntah)
d. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan imunitas menurun dan proses penyakit
e. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi.
f. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi pada mukosa lambung

C. Perencanaan

No DIAGNOSA
INTERVENSI RASIONAL
. KEPERAWATAN
1. Nyeri berhubungan
1. Selidiki keluhan
1. Untuk mengetahui
dengan iritasi mukosa nyeri, perhatikan lokasi, letak nyeri dan
lambung sekunder itensitas nyeri, dan memudahkan intervensi
karena stress psikologi skala nyeri yang akan dilakukan
2. Anjurkan pasien
2. Intervensi dini pada
untuk melaporkan nyeri kontrol nyeri
Tujuan:
segera saat mulai memudahkan
Setelah dilakukan
pemulihan otot dengan
tindakan keperawatan
menurunkan tegangan
selama 2 x 24 jam nyeri
3. Pantau tanda-tanda otot
dapat berkurang, pasien
3. Respon autonomik
vital
dapat tenang dan
meliputi, perubahan
keadaan umum cukup
pada TD, nadi, RR,
baik
yang berhubungan
4. Jelaskan sebab dan
dengan penghilangan
akibat nyeri pada klien
Kriteria Hasil:
nyeri
serta keluarganya
1. Klien 4. Dengan sebab dan
mengungkapakan nyeri akibat nyeri diharapkan
yang dirasakan klien berpartisipasi
5. Anjurkan istirahat
berkurang atau hilang dalam perawatan untuk
2. Klien tidak selama fase akut
mengurangi nyeri
6. Anjurkan teknik
menyeringai kesakitan 5. Mengurangi nyeri
3. TTV dalam batasan distruksi dan relaksasi
yang diperberat oleh
normal
gerakan
4. Intensitas nyeri 6. Menurunkan tegangan
berkurang (skala nyeri
7. Berikan situasi otot, meningkatkan
berkurang 1-10) lingkungan yang relaksasi, dan
5. Menunjukkan rileks,
kondusi meningkatkan rasa
istirahat tidur,
kontrol dan kemampuan
peningkatan aktivitas
koping
dengan cepat 7. Memberikan
8. Kolaborasi dengan
dukungan (fisik,
tim medis dalam
pemberian tindakan
emosional,
meningkatkan rasa
kontrol, dan
kemampuan koping)
8. Menghilangkan atau
mengurangi keluhan
nyeri klien
2. Nutrisi kurang dari
1. Anjurkan pasien
1. Menjaga nutrisi
kebutuhan tubuh untuk makan dengan pasien tetap stabil dan
berhubungan dengan porsi yang sedikit tapi mencegah rasa mual
kurangnya intake sering muntah
2. Berikan makanan
2. Untuk mempermudah
makanan
yang lunak pasien menelan
3. Kebersihan mulut
Tujuan: 3. Lakukan oral hygiene
dapat merangsang nafsu
Setelah dilakukan
makan pasien
tindakan keperawatan
4. Timbang BB dengan
4. Mengetahui
selama 3x24 jam teratur
perkembangan status
kebutuhan nutrisi
5. Observasi tekstur,
nutrisi pasien
pasien terpenuhi
turgor kulit pasien 5. Mengetahui status
6. Observasi intake dan
nutrisi pasien
Kriteria hasil: output nutrisi 6. Mengetahui
1. Keadaan umum keseimbangan nutrisi
cukup pasien
2. Turgor kulit baik
3. BB meningkat
4. Kesulitan menelan
berkurang
3. Kekurangan volume
1. Penuhi kebutuhan
1. Intake cairan yang
cairan kurang dari individual. Anjurkan adekuat akan
kebutuhan tubuh klien untuk minum mengurangi resiko
berhubungan dengan (dewasa : 40-60 dehidrasi pasien.
intake yang tidak cc/kg/jam).
2. Berikan cairan
adekuat dan output cair 2. Mengganti kehilangan
tambahan IV sesuai
yang berlebih (mual cairan dan memperbaiki
indikasi.
dan muntah) keseimbangan cairan
dalam fase segera.
Tujuan:
Setelah dilakukan
3. Awasi tanda-tanda
3. Menunjukkan status
tindakan keperawatan
vital, evaluasi turgor dehidrasi atau
selama 1x24 jam intake
kulit, pengisian kapiler kemungkinan
cairan adekuat.
dan membran mukosa. kebutuhan untuk
peningkatan
Kriteria Hasil:
4. Kolaborasi pemberian penggantian cairan.
1. Mukosa bibir lembab
2. Turgor kulit baik cimetidine dan
4. Cimetidine dan
3. Pengisian kapiler baik
ranitidine
4. Input dan output ranitidine berfungsi
seimbang untuk menghambat
sekresi asam lambung
4. Resiko tinggi infeksi
1. Monitor tanda dan
1. Mengetahui adanya
berhubungan dengan gejala infeksi sistemik infeksi pada pasien
2. Pasien tidak semakin
imunitas menurun dan dan lokal
stres dengan
proses penyakit 2. Monitor terhadap
keadaannya
kerentanan infeksi 3. Mengetahui turgor
Tujuan: 3. Batasi pengunjung kulit pasien
Setelah dilakukan 4. Mencegah

