Anda di halaman 1dari 190

LEMBAGA

KEMASYARAKATAN
DI INDONESIA
Dr. Rahyunir Rauf, M.Si
UU No. 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum.
Ketentuan Pidana
Pasal 113
(1) Setiap orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi sebagaimana dimak-
sud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana
penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp 100.000.000,00
(seratus juta rupiah).
(2) Setiap orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta mel-
akukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf
c, huruf d, huruf f, dan/atau huruf g untuk Penggunaan Secara Komerial dipidana dengan pidana
penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp 500.000.000,00
(lima ratus juta rupiah).
(3) Setiap orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta mel-
akukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf
a, huruf b, huruf e, dan/atau huruf g untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana
penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp 1.000.000.000,00
(satu miliar rupiah).
(4) Setiap orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang dilakukan dalam
bentuk pembajakan, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau
pidana denda paling banyak Rp 4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah).
Katalog Dalam Terbitan
LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI INDONESIA
xx + 356 hal; 14 x 20

Hak CIPTA DILINDUNGI Undang-Undang 2015


Dilarang memperbanyak atau memindahkan sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk KATA PENGANTAR
apapun, baik secara elektrik, maupun mekanis, termasuk memfoto copy, merekam atau dengan
sistem penyimpanan lainnya, tanpa izin tertulis dari penulis dan penerbit.

Penulis : Dr. Rahyunir Rauf, M.Si


Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum.
Editor :
Desain : Djanoerkoening

Cetakan I : September 2015


ISBN : ............. Kepada Allah SWT senantiasa penulis bersyukur atas se­
gala limpahan rahmat dan hidayahnya sehingga kepada penulis
Penerbit : ZANAFA PUBLISHING senantiasa diberikan rahmat kesehatan, kekuatan, kemudahan
Jl. HR. Subrantas
Komplek Metropolitan City(MTC)/Gian Blok A 39-41 dan kejernihan pemikiran dalam penyelesaian buku dengan judul
Panam Tampan Pekanbaru 28293 “LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI INDONESIA” ini.
Telp 0761-589935 fax 0761 – 589990
Dasar pemikiran yang melatarbelakangi penulisan buku ini
Pencetak : NUSA MEDIA adalah semakin bertambahnya tugas dari pemerintah dan peme­
Yogyakarta rintah daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan khususnya
bidang pelayanan kepada masyarakat, seiring dengan pertambah­
an jumlah penduduk khususnya penduduk daerah, bahkan tugas-
tugas dari pemerintah tersebut sudah dalam kondisi “overload”.
Dengan semakin bertambahnya tugas dari pemerintah dan
pemerintah daerah, maka keberadaan lembaga kemasyarakatan
menjadi salah satu alternatif untuk dapat meringankan tugas-tu­
gas pemerintah dan pemerintahan daerah terkait dengan tugas-
tugas yang dilimpahkan pelaksanaan dan pengelolaannya kepada
lembaga kemasyarakatan sehingga lembaga kemasyarakatan
dapat berperan dalam membantu tugas pemerintah dan pemer­
intah daerah.
Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia •v
Keberadaan lembaga kemasyarakatan yang jumlahnya men­
capai jutaan di Indonesia, seperti Rukun Tetangga (RT) Rukun
Warga (RW), Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM), Lem­
baga Pemberdayaa Kesejahteraan Kelaurga (PKK) dan Karang
Taruna serta Lembaga Kemasyarakatan lainnya telah lama ada DAFTAR ISI
dalam membantu peyelenggaraan pemerintahan daerah dengan
peranan yang bebeda-beda satu-sama lainnya.
Buku ini berisikan tentang sejarah, tugas, fungsi, kewajiban,
struktur kelembagaan, keanggotaan, pengelolaan keuangan dan
pembinaan yang dilakukan oleh pemerintah dan pemerintahan
daerah terhadap lembaga kemasyarakatan yang sudah sepantas­
nya harus diketahui oleh semua unsur lemabaga kemasyaraka­
tan dalam menjalankan peranannya. Serta harus diketahui oleh KATA PENGANTAR..................................................... v
pemerintah dan pemerintahan daerah yang berperan sebagai un­ DAFTAR ISI ............................................................. vii
DAFTAR TABEL........................................................... xv
sur pembina.
DAFTAR GAMBAR...................................................... xvii
Kehadiran buku ini tentunya tidak terlepas dari bantuan
berbagai pihak, oleh karena itu kami ucapkan terima kasih. Dan BAB I PENDAHULUAN........................................... 1
khususnya Kepada saudari Sri Maulidiah, M.Si yang telah berke­ A. Latar Belakang Masalah................................. 1
nan sebagai Editor dalam penulisan buku ini. B. Identifikasi Permasalahan Lembaga
Sebagai suatu karya ilmiah, penulis tentunya senantiasa Kemasyarakatan.............................................. 13
menunggu kritikan, saran dan masukan dari semua pihak terha­ C. Permasalahan Pokok Lembaga
dap substansi buku ini, sehingga buku ini akan dapat lebih sem­ Kemasyarakatan ............................................. 14
purna sebagai wejangan ilmiah terkait dengan lembaga kema­
BAB II KERANGKA PEMIKIRAN LEMBAGA
syarakatan. Harapan penulis, semoga buku ini bermanfaat bagi
KEMASYARAKATAN................................... 17
semua pihak yang membutuhkannya dan memiliki perhatian
A. Bangunan Teori Kerangka Pemikiran............. 17
yang sama untuk perbaikan lembaga kemasyarakatan.
B. Kerangka Pemikiran ...................................... 25
Pekanbaru, 21 Januari 2014
Wassalam BAB III TINJAUAN TEORITIS.................................. 27
Penulis, A. Teori Pemerintahan........................................ 27
Dr. RR & Dr. YM B. Teori Kelompok Sosial.................................... 47

vi • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • vii
1. Kelompok Sosial....................................... 47 BAB V. PELAYANAN DAN PEMBERDAYAAN
2. Keluarga dan Masyarakat......................... 49 MASYARAKAT OLEH LEMBAGA
3. Organisasi................................................. 57 KEMASYARAKATAN .................................. 117
C. Lembaga Kemasyarakatan.............................. 59 A. Pelayanan Lembaga Kemasyarakatan............ 117
1. Perkembangan Lembaga Kemasyarakatan. 59 B. Pemberdayaan Lembaga Kemasyarakatan...... 122
2. Proses Sosial dan Interaksi Sosial............. 68
3. Kelompok Sosial ...................................... 72 BAB VI LEMBAGA KEMASYARAKATAN
4. Hakekat Lembaga Kemasyarakatan.......... 77 KELURAHANDI KOTA PEKANBARU........ 127
5. Proses Sosial.............................................. 85 A. Deskripsi Lembaga Kemasyarakatan
6. Proses Pertumbuhan Lembaga Kelurahan....................................................... 127
Kemasyarakatan........................................ 87 1. Lembaga Rukun Tetangga........................ 132
7. Lembaga Kemasyarakatan Masa 2. Lembaga Rukun Warga............................. 137
Berlakunya UU Nomor 5 Tahun 1979..... 89 3. Lembaga Pemberdayaan Masyarakat
8. Lembaga Kemasyarakatan Masa Kelurahan................................................. 141
Berlakunya ....UU Nomor 22 tahun 1999 4. Lembaga Pemberdayaan Kesejahteraan ...
Tentang Pemerintahan Daerah................. 91 Keluarga.................................................... 144
9. Lembaga Kemasyarakatan Masa Undang- 5. Lembaga Karang Taruna........................... 148
Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang 6. Lembaga Kemasyarakatan Kelurahan
Pemerintahan Daerah............................... 92 (Lainnya).................................................. 152
10. Lembaga Kemasyarakatan Pada Undang-
Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang BAB VII STRUKTUR LEMBAGA
Desa.......................................................... 93 KEMASYARAKATAN................................... 157
A. Struktur Lembaga Rukun Tetangga................ 158
BAB IV TEORI PERANAN LEMBAGA B. Struktur Lembaga Rukun Warga.................... 159
KEMASYARAKATAN................................... 97 C. Struktur Lembaga Pemberdayaan
A. Peranan Lembaga Kemasyarakatan ............... 97 Masyarakat ..................................................... 160
B. Tugas Lurah ................................................... 110 D. Struktur Lembaga Pemberdayaan
C. Lembaga Kemasyarakatan Kelurahan ........... Kesejahteraan Keluarga............................
Membantu Tugas Lurah................................. 113 E. Struktur Lembaga Karang Taruna............ 162
F. Struktur Lembaga Kemasyarakatan
Kelurahan (lainnya).................................. 164

viii • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • ix
BAB VIII KEANGGOTAAN LEMBAGA 4. Tugas Lembaga PKK Kelurahan............... 206
KEMASYARAKATAN .................................. 167 5. Tugas Lembaga Karang Taruna Kelurahan 208
A. Keanggotaan Lembaga Rukun Tetangga........ 167 6. Tugas Lembaga Kemasyarakatan
B. Keanggotaan Lembaga Rukun Warga............ 172 Kelurahan (Lainnya)................................. 209
C. Keanggotaan Lembaga Pemberdayaan B. Fungsi Lembaga Kemasyarakatan Kelurahan. 212
Masyarakat Ke­lurahan.................................... 176 1. Fungsi Lembaga Rukun Tetangga............. 213
D. Keanggotaan Lembaga PKK Kelurahan......... 179 2. Fungsi Lembaga Rukun Warga................. 214
E. Keanggotaan Lembaga Karang Taruna........... 182 3. Fungsi Lembaga Pemberdayaan
F. Keanggotaan Lembaga Kemasyarakatan Masyarakat Kelurahan.............................. 214
Kelurahan (lain­nya)­........................................ 185 4. Fungsi Lembaga PKK Kelurahan.............. 216
5. Fungsi Lembaga Karang Taruna............... 216
BAB IX KEUANGAN LEMBAGA 6. Fungsi Lembaga Masyarakat
KEMASYARAKATAN KELURAHAN.......... 189 Kelurahan Lainnya................................... 218
A. Pengelolaan Keuangan Lembaga Rukun C. Kewajiban Lembaga Kemasyarakatan
Tetangga.......................................................... 189 Kelurahan....................................................... 221
B. Pengelolaan Keuangan Lembaga Rukun 1. Kewajiban Lembaga RT............................ 221
Warga.............................................................. 193 2. Kewajiban Lembaga Rukun Warga........... 222
C. Pengelolaan Keuangan Lembaga 3. Kewajiban Lembaga Pemberdayaan
Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan........... 195 Masyarakat Kelurahan.............................. 224
D. Pengelolaan Keuangan Lembaga PKK........... 197 4. Kewajiban Lembaga PKK Kelurahan........ 225
E. Pengelolaan Keuangan Lembaga Karang 5. Kewajiban Lembaga Karang Taruna
Taruna Kelurahan........................................... 199 Kelurahan................................................. 226
F. Pengelolaan Keuangan Lembaga 6. Kewajiban Lembaga Kemasyarakatan
Kemasyarakatan Kelurahan (Lainnya)........... 201 Kelurahan (Lainnya)................................. 227
7. Tugas Lainnya Lembaga Kemasyarakatan
BAB X TUGAS DAN FUNGSI LEMBAGA Kelurahan................................................. 229
KEMASYARAKATAN KELURAHAN.......... 203
A. Tugas Lembaga Kemasyarakatan Kelurahan . 203 BAB XI TUGAS LURAH............................................. 241
1. Tugas Lembaga Rukun Tetangga.............. 203 1. Tugas Lurah.................................................... 241
2. Tugas Lembaga Rukun Warga.................. 205 2. Hubungan Kerja Lurah dengan Camat.......... 243
3. Tugas Lembaga Pemberdayaan
Masyarakat Kelurahan.............................. 206

x • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • xi
BAB XII KEBERADAAN LEMBAGA BAB XIV PEMBINAAN LEMBAGA
KEMASYARAKATAN .................................. 247 KEMASYARAKATAN .................................. 305
A. Historis Lembaga Kemasyarakatan A. Pembinaan Lembaga Kemasyarakatan........... 305
Kelurahan....................................................... 247 1. Pembinaan Terhadap Lembaga
1. Historis Lembaga Rukun Tetangga dan Rukun Tetangga ...................................... 307
Rukun Warga............................................ 247 2. Pembinaan Terhadap Lembaga RW......... 313
2. Historis Lembaga Pemberdayaan 3. Pembinaan Terhadap Lembaga
Masyarakat ............................................... 255 Pemberdayaan Masyarakat....................... 316
3. Historis Lembaga PKK ............................. 257 4. Pembinaan Lembaga PKK Kelurahan....... 318
4. Historis Lembaga Karang Taruna............. 258 5. Pembinaan Lembaga Karang Taruna........ 320
B. Hubungan Lembaga Kemasyarakatan 6. Pembinaan Lembaga Kemasyarakatan
dengan Lurah ................................................. 260 Kelurahan Lainnya .................................. 322
1. Hubungan Konsultatif.............................. 262 B. Hambatan-Hambatan Dalam Pembinaan
2. Bentuk Hubungan Koordinatif................. 263 Lembaga Kemasyarakatan di Kota Pekanbaru. 328
3. Bentuk Hubungan Kemitraan.................. 266
4. Hubungan Deliberasi................................ 268 BAB XV MANFAAT DAN PROSPEK LEMBAGA
5. Hubungan Mediasi................................... 271 KEMASYARAKATAN .................................. 331
6. Hubungan Kontrol Sosial......................... 276 A. Manfaat Lembaga Kemasyarakatan Kelurahan 331
B. Prospek Lembaga Kemasyarakatan Kelurahan. 333
BAB XIII PERANAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN
DALAM MEMBANTU TUGAS LURAH...... 281 Daftar Pustaka..................................................... 345
A. Peranan Lembaga Kemasyarakatan Dalam BIOGRAFI PENULIS.................................................... 355
Membantu Tugas Lurah. .............................. 281
1. Peranan Lembaga RT Dalam Membantu
Tugas Lurah.............................................. 283
2. Peranan Lembaga RW Dalam Membantu
Tugas Lurah.............................................. 285
3. Peranan Lembaga Pemberdayaan
Masyarakat Dalam Membantu Tugas
Lurah ........................................................ 287
4. Peranan Lembaga PKK ............................ 289
5. Peranan Lembaga Karang Taruna ............ 291
6. Peranan Lembaga Kemasyarakatan
(Lainnya).................................................. 293
xii • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • xiii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Perbandingan Jumlah Lembaga Kemasyarakatan


Dengan Kepala Keluarga Di Kota Pekanbaru
Tahun 2009-2013................................................ 12
Tabel 2. Bagan Perbandingan antara Lembaga
dengan Organisasi............................................... 84
Tabel 3. Perbandingan istilah Government dan
Governence .................................................... 192
Tabel 4. Tugas Kelembagaan Kemasyarakatan Kelurahan 210
Tabel 5. Fungsi Lembaga Kemasyarakatan Kelurahan
di Kota Pekanbaru............................................... 220
Tabel 6. Kewajiban Lembaga Kemasyarakatan di Kota
Pekanbaru........................................................... 228
Tabel 7. Tugas Tambahan Lembaga Kemasyarakatan
Kelurahan ........................................................... 237
Tabel 8. Bentuk Pembinaan Terhadap Lembaga
Kemasyarakatan Kelurahan................................ 326

xiv • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • xv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Teoritis ............................ 25


Gambar 2. Kerangka Pemikiran Penulisan.......................... 26
Gambar 3. Unsur Good Governance.................................. 38
Gambar 4. Prosedur Penerbitan Surat Keputusan Lurah ..
Tentang Kelembagaan RT................................. 134
Gambar 5. Prosedur Penerbitan SK Lurah Tentang
Kelembagaan RW.............................................. 139
Gambar 6. Prosedur Penerbitan SK Lurah Tentang
Kelembagaan LPMK......................................... 144
Gambar 7. Prosedur Penerbitan SK LurahTentang
Kelembagaan PKK............................................ 148
Gambar 8. Prosedur Penerbitan SK Lurah Tentang
Pembentukan Lembaga Karang Taruna
kelurahan.......................................................... 152
Gambar 9. Prosedur Penerbitan SK Lurah Tentang
Pembentukan Lembaga Kemasyarakatan
Kelurahan (Lainnya)......................................... 156
Gambar 10. Contoh Bagan Kelembagaan RT....................... 158
Gambar 11. Contoh Bagan Kelembagaan Rukun Warga...... 160

xvi • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • xvii
Gambar 12. Contoh Bagan Kelembagaan LPM Gambar 31. Bentuk Hubungan Kemitraan antara
Kelurahan ......................................................... 161 Lembaga Kemasyarakatan dengan Lurah......... 268
Gambar 13. Contoh Bagan Kelembagaan PKK .. Kelurahan 162.162 Gambar 32. Bentuk Hubungan Deliberasi Antara
Gambar 14. Contoh Bagan Kelembagaan Karang Taruna.... 163 Lembaga Kemasyarakatan dengan Lurah......... 271
Gambar 15. Contoh Bagan Kelembagaan Lembaga Gambar 33. Bentuk Hubungan Mediasi Antara
Kelurahan Lainnya............................................ 164 Lembaga Kemasyarakatan dengan Lurah......... 275
Gambar 16. Proses Pemilihan Pengurus Lembaga Gambar 34. Bentuk Hubungan Kontrol Sosial Antara
RT Kelurahan.................................................... 171 Lembaga Kemasyarakatan dengan Lurah......... 279
Gambar 17. Proses Pemilihan Ketua Lembaga RW............... 175 Gambar 35. Diagram Perbandingan Pemanfaatan Bentuk
Gambar 18. Proses Pemilihan Pengurus LPMK.................... 179 Hubu­ngan antara Lembaga Kemasyarakatan
Gambar 19. Proses Pemilihan Pengurus Lembaga dengan Lurah.................................................... 280
PKK kelurahan.................................................. 182 Gambar 36. Hubungan Kerja Lembaga Kemasyarakatan
Gambar 20. Proses Pemilihan Pengurus Karang Taruna Kelurahan dengan Lurah.................................. 280
Kelurahan. ........................................................ 184 Gambar 37. Situs Sosial........................................................ 282
Gambar 21. Proses Pemilihan Lembaga Kemasyarakatan Gambar 38. Matriks Peranan Kelembagaan RT dalam
Kelurahan Lainnya............................................ 187 Membantu Tugas Lurah.................................... 285
Gambar 22. Pengelolaan Keuangan Lembaga RT ................ 190 Gambar 39. Matriks Peranan Kelembagaan RW dalam
Gambar 23. Pengelolaan keuangan lembaga RW Kelurahan.. 194 membantu Lurah Di Kota Pekanbaru............... 287
Gambar 24. Pengelolaan Keuangan Lembaga Gambar 40. Matriks Peranan LPM Dalam Membantu
Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan.............. 196 Tugas Lurah ...................................................... 289
Gambar 25. Pengelolaan Keuangan Lembaga PKK Gambar 41. Matriks Peranan Lembaga PKK Dalam
Kelurahan.......................................................... 298 Membantu Tugas Lurah ................................... 291
Gambar 26. Pengelolaan Lembaga Karang Taruna Gambar 42. Matriks Peranan Lembaga Karang Taruna
Kelurahan.......................................................... 200 Dalam memantu Tugas Lurah .......................... 293
Gambar 27. Lembaga Kemasyarakatan Kelurahan Gambar 43. Matriks Peranan Lembaga Kemasyarakatan
Lainnya.............................................................. 202 (lainnya) Dalam Membantu Tugas Lurah......... 295
Gambar 28. Hubungan kerja antara Lurah dengan Camat.. 243 Gambar 44. Peranan Lembaga Kemasyarakatan Dalam
Gambar 29. Bentuk hubungan Konsultatif antara Membantu Tugas Lurah.................................... 297
Lembaga Kemasyarakatan dengan Lurah......... 263 Gambar 45. Perbandingan Peranan Lembaga
Gambar 30. Bentuk Hubungan Koordinatif Antara Kemasyarakatan Dalam Membantu Tugas
Lembaga Kemasyarakatan dengan Lurah......... 266 Lurah Di Kota Pekanbaru................................. 298

xviii • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • xix
Gambar 46. Pola Pembinaan Terhadap Lembaga RT............ 313
Gambar 47. Pola Pembinaan Lembaga RW.......................... 315
Gambar 48. Pola Pembinaan LPMK..................................... 317
Gambar 49. Pola Pembinaan PKK Kelurahan....................... 320
BAB I
Gambar 50. Pola Pembinaan Karang Taruna Kelurahan...... 322. 322
Gambar 51. Pola Pembinaan Lembaga Kemasyarakatan
PENDAHULUAN
Kelurahan Lainnya............................................ 325

A. Latar Belakang Masalah


Dalam sistem pemerintahan daerah di Indonesia, dikenal
itilah lembaga kemasyarakatan. Lembaga kemasyarakatan meru­
pakan suatu organisasi masyarakat yang berada di wilayah kelu­
rahan/ desa. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang
Pemerintahan Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 72 Ta­
hun 2005 Tentang Desa serta Peraturan Pemerintah Nomor 73
Tahun 2005 Tentang Kelurahan telah memberikan kesempatan
kepada masyarakat untuk membentuk lembaga kemasyarakatan
di desa atau kelurahan sesuai dengan kebutuhan.
Pada saat mulai diberlakukannya Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang
Nomor 6 tahun 2014 Tentang Desa juga memberikan peluang
kepada masyarakat untuk membentuk lembaga kemasyarakatan
desa/kelurahan sesuai dengan kebutuhan dari desa dan masyara­
kat desa itu sendiri. Secara realita lembaga kemasyarakatan terse­
but seperti Rukun Tetangga (RT), Rukun Warga (RW), Lembaga
Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK), Pemberdayaan
Kesejahteraan Keluarga (PKK), Karang Taruna, dan lain-lain,

xx • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia •1
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam membantu pe­ Permendagri, Kepmendagri dan Ketentuan Mendagri mengenai
nyelenggaraan tugas-tugas pemerintah, khususnya tugas Lurah Pelaksanan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1979. Pengaturan
dalam pelayanan pemerintahan, pelayanan pembangunan dan tentang lembaga kemasyarakatan selanjutnya melalui Keputu­
pelayanan kemasyarakatan/ pemberdayaan masyarakat. san Presiden Republik Indonesia Nomor 49 tahun 2001 tentang
Pamudji (1985:59) menyatakan bahwa: Pena­taan Lembaga Masyarakat Desa, atau Sebutan Lain, yang
“Selama ini RT dan RK/RW telah menunjukkan keman­ kemudian diatur lebih lanjut melalui Peraturan Mendagri Nomor
faatan dan kegunaannya dalam pemerintahan, ter­ utama 5 Tahun 2007 Tentang Pedoman Penataan Lembaga Kemsayara­
pemerintahan kota. Undang-Undang Nomor 5/1974 tidak katan.
menyebut-nyebut tentang RT dan RK/RW, hal ini tidaklah Lembaga Kemasyarakatan menurut Pasal 1 ayat (1) Pera­
berarti bahwa RT dan RK/RW tidak mempunyai hak hidup turan Menteri Dalam Negeri Nomor 5 Tahun 2007, adalah;
(raison dieter). RT dan RK/RW dapat di bentuk berdasarkan “Lembaga kemasyarakatan atau yang disebut dengan nama lain
Keputusan Pemerintah kota dalam rangka pelaksanaan fung­ adalah lembaga yang dibentuk oleh masyarakat sesuai dengan
si Walikotamadya sebagai Administrator Kemasyarakatan”. kebutuhan dan merupakan mitra pemerintah desa dan lurah
dalam memberdayakan masyarakat”. Menurut penjelasan Pasal
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 dan Undang-Un­
10 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 2005 bahwa
dang Nomor 6 Tahun 2014 baru bersifat mengakui dan meng­atur
yang dimaksud dengan Lembaga kemasyarakatan adalah; “Ru­
secara umum keberadaan lembaga kemasyarakatan. Peng­aturan
kun Tetangga, Rukun Warga, Pemberdayaan Kesejahteraan Kelu­
secara rinci lembaga kemasyarakatan ada pada Peraturan Peme­
arga, Karang Taruna, Lembaga Pemberdayaan Masyarakat, atau
rintah Nomor 72 Tahun 2005, dan Peraturan Pemerintah Nomor
sebutan lain”.
73 Tahun 2005, serta selanjutnya diatur dalam Peraturan Daerah
Mengenai Lembaga Kemasyarakatan di jelaskan juga dalam
Kabupaten/Kota masing-masing.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2005
Pengaturan tentang lembaga kemasyarakatan pada saat ber­
Pasal 1 ayat (9) yaitu:
lakunya UU Nomor 5 Tahun 1979 maupun UU Nomor 5 Ta­
“Lembaga Kemasyarakatan atau yang disebut nama lain
hun 1974, diatur lebih lanjut dengan Keputusan Menteri Dalam
adalah lembaga yang di bentuk oleh masyarakat sesuai den­
Negeri­Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pembentukan Rukun Tet­a­
gan kebutuhan dan merupakan mitra Pemerintah Desa dalam
ngga­dan Rukun Warga. Namun semenjak diberlakunya UU No­
memberdayakan masyarakat. Lembaga kemasyarakatan­yang
mor 22 Tahun 1999, Kepmendagri Nomor 7 Tahun 1983 dicabut
menjadi fokus dalam buku ini hanya lembaga kemasyaraka­
seiring dengan disatukannya UU Pemerintahan Desa ke dalam
tan yang disebut dengan jelas pada Undang-Undang Nomor
UU tentang Pemerintahan Daerah. Hal ini diatur melalui Per­
32 Tahun 2004, yakni Lembaga Rukun Tetangga, Rukun
mendagri Nomor 4 tahun 1999 Tentang Pencabutan Beberapa
Warga, Lembaga Pemberdayaan Masyarakat, Lembaga Pem­

2 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia •3
berdayaan Kesejahetraan Keluarga, dan Karang Taruna”. Diharna (2003:19) menyatakan bahwa Lembaga masyara­
kat apabila ditinjau dari sisi domain governance (State, Private
Pamudji (1985:54) menyatakan bahwa:
dan Civil Society), tergolong kedalam kelompok civil society seperti
“Sebagai administrator kemasyarakatan Walikotamadya
Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa (LKMD), Rukun Tetanga
dapat membuat keputusan pembentukan dan pengaturan
(RT), Rukun Warga (RW), PKK, DKM, Karang Taruna, dan Ke­
Rukun Tetangga dan RK/RW dalam wilayahnya yang akan
lompok Pengajian”.
membantu pemerintah kota menjelmakan partisipasi sosial
warga kota, sehingga dengan demikian aspirasi-aspirasi tadi Thoha (2003:195) menyatakan bahwa: “masyarakat sipil
dapat tertampung dalam kebijakan-kebijakan pemerintah di­maksud dimuka identik dengan masyarakat madani. Karena
kota yang selanjutnya hal tersebut dapat membangkitkan masyarakat madani acapkali dialihbahasakan dari istilah “Civil
partisipasi sosial lebih besar. Sekalipun telah diketahui be­ Society” yang dapat diterjemahkan secara harfiah menjadi masya­
berapa kota sudah mengatur dan membina RT dan RK/RW, rakat sipil.
disarankan untuk segera memulai, agar tidak terlalu jauh Lembaga kemasyarakatan yang diakui dan dibina oleh peme­
tertinggal, ooleh karena lembaga RT dan RK/RW ini telah rintah kota, harus memiliki legalitas yang diberikan pemerintah
terbukti kemanfaatan dan kegunaannya. kota, seperti tercatat pada pemerintah Kelurahan, memi­liki surat
Salah satu Kota di Indonesia yang membuat Peraturan Dae­ keputusan pengukuhan kelembagaan dan kepengurusan lembaga
rah tentang Lembaga Kemasyarakatan ialah Pemerintah Kota yang dikeluarkan oleh Lurah dan disahkan oleh Camat. Pasal 5
Pekanbaru­ . Wujud pengaturannya melalui Peraturan Daerah Peraturan Daerah Kota Pekanbaru Nomor 12 tahun 2002, dise­
Kota Pekanbaruu Nomor 9 Tahun 2005 Tentang Lembaga Pem­ butkan bahwa hasil musyawarah pembentukan RT dan RW diku­
ber­dayaan Masyarakat Kelurahan, dan Peraturan Daerah Kota kuhkan dengan Keputusan Lurah dan disahkan oleh Camat atas
Pekanbaru Nomor 12 Tahun 2002 Tentang Rukun Tetangga (RT) nama Walikota.
dan Rukun Warga (RW). Lembaga kemasyarakatan yang dibina dan diakui oleh
Rukun Tetangga menurut Soekanto (2001:218): Pemerintah Kota, harus dilakukan pembinaan seperti pembuatan­
“payuguban karena tempat tinggal (Gemeinschaft of peraturan-peraturan dalam bentuk pedoman teknis, pedoman
place) yaitu suatu paguyuban terdiri dari orang-orang yang pelaksanaan, penyuluhan, sosialisasi peraturan-peraturan, per­
berdekatan tempat tinggal, sehingga dapat saling tolong me­ temuan rutin, memberikan buku pedoman dan bentuk pembi­
nolong”, RT adalah lembaga kemasyarakatan yang ada di naan lainnya. Pamudji (1985;55) menyatakan bahwa:
Kelurahan, serta diatur dan dibina oleh pemerintah. Lemba­ “agar RT dan RK/RW dapat melakukan perannya
ga Kemasyarakatan menurut Soekanto adalah: “himpunan seba­gai organisasi kemasyarakatan yang menunjang dan
norma-norma segala tingkatan yang berkisar pada sutu kebu­ mem­­bantu kelancaran pemerintahan dalam wilayah Kota,
tuhan pokok didalam kehidupan masyarakat”. dan terutama membantu memupuk sikap mental ruang se­

4 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia •5
rasi dengan suasana hidup dan membina semangat gotong ga dinamika masyarakat juga semakin komplek seiring dengan
royong­, maka RT dan RK/RW itu sendiri perlu dibina oleh pertambahan penduduk tersebut.
pemerintah kota yang bersangkutan. Kelembagaan masyarakat di bentuk dalam rangka pelayanan­
Kota dapat dipandang sebagai suatu gaya hidup, dimana pemerintahan, pelayanan pembangunan, dan pelayanan ke­
orang kota adalah yang menguasai seni dari kesopanan tertentu masya­rakatan di Desa/ Kelurahan, seperti terlihat pada pasal 3
dan belajar hidup dalam kehidupan yang berbeda-beda menurut Perda Kota Pekanbaru Nomor 12 tahun 2002, bahwa:
konteksnya, untuk mengambil keuntungan dari anonimitas dan Lembaga kemasyarakatan dibentuk dengan maksud dan tu­
pertemanan khusus, jika kesempatan ada. Kota memungkinkan juan berikut:
penduduknya berkontak dengan orang asing; mengalami aneka a. Memelihara dan melestarikan nilai-nilai kehidupan masya­
hal yang berubah pesat, memungkinkan taraf individualisasi yang rakat yang berdasarkan kegotongroyongan dan kekeluargaan.
tinggi, mobilitas sosial. Pengaruh Kota ternyata lebih luas dari b. Meningkatkan kelancaran pelaksanaan tugas pemerintahan,
Kota itu sendiri. perencanaan dan pelaksanaan pembangunan dan ke­masya­
Grenfeld dalam Daldjoeni (1985:40-41) mendefinisikan rakat.
Kota kemudian menulis kota adalah; suatu pemukiman dengan c. Menghimpun seluruh potensi swadaya masyarakat dalam
kepadatan penduduk lebih besar dari pada kepadatan wilayah usaha meningkatkan kesejahteraan.
nasional, dengan strukturt mata pencarian non agraris dan tata Pamudji (1985;59) menyatakan bahwa: “RT dan RK/RW
guna tanah yang beraneka, serta dengan pergedungan nyang ber­ akan bertambah besar peranannya dimasa yang akan datang
dirinya berdekatan. Dengan demikian, pengkotaan berjalan se­ dalam pemerintahan kota teristimewa dalam rangka pendidikan
jajar dengan perkembangan di mana penduduk tak bergantung masyarakat (pendidikan non formal) dan dalam pembinaan se­
langsung dari alam lingkungan. Dengan kata lain, pengkotaan mangat kegotongroyongan warga kota”.
merupakan bagian dari proses modernisasi. Pendapat di atas menunjukkan bahwa di masa mendatang
Grunfeld dalam Daldjoeni (1985:40-41) dalam mengupas tugas lembaga kemasyarakatan kelurahan semakin berat, maka
hakekat kota di zaman sekarang mulai dengan mengemukakan lembaga kemasyarakatan perlu diperjelas, baik dari sisi fungsi,
urbanisatie, yaitu perkotaan sebagai suatu proses di mana per­ keorganisasian, legitimasi dan pertanggungjawaban. Lembaga
kembangan penduduk kota lebih cepat jalannya jika diban­ding­ kemasyarakatan menurut Pasal 10 ayat (2) PP Nomor 73 Tahun
kan dengan yang berlaku secara nasional. Jika angka perkem­ 2005, memiliki tugas sebagai berikut:
bangannya ada di bawah keseluruhan penduduk Negara, maka a. Membantu Lurah dalam pelaksanaan urusan pemerintahan.
yang ada bukan pengkotaan melainkan pertumbuhan kota. b. Membantu Lurah dalam pelaksanaan pembangunan
Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat diketahui bahwa c. Membantu Lurah dalam pelaksanaan urusan sosial kemasya­
kota memiliki pertumbuhan penduduk yang sangat pesat, sehing­ rakatan dan pemberdayaan masyarakat.
6 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia •7
Dapat diketahui bahwa tugas lembaga kemasyarakatan Gejala umum di tengah-tengah masyarakat terlihat ada­nya
dalam hal ini lembaga kemasyarakatan kelurahan adalah mem­­ terjadi berbagai bentuk permasalahan dan bahkan sampai menga­
bantu Lurah dalam pelaksanaan urusan pemerintahan, urusan rah pada konflik antar masyarakat, baik personal dengan person­
pembangunan, dan urusan sosial kemasyarakatan dan pem­ al, maupun kelompok dengan kelompok, kondisi ini juga terjadi
berdayaan masyarakat. di tengah-tengah masyarakat lingkungan kelurahan. Kasus­-kasus
Lembaga kemasyarakatan, khususnya lembaga RT dan yang terjadi di tingkat RT dan RW pada umumnya kasus-kasus
RW selain berperan sebagai lembaga perantara, juga berfungsi rumah tangga, hubungan ketetangaan, antara pemuda/ remaja,
me­ngeluarkan surat pengantar dan surat keterangan untuk di masalah perkelahian antar masyarakat RT, batas wilayah, pem­
terus­kan ke Lurah. Lembaga kemasyarakatan kelurahan khusus­ buangan sampah, pembuangan air (parit), kasus gangguan ke­
nya lembaga Rukun Tetangga dan Rukun Warga juga menerima amanan dan lain-lain.
pengaduan-pengaduan masyarakat dari berbagai pihak terkait, Sebagian besar masalah kemasyarakatan kelurahan yang ter­
seperti adanya pengaduan perselisihan antar warga masyarakat, jadi di lingkungan masyarakat RT dan RW telah dapat di­selesai­
baik perselisihan warga masyarakat dengan warga masyarakat se­ kan oleh pengurus lembaga kemasyarakatan kelurahan sebagai
tempat, maupun perselisihan antara warga dengan warga yang wujud dari struktur antara (mediating structure). Hal ini dikarena­
berdomisili dari luar RT dan RW, dan berbagai bentuk tindak ke­ kan masyarakat sebagai bagian atau anggota dari lembaga RT dan
jahatan lainnya yang dapat menganggu ketentraman dan keterti­ RW sebahagian besar sudah merupakan masyarakat kota.
ban. Menurut Soekanto (1984:7) bahwa: Menurut Daldjoeni (1985;13), “masyarakat kota merupa­
“kadang-kadang di dalam suatu masyarakat dapat di­ kan suatu kelompok terorganisasi yang tinggal secara kelompok
jumpai hal-hal yang dianggap baik, akan tetapi hal itu tidak di wilayah tertentu dan memiliki derajat interkomunikasi yang
banyak terdapat, sehingga ada golongan-golongan tertentu tinggi”. Tugas-tugas RT dan RW terlihat masih bersifat umum,
nyang merasa dirugikan (disamping merasa beruntung) sehingga terjadi ketidakjelasan dalam menjalankan tugas-tugas
contoh-contohnya adalah umpamanya; kekayaan material, tersebut, sehingga surat-surat apakah yang harus mendapat surat­
kekuasaan, kedudukan, dan lain sebagainaya. Kalau ada lebih­ rekomendasi dari pengurus RT, kurang diketahui secara pasti.
dari satu pihak menganggap sama-sama mem­punyai hak, Menurut Braam (1988:2-3), pekerjaan memerintah merupakan:
atau hal-hal tersebut, maka kemungkinan besar akan tim­ “sebagai suatu bentuk pemecahan masalah, dalam hal
bul suatu pertikaian atau konflik. Konflik mencakup suatu ini adalah masalah sehari-hari dan tidak semua pemecahan
proses, dimana terjadinya pertentangan hak atas kekayaan, masalah pekerjaan memerintah, pada prinsipnya meme­
kekuasaan, kedudukan dan seterusnya, dimana salah satu pi­ rintah dapat dilakukan oleh setiap setiap anggota suatu ke­
hak berusaha menghancurkan pihak lain”. lompok. Akan tetapi sering terlihat bahwa suatu kelompok
selalu menciptakan kedudukan-kedudukan khusus dan dari­

8 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia •9
mana pekerjaan memerintah itu berlangsung. Pemerintahan adalah segala kegiatan yang terorganisir yang bersumber kepa­
meli­puti organ pemerintahan yang mengambil pada pemer­ da kedaulatan dan kemerdekaan, berlandaskan pada dasar
intahan masalah-masalah kelompok”. negara­. Rakyat atau penduduk dan wilayah suatu negara
memiliki tujuan untuk senantiasa mewujudkan negara ber­
Pemerintah menurut Ndraha (2003:6) adalah:
dasar­kan konsep dasar negara tersebut. Selanjutnya kon­sep-
“organ yang berwenang memproses pelayanan publik
konsep tercapainya tujuan negara dalam ilmu politik adalah
dan kewajiban memproses pelayanan sipil bagi setiap orang
unsur negara (state), unsur kekuasaan (power), unsur pengambi­
melalui lembaga pemerintah, sehingga setiap anggota masya­
lan keputusan (Decisionmaking), dan unsur kebijak­sanaan (policy,
rakat yang bersangkutan menerimanya pada saat diper­lukan,
beleid) dan unsur pembagian (Distribution), atau unsur alokasi
sesuai dengan ketentuan (harapan) yang diperintah “. Pemer­
(Allocation).
intahan menurut Ndraha adalah: “sebuah sistem multiproses
Pemerintahan dapat diartikan suatu sebagai badan atau
yang bertujuan memenuhi dan melin­dungi kebutuhan dan
lembaga-lembaga para penguasa sebagai pejabat pemerintah
tuntutan yang diperintah akan jasa public dan layanan sipil”.
dan negara untuk senantiasa melaksanakan berbagai kegiatan
Konsep Pemerintahan menurut Rasyd dalam Giroth pemerintahan, pelaksanaan berbagai kegiatan pemerintah
(2004:65) adalah: “apa yang dilakukan oleh pemerintah. Selanjut­ tersebut diharapkan dapat mentaati seluruh ketentuan hu­
nya Pemerintahan dapat dimaknai sebagai proses mene­gakkan kum dalam batas wilayah negara bersangkutan, baik oleh setiap
dan memelihara keadilan, menjamin adanya perlakuan yang adil warga negara secara perseorangan maupun secara kolektif oleh
berdasarkan hukum kepada setiap pribadi warga negara, memberi setiap komponen pemerintahan maupun kemasyarakatan.
pelayanan bagi kemajuan bersama”. Tugas Pokok Pemerintahan Menurut Syafiie (1994:4), eksistensi sistem pemerintahan,
dapat diringkas menjadi tiga fungsi yang hakiki, yaitu pelayanan sistem politik dan sistem administrasi negara di Indonesia akan
(service), pemberdayaan (empowerment) dan pembangunan (de- dapat berkembang sesuai dengan tugas dan fungsi pemerintah­
velopment). an itu sendiri, serta berbagai perubahan yang ada dalam faktor
Pelayanan kepada seluruh masyarakat merupakan suatu lingkungan. Selanjutnya menurut James E. Aderson dalam Kaho
tugas­yang cukup berat bagi pemerintah, karena jumlah pen­ dan haryanto (1997:8-10) mengemukakan bahwa pada dasarnya
duduk yang terus semakin banyak setiap tahunnya dan masyara­ ada beberapa fungsi dari pemerintahan yang diantaranya adalah
kat juga semakin dinamis, sedangkan disisi yang lain jumlah dari sebagai berikut:
aparatur pemerintah yang terbatas, maka pemerintah dibantu - Menyediakan infra struktur ekonomi.
oleh lembaga kemasyarakatan untuk memberikan pelayanan ke­ - Menyediakan beberapa jasa dan barang kolektif.
pada masyarakat, seperti LPM, RW, RT, Karang Taruna dan PKK. - Menjembatani konflik dalam masyarakat.
Menurut Budiardjo (2000:21) pemerintah pada hakekatnya - Menjaga kompetensi.

