PENDAHULUAN
Kejahatan seksual (sexual offences), sebagai salah satu bentuk dari kejahatan
yang menyangkut tubuh, kesehatan, dan nyawa manusia, mempunyai kaitan yang erat
kejahatan tersebut memang telah terjadi. Adanya kaitan antara Ilmu Kedokteran
Acara Hukum Pidana (KUHAP), yang memuat ancaman hukuman serta tatacara
pembuktian pada setiap kasus yang termasuk di dalam pengertian kasus kejahatan
seksual.
dalam ilmu kedokteran itu sendiri dapat sangat berperan, demikian halnya dengan
faktor waktu serta faktor keaslian dari barang bukti (korban), maupun faktor-faktor
kasus kejahatan seksual sebenarnya terbatas di dalam pembuktian ada tidaknya tanda-
pembuktian apakah seseorang itu memang sudah pantas atau sudah mampu untuk
hendaknya dilakukan dengan teliti dan waspada. Pemeriksa harus yakin akan semua
1
kewajiban tersebut, dokter hendaknya tidak meletakkan kepentingan korban di bawah
tindak kejahatan seksual umumnya dilakukan oleh dokter ahli Ilmu Kebidanan dan
Penyakit Kandungan, kecuali di tempat yang tidak ada dokter ahli tersebut, maka
mengalami cedera fisik dan atau mental sehingga lebih baik dilakukan pemeriksaan
oleh dokter di klinik. Penundaan pemeriksaan dapat memberi hasil yang kurang
memuaskan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
undang-undang , tertera pada pasal-pasal yang terdapat pada Bab XIV KUHP,
(1) Barang siapa dalam perkawinan bersetubuh dengan seorang wanita yang
(2) Jika perbuatan itu mengakibatkan luka-luka berat, dijatuhkan pidana penjara
(3) Jika mengakibatkan mati, dijatuhkan pidana penjara paling lama dua belas
tahun.
3
undang. Secara biologis seorang perempuan dikatakan mampu untuk dikawin bila
ia telah siap untuk dapat memberikan keturunan, dimana hal ini dapat diketahui
dari menstruasi, apakah ia belum pernah mendapat menstruasi atau sudah pernah.
dari perempuan yang diduga merupakan korban seperti yang dimaksud dalam
maka dalam hal ini pasal-pasal dalam KUHP yang dimaksud adalah pasal 284 dan
287.
baginya.
baginya.
4
b. seorang wanita yang telah kawin yang turut serta melakukan perbuatan
itu, padahal diketahuinya bahwa yang turut bersalah telah kawin dan
dalam tenggang waktu tiga bulan diikuti dengan permintaan bercerai atau
(3) Terhadap pengaduan ini tidak berlaku pasal 72, 73, dan 75.
(4) Pengaduan dapat ditarik kembali selama pemeriksaan dalam sidang peradilan
belum dimulai.
sebelum putusan yang menyatakan pisah meja dan tempat tidur menjadi tetap.
Pasal 27 BW
Dalam waktu yang sama seorang laki hanya diperbolehkan mempunyai satu orang
perempuan sebagai isterinya, seorang perempuan hanya satu orang laki sebagai
suaminya.
belas tahun, atau kalau umurnya tidak jelas bahwa belum waktunya untuk
5
(2) Penuntutan hanya dilakukan atas pengaduan, kecuali jika umur wanita belum
sampai dua belas tahun atau jika ada salah satu hal berdasarkan pasal 291 dan
pasal 294.
undang-undang belum cukup umur. Jika umur korban belum cukup 15 tahun tetapi
sudah di atas 12 tahun, penuntutan baru dilakukan bila ada pengaduan dari yang
b. Korban yang belum cukup 15 tahun itu menderita luka berat atau mati akibat
c. Korban yang belum cukup 15 tahun itu dalah anaknya, anak tirinya, muridnya,
Pada pemeriksaan akan diketahui umur korban. Jika tidak ada akte kelahiran
maka umur korban yang pasti tidak diketahui. Dokter perlu memperkirakan umur
korban baik dengan menyimpulkan apakah wajah dan bentuk tubuh korban sesuai
pertumbuhan rambut kemaluan, melalui pertumbuhan gigi (molar ke-2 dan molar
6
Hal di atas perlu diperhatikan mengingat bunyi kalimat: padahal
diketahuinya atau sepatutnya harus diduganya bahwa wanita itu umurnya belum
lima belas tahun atau kalau umurnya tidak jelas bahwa belum waktunya untuk
(1) Kalau salah satu kejahatan yang diterangkan dalam pasal 286, 287, 288 dan
290 itu berakibat luka berat, diancam dengan pidana penjara paling lama dua
belas tahun.