tindakan keperawatan, kekurangan nutrisi pada


4.
pasien tidak mengalami Inspeksi kulit dan tubuh pasien

infeksi lebih lanjut membran mukosa


5. Mencegah dehidrasi
terhadap kemerahan,

Kriteria hasil: panas dan drainase

1. 5.
Pasien bebas dari Dorong 6.
masukan Mempercepat proses

tanda dan gejala infeksi penyembuhan


Tidak ada rubor, color, nutrisi yang cukup
dolor, tumor dan
6. Dorong 7.
masukan Keluarga mengetahui
fungsiolesa. cairan yang cukup kapan diadakannya

2. Menunjukan imunisasi
8. Keluarga mengetahui
kemampuan untuk
7. Dorong pasien untuk manfaat imunisasi
mencegah timbulnya
istirahat
infeksi
9. Menjaga dan
3. Menunjukan perilaku mencegah dari bakteri
hidup sehat 8. Informasikan kepada
dan mikroorganisme
keluarga kapan jadwal
4. Personal hygiene yang dapat
imunisasi (DPT, Polio,
pasien terpenuhi baik memperburuk penyakit
Campak, Rubella) 10. Mengurangi inflamasi
sacara mandiri maupun
dibantu keluarga. 9. Jelaskan keuntungan
imunisasi

10. Ajarkan kepada


pengunjung untuk
mencuci tangan setiap
kali masuk dan keluar
dari ruangan klien.

11. Kolaborasi : Berikan


antibiotik jika
diperlukan
5. Kurang pengetahuan
1. Beri pendidikan
1. Memberikan
berhubungan dengan kesehatan (penyuluhan) pengetahuan dasar
kurangnya informasi. tentang penyakit dimana klien dapat
membuat pilihan
Tujuan: 2. Beri kesempatan klien informasi tentang
Setelah dilakukan atau keluarga untuk kontrol masalah
tindakan keperawatan bertanya kesehatan.
3. Beritahu tentang2. Pengkajian / evaluasi
pasien mendapatkan
pentingnya obat-obatan secara periodik
informasi yang tepat
untuk kesembuhan meningkatkan
dan efektif. klien. pengenalan /
4. Evaluasi tingkat
pencegahan dini
pengetahuan klien
Kriteria hasil: terhadap komplikasi
1. Klien dapat seperti ulkus peptik dan
menyebutkan pendarahan pada
pengertian lambung.
2. Penyebab
3. Tanda dan gejala
4. Perawatan dan
pengobatan.
6. Hipertermi 1. Observasi tanda 1.
Mengetahui tanda-
berhubungan dengan tanda vital tanda vital pasien
2. Menurunkan suhu
proses infeksi pada
2. Berikan minuman per
tubuh pasien
mukosa lambung oral 3. Mengetahui adanya
3. Kompres dengan air dehidrasi pada pasien
Tujuan: hangat

Setelah dilakukan
4. Kolaborasi pemberian
tindakan keperawatan, Antipiretik
pasien tidak mengalami
5. Monitor masukan dan
peningkatan suhu tubuh keluaran cairan dalam

24 jam

Kriteria hasil:

1. Suhu tubuh dalam


batas normal

Suhu tubuh normal


berkisar antara 36 37
derajat celsius

2. Menjelaskan tindakan
untuk mengurangi
peningkatan suhu tubuh

Tindakan untuk
mengurangi
peningkatan suhu
tubuh.

3. Tidak ada perubahan


warna kulit.

Warna kulit tidak


sianosis, turgor kulit
baik.