10 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 11
- Memelihara sumber daya alam. rakatan Kelurahan dengan jumlah KK sebagai anggota lembaga
- Menjamin akses minimal setiap individu kepada barang dan kemasyarakatan masih kurang berimbang, yakni 1: 120 atau
jasa. dapat diartikan 1 lembaga kemasyarakatan kelurahan harus me­
- Menjaga stabilitas ekonomi. layani sebanyak 120 Kepala Keluarga sebagai anggota lembaga
kemasyarakatan kelurahan. Sedangkan ukuran standar maksi­
Lembaga kemasyarakatan Kelurahan diakui dan dibina oleh
mal perbandingan pelayanan menurut Peraturan daerah Kota
pemerintah, pada saat ini hampir di seluruh Indonesia memiliki
Pekanbaru­Nomor 12 Tahun 2012 tentang Lembaga RT dan RW
kelembagaan masyarakat seperti RT, RW, LPM, PKK dan Karang
adalah 1: 35 KK.
Taruna. Seiring dengan pertambahan jumlah penduduk, maka
jumlah kelembagaan masyarakat Kelurahan di Kota Pekanbau Gejala lain ialah masih ada lembaga kemasyarakatan kelu­
juga setiap tahunnya mengalami peningkatan. Apabila diban­ rahan­yang tidak memiliki bagan struktur lembaga kemasya­
dingkan dengan jumlah KK sebagai anggota lembaga kemasyara­ rakatan kelurahan, peraturan-peraturan tentang lembaga
katan, maka jumlah lembaga kemasyarakatan Kelurahan terlihat ke­mas­ya­­rakatran kelurahan, perencanaan program kegiatan ke­
adanya kondisi yang kurang berimbang. Untuk jelasnya dapat lem­­­­bagaan kelurahan, dan tidak memiliki sekretariat lem­baga
dilihat Tabel berikut ini. kemasyarakatan keluraha sebagai pusat dan pelayanan adminis­
trasi kelembagaan, sehingga pada umumnya sekretariat lembaga
kemasyarakatan kekularahan ini menumpang di kantor Lurah,
Tabel 1.
Perbandingan Jumlah Lembaga Kemasyarakatan Masjid, Pos Ronda, Rumah penduduk dan tempat fasilitas umum
Dengan Kepala Keluarga Di Kota Pekanbaru lainnya.
Tahun 2009-2013

Jumlah Lembaga Perbandiungan jumlah B. Identifikasi Permasalahan Lembaga Kemasyarakatan


Jumlah
Tahun Kemasyarakatan lembaga masyarakat Permasalahan-permasalahan yang terkait dengan keberada­
KK
Kelurahan dengan KK an lembaga kemasyarakatan kelurahan dalam membantu tugas
2009 3.121 431.850 1: 138 Lurah, yakni:
2010 3.340 432.412 1: 120 1. Masih banyaknya Lembaga kemasyarakatan Kelurahan dan
pengurusnya yang belum memiliki legalitas kelembagaan ke­
2011 3.432 433.219 1: 130
lu­rahan, dalam bentuk Surat Keputusan, dalam hal ini Surat
2012 3.575 434.210 1: 122
Keputusan Lurah setelah mendapatkan pengesahan dari
2013 3.673 437.783 1: 120 Camat atas nama Walikota
Sumber: Data Olahan Tahun 2014 2. Semakin bertambahnya jumlah lembaga kemasyarakatan
Kelurahan/Desa di Kabupaten/Kota setiap tahunnya.
Keadaan rata-rata perbandingan jumlah lembaga kemasya­
12 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 13
3. Masih belum jelasnya bentuk-bentuk dari lembaga kemasya­ 2. Bagaimana pelaksanaan tugas, fungsi dan kewajiban lembaga
rakatan lainnya di Kelurahan/Desa. kemasyarakatan di kabupaten/kota?
4. Semakin bertambahnya tugas-tugas lembaga kemasyarakatan 3. Bagaimana pelaksanaan Tugas Lurah di bidang pelayanan
yang diberikan oleh Lurah kepada lembaga kemasyarakatan pemerintahan, pelayanan pembangunan, dan pelayanan ke­
kelurahan, disamping tugas-tugas yang telah ditetapkan oleh ma­syarakatan?
peraturan perundang-undangan. 4. Bagaimana peranan lembaga kemasyarakatan Kelurahan/
5. Masih belum jelasnya bentuk hubungan antara lembaga desa dalam membantu tugas Lurah/Kepala Desa?
kemasyarakatan kelurahan dengan lurah, apakah dalam 5. Bagaimana bentuk hubungan lembaga kemasyarakatan
bentuk mitra, koordinatif, konsultatif atau bentuk hubungan kelurahan/desa dalam membantu tugas Lurah/Kepala Desa?
lainnya 6. Bagaimana pelaksanaan pembinaan yang dilakukan oleh
6. Masih belum terlihatnya pembinaan yang maksimal dilakukan pemerintah terhadap lembaga kemasyarakatan kelurahan/
oleh pemerintah terhadap lembaga kemasyarakatan Kelu­ desa?
rahan. 7. Bagaimana prospek lembaga kemasyarakatan masa men­da­
7. Semakin bertambahnya jumlah penduduk kelurahan yang tang?
harus dilayani oleh lembaga kemasyarakatan Kelurahan/
desa dalam membantu tugas Lurah/Kepala Desa, dan juga
semakin kompleksnya permasalahan masyarakat.
8. Masih sangat minimnya peralatan administrasi yang dimiliki
oleh lembaga kemasyarakatan kelurahan/desa.
9. Masih banyaknya lembaga kemasyarakatan kelurahan/desa
yang belum memiliki sekretariat lembaga, sehingga masih
bersifat menumpang di kantor Lurah/desa, fasilitas umum,
atau di rumah pengurus lembaga kemasyarakatan.

C. Permasalahan Pokok Lembaga Kemasyarakatan


Masalah pokok penelitian ini menyangkut peranan lembaga
kemasyarakatan Kelurahan/desa dalam membantu tugas Lurah/
Kepala Desa, yakni;
1. Bagaimana bentuk lembaga kemasyarakatan Kelurahan/
Desa yang ada di Kabupaten/Kota?

14 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 15
BAB II

KERANGKA PEMIKIRAN
LEMBAGA KEMASYARAKATAN

A. Bangunan Teori Kerangka Pemikiran


Terjadinya reformasi di Indonesia telah banyak mengubah
para­digma pemerintahan, terutama sekali masalah-masalah yang
terkait dengan pelimpahan kewenangan dalam sistem peme­
rintahan daerah di Indonesia.
Menurut Kertapraja (2010; 384-385) “Sejak Tahun 1999
kepada daerah di Indonesia, terutama daerah Kabupaten­
dan Kota telah diserahkan lebih banyak kewenangan, atau
urusan pemerintahan. Dengan demikian, Daerah mem­
punyai tanggungjawab jauh lebih besar dalam pelayanan
publik. Dengan demikian, Pemerintah Daerah telah men­
jadi ujung tombak pelayanan publik, yang lebih luas lagi
dalam proses pembangunan di Indonesia. Undang-Undang
Nomor­22 Tahun 1999 telah mulai menyadari perlunya pela­
ya­nan publik dengan mencantumkannya dalam penjelasan­
umum, namun sayangnya tidak dapat terdapat satupun
pasal yang secara eksplisit “membunyikan” kata “pelayanan
publik­”. Baru dalam Undang­-Undang Nomor 32 Tahun 2004

16 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 17
Tentang­Pemerintahan Daerah, pencerahan tentang pela­ya­ dibentuk begitu saja oleh masyarakat, akan tetapi memiliki
nan publik­baru muncul, sejumlah pasal ditonjolkan dalam maksud dan tujuan yang jelas.
Undang-Undang tersebut yang berkaitan dengan “pelayanan Saparin (1986;62) menyatakan bahwa:
publik”. “Sistem organisasi kemasyarakatan RT/RW untuk seba­
gian besar wilayah tanah air kita sudah menjadi kenyataan
Lebih lanjut Kertapraja (2010;384-385) menyatakan:
hidup, sudah merupakan kebutuhan sosial untuk masyarakat
“Kondisi umum pelaksanaan otonomi daerah mulai
kita yang kini nampak telah menerima sebagian konsepsi-
bergeser dari sistem sentralisasi ke dalam wujud otonomi
konsepsi kehidupan modern. Ternyata sistem RT/RW terse­
daerah, yang fokusnya diarahkan kepada pemberdayaan
but bersifat sangat dinamis dan dapat diterapkan dalam
masyarakat, maka format otonomi adalah yang harus di­kem­­
kehidupan masyarakat baik dalam linkungan wilayah Kota
bangkan dalam rangka format otonomi daerah meng­antisipasi
maupun untuk wilayah Pedesaan”.
era globalisasi dengan membangkitkan moti­vasi dan peran­
serta masyarakat yang lebih aktif dalam pem­bangunan dae­ Pembentukan lembaga kemasyarakatan Kelurahan memi­
rah. Dengan demikian, dari pihak peme­rintah diperlukan liki maksud dan tujuan yang jelas, serta keberadaannya dianggap
berbagai perubahan orientasi yang lebih menekankan per­ penting untuk membantu tugas Lurah dalam pelayanan urusan
lunya tindakan-tindakan sistem desen­ tralisasi, deregulasi, pemerintahan, urusan pembangunan dan urusan kemasya­rakatan,
debirokratisasi, antisipasi dan kata­lisasi. Perubahan orientasi maka Pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor
inilah yang diharapkan akan mampu menghasilkan keikut­ 73 Tahun 2005, dan ditindaklanjuti dengan Keputusan mendagri
sertaan masyarakat yang aktif dalam dunia pembangunan Nomor 5 Tahun 2007 Tentang Penataan Lembaga Kemasyaraka­
khususnya pembangunan pendidikan”. tan. Di daerah, Pemerintah Kota/Kabupaten juga dapat mengelu­
arkan peraturan daerah, seperti Pemerintah Kota Pekanbaru telah
Lembaga kemasyarakatan kelurahan yang oleh masyarakat
mengeluarkan Peraturan Daerah Kota Pekanbaru Nomor 9 tahun
setempat dan diberikan tugas-tugas dan kewajiban yang bersifat
2005 Tentang Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan.­
tertentu yang masing-masing lembaga kemasyarakatan kelurahan
yang merupakan suatu kumpulan penduduk yang berdiam dalam Maksud dan tujuan dari pembentukan suatu lembaga kema­
suatu lokasi tertentu dalam suatu kelurahan yang berinteraksi sya­rakatan Kelurahan adalah membantu tugas Lurah dalam mem­
secara langsung maupun tidak langsung diantara mereka, kum­ berikan pelayanan urusan pemerintahan, urusan pem­bangunan
pulan penduduk ini dibentuk penduduk itu sendiri dengan musy­ dan urusan kemasyarakatan, sehingga secara tidak langsung
awarah, serta diakui dan di bina pemerintah daerah. kelembagaan kemasyarakatan Kelurahan tersebut ikut memban­
tu menjalankan fungsi pemerintah. Seperti yang di­nyata­kan oleh
Himpunan masyarakat dalam bentuk RT dan RW yang ada
Saparin (1986:66) “walaupun organisasi RT/RW bukan lembaga
pada hampir seluruh wilayah Negara Indonesia ini tidak hanya

18 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 19
pemerintahan, namun dalam batas-batas tertentu berkewajiban lembaga RT, RW, Lembaga Pemberdayaan Masyarakat, Lembaga
memberi bantuan kepada aparat pemerintahan”. PKK dan Lembaga Karang Taruna.
Menurut Wasistiono (2004:1) Lembaga kemasyarakatan Tugas lembaga kemasyarakatan menurut Pasal 11 PP Nomor­
pada hakekatnya dapat diartikan ke dalam dua bentuk, yakni 73 Tahun 2005 adalah Lembaga kemasyarakatan mempunyai
lem­­­baga kemasyarakatan diartikan sebagai organisasi sosial dan tugas­membantu Lurah dalam pelaksanaan urusan pemerintah­
lembaga kemasyarakatan diartikan sebagai entity sosial. Lem­­baga an, pembangunan, sosial kemasyarakatan dan pemberdayaan.
kemasyarakatan kelurahan menurut Atmosudirdjo (1982:37) Dalam melaksanakan tugas tersebut lembaga kemasyarakatan
dalam aktivitasnya ikut membantu menjalankan fungsi peme­ mem­punyai fungsi seperti diatur dalam pasal 12 PP Nomor 73
rintah, dengan sendirinya lembaga kemasayarakatan akan men­ Tahun 2005, yakni:
jalan­ kan fungsi administrasi, yang dalam hal ini administrasi a. Penampungan dan penyaluran aspirasi masyarakat.
pemerintahan. Administrasi merupakan suatu yang terdapat di­ b. Penanaman dan pemupukan rasa persatuan dan kesatuan
dalam organisasi, atau istilah Atmosudirdjo, pangkal tolak dari­ masyarakat dalam kerangka memperkokoh Negara Kesatuan
pada administrasi itu organisasi. Republik Indonesia.
Organisasi menurut Robbins (1994:4)); “Kesatuan (entity) c. Peningkatan kualitas dan percepatan pelayanan kepada
sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah bahasan masyarakat.
relatif dapat diidentifikasi, bekerja atas dasar yang relatif terus d. Penyusunan rencana, pelaksana dan pengelolaan pem­
menerus untuk mencapai tujuan bersama atau kelompok tu­ bangunan serta pemanfaat, pelestarian dan pengembangan
juan”. Struktur organisasi menurut Robbins: “merupakan proses hasil-hasil secara partisipatif.
mene­tapkan bagaimana tugas akan dibagi, siapa melapor kepada e. Penumbuhkembangan dan penggerak prakarsa dan parti­
siapa, dan mekanisme koordinasi formal serta pola interaksi yang sipasi, serta swadaya gotong royong masyarakat.
akan diikuti”. f. Penggali, pendayagunaan dan pengembangan potensi sumber
daya, serta keserasian lingkungan hidup.
Menurut Sufian (1995:193): “Struktur organisasi akan
g. Pengembangan kreatifitas, pencegahan kenakalan, penyalah­
nampak­menjadi jelas dan tegas, apabila digambar dalam bagan
gunaan obat terlarang (Narkoba), bagi remaja.
organisasi”. Atmosudirdjo (1982:77) menyatakan bahwa: “tujuan
h. Pemberdayaan dan peningkatan keejahteraan keluarga.
yang dikejar adalah tujuan bersama dan siapa serta bagaimana
i. Pemberdayaan dan perlindungan hak politik masyarakat
yang menentukan dan cara penentuan tujuan bersama tersebut
j. Pendukung media komunikasi, informasi, sosialisasi antara
tergantung perjanjian yang dilakukan oleh orang-orang terse­
pemerintah Desa/Kelurahan dan masyarakat.
but di atas”. Sedangkan lembaga kemasyarakatan yang diartikan
sebagai entity (sosial) atau kesatuan masyarakat dalam bentuk Selain memiliki fungsi, lembaga kemasyarakatan juga mem­
lembaga kemasyarakatan yang ada di tingkat kelurahan seperti punyai kewajiban, yakni:
20 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 21
a. Memegang teguh dan mengamalkan Pancasila, melaksa­ masuk dalam peranan dan bukan posisinya, yaitu tanggungjawab
nakan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun (responsibility) dan (authority).
1945, serta mempertahankan dan memelihara keutuhan Giroth (2004:25) menyatakan bahwa:
Negara Kesa­tuan Republik Indonesia. “Responsibility atau tanggungjawab adalah serangkaian
b. Menjalin hubungan kemitraan dengan berbagai pihak yang hasil perbuatan yang diharapkan dari individu dalam batas-
terkait batas posisinya, sedangkan otoritas adalah tingkat kebebasan
c. Mentaati seluruh peraturan perundang-undangan. yang diharapkan untuk dipraktekkan oleh individu dalam
d. Menjaga etika dan norma dalam kehidupan bermasyarakat. posisinya. Ada hubungan antara status dan fungsi di satu
e. Membantu Lurah dalam kegiatan pemerintahan, pem­ ba­ pihak dengan responsibility dengan responsibilitas dan oto­
ngunan dan kemasyarakatan. ritas. Terlepas dari posisinya, responsibility individu di­harap­­
Dalam melaksanakan tugas, fungsi dan kewajiban lembaga kan akan berkaitan dengan fungsi dari posisi yang diduduki
kemasyarakatan, menurut Pasal 14 yakni; individu tersebut”.
a. peningkatan pelayanan masyarakat.
Pendapat hampir sama juga dinyatakan oleh Ross (dalam
b. peningkatan peran serta masyarakat dalam pembangunan;
Giroth­, 2004:26) menyatakan bahwa:
c. pengembangan kemitraan.
“dengan adanya prestise dan derajat sosial, maka ter­
d. pemberdayaan masyarakat meliputi bidang politik, ekonomi,
bentuklah apa yang dikenal dengan status dan peranan.
sosial budaya,. Dan lingkungan hidup.
Status­adalah kedudukan seseorang yang dapat ditinjau
e. peningkatan kegiatan lainnya sesuai kebutuhan dan kondisi
terlepas dari individunya. Jadi status adalah suatu posisi
masyarakat setempat.
obyektif yang memberikan hak dan kewajiban kepada sese­
Peranan menurut Biddle dan Thomas dalam Giroth (2004: orang yang menempati kedudukan tadi. Sedangkan Peranan
24) adalah; konsep sentral dari teori peran. Kendatipun demikian adalah dinamisasi dari status atau penggunaan dari hak dan
definisi peranan adalah yang paling tidak jelas. Dalam literatur kewajiban yang bias juga disebut posisi subyektif. Dengan
ditemukan lebih dari seratus definisi tentang peranan dan ke­ demikian, maka posisi atau statusobjektif dan peranan atau
banyakan dari definisi peranan dan kebanyakan definisi ter­sebut status subyektif saling kait mengkait, tetapi apabila kedua
menyatakan bahwa peranan adalah serangkaian rumusan yang unsur ini tidak digunakan maka tidak ada artinya”.
membatasi prilaku yang diharapkan dari pemegang kedudukan
Soekanto (2001;268) memberikan pengertian tentang pe­
tertentu. Bagi Stodgill dalam Giroth (2004;25): “me­mandang
ranan adalah:
konsep sebagai perkiraan tentang yang diharapkan dari seseorang
“aspek dinamis kedudukan (status). Apabila seseorang
dalam posisi tertentu yang lebih dikaitkan dengan sifat-sifat pri­
melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai denagn kedu­
badi individu daripada dengan posisinya. Ada dua hal yang ter­
22 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 23
dukan­­nya, maka yang bersangkutan menjalankan suatu B. Kerangka Pemikiran
peranan. Pembedaan antara kedudukan dan peranan ada­ Kerangka pemikiran secara teoritis dapat dilihat pada Gam­
lah untuk kepentingan ilmu pengetahuan. Keduanya tak bar berikut;
dapat dipisahkan, karena yang satu tergantung pada yang
lain dan sebaliknya. Tak ada peranan tanpa kedudukan, atau Grand Theory Role Theory
kedudukan tanpa peranan. Sebagaimana halnya dengan
kedudukan, peranan mempunyai dua arti. Setiap orang
mempunyai macam­-macam peranan yang berasal dari pola- Middle Range Role Theory Role Theory
Theory Organisasi Lembaga
pola pergaulan hidupnya. Hal ini sekaligus berarti bahwa
Pemerintah Kemasyarakatan
pernanan menentukan apa yang diberikan oleh masyara­
kat kepadanya”. Pentingnya peranan karena mengatur pe­
Parochial Lembaga Kemasyarakatan
rilaku seseorang pada batas-batas tertentu dapat meramal­ Organisasi
Theory Kelurahan/ Desa RT/ RW/
Kelurahan
kan perbuatan-perbuatan orang lain. Orang bersangkutan LPM/PKK/ Karang Taruna
akan dapat menyesuai­kan perilaku sendiri dengan perilaku
orang-orang sekelompoknya. Hubungan-hubungan sosial
ada dalam­masyarakat, merupakan hubungan antara pera­
nan-peranan individu dengan kelompoknya. Peranan lebih Supposition Berperan
banyak menunjuk pada fungsi, penyesuaian diri dan sebagai
proses. Seseorang menduduki suatu posisi dalam masyarakat
dan menjalankan peranannya. Peranan mencakup tiga hal; Gambar 1. Kerangka Pemikiran Teoritis

a. Peranan meliputi norma-norma yang dibutuhkan dengan Berdasarkan uraian dan kerangka pemikiran toeritis di atas
posisi, atau tempat seseorang dalam.masyarakat. Peranan dapat diturunkan kerangka pemikiran penulisan, untuk jelasnya
merupakan rangkaian peraturan yang membimbing dapat dilihat gambar di bawah ini:
seseorang dalam kehidupan kemasyarakatan.
b. Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang akan
dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai or­
gan­isasi.
c. Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu
yang penting bagi struktur sosial masyarakat.

24 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 25
Pearanan Lembaga Membantu Tugas
Kemasyarakatan Lurah/Kepala Desa
Kelurahan/Desa
1. RT
1. Pelayanan Peningkatan
Pelayanan
BAB III
Pemerintahan
2. RW Masyarakat
2. Pelayanan

TINJAUAN TEORITIS
3. LPM Pembangunan
4. PKK 3. Pelayanan
5. Karang Taruna Kemasyarakatan
6. Lembaga lainnya

Pemberdayaan
Masyarakat
A. Teori Pemerintahan
Sejarah terbentuknya lembaga pemerintah menurut Sumary­
Gambar 2. Kerangka Pemikiran Penulisan adi (2010;18) tidak terlepas dari sejarah adanya sebuah or­ganisasi
yang bernama negara (State). Pada prinsipnya peme­rin­tahlah yang
menggerakkan negara, yang mengatur dan mem­­ pertahankan
eksistensi negara. Pemerintah menjadi unsur vital dalam sejarah
keberadaan negara. Pemerintah ada dalam eksistensi dan essensi
sebuah negara. Sejarah negara, sebagaimana tercatat dalam seja­
rah, dimulai dengan adanya negara “polis” Yunani Kuno dengan
negara yang terkenal adalah negara kota Sparta dan negara kota
Athena. Dari sejarah keberadaan dua negara inilah kemudian se­
jarah asal mula negara dalam bentuk modern hingga dewasa ini.
Secara umum pemerintah menurut Sumaryadi (2010:18)
dapat didefinisikan sebagai suatu organisasi yang memiliki kekua­
sa­an untuk membuat dan menerapkan hukum serta undang-
undang­di wilayah tertentu. Pemerintah merupakan sebuah orga­
nisasi yang memiliki: (1) otoritas yang memerintah dari suatu
unit politik; (2) kekuasaan yang memerintah suatu masyarakat

26 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 27
politik (Political political); (3) aparatus yang merupakan badan ternal order, justice, general welfare, dan freedom. Tidak jauh beda
pemerintahan yang berfungsi dan menjalankan kekuasaan; (4) dengan Finer yang melihat pemerintah mempunyai kegiatan
kekuasaan untuk membuat peraturan perundang-undangan un­ terus menerus (process), wilayah negara tempat kegiatan itu ber­
tuk menangani perselisihan dan membicarakan putusan adminis­ langsung (state), pejabat yang memerintah (the duty) dan cara,
trasi dan dengan monopoli atas kekuasaan yang sah. metode, serta sistem (manners, method, and system) dari peme ­
Pemerintah menurut Ndraha (2003:6) adalah: rintah terhadap masyarakatnya. Sagak berbeda dengan Iver, yang
“organ berwenang memproses pelayan publik dan ber­ memandang pemerintah dari sudut ilmu politik “government is the
kewajiban memproses pelayanan sipil bagi setiap orang organizationof men under authority how man be governed”. Maksud
melalui­lembaga pemerintah, sehingga setiap anggota masya­ pemerintahan itu adalah sebagai organisasi dari orang-orang
rakat yang bersangkutan menerimanya pada saat diperlu­kan, yang mempunyai kekuasaan...bagaimana manusia itu di­perintah.
sesuai dengan ketentuan (harapan) yang diperintah. Ndraha Jadi bagi Iver, ilmu pemerintahan adalah sebuah ilmu tentang
menyatakan bahwa pemerintahan adalah sebuah sistem bagaimana manusia dapat diperintah (a science of how men are
multi proses yang bertujuan memenuhi dan melindungi ke­ governed).
butuhan, serta tuntutan yang diperintah akan jasa publik Finer dalam Sumaryadi (2010;17) mengklasifikasi peme­
dan layanan civil”. rintah ke dalam empat pengertian, yakni pertama, pemerintah
mengacu pada proses pemerintah berupa pelaksanaan kekuasaan
Konsep pemerintahan menurut Rasyid dalam Giroth (2004:
oleh yang berwenang. Kedua, istilah ini dipakai untuk menyebut
65) adalah:
keberadaan proses itu sendiri. Ketiga, perintah acapkali berarti
“apa yang dilakukan oleh pemerintah, selanjutnya pe­
orang-orang yang mengisi kedudukan otoritas dalam masya­
me­rin­tahan memaknainya sebagai proses menegakkan dan
rakat, atau lembaga yang artinya kantor atau jabatan-jabatan
memelihara keadilan, menjamin adanya perlakuan yang adil
dalam pemerintahan. Keempat, istilah ini mengacu pada bentuk,
berdasarkan hukum kepada setiap pribadi warga negara­ ,
metode, sistem pemerintahan dalam suatu masyarakat, yakni
memberi pelayanan bagi kemajuan bersama. Sedangkan
struktur dan pengelolaan dinas pemerintah serta hubungan an­
tugas­pokok pemerintah dapat diringkas menjadi tiga fungsi
tara yang memerintah dan yang diperintah.
yang hakiki, yaitu pelayanan (service), pemberdayaan (em-
Tugas pokok pemerintahan adalah pelayanan, yang dalam
powerment) dan pembangunan (development)”.
hal ini adalah pelayanan kepada masyarakat. Pelayanan kepa­
Menurut Sumaryadi (2010;17) Pemerintahan dalam baha­ da masyarakat merupakan tugas cukup berat bagi pemerintah,
sa­Inggris disebut government yang berasal dari bahasa latin; karena­jumlah penduduk yang semakin bertambah setiap tahun­­
gobernare­, greek kybernan, yang berarti mengemudi, atau me­ ­ nya dan semakin dinamis, sedangkan jumlah aparat peme­rintah
ngen­­dalikan. Tujuan pemerintah meliputi external security, in- yang terbatas, maka pemerintah dapat dibantu oleh lembaga ke­

28 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 29
masyarakatan untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat. dari paradigma rule government menjadi good governance.
Tujuan fundamental dari pemerintahan menurut Sumaryadi Pemerintah dalam menyelenggarakan pemerintahan, pem­
(2010:21) adalah pemeliharaan keamanan (basic security) dan bangunan dan pelayanan publik (public services) menurut
ketentraman umum (public order) agar individu-individu dapat paradigma rule government senantiasa lebih menyandarkan
menemukan kebahagiaan. Filsuf Thomas Hobbes menunjuk­ pada peraturan perundang-undangan yang berlaku. Berbeda
kan bahwa manusia sebagai binatang rasional (rational animals) dengan paradigma good governance, dalam penyelenggaraan
menunjukkan kepatuhan manusia kepada pemerintahan yang pemerintahan, pembangunan, dan pelayanan publik tidak
di­pimpin oleh seorang penguasa sebagai yang lebih baik dari semata-mata didasarkan pada pemerintah (government) atau
anarkhi­. Masyarakat dalam satu komunitas menciptakan dan negara (State) saja, tapi harus melibatkan seluruh elemen
taat pada pemerintahan untuk tujuan membangun bagi diri mer­ baik di dalam intern birokrasi maupun di luar birokrasi pub­
eka keamanan dan ketertiban umum (safety and public order). lik (Masyarakat).
Pemahaman pemerintahan menurut Sumaryadi (2010:21) Definisi umum governance menurut Rochman (1998:10)
dalam kehidupan masyarakat telah mendunia secara signifikan adalah tradisi dan institusi yang menjalankan kekuasaan di
selama sejarah umat manusia. Peran pemerintah penting dalam dalam suatu negara, termasuk (1) proses pemerintah dipilih,
menciptakan keamanan dasar (basic security), sehingga perhatian dipantau­, dan digantikan, (2) kapasitas pemerintah untuk mem­
dalam urusan keagamaan dan kepercayaan, serta meng­ontrol for­mulasikan dan melaksanakan kebijakan secara efektif, dan (3)
ekonomi nasional dan secara kekinian menjamin keamanan pengakuan masyarakat dan negara terhadap berbagai institusi­
kehidupan sosial. Sebagaimana masyarakat yang telah menjadi yang mengatur interaksi antara mereka. Unsur yang terakhir
lebih kompleks, pemerintah juga menjadi lebih kompleks, lebih dapat dilakukan melalui tiga struktur komunikasi, yaitu kewe­
berkuasa, dan lebih mendominasi. Kontroversi mengenai betapa nangan, legitimasi,dan representasi.
besar, berkuasa, dan betapa mendominasinya pemerintah akan
Pemerintahan (governance) adalah proses pemenuhan dan
terus berlanjut dalam sisa sejarah umat manusia.
perlindungan kebutuhan dan kepentingan manusia dan masya­
Pemerintahan pada hakekatnya menurut Widodo (2001:1) rakat. Semua badan atau organisasi yang berfungsi meme­nuhi
adalah; dan melindungi kebutuhan dan kepentingan manusia dan masya­
“pelayanan kepada masyarakat. Ia tidaklah diadakan rakat, disebut pemerintah. Pemerintah dalam hubungan ini ber­
untuk melayani dirinya sendiri, tetapi melayani masyara­ fungsi memproduksi alat-alat pemenuhan kebutuhan manusia
kat, serta menciptakan kondisi yang memungkinkan setiap dan masyarakat (civil dan public service) yang bersifat objektif,
anggota masyarakat mengembangkan kemampuan dan common to all people, melalui pelayanan impartial menuju kese­
krea­ti­vitasnya demi mencapai tujuan bersama. Paradigma bangsaan yang nyata.
penyelenggaraan pemerintahan telah terjadi pergeseran

30 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 31
Kekuasaan sebagai gejala sosial terdapat dimana-mana, daerah. Pemerintahan yang didekatkan dengan yang diperintah
dalam rumah tangga dalam kelompok sosial, perusahaan dan (rakyat) akan dapat mengenali apa yang menjadi kebutuhan, per­
dalam negara. Kalau kekuasaan itu dipandang sebagai alat, maka masalahan, keinginan dan kepentingan serta aspirasi masya­rakat
penggunaannya secara umum itulah yang disebut governance, secara baik dan benar, karenanya kebijakan yang dibuat dapat
dan penggunaannya secara khusus dalam proses sosial yang me­ mencerminkan apa yang menjadi kepentingan dan aspirasi dari
merlukan (coercion) pada aras statal (polity) disebut government. masyarakat yang dilayaninya.
Menurut perspektif Kybernologi, pemerintahan (governance) me­ Menurut Syafiie (2011:142) Good Governance yakni;
liputi pemerintah, yang diperintah, dan proses interaksi antara “penyelenggaraan pemerintahan Negara yang bersih
keduanya, yaitu perlindungan dan pemenuhan layanan civil dan atau pemerintahan yang baik”. Semangat reformasi telah
jasa publik bagi manusia dan masyarakat, dan antara keduanya mewarnai pendayagunaan aparatur Negara dengan tuntu­
dengan lingkungan. tan untuk mewujudkan administrasi Negara yang mampu
Jo Ann G. Ewalt (2001:10) berpendapat: men­dukung kelancaran dan keterpaduan pelaksanaan tu­
“Governance identifies the power dependence involved in gas dan fungsi penyelenggaraan pemerintahan Negara dan
the relationships between institutions involved in collective action. pem­bangunan, menuntut pelaksanaan Good Governance dan
Organizations are dependent upon each other for the achievement Clean Government ini berlaku pada setiap pemerintahan dae­
of collective action, and thus must exchange resources and negoti- rah yang sanagt diperlukan dalam penyelenggaran otonomi
ate shared understandings of ultimate program goals”. daerah. Pembicaraan tentang Good Governance dan Clean
Government identik dengan membicarakan desentra­lisasi dan
Maksudnya adalah pemerintahan mengidentifikasi ketergan­
sentralisasi bahkan adalah juga sama dengan membicarakan
tungan daya yang terlibat dalam hubungan antara lembaga yang
demokrasi dan nasionalisme, dan begitu juga dengan­mem­
terlibat dalam aksi kolektif. Organisasi tergantung pada satu sama
bicarakan pelayanan dan kekuasaan.
lain untuk pencapaian tindakan kolektif, dan dengan demikian
harus ada pertukaran sumber daya dan menegosiasikan pema­ Lebih lanjut dinyatakan Widodo (2001:22) bahwa;
haman bersama tentang tujuan program utama (dari organisasi “terselenggaranya kepemerintahan yang baik, bersih
tersebut). dan berwibawa (clean and good governance) menjadi cita-
Kepemerintahan yang baik (good governance) menurut cita dan harapan setiap bangsa. Konsep governance dalam
Widodo (2001:2) menuntut keterlibatan seluruh elemen yang clean and good governance banyak masyarakat merancu­
ada dalam masyarakat, segera diwujudkan manakala pemerintah kan dengan konsep government. Konsep governance lebih
didekatkan dengan yang diperintah. Pemerintah yang didekat­ inklusif­dari pada government. Konsep government menun­
kan dengan yang diperintah berarti desentralisasi dan otonomi jukkan pada suatu organisasi pengelolaan yang berdasarkan
pada kewenangan tertinggi (negara dan pemerintah). Kon­
32 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 33
sep Governance­ melibatkan tidak sekedar pemerintah dan menawarkan kesempatan bagi individu untuk memperbaiki stan­
negara­, tetapi juga peran berbagai aktor di luar pemerintah dar hidupnya.
dan negara, sehingga pihak-pihak yang terlibat juga sangat Organisasi masyarakat sipil dapat menyalurkan patisipasi
luas. Unsur utama (domains) yang dilibatkan dalam penye­ masyarakat dalam aktivitas sosial dan ekonomi dan mengorga­
leng­garaan kepemrintahan (governance) menurut United nisirnya ke dalam suatu kelompok lebih potensial mempengaruhi
Nations­Development Programme­(UNDP) terdiri dari tiga kebijakan publik, mereka memiliki peranan penting dalam me­
macam yaitu; the state, the private sector, dan civil society or- ngurangi dampak potensial dari ketidakstabilan ekonomi, men­
ganizations. Konsep governance­tersebut menunjukkan bahwa ciptakan mekanisme alokasi manfaat sosial (socialbenefits) dan
disamping sektor pemerintah dan swasta, juga harus melibat­ memberikan suara kelompok miskin dalam pembuatan kepu­
kan sektor masyarakat (civil society), maka dalam kepemerin­ tusan politik dan pemerintah (political and government decision
tahan yang baik, unsur masyarakat harus diberikan peluang making). Hal lain dapat membantu sebagai sarana (means) untuk
dan kesempatan untuk ikut dalam penyelenggaraan pemer­ melindungi (protecting) dan memperkuat (strengthening) kultur,
intahan yang baik. keyakinan agama dan nilai-nilai. Masih banyak lagi yang dapat
diperankan oleh organisasi masyarakat sipil dalam openyeleng­
Terwujudnya pembangunan manusia berkelanjutan
garaan pemerintahan, pembangunan, dan pelayanan publik.
(sustanable­human development) menurut Widodo (2001:22) bu­
kan hanya tergantung pada negara yang mampu memerintah Lebih lanjut dikatakan Widodo (2001:23) bahwa;
dengan baik dan sektor swasta yang mampu menyediakan pe­ “dalam konsep good governance ialah memberikan
kerjaan dan penghasilan, tetapi juga tergantung pada organisasi peluang­dan kesempatan yang sangat besar kepada masyara­
masyarakat sipil (civil society organization) yang memfasilitasi in­ kat sipil untuk ikut serta sebagai salah satu untur dalam
teraksi sosial dan politik dan yang memobilisasi berbagai kelom­ penye­lenggaraan kepemerintahan, seperti mempengaruhi
pok di dalam masyarakat untuk terlibat dalam aktivitas sosial, kebijakan, mengurangi dampak ketidakstbilan ekonomi, me­
ekonomi dan politik. Organisasi masyarakat sipil tidak hanya lindungi serta memperkuat kultur, memperkuat keyakinan
melakukan “chek and balances” terhadap kewenangan kekuasaan agama dan nilai-nilai dan partisipasi lainnya dalam penye­
pemerintah (government power) dan sektor swasta, tetapi dapat lenggaraan pemerintahan, pembangunan, dan pelayanan
memberikan konstribusi dan memperkuat kedua unsur utama publik.
(domains) lain. Organisasi masyarakat sipil dapat membantu me­
Karakteristik good governance menurut UNDP adalah:
monitor lingkungan, penipisan sumber daya (resources depletions),
Participation. Setiap warga negara mempunyai suara
polusi dan kekejaman sosial, memberikan kontribusi pada pem­
dalam­pembuatan keputusan, baik secara langsung maupun
bangunan ekonomi dengan membantu mendistribusikan manfaat
melalui intermediasi yang mewakili kepentingannya. Parti­
pertumbuhan ekonomi yang lebih merata dalam masyarakat, dan