(2) Kalau salah satu kejahatan yang diterangkan dalam pasal 285, 286, 287, 289
dan 290 itu berakibat matinya orang, diancam dengan pidana penjara paling
Barangsiapa melakukan perbuatan cabul dengan anaknya, anak tirinya atau anak
atau orang yang di bawah umur, diancam dengan pidana penjara paling lama tujuh
tahun.
7
2. Pengurus, dokter, guru, pejabat, pengurus atau bujang di penjara, di tempat
dimaksudkan di situ.
dimaksud oleh pasal 285 dan 286 KUHP; maka untuk kasus-kasus tersebut Visum
et Repertum harus dapat membuktikan bahwa pada wanita tersebut telah terjadi
kekerasan dan persetubuhan. Kejahatan seksual seperti yang dimaksud oleh pasal
285 KUHP disebut perkosaan, dan perlu dibedakan dari pasal 286 KUHP.
Pada tindak pidana di atas perlu dibuktikan telah terjadi persetubuhan dan
telah terjadi paksaan dengan kekerasan atau ancaman kekerasan. Dokter dapat
menentukan apakah persetubuhan telah terjadi atau tidak, apakah terdapat tanda-
tanda kekerasan. Tetapi ini tidak dapat menentukan apakah terdapat unsur paksaan
akibat paksaan, mungkin juga disebabkan oleh hal-hal lain yang tak ada
8
kekerasan, maka hal itu belum merupakan bukti bahwa paksaan tidak terjadi. Pada
hakekatnya dokter tak dapat menentukan unsur paksaan yang terdapat pada tindak
telah terjadi.
perkosaan adalah pengertian hukum bukan istilah medis sehingga dokter jangan
diketahuinya bahwa wanita itu dalam keadaan pingsan atau tidak berdaya,
Pada tindak pidana di atas harus terbukti bahwa korban berada dalam
keadaan pingsan atau tidak berdaya. Dokter perlu mencari tahu apakah korban
sadar waktu persetubuhan terjadi, adakah penyakit yang diderita korban yang
terjadinya pingsan itu, apakah terjadi setelah korban diberi minuman atau
pengaruh obat-obatan.
Jika terbukti bahwa si pelaku telah telah sengaja membuat korban pingsan
atau tidak berdaya, ia dapat dituntut telah melakukan tindak pidana perkosaan,
9
karena dengan membuat korban pingsan atau tidak berdaya ia telah melakukan
kekerasan.
Pasal 89 KUHP
kekerasan.
Kejahatan seksual yang dimaksud dalam KUHP pasal 286 adalah pelaku
tidak melakukan upaya apapun; pingsan atau tidak berdayanya korban bukan
sebagai suatu tindakan yang didasari banyak hal dan pemerkosa itu tidaklah sama
Gebhard dkk : Pemerkosa adalah pria yang dengan kekerasan merampas apa
yang mereka mau, baik uang, materi, ataupun kehormatan wanita, tindakan
keadaan sosial, keadaan masa lalu, dan faktor ekonomi. Ingin menjadikan kaum
mereka. Jadi tindakan ini bukanlah hal yang patologis tetapi hal yang patologis itu
sendiri sudah ada dalam lingkungan sosial budaya serta norma dalam masyarakat.
10
( Massachusetts) Treatment Center For Sexually Dangerous Person.Observasi
secara klinis telah dibuat sejak 20 tahun yang lalu di Treatment Center. Dimana
lebih dari 1500 pemerkosa telah diteliti, lebih dari 400 orang telah dievaluasi
selama 60 hari periode observasi, dan 250 orang telah dievaluasi mulai dari 2
kebanyakan dari pelanggar seksual (New York, 1950) didiagnosa sebagai penyakit
skizofren pseudoneurotik.
vagina, penetrasi tersebut dapat lengkap atau tidak lengkap dan dengan atau tanpa
disertai ejakulasi.
Posisi persetubuhan
11
tertulis dari pihak-pihak yang diperiksa. Jika korban adalah seorang anak izin
a. Pemeriksaan tubuh
tidak. Bila ada, tentukan ruptur baru atau lama dan catat lokasi ruptur
orifisium, sebesar ujung jari kelingking, jari telunjuk, atau dua jari.
ke dalam orifisium sampai terasa tepi selaput dara menjepit ujung jari,
beri tanda pada sarung tangan dan lingkaran pada titik itu diukur. Ukuran
adanya suatu benda (penis atau benda lain yang masuk ke dalam vagina.
ejakulat tersebut.
12
Komponen yang terdapat di dalam ejakulat dan dapat diperiksa
adalah: enzim asam fosfatase, kolin dan spermin. Baik enzim asam
karena kadar asam fosfatase yang terdapat dalam vagina (berasal dari
wanita itu sendiri), kadarnya jauh lebih rendah bila dibandingkan dengan
dokter tidak dapat secara pasti pula menentukan bahwa pada seorang
bahwa pada diri wanita yang diperiksanya itu tidak ditemukan tanda-
memang tidak ada persetubuhan dan yang kedua persetubuhan ada tapi
penyidikan.