4. Denyut nadi normal

5. Respirasi normal

6. Cairan seimbang
(intake dan out put)
dalam 24 jam

7. Tekanan darah dalam


batas normal
4.4 Evaluasi

No. Diagnosa Keperawatan Evaluasi


S : anak mengatakan nyeri yang
Nyeri berhubungan dengan iritasi mukosa dirasakan mulai berkurang
1. O : pasien terlihat lebih rileks
lambung sekunder karena stress psikologi
A : masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi
S : keluarga pasien mengatakan
nafsu makan pasien berkurang dan
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh sering kali mengeluh mual dan
berhubungan dengan kurangnya intake muntah
O : pasien sering terlihat muntah
makanan
beberapa kali dalam sehari
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
S : Anak mengatakan bahwa
Kekurangan volume cairan kurang
dari dirinya sudah tidak merasa mual
kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake O : kondisi umum pasien baik,
3.
yang tidak adekuat dan output cair yang turgor kulit baik, tidak tampak
berlebih (mual dan muntah) lemah
A : masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi
S : Keluarga pasien mengatakan
bahwa pasien mengeluh perih pada
bagian perut
Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan O : pasien terlihat memegang
4
imunitas menurun dan proses penyakit perut, wajah terlihat pucat dan
gelisah
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
S : keluarga pasien mengatakan
cukup paham dengan kondisi
pasien dan mengerti apa yang
Kurang pengetahuan berhubungan dengan harus dilakukan saat pasien merasa
5
kurangnya informasi. kesakitan
O : keluarga pasien terlihat tanggap
saat pasien mengeluh kesakitan
A : masalah teratasi
P : hentikan intervensi
S : keluarga pasien mengatakan
bahwa pasien tidak demam
O : suhu 37 C
Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi
6. A : masalah teratasi
pada mukosa lambung
P : intervensi dihentikan

ASUHAN KEPERAWATAN PADA GASTRITIS


No. Register : 101.8680
Ruang : Bougenvile
Tanggal/Jam MRS : 28 September 2012/ 21.00 WIB
Tanggal Pengkajian : 29 September 2012
Diagnosa Medis : Gastritis

1. IDENTITAS
a. Biodata Pasien
Nama : Tn. S
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 65 tahun
Agama : Islam
Suku/bangsa : Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Bojong Menteng Rt. 03/ IX Kelurahan Pasir Kuda
b. Penanggung Jawab
Nama : Ny. N
Umur : 33 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Hubungan dengan px : Istri
Alamat : Bojong Menteng Rt. 03/ IX Kelurahan Pasir Kuda

2. RIWAYAT KESEHATAN
a. Keluhan Utama
Pasien mengeluh nyeri perut.

b. Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien mengatakan bahwa setiap pagi hari setelah bangun tidur pasien sering merasa
nyeri pada perut bagian sebelah kirinya. Rasa nyerinya itu seperti diremas-remas
serta terasa panas. Rasa nyerinya berada di skala 7 dari skala nyeri 0-10 menurut
Bourbanis. Menurut Bourbanis skala 7 menggambarkan nyeri berat terkontrol
dimana terkadang tidak dapat mengikuti perintah tetapi respon terhadap tindakan,
dapat menunjukkan nyeri tetapi tidak dapat mendiskripsikannya, tidak dapat diatasi
dengan alih posisi nafas panjang dan distraksi.Pasien mengatakan merasa lebih baik
jika dibuat berbaring.Pasien juga mengeluh mual dan muntah yang membuat nafsu
makan pasien menurun. Pasien mengatakan keluhan ini terjadi hampir seminggu
sampai akhirnya dia dibawa ke IGD RSUD Bangli pada tanggal 28 September 2012
pukul 21.00 WIB.

c. Riwayat Penyakit Dahulu


Pasien mengatakan bahwa pernah dirawat dengan penyakit yang sama (gastritis)
pada tanggal 5 April 2009, dan diberi obat Antasida.
d. Riwayat Penyakit Keluarga
Dalam keluarga tidak ada yang mempunyai penyakit keturunan seperti
Diabetes Mellitus dan Hipertensi serta penyakit menular seperti Hepatitis dan TBC.

3. POLA AKTIVITAS SEHARI-HARI


a. Nutrisi
Di Rumah : makan tidak teratur 1-2x sehari. Makan selalu habis
dalam 1 porsi. Pasien mengatakan tidak mempunyai pantangan
terhadap makanan, pasien minum 6-7 gelas ( 1500-1700cc) setiap
hari.
Di Rumah Sakit : pasien mengatakan pagi hanya makan bubur habis
1/4 porsi karena pasien merasa mual setiap kali mau makan dan
sehabis makan pasien sering muntah. Pasien minum air putih habis
4-5 gelas (1000-1200cc) setiap hari.

b. Eliminasi
Di Runah : pasien mengatakan BAB 1x sehari pada waktu pagi dengan
konsistensi lembek, warna kuning, bau khas dan tidak ada keluhan
dalam BAB.
Klien BAK 2-6x sehari dengan warna kuning, bau khas, dan pasien
tidak ada kesulitan dalam BAK.
Di Rumah Sakit : pasien mengatakan selama dirawat di rumah sakit klien
BAB dengan frekuensi 1x sehari, konsistensi keras (berbentuk bulat-
bulat kecil), warna hitam, bau khas dan pasien mengeluh sulit untuk
BAB.
Pasien mengatakan BAK dengan frekuensi 5-6x sehari warna
kekuningan, bau khas dan tidak ada keluhan dalam BAK.