34 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 35
sipasi seperti ini dibangun atas dasar kebebasan berasosiasi lukan untuk pembangunan semacam ini.
dan berbicara, serta berpartisipasi secara konstruktif.
Berdasarkan pendapat dan uraian di atas dapat dikatakan
Rule of law. Kerangka hukum harus adil dan dilaksana­
bahwa karakteristik good governance yang pertama adalah partici-
kan tanpa pandang bulu, terutama hukum untuk hak asasi.
pation menunjukkan bahwa terhadap kepemerintahan yang baik
Transparency. Transparansi dibangun atas dasar kebeba­
membutuhkan partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan
san informasi. Proses-proses, lembaga-lembaga dan informasi
pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan. Partisipasi
secara langsung dapat diterima oleh yang membutuhkan,
masyarakat tersebut dilakukan oleh kelompok-kelompok ma­
maka informasi harus dapat dipahami dan dimonitor.
syarakat, yang diantaranya organisasi kemasyarakatan.
Responsivennes. Lembaga-lembaga dan proses-proses ha­
rus­mencoba untuk melayani setiap “stakeholders”. Menurut Frederickson (1985:54) bahwa;
Consensus Orientation. Good governance menjadi peran­ “ada penelitian menarik yang menunjukkan bahwa
tara kepentingan berbeda untuk memperoleh pilihan-pilihan partisipasi warga negara dan pengawasan ketetanggaan
terbaik bagi kepentingan yang lebih luas, baik dalam hal ke­ meng­hasilkan merosotnya kekuasaan ketentuan-ketentuan­
bijakan-kebijakan, maupun prosedur-prosedur. manajerial atas pelayanan-pelayanan yang dibutuhkan para
Equity. Semua warga negara, baik laki-laki maupun per­ warga negara. Partisipasi warganegara dan pengawasan
em­puan, mempunyai kesempatan meningkatkan, atau men­ ketetanggaan nampak menyebabkan suatu pola kompromi
jaga kesejahteraannya. dan penyesuaian yang karenanya ketentuan-ketentuan
Effectivitas and efficiency. Proses-proses dan lembaga- manajerial tentang kebutuhan-kebutuhan klien disesuaikan
lembaga sebaik mungkin menghasilkan sesuai dengan apa dengan ketentuan-ketentuan warga negara tentang kebutu­
yang digariskan dengan menggunakan sumber-sumber yang han-kebutuhan mereka.”
tersedia. Berdasarkan pendapat di atas dapat dinyatakan bahwa parti­
Accountability. Para pembuat keputusan dalam pemerin­ sipasi masyarakat sangat dibutuhkan dalam suatu organisasi
tahan, sektor swasta dan masyarakat (civil society) bertang­ atau pemerintahan, baik secara individu maupun secara kelem­
gungjawab pada publik dan lembaga-lembaga stakeholders. bagaan, karena partsisipasi masyarakat dapat membantu men­
Akuntabilitas ini tergantung pada organisasi dan sifat kepu­ gurangi tugas-tugas pemerintah dan juga sangat efektif dalam
tusan yang dibuat, apakah keputusan tersebut untuk kepen­ hal penga­wasan terhadap pemerintah. Konsep good governance
ti­ngan internal, atau eksternal organisasi. telah merubah paradigama pemerintahan dari pemerintah yang
Strategic vision. Para pemimpin dan publik harus mempu­ diposisikan sebagai unsur atasan masyarakat dan masyarakat di­
nyai perspektif good governance dan pembangunan manusia­ posisikan sebagai bawahan pemerintah dalam bentuk hierarkhis
yang luas dan jauh ke depan sejalan dengan apa yang diper­ menjadi masyarakat sebagai mitra pemerintah bersama unsur

36 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 37
swasta dalam bentuk hekrarkhis, perubahan paradigma tersebut tion on the social and human aspects of capitals development. As
dapat dilihat pada gambar dibawah ini: mentioned previously, neo-liberal an neo-institutionalist throuht
suggests that a vibrant civil society contributes to good governance
and democratisation by ensuring greater public participation in
Pemerintah development. As the World Bank put it, we now approach eco-
Pemerintah nomic reforms and the development process in a much more de-
centralized fashion. Individual and various social groups are now
seen not only as benefieciaries, but also as active forces that sup-
Swasta Masyarakat
port the process of development.”
Masyarakat
Grindle dalam Hadiz (2011;30) menyatakan bahwa:
“from this point of view, the logical consequence of de­
Gambar 3. Unsur Good Governance
centralisations is that local communities would be in a better
Berdasarkan gambar di atas dapat diketahui bahwa dalam position to demand more adequate provision of service. Lo­
paradigma pemerintahan yang baru di dukung oleh konsep good cal officialls are more accountable and closer ti these com­
governance, telah menempatkan unsur masyarakat dan unsur munities an can be better identify theirs needs. The common
swasta dalam penyelenggaraan pemerintahan, sehingga posisi aassumption is that mutually enabling relations beetwen de­
masyarakat dan swasta sudah sejajar dengan pemerintah atau centralised state institutions, local bussinesses and civil asso­
dalam bentuk mitra kerja antara pemerintah dengan unsur ma­ ciations will generate economic growth, poverty alleviation
syarakat dan unsur swasta. Dalam penelitian ini difokuskan pada and good governance”.
keberadaan unsur masyarakat dalam penyelenggaraan pemerin­
tahan dalam hal ini adalah keberadaan lembaga kemasyarakatan. Civil society menurut Herdiansyah (2006:82) didefinisikan
Penyelenggaraan kepemerintahan yang baik membutuhkan sebagai wilayah-wilayah kehidupan sosial yang terorganisasi dan
kerjasama baik antara unsur pemerintah, unsur swasta dan un­ bercirikan antara lain kesukarelaan, keswasembadaan dan keswa­
sur masyarakat. Unsur masyarakat dalam konsep good governance dayaan, kemandirian tinggi berhadapan dengan negara, dan kete­
merupakan masyarakat sipil (good society governance. rikatan dengan norma-norma, atau nilai-nilai hukum yang dii­
kuti warganya. Masyarakat (society) menurut Widodo (2001:203)
World Bank dalam Hadiz (2011;29-30) menyatakan ;
terdiri dari individual maupun kelompok (baik yang terorganisir
“Another aspect of the theoritical discussion that require ex-
atau tidak) yang berinteraksi secara sosial, politik, dan ekonomi
aminati on is how decentralisation has be come – along with civil
dengan aturan formal maupun tidak formal. Society meliputi lem­
society, social capital andgood governance – an integral part of
baga swadaya masyarakat, organisasi profesi dan lain-lain.
the contemporary neo-institutionalist lexion that focusses atten-
38 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 39
Ciri utama civil society menurut Herdiansyah (2006:82) satu kegiatan. Oleh karena itu, keterlibatan masyarakat dalam
adalah terbentuk dengan sendirinya (self organized) dan tidak hal ini lembaga kemasyarakatan dipengaruhi oleh peluang dan
memiliki ketergantungan pada pihak lain dalam hal ekonomi, kesempatan yang diberikan oleh pemerintah kepada lembaga ma­
sosial­, maupun kultural (self supported). Maka dari itu, civil society syarakat, terwujud suatu masyarakat yang baik, atau disebut good
bersifat otonom, tidak berada di bawah negara, political society, society governance.
maupun economic society. Keterlibatan masyarakat dalam hal ini lembaga kemasyara­
Dwiyanto (2008:38) mengatakan bahwa; penguatan ma­ katan kelurahan juga dipengaruhi oleh peluang dan kesempatan
syarakat sipil juga dipengaruhi oleh keberhasilan reformasi biro­ yang diberikan oleh pemerintah kepada lembaga kemasyarakatan
krasi. Apabila birokrasi memiliki kinerja buruk dan cenderung tersebut. Pemahaman tentang masyarakat memiliki berbagai per­
melakukan bad governance, maka sangat sulit mengharapkan bedaan pandangan dari para ahli, seperti yang dinyatakan oleh
masya­rakat sipil dapat berperan secara optimal dalam pengem­ Lysen (1984:14), bahwa:
bangan good governance. Dominasi birokrasi secara berlebihan, “lingkungan sosial yang pengaruhnya dialami oleh indi­
serta berorientasi pada kekuasaan dan kontrol seperti seperti vidu itu, terdiri dari sesama manusia, yakni individu-indi­
yang selama ini menggejala dalam kehidupan birokrasi peme­ vidu seperti dia sendiri. Meskipun demikian pengaruh tadi
rintah telah membuat masyarakat sipil di Indonesia mengalami tidak selalu, bahkan biasanya tidak datang dari manusia­
kesulitan untuk berperan optimal dalam kehidupan masyarakat. satu-satunya sendiri. Bukan seorang A, atau B yang memak­
Sumaryadi (2010:46) menyatakan bahwa; keterlibatan sakan kehendaknya kepada dalam bentuk aturan-aturan
masya­rakat dalam penyelenggaraan pemerintahan, pembangu­ hidup kesusilaan atau aturan-aturan hukum; bukan nuntuk
nan dan kemasyarakatan, tergantung pada partisipasi masyarakat menyenangkan para alim ulama kita melakukan kegiatan
setempat. Partisipasi berarti peran serta seseorang, atau sekelom­ keagamaan yang tertentu; dan apabila seorang murid beru­
pok masyarakat dalam pembangunan baik dalam bentuk per­ saha mempergunakan aturan-aturan bahasa yang diajarkan
nyataan maupun dalam bentuk kegiatan dengan memberikan kepadanya dengan sebaik-baiknya, maka sekali-kali bukan­
masukan berupa pikiran, tenaga, waktu, keahlian, modal dan/ lah maksudnya untuk memenuhi kesukaan gurunya. Penga­
atau materi, serta ikut memanfaatkan dan menikmati hasil-hasil ruh yang pelik atas diri, daya yang datang dari aturan-aturan
pembangunan. Partisipasi merupakan sikap keterbukaan terha­ hidup kesusilaan, aturan-aturan hukum, kaidah-kaidah ke­
dap persepsi dan perasaan terhadap pihak lain. Partisipasi berarti agamaan, adat, bahasa, bukanlah disebabkan oleh manusia
perhatian mendalam mengenai perbedaan atau perubahan yang seseorang, melainkan dari unsur-unsur kekuatan lain dalam
akan dihasilkan dalam satu pembangunan, sehubungan dengan lingkungan sosial. Unsur-unsur itu biasanya di tanggap seb­
kehidupan masyarakat. Partisipasi merupakan kesadaran menge­ agai kesatuan, dengan tidak menghubungkannya kepada ke­
nai kontribusi yang dapat diberikan oleh pihak-pihak lain untuk pribadian seorang manusia tertentu. Kadang-kadang unsur­

40 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 41
-unsur itu mempunyai watak golongan yang terang, sebab kat. Bagian-bagian masyarakat itu dianggap saling berhubungan
sukar dikira terlepas dari manusia-manusia yang membawa­ dan saling tergantung. Hubungan-hubungan itu merupakan basis­
nya, Hal yang seperti ini lihat dalam suatu keluarga, umat utama masyarakat, karena bagian-bagian saling berhubungan
gereja, rapat, kelompok orang banyak, bangsa, “Kesatuan- dan saling tergantung, maka kerusakan satu bagian menyebab­
kesatuan sosial” lain yang lebih abstrak, misalnya, negara, kan kerusakan bagian lain dan akhirnya kerusakan sistem secara
dan perkumpulan gereja”. keseluruhan.
Kecenderungan lainnya menurut Ritzer dan Goodman
Lebih lanjut dinyatakan Lysen (1984:14-15) bahwa:
(2010:14) adalah melihat berbagai komponen masyarakat ber­
“segala kesatuan sosial yang demikian dapat kita
skala luas sebagai komponen berguna, baik bagi masyarakat itu
gabungkan dalam paham “masyarakat”, yaitu dalam dua
sendiri maupun bagi individu yang menjadi anggotanya. Unit-
arti. Pertama: tiap-tiap bentuk yang berbagai-bagai itu
unit kecil seperti keluarga, tetangga, kelompok keagamaan dan
dapat di sebut sebagai sebuah “masyarakat”. Dalam hal itu
mata pencarian dipandang penting bagi individu dan masyara­
kata “masyarakat” menjadi suatu sebutan jenis, baik untuk
kat. Unit-unit kecil ini menyediakan lingkungan tatap muka yang
golongan-golongan yang dapat dibayangkan secara konkrit,
intim yang diperlukan individu untuk survive dalam masyarakat
maupun untuk kolektivitas-kolektivitas yang lebih abstrak.
modern.
Mungkin juga seperti yang lazim juga dilakukan orang dari
segala golongan dan kolektivitas itu digabungkan ke dalam Tonnies dalam Lysen (1984:15) menyatakan bahwa;
satu paham­dengan sebutan “masyarakat”. Dalam hal ini “arti lebih khusus kepada kata itu. Kata itu selanjutnya
kata masyarakat kira-kira sama artinya dengan “lingkun­ di ganti dengan istilah vak kesatuan sosial. Begitu banyak­
gan sosial”, “pergaulan hidup manusia”. Dan seperti itu kata nya jumlah kesatuan sosial dalam pergaulan hidup sekarang
“masyarakat” lebih diartikan, apabila kita memandangnya di ini, karena bukan hanya terdiri dari golongan-golongan dan
dalam hubungan dengan “individu”. kolektivitas-kolektivitas yang dalam hubungan hukum yang
dapat bertindak sebagai suatu kesatuan, misalnya negara,
Masyarakat menurut Ritzer dan Goodman (2010:14) adalah kota praja, tiap-tiap perseroan terbatas atau perserikatan,
unit analisis terpenting; masyarakat dipandang sebagai sesuatu melainkan tambahan pula melingkupi berbagai bagai bentuk
yang lebih penting ketimbang individu, masyarakatlah yang kehidupan kolektif yang meskipun bukan “badan hukum”,
membentuk individu, terutama melalui proses sosialisasi. Indi­ namun merupakan satu kesatuan dalam arti sosiologis. Con­
vidu bahkan tak dipandang sebagai unsur paling mendasar dalam toh-contoh jenis yang terakhir ini ialah keluarga, lingkungan
masyarakat. Masyarakat terdiri dari bagian-bagian komponen sahabat, RT, atau masyarakat Desa, sebuah bangsa sebagai
seperti peran, posisi, hubungan, struktur dan institusi. Individu kumpulan yang berbahasa satu, beradat-istiadat khusus­dan
dilihat hanya berperan mengisi unit-unit tersebut dalam masyara­ mempunyai kebiasaan sendiri.”

42 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 43
Manusia menurut Sumayadi (2010:108) karena kekura­ “(civil society) yang diterjemahkan sebagai masyarakat
ngannya selalu hidup bermasyarakat, seperti yang dinyatakan sipil atau masyarakat madani yang berkembang pesat sejalan
Iver, bahwa manusia adalah mahkluk sosial (homosocius), sehingga­ dengan gencarnya upaya demokratisasi di Indonesia akhir-
manusia selalu hidup bermasyarakat. Warga masyarakat meru­ akhir ini. Sebagai sebuah konsep civil society berasal dari
pakan proses akhir baik bersifat biologis maupun bersifat sosial­. proses sejarah masyarakat barat. Civil society didefinisikan
Satu masyarakat terbentuk atas dasar motif kepentingan bersama­ sebagai wilayah-wilayah kehidupan sosial terorganisasi dan
(interesting vesting) kepemilikan nilai bersama (value sharing) dan bercirikan, antara lain kesukarelaan, keswasembadaan dan
proses pengelompokan (Grouping) yang disebut proses dekat keswadayaan, kemandirian tinggi berhadapan dengan neg­
mendekat (assosiatif) serta proses jauh menjauh (disassosiatif). ara dan keterikatan dengan norma-norma, atau nilai-nilai
Dalam proses tersebut manusia berinteraksi satu sama lain, baik hukum yang diikuti oleh warganya”.
secara individu maupun secara berkelompok. Proses interaksi
Civil Society (masyarakat madani) menurut Sumary­
yang bersifat intens dan mulai terbuka pada keseriusan atas ma­
adi (2010:109) menunjukkan bahwa masyarakat telah mampu
salah bersama dan disanalah masyarakat terbentuk.
mem­bedakan mana urusan publik dan pribadi. Sebagai warga
Jhonson dalam Sumaryadi (2010:108) menggunakan
masyarakat­-warga negara-warga madani bertindak dalam publik­,
pola sosiasi (sociation) untuk menidentifikasi proses adanya
yang memiliki general obligation dan dengan kewajiban itu me­
masyarakat, sosiasi adalah: terjemahan dari vergesllschaftung­
legitimasikan adanya tata tertib bersama dalam masyarakat. Civil
(Jerman), yang diartikan sebagai proses terjadinya masyara­
society mengembangkan tiga warisan identitas masyarakat mada­
kat. Sosiasi meliputi interaksi timbal bali, dimana setiap
ni, yakni (1) pertumbuhan populasi yang besar, (2) tingkat perbe­
individu saling berinteraksi, saling berhubungan, saling
daan intern populasi dalam tiga kelompok. Pertama, tingkat petani
mempengaruhi. Dari gambaran tersebut dapat dipahami
yang mampu menyediakan sumber makanan untuk peme­nuhan
bahwa masyarakat terdiri dari individu yang membentuknya.
kebutuhan bagi sesama anggota masyarakat. Kedua, para pekerja
Masyarakat tidak pernah ada sebagai benda obyektif yang
dan tukang berkeahlian serta para pedagang. Ketiga, managerial
terlepas dari anggotanya. Kenyataan itu terjadi melalui
specialist (para pejabat pemerintah) yang terlibat dalam mengem­
proses­interaksi. Dengan demikian, masyarakat adalah sekel­
bangkan dan menerapkan instrumen organisasi ekonomi, politik
om­pok manusia yang memiliki tujuan dan kepentingan ber­
dan ideologi. (3) pengembangan hukum yang pasti dan adil yang
sama yang terikat karena tuntutan bagi tercapainya a self-
mampu mengikat semua lapisan dan tingkat masyarakat yang be­
suficient system bagi kelangsungan dan keberadaan kelompok
ranekaragam.
masyarakat itu sendiri.
Cohen dan Arato dalam Herdiansyah (2006:62), men­
Istilah masyarakat sipil menurut Hikim dalam Herdiansyah, gatakan Ciri utama dari civil society adalah terbentuk dengan
(2006: 62) adalah: sendirinya (self organized) dan tidak memiliki ketergantungan

44 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 45
dengan pihak lain dalam hal ekonomi, sosial, maupun kultural yang dilakukan oleh pemerintah. Dalam proses penyediaan
(self supported). Maka dari itu, civil society bersifat otonom, tidak layanan publik, kedudukan atau posisi masyarakat sebagai
berada pada negara. Meskipun wacana mengenai civil society akh­ warga negara berubah dari satu posisi ke posisi yang lain.
ir-akhir ini berkembang di Indonesia. Peru­bahan ini tentu harus diikuti dengan perubahan cara
Giddens dalam Sumaryadi (2010:109) menyatakan; untuk melibatkan masyarakat dalam proses penyelenggaraan
“tentang hubungan antara negara dan civil society yang layanan publik”.
di Indonesia disebut dengan masyarakat madani yang di­
dasarkan pada prinsip politik jalan ketiga. Reformasi negara B. Teori Kelompok Sosial
dan pemerintah harus menjadi prinsip dasar politik jalan ke­ 1. Kelompok Sosial
tiga. Dalam kemitraan dengan agen atau dengan pelaku lain Permasalahan pemerintahan tidak akan terlepas dari
dalam masyarakat madani, pemerintah dapat mendorong dinamika masyarakat, karena pemerintahan ada dan diada­
pembaruan dan pembangunan masyarakat. Basis kemitraan kan dengan tujuan untuk melayani masyarakat. Masyarakat
ekonomi seperti itu disebut Giddens sebagai New Mixed Eco­ merupakan kumpulan dari berbagai individu yang ada pada
nomy (Ekonomi campuran baru). Ekonomi itu dapat menjadi suatu lingkungan sosial. Pada hakekatnya manusia sebagai
efektif, jika hanya institusi kesejahteraan yang ada di mod­ makhluk sosial membutuhkan manusia lainnya, karena
ernisasi secara menyeluruh. ko­­
drat­­manusia tidak ada yang sempurna, dan memiliki
Menurut Dwiyanto (2008:10-11), bahwa; kekurangan, sehingga untuk memenuhi berbagai kebutuhan
Seiring dengan munculnya pergeseran paradigma dari hidup diperlukan kerjasama dengan manusia lainnya.
government ke governance yang merupakan cerminan dari poli­ Soekanto (2001:124) menyatakan bahwa; “naluri ma­
tical ­will pemerintah dalam mendemokratisasi kan diri, maka nu­sia­untuk selalu hidup dengan orang lain di sebut grega­
pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah­ riousness­ dan karena itu manusia disebut social animal, he­
di daerah juga harus mengikuti prinsip-prinsip good gover- wan yang mempunyai naluri untuk senantiasa untuk hidup­
nance. Salah satu prinsip good governance sebagai perwujudan ­bersama”.
demo­kratisasi tersebut adalah perlunya melibatkan masyara­ Sejalan dengan pandangan di atas Surianingrat (1985:
kat (partisipasi publik) dalam penyelenggaraan pelayanan 11) berpendapat;
publik. Pergeseran cara pandang terhadap masyarakat yang “Menurut ilmu jiwa, manusia memiliki beberapa
semula hanya sekedar dilihat sebagai pengguna layanan dorongan kodrat, diantaranya disebut dorongan sosial,
(customer) kemudian dipandang sebagai warga negara yang dorongan segregration (memisahkan diri), dan dorongan
memiliki negara (owner), tentu berimplikasi kepada kedudu­ integration (penundukkan diri). Dorongan sosial men­
kan masyarakat dalam proses penyediaan layanan publik dorong manusia untuk hidup bersama dengan manusia

46 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 47
lain dalam suatu dorongan. Dorongan segresi mendo­ sama dan satu yaitu manusia. Objek formalnya ialah segi
rong manusia untuk membentuk golongan berdasarkan khusus yang dipelajari dalam objek material yakni me­
sifat atau kepentingan yang sama dan bersama”. nyangkut inti manusia, alam kodratnya dan strukturnya
yang fundamental. Dapat dikatakan bahwa manusia
Manusia juga merupakan makhluk yang multidimen­
bukan hanya merupakan suatu makhluk, sebuah benda
sionsal dan penuh misteri, seperti dinyatakan oleh Ndraha
tetapi juga satu prinsip. Sesuatu yang menyebabkan ma­
dalam Sumaryadi (2010:102) bahwa:
nusia memiliki karakteristik khas, sesuatu yang olehnya
“Manusia menjadi makhluk yang penuh dengan
merupakan sebuah nilai unik yang memiliki martabat
misteri, tidak mengherankan jika manusia dilukiskan
khusus”.
sebagai­makhluk multidimensional, sebagai ungkapan
keterbatasan manusia untuk mendalami siapakah ma­ Kondisi di atas mengakibatkan manusia senantiasa
nu­sia­
. Seorang kosmogonis, George Gamow dalam hidup berkelompok, mulai dari kelompok kecil, sampai pada
bukunya The creation of the universe menyatakan keka­ kelompok besar, kelompok kecil seperti keluarga, sedangkan
gumannya atas manusia karena ternyata bahwa lebih kelompok besar seperti masyarakat dan negara. Berkaitan
mudah­menciptakan atom karena hanya membutuhkan hal ini, Soekanto (2001:126) menyatakan bahwa:
waktu satu jam, lebih mudah menciptakan bintang dan “manusia akan banyak berhubungan dengan ke­
planet-planet karena membutuhkan waktu kurang dari lom­pok sosial, baik yang kecil seperti misalnya kelom­
seratus tahun dari pada menciptakan manusia. Karena pok keluarga, ataupun kelompok-kelompok besar
membutuhkan waktu tiga juta tahun lamanya”. se­perti masyarakat desa, masyarakat kota, bangsa lain-
lain”. Hampir semua manusia, pada awalnya merupa­
Kajian tentang manusia menjadi sesuatu yang menarik,
kan anggota kelompok sosial yang dinamakan keluarga.
seperti yang dinyatakan oleh Leyli dalam Nyoman (2010;
Walau­ pun anggota-anggota keluarga tadi selalu me­
102-103) bahwa:
nyebar, pada waktu-waktu tertentu mereka pasti akan
“Manusia menjadi lahan tambang yang tak habis-
berkumpul­seperti pada makan pagi, siang dan malam”.
habisnya untuk diolah. Setiap ilmuwan tak henti-henti­
nya membangun ilmunya, seniman menciptakan karya­ 2. Keluarga dan Masyarakat
nya, ahli sejarah menelusuri waktu yang telah silam dan Sistem keluarga menurut Ahmad (1989;65-66) adalah;
ahli teologi menafsirkan sabda ilahi. Semua itu bermuara “Suatu sistem sosial yang ditentukan oleh hal ihwal kehidu­
pada manusia dengan pengetahuan dan pe­ngalamannya pan berbagai masyarakat apapun bentuk dan sifat-sifatnya.
baik yang dimiliki secara bersama, maupun secara­indi­ Juga suatu system kehidupan bermasyarakat yang ditentukan
vidu. Hal itu yang membedakan objek material dan objek oleh alam lingkungan maupun adanya upaya pemeliharaan
formal kajian manusia. Secara material objek kajiannya
48 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 49
terhadap etnis yang secara alami memang harus demikian”. bagai macam cara untuk menyalurkan nafsu seksual.
Dua anggota penting dalam sistem keluarga ini yaitu seorang Namun, semua masyarakat masyarakat mengharapkan
laki-laki dan seorang perempuan dalam suatu kesatuan yang bahwa sebagian besar hubungan seksual akan terjadi
tetap dan dengan bentuk kekeluargaan yang diperkenankan antara orang-orang yang oleh norma-norma mereka
oleh masyarakat yang biasanya juga dilengkapi dengan putra di­tentukan sebagai boleh berhubungan satu sama lain
putrinya”. secara sah.
Bentuk keluarga menurut Kusnaka (2004:17) terdiri dari: 2. The reproductive function, untuk urusan “mem­ pro­
“keluarga inti (nucleus family) dan keluarga besar (extended duksi” anak setiap masyarakat terutama tergantung pada
family). Keluarga inti terdiri dari orang tua dan anak-anak keluarga. Tanpa fungsi seksual dan reproduksi masya­
saja, sedangkan keluarga besar terdiri dari orang tua, anak- rakat akan berakhir (punah). Cara lain, ada sebagian
anak ditambah dengan kakek, nenek, bibi, dan lain-lain”. masyarakat menerima produksi anak diluar pernikahan.
Menurut Schroorl (1984:282) bahwa: 3. The socialozation function, semua masyarakat terutama
“tipe tiga keluarga inti di kota adalah keluarga tergantung pada keluarga. Tanpa fungsi seksual dan re­
inti yang kecil, modified extended family (keluarga besar produksi masyarakat. Sebagai pranata sosialisasi, kelu­
yang baru) dan extended family (keluarga besar).” Dalam arga diharapkan berperan sebagai pendidik anak agar
hubungan ini Litwak mengembangkan pengertian ten­ kemudian menjadi anggota masyarakat yang mam­ pu
tang modified extended family (keluarga besar gaya baru), menghormati sistem nilai dan sistem kaidah sosial yang
yakni kelompok kekerabatan, terdiri dari koalisi kelu­ hidup di dalamnya, lagipula ikut berusaha men­capai tu­
arga inti”. juan hidup yang diinginkan oleh masyarakat itu.
4. The affectional function, salah satu kebutuhan dasar
Keluarga menurut Maine dalam Soehartono, dkk.
manusia adalah kebutuhan akan kasih sayang atau rasa
(2000:18) adalah; “sekelompok orang yang masih mempu­
dicintai. Fromm (dalam Harton) menyebutkan bahwa
nyai ikatan darah, keluarga merupakan unit yang terdiri dari
barangkali penyebab utama gangguan emosional, ma­
suami, istri, dan anak-anak”. Sedangkan menurut Taneko
salah perilaku dan bahkan kesehatan fisik terbesar
(1994:24), keluarga adalah: “kehidupan bersama manusia
adalah ketiadaan cinta, yakni tidak adanya kehangatan,
dalam bentuk kelompok”. Harton dalam Wahyu (2005:17),
hubungan kasih sayang dalam suatu linkungan assosiasi
menyebutkan ada sejumlah fungsi dalam keluarga, yaitu:
yang intim. Setumpul data menunjukkan bahwa kena­
1. Te sexual regulation function, keluarga adalah lembaga
kalan yang serius adalah salah satu ciri khas dari anak
pokok, yang merupakan wahana bagi masyarakat untuk
yang sama sekali yang tidak mendapatkan perhatian
mengatur dan mengorganisasikan kepuasan-keinginan
atau merasakan kasih sayang.
seksual. Sebagian besar masyarakat menyediakan ber­

50 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 51
5. The status function, dalam memasuki sebuah keluarga, dari ; ayah, ibu dan anak. Keluarga besar adalah kesatuan in­
seseorang mewarisi suatu rangkaian status. Seseorang dividu yang terdiri dari ayah, ibu, anak-anak, kakek, nenek,
menerima beberapa status dalam keluarga, bisa berdasar­ bibi, dan lain-lain.
kan umur, jenis kelamin, urutan kelahiran dan lain-lain. Keluarga batih atau Nucleus family, menurut Soekanto
Keluarga juga berfungsi sebagai dasar untuk memberi­ (1984:75-76) yaitu sebagai berikut:
kan status sosial, seperti orang Islam, kelas menengah, “Secara sederhana dapat dikatakan bahwa mula-
kelas bawah, atau kelas tinggi. Keluarga tidak dapat me­ mula terjadi adanya interaksi antara seorang pria dan
nolak mempersiapkan bagi suatu kelas yang mirip de­ seorang wanita. Apabila diantaranya timbul suatu rasa
ngan status yang dimilinya sendiri, karena setiap proses kecocokan, maka terjadi suatu hubungan sosial, karena­
kehidupan dan pertumbuhan dalam keluarga tersebut mengadakan interaksi secara berulang-ulang untuk
adalah persiapan bagi status kelasnya. suatu jangka waktu relatif lama. Kalau hubungan sosial­
6. The protective function, dalam setiap masyarakat, ke­ tersebut dilakukan secara sistematis, tertib dan terus
luarga memberikan perlindungan fisik, ekonomi dan menerus, maka mungkin berdua menjadi suami-istri
psikologis bagi seluruh anggotanya. Beberapa masya­ melalui perkawinan sah. Dengan adanya suami-istri dan
rakat memandang serangan terhadap seorang anggota keturunannya, maka muncul suatu kelaurga batih”.
berarti serangan terhadap seluruh keluarga orang tua,
Lebih lanjut dikatakan oleh Soekanto (1984-76), bahwa
dan seluruh anggota keluarga wajib untuk membela
Keluarga batih itu mempunyai unsur-unsur sistem sosial, se­
anggota keluarga atau membalaskan semua penghinaan.
bagai berikut:
Kesalahan dan malu dipikul bersama oleh seluruh ang­
a. Adanya kepercayaan bahwa terbentuknya keluarga
gota keluarga.
merupakan suatu kodrat;
7. The economic function, keluarga secara ekonomis,
b. Adanya perasaan-perasaan tertentu dari anggota-ang­
adalah unit produksi dan konsumsi. Secara tradisoionl,
gota keluarga batih yang berwujud rasa saling men­
keluarga bertanggungjawab bagi pemenuhan kebutuh­
cintai, saling menghargai, atau bahkan rasa bersaing.
an-kebutuhan ekonomi pokok para anggota keluarg­
c. Tujuan, yaitu bahwa keluarga batih merupakan suatu
anya. Keluarga yang hidup dalam masyarakat agraris
wadah dimana manusia mengalami proses sosialisasi ser­
akan bekerja secara bersama sebagai sebuah unit untuk
ta mendapat suatu jaminan akan ketentraman jiwanya.
meng­hasilkan barang-barang dan jasa yang di butuhkan.
d. Setiap keluarga selalu diatur oleh kaidah-kaidah, atau
Dapat disimpulkan bahwa pengertian keluarga inti norma-norma, yang mengatur hubungan timbal balik
adalah kesatuan yang tetap antara laki-laki dan perempuan antara anggota-anggota keluarga tersebut, maupun
ditambah anak-anaknya, sehingga anggota keluarga terdiri dengan orang-orang diluar keluarga tadi.

52 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 53
e. Keluarga tersebut, maupun anggota-anggotanya, mem­ f. Di dalamnya setiap keluarga batih lazimnya terdapat
punyai berbagai kedudukan dan peranan. proses pengawasan tertentu, yang semula datang dari
f. Salah seorang anggota keluarga mempunyai posisi sosial, orang tua yangt di pengaruhi oleh pola pengawasan
dalam hubungan keluarga maupun dengan pihak luar. yang ada di dalam masyarakat.
g. Masing-masing anggota keluarga mempunyai posisi g. Sanksi-sanksi tertentu juga dikembangkan di dalam
sosial, dalam hubungan keluarga maupun dengan pihak keluarga batih, yang diterapkan kepadanya mereka yang
luar. berbuat benar, atau salah.
h. Biasanya sanksi positif maupun negative diterapkan h. Sarana-saran tertentu juga ada pada setiap keluarga
didalam keluarga tersebut, yakni terhadap yang patuh, batih, umpamanya sarana untuk mengadakan penga­
maupun yang menyeleweng. wasan sosialisasi dan seterusnya.
i. Fasilitas untuk mencapai tujuan berkeluarga biasanya i. Suatu keluarga batih akan memelihara kelestarian hidup,
juga ada, misalnya, sarana-sarana untuk mengadakan maupun kelangsungannya di dalam proses yang serasi.
proses sosialisasi. j. Secara sadar dan terencana (walaupun kadang-kadang
Sedangkan menurut Taneko (1994-34-35) unsur-unsur mugkin tidak demikian) keluarga-kelaurga batih ber­
keluarga batih adalah: usaha mencapai tingkat kualitas hidup tertentu yang
a. Adanya suatu kepercayaan bahwa terbentuk keluarga diserasikannya dengan kualitas lingkungan alam mau­
merupakan kodrat alamiah. pun lingkungan sosial.
b. Adanya perasaan dan pikiran tertentu dari anggota ke­ Kehidupan bersama manusia dalam bentuk kelompok
luarga batih terhadap anggota lainnya yang mungkin disebut masyarakat. Masyarakat menurut Nadel dalam
ter­wujud dalam saling menghargai, bersaing dan sete­ Taneko, (1994:29) adalah: “Suatu kumpulan manusia yang
rusnya. terikat dalam suatu kesatuan, yaitu bertindak secara integrasi­
c. Tujuan adanya keluarga batih adalah, antara lain, agar dan tetap dan bersifat agak kekal dan stabil”. Pengertian
manusia mengalami sosialisasi dan mendapat jaminan masyarakat menurut Linton Dalam Taneko adalah: “setiap
akan ketentaraman hidup. kelompok­manusia yang hidup dan bekerjasama dalam jangka
d. Setiap keluarga batih mempunyai norma-norma yang waktu yang cukup lama, sehingga mereka mengorganisasikan
mengatur hubungan antara suami dengan istri, anak- diri dan dasarnya merupakan kesatuan sosial dengan­batas-
anak dengan ayah, atau ibunya. batas yang jelas. Taneko (1994:29) menyatakan bahwa:­­
e. Setiap anggota keluarga batih mempunyai kedudukan “yang dimaksud dengan kehidupan sosial itu adalah
dan peranan masing-masing, baik secara internal mau­ masyarakat. Kelompok-kelompok sosial tersebut ada
pun eksternal. yang berbentuk teratur dan ada yang tidak teratur, un­

54 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 55
tuk teraturnya suatu kelompok sosial tersebut maka 3. Organisasi
manusia membentuk organisasi, sehingga apa-apa yang Dalam masyarakat juga dibentuk suatu organisasi so­sial
menjadi tujuannya mereka berkelompok menjadi tujuan dan lembaga-lembaga sosial kemasyarakatan. Organisasi su­
bersama dan diatur dengan ketentuan-ketentuan yang dah merupakan suatu kebutuhan bagi manusia dan organisa­
disepakati bersama”. si menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidu­
pan manusia. Tidak ada manusia yang tidak terlibat dalam
Masyarakat menurut Effendy (2009;32) adalah:
suatu organisasi. Mengenai hal ini, Silalahi (1992:120) me­
“merupakan kumpulan individu yang membentuk
nyatakan, bahwa:
sistem kehidupan bersama dan memiliki struktur sosial,­
“Individu akan berhubungan dengan bermacam-
serta kultur yang melembaga. Masyarakat bukan sekedar
macam orang yang begitu kompleks dan bersangku­
­junlah total individu dan sistem yang dibentuk oleh ber­
tan dengan kebutuhan, baik dari segi ekonomi, sosial,
satunya mereka merupakan realitas spesifik yang memi­
rekreasi, pendidikan dan lain sebagainya. Disadari, atau
lkiki karakteristiknya sendiri. Beberapa aspek penting
tidak disadari, disengaja atau tidak disengaja, setiap
dalam masyarakat antara lain adanya konsensus-kon­
individu selalu berada, dibesarkan dalam dan menjadi
sensus, fakta-fakta sosial, struktur sosial, perubahan so­
anggota suatu organisasi. Ini berlangsung sejak manusia
sial, termasuk dinamika organisasi sosial”.
lahir hingga pada saat meninggal dunia”.
Lebih lanjut dikatakan Effendi (2009:32) bahwa:
Wasistiono (2003:1) mengatakan bahwa;: Manusia
“konsensus-konsensus melahirkan berbagai kese­
pada umumnya atau pada dasarnya adalah makhluk organ­
pakatan yang berwujud nilai, norma, kaidah dan tatan­
isasi (Homo Organismus), artinya sejak manusia dari dalam
an hidup, maupun dalam bentuk adat istiadat. Kesemua
kandungan sampai keliang lahat, manusia suka atau tidak
itu merupakan cermin dan pegangan dalam kehidupan
suka, sengaja, ataupun tidak sengaja akan berhubungan
bermasyarakat. Fakta-fakta sosial adalah sebuah realita,
dengan organisasi. Dengan perkataan lain, organisasi meme­
sebuah kondisi empirik yang mengandung bobot uniksi­
gang peranan penting dalam kehidupan manusia.
tas bermodalkan perbedaan di atas persamaan fakta-
Tidak dapat dipungkiri bahwa hidup dan kehidupan
fakta sosial atas dua tipe fakta sosial, yaitu (1) material,
manusia pada dasarnya banyak bergantung dan dipengaruhi
dan (2) non material. Fakta sosial material contohnya
oleh organisasi. Sebab sebagain besar kebutuhan manusia
adalah birokrasi dan hukum, sedangkan fakta sosial non
dipenuhi melalui orgaanisasi. Pada kehidupan bermasyara­
material adalah kultur dan institusi sosial”.
kat paling kecil ada lembaga dalam bentuk Rukun Tetangga
(RT) atau Rukun Warga (RW). Seperti dinyatakan oleh
Silalahi­(1992:120) bahwa:

56 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 57
“Anda tinggal dimanapun di wilayah Republik digerakkan sebagai suatu kesatuan sesuai dengan renca­
Indonesia­, berarti anda menjadi anggota organisasi Ru­ na yang telah dirumuskan menuju tercapainya suatu tu­
kun Tetangga, Rukun Warga, atau Kelurahan sampai juan yang telah ditetapkan”. Menurut Sufian (2005:23)
ketingkat Pemerintah yang lebih tinggi. Inilah salah satu dalam rangka efektifitas pembangunan terutama di
hakikat hidup yaitu selalu hidup dalam organisasi atau perdesaan, birokrasi pemerintah tidak dapat melepas­
berorganisasi, bukan saja karena manusia tak mampu kan diri dari situasi dan kondisi dimana program pem­
hidup sendiri kecuali hidup dan berinterakri dengan bangunan dilaksanakan. Pandangan ini sebagaimana
manusia lain dalam memenuhi kebutuhannya, me­ menurut teori administrasi disebut teori sistem terbuka.
lainkan juga karena manusia menghadapi pembatasan, Sistem terbuka dapat diartikan sebagai suatu kelompok
ketidakmampuan fisik dan psikis, pemilikan materi dan elemen yang saling berkaitan dan berhubungan dengan
waktu dalam usahanya mencapai tujuan”. linkungannya”.
Melalui organisasi manusia dapat memenuhi kebutu­ Seperti dinyatakan Rosenzweig dalam Sufian (2005:23)
hannya. Organisasi akan mempersatukan sumber-sumber bahwa; organisasi sistem terbuka terdiri dari input, proses,
dan potensi yang dimilki oleh individu-individu itu sendiri. output dan Feedback dari linkungan. Jadi organisasi berarti
Mengenai hal ini Lysen (1984:16)) menyatakan bahwa: membentuk suatu kebulatan dari bagian-bagian yang berkai­
“Betapa banyaknya jumlah kesatuan sosial dalam tan satu dengan yang lain.
pergaulan hidup sekarang ini, Kerena kesatuan-kesatu­
an sosial itu bukan hanya terdiri dari golongan-golongan
C. Lembaga Kemasyarakatan
dan kolektivitas-kolektivitas yang dalam hubungan hu­
1. Perkembangan Lembaga Kemasyarakatan
kum dapat bertindak sebagai suatu kesatuan, misalnya
Pemerintah melalui Undang-Undang Nomor 32 Tahun
Negara, kota praja, tiap-tiap perseroan terbatas atau
2004 tentang Pemerintahan Daerah telah membuka ke­
perserikatan, melainkan tambahan pula melingkupi ber­
sempatan kepada masyarakat untuk membentuk lembaga
bagai-bagai bentuk kehidupan kolektif yang meskipun
kemasyarakatan, sebagai wadah bagi masyarakat untuk sa­
bukan “badan hukum” namun merupakan suatu kesa­
ling tolong menolong dan gotong royong dalam memenuhi
tuan dalam arti sosiologis. Contoh-contoh jenis yang
kebutuhan hidupnya. Kakabandse dan Kalu (2009:11) me­
terakhir ini ialah keluarga, linkungan sahabat, rukun
nyatakan bahwa:
tetangga atau masyarakat desa”.
“Traditionally, idea of citizenship coonnotes two
Menurut Alex Gunur (1999:13) bahwa: main characteristicks that of legal status (Rubbenstein;
“Pengorganisasian merupakan suatu penyatuan, pe­ 2000), and a normative conception of social member­
nge­lompokan dan pengaturan orang-orang untuk dapat ship, substantive equality, and inclusion (Marshall 1950;

58 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 59
Rubenstein 2000). Of particular note is the notion that 7. Lembaga kesehatan dengan Gerakan Kesehatan Masya­
citizenship rights serve ti equalize individuals with rakat, Gerakan Kesejahteraan Ibu dan Anak dan Pos­
regard­to status, thereby anabling them to participate in yan­du (Pos Pelayanan Terpadu).
the community, and to establish a sense of common pur­ 8. Lembaga kepemudaan: KNPI, Karang Taruna, Kader
pose of and loyalty to the community (Marshall;1965). Pembangunan Desa, dan lain-lain.
Lembaga nonformal yang dibentuk oleh masyarakat
Pada umumnya lembaga-lembaga masyarakat terdiri atas
sen­diri sangat banyak antara lain:
lembaga formal dan nonformal. Lembaga masyarakat yang
1. Lembaga kekeluargaan. Misalnya, ikatan wangsa atau
bersifat formal ialah lembaga didirikan atau disponsori oleh
keluarga besar, ikatan suku dan ikatan marga.
pemerintah dan mungkin di biayai oleh pemerintah (pusat,
2. Lembaga sosial. Misalnya, perkumpulan warga untuk
daerah dan desa). Lembaga nonformal ialah lembaga yang
mem­bantu warga masyarakat yang menghadapi musi­
dibentuk oleh masyarakat, berdasarkan inisiatif masyarakat
bah, kematian dan perkawinan dengan cara arisan atau
sendiri, atau kelompok warga tertentu, dan pembiayaan atau
jimpitan.
dananya diperoleh melalui hasil swadaya masyarakat ber­
3. Lembaga pendidikan. Misalnya, pondok pesantren, ta­
sangkutan. Nurcholis (2011:147:148) menyatakan bahwa,
man pendidikan Al-qur’an, panti asuhan, pendidikan ke­
“dalam kehidupan masyarakat desa telah dikenal beberapa
terampilan/ montir/ tukang kayu/ listrik, dan seba­gainya.
lembaga formal yang dibentuk oleh peme­rintah, antara lain:
4. Lembaga olah raga. Misalnya, perkumpulan pencak
1. Lembaga politik/administrasi dengan membentuk
silat, sepak bola, voli, bulu tangkis, dan lain-lain.
organisasi RT dan RW.
5. Lembaga seni dan budaya Misalnya, perkumpulan orkes
2. Lembaga pendidikan untuk kesejahteraan keluarga de­
gambus, orkes keroncong, perkumpulan kerawitan, dan
ngan membentuk organisasi.
sebagainya.
3. Lembaga ekonomi dengan membentuk organisasi
6. Lembaga adat. Misalnya, Majelis Adat Dayak, Lembaga
Koperasi Unit Desa (KUD), kelompok Tani dan arisan
Adat Papua, Lembaga Adat Batak dan lain-lain;
dasa wisma pada setiap RT.
4. Lembaga pengaturan air dengan membentuk organisasi Semua lembaga, baik formal maupun, nonformal diben­
Usaha Tirta. tuk dengan tujuan memenuhi kebutuhan atau mengatasi
5. Lembaga keamanan dengan membentuk Hansip (Per­ masalah dibidang politik, ekonomi, sosial, budaya, adat dan
tahanan Sipil) Wabra (Perlawanan Rakyat Semesta), keamanan. Dengan pembentukan lembaga-lembaga seperti
dan sistem keamanan linkungan (Siskamling); itu, maka kebutuhan masyarakat desa yang berkaitan den­
6. Lemabaga kependudukan dengan gerakan Keluarga gan masalah politik, ekonomi, sosial, budaya, adat dari ke­
Berencana (KB). amanan terpenuhi.