13
ditemukan sampai 7-8 hari bila wanita yang menjadi korban meninggal.
b. Pemeriksaan pakaian
untuk memastikan bahwa bercak yang telah ditemukan adalah air mani
a. Pemeriksaan tubuh
vagina pada glans penis. Perlu juga dilakukan pemeriksaan sekret uretra
b. Pemeriksaan pakaian
14
bagian Ilmu Kedokteran Forensik, dibungkus, segel, serta dibuat berita
Tidak sulit untuk membuktikan adanya kekerasan pada tubuh wanita yang
menjadi korban. Dalam hal ini perlu diketahui lokasi luka-luka yang sering
ditemukan, yaitu di daerah mulut dan bibir, leher, puting susu, pergelangan
jejak berbentuk luka. Dengan demikian, tidak ditemukannya luka tidak berarti
bahwa pada wanita korban tidak terjadi kekerasan itulah alasan mengapa dokter
mencakup dua pengertian: pertama, memang tidak ada kekerasan, dan yang kedua
kekerasan terjadi namun tidak meninggalkan bekas (luka) atau bekas tersebut
sudah hilang.
berdaya merupakan salah satu bentuk kekerasan. Dalam hal ini perlu dilakukan
pemeriksaan untuk menentukan adanya racun atau obat-obatan yang kiranya dapat
15
2.5 Perkiraan Umur
Penentuan umur bagi wanita yang menjadi korban kejahatan seksual seperti
yang dikehendaki oleh pasal 284 dan 287 KUHP adalah hal yang tidak mungkin
teknologi kedokteran yang canggih pun maksimal hanya sampai pada perkiraan
umur saja.
yang meliputi pemeriksaan fisik, ciri-ciri seks sekunder, pertumbuhan gigi, fusi
radiologi lainnya.
Ditentukan apakah gigi geraham belakang ke-2 (molar ke-2) sudah tumbuh
(terjadi pada umur kira-kira 12 tahun, sedangkan molar ke-3 akan muncul pada
usia 17-21 tahun atau lebih). Juga harus ditanyakan apakah korban sudah pernah
Hal-hal tersebut di atas perlu diketahui sehubungan dengan bunyi pasal 287
dan baik, dimana tujuan utamanya adalah untuk dapat menghasilkan keturunan,
maka penentuan apakah seorag wanita itu sudah waktunya untuk dikawin atau
16
dibuktikan oleh ilmu kedokteran), dalam hal ini: menstruasi. Bila wanita itu sudah
mengalami menstruasi, maka ia sudah waktunya untuk dikawin. Untuk itu, yaitu
pemeriksa tidak jarang harus merawat dan mengisolir wanita tersebut, yang
maksudnya agar ia dapat mengetahui dan mendapatkan bukti secara pasti bahwa
telah terjadi menstruasi. Menurut Muller, untuk mengetahui ada atau tidaknya
ovulasi perlu dilakukan observasi selama 8 minggu di rumah sakit, sehingga dapat
menentukan apakah seorang wanita sudah pernah mengalami ovulasi atau belum
mengatakan bahwa wanita boleh kawin bila ia telah berumur 16 tahun, maka
Di dalam pasal 292 KUHP, terdapat ancaman hukuman bagi seseorang yang
cukup umur yang melakukan perbuatan cabul dengan orang lain yang berjenis
Orang dewasa yang melakukan perbuatan cabul dengan orang lain sesama
17
Dengan demikian kasus homoseks dan lesbian jelas merupakan kejahatan
seksual, bila partnernya belum dewasa, yang secara yuridis belum berumur 21
tahun atau bila berumur kurang dari 21 tahun tetapi sudah pernah kawin, maka
Jika kasus yang dihadapi adalah kasus homoseks antara dua pria, maka
pembuktian secara kedokteran forensik tidak sulit, oleh karena yang perlu
dibuktikan dalam hal ini adalah: perkiraan umur (belum dewasa), dan adanya
sperma serta air mani baik dalam dubur maupun mulut korban; juga perlu
diperiksa bentuk dubur, bagi yang telah sering melakukan persetubuhan melalui
dubur, maka bentuk dari dubur akan mengalami perubahan, duburnya terbuka,
berbentuk corong (funnel shape), dan otot sfingternya sudah tidak dapat berfungsi
dengan baik.
Pada kasus lesbian, selain perkiraan umur maka perlu dicari apakah terdapat
kelainan yang diakibatkan oleh manipulasi genital dengan tangan atau alat-alat
bantu.