c. Istirahat dan Tidur


Di Rumah :pasien mengatakan tidur selama 7jam mulai tidur pukul
22.00 WIB dan bangun pukul 05.00 WIB. Pasien jarang tidur siang.
Di Rumah Sakit :pasien mengatakan tidur selama 9jam mulai pukul 21.00
WIB, kalau malam sering terbangun karena suasana yang panas,
pasien bangun pukul 06.00 WIB.

d. Aktifitas Fisik
Di Rumah : pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa bantuan
orang lain maupun alat bantu.
Di Rumah Sakit : pasien mengatakan bisa melakukan aktivitas sehari-hari sesuai
kemampuan, pasien ke kamar mandi dibantu oleh keluarga, pasien
tidak mengalami kesulitan dalam melakukan personal hygiene,
pasien mengatakan lebih banyak berbaring di tempat tidur karena
perut terasa sakit saat bergerak.

e. Personal Hygiene
Di Rumah : pasien mandi 2 kali sehari yaitu pagi dan sore, keramas 2
kali dalam seminggu, ganti baju 1 kali sehari, dan tidak ada
gangguan apapun.
Di Rumah Sakit : pasien diseka oleh keluarga 2 kali sehari yaitu pagi dan sore
dengan tidak memakai sabun.

4. DATA PSIKOSOSIAL
a. Status Emosi
Emosi pasien stabil.

b. Konsep Diri
Body Image : pasien mengetahui bahwa dirinya sedang sakit dan
membutuhkan pengobatan agar cepat sembuh
Self Ideal : pasien merasa diperlakukan dengan baik oleh perawat dan
mendapat perhatian yang cukup dari keluarga
Self Eksterm : pasien mengatakan ingin cepat sembuh dan pulang ke
rumah
Role : pasien sebagai kepala keluarga.
Identity : pasien bernama Tn. S dengan usia 35 tahun yang
beralamatkan di Bojong Menteng Rt. 03/ IX Kelurahan Pasir Kuda

c. Interaksi Sosial
Hubungan pasien dengan perawat serta pasien lain dalam satu ruangan baik.
Pasien juga keluarga juga baik.

d. Spiritual
Pasien beragama Islam, sebelum sakit ia taat beribadah, tetapi sekarang tidak bisa
menjalankan sholat lima waktu. Pasien hanya dapat berdoa demi kesembuhannya.

5. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan Umum
Keadaan umum kurang

b. Kesadaran
CM (Composmentis) 4-5-6

c. Tanda-Tanda Vital
TD : 120/80 mmHg S : 37C
N : 80 x/menit RR : 20 x/menit

d. Kepala
Kulit Kepala
Bersih tidak ada lesi, tidak ada tumor, rambut warna hitam, tidak ada nyeri tekan.
Wajah
Bentuk wajah simetris, tidak ada luka, tidak ada edema.
Mata
Simetris, konjungtiva tidak anemis, fungsi penglihatan baik.
Hidung
Bentuk simetris tidak ada polip, tidak ada keluhan dan kelainan pada hidung.
Telinga
Bentuk simetris, tidak menggunakan alat bantu pendengaran.
Mulut
Bibir tampak kering dengan gigi bersih, tidak ada perdarahan dan pembengkakan
gusi.

e. Leher
Tidak terdapat pembesaran tiroid.

f. Dada dan Thorak


Inspeksi : bentuk simetris
Palpasi : tidak ada benjolan dan nyeri tekan
Perkusi : suara jantung pekak, suara paru sonor
Auskultasi : bunyi paru vesikuler, bunyi jantung normal (1,2)

g. Abdomen
Inspeksi : simetris, datar
Palpasi : ada nyeri tekan terhadap abdomen (ulu hati)
Perkusi : timpani
Auskultasi : bising usus 8x/menit

h. Ekstremitas
Ekstremitas atas : terpasang infus RL 20 tpm (tetes per menit) pada tangan
kiri, tidak terdapat oedem.
Ekstremitas bawah : tidak terdapat luka, tidak terjadi kelumpuhan, dan tidak
oedem.

i. Genetalia
Tidak terpasang kateter.

