Anda di halaman 1dari 11

UNIVERSITAS TARUMANAGARA

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN ARSITEKTUR

JAKARTA

SEMESTER GENAP 2016-2017

KAJIAN ARSITEKTUR KOTA DAN LINGKUNGAN

PUBLIC REALM SEBAGAI FAKTOR PENENTU KEBERHASILAN KOTA


MODERN

Disusun Oleh:

Kelompok DA 04

Michelle Ashantidevi / 315130056

Lia Waroka Putri B / 315130060

DOSEN: Ark. Djauhari Sumintahardja, Dipl. Bdlg. Sc

PEMBIMBING: Ir. Diah Anggraeni, M.Sc


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
anugerah-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan artikel ini tepat pada waktunya. Laporan
artikel dengan judul Public Realm sebagai Faktor Penentu Keberhasilan Kota Modern
dibuat sebagai salah satu bentuk tugas mata kuliah Kajian Arsitektur Kota dan Lingkungan.

Laporan artikel ini pun tidak akan terealisasi tanpa adanya bantuan dan dukungan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis tidak lupa menyampaikan terima kasih kepada Bapak
Ark. Djauhari Sumintahardja, Dipl. Bdlg. Sc. selaku dosen kelas dan Ibu Ir. Diah Anggraeni,
M.Sc selaku dosen pembimbing mata kuliah ini.

Penulis berharap bahwa laporan artikel ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak untuk
dapat memperkaya wawasannya mengenai public realm sebagai factor penentu keberhasilan kota
modern yang ditulis dalam buku Urban Design Futures dan literature pendukung lainnya.

Jakarta, 6 September 2016

Tim Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................

DAFTAR ISI...............................................................................................................................

ABSTRACT................................................................................................................................

ABSTRAK..................................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang.....................................................................................................


1.2. Tujuan..................................................................................................................
1.3. Sistimatika Penulisan...........................................................................................

BAB II LANDASAN TEORI

2.1...............................................................................................................................
Public Realm........................................................................................................
2.1.1. Definisi Public Realm.........................................................................
2.1.2. Elemen Fisik Public Realm.................................................................
2.1.3. Fungsi Public Realm...........................................................................
2.1.4. Bentuk Public Realm...........................................................................
2.2...............................................................................................................................Pu
blic Realm dan New Urbanism............................................................................
..............................................................................................................................

BAB III PEMBAHASAN

3.1.................................................................................................................................................
Kondisi Public Realm di Amerika.........................................................................................
3.2.................................................................................................................................................
Kondisi Public Realm di Jakarta............................................................................................

BAB IV KESIMPULAN.............................................................................................................

LAMPIRAN.................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................
ABSTRACT
ABSTRAK
BAB I

PENDAHULUAN

1.1.....................................................................................................................................
Latar Belakang
Perkembangan pola kota modern telah menggantikan pola perkotaan tradisional sehingga
menimbulkan dampak-dampak pada kehidupan perkotaan masa kini. Berlawanan dengan
pola kota tradisional yang mengutamakan public realm sebagai pengikat elemen
perkotaannya, pengembangan kota kini hanya berfokus pada pembentukan elemen elemen
fisik perkotaan. Akibatnya, kota kehilangan public realm sebagai bagian dari pengikat antar
elemen fisiknya. Permasalahan kota ini merupakan topik yang menjadi sorotan pembahasan
dalam buku Urban Design Futures bab IV yaitu Traditional Urbanism in Contemporary
Practice.

Dalam bab ini terutama dibahas mengenai pentingnya public realm bagi kehidupan
masyarakat perkotaan, seperti kota-kota di Amerika yang telah meninggalkan pola perkotaan
tradisional sehingga masyarakat kotanya kehilangan sense of place.

Sama halnya dengan yang terjadi di Jakarta, Indonesia. Pertumbuhan kota yang tidak
terkendali menyebabkan kota kekurangan infrastruktur dan public realm sebagai bagian dari
pendukungnya, sehingga Jakarta

1.2. Tujuan Penulisan


Tujuan dari penulisan article report ini untuk membandingkan kondisi perkotaan terutama
pada public realm yang berada di Amerika dan Jakarta, Indonesia.

1.3. Sistimatika Penulisan


BAB II

LANDASAN TEORI

2.1.................................................................................................................................................
Public Realm
2.1.1. Definisi Public Realm
Berikut adalah definisi public realm dan kehidupan public menurut Oxford
English Dictionary:
Publik
Sebagai kata sifat, artinya pemikiran akan orang-orang sebagai satu
keseluruhan
Sebagai kata benda, artinya orang banyak pada umumnya
Sebagai frasa, artinya pandangan orang-orang pada umumnya mengenai masa
sekarang
Kehidupan, artinya aspek khusus mengenai keberadaan seseorang
Realm, artinya bidang atau lingkup area mengenai kegiatan atau kepentingan

Maka dapat disimpulkan bahwa kehidupan public merupakan sesuatu yang


khusus pada inti keberadaan kita, yaitu kebersamaan, keinginan kolektif, dan
kesadaran kolektif. Sedangkan ruang public merupakan benda fisik tempat
kehidupan public berlangsung.

Menurut Jon Lang dalam bukunya A Typology of Procedures and Products,


Public realm merupakan tempat dimana suatu perkumpulan masyarakat memiliki
hak dan kebebasan untuk mencipatakan apa yang mereka inginkan atau tempat
dimana orang publik memiliki hak untuk masuk. Sebuah publik realm tidak dapat
di jelaskan dengan bagaimana suatu tempat didedikasikan untuk keperluan umum
atau bagaimana suatu tempat merupakan bagian dari milik Negara.