60 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 61
Lembaga Kemasyarakatan khususnya lembaga RT se­ “waktu tiga setengah tahun masa pemerintahan
bagai suatu yang ada di Kelurahan/Desa sudah ada semenjak Jepang di Indonesia tidak hanya menggoncangkan sen­
masa Pemerintah Balatentara Jepang Tahun 1943, seperti di-sendi kehidupan perekomian pemerintahan, me­
yang dinyatakan oleh Saparin (1986:59-60), yaitu: lain­kan juga struktur masyarakat Indonesia sendiri.
“sebagai suatu organisasi kependudukan/ kemasya­ Dalam masa ini terjadi perubahan sosial yang besar,
rakatan RT dan RW dahulu RK atau Rukun Kampung), baik di kota-kota maupun di desa-desa. Perubahan itu
untuk mula pertama diintrodusir oleh Pemerintah­Ba­ terlihat dari kenyataan adanya golongan yang statusnya
latentara Jepang sejak tahun 1943. Sebagai alat poli­ dan sebaliknya ada golongan baru yang terutama pada
tik, antara lain sebagai alat komunikasi Pemerintah generasi yang turut memegang peranan penting dalam
Pen­dudukan dengan rakyat setempat guna mencukupi masyarakat.
kebutuhan Pemerintah Pendudukan tersebeut dalam
Menurut Soewito, dkk.(2000:220) bahwa:“Perubahan
hubungan dengan masalah penyerahan tenaga untuk
sosial tersebut mulai timbul dari kelompok kalangan atas,
me­ngerjakan proyek-proyek tertentu, penanaman suatu
kondisi ini sengaja dan direncanakan berdasarkan kepen­
jenis bahan produksi, untuk kepentingan keaman­
tingan Pemerintah Jepang. masalah-masalah yang berhu­
an, distribusi bahan makanan kepada penduduk dan
bungan dengan propaganda untuk mempengaruhi rakyat,
sebagainya”.­
men­cari kebutuhan akan tenaga untuk menjalankan ad­
Lembaga RT yang diperkenalkan oleh Pemerintah minis­trasi pemerintahan dan untuk kepentingan perang”.
Balatentara Jepang tidak lain hanyalah sebagai alat politik Perkemba­ngan politik selanjutnya pada masa pemerintahan
untuk­menghadapi perang yang sedang berlangsung pada Jepang mulai surut sejak akhir 1943, sejak terjadinya kegon­
saat itu. Dengan dibentuknya lembaga RT ini sebagai alat ca­ngan di wilayah Asia. Sehubungan dengan itu, Jepang
politik akan semakin memudahkan pemerintah penduduk­an mulai menam­pakan perhatiannya pada bangsa Indonesia,
untuk memanfaatkan tenaga bangsa Indonesia. Suhartono, antara lain memberikan kesempatan bagi, untuk ikut serta
dkk (2000:66) menyatakan bahwa: “Sebagai gambaran dalam pemerintahan.
yang sangat baik mengenai bagaimana kekuatan Jepang Pendapat di atas menunjukkan mulai terjadinya kegon­
menceng­kram rakyat Indonesia, dapat dilihat pada Buku cangan di Asia, maka Jepang mulai menyusun rencana
Aiko Kurosawa­(1993) tentang Mobilitas dan Kontrol, Studi dengan­melakukan berbagai pendekatan terhadap seluruh
Tentang Perubahan Sosial di Pedesaan Jawa 1942-1945, unsur masyarakat Indonesia dengan tujuan dapat membantu
dimana pada dasarnya pengawasan oleh pemerintah pendu­ Jepang dalam menghadapi kolonial Belanda, pendekatan-
dukan sampai pula ketingkat RT (Tonarikumi)”. Shiraishi pendekatan tersebut dapat terlihat dengan memberikan ke­
dalam Soewito, dkk. (2000:219-220), menyatakan bahwa: sempatan kepada bangsa Indonesia untuk ikut serta dalam

62 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 63
pemerintahan. Kondisi ini menyebabkan pemerintah Pen­ Seperti yang dinyatakan oleh Saparin (1986:60) bahwa;
dudukan Jepang memperkenalkan pembentukan Rukun “Segi positif lainnya dari sistem RT/RW ialah dalam
Tetangga­di Indonesia, dengan tujuan dapat dijadikan seba­ melakukan kegiatan dan usaha kegotongroyongan,
gai alat politik dan komunikasi dengan masayarakat. membangkitkan aktivitas warga masyarakat bersangku­
Pada perkembangan selanjutnya menurut Saparin tan dalam memecahkan dan menangulangi kepentingan
(1986:62), yakni; bersama, baik di bidang sosial, ekonomi, keamanan dan
“pada masa mulainya Pemerintahan Republik Indo­ sebagainya secara terorganisir dalam bentuk organisasi
nesia­, Saparin menyatakan Sistem Rukun Tetangga­dan lainnya, baik yang disposori oleh pemerintah maupun­
Rukun Warga tersebut setelah Pemerintahan Republik­ karena swadaya masyarakat bersangkutan, maka di­
Indonesia, masih tetap berjalan, walaupun mengalami samping organisasi RT/RW dapat dikembangkan orga­
perubahan secara fungsional, atas Prakarsa Bapak Pandji n­isasi-organisasi kemasyarakatan lainnya sebagai akar
Soeroso ketika beliau menjabat Menteri Dalam Negeri kerjasama, atau pencapaian tujuan bersama.
Republik Indonesia. Sedangkan mengenai pelaksa­na­
Pendapat di atas semakin menunjukan pentingnya kebe­
annya diserahkan pada msing-masing pemerintah dae­
radaan RT dalam kehidupan pemerintah dan kemasyara­
rah sebagai kerukunan warga masyarakat disamping
katan di Indonesia, karena lembaga RT dapat membantu
pemerintah desa”.
pemerintah untuk meningkatkan aktivitas warga masyara­
Lembaga masyarakat khususnya RT pada masa pasca kat dan memecahkan masalah-masalah kemasyarakatan
kemerdekaan dimana pemerintahan sudah dibawah kedau­ yang bersendikan kepada nilai-nilai kegotongroyongan, rasa
latan pemerintah Republik Indonesia masih tetap diperta­ kekeluargaan, dan musyawarah mufakat sebagai sendi utama
hankan, walaupun telah berubah fungsi yang semula untuk dalam kehidupan masyarakat Pancasila.
alat politik pemerintah balatentara Jepang, menjadi alat Walaupun persatuan warga dalam lembaga-lembaga
menciptakan kerukunan hidup bermasyarakat dan mem­ kema­ syarakatan pada dasarnya mengandung unsur indi­
bantu­pemerintah dalam menjembatani hubungan dengan vidualisme namun menurut Saparin (1986:61) manfaatnya
masyarakat desa. Dalam upaya memberdayakan masyarakat dalam kehidupan bermasyarakat dapat memberikan nilai
dan membina hubungan antar masyarakat yang semakin positif, seperti yang dinyatakan Saparin, walaupun persatuan
dinamis dan kompleks, keberadaan RT masih sangat diper­ dan kesatuan warga di dalam lembaga-lembaga organisasi
lukan pada Pemerintah Desa maupun Kelurahan, karena pada dasarnya mengandung unsur individualisme, namun
dalam sistem RT terdapatnya dasar kerakyatan yang dinamis anggap cukup posistif dan sangat menguntungkan, baik un­
dan dasar kegotongroyongan yang memiliki nilai sangat posi­ tuk masing-masing individu bagi kehidupan bersama. Sesuai
tif ­dalam kehidupan kemasyarakatan di Indonesia. dengan kepribadian bangsa, ialah tetap menjunjung tinggi

64 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 65
semangat kerjasama secara kekeluargaan dan musyawarah, 1. Membantu pelaksanaan intruksi-intruksi dan kebijak­
baik dalam kepentingan bersifat formal, maupun kepenti­ sanaan Kepala Wilayah Pemerintahan setempat.
ngan informal. 2. Melaksanakan keputusan-keputusan musyawarah Ru­
Menyadari pentingnya peranan RT dalam kehidupan kun Tetangga.
bermasyarakat di Indonesia, maka sebagian besar wilayah 3. Hal-hal yang perlu untuk menjaga kelancaran tugas
Indonesia­terdapat lembaga RT, seperti di Jakarta dengan kewajiban organisasi Rukun Tetangga tersebut.
dikeluarkannya Ketetapan Gubernur DKI Jaya Nomor 23 Keberadaan lembaga masyarakat dalam kehidupan ma­
Tahun 1966 Tentang Lembaga RT/RW. Dalam Ketetapan sya­rakat di Indonesia menurut Saparin (1986:630), di­sam­
Tersebut menurut Saparin (1986:63) bahwa Kedudukan ping di DKI juga terdapat di kota-kota lainnya di Pulau­Jawa,
RT/RW ialah sebagai organisasi masyarakat, lepas dan ber­ seperti yang dinyatakan oleh Saparin, bahwa; data informasi
sih dari ikatan dan penagruh ideology partai-partai politik, yang diperoleh berdasarkan survei APDN Semarang­pada
diakui dan dilindungi oleh pemerintah, tetapi bukan alat ad­ tahun 1970 tentang keadaan pemerintahan desa, dari lebih
ministrasi Pemerintah, sedangkan maksud dan tujuan dari kurang 45 desa dengan berbagai macam lokasi di wilayah
pada organisasi kemasyarakatan RT/RW tersebut ialah: Jawa Tengah, Timur dan Madura atau tegasnya Karesiden­
1. Menghimpun seluruh potensi rasional dengan meng­ an Banyumas, Kediri, Malang dan Bangkalan (diantaranya
ikutsertakan masyarakat setempat dalam usaha mening­ termasuk Kotamadya Semarang, Surabaya) dan Daerah
kat­kan kesejahteraan rakyat. Isti­me­wa Yogyakarta, menunjukkan bahwa di masing-ma­
2. Mewujudkan pengintegrasian rakyat dengan peme­ sing desa yang disurvei terdapat adanya RT dan RKyang
rintah. mempunyai funsi penting di dalam kehidupan sosial dan
3. Memupuk dan memelihara semangat musyawarah mu­ kependudukan disamping pemerintah daerah (Kelurahan).
fakat dengan jiwa gorongroyong sebagai sendi kepriba­ Sedangkan untuk masyarakat Jawa Barat di dalam bukunnya
dian bangsa Indonesia. Koentjaraningrat Masyarakat Desa di Indonesia Dewasa ini,
4. Membantu pelaksanaan usaha Pemerintah di bidang di dalam uraiannya mengenai Desa Jagakarsa, Kecamatan
pembangunan dan pembinaan masyarakat, yang di­ Pasar Minggu (Jakarta) dan desa Situraja (60 Km sebelah
tugas­kan kepada Kelurahan. timur laut Bandung) secara terperinci dijelaskan mengenai
5. Mencapai masyarakat adil dan makmur atau masyarakat fungsi-fungsi dan kegiatan RT/RW di dalam lingkungan
sosialis Pancasila. kehidupan masyarakat Desa tersebut. Hal mana dapat disim­
Ketetapan Gubernur DKI jaya Nomor 23 Tahun 1966 pulkan akan adanya lembaga lembaga masyarakat RT/RW di
(dalam Saparin, 1986:63) menyatakan bahwa: Tugas, hak masyarakat Jawa Barat.
dan kewajiban daripada pengurus RT ialah:

66 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 67
Keberadaan lembaga RT diwilayah tanah air lainnya akan “mati”. Semenjak lahir manusis sudah mempunyai
sudah menjadi kenyataan dan kebutuhan hidup masyarakat, naluri untuk berkawan, sehingga disebut social animal.
seperti yang dinyatakan oleh Saparin (1986:,62) bahwa Sebagai social animal manusia mempunyai naluri yang
Sistem organisasi kemasyarakatan RT/RW untuk sebagian disebut gregariousness. Pada hubungan antara manu­
besar wilayah tanah air sudah menjadi kenyataan. Di wilayah sia dengan sesamanya, agaknya yang penting adalah
tanah air kini sudah menjadi kenyataan hidup, sudah reaksi yang timbul seakan akibat adanya hubungan tadi.
merupakan kebutuhan sosial untuk masyarakat kita yang Reaksi-reaksi itu mengakibatkan bertambah luasnya si­
kini nampak telah menerima sebagian konsepsi-konsepsi kap tindak seseorang. Dalam memberikan reaksi-rekasi
kehidup­an modern. Ternyata sistem RT/RW tersebut bersifat tersebut ada kecenderungan-kecenderungan, bahwa
sangat­dinamis dan dapat diterapkan dalam kehidupan untuk memberikan reaksi manusia cenderung menyera­
masyarakat, baik di dalam kehidupan wilayah kota maupun sikannya dengan sikap tindak dengan pihak-pihak lain.
untuk lingkungan wilayah pedesaan. Hal ini disebabkan, oleh karena pada dasarnya manusia
Berdasarkan pendapat di atas dapat di ketahui bahwa mempunyai dua hasrat yangkuat dalam dirinya, yakni:
lembaga RT sudah terdapat pada sebagian besar wilayah 1. Keinginan untuk menjadi satu dengan sesamanya
tanah­air. Walaupun sebagian besar masyarakat telah mene­ atau manusia lain disekelilingnya (misalnya masya­
rima konsep-konsep kehidupan masyarakat kota namun ni­ rakat).
lai-nilai kegotongroyongan, kekeluargaan, dan musyawarah 2. Keinginan untuk menjadi satu dengan linkungan
mufakat sebagai sendi masyarakat Indonesia tidak dapat alam di sekelilingnya”.
diting­galkan. Menurut Sztompka (2008:11) Hubungan sosial adalah
2. Proses Sosial dan Interaksi Sosial sesuatu yang menghubungkan individu. Masing-masing in­
Tidak dapat dipungkiri manusia pada hakekatnya se­ dividu mempunyai gagasan, pemikiran, dan keyakinan yang
nantiasa mempunyai naluri kuat untuk bersama dengan mungkin serupa, atau berlainan atau mempunyai aturan
se­
samanya, dibandingkan makhluk hidup lainnya seperti membimbing perilaku yang mungkin saling mendukung,
hewan­, seperti dikatakan oleh Soekanto (2001:27) bahwa: atau saling bertentangan; atau tindakan aktual yang mung­
“apabila dibandingkan dengan makhluk hidup kin bersahabat, atau bermusuhan, bekerjasama atau atau
lain­nya seperti hewan, misalnya, manusia tidak akan bersaing; atau perhatian serupa atau saling bertentangan.
mungkin sendiri. Manusia tanpa manusia lainnya pasti Lebih lanjut dikatakan Sztompka (2008:11) Ada empat­
akan “mati” manusia yang dikurung sendirian disuatu jenis ikatan yang muncul dalam masyarakat yang saling
ruangan tertutup, pasti akan mengalami gangguan pada berkaitan, tergantung pada jenis kesatuan yang dipersatukan
perkembangan pribadinya, sehingga lama kelamaan oleh jaringan hubungan itu, yakni:

68 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 69
1. Gagasan. Menurut Sztompka (2008:12) Berbagai bentuk aktivi­
2. Normatif. tas masyarakat akan mengakibat terjadinya hubungan sosial
3. Tindakan. melalui suatu proses sosial, dan proses sosial akan menim­
4. Perhatian. bulkan berbagai bentuk perubahan sosial. Untuk memahami
Jaringan hubungan gagasan (keyakinan, pendirian, dan perubahan sosial yang kompleks diperlukan tipologi proses
pengertian) merupakan dimensi ideal dari kehidupan bersa­ sosial. Tipologinya dapat didasarkan atas empat kriteria uta­
ma, yakni “kesadaran sosialnya”. Jaringan hubungan aturan ma berikut:
(norma, nilai, ketentuan, dan cita-cita) merupakan dimensi 1. Bentuk proses sosial yang terjadi
normatif dari kehidupan bersama, yakni “institusi sosial”. 2. Hasilnya
Menurut Schroorl (1984:276) bahwa; 3. Hesadaran tentang proses sosial di kalangan anggota
“maka manusia akan hidup berkumpul dan berke­ masyarakat bersangkutan
lompok dengan manusia lainnya, ada kelompok yang 4. Kekuatan yang menggerakkan proses sosial.
kecil dan kelompok yang besar, salah satu bentuk ke­ 5. Tingkat realitas sosial di tempat proses sosial itu terjadi.
lompok tersebut adalah masyarakat. Seperti juga yang 6. Jangka waktu berlangsungnya proses sosial itu.
dikatakan Schroorl bahwa “individu yang tidak banyak Oleh karena itu, menurut Soekanto (2010:248),
sanak saudaranya di kota, sering mengadakan hubu­ngan proses-proses sosial adalah; “misalnya kontak sosial, ja­
kekerabatan dengan tetangga-tetangganya”. Menurut rak sosial, dan isolasi. Bentuk utama dari proses sosial
Smelser dalam Weiner (tanpa tahun) bahwa: “dari con­ adalah inte­raksi sosial (dapat dinamakan proses sosial),
toh masyarakat tradisional yang disederhanakan guna karena interaksi sosial merupakan syarat utama ter­
keperluan-keperluan analisa, nampak bahwa kehidupan jadinya aktivitas-aktivitas sosial. Bentuk lain dari proses
komunitas dan perkumpulan-perkumpulan sangat erat sosial hanya merupakan bentuk-bentuk khusus dari
berjalin dengan dasar-dasar pembawaan kelompok-ke­ interaksi sosial. Interaksi sosial merupakan hubungan-
lompok sosial: kekerabatan, klan, hubungan suku dan hubungan sosial dinamis yang menyangkut hubungan
kasta. Organisasi-organisasi formil seperti perserikatan antara orang-orang perorangan dengan­kelompok-
perburuhan, kelab (club) sosial, perkumpulan-perkum­ kelompok manusia, maupun antara orang perorangan
pulan sukarela dan kelompok kepetingan atau interest dengan kelompok manusia. Apabila dua orang bertemu,
group jarang sekali timbul. Sebagian besar dari kehidu­ maka interaksi sosial dimulai pada saat itu, yaitu saling­
pan sosial dan persoalan-persoalannya disalurkan me­ menegur, berjabat tangan, saling berbicara, atau bahkan
lalui kelompok-kelompok pembawaan yang berfungsi mungkin saling berkelahi. Aktivitas-aktivitas semacam
ragam itu sendiri”. itu merupakan bentuk-bentuk dari interaksi sosial.Wa­

70 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 71
laupun orang-orang yang bertemu muka tersebut tidak Menurut Soekanto (2001:126), “Didalam mene­
saling berbicara atau tidak saling menukar tanda-tanda, laah masyarakat manusia akan banyak berhubungan
interaksi sosial telah terjadi, oleh karena masing-masing dengan kelompok-kelompok besar seperti masyarakat
pihak sadar akan adanya pengaruh dari masing-masing desa, masyarakat kota, bangsa dan lain-lain. Suatu ke­
pihak yang menyebabkan terjadinya perubahan. lompok sosial cenderung untuk tidak menjadi kelompok
statis, akan tetapi selalu berkembang dan mengalami
3. Kelompok Sosial
peru­bahan-perubahan, baik mengalami aktivitas mau­
Masyarakat menurut Ahmad (1989:10) adalah: “sekum­
pun bentuknya. Kelompok tadi dapat menambahkan
pulan orang yang hidup disuatu daerah tertentu, bekerja dan
alat-alat perlengkapan untuk melaksanakan fungsi-
beraktivitas, baik fikiran maupun secara fisik dengan bentuk
fungsinya yang baru di dalam rangka perubahan-pe­
positif untuk berbagai bidang kehidupan yang dimaksudkan
rubahan yang dialaminya, atau bahkan sebaliknya dapat
untuk merealisir berbagai kebutuhan, kepentingan maupun
mempersempit ruang lingkupnya”.
tujuan-tujuan yang ingin dicapai bersama”. Ralp Linton
dalam Soekanto (2001:26)) menyatakan bahwa “masyara­ Soekanto (2001:126) mengatakan bahwa Sesuatu aspek
kat merupakan setiap kelompok manusia yang telah hidup yang menarik dari kelompok sosial tersebut adalah bagai­
dan bekerja bersama cukup lama sehingga dapat mengatur mana­caranya mengendalikan anggota-anggotanya. Para so­
dirinya dan menganggap diri mereka sebagai kesatuan sosial siolog dalam mengatur tindakan-tindakan anggota-anggota­
dengan batas-batas yang dirumuskan dengan jelas”. nya agar tercapai tata tertib di dalam kelompok tersebut
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa ma­ merupakan tempat kekuatan-kekuatan sosial berhubungan,
syarakat pada dasarnya mencakup beberapa unsur berikut: berkembang, mengalami disorganisasi, memegang peranan
1. Manusia yang hidup bersama dan selanjutnya. Berdasarkan pendapat tersebut, terlihat
2. Bercampur untuk waktu cukup lama bahwa kelompok sosial tersebut terdiri dari kelompok kecil
3. Sadar sebagai suatu kesatuan dan besar, cenderung bersifat dinamis, melengkapi peralatan-
4. Merupakan suatu sistem hidup bersama. peralatan untuk menjalankan fungsi, sistem mengendalikan
Untuk memperoleh gambaran tentang kehidupan ber­ anggota, dan lain-lain.
sama perlu pengetahuan tentang struktur sosial dan proses Soekanto (2001:129) menyatakan bahwa;
sosial. Seperti dinyatakan Soekanto (2001:65) bahwa: “para “Kelompok-kelompok sosial terdiri dari kelompok-
sosiolog memandang betapa pentingnya pengetahuan ten­ kelompok yang terorganisasi dengan baik sekali seperti
tang proses sosial, mengingat bahwa prihal struktur masyara­ negara, sampai pada kelompok-kelompok yang hampir-
kat saja belum cukup untuk memperoleh gambaran nyata hampir tak terorganisasi misalnya kerumunan. Dasar
mengenai kehidupan bersama manusia”. yang akan diambil sebagai salah satu alternatif untuk

72 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 73
mengadakan klasifikasi tipe-tipe kelompok sosial adalah “antara Gemeinschaft dan Gesselschaft masih harus
akuran jumlah atau derajat interaksi, atau kepentingan- diselipkan suatu bentuk pergaulan hidup ketiga, yaitu
kepentingan kelompok, atau organisasi atau kombinasi “Bund”. Bund ini mungkin hanya berdiri untuk suatu
dari ukuran-ukuran di atas. massa singkat dan didukung oleh perasaan terharu,
serta­dapat berdasarkan keanggotaan sukarela, tetapi
Berdasarkan pendapat tersebut dapat diketahui bahwa
sebaliknya dapat mengandung pula kerelaan berkor­
tipe-tipe kelompok sosial dapat diklasifikasikan dari bebe­
ban dan persatuan, yang pada suatu gesellschaft (teru­
rapa sudut atau dasar dengan kriteria berikut:
tama yang mempunyai tujuan tertentu), tidak terdapat.
1. Besar kecilnya jumlah anggota
Dalam tipe bun ini dapat dimasukkan beberapa macam
2. Derajat Interaksi Sosial
gerakan pemuda dan beberapa perkumpulan rahasia,
3. Kepentingan dan Wilayah
serta banyak sekte agama”.
4. Berlangsungnya suatu kepentingan
5. Derajat organisasi Tipe-tipe umum kelompok sosial menurut Soekanto
6. Kesadaran akan jenis yang sama, hubungan sosial dan (2001:132-133), sebagai berikut:
tujuan. 1. Kategori statistik, adalah pengelompokan atas dasar ciri
Hubungan-hubungan positif antara manusia menurut tertentu yang sama.
Tonnies dalam Soekanto (2001:144) selalu bersifat gemein- 2. Kategori sosial, merupakan kelompok individu yang
schaftlich (paguyuban) atau gesellscaftlich (Patembayan). sadar akan ciri-ciri yang dimilki bersama.
Bouman (1994:30) menyatakan bahwa: 3. Kelompok Sosial.
“Gemeinscahft” di terjemahkan dengan perseku­ 4. Kelompok tidak teratur, yakni berkumpulnua orang-
tuan hidup atau paguyuban (umpamanya keluarga dan orang di suatu tempat pada waktu yang sama, karena
bangsa), artinya suatu perikatan manusia dengan pera­ pusat perhatian yang sama.
saan setia kawan dan kesadaran kolektif yang besar. 5. Organisasi formal, setiap kelompok yang sengaja di­
Gesllschaft menggambarkan suatu perikatan yang jauh bentuk untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu.
lebih renggang pertaliannya, yang dapat di lihat seperti Soekanto (2001:132-133) menyatakan bahwa “kelom­
dalam pelbagai organisasi kemasyarakatan (patemba­ pok sosial”, atau social group adalah himpunan atau kesa­
yan) yang mempunyai tujuan tertentu (perusahaan- tuan-kasatuan manusia yang hidup bersama, karena adanya
perusahaan, birokrasi dan lain-lain). hubungan diantaranya. Hubungan tersebut, antara lain me­
nyangkut hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi
Schmalenbach dalam Bouman (1994:30) menyatakan
dan juga suatu kesadaran untuk saling menolong. Beberapa
bahwa:
persyaratan kelompok sosial adalah:
74 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 75
1. Setiap anggota kelompok tersebut harus sadar sebagai “suatu kesatuan atau suatu entity yang melembaga
bagian dari kelompok bersangkutan. itu sangat ditentukan oleh usia, kepemimpinan, ke­
2. Ada hubungan timbal balik antara yang satu dengan mampuan untuk mandiri, baik dalam menata dan mem­
anggota yang lain. peroleh sumber daya maupun dalam menentukan pro­
3. Terdapat suatu faktor yang dimiliki bersama oleh gram. Suatu adat kebiasaan repetitif dan berlangsung
anggota-anggota kelompok itu, sehingga hubungan di­ dalam kurun waktu lama diakui kegunaan dan kebena­
antara­nya bertambah erat. Faktor tadi dapat merupakan rannya, maka adat kebiasaan itu akan menjadi lembaga.
nasib yang sama, kepentingan yang sama, tujuan yang Apalagi lembaga tersebut ditandai dengan kemandirian
sama, ideologi yang sama dan lain-lain. baik dalam menentukan program kerja, maupun penen­
4. Berstruktur, berkaidah dan mempunyai perilaku. tuan sumber dananya”.
Struktur Sosial menurut Soemardjan dan Sumardi
4. Hakekat Lembaga Kemasyarakatan
(dalam Soekanto,2001:21) adalah: “keseluruhan jalinan an­
Dikotomi utama mengenai kelompok berstandar pada
tara unsur-unsur sosial yang pokok yaitu kaidah-kaidah sosial
pembedaan usang yang dipopulerkan oleh para sosiolog,
(norma-norma sosial), lembaga-lembaga sosial, kelompok-
Ferdinand­Tonnies dalam W. Riggs, (1985:196-197), me­
kelompok dan lapisan-lapisan sosial”. Suatu kesatuan ma­
lahir­kan konsep:
syarakat memiliki kecenderungan akan mempunyai sistem
“Gemeinschaft dan Gesellschaft, yang kerap diter­
dan kelembagaan terseniri sebagai kelompok masyarakat,
jemahkan sebagai “komunitas” dan “masyarakat”,
seperti yang dinyatakan oleh Thoha (2003:205), bahwa:
Gemeinschaft­ digambarkan sebagai “kehidupan organis­
“Suatu kesatuan (entity) yang diakui eksistensinya
dan bersifat nyata”, sedangkan Gesellschaft sebagai struk­
seperti mayarakat sipil atau madani pasti mempunyai
tur mekanis dan bersifat “imajiner”. Yang pertama bisa
sistem dan kelembagaan. Salah satu unsur penting dari
dijumpai pada kehidupan pedesaan, agama, keluarga­
suatu kesatuan itu ialah bagaimana suatu keajekan ber­
dan tradisi ; kedua ditemukan di Kota, dalam kehidupan
jalan dengan norma tertentu diakui kebenarannya dan
bisnis, politik dan hukum. Bagi Tonnies, Gemeinschaft
diikuti sebagai suatu pedoman, serta bisa dijadikan seba­
merupakan “suatu organisasi hidup”, sedangkan Gesell-
gai karakteristik dari kesatuan tersebut”. Thoha me­
schaft adalah “suat kumpulan dan hasil mekanis”.
nyatakan bahwa “ suatu aksi repetitif, sehingga menjadi
suatu kebiasaan, dimana aksi tersebut akan melembaga Ada satu rumusan lain dikemukakan oleh Cooley dalam
(institutionalized)”. W. Riggs, (1985:196-197) membedakan kelompok “primer”
dan kelompok “sekunder”, yakni;
Bjur dan Estman dalam (Thoha, 2003:205) menyatakan
bahwa:
76 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 77
“baginya kelompok primer meliputi hubungan tatap­ Duverger (1985:105) menyatakan bahwa: Masyarakat
muka, tujuan. Tujuan tak khusus, relatif permanen, manusia distrukturkan menyerupai gedung dari pada timbu­
ukur­an sangat terbatas dan sangat intim. Kelompok nan batukarang. Lembaga-lembaga, dalam arti sempitnya,
sekunder dibedakan oleh sifat yang berlawanan. “.... menentukan arsitektur gedung. Kamus Robert mendefinisi­
asosiasi dibatasi oleh tujuan-tujuan tertentu, oleh jarak kannya sebagai bentuk kolektif, atau struktur dasar dari dari
komunikasi, peraturan, oleh rintangan-rintangan sosial, organisasi sosial sebagaimana dibangun oleh hukum, atau
atau hubungan alamiah tang bersifat timbal-balik. Ini manusia. Dalam arti ini lembaga-lembaga mempunyai pen­
berarti, hubungan-hubungan pribadi pada kondisi yang garuh yang tidak dapat disangkal terhadap fenomena politik.
demikian hanya terjadi dalam bidang-bidang tertentu Bahkan sistem perkawinan, sistem sekolah, dan etiket sosial
di antara mereka, mereka tidak dapat bergabung secara mempengaruhi politik. Banyak ahli sosiologi dan ahli sejarah
utuh”. Kelompok sekunder termasuk perkumpulan-per­ konservatif seperti Le Play dan Fustel de Caulanges, telah
kumpulan sosial sebagaimana halnya kelompok-kelom­ mencoba menjelaskan kehidupan politik dari segi keluarga
pok yang terorganisasi-kelas, bangsa, kerumunan, ras, sebagai sebuah lembaga. Lembaga-lembaga yang bersifat
rukun tetangga, publik, koperasi, kelompok penekan, politik perdefenisi, yaitu mewujudkan organisasi dan struk­
kesatuan buruh dan partai politik. tur kekuasaan, jelas-jelas melaksanakan pengaruh yang lebih
Kita perlu suatu konsep unrtuk organisai formal yang langsung terhadap kehidupan politik.
keanggotaannya secara khusus direkrut berdasarkan prestasi,­ Lembaga kemasyarakatan menurut Soekanto (2003:132-
tujuan-tujuan bersama, sasaran atau fungsi tertentu, yang 133);
mungkin tidak bersifat permanen, karena memang hubu­ “merupakan terjemahan langsung dari istilah asing­
ngan timbal- balik itu tidak hanya mencakup orang-orang social institution. Akan tetapi hingga kini belum ada kata
tertentu dan kerap juga tidak melalaui tatap muka. Marilah sepakat mengenai istilah Indonesia apa yang dengan te­
kita sebut kelompok “sekunder” yang mempunyai ciri-ciri ini pat dapat menggambarkan isi social institution tersebut.
sebagai asosiasi (assiciations). Ada yang menggunakan istilah pranata sosial tetapi
Kemudian kelompok “primer” dan “asosiasi”. Seperti social institution menunjuk pada adanya unsur-unsur
Tonnies, Cooley juga tidak memberikan kategori perantara yang mengatur perilaku warga masyarakat. Misalnya
untuk tipe pertengahan di antara dua titik ekstrim tersebut. Koentjaraningrat mengatakan pranata sosial adalah
Sepanjang kita berhubungan dengan dikotomi model yang suatu sistem tata kelakuan dan hubungan yang berpusat
memencar dan yang memusat tampaknya tidak ada alterna­ kepada aktivitas-aktivitas untuk memenuhi kompleks-
tif. Kelompok primer dan Gemeinschaft sangat cocok dengan kompleks kebutuhan khusus dalam kehidupan masyara­
model yang memusat, kelompok sekunder atau asosiasi dan kat. Definisi tersebut menekankan pada sistem tata
Gesellschaft dengan model yang memencar.
78 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 79
kelakuan atau norma-norma untuk memenuhi kebutu­ Setiap institusi adalah serentak model struktural dan
han. Istilah lain yang diusulkan adalah bangunan sosial koleksi citra-citra yang secara luas diterima, kurang atau
yang mungkin merupakan terjemahan dari istilah Soziale lebih­standar, yang artinya setiap lembaga adalah berhubu­
Gebilde (Bahasa Jerman), yang lebih jelas menggambar­ ngan dengan, sampai tingkat tertentu, sistem nilai, dengan
kan bentuk dan susunan social institution tersebut. Tepat konsep tentang baik dan jelek, tentang benar dan salah,
tidaknya istilah-istilah di atas, tidak akan dipersoalkan termasuk di dalamnya suatu pendirian tertentu, baik setuju,
disini. Di sini digunakan istilah lembaga kemasyara­ maupun tidak setuju. Pada umumnya sangat tinggi bagi lem­
katan, karena pengertian lembaga lebih menunjuk pada baga-lembaga politik. Keyakinan politik kurang lebih bersi­
sesuatu bentuk yang sekaligus mengandung pengertian fat kudus, yaitu terikat kepada sistem nilai suatu masyarakat
abstrak perihal adanya norma-norma dan peraturan- yang tertinggi.
peraturan tertentu yang menjadi ciri lembaga tersebut. Menurut Becker dalam Soekanto, (2001:219)) bahwa
Namun disamping itu kadang-kadang juga dipakai isti­ “Suatu lembaga kemasyarakatan juga diartikan sebagai
lah lembaga sosial. suatu jaringan proses-proses hubungan antara manusia dan
Pendapat lain dinyatakan Murice Duverger (1985:126) antar­kelompok manusia yang berfungsi senantiasa memeli­
bahwa Lembaga adalah: hara hubungan-hubungan tersebut dan pola-polanya, sesuai
“model hubungan manusia dari mana hubu­ dengan kepentingan-kepentingan manusia beserta kelom­
ngan-hubungan individu mengambil polanya, untuk poknya”.
mendapatkan stabilitas, kelangsungan dan kekohesifan. Menurut Duverger (1985:119) adalah menarik memper­
Dalam hubungan itu, dibedakan dari hubungan-hubu­ bandingkan paham institusi dengan status dan peran (topik
ngan yang dibentuk di luar kerangka kelembagaan, yang yang populer di kalangan ahli psikologi), karena peran dan
sifatnya sporadis, yang berlangsung sesaat dan tidak status menjelaskan masalah dasar dari posisi relatif individu
stabil. Di dalam definisi ini,di sisihkan istilah struktur di dalam lembaga-lembaga sosial. Suatu kenyataan, bahwa
bagi model-model kelembagaan itu sendiri, sebagai ber­ peran dan status adalah dalam dirinya institusi, menurut
beda dari hubungan-hubungan konkrit yang dihasilk­ satu definisi dari istilah tersebut, atau tepatnya lembaga
annya, meskipun dalam praktek kedua unsur tersebut adalah penjelmaan berbagai jenis peran dan status. Menu­
tidak dapat dipisahkan dan merupakan justru konsep rut Soekanto (2001:219), Lembaga Kemasyarakatan adalah;
lembaga. Struktur adalah sistem hubungan, yang tidak himpunan norma-norma dari segala tingkatan yang berkisar
mempunyai eksistensi real tanpa hubungan itu sendiri. pada kebutuhan pokok di dalam kehidupan masyarakat,
Keaslian dari yang disebut terakhir adalah sebagai aki­ wujud yang kongkrit dari lembaga kemasyarakatan tersebut
bat dari hubungannya dengan model struktural”. adalah asosiasi (association).