6. PEMERIKSAAN PENUNJANG
WBC (SEL DARAH PUTIH) : 9,51 . 103m/l (4,00 10,00)
RBC (eritrosit) : 5,39 . 106m/l (3,50 5,50)
HGB (hemoglobin) : 14,3 g/dl (11,0 16,0)
HCT (hemotokrit) : 42,8% (37,0 50,0)
MCV (Volume Korpuskular rerata) : 79,4 fl (80,0 50,0)
MCH : 26,5 pg (27,0 100,0)
MCHC : 33,0 g/dm (32,0 31,0)
RDW : 12,9% (1,5 36,0)
PLT : 207 . 103m/l (150 450)
MPV : 7,0 fl (7,0 11,0)
PDW : 16,1 (15,0 17,0)

7. TERAPI DAN PENATALAKSANAAN


Infus RL 20 tpm (tetes per menit)
Injeksi :
Cefotaxime (1gr)
Ranitidine (2x1 mg)
Oral :
Antasida (3x500 mg)

8.

ANALISA DATA

Nama : Tn. S No.Reg : 101.8680


Umur : 65 tahun Ruang : Bougenvile

NO. PENGKAJIAN ETIOLOGI MASALAH


29 DS: Peradangan pada Gangguan rasa
Septembe 1. Tn. S mengatakan kalau daerah dinding mukosa nyaman (Nyeri)
r 2012 ulu hatinya terasa panas dan lambung (gaster)
terbakar
2. Tn.S mengatakan kalau
nyerinya hilang timbul jika
epigastrium di tekan
3. Tn.S mengeluh sering merasa
mual dan muntah
DO:
1. Diagnosa medis dari Tn.S
adalah gastritis
2. Skala nyeri klien 7 dari skala (0-
10)
3. Nyeri tekan pada daerah ulu hati
(epigastrium) Tn.S

DS : Pemenuhan nutrisi Gangguan pola


1. Tn.S sering merasa mual dan tidak adekuat makan: kurang dari
muntah kebutuhan tubuh
2. Tn.S mengatakan kalau dia
hilang selera makan
3. Tn.S sering merasa kenyang
DO :
1. Diagnosa Medis dari Tn.S
adalah Gastritis
2. Tn.S tampak lemah dan
tidak berenergi
3. Kesadaran Tn.S Composmentis

DS: Kurang aktivitas Konstipasi


1. Tn.S mengatakan di rumah
sakit BAB dengan konsistensi feses
keras
2. Tn. S mengatakan lebih
banyak berbaring di tempat
DO:
1. Palpasi abdomen : teraba keras di
perut sebelah kiri bawah
2. Auskultasi pada
abdomen: peristaltik 4x/mnt
3. tidur karena perut terasa sakit
saat bergerak
DS: Kurang informasi Kurang
1.Tn.S mengatakan hal yang pengetahuan
dipikirkan terhadap penyakitnya
adalah penyakit jantung karena di
ulu hati terasa perih, panas dan
kemeng-kemeng.
DO:
1.Tn.S tampak bingung
terhadap penyakitnya
DIAGNOSA KEPERAWATAN

Nama : Tn. S No.Reg : 101.8680


Umur : 65 tahun Ruang : Bougenvile

NO TGL/JAM DIAGNOSA KEPERAWATAN


.
1. 29 Gangguan rasa nyaman (Nyeri dengan skala 7 dari rentang skala (0-10))
September berhubungan peradangan pada dinding mukosa lambung (gaster)
2012 DS:
1.Tn. S mengatakan kalau daerah ulu hatinya terasa panas dan terbakar
2.Tn.S mengatakan kalau nyerinya hilang timbul jika epigastrium di
tekan
3.Tn.S mengeluh sering merasa mual dan muntah
DO:
1.Diagnosa medis dari Tn.S adalah gastritis
2.Skala nyeri klien 7 dari skala (0-10)
3.Nyeri tekan pada daerah ulu hati (epigastrium) Tn.S

2. Gangguan pola makan (kurang dari kebutuhan tubuh) berhubungan dengan


pemenuhan nutrisi tidak adekuat
DS :
1.Tn.S mengatakan sering merasa mual dan muntah
2.Tn.S mengatakan kalau dia hilang selera makan
3.Tn.S mengatakan sering merasa kenyang
DO :
1. Diagnosa Medis dari Tn.S adalah Gastritis
2. Tn.S tampak lemah dan tidak berenergi
3. Kesadaran Tn.S Composmentis

3. Konstipasi berhubungan dengan kurang aktifitas


DS:
1. Tn.S mengatakan di rumah sakit BAB dengan konsistensi feses keras
2. Tn. S mengatakan lebih banyak berbaring di tempat tidur karena perut
terasa sakit saat bergerak
DO:
1. Palpasi abdomen : teraba keras di perut sebelah kiri bawah
2. Auskultasi pada abdomen: peristaltik 4x/mnt

Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi


4. DO:
1. Tn.S mengatakan bingung terhadap penyakitnya
DS:
1. Tn.S mengatakan hal yang dipikirkan terhadap penyakitnya adalah
penyakit jantung karena di ulu hati terasa perih, panas dan kemeng-kemeng.