Adanya cairan mani atau bercak yang dihasilkan bisa menjadi petunjuk
Potensi dari materi cairan ini telah diketahui, dapat mengungkapkan masalah
paternitas atau nullitas, hal ini bisa membela dengan pertahanan bahwa adanya
tindakan pemerkosaan.
tersebut dihasilkan dari cairan mani, atau cairan yang dihasilkan dari vagina
18
(labium minora atau anus). Pada kejadian lain hal ini dapat menunjukan potensi
cairan.
Bahan untuk pemeriksaan biasanya banyak ditemukan dari bercak mani pada
pakaian dan cairan dari vagian maupun anus, sejak adanya prosedur yang berbeda
Pada kasus dugaan pemerkosaan perlu untuk melihat cairan mani berupa
bercak pada pakaian, di kulit perineum, paha, labium minor, rambut pubis, vagina
dan lubang anus. Ini tidak pasti membuktikan bahwa cairan semen masuk ke
vagina, ini cukup sering ditemukan pada labium minor atau rambut pubis sejak
Cairan semen yang telah kering pada perineum atau labia minor paling baik
juga dibutuhkan untuk perbandingan dengan rambut yang ada pada pakaian
terdakwa, harus diambil secara hati-hati dan dipindahkan ke kemasan kecil dari
gelas. Rambut yang dipotong tidak akan disertai akarnya sehingga menjadi tidak
memuaskan.
yang dimasukkan dengan atau tanpa bantuan spekulum. Karena sperma dapat
rusak secara cepat, maka penting untuk membuat satu atau lebih smear pada gelas
slide sesegera mungkin dan untuk mengirimnya bersama dengan spesimen yang
sesuai untuk penyelidikan. Demikian pula, smear dari anal swab juga harus dibuat
dengan segera.
19
2.8.1 Pemeriksaan Laboratorium Korban Kejahatan Seksual
Metoda :
Metoda :
b a g i a n tengah),
20
Bersihkan dengan Xylol,
gelas objek,
Kepala sperma berwama merah, bagian ekor biru muda; kepala sperma
Metoda :
sampai kering,
21
asam fosfatase berasal dari prostat, berarti in dikasi besar;
Pembuatan reagensia:
4. Brentaminefast Blue B 50 mg
6. Aquadest 90 ml
dalam botol yang gelap (reagensia ini bila disimpan dalam lemari
Metoda : Florence
22
Cairan vaginal ditetesi larutan yodium
berwarna coklat.
Metoda : Berberio
bawah mikroskop
Metoda :
23
yang kedua disemprot dengan reagensia 2,
Pembuatan reagensia:
fast blue B, dilarutkan dalam larutan buffer citrat dengan pH. 4,9.
buffer citrat pH.4,9 dan 1 bagian larutan 0,4 M. L(+) tartaric acid
dengan pH.4,9.
bahan seperti semula, maka dapat diketahui letak dari air mani
24
Sinar ultra violet; visuil; taktil dan penciuman
untuk dikerjakan.
gonorrhoeae (GO)
Metoda :
Metoda :
TLC
Mikrodiffusi, dsbnya.
25
Hasil yang diharapkan : adanya obat yang dapat menurunkan atau
menghilangkan kesadaran.
Bahan pemeriksaan : cairan vaginal yang berisi air mani dan darah.
pada penis
corona glandis
coklat kekuningan.
gonorrhoeae (GO)
26
Gram
tanpa pewarnaan.
hasrat seksualnya itu, melalui cara yang tidak lazim, seringkali korban
pemeriksaan terhadap rambut dan kulit korban, untuk mencari air mani
yang tercecer.
27
Pemeriksaan dilakukan dengan pap smear dan penen tuan asam
fosfatase,
Kulit dibasahi dengan aplikator katun yang telah diren dam dalam
belum.
Metoda pemeriksaan:
Dua aplikator dari katun untuk swab dibasahi oleh NaCl, ini dipakai
Papanicolaou,
temperatur ruang,
28
acid, disodium salt sebagai substrate), 0,5 ml dari elusi ini dipakai
prostat.
BAB III
PENUTUP
Kejahatan seksual (sexual offences), sebagai salah satu bentuk dari kejahatan
yang menyangkut tubuh, kesehatan, dan nyawa manusia, mempunyai kaitan yang erat
undang-undang , tertera pada pasal-pasal yang terdapat pada Bab XIV KUHP, tentang
persetujuan (pasal 284 dan 287 KUHP) serta persetubuhan tanpa persetujuan (pasal
285 dan 286). Homoseksual juga termasuk bentuk kejahatan seksual bila dilakukan
pada orang dengan jenis kelamin sama namun belum dewasa seperti yang tertera
apakah seseorang itu memang sudah pantas atau sudah mampu untuk dikawin atau
tidak.
persetubuhan.
29
30