80 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 81
Lebih lanjut disebutkan Soekanto (2001:219), bahwa pok kekerabatan itu fungsinya dapat meliputi urusan
lembaga kemasyarakatan yang bertujuan memenuhi kebutu­ perkawinan, aturan hukum, pertanian, pertanahan,
han-kebutuhan pokok manusia pada dasarnya mempunyai rekreasi, upacara keagamaan dan sebagainya”.
beberapa fungsi, yaitu: Ciri-ciri umum kelembagaan masyarakat menurut Gillin
1. Memberikan pedoman pada anggota masyarakat bagai­ dan Gillin dalam Soekanto (2001:230) adalah:
mana harus bertingkah laku, atau bersikap di dalam 1. Suatu lembaga kemasyarakatan adalah organisasi pola-
meng­hadapi masalah-masalah dalam masyarakat, ter­ pola pemikiran perilaku yang terwujud melalui aktivitas
utama yang menyangkut kebutuhan-kebutuhan. dan hasil-hasilnya.
2. Menjaga keutuhan masyarakat 2. Suatu tingkat kekekalan tertentu merupakan merupakan
3. Memberikan pegangan kepada masyarakat untuk me­ ciri dari semua lembaga kemasyarakatan .
nga­ dakan sistem pengendalian sosial (social control), 3. Lembaga kemasyarakatan mempunyai satu atau bebe­
arti­nya sistem pengawasan masyarakat terhadap tingkah rapa tujuan tertentu.
laku. 4. Lembaga kemasyarakatan juga mempunyai alat-alat
Lembaga kemasyarakatan memiliki berbagai fungsi perlengkapan
da­lam kehidupan bermasyarakat, diantaranya terdiri dari 5. Lembaga kemasyarakatan juga mempunyai lambang-
mem­berikan berbagai bentuk pedoman dan petunjuk ke­ lam­bang sebagai ciri khas.
pada masyarakat atau bagaimana masyarakat bersikap dalam 6. Lembaga kemasyarakatan mempunyai tradisi tertulis
menghadapi berbagai masalah yang terus ada dan berkem­ ataupun yang tak tertulis.
bang ditengah-tengah masyarakat, menjaga berbagai keu­ Wasistiono (1983:36) menyatakan; lembaga secara
tuhan dalam kehidupan bermasyarakat, dan memberikan sosio­logis di bedakan antara lembaga dalam arti praktek ke­
pegangan dalam sistem pengendalian sosial yang ada di hidupan yang sudah di jalankan secara turun temurun (insti-
masya­rakat, bahkan sampai pada fungsi pengawasan baik tution) dan dalam arti suatu organisasi (institute). Berdasar­
terhadap tingkah laku masyarakat maupun pengawasan ter­ kan pendapat di atas, dapat dinyatakan lembaga secara sudut
hadap tingkah laku pemerintah setempat. pandang sodiologis dapat dibedakan menjadi lembaga dalam
Schoorl (dalam Soekanto,1984:92) menyatakan bahwa: arti praktek kehidupan masyarakat yang sudah dijalankan
“hubungan yang telah dikemukakan bahwa masih secara turun temurun atau yang disebut dengan­institusi,
tidak banyak diferensiasi kemasyarakatan, atau kelem­ dan lembaga dalam arti suatu organisasi yang dibentuk
bagaan. Tidak banyak lembaga yang melulu untuk akti­ untuk­mencapai tujuan. Tjondronegoro dalam Koentjaran­
vitas tertentu yang sangat khusus, contohnya dalam hal ingrat, (1985:220) menyebutkan; sebagai badan yang lebih
ini adalah kelompok-kelompok kekerabatan, kelom­ nyata dengan bangunan, pola organisasi dan segala peralatan

82 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 83
(atribute) dibutuhkan dapat melakukan fungsinya. Dalam ke­ ini sangat penting karena secara umum masyarakat sering
nyataannya memang lembaga menyangkut segi yang bera­kar menyamakan antara lembaga dengan organisasi. Struktur
norma sosial dan berhubungan dengan peralatan dan per­ kelembagaan menurut Parson dalam Soekanto (1984:48)
lambangan (Symbols). Untuk jelasnya lihat tabel berikut ini. secara fungsional cukup penting, bahwa suatu sistem sosial
itu mesti diintegrasikan jika ingin tetap dalam kondisi yang
Tabel 2 stabil dan menghindari konflik-konflik yang akan berakibat
Bagan Perbandingan antara Lembaga dengan Organisasi fatal.

5. Proses Sosial
Lembaga Organisasi
Proses Sosial menurut Soemardjan dan Sumardi dalam
a. Orientasi pada kebutuhan a. Orientasi pada tujuan
(Soekanto, 1984:84) Pengaruh timbal-balik antara pelbagai
b. Peranan yang dimainkan b. Tugas yang dilak­
sanakan segi kehidupan bersama, umpama pengaruh timbal-balik an­
c. Upacara c. Prosedur tara pelbagai segi kehidupan ekonomi dengan segi kehidupan
d. Pengawasan Sosial d. Pengawasan Peraturan politik, antara kehidupan hukum dan segi kehidupan agama,
e. Pengakuan karena mem­ e. Kebiasaan karena rutin antara segi kehidupan agama dan kehidupan ekonomi dan
budaya lain-lain.
f. Terlibatnya karena Pen­ f. Digagas dan diwujud­
Soekanto (1984:65) juga menyatakan bahwa:
dukung kan
“bentuk umum proses sosial adalah interaksi sosial
g. Tradisi turun temurun g. Kesetiaan dan katan
pada tujuan (yang juga dapat dinamakan proses sosial ), karena inte­
h. Empirik h. Prioritas keterampilan raksi sosial merupakan syarat utama terjadinya aktivi­
dan kemampuan tas-aktivitas sosial. Bentuk lain dari proses sosial hanya
i. Berpegang pada norma i. Alat mencapai tujuan merupakan bentuk-bentuk khusus dari interaksi sosial.
tetentu
Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial
j. Prioritas usia dan gengsi
k. Sifat memenuhi kebutu­ yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang-
han tertentu orang perorangan, antara kelompok-kelompok manusia,
maupun antara orang perorangan dengan kelompok
Sumber: Tjondronegoro dalam Koentjaraningrat
manusia”. Berlangsungnya suatu proses interakasi di­
Adanya perbedaan antara suatu lembaga dengan suatu dasarkan pada berbagai faktor antara lain, faktor imitasi,
organisasi, baik dari sisi orientasi, tugas-tugas yang diberi­ sugesti, identifikasi dan simpati. Faktor-faktor tersebut
kan, prosedur, bentuk sistem pengawasan, bentuk keterli­ dapat bergerak secara sendiri-sendiri secara terpisah-
batan anggota, tradisi, aturan, sifat dan lain-lain, pembedaan pisah maupun dalam keadaan bergabung.
84 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 85
Dapat disimpulkan proses sosial merupakan pengaruh gerik badaniah atai sikap, perasaan apa yang ingin disampai­
timbal balik antara berbagai segi kehidupam bersama dan kan orang tersebut.
bentuk umum dari proses sosial tersebut ialah interaksi sosial, Dalam proses interaksi sosial membutuhkan adanya un­
maka itu dalam usulan penelitian ini lebih ditekankan pada sur kominimkasi, karena pertukaran informasi antara masya­
interaksi sosial. Proses interaksi sosial didasarkan pada faktor rakat dengan masyarakat dan antara masyarakat dengan
imitasi, sugesti, identifikasi dan simpati. Soekanto (1984:71) pemerintah sangat dibutuhkan dalam interaksi sosial.
menyatakan bahwa: “suatu interaksi sosial tidak akan mung­
6. Proses Pertumbuhan Lembaga Kemasyarakatan
kin terjadi, apabila tidak memenuhi 2 syarat, yaitu:
Kerukunan menurut Soekanto adalah; “bagian dari
1. Adanya kontak sosial (social-contact),
ker­jasama yang mencakup gotongroyong dan tolong meno­
2. Adanya komunikasi”.
long”. Lebih lanjut dinyakan Soekanto bahwa; “tetangga
Lebih lanjutnya dinyatakan oleh Soekanto (1984:71), merupakan suatu bentuk kehidupan bersama dimana ang­
bahwa kata kontak berasal dari bahasa latin “con” atau “cum”. gota-anggotanya diikat oleh hubungan batin yang murni dan
Kontak sosial merupakan hubungan antara satu pihak bersifat alamiah serta bersifat kekal. Dasar hubungan terse­
dengan pihak lain, yang dalam hal ini berupa hubungan an­ but adalah rasa cinta dan rasa kesatuan batin yang memang
tara orang perorangan, hubungan antara perorangan dengan telah dikodratkan”.
suatu kelompok manusia, atau sebaliknya, dan hunbungan Supaya hubungan antar manusia di dalam masyarakat
antara kelompok manusia dengan kelompok manusia lain­ terlaksana sebagaimana diharapkan, maka dirumuskan di
nya. Suatu kontak sosial dapat bersifat positif, atau negatif, dalam suatu masyarakat terlaksana sebagaimana diharapkan,
seperti dikatakan Soekanto (1984:72) bahwa; “kontak sosial maka dirumuskan norma-norma masyarakat. Mula-mula­
tersebut dapat bersifat positif, atau negatif, yang bersifat posi­ norma-norma tersebut terbentuk tidak sengaja. Namun
tif mengarah pada suatu kerjasama, dan yang bersifat negatif lama kelamaan norma-norma tersebut dibuat secara sadar.
mengarah pada suatu pertentangan atau bahkan sama sekali Norma-norma di dalam masyarakat mempunyai kekuatan
tidak menghasilkan suatu interaksi sosial”. mengikat yang berbeda-beda, ada norma yang lemah, yang
Syarat Kedua dari interaksi sosial adalah komuni­ sedang sampai yang terkuat daya ikatnya. Pada yang terakhir,
kasi. Komunikasi menurut Myers & Myers dalam Silalahi umumnya anggota-anggota masyarakat pada tidak berani
(1992:16) adalah “pertukaran informasi dan pengiriman melanggarnya. Untuk dapat membedakan kekuatan mengi­
yang merupakan hal pokok bagi sistem sosial, atau organi­ kat norma-norma tersebut, secara sosiologis dikenal empat
sasi”. Soekanto (dalam Silalahi, (1999:16): menyatakan bah­ pengertian, yaitu:
wa: Komunikasi adalah bahwa seorang memberikan tafsiran a. cara (usage)
pada prilaku orang lain (yang berwujud pembicaraan, gerak- b. kebiasaan (folkways)
86 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 87
c. tata kelakuan (mores), dan peraturan tidak selalu digunakan. Sebaliknya, tekanan
d. adat istiadat (custom) diutamakan pada paksaan masyarakat. Pada lembaga-
Masing-masing pengertian di atas mempunyai dasar lembaga kemasyarakatan yang berlaku sungguh-sung­
yang sama yaitu masing-masing merupakan norma-norma guh faktor paksaan tergantung dari pertimbangan-per­
kemasyarakatan yang memberikan petunjuk bagi perilaku timbangan kesejahteraan, gotong-royong, kerjasama
seseorang yang hidup di dalam masyarakat. Setiap penger­ dan sebagainya. Batapapun kerasnya usaha-usaha dari
tian di atas, mempunyai kekuatan yang berbeda karena suatu pihak untuk mencoba agar suatu norma diterima
setiap tingkatan menunjuk pada kekuatan manusia yang oleh masyarakat, akan tetapi norma tadi tidak akan me­
lebih besar supaya mentaati norma. Norma-norma tersebut lembaga apabila belum melewati proses tersebut di atas.
setelah mengalami suatu proses pada akhirnya akan menjadi Suatu norma tertentu dikatakan telah melembaga (insti-
bagian tertentu dari lembaga kemasyarakatan. Proses terse­ tutionalized), apabila norma tersebut:
but disebut proses pelembagaan (institutionalization), yaitu - Diketahui,
suatu proses yang dilewatkan oleh suatu norma yang baru­ - Dipahami atau dimengerti
untuk menjadi bagian dari salah satu lembaga kemasyaraka­ - Ditaati, dan
tan. Yang diamksud ialah sampai norma itu oleh masyarakat - Dihargai.
dikenal, diakui, dihargai dan kemudian ditaati dalam ke­ 7. Lembaga Kemasyarakatan Masa Berlakunya UU Nomor
hidupan sehari-sehari. Mengingat adanya proses termaksud 5 Tahun 1979
di atas, dibedakan antara lembaga kemasyarakatan sebagai Pada masa berlakunya Undang-Undang Nomor 5 Tahun
peraturan (operative social institutions) dan yang sungguh- 1974 dan Undang-Undang Nomor 5 tahun 1979, kelem­
sungguh berlaku (operative social intitutions).Lembaga kema­ bagaan diatur secara Nasional walaupun kedua undang-
syarakatan dianggap sebagai peraturan apabila norma-norma undang tersebut tidak menyebut-menyebut lembaga Rukun
tersebut membatasi serta mengatur perilaku orang-orang. Tetangga (RT), seperti yang dinyatakan oleh Pamudji bahwa:
Soekanto (2003:19):menyatakan bahwa: Selama ini RT dan RK/RW telah menunjuk kemanfaatan
“Lembaga Kemasyarakatan dianggap sebagai dan kegunaannya dalam pemerintahan terutama pemerin­
yang sungguh-sungguh berlaku, apabila norma-nor­ tahan kota, Undang-Undang Nomor 5 tahun 1974 tidak me­
ma sepenuhnya membantu pelaksanaan pola-pola nyebut-menyebut tentang Rukun Tetangga dan Rukun Kam­
kemasya­rakatan. Perilaku perseorangan yang dianggap pung (RK)/Rukun Warga (RW), hal ini tidak berarti RT dan
sebagai peraturan merupakan hal sekunder bagi lem­ RK/RW tidak mempunyai hak hidup (raison dietre). RT dan
baga kemasya­rakatan. Paksaan hukum di dalam pelak­ RK/RW dapat di bentuk berdasarkan Keputusan Pemerin­
sanaan lembaga kemasyarakatan yang berlaku sebagai tah Kota dalam rangka pelaksanaan fungsi Walikotamadya
88 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 89
sebagai administrator Kemasyarakatan. dianggap perlu mendapat penyelesaian oleh pemerintah
Pengaturan lembaga RT secara nasional dapat terli­ kepada kepala Desa/Kepala kelurahan.
hat dengan di keluarkannya Keputusan mendagri Nomor Pengurus lembaga RT memiliki tugas dan kewajiban
7 Tahun 1983 tentang Pembentukan Rukun Tetangga dan sendiri, seperti ; menjalankan tugas pokok lembaga RT,
Rukun Warga. Maksud dan tujuan pembentukan lembaga melaksanakan keputusan musyawarah anggota lembaga RT,
kemasyarakatan menurut pasal 4 Kepmendagri Nomor 7 membina kerukunan hidup masyarakat, bahkan juga mem­
Tahun­1983 adalah: buat laporan tertulis tentang kegiatan lembaga RT, serta
1. Untuk memelihara dan melestarikan nilai-nilai kehi­ melaporkan masalah-masalah dan kegiatan yang ada di ling­
dupan masyarakat Indonesia yang berdasarkan kegotong­ kungan lembaga RT tersebut.
royongan dan kekeluargaan.
8. Lembaga Kemasyarakatan Masa Berlakunya UU Nomor
2. Meningkatkan kelancaran pelaksanaan tugas-tugas
22 tahun 1999 Tentang Pemerintahan Daerah.
pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan.
Seiring digantinya UU Nomor 5 Tahun 1974 dan UU
3. Menghimpun seluruh potensi swadaya masyarakat
Nomor 5 Tahun 1979 dan diberlakukkannya UU Nomor 22
dalam meningkatkan kesejahteraan.
Tahun 1999, maka pengaturan lembaga RT yang selama ini
Menindaklanjuti maksud dan tujuan pembentukan lem­ didasarkan pada Keputusan mendagri Nomor 4 Tahun 1999
baga RT, maka kepada lembaga RT diberikan beberapa tugas Tentang Pencabutan Beberapa Peraturan mendagri, Keputu­
pokok, seperti yang tercantum dalam pasal 7 Permendagri san mendagri dan Ketentuan Mendagri mengenai pelaksa­
Nomor 7 tahun 1983. Disamping tugas pokok tersebut lem­ naan UU Nomor 5 Tahun 1979.
baga RT juga memiliki tugas dan kewajiban, yang diatur Widjaja (2003:113) menyatakan bahwa: Undang-Un­
dalam pasal 14 Permendagri Nomor 7 Tahun 1983 tersebut, dang Nomor 22 Tahun 1999 mengandung semangat Demo­
yakni: kratisasi, pemberdayaan masyarakat dan otonomi darah.
Pengurus Rukun Tetangga bertugas dan berkewajiban Pemerintah berupaya seoptimal mungkin melakukan per­
untuk melaksanakan: baikan-perbaikan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang
a. Tugas pokok Rukun Tetangga sebagai dimaksud dalam berlaku. Salah satu perbaikan mendasar terkait langsung
pasal 7 dengan pemberdayaan masyarakat adalah ditetapkannya
b. Keputusan musyawarah anggota keputusan Presiden Nomor 49 tentang Penataan lembaga
c. Membina kerukunan hidup warga Ketahanan Masyarakat Desa.
d. Membuat laporan tertulis mengenai kegiatan organisasi Lebih lanjut Widjaja (2003:113) menyatakan bahwa:
paling sedikit 6 (enam) bulan sekali. “sesuai ketentuan yang baru, maka masyarakat desa dan
e. Melaporkan hal-hal yang terjadi dalam masyarakat yang kelurahan­memiliki keleluasan membentuk atau menata
90 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 91
lembaga kemasyarakatan yang sudah ada sesuai kebutu­ Tahun 2004 ini lebih banyak ditindaklajuti dalam Peraturan
han berdasarkan musyarawarah mufakat dengan mengacu Pemerintah.
kepada­peraturan desa bagi masyarakat desa dan peraturan 10. Lembaga Kemasyarakatan Pada Undang-Undang Nomor
daerah bagi masyarakat kelurahan”. 6 Tahun 2014 Tentang Desa.
Lembaga kemasyarakatan kelurahan dapat dibentuk Dipenghujung Tahun 2014, telah disyahkan Undang-
oleh masyarakat dan berasal dari masyarakat itu sendiri, Undang Tentang Desa yang Undang-Undang Nomor 6 Ta­
disamping bentuk masyarakat setempat juga dapat menata hun 2014 Tentang Desa setelah beberapa tahun mengalami
dan mengelolan lembaga kemasyarakatan kelurahan terse­ perjalanan panjang pembahasannya di DPR RI. Pada saat ini
but, akan tetapi walaupun diberikan keleluasaan kepada pengaturan tentang Desa tidak lagi disatukan dengan Un­
masyarakat untuk membentuk dan mengelola lembaga ke­ dang-Undang Tentang pemerintahan Daerah seperti yang
masyarakatan kelurahan tersebut, masyarakat juga harus terjadi pada Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Ten­
mempertimbangkan tingkat kebutuhan lembaga itu sendiri tang Pemerintahan Daerah, mengingat setelah disyahkannya
bagi masyarakat setempat Undang-Undang Tentang Desa, maka selanjutnya menyusul
9. Lembaga Kemasyarakatan Masa Undang-Undang Nomor disyahkannya Undang-Undang tentang Pemerintahan Dae­
32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah. rah, yakni Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang
Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999 yang dilak­ Pemerintahan Daerah, setelah mengalami nasib yang hampir
sanakan pasca reformasi, namun baru dalam kurun waktu sama dengan Undang-Undang tentang Desa yang juga me­
sekitar lima tahun, karena kuatnya tuntutan dan desakan ngalami perjalanan panjang dalam pengesahannya.
dari berbagai komponen masyarakat di Indonesia untuk Terkait dengan Lembaga Kemasyarakatan desa, dalam
merevisi undang-undang tersebut, maka undang-undang Undang-Undang Tentang Pemerintahan Desa ini hanya
tersebut diganti dengan Undang-Undang yang baru yakni diatur dalam 1 (satu) pasal saja, yakni pasal 94, dengan 4
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerin­ (empat) ayat. Empat pasal ini hanya mengatur lembaga ke­
tahan Daerah. masyarakatan desa secara umum saja, tindak lanjut penga­tu­
Secara substansi Undang-Undang Nomor 32 Tahun rannya tentu melalui Peeraturan Pemerintah (PP) Republik­
2004 tersebut sama halnya dengan undang-undang yang ada Indonesia dan Peraturan Daerah. Pengaturan tentang Lem­
sebelumnya, karena Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 baga Kemasyarakatan Desa berdasarkan pasal 94 Undang-
ini juga hanya mengatur secara umum tentang lembaga ke­ Undang Nomor 6 Tahun 2014, yakni;
masyarakatan kelurahan, karena secara substansi tidak ada Lembaga Kemasyarakatan Desa;
pasal yang mengatur khusus tentang lembaga kemasyara­ 1) Desa mendayagunakan lembaga kemasyarakatan Desa
katan kelurahan, karena tindak lanjut dari UU Nomor 32 yang ada dalam membantu pelaksanaan fungsi pe­nye­

92 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 93
leng­
garaan Pemerintahan Desa, pelaksanaan pem­ ba­ f. Pemerintah desa wajib memberdayakan lembaga ke­
ngunan desa, Pembinaan Kemasyarakatan desa, dan masyarakatan desa dalam pelaksanaan program dan
pem­­berdayaan masyarakat desa. kegiatan yang bersumber dari Pemerintah, Pemerintah
2) Lembaga kemasyarakatan Desa sebagaimana dimaksud Daerah Provinsi, Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota,
pada ayat (1) merupakan wadah partisipasi masyarakat dan lembaga non-pemerintah.
desa sebagai mitra pemerintah desa.
3) Lembaga Kemasyarakatan Desa bertugas melakukan
pemberdayaan masyarakat desa, ikut serta merencanakan
dan melaksanakan pembangunan, serta meningkatkan
pelayanan masyarakat desa.
4) Pelaksanaan Program dan kegiatan yang bersumber dari
Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, Pemerintah
Daerah kabupaten/Kota, dan lembaga non-pemerintah
wajib memberdayakan dan mendayagunakan lembaga
kemasyarakatan yang sudah ada di desa.
Berdasarkan pasal di atas, maka terkait dengan Lembaga
kemasyarakatan desa/kelurahan dapat disimpulkan, bahwa;
a. Desa dapat menggunakan lembaga kemasyarakatan desa
b. Lembaga kemasyarakatan desa berfungsi pemerintah
desa/kelurahan dalam penyelenggaraan pemerintahan
desa, pelaksanaan pembangunan desa, pembinaan ke­
ma­sya­rakatan desa, dan pemberdayaan masyarakat desa.
c. Lembaga Kemasyarakatan Desa sebagai wadah partisi­
pasi masyarakat desa.
d. Lembaga Kemasyarakatan desa sebagai mitra pemerin­
tah.
e. Lembaga Kemasyarakatan Desa bertugas dalam pem­
berdayaan masyarakat desa, ikut serta merencanakan
dan melaksanakan pembangunan, serta meningkatkan
pelayanan kepada masyarakat.

94 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 95
BAB IV

TEORI PERANAN LEMBAGA


KEMASYARAKATAN

A. Peranan Lembaga Kemasyarakatan


Menarik memperbandingkan paham institusi dengan status
dan peran, karena peran dan status menjelaskan masalah dasar
dari posisi relatif indivu di dalam lembaga lembaga sosial. Adalah
suatu kenyataan, bahwa peran dan status adalah dalam dirinya
institusi, menurut satu definisi dari istilah tersebut. Atau untuk
lebih tepat, lembaga adalah penjelmaan berbagai jenis peran dan
status.
Konsep peran dan status menurut Duverger (1985:110-111)
diolah di tahun 1936 oleh Ralph Linton di dalam edisi perdana
The Study of Man, dan sejak itu dianut oleh banyak ahli psikologi
dan sosiologi, yang telah menambahkan perubahan-perubahan­
nya sendiri. Kini pada umumnya mereka menerima, meskipun
masih menjadi kontroversial, yang akan kita kesampingkan untuk
menjaga inti-intinya. Peranan di artikan adalah atribut sebagai
akibat dari status. Peranan hanyalah sebuah aspek dari status,
dan status adalah pola perilaku kolektif yang secara normal di­
harapkan dari orang-orang lain. Oleh karena itu, maksud konsep

96 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 97
“peranan” adalah untuk membuat garis batas antara masyarakat dalam pergaulan kemasyarakatan. Posisi seseorang dalam masy­
dan individu. Dalam batas peranan sosialnya, seorang mempun­ arakat (Social potition) merupakan unsur statis yang menunjuk­
yai batas kebebasan tertentu. kan tempat individu pada organisasi masyarakat. Peranan lebih
Menurut Soekanto (2003:243) bahwa; banyak menunjuk pada fungsi, penyesuaian diri dan sebagai suatu
“peranan (Role) merupakan aspek dinamis kedudukan proses, Jadi seseorang menduduki suatu posisi dalam masyarakat
(Status). Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewaji­ serta menjalankan suatu peranan. Peranan mungkin mancakup
bannya sesuai dengan kedudukannya maka dia menjalankan tiga hal, yaitu:
suatu peranan. Pembedaan antara kedudukan dengan pera­ a. Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan
nan­adalah untuk kepentingan ilmu pengetahuan. Kedua­ posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat. Peranan
nya­tak dapat dipisah-pisahkan, karena yang satu tergantung­ dalam arti ini merupakan rangkaian peraturan-peraturan yang
pada yang lain dan sebaliknya. Tak ada peranan tanpa membimbing seseorang dalam kehidupan kemasyarakatan.
kedudukan atau kedudukan tanpa peranan. Sebagaimana b. Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dapat di­
halnya dengan kedudukan, peranan juga mempunyai dua lakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai organisasi.
arti. Setiap orang mempunyai macam-macam peranan yang c. Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang
berasal dari pola-pola pergaulan hidupnya. Hal itu sekaligus penting bagi struktur sosial masyarakat.
berarti bahwa peranan menentukan apa yang diperbuatnya Soekanto (2003:246) menyatakan bahwa Pembahasan peri­
bagi masyarakat dan kesempatan-kesempatan apa yang di­ hal aneka macam peranan yang melekat pada individu-individu
berikan masyarakat kepadanya. Pentingnya peranan karena dalam masyarakat penting untuk hal-hal berikut:
mengatur perilaku seseorang. Peranan menyebabkan sese­ 1. Bahwa peranan-peranan tertentu harus dilaksanakan, apa­­
orang pada batas-batas tertentu dapat meramalkan perbua­ bila struktur masyarakat hendak dipertahankan ke­lang­sung­
tan-perbuatan orang lain. Orang yang bersangkutan akan an­nya.
dapat menyesuaikan perilaku sendiri dengan perilaku orang- 2. Peranan tersebut seyogyanya dilekatkan pada individu-
orang sekelompoknya. Hubungan-hubungan sosial yang ada individu yang oleh masyarakat dianggap mampu melak­sana­
dalam masyarakat, merupakan hubungan antara peranan in­ kannya, maka harus terlebih dahulu terlatih dan mempunyai
dividu dalam masyarakat. Peranan diatur oleh norma-norma hasrat melaksanakannya.
yang berlaku. Misalnya norma kesopanan menghendaki agar 3. Dalam masyarakat kadangkala dijumpai individu-individu
seorang laki-laki bila berjalan bersama seorang wanita, maka yang tak mampu melaksanakan peranannya sebagaimana
laki-laki harus berada disebelah luar, bukan sebaliknya. diharapkan oleh masyarakat, karena pelaksanaannya memer­
Lebih lanjut dinyatakan Soekanto (2003:243-244) peranan lukan pengorbanan arti kepentingan-kepentingan pribadi
yang melekat pada diri seseorang harus dibedakan dengan posisi terlalu banyak.

98 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 99
4. Apabila semua orang sanggup dan mampu melaksanakan Istilah gotong-royong erat kaitanya dengan kehidupan rak­
peranannya, maka belum tentu masyarakat akan dapat mem­ yat sebagai petani dalam masyarakat agraris dan asal-usul istilah
berikan peluang-peluang yang seimbang. Bahkan seringkali tersebut adalah istilah Jawa. Konsep gotong-royong menurut
terlihat betapa masyarakat terpaksa membatasi peluang- Koentjaraningrat (1985:61) adalah:
peluang tersebut. “Sejarah konsepnya Gotong-royong tolong-menolong,
yang mula-mula hanya berwujud sebagai suatu sistem
Tujuan pembentukan suatu lembaga kemasyarakatan untuk
pengerahan tenaga tambahan pada masa-masa sibuk dalam
memelihara dan melestarikan nilai-nilai kehidupan masyara­
produksi bercocok tanam, sebagai sistem tolong menolong
kat berdasarkan nilai-nilai gotong-royong dan kekeluargaan,
antara tetangga dan kerabat dalam kesibukan-kesibukan
gotong-royong dan kekeluargaan merupakan sendi-sendi utama
sekitar rumah tangga, waktu berpesta dan pada peristiwa-
dalam kehidupan bermasyarakat di Indonesia. Koentjaraningrat
peristiwa kematian dan bencanada, dijadikan satu dengan
(1085:56-57) menyatakan bahwa:
sistem rodi itu? Rupa-rupanya, sejarahnya mulai pada waktu
“konsep Gotong-royong yang kita nilai tinggi itu meru­
Panitia Persiapan Kemerdekaan dalam zaman Jepang, meng­
pa­kan suatu konsep yang erat sangkut pautnya dengan
angkat konsep itu menjadi suatu unsur yang amat penting
kehi­dupan rakyat sebagai petani dalam masyarakat agraris.
dalam rangkaian prinsip-prinsip dasar dari negara”.
Istilahnya­istilah jawa, tetapi rupa-rupanya tidak teramat
tua. Saya pernah bertanya pada ahli bahasa Jawa kuno dan Oleh karena nilai-nilai yang terkandung dalam Gotong-
leksikograf ulung Zoetmulder, tentang soal itu. Beliau ber­ royong tersebut sangat membantu dalam kehidupan bermasyara­
kata bahwa dalam seluruh kesustraan Jawa kuno maupun kat di Indonesia, maka dirasakan perlu untuk melestarikan dan
Jawa Madya (kakawin, kidung dan sebagainya) istilah ini ti­ mengembangkan nilai-nilai gotong-royong tersebut dalam ke­
dak ada. Tidak adanya sutu istilah dalam kesusteraan, tentu hidupan bermasyarakat di indonesia.
belum berarti dalam kenyataan bahasa sehari-hari antara Tujuan kedua menurut Saparin (1986:66) meningkatkan
rakyat di desa-desa, istilah itu juga tidak ada. Hanya saja kelancaran pelaksanaan tugas pemerintahan, pelaksanaan dan
dari mana dijawab itu berasal, tidak jelas lagi. Diberbagai pelaksanaan pembangunan dan kemasyarakatan, sehingga se­
daerah di Jawa ada istilah khusus yang berbeda-beda satu cara tidak langsung lembaga masyarakat membantu menjalankan
dengan­lain. Istilah Gotong-royong untuk pertama kali tam­ fungsi pemerintah. Seperti yang dinyatakan Saparin; “walaupun
pak dalam bentuk tulisan dalam karangan-karangan tentang organisasi RT/RW bukan lembaga pemerintahan, namun dalam
hukum adat dan juga dalam karangan-karangan tentang batas-batas tertentu kewajiban memberi bantuan kepada apara­
aspek-aspek sosial dari pertanian (terutama di Jawa Timur) tur pemerintahan”.
oleh para ahli pertanian Belanda lulusan Wageningen”. Kelembagaan masyarakat khususnya RT dan RW membantu
menjalankan fungsi pemerintah, maka dengan sendirinya kelem­

100 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 101
bagaan RT dan RW akan menjalankan fungsi administrasi, yaitu rut Wasistiono (2004:2) adalah:
administrasi pemerintahan. Tugas RT secara umum merupakan 1. Struktur perantara merupakan sesuatu yang penting dalam
tugas pemerintah, dalam arti kata lembaga RT berfungsi mem­ masyarakat demokratik
bantu tugas-tugas pemerintah dan menjembatani hubungan an­ 2. Kebijakan publik harus melindungi dan mendayagunakan
tar masyarakat dengan pemerintah (mediator). Pemberian tugas struktur perantara.
pada lembaga RT untuk menjembatani antara masyarakat dan 3. Kebijkan publik harus menggunakan struktur perantara un­
peme­rintah ini merupakan wujud dari pemberdayaan masyarakat.­ tuk mewujudkan tujuan-tujuan sosial.
Pemberdayaan menurut Stewart dalam Wasistiono (2004:1) Mediation menurut Soekanto (2001:85) adalah; “mediation
adalah cara memberikan delegasi ke tempat dimana kekuasaan hampir menyerupai arbitration. Pada mediation diundanglah pihak
yang nyata dapat digunakan secara efektif, delegasi bukan ha­ ketiga yang netral dalam soal perselisihan yang ada. Pihak ketiga
nya dalam bentuk tugas, tetapi juga pembuatan keputusan serta tersebut bertugas utama untuk mengusahakan suatu penyele­
tanggungjawab penuh. Dalam pemberdayaan diperlukan struk­ saian secara damai. Kedudukan pihak ketiga hanyalah sebagai pe­
tur perantara, seperti yang dinyatakan Berger dalam Wasistiono nasehat belaka dan tidak mempunyai wewenang untuk memberi
(2004:2) bahwa: “ dalam proses pemberdayaan diperlukan struk­ keputusan-keputusan penyelesaian dari perselisihan tersebut”.
tur perantara (mediating stucture), yakni institusi yang berdiri an­ Lembaga kemasyarakatan merupakan salah satu wujud dari
tara individu dengan kehidupan pribadinya dengan institusi besar struktur perantara yang ada di Indonesia. Di satu sisi masyara­
dalam kehidupan publik”. kat memerlukan adanya unsur perantara dengan pemerintah dan
Berger (1977:6) menyatakan bahwa: di sisi yang lain pemerintah juga perlu adanya unsur perantara
“Mediating structures are essential for a vital democratic­ dengan­masyarakat, sehingga keberadaan lembaga kemasyara­
society, the other two are broad programmatic recomenda­ katan sama-sama dibutuhkan, baik oleh masyarakat maupun oleh
tions: Puclic should protect anda foster mediating structures, pemerintah. Peranan lembaga kemasyarakatan dalam membantu
and whereever possible. Public policy should utilize media­ tugas Lurah meliputi; Membantu Lurah dalam pelaksanaan uru­
ting structures for the realization of social purposes The re­ san pemerintahan, Membantu Lurah dalam pelaksanaan urusan
seach project will determine, it is hoped, wether these the pembangunan, Membantu Lurah dalam pelaksanaan urusan So­
propositions stand up under rigourus examinations and, if so, sial Kemasyarakatan dan Pemberdayaan.
how they can be translated into specific recomendations”.
Fungsi Lembaga Kemasyarakatan, yakni:
Pendapat di atas menunjukkan betapa pentingnya arti struk­ 1. Penampungan dan penyaluran aspirasi masyarakat
tur perantara dalam kehidupan masyarakat demokrasi, baik 2. Penanaman dan pemupukan rasa persatuan dan kesatuan
dalam melindungi maupun dalam proses menyusun suatu kebi­ masyarakat dalam kerangka memperkokoh NKRI.
jakan publik. Tiga proposisi mengenai struktur perantara menu­

102 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 103
3. Peningkatan kualitas dan percepatan pelayanan peme­rin­ masyarakat, melaksanakan dan mengendalikan pembangunan”.
tahan kepada masyarakat. berikutnya dijelaskan dalam Pasal 9, LPMD/LPMK dan LKMD/
4. Penyusunan rencana, pelaksanan dan pengelola pembangunan LKMK atau sebutan nama lain, dalam melaksanakan tugas mem­
serta pemanfaat, pelestarian dan pengembangan hasil-hasil punyai fungsi:
pembangunan secara partisipatif 1. Penampungan dan penyaluran aspirasi masyarakat dalam
5. Penumbuhkembangan dan penggerak prakarsa dan parti­ pem­bangunan.
sipasi, serta swadaya gotongroyong masyarakat. 2. Penanaman dan pemupukan rasa persatuan dan kesatuan
6. Penggali, pendayagunaan dan pengembangan sumber daya masyarakat dalam kerangka memperkokoh Negara Kesatuan
serta keserasian lingkungan hidup. Republik Indonesia.
7. Pengembangan kreatifitas, pencegahan kenakalan, penyalah­ 3. Peningkatan kualitas dan percepatan pelayanan pemerintah
gunaan obat terlarang (Narkoba) bagi remaja. kepada masyarakat.
8. Pemberdayaan dan peningkatan kesejahteraan keluarga. 4. Penyusun rencana, pelaksanaan, pelestarian, dan pengem­
9. Pemberdayaan dan perli ndungan hak politik masyarakat. bangan hasil-hasil pembangunan secara partisipatif.
10. Pendukung media komunikasi, informasi, sosialisasi antara 5. Penumbuhkembangan dan penggerak prakarsa, partisipasi
pemerintah desa/kelurahan dan masyarakat. serta swadaya gotong royong masyarakat
Sebagaimana dimaksud dalam Peraturan mendagri Nomor 5 6. Penggali, pendayagunaan dan pengembangan potensi sumber
Tahun 2007 dibunyikan dalam Pasal 7 bahwa jenis lembaga ke­ daya alam serta keserasian linkungan hidup.
masyarakatan terdiri dari: Dalam Pasal 10 dijelaskan; “Lembaga Adat mempunyai
1. Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa atau Kelurahan tugas­untuk membina dan melestarikan budaya dan adat isti­
(LPMD/LPMK) adat serta hubungan antar tokoh adat dengan Pemerintah Desa
2. Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa atau Kelurahan dan Lurah”, dan dalam Pasal 11 dijelaskan; lembaga adat dalam
(LKMD/LKMK) melaksanakan tugas mempunyai fungsi:
3. Lembaga Adat a. Menampung dan meyalur pendapat atau aspirasi masyarakat
4. Tim Penggerak PKK Desa/Kelurahan kepada Pemerintah Desa dan Lurah serta menyelesaikan
5. RT/RW perselisihan yang menyangkut hukum adat, adat istiadat dan
6. Karang Taruna kebiasaan-kebiasaan masyarakat.
7. Lembaga Kemasyarakat lainnya. b. Pemberdayaan, pelestarian dan pengembangan adat isti­adat
Dijelaskan dalam Pasal 8 LPMD/LPMK dan LKMD/LKMK dan kebiasaan-kebiasaan masyarakat dalam rangka mem­
atau sebutan lain mempunyai tugas “menyusun rencana pemban­ perkaya budaya masyarakat serta emberdayakan masyarakat
gunan secara partisipatif, menggerakkan swadaya gotong royong dalam menunjang penyelenggaraan Pemerintahan Desa

104 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 105
dan Kelurahan, pelaksanaan pembangunan dan pembinaan Dalam Pasa13 dinyatakan; PKK dalam melaksanakan tugas­
kemasyarakatan nya mempunyai fingsi:
c. Penciptaan hubungan yang demokratis dan harmonis serta a. Penyuluh, motivator, dan penggerak masyarakat agar mau
obyektif antara kepala adat/ketua adat atau pemuka adat dan mampu melaksanakan program PKK.
dengan aparat Pemerintah Desa dan Lurah. b. Fasilitator, perencana, pelaksana, pengendali, pembina dan
pembimbing Gerakan PKK.
Menurut Pasal 12 ayat (2) tugas PKK meliputi:
1. Menyusun rencana Kerja PKK Desa/Kelurahan, sesuai Berdasarkan hasil Keputusan Rapat Kerja Nasional VI PKK
dengan hasil Nomor: 02/RAKERNAS VI PKK/IV/2005 Tentang Kelembagaan
2. Rapat Kerjs Daerah Lembaga PKK se-Kabupaten/Kota. PKK ditetapkan beberapa hal antara lain sebagai berikut:
3. Melaksanakan kegiatan sesuai jadwal yang disepakati. 1. Gerakan Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga selan­
4. Menyuluh dan menggerakkan kelompok PKK Dusun/ jutnya disingkat PKK adalah gerakan Nasional dalam
Linkungan, RW, RT, dan desa wisma agar dapat mewujudkan pem­bangunan masyarakat yang tumbuh dari bawah yang
kegiatan-kegiatan yang telah disusun dan disepakati. pengelolaannya dari, oleh dan untuk masyarakat menuju
5. Menggali, menggerakkan dan mengembangkan potensi terwujudnya keluarga ynag beriman dan bertaqwa kepada
ma­syarakat, khususnya keluarga untuk meningkatkan kes­ Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak muylia dan berbudi luhur,
ejahteraan keluarga sesuai dengan kebijaksanaan yang telah sehat sejahtera, maju dan mandiri.
ditetapkan. 2. Gerakan Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK)
6. Melaksanakan kegiatan penyuluhan kepada keluarga yang bertujuan memberdayakan untuk meningkatkan kesejah­
mencakup kegiatan bimbingan dan motivasi dalam mencapai teraan menuju terwujudnya keluarga yang beriman dan
keluarga sejahtera. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia dan
7. Mengadakan pembinaan dan bimbingan pelaksaan program berbudi luhur, sehat sejahtera, maju dan mandiri, kesetaraan
kerja. dan keadilan gender serta kesadaran hukum dan linkungan.
8. Berpartisipasi dalam pelaksanaan program instansi yang 3. Sasaran Gerakan Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga
berkaitan dengan kesejahteraan keluarga di Desa/kelurahan. (PKK) adalah keluarga baik di pedesaan maupun perkotaan
9. Membuat laporan hasil kegiatan kepada Tim Penggerak PKK yang perlu ditingkatkan dan dikembangkan kemampuan dan
Kecamatan dengan tembusan Ketua Dewan Penyantun Tim kepribadiannya dalam bidang:
Penggerak PKK setempat. “Mental spiritul meliputi sikap dan prilaku sebagai insan
10. Melaksanakan tertib administrasi. hamba Tuhan, anggota masyarakat dan warga negara yang
11. Mengadakan konsultasi dengan Ketua Dewan Penyantun dinamis serta bermanfaat berdasarkan Pancasila dan Un­
Tim Penggerak PKK setempat. dang-Undang Dasar 1945. Fisik material meliputi pangan,

106 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 107
sandang, papan, kesehatan, kesempatan kerja yang layak 3. Pembuatan gagasan dalam pelaksanaan pembangunan de­ngan
serta linkungan hidup yang sehat dan lestari melalui pening­ mengembangkan aspirasi dan swadaya murni masya­rakat.
katan pendidikan, pengetahuan dan keterampilan”. 4. Penggerak swadaya gotong royong dan partisipasi masyarakat
4. Program kerja Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga di daerahnya.
(PKK) antara lain ditetapkan dalam 10 Program Pokok PKK
Selanjutnya dalam Pasal 16 dijelaskan; Karang Taruna mem­
meliputi:
punyai tugas; “menanggulangi berbagai masalah kesejahteraan
a. Penghayatan dan Pengamalan Pancasila
sosial terutama yang dihadapi generasi muda, baik yang bersifat
b. Gotong Royong
preventif, rehabilitatif, maupun pengembangan generasi muda di
c. Pangan
linkungannya”. Pasal 17 dijelaskan Karang Taruna dalam melak­
d. Sandang
sanakan tugas mempunyai fungsi:
e. Perumahan dan Tata laksana rumah tangga
1. Penyelenggara usaha kesejahteraan sosial.
f. Pendidikan dan Keterampilan
2. Penyelenggara pendidikan dan pelatihan bagi masyarakat.
g. Kesehatan
3. Penyelenggara pemberdayaan masyarakat terutama generasi
h. Pengembangan Kehidupan Berkoperasi
muda dilinkungannya secara komprehensif, terpadu, terarah,
i. Kelestarian Linkungan Hidup
dan berkesinambungan.
j. Perencanaan Sehat.
4. Penyelenggara kegiatan pengembangan jiwa kewirausahaan
Berdasarkan Keputusan Rapat Kerja Nasional Nomor: 02/ bagi generasi muda dilinkungannya.
RAKERNAS IV/2005 Tanggal 14 April Tahun 2005 Tentang 5. Penanaman pengertian, memupuk dan meningkatkan kesa­
Kelembagaan Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK), daran tanggung jawab sosial generasi muda.
maka disusun dan di tetapkan tata kelembagaan serta susunan 6. Penumbuhan dan pengembangan semangat kebersamaan,
Tim Penggerak PKK dari pusat sampai desa di seluruh Indonesia. jiwa kekeluargaan, kesetiakawanan sosial dan memperkuat
Pasal 14 menjelaskan; “RT/RW mempunyai tugas mem­ nilai-nilai kearifan dalam bingkai Negara Kesatuan Republik
bantu Pemerintah Desa dan Lurah dalam penyelenggaraan Indonesia.
urusan pemerintahan”. Dijelaskan juga dalam Pasal 15 RT/RW 7. Memupuk kreativitas generasi muda untuk dapat mengem­
mem­punyai fungsi: bangkan tanggung jawab sosial yang bersifat kreatif, edukatif,
1. Pendataan kependudukan dan pelayanan administrasi peme­ ekonomis produk dan kegiatan praktis lainnya dengan men­
rintahan lainnya. dayagunakan segala sumber dan potensi kesejahteraan sosial
2. Pemeliharaan keamanan, ketertiban dan kerukunan hidup di linkungannya secara swadaya.
antar warga 8. Penyelenggara rujukan, pendampingan dan advokasi sosial
bagi penyandang masalah kesejahteraan sosial.