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Nama : Tn. S No.Reg : 101.8680


Umur : 65 tahun Ruang : Bougenvile

NO. TGL/JAM DIAGNOSA TUJUAN/ INTERVENSI RASIONAL


KEPERAWATAN KRITERIA
HASIL
1. 29 Gangguan rasa Rasa Nyeri klien 1.Catat keluhan 1.nyeri tidak selalu
September nyaman (Nyeri) berkurang dengan nyeri, ada tetapi bila ada
2012 berhubungan tidak termasuk lokasi, harus dibandingkan
dengan peradangan ada peradangan lamanya, dengan gejala nyeri
pada dinding atau iritasi pada intensitas (skala pasien
mukosa lambung mukosa lambung 0-10) sebelumnya,dimana
(gaster) Tn.S dalam 2.Kaji ulang dapat membantu
waktu 2 x 24 jam faktor yang mendiagnosa etiologi
dengan kriteria: meningkatkan perdarahan dan
1.Skala Nyeri atau terjadinya komplikasi.
Tn.S berkurang menurunkan 2.membantu dalam
2.Tn.S tidak nyeri membuat diagnosa
merasa 3.Berikan dan kebutuhan terapi.
nyeri pada makanan sedikit 3.makanan
epigastrium tapi sering mempunyai
(uluhati) sesuai indikasi efek penetralisir
3.Tn.S tidak untuk pasien asam, juga
meringis (tidak 4.Bantu latihan menghancurkan
nyeri tekan rentang kandungan
abdomen) gerak aktif gaster.Makan sedikit
/pasif mencegah distensi dan
5.Berikan haluaran gastrin
perawatan oral 4. menurunkan
sering dan kekakuan sendi,
tindakan meminimalkan nyeri
kenyamanan ketidaknyamanan.
(pijatan 5.Napas bau karena
punggung, tertahanya sekret
perubahan posisi mulut menimbulkan
) tak nafsu makan dan
Kolaborasi: dapat meningkatkan
1.Berikan obat mual. Gingivitis dan
sesuai indikasi, masalah gigi dapat
misal : Antasida meningkat
2.Antikolinergik 1.menurunkan
(misal : belladon keasaman
na, atropin) gaster dengan absorbsi
atau dengan
menetralisir kimia
2.diberikan pada
waktu tidur
untuk menurunkan
motilitas
gaster,menekan
produksi asam,
memperlambat
pengosongan gaster,
dan menghilangkan
nyeri nokturnal.

2. Gangguan pola Pola Makan dari 1.Timbang berat 1.Mengevaluasi


makan: kurang dari Tn.S teratur badan sesuai keefektifan atau
kebutuhan tubuh dengan cukup indikasi kebutuhan mengubah
berhubungan memenuhi 2.Aukultasi pemberian nutrisi
dengan pemenuhan kebutuhan nutrisi bising usus 2.Membantu dalam
nutrisi dalam waktu 2 x 3.Berikan menentukan respon
tidak adekuat 24 jam dengan makanan untuk makan
kriteria: dalam jumlah atau berkembangnya
1.Klien tidak kecil dan dalam komplikasi
mual waktu yang 3.Meningkatkan
2.Klien tidak sering dan proses pencernaan dan
merasa nyeri teratur toleransi pasien
akibat gastritis 4.Tentukan terhadap nutrisi yang
atau iritasi dari makanan yang diberikan dan dapat
mukosa lambung Tidak membent meningkatkan
uk gas. kerjasama pasien saat
5.Berikan makan
perawatan oral 4.Dapat
teratur, sering mempengaruhi nafsu
dan teratur makan/pencernaan dan
termasuk minya membatasi masukan
k untuk bibir nutrisi
5.Mencegah
ketidaknyamanan
karena mulut kering
dan bibir pecah yang
disebabkan
oleh pembatasan
cairan
3. Konstipasi BAB dari Tn.S 1.Ajarkan alih 1.Banyak aktivitas
berhubungan lancar dengan baring setiap 2 bisa merangsang
dengan kurang bisa melakukan jam sekali gerakan peristaltik
aktivitas aktivitas (banyak2.Anjurkan pada 2.Banyak minum
gerak) ditempat klien untuk mencairkan
tidur dalam untuk minum feses
waktu 2 x 24 jam banyak (10-12 3.Serat sangat
dengan kriteria: gelas) berfungsi
1.Feses lunak 3.Anjurkan pada untuk melancarkan
(normal) klien proses defekasi karena
2.Mudah proses untuk makan serat bisa melunakan
defekasi tinggi serat konsistensi feses
(pepaya) 4.Untuk melancarkan
4.Kolaborasi proses defekasi
pemberian obat
laksatif.
4. Kurang Tn.S mengetahui 1.Kaji tingkat 1.Untuk mengetahui
pengetahuan berhu masalah yang dia pengetahuan sampai
bungan dengan alami dengan tentang mana pengetahuan
kurang informasi memberikan penyakitnya klien sehingga
informasi 2.Berikan memudahkan untuk
terhadap masalah pendidikan memberikan penyuluh
dari Tn.S dalam kesehatan an
waktu 1 x 24 jam tentang 2.Untuk menambah
dengan kriteria: penyakitnya informasi
1.Tn.S tahu 3.Motivasi klien 3.Untuk menambah
tentang penyakit untuk melakuka semangat dan
dan tidak salah n anjuran harapanya klien mau
persepsi dalam pendidika melakukan hal positif
2.Tn.S tidak n kesehatan untuk kesehatan
bingungterhadap 4.Beri 4.Untuk menambah
masalahkesehatan kesempatan pengetahuan klien
yang diaalami untuk
klien bertanya
tentang
penyakitnya
TINDAKAN KEPERAWATAN
Nama : Tn. S No.Reg : 101.8680
Umur : 65 tahun Ruang : Bougenvile