Namun dalam kota modern, public realm hanya merupakan ruang yang tidak
privat. Hannah Arendt menyatakan dalam bukunya The Human Condition (1958),
sifat publik menceritakan tentang sifat itu sendiri, yang terdengar umum bagi kita
dan membedakan dari apa yang kita miliki secara pribadi.

Bagi para perancang kota, public realm merupakan sesuatu yang nyata, ruang
fisik tempat dimana kehidupan manusia secara publik berlangsung. Sebagai
perancang perkotaan, terdapat garis yang membatasi atau menentukan perbedaan
antar berbagai realm dan berdampak baik untuk masing masing realm. Dalam hal
ini, contoh yang dapat diambil adalah street wall (dinding pembatas).

Gambar 1. Street wall memberikan batasan yang jelas untuk memisahkan kedua realm dan
dapat memberikan dampak, misalkan membedakan sifat antar realm

Lacking a boundary, it lacks the character of public-ness. (Roger


Schruton, dalam buku UDF, hal 47)

Roger Schruton dalam buku lain berjudul Landscape Urbanism and Its
Discontents: Dissimulating the Sustainable City juga menjelaskan bahwa ruang
menjadi publik akibat adanya pembatas, pembatas harus dapat diakses dan
terbuka untuk keperluan publik.

2.1.2. Elemen Fisik Public Realm

Parameter dari bentuk fisik publik realm dapat dilihat melalui pengaturan
perilaku yang terbentuk (Lang, 1987). Bentuk pengaturan tersebut terdiri dari pola
perilaku orang yang berulang, milieu (pola lingkungan yang terbentuk), dan
periode waktu.

Milieu terdiri dari elemen lantai, bagian permukaan bangunan bangunan, dan
elemen fisik lainnya yang saling terikat dan terstruktur satu sama lain.

Milieu memiliki kemampuan untuk menciptakan suatu pola perilaku.


Meskipun begitu, elemen fisik public realm yang sama dapat menciptakan pola-
pola perilaku yang berbeda tergantung dari orang yang terlibat dalam waktu
tertentu. (JONLANG HAL 8-9).

Pada gambar 1.1 dan 1.2 terdiri dari elemen yang sama: pohon, jalur pedestrian, fasad
bangunan, namun menciptakan pola ruang dan pola perilaku manusia yang berbeda.

2.1.3. Fungsi Public Realm


Masih dengan elemen yang sama, suatu public realm dapat memberikan
fungsi yang berbeda bagi penggunanya. Sebagai contoh, bagi developer property
dan arsitek, fungsi dari public realm adalah sebagai investasi finansial. Namun
selain itu, public realm juga dapat berfungsi sebagai wadah kegiatan, shelter, dan
tampilan yang memiliki arti.

2.1.4. Bentuk Public Realm


Public realm terdiri dari tempat-tempat yang dapat diakses oleh semua orang,
meskipun akses tersebut tetap dikontrol sewaktu-waktu. Tempat ini terdiri dari
berbagai macam area baik indoor dan outdoor. Area outdoor terdiri dari jalan
jalan, alun alun, dan taman kota, sedangkan area indoor terdiri dari arcade, hall
stasiun, dan bangunan bangunan publik (French newspaper , le monde dikutip
dari Jon Lang hal 7)

2.2.................................................................................................................................................
Public Realm dan New Urbanism
William Westfall menjelaskan perkotaan secara singkat bahwa desain dan konstruksi
adalah pengaturan yang dibentuk untuk mendukung civic realm. Dengan pernyataan ini,
dapat dimengerti bahwa New urbanism dibentuk sebagai tanggapan penting untuk
memperbaiki desain perkotaan USA selama 20 tahun.
Hal utama yang menjadi kekurangan area pinggiran kota di USA adalah pengaturan
untuk mendukung civic realm. USA telah menciptakan berbagai komponen perkotaan,
namun mereka belum membangun perkotaan yang sebenarnya karena public realm
sebagai pengikat antar perkotaan tidak tercipta. Kita telah kehilangan kemampuan untuk
menterjemahkan public realm dalam menciptakan lingkungan lingkungan baru. Yang lebih
harus diperhatikan adalah generasi sekarang telah gagal membawa public realm yang jelas
dan dapat dipahami, malahan kita terlalu sering mengimport mental pinggiran kota
kedalam kota dan menciptakan kota semakin padat.
Terlepas dari perbedaan global dan perbedaan lokasi geografis suatu kota,
pembentukan dan respon terhadap public realm menjadi lebih penting dari komponen
komponen individual perkotaan. Contoh yang baik adalah dengan melihat perkotaan
tradisional, mereka belajar dari masa lalu dan generasi sebelumnya dan telah perbaikan
dan pengalaman, karena dulu perkotaan (urbanism) dan masalah lokal telah menjadi
kesadaran bersama dibandingkan dengan sekarang , apalagi bila dibandingkan dengan
mereka yang telah menciptakan dan membangun lingkungan kita yang sekarang.
Bagi kita sebagai yang menikmatinya, true urbanism tidak pernah benar benar hilang,
namun keberhasilannya dapat tercipta ketika kita menghubungkan ide untuk menjadi
publik.
Public Realm menghubungkan kita dan mencegah kita dari kehancuran, yang
membuat sekumpulan masyarakat sulit untuk di tanggung, bukan banyaknya jumlah orang
yang terlibat, melainkan dunia diantara mereka yang telah kehilangan kemampuan untuk
mengumpulkan mereka, menghubungkan dan memisahkan mereka secara bersamaan.

BAB III
PEMBAHASAN

Anda mungkin juga menyukai