108 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 109
9. Penguatan sistem jaringan komunikasi, kerjasama, informasi, Negeri Sipil. Dengan syarat-syarat meliputi:
dan kemitraan denagn berbagai sektor lainnya. 1. Pangkat/Golongan minimal Penata (III/c)
10. Penyelenggara usaha pencegahan permasalahan sosial yang 2. Masa Kerja minimal 10 Tahun
aktual. 3. Kemampuan teknis bidang administrasi pemerintahan dan
11. Pengembangan kreatifitas remaja, pencegahan kenakalan, memahami sosial budaya masyarakat setempat.
penyalahgunaan obat terlarang (narkoba) bagi remaja.
Menurut Pasal 4 Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun
12. Penanggulangan masalah-masalah sosial, baik secara pre­
2005, bahwa Tugas Lurah adalah:
ventif, rehabilitatif dalam rangka pencegahan kena­kalan re­
1. Lurah sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 ayat (1) mem­
maja, penyalahgunaan obat terlarang (narkoba) bagi remaja.
punyai tugas pokok menyelenggarakan urusan pemerintahan,
Lembaga Karang Taruna juga memiliki tugas dan fungsi pembangunan dan kemasyarakatan.
tersendiri, dan secara substansi lebih difokuskan pada membantu 2. Selain tugas sebagaimana dimaksud ayat (1), Lurah melak­
Lurah dalam pembinaan remaja dan aktivitas kepeduaan di ling­ sanakan urusan pemerintahan yang dilimpahkan oleh
kungan kelurahan tersebut. Bupati/Walikota.
3. Urusan pemerintahan sebagaimana dimaksud ayat (2) di­
B. Tugas Lurah sesuai­kan dengan kebutuhan kelurahan dengan mem­per­
hatikan prinsip efisiensi dan peningkatan akuntabilitas.
Sebagai suatu institusi pemerintahan Kelurahan dipimpin
seorang Lurah yang merupakan bagian dari perangkat daerah Berdasarkan pasal di atas, dapat dikatakan Lurah mempu­
Kabupaten­/Kota. Menurut Pasal 1 ayat (5) Peraturan Pemerin­ nyai tugas, yakni; Tugas Pokok, terdiri dari menyelenggarakan
tah Nomor 73 Tahun 2005, bahw Kelurahan adalah wilayah kerja urusan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan. Dan
Lurah sebagai perangkat Daerah Kabupaten/Kota dalam wilayah Melaksanakan urusan pemerintahan yang dilimpahkan oleh Bu­
Kecamatan. pati/Walikota. Menurut Pasal 4 ayat (1) Penjelasan Peraturan
Menurut Pasal 3 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 73 Pemerintah Nomor 73 Tahun 2005, yang dimaksud dengan urus­
Tahun 2005, Kelurahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) an pemerintahan antara lain pelaksanaan urusan adminsitrasi
dipim­pin oleh Lurah yang berada di bawah dan bertanggungjawab pemerintahan dan pengaturan kehidupan masyarakat yang di­
kepada Bupati/Walikota melalui Camat. Dengan demikian Lurah limpahkan kepada lurah, sedangkan ayat (2) menjelaskan bahwa
memiliki kewenangan untuk mengatur wilayah kerja Lurah atau yang dimaksud dengan urusan pembangunan, antara lain pem­
Kelurahan, dan Lurah sebagai kepala pemerintahan kelurahan berdayaan masyarakat dalam penyediaan sarana dan prasarana
bertanggungjawab kepada Bupati/Walikota melalui Camat. Lu­ fasilitas umum, seperti jalan, jembatan, irigasi dan pasar sesuai
rah diangkat oleh Bupati/Walikota atas usul Camat dari Pegawai dengan kewenang­an yang dilimpahkan kepada Lurah, ayat (3)

110 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 111
menyatakan bahwa yang dimaksud dengan urusan kemasyarakat­ C. Lembaga Kemasyarakatan Kelurahan Membantu Tugas
an, antara lain pemberdayaan masyarakat melalui pembinaan ke­ Lurah
hidupan sosial budaya masyarakat seperti bidang kesehatan, pendi­ Melalui Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, maka keter­
dikan, sesuai dengan kewenangan yag dilimpahkan kepada lurah. libatan masyarakat dalam membantu penyelenggaraan pemerin­
Dalam melaksanakan tugas pokok, kepada lurah juga diberi­ tahan dibuka lebih luas, sehingga di kelurahan dapat dibentuk
kan tugas, seperti diatur dalam pasal 5 Peraturan Pemerintah No­ lembaga kemasyarakatan sesuai dengan kebutuhan, Pasal 10 ayat
mor 73 Tahun 2005, yakni: (1) PP Nomor 73 Tahun 2005 dinyatakan; Di Kelurahan dapat
1. Pelaksanaan kegiatan pemerintahan kelurahan. dibentuk lembaga kemasyarakatan. Sedangkan ayat Pasal 10 ayat
2. Pemberdayaan masyarat. (2) dinyatakan bahwa Pembentukan lembaga kemasyarakatan se­
3. Pelayanan masyarakat. bagaimana dimaksud ayat (1) dilakukan atas prakarsa masyarakat
4. Penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum. melalui musyawarah mufakat.
5. Pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan umum. Musyawarah mufakat dihadiri wakil-wakil masyarakat, se­
6. Pembinaan lembaga kemasyarakatan. perti diatur dalam penjelasan Pasal 10 ayat (2); musyawarah
mufakat dihadiri oleh wakil-wakil masyarakat yang terdiri dari
Lurah selain menjalankan tugas pokok, juga melaksanakan
pengurus lembaga kemasyarakatan, pemuka masyarakat yang
kegiatan pemerintahan kelurahan, pemberdayaan masyarakat,
jumlahnya proporsional dari jumlah kepala keluarga.
pelayanan masyarakat, penyelenggaraan ketenteraman dan ke­
ter­­tiban umum, pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelaya­nan Pemuka masyarakat menurut Amir (1998:12) adalah pemu­
umum, serta pembinaan lembaga kemasyarakatan. Lurah juga ka-pemuka masyarakat yang diambil dari, antara lain, kalangan
memiliki hubungan kerja dengan Camat, hubungan kerja Lurah adat, kalangan agama, kalangan organisasi sosial politik, golong­
dengan Camat menurut Wasistiono, dkk. (2009:45-46) adalah an profesi dan unsur pemuka masyarakat lainnya, yang bertempat
hubungan Camat dengan Lurah bersifat koordinatif. Hubungan tinggal di desa.
ini terjadi karena delegasi kewenangan yang dijalankan oleh Ciri-ciri dasar pemuka masyarakat menurut Amir (1998:13)
Lurah berasal dari Bupati/Walikota, sehingga Lurahpun ber­ adalah;
tanggungjawab kepada Bupati/Walikota melalui Camat. Prinsip 1. Seseorang yang kondisi sosial ekonominya berada di atas
yang digunakan adalah bahwa mekanisme pertanggungjawaban rata-rata kondisi sosial ekonomi masyarakatnya.
mengikuti pendelegasian kewenangan. Guna memperlancar tu­ 2. Seseorang warga yang kepadanya banyak harapan yang
gas-tugas tersebut, Lurah dibantu oleh lembaga kemasyarakatan ditumpangkan oleh warga.
kelurahan, diantaranya Rukun Tetangga, Rukun Warga, Lemba­ 3. Orang yang menyediakan waktunya yang cukup banyak
ga Pemberdayaan Masyarakat, PKK, dan Karang Taruna. untuk melakukan interaksi sosial dengan warganya.
4. Seseorang warga pedesaan yang dapat berperan dalam kehi­

112 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 113
dupan masyarakat pedesaan melebihi atau lebih besar dari pelayanan pembangunan, dan pelayanan sosial kemasyarakatan
kapasitas sosial posisi kemasyarakatannya. dan pemberdayaan masyarakat adalah membantu dalam pelak­
5. Warga yang memperlihatkan sikap pioner dan berhasil dalam sanaan kegiatan pemerintahan kelurahan, dalam bentuk pem­
salah satu bidang kehidupan langsung ditengah kehidupan berdayaan masyarakat, pelayanan masyarakat, penyelenggaraan
masyarakat pedesaan. ketentraman dan ketertiban umum, pemeliharaan prasarana dan
6. ke-sepuh-an seseorang dalam suatu bidang tertentu. fasilitas umum.

Lembaga kemasyarakatan kelurahan yang dibentuk masyara­ Tata kerja lembaga kemasyarakatan dengan Lurah bersi­
kat merupakan mitra pemerintah kelurahan, seperti yang dijelas­ fat konsultatif, dan koordinatif, seperti telah diatur Pasal 18 PP
kan dalam Pasal 1 ayat (6) PP Nomor 73 Tahun 2005; Lembaga Nomor 73 Tahun 2005, berbunyi; tata hubungan lembaga ke­
kemasyarakatan, atau sebutan lain adalah lembaga yang dibentuk masyarakatan kelurahan dengan lurah bersifat konsultatif dan
oleh masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan merupakan mitra koordinatif. Menurut penjelasan pasal 18 PP Nomor 73 Tahun
lurah dalam memberdayakan masyarakat. 2005; yang dimaksud dengan bersifat konsultatif pada ketentuan
ini adalah bahwa lembaga kemasyarakatan dengan lurah selalu
Lembaga kemasyarakat kelurahan merupakan lembaga ben­
mengembangkan prinsip musyawarah dan konsultatif yang inten­
tu­kan masyarakat bukan bentukan pemerintah, dan pembentuk­
sif dalam pelaksanaan kegiatan.
annya harus disesuai dengan kebutuhan masyarakat dan peme­
rintah kelurahan, serta menjadi mitra bagi lurah dengan tujuan Bentuk hubungan lembaga kemasyarakatan kelurahan da­
untuk memberdayakan masyarakat. Tugas lembaga kemasyara­ lam membantu tugas lurah adalah:
katan menurut Pasal 10 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 73 1. Dalam bentuk kemitraan
Tahun 2005 dibentuk dalam upaya untuk membantu tugas-tugas 2. Dalam bentuk konsultatif
lurah, yakni Lembaga Kemasyarakatan Kelurahan sebagaimana 3. Dalam bentuk koordinatif.
yang dimaksud pasal 10 mempunyai tugas membantu lurah dalam 4. Dalam bentuk kontrol sosial
pelaksanaan urusan pemerintahan, pembangunan dan sosial ke­
masyarakatan dan pemberdayaan masyarakat.
Membantu tugas Lurah yang dimaksudkan dalam pasal di
atas dalam bentuk membantu pelaksanaan pelayanan pemerin­
tahan, pelayanan pembangunan, dan pelayanan kemasyaraka­
tan, dan pemberdayaan masyarakat, seperti yang diatur dalam
penjelasan Pasal 11 PP Nomor 73 Tahun 2005; yang dimaksud
dengan membantu dalam pelaksanaan pelayan pemerintahan,

114 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 115
BAB V

PELAYANAN DAN PEMBERDAYAAN


MASYARAKATOLEH LEMBAGA
KEMASYARAKATAN

A. Pelayanan Lembaga Kemasyarakatan


Salah tujuan dibentuknya lembaga kemasyarakatan kelura­
han adalah untuk membantu tugas-tugas pemerintah dalam ben­
tuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam bidang
pelayanan pemerintahan, pelayanan pembangunan dan pelay­
anan kemasyarakatan. Pelayanan umum menurut Wasistiono
(2003:43) adalah pemberian jasa baik oleh pemerintah, pihak
swasta atas nama pemerintah ataupun pihak swasta kepada ma­
syarakat, dengan atau tanpa pembayaran guna memenuhi kebu­
tuhan dan atau kepentingan masyarakat. Tjosvold dalam Wasis­
tiono (2003:42) menyatakan; melayani masyarakat baik sebagai
kewajiban, maupun sebagai kehormatan, merupakan dasar bagi
terbentuknya masyarakat manusiawi. Bagi organisasi, melayani
konsumen merupakan saat yang menentukan (moment of thruts),
Peluang bagi organisasi untuk menunjukkan kredibilitas dan
kapabelitasnya.
Proses pelayanan memiliki dua unsur utama yakni membu­
tuhkan pelayanan dan memberikan pelayanan, terkait dengan

116 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 117
konsep Public Service Sarundadjang (2005:317) menyatakan (tidak dapat diraba) yang terjadi sebagai akibat adanya interaksi
bah­wa; berhubungan dengan konsep public service antara publik antara konsumen dengan karyawan atau hal-hal lain yang dise­
dengan pelayanan publik dalam kerangka pelaksanaan sistem diakan oleh perusahaan pemberi pelayanan yang dimaksudkan
pemerintahan daerah ke depan, pada dasarnya didasarkan atas untuk memecahkan permasalahan konsumen/pelanggan”.
hubungan timbal balik yang saling menguntungkan (mutual) Kotler dalam Napitupulu (1994:45), menyebutkan sejumlah
dalam hal benefit, sosial sehingga dapat saja disebut konsep public karakteristik pelayanan sebagai berikut:
service mengakomodasi kepentingan pemerintah dan sebaliknya Intangibility (tidak berwujud);tidak dapat dilihat, diraba,
mengedepankan kepentingan publik. dirasa, didengar, dicium sebelum ada transaksi. Pembeli tidak
Tugas pemerintah itu menurut Kaufman dalam (Ndraha, mengetahui dengan pasti atau dengan baik hasil pelayanan
2000:224) adalah untuk melayani dan mengatur (regulatory) ma­ (service outcome) sebelum pelayanan dikonsumsi.
syarakat. Kaufman menyatakan; “tugas pelayanan le­bih me­ne­kan­ Inseparability (tidak dapat dipisahkan), di jual lalu di
kan kepada mendahulukan kepentingan umum, mem­­permudah pro­duksi dan di konsumsi secara bersamaan karena tidak
urusan publik, mempersingkat waktu proses pe­lak­sanaan urusan dapat dipisahkan. Karena itu, konsumen ikut berpartisipasi
publik. Sedangkan tugas mengatur lebih me­ ne­kankan kepada menghasilakan jasa layanan.
kepuasan atau power yang melekat pada posisi jabatan birokrasi.” Variability (berubah-ubah dan bervariasi), jasa beragam
Soetopo dalam Napitupulu (1999:21) mendefinisikan selalu mengalami perubahan, tidak selalu sama kualitasnya
pelayanan sebagai “suatu usaha untuk membantu menyiap­ bergantung pada siapa yang menyediakannya dan kapan
kan (mengurus) apa yang diperlukan orang lain. Atau dapat serta dimana disediakan.
diartikan bahwa pelayanan adalah serangkaian kegiatan Perishability (cepat hilang, tidak tahan lama), jasa tidak
atau proses pemenuhan kebutuhan orang lain secara lebih bisa disimpan dan permintaannya berfluktuasi. Daya tahan
memuaskan berupa produk jasa dengan sejumlah ciri seperti suatu layanan bergantung kepada situasi yang diciptakan
tidak terwujud, cepat, lebih cepat dirasakan dari dari pada oleh berbagai faktor.
dimiliki dan pelanggan lebih dapat berpartisipasi aktif dalam
Ciri pokok pelayanan adalah tidak kasat mata dan meli­
mengkonsumsi jasa tersebut”.
batkan upaya manusia (pegawai) atau peralatan lain yang dise­
Definisi sederhana diberikan Ivancevich, dkk. (1997:448); diakan oleh penyelenggara pelayanan. Sarundadjang (2005:319)
“pelayanan adalah produk-produk yang tidak kasat mata (tidak mengatakan; manfaat dari pelayanan publik yang baik bagi pe­
dapat diraba) yang melibatkan usaha-uasaha manusia yang meng­ nyelenggaraan sistem pemerintahan daerah ke depan adalah
gunakan peralatan”. Sedangkan Groonsoos (1990:27) menjelas­ meningkatkan citra pemerintah daerah, meningkatkan kualitas
kan pelayanan secara rinci, bahwa; “pelayanan adalah sutu ak­ pemerintahan, dan menciptakan nilai baik berupa profit, atau
tivitas atau serangkaian aktivitas yang bersifat tidak kasat mata benefit bagi publik pemerintah. Ndraha (2003:24) menjelaskan

118 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 119
tugas pelayanan pemerintah dalam memenuhi kebutuhan masya­ 3. Kondisional, sesui dengan kondisi dan kemampuan pemberi
rakat sangat tergantung pada sistem nilai budaya pemerintah dan penerima pelayanan dengan tetap berpegang pada
tersebut. Nilai-nilai budaya pemerintah diidentifikasikan menjadi prinsip efesiensi dan efektifitas.
3 sistem, yakni: 4. Partisipatif, mendorong peran serta masyarakat dalam penye­
1. Sistem nilai layanan pemerintah kepada masyarakat yang lenggaraan pelayanan publik dengan memperhatikan aspi­
berkembang menjadi civil society dan layanan kepedulian rasi, kebutuhan dan harapan masyarakat.
(concernedness). Melalui layanan ini hak rakyat, penduduk, 5. Kesamaan Hak, tidak diskriminatif dalam arti tidak mem­
kon­sumen lingkungan dan setiap warga negara dipenuhi se­ be­dakan suku, ras, agama, golongan, gender dan status eko­
cara adil tanpa pandang bulu, diminta dan dituntut, atau nomi.
tidak sama sekali. 6. Keseimbangan Hak dan Kewajiban, pemberi dan penerima
2. Sistem nilai perlindungan dan pemeliharaan. pelayanan publik harus memenuhi hak dan kewajiban.
3. Sistem nilai pengusahaan dan pengembangan.
Dalam memberikan pelayanan kepada pengguna jasa, penye­
Keputusan MENPAN No. 63 Tahun 2003 mendefisikan pe­ lenggara pelayanan harus memenuhi beberapa prinsip. Di­je­las­
layanan publik sebagai berikut: kan dalam Keputusan MENPAN Nomor 63 Tahun 2003, prinsip-
“segala bentuk pelayanan yang dilaksanakan oleh ins­ prinsip pelayanan;
tansi Pemerintah di Pusat, di Daerah dan di linkungan a. Kesederhanaan, prosedur pelayanan publik tidak berbelit-
Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah belit, mudah dipahami dan mudah dilaksanakan.
dalam bentuk barang dan atau jasa, baik dalam rangka usaha b. Kejelasan, kejelasan dalam hal persyaratan tekhnis dan ad­
pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka ministrasi pelayanan publik, unit pelayanan yang berwenag
pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan”. dan bertanggung jawab dalamn memberikan pelayanan dan
penyelesaian keluhan/persoalan/sengketa dalam pelaksanaan
Untuk dapat memberikan pelayanan yang memuaskan bagi
pelayanan publik dan rincian biaya pelayanan publik dan
para pengguna jasa, para penyelenggara pelayanan harus meme­
tata cara pelayanan.
nuhi asas-asas pelayanan seperti yang di jelaskan dalam Keputu­
c. Kepastian Waktu, pelaksanaan pelayanan publik dapat dise­
san MENPAN Nomor 63 Tahun 2004 yaitu:
lesaikan dalam kurun waktu yang telah ditentukan.
1. Transparansi, bersifat terbuka mudah dan dapat diakses
d. Akurasi, produk pelayanan publik diterima dengan benar,
semua pihak yang membutuhkan dan disediakan secara me­
tepat, dan sah.
madai serta mudah dimengerti.
e. Keamanan, proses dan produk pelayanan publik memberikan
2. Akuntabilitas, dapat diperpertanggungjawabkan sesuai de­
rasa aman dan kepastian hukum.
ngan ketentuan peraturan perundang-undangan.
f. Tanggung jawab, pimpinan penyelenggara pelayanan publik

120 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 121
ditunjuk bertanggungjawab atas penyelenggaraan pelayanan antara remaja belum menikah dan wanita dewasa yang
dan penyelesaian keluhan/persoalan dalam pelaksanaan sedang hamil. Latar belakang, situasi dan kematangan sese­
pelayanan publik. orang sangatlah menentukan.
g. Kelengkapan sarana dan prasarana, tersedianya sarana dan 2. Pemberdayaan akan berbeda bentuk untuk konteks yang
prasarana kerja, peralatan kerja dan pendukung lainnya berbeda. Persepsi, keahlian dan tindakan yang diperlukan
yang memadai termasuk penyediaan sarana teknologi tele­ untuk melaksanakan suatu pekerjaan tertentu akan berbeda
komunikasi dan informatika (telematika). antara pekerja di organisasi otoratif dan pekerja di organisasi
partisipatif.
Oleh karena banyaknya kebutuhan masyarakat, seiring
3. Pemberdayaan akan berfluktuasi atau berubah sejalan de­
dengan­pertambahan jumlah penduduk maka diperlukan lem­
ngan waktu. Seseorang dapat merasa terberdayakan dengan
baga kemasyarakatan seperti RT, RW, LPM, dan lain-lain untuk
waktu lain, bergantung pada kondisi yang dihadapi pada
membantu tugas pemerintah dalam proses pelayanan dan pem­
suatu waktu.
berdayaan kepada masyarakat.
Pemberdayaan masyarakat menurut Giroth (2004:99);
B. Pemberdayaan Lembaga Kemasyarakatan “Pemberdayaan masyarakat berarti pemberian kewenan­
gan kepada rakyat. To Empower People (Berger & Neuhaus,
Selain untuk meningkatkan pelayanan terhadap masyara­
1997), merupakan tema sentral pembnagunan yang berbasis
kat, tujuan pembentukan lembaga kemasyarakatan juga untuk
pada rakyat dan mengembnagkan proses pemerintahan yang
pemberdayaan masyarakat, melalui peran yang dilaksanakan
tanggap terhadap rakyat (korten & Sjahrir, 1998). Alvin dan
lembaga kemasyarakatan. Istilah pemberdayaan dalam bahasa
Toffer (1978) membahas mengenai apa yang dilihatnya se­
Inggrisnya “empowerment” terjemahan secara harfiahnya yaitu
bagai krisis pemerintahan demokratis yang sedang berlang­
“pemberkuasaan”, atau juga “pemberdayaan” yang diartikan se­
sung. Ia berpendapat, bahwa demafication atau demastifikasi
bagai memberikan atau meningkatkan kekuasaan (power) keber­
masyarakat yang menyertai berlalunya masa industri sedang
dayaan kepada masyarakat. Rappaport dalam Yuliati (2003:10)
menciptakan tuntutan baru akan sistem pemerintahan yang
menyatakan; para ahli kemasyarakatan telah mengembangkan
mampu menangani keanekaragaman yang besar”.
teori pemberdayaan selama 20 tahun terakhir ini. Pemberdayaan
diartikan sebagai suatu proses, suatu mekanisme, dalam hal ini, Pengertian yang hampir sama juga dinyatakan Widjaja
indeividu, organisasi dan masyarakatnya menjadi ahli akan ma­ (2003:169);
salah yang mereka hadapi. Teori Pemberdayaan mengasumsikan; Pemberdayaan masyarakat adalah upaya meningkatkan
1. Pemberdayaan akan berbeda bentuk untuk orang yang kemampuan dan potensi dimiliki masyarakat, masyarakat
berbeda. Persepsi, keahlian dan tindakan yang diperlukan dapat mewujudkan jati diri, harkat dan martabatnya se­
untuk menyelesaikan masalah tenaga kerja akan berbeda cara maksimal bertahan dan mengembangkan diri secara
122 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 123
mandiri baik dibidang ekonomi, sosial, agama, dan budaya. Salah satu langkah strategis dalam pemberdayaan masyara­
Pemberdayaan masyarakat terutama di pedesaan tidak cu­ kat ialah pembangunan kelembagaan kemasyarakatan seperti RT,
kup dengan­upaya, meningkatkan produktivitas, memberi­ RW, PKK, LPM dan bentuk-bentuk lembaga masyarakat lainnya.
kan kesempatan usaha yang sama atau pemberi modal saja, Kartasasmita dalam Giroth (2004:99) menyatakan; “pemberda­
tetapi diikuti dengan perubahan struktur sosial ekonomi ma­ yaan adalah upaya untuk membangun daya itu dengan mendo­
syarakat, mendukung berkembangnya potensi masyarakat rong, memotivasi dan membangkitkan kesadaran akan potensi
melalui peningkatan peran, produktivitas dan efesiensi serta yang dimilkinya serta berupaya untuk mengembangkannya”.
memperbaiki empat akses; Pengertian lainnya pemberdayaan dinyatakan Pranata dalam
1. Akses terhadap sumberdaya Sedarmayanti (2003:79);
2. Akses terhadap teknologi “munculnya konsep pemberdayaan ini pada awalnya
3. Akses terhadap pasar merupakan gagasan yang ingin menempatkan manusia seba­
4. Akses terhadap sumber pembiayaan. gai subyek dari dunianya sendiri, oleh karena itu, wajar apa­
Langkah-langkah strategis dalam pemberdayaan masyarakat bila konsep ini menampakkan dua kecendrungan. Pertama,
menurut Kartasasmita dalam Giroth (2004:99), bahwa: pemberdayaan menekankan kepada proses memberikan atau
“ada sembilan langkah strategis harus ditempuh untuk mengalihkan sebagian keuasaan, kekuatan atau kemam­
mengembangkan ekonomi rakyat melalui pemberdayaannya, puan (power) kepada masyarakat, organisasi atau individu
yaitu: pertama, peningkatan akses kedalam aset produksi agar menjadi lebih berdaya. Proses ini sering disebut sebagai
(productive assets), kedua,memperkuat posisi transaksi dan kecenderungan primer dari makna pemberdayaan. Kedua,
kemitraan usaha ekonomi rakyat, ketiga, pembangunan pra­ kecen­derungan sekunder, menekankan pada proses mens­ti­
sarana, keempat, meningkatkan pelayanan pendidikan dan mulasi, mendorong dan memotivasi individu agar mempun­
kesehatan dalam rangka meningkatkan kualitas SDM, ke- yai kemampuan atau keberdayaan untuk menentukan apa
lima, kebijakan pengembangan industri, keenam, kebijakan yang menjadi pilihan hidupnya”.
ketenagakerjaan merangsang tumbuhnya kerjasama mandiri Terkait dengan konsep pemberdayaan, Wasistiono (2003:93)
sebagai cikal bakal wirausaha kecil dan dan menengah yang menyatakan; pemberdayaan merupakan upaya mendorong dan
kuat dan saling menunjang, ketujuh, pemerataan pembangu­ memberikan individu untuk mengambil tanggungjawab pribadi
nan antar daerah dan sentralisasi, kedelapan, pembangunan untuk meningkatkan caranya melakukan pekerjaan dan kon­
kelembagaan pedesaan, kesembilan, adanya perangkat per­ tribusinya guna mencapai tujuan organisasi. Sementara Gi­
aturan perundangan yang memadai melindungi dan men­ roth (2004:99) menyatakan bahwa; pemberdayaan masyarakat
dukung pengembangan ekonomi rakyat ditujukan khusus adalah: pemberdayaan masyarakat berarti pemberian wewenang
untuk kepentingan rakyat kecil. kepada rakyat. To Empower People.

124 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 125
Pemberdayaan masyarakat merupakan upaya memberikan
wewenang dan tanggungjawab kepada seseorang, atau sekelom­
pok orang yang disebut masyarakat. Dalam penelitian ini pem­ BAB VI
berdayaan masyarakat yang dimaksudkan merupakan upaya
memberikan peranan dalam bentuk tugas fungsi dan tanggung­
jawab kepada lembaga kemasyarakatan dalam proses membantu
LEMBAGA KEMASYARAKATAN
tugas-tugas Lurah. KELURAHANDI KOTA PEKANBARU

A. Deskripsi Lembaga Kemasyarakatan Kelurahan


Dalam upaya meningkatkan pelayanan kepada masyara­
kat dan meningkatkan pemberdayaan masyarakat, pemerintah
melalui Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 dan Peraturan
Pemerintah Nomor 73 Tahun 2005 tentang Kelurahan, maka
pemerintah memberikan peluang dan kesempatan kepada masya­
rakat untuk membentuk lembaga kemasyarakatan di tingkat ke­
lurahan yang disebut dengan lembaga kemasyarakatan kelurahan.
Melalui Pasal 10 PP Nomor 73 Tahun 2005 pemerintah telah
memberikan peluang kepada masyarakat untuk membentuk lem­
baga kemasyarakatan sesuai dengan kebutuhan, yakni;
1. Di Kelurahan dapat dibentuk lembaga kemasyarakatan
2. Pembentukan lembaga kemasyarakatan sebagaimana dimak­
sud pada ayat (1) dilakukan atas prakarsa masyarakat melalui
musyawarah dan mufakat.

Menindak lanjuti peraturan pemerintah tersebut, terda­pat


beberapa lembaga kemasyarakatan kelurahan, yakni; Lembaga­
Rukun Tetangga, Lembaga Rukun Warga, Lembaga Pember­

126 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 127
dayaan Masyarakat, Lembaga Pemberdayaan Kesejahteraan Ke­ 16. Lembaga Dasa Wisma Kelurahan
luarga, dan Lembaga Karang Taruna. Setiap kelurahan memi­ 17. Lembaga Pelestarian Adat Melayu Kelurahan
liki bebe­rapa lembaga RT yang berada di wilayah administrasi 18. Lembaga Masyarakat Kelurahan
lembaga­RW dengan konsep kemitraan, dan memiliki beberapa 19. Lembaga Pemberantasan Buta Huruf Kelurahan
lembaga RW, sehingga jumlah lembaga RT dan lembaga RW ti­ 20. Lembaga Adat Kelurahan
dak sama dengan jumlah kelurahan. Sedangkan untuk lembaga 21. Lembaga Lintas Agama Kelurahan.
LPM, lembaga PKK dan Lembaga Karang Taruna jumlahnya sama 22. Lembaga Amil Zakat Kelurahan
dengan­jumlah kelurahan yang ada di kota Pekanbaru­, karena se­ 23. Lembaga Penyantun Anak Yatim Kelurahan
tiap kelurahan hanya di bolehkan memiliki satu lembaga LPM, 24. Lembaga Usaha Bersama Kelurahan
satu lembaga PKK, dan satu lembaga Karang Taruna. 25. Lembaga Koperasi RT
Selain lembaga kemasyarakatan di atas juga terdapat lem­ 26. Lembaga Koperasi RW
baga kemasyarakatan lainnya, karena pemerintah melalui per­ 27. Lembaga Koperasi Kelurahan
aturan perundang-undangan telah memberikan peluang kepada 28. Lembaga Usaha Wanita Kelurahan
masyarakat untuk membentuk lembaga kemasyarakatan lainnya. 29. Lembaga Pembinaan Usaha Kecil Kelurahan
30. Lembaga Masyarakat Petani Sayur Kelurahan
Beberapa bentuk lembaga kemasyarakatan kelurahan, yakni:
31. Lembaga Perkumpulan Becak Kelurahan
1. Lembaga Keuangan Masyarakat Kelurahan
32. Lembaga Perkumpulan Ojek Kelurahan
2. Lembaga Ekonomi Masyarakat Kelurahan
33. Lembaga Olah Raga Masyarakat Kelurahan
3. Lembaga Pengajian Masyarakat Kelurahan
34. Lembaga Sekolah Sepakbola Kelurahan
4. Lembaga Usaha Masyarakat Kelurahan
35. Lembaga Masyarakat Pengrajin Kerupuk Kelurahan
5. Lembaga Remaja Masjid
36. Lembaga Masyarakat Pengrajin Seni Rotan Kelurahan
6. Lembaga Majelis Taklim
37. Lembaga Masyarakat Pengrajin Seni Kayu Kelurahan
7. Lembaga Pembinaan Seni Pemuda Kelurahan
38. Lembaga Masyarakat Cinta Lingkungan Kelurahan
8. Lembaga Pembinaan Olahraga Pemuda Kelurahan
39. Lembaga Masyarakat Ibu-Ibu Dasawisma Kelurahan.
9. Lembaga Simpan Pinjam Masyarakat Kelurahan
40. Lembaga Pengembangan Keterampilan Pemuda Kelurahan
10. Lembaga Rohani Masyarakat Kelurahan
41. Lembaga Masyarakat Gotongroyong Kelurahan
11. Lembaga Pendidikan Usia Dini Masyarakat Kelurahan
42. Forum Komunikasi RT Kelurahan
12. Lembaga Forum RT/RW Kelurahan
43. Forum Komunikasi Lembaga RW Kelurahan
13. Lembaga Adat Melayu Masyarakat Kelurahan
44. Lembaga Pemuda Cinta Kebersihan Kelurahan
14. Lembaga Arisan ibu-ibu Kelurahan
45. Lembaga Persatuan Remaja Masjid Kelurahan
15. Lembaga Posyandu Kelurahan
46. Lembaga Kerukunan Beragama Kelurahan
128 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 129
Lembaga kemasyarakatan kelurahan yang tersebut di atas Dijelaskan pada Pasal 28 bahwa, dana lembaga kemasyara­
apabila dilihat dari tujuan pembentukannya terdiri atas beberapa katan dapat bersumber dari:
bidang, diantaranya adalah: 1. Swadaya masyarakat.
1. Bidang ekonomi kerakyatan 2. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa.
2. Bidang simpan pinjam 3. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten/Kota
3. Bidang pendidikan dan/atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi.
4. Bidang keagamaan 4. Bantuan pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah
5. Bidang pemberdayaan perempuan Kabupaten/Kota.
6. Bidang kepemudaan 5. Bantuan lain yang sah dan tidak mengikat.
7. Bidang olahraga Ketentuan lebih lanjut lembaga kemasyarakatan diatur de­
8. Bidang seni ngan­peraturan daerah Kabupaten/Kota, dengan memperhatikan
9. Bidang sosial kemasyarakatan kondisi sosial budaya masyarakat. Peraturan daerah Kabupaten ­/
10. Bidang pengembangan SDM Kota sekurang-kurangnya memuat:
11. Bidang pengembangan profesi a. Tata cara pembentukan
12. Bidang lingkungan b. Maksud dan tujuan
Orientasi pembentukan lembaga kemasyarakatan oleh c. Tugas, fungsi dan kewajiban
masya­rakat lebih banyak dibidang pemberdayaan masyarakat dan d. Tata kerja
pengembangan SDM, sedangkan yang berorientasi pada bidang e. Hubungan kerja
ekonomi dan lingkungan masih sedikit atau kurang. f. Sumber dana.
Menurut Pasal 5 (lima) ayat (1) Peraturan mendagri Nomor Lembaga kemasyarakatan lahir untuk memenuhi berbagai
5 Tahun 2007 tentang Pedoman Penataan Lembaga Kemasyara­ bentuk kebutuhan masyarakat. Kebutuhan masyarakat meski
katan bahwa; kegiatan lembaga kemasyarakatan sebagaimana tidak linier cenderung merupakan kebutuhan yang lahir dari
dimaksud dalam pasal 2 ayat (1) ditujukan untuk mempercepat kebutuhan individu sebagai anggotanya. Karena hal tersebut
terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui: membicarakan kebutuhan masyarakat kita juga harus mengurai­
a. Peningkatan pelayanan masyarakat kan beberapa hal mendasar dari kebutuhan individu.(Yuliati dan
b. Peningkatan peran serta masyarakat dalam pembangunan Purnomo, 2003;153)
c. Pengembangan kemitraan Lembaga kemasyarakatan dibentuk untuk memenuhi ber­
d. Pemberdayaan masyarakat, dan bagai kebutuhan masyarakat, baik kebutuhan secara kelompok
e. Pengembangan kegiatan lain sesuai dengan kebutuhan dan maupun secara individu, sehingga keberadaan lembaga kema­
kondisi masyarakat setempat. syarakatan kecenderungannya berorientasi kepada peranan yang