Tanggal/jam Dx Implementasi Respon TTD


29 I 1. Menjelaskan pendekatan pada px dan Px kooperatif
September keluarga dengan BHSP
2012 / 10.00 2. Menjelaskan pada px dan keluarga Px kooperatif
WIB tentang penyebab nyeri px dalam
pelaksanaan asuhan keperawatan
3. Melibatkan keluarga px dalam Px dan keluarga
pelaksanaaan asuhan keperawatan kooperatif dan bersedia
4. Mengkaji skala nyeri dan lokasi nyeri Px kooperatif
5. Memberikan makanan sedikit tapi Px merasa diperhatikan
sering sesuai indikasi untuk pasien
6. Menganjurkan pasien untuk mengubah Px bersedia dan
posisi melaksanakannya
7. Memberikan perawatan oral Px merasa senang
8. Melakukan kolaborasi dengan tim Px kooperatif
dokter dalam pemberian obat
9. Melakukan pemeriksaan TTV Px merasa diperhatikan
T : 120/80 mmHg
RR : 20x/menit
N : 80x/menit
S : 37 C

29 1. Memberikan makan sedikit tapi sering Px kooperatif


September 2. Memberikan lingkungan yang tenang
2012/ 19.00 dan nyaman Px merasa senang
WIB 3. Mengkaji skala nyeri dan lokasi nyeri
4. Memberikan perawatan oral Px kooperatif
5. menganjurkan tekhnik relaksasi dengan Px merasa diperhatikan
nafas dalam Px kooperatif
6. menganjurkan px untuk mengubah
posisi Px kooperatif
7. melakukan observasi TTV
T : 110/70 mmHg Px merasa diperhatikan
RR : 20x/menit
N : 84x/menit
S : 37,5 C

1. Memberikan makan sedikit tapi sering


30 2. Memberikan lingkungan yang tenang Px kooperatif
September dan nyaman
2012/ 10.00 3. Mengkaji skala nyeri dan lokasi nyeri Px merasa senang
WIB 4. Memberikan perawatan oral
5. menganjurkan tekhnik relaksasi dengan Px kooperatif
nafas dalam Px merasa diperhatikan
6. menganjurkan px untuk mengubah Px kooperatif
posisi
7. melakukan observasi TTV Px kooperatif
T : 120/80 mmHg
RR : 20x/menit Px merasa diperhatikan
N : 80x/menit
S : 37,3 C
CATATAN KEPERAWATAN

Nama : Tn. S No.Reg : 101.8680


Umur : 35 tahun Ruang : Bougenvile

Tanggal/jam Catatan perawat TTD


29 September Bina Hubungan Saling Percaya dengan px dan keluarga
2012/ 10.00 Memberikan makanan sedikit tapi sering
WIB Menganjurkan px untuk mengubah posisinya
Melakukan TTV
Infus RL 20 tpm (tetes per menit)
Injeksi :
Cefo (1gr)
Ranitidine (2x1 mg)
Oral :
Antasida (3x500 mg)

