Anda di halaman 1dari 4

Zakat Fitrah dengan Beras (Bukan

dengan Uang)

Ada beberapa hadits yang telah membicarakan mengenai ukuran dan


bentuk zakat fitrah yang diserahkan ketika menjelang Idul Fithri.
Ukurannya diperintahkan satu sho, yaitu takaran antara 2,157-3,0 kg.
Sedangkan bentuk zakat fitrah adalah dengan makanan pokok. Dalam
hadits disebutkan dengan kurma, gandum, anggur atau keju, yaitu
makanan pokok. Padahal nilai dari masing-masing makanan ini berbeda-
beda. Kalau seandainya uang itu dibolehkan untuk zakat fitrah, tentu
Nabi shallallahu alaihi wa sallam akan perintahkan dengan makanan yang
harganya sama jika diuangkan. Namun di sini tidak. Ini menunjukkan
bahwa tidak tepat jika menunaikan zakat fitrah tersebut dengan uang.
Sehingga yang tepat, zakat fitrah harus sampai ke tangan fakir miskin
(mustahiq) dengan makanan pokok (beras untuk di tempat kita), bukan
dengan uang.

Hadits-hadits yang membicarakan tentang zakat fithri disebutkan oleh


Ibnu Hajar dalam Bulughul Marom sebagai berikut.

Hadits no. 627

,
,
:

, , ,
, , , :

Dari Ibnu Umar radhiyallahu anhuma, ia berkata, Rasulullah shallallahu


alaihi wa sallam mewajibkan zakat fithri dengan satu sho kurma atau
satu sho gandum bagi hamba dan yang merdeka, bagi laki-laki dan
perempuan, bagi anak-anak dan orang dewasa dari kaum muslimin.
Beliau memerintahkan agar zakat tersebut ditunaikan sebelum manusia
berangkat menuju shalat ied. Muttafaqun alaih. (HR. Bukhari no. 1503
dan Muslim no. 984).

Hadits no. 628

:
,

Dikeluarkan oleh Ibnu Adi dari jalur lainnya dan Daruquthni dengan sanad
yang dhoif disebutkan, Itu sudah mencukupi mereka dari keliling
meminta-minta pada hari tersebut.

Hadits no. 629


:

,
. ,
,

Dari Abu Said Al Khudri radhiyallahu anhu, ia berkata, Kami


menyerahkan zakat pada zaman Nabi shallallahu alaihi wa sallam dengan
satu sho makanan, satu sho kurma, satu sho gandum, atau satu sho
anggur (kering). Muttafaqun alaih. (HR. Bukhari no. 1508 dan Muslim no.
985).

Dalam riwayat lain disebutkan, Atau dengan satu sho keju. (HR. Bukhari
no. 1506 dan Muslim no. 985).

Abu Said berkata, Adapun saya terus menerus mengeluarkan zakat fithri
seperti itu sebagaimana aku keluarkan di zaman Rasulullah shallallahu
alaihi wa sallam. (HR. Muslim).

Dalam riwayat Abu Daud disebutkan, Aku tidak mengeluarkan kecuali


dengan ukuran satu sho. (HR. Abu Daud no. 1618).

Beberapa faedah dari hadits di atas:

1- Zakat fithri itu diwajibkan bagi setiap muslim, laki-laki maupun


perempuan, orang yang merdeka atau budak, anak kecil atau orang
dewasa. Ini perkara yang telah disepakati oleh para ulama seperti kata
Ibnul Mundzir.

2- Ukuran zakat fithri adalah satu sho untuk kurma, gandum, anggur
maupun keju. Satu sho yaitu takaran antara 2,157-3,0 kg.

3- Setiap yang menjadi makanan pokok bisa digunakan untuk zakat fitrah,
seperti di negeri kita dengan beras. Empat makanan yang disebutkan di
atas bukanlah batasan karena makanan tersebut menjadi makanan orang
banyak di masa Nabi shallallahu alaihi wa sallam. Ada riwayat dari Abu
Said Al Khudri yang menyebutkan,

Dari Abu Said Al Khudri radhiyallahu anhu, ia berkata, Dahulu kami


mengeluarkan zakat fithri di masa Rasulullah shallallahu alaihi wa
sallam pada hari Idul Fithri dengan satu sho makanan. Abu Said
berkata, Dahulu yang menjadi makanan kami adalah gandum, anggur,
keju dan kurma. (HR. Bukhari no. 1510).

4- Mengeluarkan zakat fithri dengan selain makanan yaitu


mengeluarkannya dengan uang tidaklah sah. Demikian pendapat
mayoritas ulama. Karena menunaikannya dengan uang berarti menyelisihi
perintah Rasul shallallahu alaihi wa sallam. Begitu juga hal ini menyelisihi
apa yang biasa dilakukan oleh para sahabat Nabi radhiyallahu anhum.
Karena lihat saja yang Rasul shallallahu alaihi wa sallam syariatkan untuk
zakat fithri dengan berbagai ragam makanan yang berbeda harga, bukan
satu harga. Sehingga secara jelas menunjukkan bahwa yang
diperintahkan adalah dengan makanan. Karena seandainya boleh bayar
zakat fithri dengan uang, maka tentu makanan yang Rasul shallallahu
alaihi wa sallam sebutkan ketika menyebutkan zakat fithri haruslah
memiliki nilai harga yang sama.

5- Dalil di atas juga menunjukkan waktu penunaian zakat fithri harus


sebelum pelaksanaan shalat ied. Namun sebagian pengurus zakat fitrah
tidak amanah dalam masalah ini. Ada yang belum menyerahkan zakat
fitrah hingga waktu pelaksanaan shalat ied.

Waktu utama untuk penyerahan zakat fithri adalah di pagi hari pada hari
raya Idul Fithri sebelum pelaksanaan shalat ied. Sedangkan waktu
dibolehkan adalah sehari atau dua hari sebelum ied sebagaimana dalam
hadits dari Ibnu Umar disebutkan,

Ibnu Umar radhiyallahu anhuma biasanya menyerahkan zakat fithri


kepada yang berhak menerima satu atau dua hari sebelumnya. (HR.
Bukhari no. 1511).

Demikian penjelasan singkat mengenai zakat fithri. Jangan lupa,


tunaikanlah nanti menjelang Idul Fithri. Semoga Allah berkahi harta dan
diri saudara.

Referensi:

Minhatul Allam fii Syarh Bulughil Marom, Syaikh Abdullah bin Sholih Al
Fauzan, terbitan Dar Ibnul Jauzi, cetakan ketiga, tahun 1432 H, 4: 459-463.

@ Pesantren Darush Sholihin, Warak, Girisekar, Panggang, Gunungkidul, di


pagi hari sebelum Jumatan, 25 Ramadhan 1434 H
Sumber :Artikel Rumaysho.Com

Anda mungkin juga menyukai