130 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 131
dimainkan lembaga kemasyarakatan itu sendiri dalam memenuhi mem­berikan izin untuk mengadakan musyawarah dan me­
kebutuhannya dari pada berorientasi kepada pencapaian tujuan. ng­instruksikan masyarakat untuk membentuk tim pemben­
ini merupakan salah satu perbedaan antara lembaga kemasyara­ tukan RT, Masyarakat membentuk tim pembentukan RT
katan dengan organisasi yang lebih berorientasi pada pencapaian atas intruksi Lurah, Masyarakat mengirimkan usulan tim
tujuan. pembentukan RT kepada Lurah, Lurah mengeluarkan SK
1. Lembaga Rukun Tetangga Tim Pembentukan RT, Masyarakat mengadakan Musy­
Salah satu lembaga kemasyarakatan yang terdapat di ke­ awarah, yang dihadiri RW dan utusan kelurahan, Tim Pem­
lurahan adalah lembaga Rukun Tetangga, Lembaga Rukun­ bentukan RT mengirimkan hasil musyawarah masyarakat
Terangga menurut Pasal 2 Peraturan Daerah Kota Pekanbaru­ kepada Lurah, Lurah meminta persetujuan Camat untuk
Nomor 12 Tahun 2002 Tentang Rukun Tetangga dan Ru­ mengeluarkan SK, Camat merekomendasikan persetujuan
kun Warga adalah organisasi masyarakat di kelurahan yang pembentukan RT kepada Lurah, Lurah mengeluarkan SK
diakui dan dibina oleh Pemerintah Daerah, oleh karena itu pembentukan lembaga RT. Untuk jelasnya prosedur pener­
lembaga RT merupakan lembaga yang dibentuk dan berasal bitan Surat Keputusan Lurah tentang pembentukan kelem­
dari masyarakat yang berdomisili di suatu lokasi tertentu (di bagaan RT dapat dilihat pada gambar 2.
wilayah RT itu sendiri), sehingga lembaga masyarakat dalam Maksud dan tujuan pembentukan lembaga RT seperti
bentuk RT bukan lembaga pemerintah akan tetapi lembaga diatur dalam Pasal 3 Peraturan Daerah Kota Pekanbaru No­
yang murni milik masyarakat, sehingga pemerintah tidak mor ­12 Tahun 2002 adalah; Bahwa pembentukan lembaga
bisa intervensi terhadap lembaga kemasyaraktan ini. RT memiliki maksud dan tujuan untuk membantu peme­
Pemerintah dalam hal ini hanya bersifat mengakui dan rintah khususnya Lurah dalam memelihara dan melestari­
membina lembaga RT dalam bentuk: kan nilai-nilai yang berkembang dalam kehidupan masyara­
1. Mengeluarkan Surat Keputusan Pembentukan Kelem­ kat dan berorientasi pada rasa kegotongroyongan, tolong
bagaan RT menolong serta di dasarkan rasa kekeluargaan yang sudah
2. Mengeluarkan Surat Keputusan Kepengurusan Lembaga RT sa­ngat berkembang di tengah-tengah masyarakat Indonesia
3. Melakukan berbagai bentuk pembinaan terhadap Lem­ dari dulunya.
baga RT
Pengakuan pemerintah terhadap lembaga kemasyara­
katan berupa legalitas dalam bentuk penerbitan SK Lurah,
dikeluarkan melalui prosedur sebagai berikut; Masyarakat
mengirimkan surat permohonan izin mengadakan musya­
warah pembentukan lembaga RT kepada Lurah, Lurah
132 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 133
Koentjaraningrat (1985:56-57) menyatakan;
Permohonan izin mengadakan musyawarah “konsep gotongroyong yang kita nilai tinggi meru­
warga kepada Lurah pakan suatu konsep yang erat sangkut pautnya dengan
kehidupan rakyat kita sebagai petani dalam masyarakat
Pembentukan tim persiapan lembaga RT agraris. Istilahnya istilah Jawa, tetapi rupa-rupanya tidak
amat tua. Saya pernah bertanya pada ahli bahasa Jawa
Pemberian izin dan intruksi dari lurah kuno dan leksikograf ulung Zoetmulder, tentang soal itu.
Beliau berkata bahwa dalam seluruh kesusasteraan Jawa
kuno maupun Jawa Madya (kakawin, kidung dan seb­
Usulan tim persiapan RT kepada Lurah
againya) sudah pasti tidak ada istilahnya. Rupa-rupanya
juga dalam kesusasteraan Jawa baru (babad, serta dan
Penerbitan SK tim persiapan lembaga RT sebagainya) istilah itu tidak ada. Tidak adanya suatu
istilah dalam kesusateraan, tentu belum berarti bahwa
Musyawarah warga persiapan dalam kenyataan bahasa sehari-hari antara rakyat di de­
pembentukan RT sa-desa, istilah itu juga tidak ada. Hanya saja dari mana
di Jawa itu berasal, tidak jelas lagi. Diberbagai daerah di
Pengiriman hasil musyawarah kepda Lurah Jawa ada istilah-istilah khusus yang berbeda-beda satu
dengan lain. Istilah gotong royong untuk pertama kali
tampak dalam bentuk tulisan dalam karangan-karangan
Lurah meminta persetujuan Camat tentang tentang hukum adat dan juga dalam karangan-karangan
penerbitan SK pembentukan lembaga RT tentang aspek-aspek social dari pertanian (terutama di
Jawa Timur) oleh para ahli pertanian Belanda lulusan
Pemberian rekomendasi oleh Camat Wageningen.’
Lebih lanjut dinyatakan Koentjaraningrat (1985:57)
Penerbitan SK kelembagaan RT tentang gotongroyong, bahwa ;
dalam kehidupan masyarakat desa di Jawa, gotongro­
Gambar 4
yong merupkan system pengerahan tenaga tambahan
Prosedur Penerbitan Surat Keputusan Lurah
Tentang Kelembagaan RT dari luar kalangan keluarga, untuk mengisi kekurangan
tenaga pada masa-masa sibuk dalam lingkaran aktivitas
produksi bercocoktanam di sawah. Untuk keperluan

134 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 135
itu dengan adat sopan santun yang sudah tetap seorang kehidupan bermasyarakat di Indonesia. Seperti dinyatakan
petani meminta beberapa orang lain sedesanya, misal­ saparin (1986;66); “walaupun organisasi RT/RK bukan lem­
nya untuk membantu dalam mempersiapkan sawahnya baga pemerintahan, namun dalam batas-batas tertentu berke­
untuk masa penanaman yang baru (memperbaiki salu­ wajiban memberi bantuan kepada aparatur pemerintahan.”
ran-saluran air dan pematang-pematang, mencangkul, Lembaga RT juga memiliki kewajiban selain dari tugas
membajak, menggaru dan seba­ gainya). Petani tuan dan fungsi yang telah diatur oleh peraturan perundang-un­
rumahnya hanya harus menyediakan makan siang tiap dangan, yakni untuk membantu pemerintah bersama per­
hari kepada teman-temannya yang da­ting membantu angkat pemerintah daerah (kota) dalam menjalankan pemer­
itu, selama pekerjaannya berlangsung. Kompensasi lain intahan daerah (kota), khususnya membantu tugas Lurah.
tidak ada tetapi yang minta bantuan itu harus mengem­ 2. Lembaga Rukun Warga
balikan jasa itu dengan membantu semua petani yang Dalam sistem pemerintahan daerah di Indonesia, kita
diundangnya tadi, tiap saat apabila memerlukan ban­ me­ ngenal adanya lembaga Rukun Warga yang berperan
tuannya. Sejarah konsepnya gotongroyong adalah to­ membantu tugas Lurah, Lembaga Rukun Warga menurut
long menolong, yang mulanya hanya berwujud sebagai Pasal 1 point (j) Peraturan Daerah Kota Pekanbaru Nomor
suatui sistem pengerahan tenaga tambahan pada masa- 12 Tahun 2002 adalah “kumpulan penduduk yang berdiam
masa sibuk pada masa bercocok tanam, sebagai sistem dalam beberapa Rukun Tetangga dalam suatu kelurahan”.
tolong menolong antara tetangga dan kerabat dalam Lembaga RW merupakan lembaga yang dibentuk dan
kesibukan-kesibukan sekitar rumah tangga, waktu ber­ berasal dari masyarakat setempat dalam hal ini adalah kum­
pesta, dan pada peristiwa-perisrtiwa kematian dan ben­ pulan beberapa lembaga RT dalam suatu lokasi tertentu,
cana. Di desa-desa di Jawa, kerjasama tolong menolong lembaga kemasyarakatan ini juga diakui keberadaannya dan
dalam bercocok tanam, seperti itu biasanya dilakukan dibina oleh pemerintah dan pemerintah kota. Oleh karena
antara petani yang memiliki bidang-bidang sawah, yang itu, untuk legitimasi dari keberadaan lembaga RW juga di
berdekatan letaknya, sehingga butuh petani lain untuk terbitkankan Surat Keputusan oleh Pemerintah Kota dalam
membantunya dalam penyelasaikan pekerjaannya. hal ini adalah Surat Keputusan Lurah setelah mendapat per­
Gotongroyong merupakan nilai-nilai untuk bekerjasama setujuan dari Camat, Pengakuan dan pembinaan pemerintah
tanpa adanya kompensasi dalam bentuk upah. Konsekuen­ kota dalam bentuk;
sinya hanya apabila dilain waktu orang lain butuh bantuan­ 1. Mengeluarkan Surat Keputusan tentang kelembagaan RW
nya, maka harus ikhlas pula untuk membantunya pada masa 2. Mengeluarkan Surat Keputusan tentang kepengurusan RW
yang akan datang, oleh karena itu nilai-nilai yang terkan­ 3. Pembinaan oleh Pemerintah Kota terhadap lembaga RW
dung dalam gotongroyong tersebut sangat membantu dalam

136 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 137
Wujud pengakuan pemerintah kota, khususnya pen­
gakuan Lurah terhadap lembaga kemasyarakatan RW dalam Permohonan izin mengadakan musywarah
unsur pengurus RT
bentuk penerbitan Surat Keputusan Lurah tentang kelem­
bagaan RW, prosedur penerbitan SK Lurah tentang Lembaga
RW memiliki beberapa tahapan, yakni; Pemberian izin dan intruksi tim pesiapan
lembaga RW
1. Pembentukan kelembagaan RW, bersama berita acara
rapat dan daftar hadir peserta rapat.
2. Lurah meminta persetujuan dan pengesahan dari Camat Musyawarah pembentukan tim persiapan
Lembaga RW
untuk pembentukan lembaga RW
3. Camat mengeluarkan rekomendasi sebagai bentuk
persetujuan tentang pembentukan lembaga RW kepada Pengiriman hasil musyawarah
Lurah, untuk dijadikan dasar penerbitan SK Lurah
tentang kelembagaan RW.
Penerbitan SK Lurah tentang tim persiapan
4. Lurah menerbitkan SK Tentang Kelembagaan RW. lembaga RW

Prosedur penerbitan Surat Keputusan Lurah tentang Musyawarah pembentukan lembaga RW


Kelembagaan RW dapat dilihat pada gambar berikut.

Pengiriman hasil musyawarah

Lurah meminta persetujuan Camat tentang


penerbitan SK lembaga RW

Rekomendasi Camat untuk penerbitan SK

Penerbitan SK lembaga RW

Gambar 5.
Prosedur Penerbitan SK Lurah Tentang Kelembagaan RW

138 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 139
Sama halnya dengan maksud dan tujuan pembentukan Swadaya masyarakat menurut Pasal 1 Peraturan Daerah­
lembaga RT, maka maksud dan tujuan dari pembentukan Nomor 12 Tahun 2002 adalah; kemampuan dari suatu ke­
lembaga RW juga diatur Pasal 3 Peraturan Daerah Kota lompok masyarakat dengan kesadaran dan inisiatif sendiri
Pekanbaru­Nomor 12 Tahun 2002, maksud dan tujuan pem­ mengadakan ikhtiar ke arah pemenuhan kebutuhan jangka
bentukan lembaga RW adalah; pendek dan jangka panjang yang dirasakan pengelompakkan.­
1. Memelihara dan melestarikan nilai-nilai kehidupan ma­ Pasal di atas menjelaskan swadaya masyarakat meru­
sya­rakat yang berdasarkan kegotongroyongan dan keke­ pakan hal yang sangat utama dalam aktivitas lembaga kema­
luargaan. syarakatan kelurahan. Sehingga lembaga RW harus mampu
2. Meningkatkan kelancaran pelaksanaan tugas pemerin­ meningkatkan swadaya masyarakat setempat, mengingat
tahan, perencanaan dan pelaksanaan pembangunan dan bantuan pemerintah dan bantuan para pedagang dan bantu­
kemasyarakatan. an pihak lainnya dalam aktivitas lembaga RT sangat sedikit.
3. Menghimpun seluruh potensi swadaya masyarakat da­ 3. Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan
lam usaha meningkatkan kesejahteraan. Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan atau
Lembaga RW dibentuk dengan maksud dan tujuan sering disingkat dengan (LPMK) merupakan lembaga peng­
untuk­membantu pemerintah dalam upaya memelihara dan ganti Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa atau yang dike­
melestarikan nilai-nilai kehidupan masyarakat yang berori­ nal dengan disingkatan LKMD, Lembaga Pemberdayaan
entasi pada rasa kegotongroyongan, dan didasarkan pada Masyarakat Kelurahan menurut Pasal 1 point (13) Peraturan
rasa kekeluargaan dari masyarakat setempat, serta untuk Menteri Dalam Negeri Nomor 5 Tahun 2007 tentang Pedo­
membantu pemerintah khususnya lurah dalam upaya me­ man Pembinaan Lembaga Kemasyarakatan adalah “lembaga
ningkatkan kelancaran pelaksanaan tugas pemerintah di­ atau wadah yang dibentuk atas prakarsa masyarakat sebagai
bidang pelayanan pemerintahan, dibidang perencanaan dan mitra Pemerintah Desa dan Lurah dalam menampung dan
pelaksanaan pembangunan, dan dibidang pembinaan dan mewujudkan aspirasi serta kebutuhan masyarakat di bidang
pemberdayaan kemasyarakatan. Maksud dan tujuan dari pembangunan”.
pembentukan lembaga RW juga untuk membantu tugas Lembaga pemberdayaan masyarakat kelurahan diben­
pemerintah khususnya tugas lurah dalam upaya menghim­ tuk atas prakarsa masyarakat setempat melalui musyawarah
pun seluruh potensi swadaya masyarakat dalam mencapai dan mufakat, bukan prakarsa atau keinginan dari pemerintah
kesejahteraan masyarakat setempat, melalui pemberian ber­ atau Lurah, dan keberadaan LPMK ini juga dijadikan seba­
bagai peranan kepada masyarakat baik secara individu mau­ gai mitra kerja Lurah dalam menampung dan mewujudkan
pun secara kelembagaan. berbagai aspirasi serta kebutuhan dari masyarakat setempat
khususnya aspirasi dan keinginan di bidang perencanaan

140 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 141
dan pelaksanaan pembangunan di wilayah kelurahan. Pemberdayaan masyarakat merupakan serangkaian pro­
Pemberdayaan masyarakat menurut Suharto (2005:59- ses pemberian fungsi dan peranan kepada masyarakat secara
60) adalah; “sebuah proses pemberdayaan adalah serangkaian terus menerus dan berkesinambungan, sehingga adanya kese­
kegiatan untuk memperkuat kekuasaan atau keber­da­yaan ke­ imbangan pada masyarakat, baik secara individu maupun
lompok lemah dalam masyarakat, termasuk in­di­­vidu-individu secara kelompok atau kelembagaan masyarakat. Lembaga
yang mengalami masalah kemiskinan.” Suhendra (2006:74) Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan merupakan lembaga
mendefinsikan pemberdayaan sebagai suatu kegiatan yang yang diakui dan dibina oleh pemerintah, pemberian penga­
berkesinambungan, dinamis dan secara sinergis mendorong kuan oleh pemerintah terhadap keberadaan LPMK dengan­
keterlibatan semua potensi, dengan cara ini akan memung­ wujud penerbitan SK oleh Lurah tentang kelembagaan
kinkan terbentuknya masyarakat dinamis LPMK. LPMK juga dibina oleh pemerintah dengan berbagai
Lebih lanjut dinyatakan Suharto (1997:218) ; “penerap­ bentuk pembinaan. Penerbitan SK tentang pembentukan
an pen­dekatan pemberdayaan atau yang disingkat dengan kelembagaan LPMK dengan prosedur sebagai berikut:
5 P, yaitu: Lurah mengundang seluruh Ketua lembaga RW setem­
1. Pemungkinan, yaitu menciptakan suasan atau iklim pat dan tokoh masyarakat kelurahan untuk bersama-sama
yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang mengadakan musyawarah pembentukan lembaga LPM. Se­
secara optimal. te­lah mempelajari dan mempertimbangkan hasil masya­rakat
2. Penguatan, yaitu memperkuat pengetahuan dan ke­ kelurahan setempat, maka Lurah mengeluarkan rekomen­
mam­­puan yang dimiliki masyarakat dalam memecahkan dasikan izin kepada masyarakat untuk mengadakan mu­
masalah dan memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. syawarah masyarakat untuk pembentukan LPMK.
3. Perlindungan, yaitu melindungi masyarakat terutama Musyawarah masyarakat tentang pembentukan LPMK,
kelompok-kelompok lemah agar tidak tertindas oleh dihadiri oleh ketua-ketua lembaga RW, tokoh masyarakat
kelompok kuat menghindari terjadinya persaingan yang setempat, dan utusan dari pemerintah kelurahan sebagai
tidak seimbang (apalagi tidak sehat) antara yang kuat peninjau, Hasil musyawarah masyarakat kelurahan tentang
dan lemah, dan mencegah eksploitasi kelompok kuat pembentukan LPMK dikirimkan kepada Lurah, dilengkapi
terhadap kelompok lemah. dengan berita acara rapat dan daftar hadir peserta rapat.
4. Penyokongan, yaitu memberikan bimbingan dan duku­ Lurah meminta persetujuan penerbitan SK pembentukan
ngan agar masyarakat mampu menjalankan peranan LPM kepada Camat. Setelah mempelajari dan mempertim­
dan tugas-tugas kehidupannya. bangkan usulan Lurah, maka Camat memberikan rekomen­
5. Pemeliharaan, yaitu memelihara kondisi yang kondusif dasi persetujuan penerbitan SK pembentukan LPMK kepada
agar tetap terjadi keseimbangan distribusi kekuasaan Lurah Atas rekomendasi persetujuan Camat, maka Lurah
antara berbagai kelompok dalam masyarakat.” menerbitkan SK pembentukan LPM.
142 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 143
Tahapan penerbitan SK Lurah tentang pembentukan adalah “lembaga kemasyarakatan sebagai mitra kerja peme­
LPM, maka dapat diketahui penerbitan SK Lurah tentang rintah dan organisasi kemasyarakatan lainnya, yang berfung­
LPM memiliki tahapan yang telah diamanah peraturan pe­ si sebagai fasilitator, perencana, pelaksana, pengendali dan
rundang-undangan. Untuk mengetahui lebih jelas tentang penggerak pada masing-masing jenjang pemerintahan untuk
prosedur penerbitan SK Lurah tentang kelembagaan LPM terlaksananya program PKK”.
kota Pekanbaru, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Lembaga PKK Kelurahan dibentuk dari prakarsa masya­
gambar berikut ini; rakat dan oleh masyarakat yang ada di wilayah kelurahan
berdasarkan musyawarah dan mufakat masyarakat setem­
pat, dan juga bukan prakarsa dan keinginan dari lembaga
Pertemuan Lurah dengan ketua RW
pemerintah atau Lurah, akan tetapi merupakan hasil dari
musyawarah dan mufakat masyarakat setempat, sehingga
Musyawarah warga pembentukan LPMK lembaga PKK kelurahan juga dijadikan sebagai mitra kerja
Lurah yang khususnya berorientasi sebagai fasilitator, peren­
Pengiriman hasil musyawarah cana, pelaksana dan pengendali dan penggerak untuk terlak­
kepada Lurah sananya program-program pemberdayaan dan kesejahteraan
keluarga pada masing-masing jenjang pemerintahan, khu­
Lurah minta persetujuan Camat susnya pemerintah kelurahan.
Kelembagaan PKK kelurahan mendapatkan pengakuan
atau legalitas dari pemerintah dalam bentuk penerbitan SK
Pemberian rekomendasi Camat tentang
pembentukan LPMK Lurah tentang pembentukan lembaga PKK, dan disam­ping
pengakuan pemerintah terhadap keberadaan lembaga PKK,
maka lembaga PKK juga harus dibina oleh pemerintah,
Penerbitan SK Lurah tentang LPMK pemerintah provinsi, dan pemerintah kota khususnya Lurah
setempat, dalam bentuk pembinaan kelembagaan dan akti­
Gambar 6.
Prosedur Penerbitan SK Lurah Tentang Kelembagaan LPMK
vitasnya.
Keluarga menurut Sri Sumarsih (2000:85) adalah;
4. Lembaga Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga “unit terkecil dalam masyarakat, merupakan satu
Lembaga Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga atau kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat.
yang sering disingkat dengan PKK menurut Pasal 1 point Kondisi masyarakat merefleksikan kondisi keluarga-
(11) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 5 Tahun 2007 keluarga dalam masyarakat itu. Pepatah mengatakan

144 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 145
keluarga adalah jangkar masyarakat, ini berarti bahwa­ ko­mendasikan izin pelaksanaan musyawarah kepada
kegoncangan dan keterpurukan masyarakat akan meng­­­ masyarakat untuk pembentukan lembaga PKK kelu­rah­
guncangkan kehidupan keluarga. Pada gilirannya kon­­disi an setempat.
yang memburuk dari keluarga-keluarga akan berdam­ 3. Masyarakat kelurahan khususnya ibu-ibu mengadakan
pak negatif terhadap terhadap kesejahteraan masyara­ musyawarah dan mufakat secara bersama tentang pem­
kat. Oleh sebab itu untuk mewujudkan masya­rakat se­ bentukan lembaga PKK, yang dihadiri oleh tokoh-tokoh
jahtera perlu dilaksanakan upaya-upaya peningkatan masyarakat kelurahan dan utusan dari pemerintah ke­
kesejahteraan keluarga secara konsisten dan berlanjut.” lurahan sebagai peninjau.
4. Hasil musyawarah dan mufakat masyarakat tentang
Lebih lanjut dinyatakan Sri Soemarsih (2000:77); “gera­
pembentukan lembaga PKK kelurahan dikirimkan ke­
kan PKK merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pem­
pada Lurah setempat dengan menyertakan berita acara
bangunan kemasyarakatan, sasaran PKK adalah keluarga­di
musyawarah dan daftar hadir peserta musyawarah.
pedesaan dan di perkotaan yang masih serba ketinggalan, masih
5. Lurah meminta rekomendasi persetujuan penerbitan
berkutat memenuhi kebutuhan dasar. Oleh sebab itu segmen
SK tentang izin pembentukan lembaga PKK kelurahan
PKK adalah ibu-ibu rumah tangga yang masih harus dibantu
kepada Camat atas nama Walikota.
dengan penjelasan dan contoh serta ajakan untuk melak­
6. Setelah mempelajari dan mempertimbangkan usulan
sanakan upaya-upaya peningkatan kesejahteraan keluarga.
Lurah, Camat merekomendasikan izin persetujuan pem­
Oleh karena itu, lembaga PKK gerakan nasional dalam
bentukan lembaga PKK kelurahan kepada Lurah.
pembangunan masyarakat yang tumbuh dari bawah, yang
7. Atas rekomendasi izin persetujan dari Camat, maka
pengelolaannya dari, oleh dan untuk masyarakat menuju
Lurah menerbitkan SK pembentukan kelembagaan PKK.
terwujudnya keluarga yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berahklak mulia dan berbudi luhur, Prosedur penerbitan SK Lurah tentang kelembagaan
sehat sejahtera, maju dan mandiri, kesetaraan dan keadilan PKK dapat dilihat pada gambar 7.
gender serta kesadaran hukum dan lingkungan.
Prosedur pembentukan lembaga PKK kelurahan adalah
sebagai berikut:
1. Lurah mengundang Ibu-Ibu ketua lembaga RW dan
to­koh masyarakat setempat untuk mengadakan rapat
pem­­bentukan lembaga PKK Kelurahan.
2. Setelah mempelajari dan mempertimbangkan hasil
musyawarah masyarakat setempat, maka Lurah mere­

146 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 147
“pemuda identik dengan pemberontak; berani tapi
Pertemuan Lurah dengan ibu­ibu pendek akal, dinamik tapi seringkali hantam kromo;
Kelurahan
Penuh gairah akan tetapi seringkali berbuat yang an­
eh-aneh. Pendek kata pemuda dan kepemudaan sama
Musyawarah pembentukan lembaga PKK dengan­romatik, masa yang menarik tetapi juga perlu di­
kasihani, setidak-tidaknya dari kacamata orang dewasa.
Pengiriman hasil musyawarah kepada
Makna kepemudaan dalam rangka penglihatan di atas
Camat untuk meminta persetujuan terletak dalam suatu kerangka pemikiran dalam susunan
kosmos yang statis, yang beku. Kepemudaan merupakan
suatu fase perkembangan dalam periode pertumbuhan
Pemberian rekomendasi oleh Camat biologis seseorang yang bersifat seketika, dan sekali wak­
tu akan hilang dengan sendirinya sejalan dengan bio­
Penerbitan SK Lurah tentang lembaga logis itu sendiri. Manusia tidak dapat melawan proses
PKK Kelurahan ketuaan. Dan keanehan-keanehan masa muda akan
menghilang secara pasti, merayap dan akan dilalap oleh
Gambar 7.
lipatan-lipatan masa. Muncul berbagai permasalahan
Prosedur Penerbitan SK LurahTentang Kelembagaan PKK
dan persoalan frustasi dan kecemasan pemuda karena
5. Lembaga Karang Taruna keinginan-keinginan mereka tidak sejalan dengan ke­
Lembaga Karang Taruna menurut pasal 1 point (14) Per­ nyataan (keinginan generasi tua). Dalam hubungan ini
a­turan Menteri Dalam Negeri Nomor 5 Tahun 2007 adalah kemungkinan muncul konflik dalam berbagai bentuk
“lembaga kemasyarakatan yang merupakan wadah pengem­ protes, baik yang terbuka maupun yang terselubung.
bangan generasi muda yang tumbuh dan berkembang atas Dalam istilah yang lebih kontemporer, gejala bergejo­
dasar kesadaran dan rasa tanggungjawab sosial, oleh dan laknya pemuda disebut dengan gerakan mencari iden­
untuk masyarakat terutama generasi muda di Desa/Kelura­ titas pemuda.”
han atau komunitas adat sederajat dan terutama bergerak Pendapat lainnya dinyatakan Kurniadi (1987:12);
dibidang usaha kesejahteraan sosial, yang secara fungsional “Pemuda, nama untuk orang-orang yang berusia
dibina dan dikembangkan oleh Departemen Sosial”. muda. Dalam kehidupan manusia, pemuda merupakan
Berdasarkan pendekatan-pendekatan dari segi pedago­ bagian dari suatu masyarakat denganusia dan fungsi
gis dan psikologis, menurut Tilaar dalam Kurniadi (1987:17) strategis. Mereka menjadi sasaran bujuk rayu ide-ide
adalah; Timur atau Barat, positif maupun negatif, menjadi

148 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 149
rebut­an berbagai unsur kebudayaan baru yang menjan­ sya­warah pembentukan lembaga Karang Taruna Kelurahan,
jikan berbagai kecemerlangan masa depan. Pemuda dan yang juga dihadiri oleh tokoh masyarakat setempat, Lurah
kaum muda merupakan asset nasional yang potensial menerbitkan rekomendasi izin kepada masyarakat untuk
bagi pembangunan bangsa, sekligus juga beban untuk melaksanakan musyawarah pembentukan lembaga Karang
masyarakatnya, yang harus memikirkan berbagai kebu­ Taruna kelurahan, Masyarakat kelurahan khususnya pe­muda
tuhan mereka disektor pendidikan, rekreasi dan juga dan remaja mengadakan musyawarah pembentukan lem­baga
lapangan pekerjaan.Pemuda dan kaum muda dipenghu­ Karang Taruna Kelurahan, yang juga dihadiri oleh tokoh ma­
jung abad ke 20, memang dihadapkan kepada berbagai syarakat setempat dan utusan kelurahan sebagai peninjau.
permasalahan besar, apakah itu berbentuk kesempatan Hasil musyawarah masyarakat tentang pembentuk­an lem­
hidup layak, ataukah pada masalah-masalah diskrimi­ baga Karang Taruna Kelurahan dikirimkan kepada Lurah,
nasi sosial dan rasial, masalah perlombaan senjata, dengan menyertakan berita acara musyawarah dan daftar
masalah kemiskinan, masalah politik kolonialisme dan hadir peserta musyawarah.
imperialisme, dan ini yang melatarbelakangi mengapa Setelah mempelajari dan mempertimbangkan hasil mu­
anak-anak muda di berbagai belahan dunia muncul se­ syawarah masyarakat, Lurah meminta pertimbangan Camat­
bagai pemberang.” untuk menerbitkan SK pembentukan lembaga Karang Ta­
runa kelurahan. Camat merekomendasikan kepada Lurah
Pembinaan terhadap pemuda perlu dilakukan, dengan
tentang persetujuan pembentukan lembaga Karang Taruna
membentuk lembaga-lembaga kepemudaan. Lembaga Ka­
kelurahan. Lurah menerbitkan SK tentang Pembentukan
rang Taruna Kelurahan juga dibentuk atas dasar aspirasi
Lembaga Karang Taruna.
masyarakat setempat, dan dijadikan sebagai wadah untuk
Prosedur penerbitan SK. Lurah tentang pembentukan
pengembangan generasi muda yang tumbuh dan berkem­
lembaga Karang Taruna dapat dilihat pada gambar berikut ini.
bang atas dasar kesadaran dan rasa tanggungjawab sosial,
yang berorientasi pada pembinaan generasi muda di tingkat
kelurahan. Kelembagaan Karang Taruna juga mendapat­
kan pengakuan dari pemerintah, dalam bentuk penerbitan
SK Lurah tentang Kelembagaan Karang Taruna Kelurahan,
dan lembaga Karang Taruna Kelurahan juga wajib untuk
mendapatkan pembinaan dari pemerintah khususnya Lurah.
Prosedur penerbitan SK Lurah tentang Kelembagaan
Karang Taruna kelurahan adalah sebagai berikut; Lurah
mengundang pemuda dan remaja untuk mengadakan mu­

150 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 151
Peluang yang diberikan oleh pemerintah kepada unsur­
Pertemuan Lurah dengan pemuda dan remaja masyarakat setempat, secara realita sebagian besar kelurah­
an-kelurahan di Kota Pekanbaru telah memanfaatkan pelu­
ang yang diberikan pemerintah, dan dimanfaatkan oleh
Musyawarah pembentukan lembaga Karang
Taruna Kelurahan masyarakat setempat dengan membentuk lembaga kema­
syarakatan kelurahan yang disesuaikan dengan kebutuhan
dari lembaga dan masyarakat setempat, lembaga kemasyara­
Pengiriman hasil musyawarah kepada Camat
untuk meminta persetujauan katan kelurahan (lainnya) bergerak pada berbagai bidang,
ada yang bergerak dibidang, pendidikan, ekonomi kerak­
yatan, usaha masyarakat, keagaamaan, profesi, budaya, pe­
Pemberian rekomendasi persetujuan Camat
ngem­bangan SDM, dan bidang-bidang lainnya.
Berdasarkan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004,
Penerbitan SK Lurah tentang lembaga Karang
Taruna Kelurahan
Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 2005, dan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 5 Tahun 2007 di tingkat ke­
Gambar 8. lurahan dapat dibentuk lembaga lainnya. Lembaga Kema­
Prosedur Penerbitan SK Lurah Tentang Pembentukan syarakatan Kelurahan (lainnya) menurut Peraturan Menteri­
Lembaga Karang Taruna kelurahan Dalam Negeri Nomor 5 Tahun 2007, adalah: lembaga kema­
6. Lembaga Kemasyarakatan Kelurahan (Lainnya) syarakatan yang dibentuk oleh masyarakat setempat selain
Selain lembaga kemasyarakatan kelurahan yang telah dari lembaga yang telah ada seperti lembaga RT, RW, LPMK,
disebutkan, diberikan peluang kepada masyarakat kelurahan PKK, dan Karang Taruna kelurahan, dengan tujuan untuk
untuk membentuk lembaga kemasyarakatan (lainnya), yang membantu Lurah dalam bidang yang sesuai dengan kebutu­
dibentuk berdasarkan kebutuhan dari lembaga masya­rakat itu han pembentukan lembaga kemasyarakatan kelurahan terse­
sendiri, dan proses pembentukannya juga mengacu pada Per­ but, yakni membantu pemerintah dalam pelayanan bidang
aturan Menteri Dalam Negeri Nomor 5 Tahun 2007. Menu­ pemerintahan, pelayanan bidang pembangunan dan pelaya­
rut Widjaja (2003:113) bahwa; sesuai dengan ketentuan yang nan bidang kemasyarakatan.
baru, maka masyarakat desa dan kelurahan memiliki kele­ Lembaga Kemasyarakatan kelurahan (lainnya) diben­
luasaan membentuk atau menata lembaga kemasyarakatan tuk atas inisiatif dan prakarsa dari masyarakat setempat dan
yang sudah ada sesuai dengan kebutuhan berdasarkan musy­ bukan prakarsa atau keinginan dari pemerintah setempat,
awarah dan mufakat dengan mengacu kepada peraturan desa lembaga kemasyarakatan kelurahan (lainnya) juga diakui
bagi masyarakat desa dan peraturan daerah bagi kelurahan. dan oleh pemerintah dalam hal ini Lurah setempat, bentuk

152 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 153
pengakuan dari pemerintah terhadap lembaga kemasyara­ mengadakan musyawarah warga kelurahan untuk pem­
katan kelurahan (lainnya) ini dalam bentuk SK yang dike­ bentukan lembaga kemasyarakatan kelurahan (lainnya).
luarkan oleh pemerintah yang dalam hal ini Lurah tentang 3. Masyarakat mengadakan musyawarah warga untuk
pembentukan lembaga kemasyarakatan kelurahan (lainnya). pem­bentukan lembaga kemasyarakatan (lainnya), dan
Selain diakui keberadaannya oleh pemerintah khusus­ dihadiri oleh tokoh masyarakat, serta utusan dari peme­
nya Lurah, lembaga kemasyarakatan kelurahan (lainnya) rintah kelurahan sebagai peninjau.
juga mendapatkan berbagai bentuk pembinaan dari peme­ 4. Hasil Musyawarah warga kelurahan tentang pem­ben­
rinntah, pemerintah provinsi, pemerintah kota, Camat dan tukan lembaga kemasyarakatan kelurahan (lainnya) di­
Lurah, dan unsur-unsur pembina lainnya, baik pembinaan kirimkan kepada Lurah, beserta berita acara hasil musya­
dalam bentuk pengembangan kelembagaan maupun pembi­ warah dan daftar hadir peserta musyawarah warga.
naan terhadap berbagai aktivitas dari lembaga kemasyaraka­ 5. Setelah mempelajari dan mempertingkan hasil musya­
tan kelurahan (lainnya), dan pemerintah wajib melakukan warah warga kelurahan, Lurah meminta per­­ setujuan
pembinaan terhadap lembaga kemasyarakatan kelurahan Camat untuk pendirian lembaga kemasyarakatan kelu­
(lainnya). Pemerintah juga melakukan proses pengawasan rahan (lainnya).
terhadap lembaga kemasyarakatan kelurahan (lainnya), baik 6. Camat merekomendasikan izin penerbitan SK tentang
pengawasan terhadap kelembagaan maupun pengawasan pembentukan lembaga kemasyarakatan kelurahan
terhadap seluruh aktivitas lembaga kemsayarakatan kelura­ (lainnya).
han (lainnya) tersebut. 7. Atas dasar rekomendasi izin camat, Lurah menerbitkan
Wujud pengakuan dari pemerintah terhadap lembaga SK. Pembentukan lembaga kemasyarakatan kelurahan
kemasyarakatan kelurahan (lainnya) adalah dalam bentuk (lainnya).
penerbitan SK. Lurah tentang Kelembagaan, prosedur pener­ Pemuka Masyarakat menurut Yohanes Amir (1992;52)
bitan SK Lurah tentang lembaga kemasyarakatan kelurahan­ memilik cirri-ciri sebagai berikut:
(lainnya) adalah sebagai berikut: 1. seseorang yang kondisi sosial ekonominya berada di atas
1. Pengiriman surat pemberitahuan dari masyarakat te­ rata-rata kondisi sosial ekonomi masyarakatnya,
pat panitia pembentukan lembaga kemasyarakatan 2. seseorang warga yang kepadanya banyak harapan yang
ke­
lu­
rahan kepada Lurah untuk mengadakan musya­ ditumpangkan oleh warga,
warah warga kelurahan tentang pembentukan lembaga 3. orang yang menyediakan waktunya yang cukup banyak
kemasya­­rakatan kelurahan (lainnya). untuk melakukan interaksi social dengan warganya,
2. Atas dasar surat pemberitahuan dari masayarakat ke­ 4. seseorang warga pedesaan yang dapat berperan dalam
lurahan, Lurah mengirimkan surat rekomendasi izin kehidupan masyarakat pedesaan melebihi atau lebih

154 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 155
besar dari kapasitas posisi kemasyarakatannya.
5. warga yang memperlihatkan sikap pioneer dan berhasil
dalam salah satu bidang kehidupan langsung ditengah
kehidupan masyarakat pedesaan,
BAB VII
6. “ke-sepuh-an” seseorang dalam suatu bidang tertentu.
Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa STRUKTUR
prosedur penerbitan SK Lurah tentang pembentukan lem­ LEMBAGA KEMASYARAKATAN
baga kemasyarakatan kelurahan (lainnya) memiliki tahapan-
tahapan, untuk jelas tentang proses pembentukan lembaga
kemasyarakatan kelurahan dapat dilihat pada gambar beri­
kut ini.
Lembaga kemasyarakatan kelurahan juga memiliki struktur
Pertemuan Lurah dengan masyarakat kelembagaan sendiri yang ditetapkan oleh peraturan perundang-
Kelurahan undangan, struktur organisasi menurut Robbins (1994:6) adalah;
“merupakan proses menetapkan bagaimana tugas akan dibagi,
Musyawarah pembentukan lembaga siapa melapor kepada siapa, dan mekanisme koordinasi yang for­
kemasyarakatan Kelurahan (lainnya)
mal serta pola interaksi yang akan diikuti.” Sufian (1995:193)
menyatakan bahwa; “struktur organisasi akan nampak menjadi
Pengiriman hasil musyawarah kepada
jelas dan tegas akan nampak apabila digambar dalam bagan or­
Camat untuk meminta persetujuan
ganisasi.”

Pemberian rekomendasi oleh Camat Struktur organisasi berisikan sekurang-kurangnya tentang


bagan organisasi/kelembagaan, gambatan pekerjaan (jod de-
scriptions), dan uraian tugas dari bagian-bagian organisasi terse­
Penerbitan SK Lurah tentang lembaga
but, sehingga struktur organisasi/kelembagaan akan membantu
Kemayarakatan Kelurahan (lainnya)
dalam pembagian tugas. Lembaga kemasyarakatan kelurahan
Gambar 9. yang dibentuk oleh masyarakat setempat, dan pengurusnya ha­
Prosedur Penerbitan SK Lurah Tentang Pembentukan rus berasal dari masyarakat setempat yang berdomisili di wilayah
Lembaga Kemasyarakatan Kelurahan (Lainnya)
kelu­rahan tersebut, lembaga kemasyarakatan kelurahan memiliki
struktur kelembagaan masyarakat yang berbeda-beda satu sama
lainnya, karena disesuaikan dengan kebutuhan.