29 September Memberikan makanan sedikit tapi sering


2012/ 19.00 Menganjurkan px untuk mengubah posisinya
WIB Mengajarkan teknik relaksasi pada px
Melakukan observasi TTV
Infus RL 20 tpm (tetes per menit)
Injeksi :
Cefo (1gr)
Ranitidine (2x1 mg)
Oral :
30 September Antasida (3x500 mg)
2012/ 10.00
WIB
Memberikan makanan sedikit tapi sering
Menganjurkan px untuk mengubah posisinya
Mengajarkan teknik relaksasi pada px
Melakukan observasi TTV
Infus RL 20 tpm (tetes per menit)
Injeksi :
Cefo (1gr)
Ranitidine (2x1 mg)
Oral :
Antasida (3x500 mg)

FLOW SHEET (LEMBAR OBSERVASI)

Nama : Tn. S No.Reg : 101.8680


Umur : 35 tahun Ruang : Bougenvile

Tanggal/ jam 29 September 29 September 2012 30 September 2012/


2012/10.00 WIB 19.00 WIB 10.00 WIB
TTV T : 120/80 mmHg T : 110/70 mmHg T : 120/80 mmHg
N : 80x/menit N : 84x/menit N : 80x/menit
RR: 20x/menit RR: 20x/menit RR: 20x/menit
S : 37 C S : 37,5 C S : 37,3 C
KDM :
1.Makan / minum 1/4 porsi/4-5 gelas 1/4 porsi /5-6 gelas porsi/6-7 gelas
2.Eliminasi BAB 1x / BAK 5-6x BAB 1x/4-6x BAB 1x / 3-5x
3.Istirahat 9jam 9jam 8jam
4.Aktivitas - + +
5.Personal Hygiene + + +
Data fokus Perut terasa nyeri, Nyeri perut Keadaan px
panas, mual dan berkurang, mual dan membaik, nyeri perut
muntah muntah berkurang berkurang, tidak
mual dan muntah,
nafsu makan
bertambah
Program Theraphy Infus RL 20 tpm Infus RL 20 tpm Infus RL 20 tpm
(tetes per menit) (tetes per menit) (tetes per menit)
Injeksi : Injeksi : Injeksi :
Cefo (1gr) Cefo (1gr) Cefo (1gr)
Ranitidine (2x1 Ranitidine Ranitidine
mg) (2x1 mg) (2x1 mg)
Oral : Oral : Oral :
Antasida (3x500 Antasida (3x500 Antasida (3x500
mg) mg) mg)

Resume

EVALUASI

Nama : Tn. S No.Reg : 101.8680


Umur : 35 tahun Ruang : Bougenvile

No Tanggal/jam Diagnosa Evaluasi


.
1 29 Dx I DS:
September 1.Tn. S mengatakan kalau daerah ulu hatinya terasa
2012/10.00 nyeri, panas dan terbakar
2.Tn.S mengatakan nafsu makannya berkurang
3.Tn.S mengeluh sering mual dan muntah
O : keadaan lemah
Makan / minum : 1/4 porsi/4-5 gelas
T : 120/80 mmHg
N : 80x/menit
RR: 20x/menit
S : 37 C
A : nyeri , masalah belum teratasi
P : R dilanjutkan
Infus RL 20 tpm (tetes per menit)
Injeksi :
Cefo (1gr)
Ranitidine (2x1 mg)
Oral :
Antasida (3x500 mg)

2 29 DS:
September 1.Tn. S mengatakan kalau daerah ulu hatinya masih
2012/19.00 terasa nyeri.
2.Tn.S mengatakan masih belum nafsu makan
3.Tn.S mengeluh sering merasa mual dan muntah
O : keadaan cukup
Makan / minum : 1/4 porsi /5-6 gelas
T : 110/70 mmHg
N : 84x/menit
RR: 20x/menit
S : 37,5 C
A : masalah teratasi sebagian
P : R dilanjutkan
Infus RL 20 tpm (tetes per menit)
Injeksi :
Cefo (1gr)
Ranitidine (2x1 mg)
Oral :
Antasida (3x500 mg)

3. 30 1.Tn. S mengatakan kalau nyerinya masih terasa di


September daerah ulu hati
2012/10.00 2.Tn.S mengatakan nafsu makannya sudah
bertambah
3.Tn.S mengatakan sudah tidak merasa mual dan
muntah
O : keadaan cukup
Makan / minum : porsi/6-7 gelas
T : 120/80 mmHg
N : 80x/menit
RR: 20x/menit
S : 37,3 C
A : masalah teratasi sebagian
P : R dilanjutkan
Infus RL 20 tpm (tetes per menit)
Injeksi :
Cefo (1gr)
Ranitidine (2x1 mg)
Oral :
Antasida (3x500 mg)

Anda mungkin juga menyukai