156 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 157
A. Struktur Lembaga Rukun Tetangga Dalam implementasinya dijumpai masih ada lembaga RT
Lembaga Rukun Tetangga sebagai salah satu lembaga kema­ yang struktur organisasinya belum sesuai dengan ketentuan, hal
syarakatan kelurahan memiliki terdiri dari: ini dikarenakan pengurus lembaga RT setempat tidak mengeta­
1. Ketua hui adanya Peraturan Daerah dijadikan dasar dalam penyusunan
2. Sekretaris struktur kelembagaan RT.
3. Bendahara
4. Seksi-seksi, terdiri dari: B. Struktur Lembaga Rukun Warga

Seksi Pemuda dan Olahraga, Seksi K3 dan Gotong Royong, Selain lembaga RT, pada tingkat kelurahan juga terdapat
Seksi Sosial Kemasyarakatan dan Keagamaan, Seksi Pemberday­ lembaga kemasyarakatan kelurahan lainnya yakni lembaga RW,
aan Wanita dan PKK, dan Seksi Keamanan. Pembentukan seksi Struktur kelembagaan RW yang ada di Kota Pekanbaru Provin­
pada struktur kelembagaan RT disesuaikan dengan kebutuhan, si Riau disusun berdasarkan pasal 3 Peraturan Daerah Kota
secara struktur kelembagaan minimal memiliki lima seksi yakni Pekanbaru­Nomor 12 tahun 2002 tentang Rukun Tetangga dan
seksi pemuda dan olahraga, K3 dan Gotongroyong, Sosial kema­ Rukun Warga, untuk lebih jelasnya tentang struktur dari lembaga
syarakatan dan keagamaan, pemberdayaan wanita dan PKK serta kemasyarakatan RW terdiri dari:
seksi keamanan. Contoh Struktur kelembagaan RT dapat dilihat 1. Ketua
pada gambar berikut. 2. Sekretaris
3. Bendahara

Ketua Struktur kelembagaan RW tidak memiliki seksi-seksi se­


perti lembaga RT, struktur lembaga RW hanya terdiri dari ketua,
sekretaris, dan bendahara, karena lembaga RW sifatnya tidak
melayani masyarakat secara langsung, akan tetapi hanya meng­
Bendahara Sekretari koordinir lembaga RT yang ada di wilayah RW itu sendiri, untuk
s lebih jelasnya tentang struktur kelembagaan RW ini dapat lihat
gambar berikut.
Seksi Seksi K3 Seksi Sosial Seksi Pem Seksi
Pemuda dan Kemasyara berdayaan Keama
dan Gotong katan dan Wanita nan
Olahraga Royong Agama dan PKK

Gambar 10. Contoh Bagan Kelembagaan RT

158 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 159
dan substansi bidang tidak ditentukan, sehingga bisa menyesuai­
Ketua kan dengan kebutuhan. Untuk jelasnya lihat gambar 12.

Ketua

Bendahara Sekretaris

.
Sekretaris Bendahara
Gambar 11.
Contoh Bagan Kelembagaan Rukun Warga

Dalam implementasinya, masih dijumpai adanya lembaga


RW yang belum menyusun struktur lembaga RW sesuai dengan Bidang Bidang Bidang Bidang
ketentuan yang ada pada peraturan daerah. Hal ini pada umum­
nya karena pengurus lembaga RW masih ada yang belum pernah
Gambar 12.
diberikan sosialisasi terhadap peraturan daerah tentang lembaga Contoh Bagan Kelembagaan LPM Kelurahan
RT dan RW.

D. Struktur Lembaga Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga


C. Struktur Lembaga Pemberdayaan Masyarakat
Salah satu lembaga kemasyarakatan kelurahan adalah lem­
Lembaga Pemberdayaan Masyarakat berorientasi pada peren­
baga Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluraga, Struktur kelem­
canaan dan pelaksanaan pembangunan, LPM pengganti lembaga
bagaan PKK menurut pasal 20 ayat (1) Peraturan Menteri Dalam
kemasyarakatan sebelumnya LKMD, dan LKMD sebagai peng­
Negeri Nomor 5 Tahun 2007 terdiri dari:
ganti Lembaga Sosial Desa. Menurut Pasal 20 ayat (1) Peraturan
1. Ketua
Menteri Dalam Negeri struktur kelembagaan LPM terdiri dari:
2. Sekretaris
1. Ketua
3. Bendahara
2. Sekretaris
4. Bidang-bidang sesuai kebutuhan.
3. Bendahara
4. Bidang-Bidang lainnya Struktur kelembagaan PKK terdiri dari ketua, sekretaris,
bendahara, dan kelompok kerja (Pokja), Pokja tidak ditentukan
Struktur kelembagaan LPM terdiri dari; satu orang ketua,
jumlahnya, disusun sesuai kebutuhan, untuk jelasnya dapat dili­
satu orang sekretaris, satu orang bendahara, dan dibantu beber­
hat gambar berikut.
apa bidang sesuai dengan kebutuhan, sedangkan jumlah bidang

160 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 161
seksi jika dibutuhkan secara kelembagaan, dan dari sisi jumlah
Ketua ditentukan. Berdasarkan uraian di atas, diketahui bidang-bidang
Badan Wakil struktur kelembagaan Karang Taruna, untuk jelasnya lihat gam­
Fasilitator
Penyantun Ketua
bar berikut,
I.
II.
III. Ketua

Sekretaris Bendahara
Sekretaris Bendahara

POKJA I POKJA II POKJA III POKJA IV


Ketua Ketua - Ketua - Ketua Bidang Bidang Bidang Bidang
Wakil Wakil - Wakil - Wakil I II III IV
Ketua Ketua Ketua Ketua
Sekretaris Sekretaris - Sekretaris - Sekretaris
Anggota : Anggota : - Anggota : - Anggota Gambar 14.
1. 1. 1. 1.
Contoh Bagan Kelembagaan Karang Taruna
2. 2. 2. 2.
3. 3. 3. 3.
4. 4. 4. 4. Struktur kelembagaan Karang Taruna pada umumnya telah
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, hal
Gambar 13. ini dikarenakan pengurus lembaga Karang Taruna telah diberikan
Contoh Bagan Kelembagaan PKK Kelurahan
sosialisasi terhadap Peraturan Menteri dalam Negeri tersebut, se­
hingga dalam penyusunan struktur kelembagaan Karang Taruna
E. Struktur Lembaga Karang Taruna pengurus telah berpdemoan kepada peraturan perundang-un­
Struktur kelembagaan Karang Taruna Kelurahan menurut dangtan tersebut.
pasal 20 ayat (1) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 5
Tahun 2007, dari sisi jumlah seksi tidak ditentukan tergantung F. Struktur Lembaga Kemasyarakatan Kelurahan (lainnya)
kebutuhan Karang Taruna dan kebutuhan dari masyarakat ke­ Struktur kelembagaan lembaga kemasyarakatan kelurahan
lurahan khususnya kebutuhan pemuda dan remaja yang terdiri (lainnya) diatur menurut Pasal 20 ayat (1) Peraturan Menteri
dari: Ketua, Sekretaris, dan bendahara, bidang-bidang disesuai­ Dalam Negeri Nomor 5 Tahun 2007 Tentang Pedoman Pengelo­
kan dengan kebutuhan. Struktur kelembagaan Karang Taruna laan Lembaga Kemasyarakatan, yang menyatakan bahwa:
memiliki Ketua, Sekretaris, dan Bendahara, ditambah seksi-

162 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 163
Kepengurusan lembaga kemasyarakatan terdiri dari: (lain­nya) yang ada di Kota Pekanbaru, dari sisi struktur kelem­
1. Ketua bagaannya masih belum mengacu pada ketentuan yang ada pada
2. Sekretaris peraturan perundang-undangan yang berlaku, hal ini disebabkan
3. Bendahara karena sebagian besar pengurus lembaga kemasyarakatan kelu­
4. Bidang-bidang lainnya. rahan (lainnya) belum pernah diberikan sosialisasi terhadap Per­
aturan Menteri Dalam Negeri 5 Tahun 2007 tentang Pedoman
Dari sisi jumlah bidang-bidang yang ada pada Struktur
Pengelolaan lembaga Kemasyarakatan.
kelembagaan masyarakat kelurahan (lainnya) tidak diatur dalam
peraturan perundang-undangan, oleh karena itu bidang-bidang Oleh karena itu, dinyatakan bahwa dari sisi struktur
yang ada pada struktur lembaga kemasyarakatan kelurahan, baik lembaga kemasyarakatan kelurahan, hanya LPMK, lembaga PKK
dari sisi jumlah maupun dari substansi bidang-bidang tersebut kelurahan, dan lembaga Karang Taruna yang telah sesuai dengan­
disusun berdasarkan pada kebutuhan yang ada dari lembaga ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Se­
dan kemasyrakatan kelurahan setempat. Untuk lebih jelasnya dang­kan lembaga RT, lembaga RW, dan lembaga kemasyarakatan
me­ngeanai struktur kelembagaan masyakat kelurahan tersebut kelurahan (lainnya) masih belum seluruhnya memiliki struktur
dapat dilihat pada gambar berikut. kelembagaan yang sesuai dengan ketentuan peraturan perun­
dang-undangan yang berlaku, dan juga belum seluruh pengurus
lembaga kemasyarakatan kelurahan yang telah diberikan sosial­
Ketua isasi terhadap Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 5 Tahun
2007 dan Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2002 tentang Lem­
baga RT dan RW.
Sekretaris Bendahara

Bidang/ Bidang/ Bidang/ Bidang/


Seksi Seksi Seksi Seksi

Gambar 15.
Contoh Bagan Kelembagaan Lembaga Kelurahan Lainnya

Berdasarkan hasil observasi penelitian dapat diketahui


bahwa sebagian besar dari lembaga kemasyarakatan kelurahan

164 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 165
BAB VIII

KEANGGOTAAN LEMBAGA
KEMASYARAKATAN

A. Keanggotaan Lembaga Rukun Tetangga


Kelembagaan Rukun Tetangga memiliki pengurus dan ke­
anggotaan, keanggotaan lembaga RT diatur dalam pasal 6 Pera­
turan Daerah Kota Pekanbaru Nomor 12 Tahun 2002, yang ber­
bunyi: anggota RT adalah penduduk setempat yang terdaftar
da­lam Kartu Keluarga.
Berdasarkan pasal di atas dapat diartikan bahwa orang-orang
yang dapat menjadi anggota lembaga RT ialah orang-orang yang
merupakan penduduk setempat atau orang yang berdomisili di
wilayah lembaga RT setempat yang terdaftar dalam adminidtrasi
RT dan ditandai dengan Kartu Keluarga. Persyaratan menjadi
ketua dan pengurus lembaga RT diatur dalam pasal 6 Peraturan
Walikota Pekanbaru Nomor 18 a Tahun 2008 Tentang Pedoman
Pemilihan, Pengangkatan dan Pengukuhan Rukun Tetangga dan
Rukun Warga, yang berbunyi:
Persyaratan Calon Ketua RT terdiri dari:
1) Persyaratan umum, meliputi:
a. Warga Negara Indonesia
b. Terdaftar dalam Kartu Keluarga

166 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 167
c. Berusia minimal 25 tahun dan maksimal 60 tahun pada ada masyarakat penyewa yang tinggal di lingkungan RT tersebut
saat pemilihan dan ditandai dengan alat bukti kelahiran, sudah lebih lima tahun.
seperti ijazah, akte kelahiran, dan lain-lain. Pembentukan Pengurus RT dilakukan melalui dua jalur, per­
d. Atau telah pernah menikah dibuktikan dengan surat tama, jalur pemilihan langsung oleh warga lembaga RT setem­
nikah. pat khusus persyaratan pemilihan ketua lembaga RT, dan jalur
2) Persyaratan khusus, meliputi: penunjukkan oleh Ketua lembaga RT terpilih untuk pengurus
a. Bertaqwa pada Tuhan Yang Maha Esa (Beragama) lainnya, seperti sekretaris, bendahara, dan anggota seksi.
b. Setia dan taat kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar
Proses pemilihan ketua lembaga RT terdiri beberapa taha­
1945, Negara Kesatuan dan Pemerintah Republik Indo­
pan, yakni;
nesia.
1. Lurah mengirimkan surat pemberitahuan kepada lembaga
c. Berkelakuan baik, jujur, adil, cerdas, dan berwibawa RT tentang telah berakhirnya masa jabatan kepengurusan
d. Tidak dicabut hak pilihnya berdasarkan keputusan lembaga RT, dan segera untuk membentuk kepengurusan
peng­­adilan yang mempunyai kekuatan hukum tetap. lem­baga RT yang baru dengan membentuk tim pemilihan
e. Sehat jasmani dan rohani ke­tua lembaga RT.
f. Dapat membaca dan menulis Aksara latin. 2. Menindaklanjuti surat Lurah tersebut, maka masyarakat
g. Telah bertempat tinggal tetap sekurang-kurangnya 5 lembaga RT membentuk panitia pemilihan ketua lembaga
(lima) tahun dengan tidak terputus-putus dan memiliki RT yang bertugas untuk melaksanakan proses pemilihan
rumah milik sendiri. ketua lembaga RT, mulai dari proses pemilihan, pengangka­
Persyaratan untuk menjadi calon ketua lembaga RT dibagi tan sampai pada proses pengukuhan pengurus lembaga RT.
menjadi dua bagian, yakni persyaratan umum dan persyaratan 3. Pengiriman nama-nama panitia pemilihan ketua RT kepada
khusus. Persyaratan umum diantaranya warga negara Indonesia­ Lurah, sesuai dengan hasil musyawarah warga.
(WNI), terdaftar pada Kartu Keluarga setempat, dan telah beru­ 4. Setelah mempelajari dan mempertimbangkan usulan hasil
musyawarah warga lembaga RT, maka Lurah menerbitkan
sia minimal 25 tahun dan maksimal 60 tahun atau berstatus su­
SK Lurah tentang Panitia Pemilihan ketua lembaga RT
dah menikah, sedangkan persyaratan khusus diantaranya beraga­
5. Panitia pemilihan Ketua lembaga RT mengadakan musya­
ma, berkelakuan baik, sehat jasmani dan rohani, dapat membaca
warah warga untuk menyusun tata tertib pemilihan ketua
dan menulis aksara latin, serta telah berdomisili selama 5 tahun
lembaga RT.
tidak terputus-putus di wilayah lembaga RT setempat, dan me­
6. Proses penjaringan nama-nama bakal calon ketua lembaga
miliki rumah sendiri. Persyaratan memiliki rumah sendiri banyak
RT berdasarkan aspirasi masyarakat, berdasarkan tata tertib
mendapat tantangan dari masyarakat, seakan persyaratan terse­
pemilihan lembaga RT dan peraturan perundang-undangan
but bersifat diskriminatif terhadap masyarakat penyewa, karena
yang berlaku.
168 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 169
7. Proses pemilihan ketua lembaga RT oleh masyarakat se­
Pemberitahuan Lurah
tempat, dihadiri oleh seluruh warga, Ketua lembaga RW se­
tempat dan utusan dari kelurahan sebagai peninjau. Pembentukan panitia pemilihan
8. Hasil Musyawarah warga dalam pemilihan ketua lembaga pengurus lembaga RT
RT dikirimkan Pantia Pemilihan Ketua lembaga RT kepada
Lurah setempat, dan dilengkapi dengan berita acara mu­ Pengiriman hasil musyawarah
pembentukan panitia pemilihan RT
syawarah warga, dan daftar hadir peserta musyawarah.
9. Setelah mempelajari dan mempertimbangkan hasil musya­
SK Lurah tentang panitia pemilihan
warah warga lembaga RT, maka Lurah meminta persetujuan Ketua RT
camat tentang rekomendasi izin menerbitkan SK. Lurah
tentang Ketua lembaga RT hasil pemilihan dan musyawarah Musyawarah penyusunan Tata tertib
warga kelurahan. pemilihan pengurus RT
10. Lurah menerbitkan SK Lurah tentang ketua lembaga RT,
Penjaringan bakal calon ketua RT
dan menentukan waktu pengukuhan ketua lembaga RT
11. Proses pengukuhan ketua lembaga RT oleh Lurah yang di­
Proses pemilihan ketua RT
hadiri oleh seluruh warga di lingkungan lembaga RT setempat.

Proses pemilihan Ketua lembaga RT memiliki beberapa taha­ Pengiriman hasil pemilihan ketua RT
pan yang telah diatur melalui peraturan perundang-un­­da­ngan­, Pengesahan
Camat
untuk jelasnya tentang proses pemilihan ketua Lembaga RT Penerbitan SK Lurah
An.
dapat dilihat pada gambar berikut ini. Walikota
Pengukuhan pengurus RT

Gambar 16.
Proses Pemilihan Pengurus Lembaga RT Kelurahan.

Secara kelembagaan anggota lembaga RT memiliki hak dan


kewajiban, hak dan kewajiban dari anggota lembaga RT adalah
sebagai berikut:
1) Anggota Rukun Tetangga mempunyai hak sebagai berikut:
mengajukan usulan dan pendapat dalam musyawarah RT.
Memilih dan dipilih sebagai pengurus lembaga RT, kecuali

170 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 171
anggota yang berstatus Warga Negara Asing (WNA). sedangkan pengurus lembaga RW lainnya seperti sekretaris dan
2) Anggota Rukun Tetangga mempunyai kewajiban sebagai beri­ bendahara ditunjuk ketua RW terpilih, melalui musyawarah den­
kut: gan RT di lingkungan RW setempat.
a. Turut serta secara aktif melaksanakan hal-hal yang men­­ Proses pemilihan ketua lembaga RW memiliki beberapa ta­
jadi tugas pokok Rukun Tetangga. hapan, yakni:
b. Turut aktif melaksanakan keputusan musyawarah Ru­ 1. Lurah mengirimkan surat pemberitahuan kepada lembaga
kun Tetangga. RW bahwa masa jabatan Pengurus lembaga RW sudah akan
Aggota RT memiliki hak dan kewajiban tersendiri, diatur berakhir, dan segera untuk melakukan proses pemilihan
dan dilindungi peraturan daerah, diantaranya dalam bentuk ketua lembaga RW periode selanjutnya.
mengajukan usulan dan pendapat dalam musyawarah RT, serta 2. Menindaklanjuti surat Lurah, maka pengurus lembaga RW
hak memilih dan dipilih sebagai pengurus RT khususnya Warga mengadakan musyawarah warga untuk pembentukan tim
Negara Indonesia (WNI), turut aktif melaksanakan tugas pokok pe­milihan ketua RW.
RT dan melaksanakan keputusan musyawarah RT. Pada saat 3. Hasil musyawarah warga tentang pembentukan panitia
musyawarah RT menyusun kegiatan, dapat terlihat anggota lem­ pelaksana pemilihan ketua RW dikirimkan pengurus lem­
baga RT telah banyak yang memanfaatkan hak suaranya, dengan baga RW kepada Lurah.
menyampaikan usul dan pendapat kepada pengurus RT dalam 4. Setelah mempelajari dan mempertimbangkan hasil musya­
musyawarah RT. warah warga lembaga RW, Lurah menerbitkan SK panitia
pemilihan ketua RW, yang bertugas untuk melaksanakan
B. Keanggotaan Lembaga Rukun Warga proses pemilihan, pengangkatan, sampai pada proses pengu­
Keanggotaan lembaga Rukun Warga adalah pengurus Ru­ kuhan, dan mengirimkannya kepada pengurus lembaga RW
kun Tetangga disekitar wilayah RW. Keanggotaan lembaga RW untuk ditindaklanjuti.
berasal dari pengurus lembaga RT di lingkungan RW, secara 5. Panitia pemilihan Ketua lembaga RW mengadakan Mu­
struktur kelembagaan RW tidak berhubungan langsung dengan syawarah warga tentang penyusunan tata tertib pemilihan
masyarakat, akan tetapi berhubungan langsung dengan pengurus Ketua lembaga RW, untuk dipedomani secara bersama.
lembaga RT di wilayahnya, secara langsung dapat mengkoordinir 6. Proses Penjaringan nama-nama bakal calon ketua lembaga
dan membina pengurus lembaga RT dilingkungan lembaga RW, RW oleh panitia pemilihan ketua lembaga RW sesuai dengan
tetapi tidak bersifat hierarkis atau atasan dan bawahan. Ketua tata tertib pemilihan ketua lembaga RW dan peraturan
lembaga RW dipilih secara langsung oleh utusan lembaga RT perundang-undangan yang berlaku.
se lingkungan wilayah RW setempat jumlahnya ditentukan ber­ 7. Panitia pemilihan ketua lembaga RW mengadakan musya­
sama melalui musyawarah RW biasanya berdasarkan jumlah KK, warah warga untuk memilih ketua lembaga RW yang diikuti

172 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 173
oleh seluruh Kepala Keluarga, dan dihadiri oleh utusan
Pemberitahuan Lurah
kelurahan sebagai peninjau.
8. Hasil musyawarah warga tentang pemilihan ketua RW
dikirimkan oleh panitia pemilihan ketua lembaga RT kepada Musyawarah Pembentukan
panitia pemilihan ketua RW
Lurah, disertai berita acara pemilihan dan daftar hadir
peserta musyawarah warga. Pengusulan panitian
9. Setelah mempelajari usulan warga dalam hal ini panitia pemilihan ketua RW pada
pemilihan ketua RW tentang hasil musyawarah warga dalam Lurah
pemilihan ketua RW, Lurah meminta persetujuan Camat atas Penerbitan SK Lurah
nama Walikota dalam bentuk rekomendasi izin penerbitan tentang panitia pemilihan
RW
SK Lurah tentang Ketua lembaga RT.
10. Atas rekomendasi izin dari Camat, Lurah menerbitkan SK Penjaringan dan Pemilihan
ketua RW
ketua lembaga RW, dan menentukan waktu pengukuhan
ketua lembaga RW terpilih.
Pengiriman hasil pemilihan
11. Pengukuhan ketua RW oleh Lurah dan dihadiri seluruh
ketua RW
warga RW.
Pengesahan
Prosess pemilihan ketua lembaga RW memiliki tahapan ter­ Penerbitan SK Lurah Camat
sendiri, yakni: A.n. Wali
Kota
Pengukuhan Ketua RW

Gambar 17.
Proses Pemilihan Ketua Lembaga RW.

Anggota lembaga RW memiliki hak kewajiban yang diatur


dan dilindungi Peraturan Daerah, hak dan kewajiban anggota
lembaga RW adalah sebagai berikut:
1) Anggota Rukun Warga mempunyai hak sebagai berikut:
a. mengajukan usulan dan pendapat dalam musyawarah RW;
b. memilih dan dipilih sebagai pengurus RW, kecuali ang­
gota yang berstatus Warga Negara Asing (WNA)

174 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 175
2) Anggota Rukun Warga mempunyai kewajiban sebagai berikut: LPM cukup berat dan strategis, dimana LPM diberikan tugas me­
a. turut serta secara aktif melaksanakan hal-hal yang men­ nyusun perencanaan dan melaksanakan pembangunan, sehingga
jadi tugas pokok organisasi RW; membutuhkan keahlian dibidang perencanaan pembangunan
b. turut serta secara aktif melaksanakan keputusan musya­ dan tingkat pendidikan yang lebih baik.
warah RW. Perencanaan pembangunan menurut Kartasasmita (1997;
Berdasarkan pasal di atas dapat diketahui bahwa anggota 114-115), bahwa;
lembaga RW memiliki hak dan kewajiban yang cukup jelas, dan “dilihat dari prosesnya perencanaan pembangunan ter­
telah diatur dan dilindungi oleh peraturan daerah yakni; meng­ diri dari; perencanaan dari bawah ke atas (Bootom up plan-
ajukan usulan dan pendapat dalam musyawarah lembaga RW, ning), dan perencanaan dari atas ke bawah (Top down plan-
memilih dan dipilih sebagai pengurus, dan turut serta secara ning). Perenacanaan dari bawah ke atas dianggap sebagai
aktif melaksanakan hal-hal yang menjadi tugas pokok lembaga suatu pendekatan perencanaan pembangunan yang seharus­
RW dan melaksanakan keputusan musyawarah lembaga RW, se­ nya diikuti karena dipandang lebih didasarkan pada kebutu­
hingga lembaga RW juga telah berperan sebagai legislator dan han nyata masyarakat setempat. Pandangan ini dimulai pros­
eksekutor dari berbagai kebijakan pemerintah dan kebijakan- esnya dengan mengenali kebutuhan masyarakat yang secara
kebijakan yang dibuat oleh lembaga RW. langsung terkait denganpelaksanaan dan mendapat dampak
dari kegiatan pembangunan yang direncanakan.”
C. Keanggotaan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Ke­lu­ Perencanaan yang disusun LPM merupakan salah contoh
rahan dari proses perencanaan yang berawal atau berproses dari bawah
Keanggotaan lembaga LPMK diatur dengan Peraturan Men­ ke atas, atau sering juga disebut dengan perencanaan partisipa­
teri Dalam Negeri Nomor 5 Tahun 2007, anggota LPMK berasal tif, perencanaan partisipatif ini disusun oleh masyarakat sendiri
dari tokoh masyarakat yang ada di wilayah kelurahan, dan bukan melalui LPM, oleh karena itu dibutuhkan orang-orang yang me­
tokoh masyarakat yang pada saat itu sedang menjabat pada lem­ mahami tentang perencanaan pembangunan, khususnya untuk
baga kemasyarakatan kelurahan lainnya, seperti Ketua lembaga anggota LPM.
RT, Ketua lembaga RW, Ketua lembaga PKK kelurahan, dan Ke­ Proses pemilihan pengurus LPM dilakukan melalui musya­
tua lembaga Karang Taruna, atau ketua lembaga kemasyarakatan warah warga tingkat kelurahan, peserta musyawarah warga ke­
kelurahan (lainnya) lurahan berasal dari pengurus lembaga RW di lingkungan kelu­
Anggota LPM pada umunya diisi masyarakat yang berasal rahan, dengan jumlah yang ditetapkan berdasarkan musyawarah
dari orang-orang berlatar belakang perguruan tinggi atau aka­ warga, tahapan pada proses pemilihan pengurus LPM telah diatur
demisi, guru sekolah, atau pegawai negeri sipil pada pemerintah melalui Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 5 Tahun 2007,
daerah, hal ini dikarenakan tugas yang diamanahkan kepada yakni;

176 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 177
1. Lurah mengirimkan surat pemberitahuan kepada pengurus 10. Pengukuhan pengurus LPMK oleh Lurah dengan mengun­
lembaga LPM bahwa masa jabatan Pengurus LPM segera akan dang seluruh pengurus lembaga RW, dan tokoh masyarakat
berakhir, dan mengintruksikan kepada pengurus LPM untuk kelurahan.
segera melaksanakan proses pemilihan pengurus yang baru.
Proses pemilihan pengurus lembaga pemberdayaan masya­
2. Menindaklanjuti surat pemberitahuan Lurah tersebut, maka
rakat memiliki beberapa tahapan yang harus dilalui pada saat
pengurus LPM mengadakan musyawarah warga tingkat ke­
pemilihan pengurus lembaga, untuk lebih jelasnya tahapan pemi­
lurahan untuk pembentukan panita pemilihan pengurus LPM.
lihan­pengurus LPM berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Neg­
3. Musyawarah warga tingkat kelurahan guna pembentukan
eri Nomor 5 Tahun 2007 dapat dilihat pada gambar berikut ini.
panitia pelaksana pemilihan pengurus LPMK, yang dihadiri
oleh seluruh pengurus lembaga RW dan tokoh masyarakat
Pemberitahuan Lurah
kelurahan.
4. Panitian LPM mengadakan musyawarah warga kelurahan
Pembentukan panitia
tentang penyusunan tata tertib pemilihan pengurus LPM. pemilihan pengurus LPMK
5. Panitia pemilihan pengurus LPM mengadakan proses pen­
jaringan nama-nama bakal calon pengurus LPM. Proses pencalonan dan
6. Panitia pemilihan pengurus LPM mengadakan Musyawarah pemilihan pengurus LPMK

warga kelurahan tentang pemilihan pengurus LPM, dihadiri


oleh seluruh pengurus RW, tokoh masyarakat kelurahan, dan Pengiriman hasil pemilihan
pengurus LPMK
utusan kelurahan sebagai peninjau. Pengesahan
7. Hasil musyawarah warga tentang pengurus LPM dikirimkan Camat
Penerbitan SK Lurah A.n. Wali
panitia pemilihan pengurus LPM kepada Lurah, dengan
Kota
menyertakan berita acara pemilihan dan daftar hadir peserta Pengukuhan pengurus
pemilihan pengurus LPM. LPMK
8. Setelah mempelajari usulan warga dari hasil musyawarah
Gambar 18
warga kelurahan tentang pemilihan pengurus LPM, Lurah Proses Pemilihan Pengurus LPMK
meminta persetujuan camat atas nama Walikota dalam ben­
tuk rekomendasi izin penerbitan SK Lurah tentang Pengurus D. Keanggotaan Lembaga PKK Kelurahan
LPM.
Keanggotaan lembaga PKK kelurahan diatur dengan Pera­
9. Atas rekomendasi persetujuan Camat, Maka Lurah mener­
turan Menteri Dalam Negeri Nomor 5 Tahun 2007, keang­­gotan
bitkan SK tentang kepengurusan LPM.
lembaga PKK kelurahan berasal dari ibu-ibu yang ada pada

178 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 179
wilayah kelurahan, seperti istri dari Pegawai Negeri Sipil (PNS) pengurus lembaga PKK Kelurahan, dan dihadiri oleh tokoh
ditingkat kelurahan, ibu-ibu pengurus lembaga RW, ditambah masyarakat dan utusan kelurahan sebagai unsur peninjau.
dengan ibu-ibu pengurus lembaga RT, serta ibu-ibu berasal dari 6. Hasil musyawarah warga kelurahan tentang pemilihan pe­
lembaga kemasyarakatan kelurahan, seperti majlis taklim, dasa ngu­rus lembaga PKK Kelurahan dikirimkan oleh panitia
wisma, dan lain-lain. pemilihan pengurus PKK kelurahan kepada Lurah, disertai
Anggota lembaga PKK Kelurahan diberikan tugas melaku­ dengan berita acara pemilihan dan daftar hadir peserta mu­
kan pembinaan dalam rangka pemberdayaan keluarga dan pe­ syawarah warga.
ning­katan kesejahteraan keluarga, keanggotaan lembaga PKK 7. Setelah mempelajari usulan warga hasil musyawarah warga
kelurahan memerlukan orang-orang yang memahami tentang kelurahan tentang pemilihan pengurus lembaga PKK Kelu­
kelembagaan dan fungsi lembaga PKK, serta orang yang me­ rahan, Lurah meminta persetujuan Camat atas nama Wa­
mahami tentang keluarga dan pembinaannya. Proses pemilihan likota dalam bentuk rekomendasi izin penerbitan SK Lurah
kepengurusan PKK Kelurahan, dilakukan melalui tahapan-taha­ tentang kepengurusan lembaga PKK Kelurahan.
pan sebagai berikut: 8. Atas rekomendasi izin persetujuan Camat, Maka Lurah
1. Lurah mengirimkan surat pemberitahuan kepada pengurus menerbitkan SK kepengurusan lembaga PKK kelurahan, dan
lembaga PKK kelurahan bahwa masa jabatan Pengurus lem­ menentukan waktu pengukuhan pengurus lembaga PKK ke­
baga PKK kelurahan akan segera berakhir, dan perlu untuk lurahan.
melaksanakan proses pemilihan kepengurusan lem­baga PKK 9. Pengukuhan pengurus lembaga PKK Kelurahan oleh Lurah
kelurahan yang baru. dan dihadiri oleh pengurus dan ketua dari lembaga-lembaga
2. Menindaklanjuti surat Lurah tersebut, maka pengurus lem­ RW, tokoh masyarakat di lingkungan wilayah kelurahan.
baga PKK kelurahan segera melaksanakan musyawarah war­ Proses pemilihan pengurus PKK terdiri dari beberapa taha­
ga untuk membentuk panitian pemilihan pengurus lem­baga pan, Untuk jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut ini.
PKK kelurahan.
3. Hasil musyawarah warga tentang pembentukan panitia pe­
laksana pemilihan pengurus PKK dikirimkan kepada Lurah
oleh pengurus lembaga PKK kelurahan
4. Panitia pemilihan pengurus lembaga PKK kelurahan, menga­
dakan musyawarah warga kelurahan tentang penyusunan
tata tertib pemilihan pengurus lembaga PKK kelurahan.
5. Panitia pelaksana pemilihan pengurus lembaga PKK Kelu­rahan
mengadakan musyawarah warga kelurahan ten­tang pemilihan

180 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 181
yang berdomisili kelurahan, serta berasal dari unsur-unsur orga­
Pemberitahuan Lurah
nisasi kepemudaan lainnya. Proses pemilihan pengurus lembaga
Karang Taruna kelurahan, memiliki tahapan sebagai berikut:
Pembentukan panitia 1. Lurah mengirimkan surat pemberitahuan kepada pengurus
pemilihan pengurus lembaga
PKK kelurahan lembaga Karang Taruna bahwa masa jabatan Pengurus lem­
baga Karang Taruna kelurahan segera berakhir, dan sesegera
Pemilihan pengurus lembaga mungkin untuk melaksanakan proses pemilihan pengurus
PKK kelurahan lembaga Karanag Taruna kelurahan.
2. Menindaklanjuti surat pemberitahuan Lurah, pengurus lem­
Pengiriman hasil pemilihan baga Karang Taruna kelurahan mengadakan musyawarah
pengurus lembaga PKK
warga tentang pembentukan panitia pemilihan pengurus
kelurahan
lembaga Karang Taruna kelurahan.
Pengesahan 3. Panitia pemilihan pengurus lembaga Karang Taruna Ke­
Penerbitan SK Lurah Camat
Dan pengukuhan pengurus A.n. Wali lurahan mengadakan musyawarah warga tentang penyu­
lembaga PKK Kota sunan tata tertib pemilihan pengurus lembaga Karang Ta­
runa Kelurahan.
Gambar 19
Proses Pemilihan Pengurus Lembaga PKK kelurahan 4. Panitia pemilihan pengurus lembaga Karang Taruna Kelurah­
an mengadakan musyawarah warga kelurahan khu­sus­nya
E. Keanggotaan Lembaga Karang Taruna
pemuda dan remaja tentang pemilihan pengurus lembaga
Keanggotaan lembaga Karang Taruna kelurahan diatur me­
Karang Taruna Kelurahan, dan dihadiri oleh unsur kelurah­
lalui Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 5 Tahun 2007, ke­
an sebagai peninjau.
anggotan lembaga Karang Taruna kelurahan berasal dari pemuda
5. Hasil musyawarah warga tentang pemilihan pengurus Ka­
dan remaja yang ada di masyarakat kelurahan, lembaga Karang
rang Taruna kelurahan dikirimkan panitia pemilihan pe­
Taruna kelurahan diberikan tugas untuk melakukan pembinaan
ngurus Karang Taruna kepada Lurah, disertai berita acara
terhadap kepemudaan dan remaja di wilayah kelurahan, bersa­
musyawarah warga, dan daftar hadir peserta pemilihan peng­
ma-sama dengan tokoh masyarakat, dan melaksanakan tugas-
urus lembaga Karang Taruna kelurahan.
tugas lainnya yang diberikan Lurah.
6. Setelah mempelajari usulan warga tentang hasil musyawarah
Keanggotaan Karang Taruna kelurahan pada umumnya diisi warga tentang pemilihan pengurus lembaga Karang Taru­
para mahasiswa yang ada di wilayah kelurahan, ada juga pelajar na, Lurah meminta persetujuan camat atas nama Walikota
SLTA yang telah duduk di kelas III, bahkan ada anggota Karang dalam bentuk rekomendasi izin penerbitan SK Lurah ten­
Taruna berasal dari pegawai negeri sipil dan pekerja berusia muda tang Pengurus Karang Taruna Kelurahan.
182 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 183
7. Atas rekomendasi izi persetujuan Camat, Maka Lurah me­ F. Keanggotaan Lembaga Kemasyarakatan Kelurahan
nerbitkan SK kepengurusan lembaga Karang Taruna Kelu­ (lain­nya)­
rahan, dan menentukan waktu pengukuhan pengurus lem­ Keanggotaan lembaga kemasyarakatan kelurahan (lainnya)
baga Karang Taruna Kelurahan. diatur melalui Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 5 Tahun
8. Proses pengukuhan pengurus lembaga Karang Taruna oleh 2007, keanggotaan lembaga kemasyarakatan kelurahan (lainnya)
Lurah, dan di hadiri tokoh-tokoh masyarakat setempat dan berasal dari masyarakat yang berdomisili atau bertempat tinggal
unsur kepemudaan lainnya. tetap di kelurahan tersebut. Lembaga kemasyarakatan kelurahan
Proses Pemilihan pengurus lembaga Karang Taruna kelura­ (lainnya) beranggotakan orang-orang yang pada umumnya me­
han memiliki beberapa tahapan, Untuk jelasnya tentang pemili­ miliki kesamaan latar belakang, baik sama dari sisi kebutuhan,
han pengurus lembaga Karang Taruna sesuai dengan ketentuan dari sisi pemikiran, dan sama sisi profesi, tujuan masyarakat
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 5 Tahun 2007, dapat membentuk lembaga masyarakat kelurahan (lainnya) merupakan
dilihat pada gambar berikut ini. upaya memenuhi kebutuhan hidup masyarakat dan anggotanya,
dan kebutuhan masyarakat lainnya. Proses pemilihan pengurus
Pemberitahuan Lurah lembaga kemasyarakatan kelurahan (lainnya) memiliki tahap-
tahap pemilihan pengurus kelembagaan di atur dalam Keputusan
Pembentukan panitia Menteri Dalam Negeri Nomor 5 Tahun 2007, tahapan pemilihan
pemilihan pengurus Karang
Taruna kelurahan ketua Pengurus lembaga (lainnya) yakni:
1. Masyarakat kelurahan mengirimkan surat pemberitahuan
Proses pemilihan Pengurus kepada Lurah setempat bahwa masa jabatan Pengurus lem­baga
Karang Taruna kelurahan
kemasyarakatan kelurahan (lainnya) segera akan ber­akhir:
2. Pengurus lembaga kemasyarakatan kelurahan (lainnya) meng­
Pengiriman hasil pemilihan adakan musyawarah warga tentang pembentukan tim pemilih­
Pengurus Karang Taruna
kelurahan an pengurus lembaga kemasyarakatan kelurahan lain­nya.
Pengesahan 3. Pengurus lembaga kemasyarakatan kelurahan (lainnya),
Camat
Penerbitan SK Lurah
A.n. Wali
meng­adakan musyawarah warga tentang penyusunan tata
Kota tertib proses pemilihan pengurus lembaga kemasyarakatan
Pengukuhan pengurus kelu­rahan (lainnya)..
Karang Taruna kelurahan 4. Penjaringan nama-nama bakal calon ketua lembaga kema­
Gambar 20.
syarakatan (lainnya) oleh panitia pemilihan pengurus lem­
Proses Pemilihan Pengurus Karang Taruna Kelurahan. baga kemasyarakatan kelurahan (lainnya).

184 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 185
5. Panitia pemilihan pengurus lembaga kemasyarakatan kelu­ Pemberitahuan kepada
rahan (lainnya) mengadakan musyawarah warga tentang Lurah untuk mengadakan
musyawarah warga
pe­mi­lihan pengurus lembaga kemasyarakatan kekelurahan
(lainnya), musyawarah warga tentang pemilihan pengurus
Pembentukan panitia
lembaga, dan di hadiri oleh tokoh masyarakat kelurahan dan pemilihan pengurus
Lembaga Kemasyarakatan
utusan dari kelurahan sebagai unsur peninjau. Kelurahan Lainnya
6. Hasil musyawarah warga tentang pemilihan pengurus lemba­
ga kemasyarakatan (lainnya) dikirimkan oleh panitia pemi­ Proses pemilihan Pengurus
Lembaga Kemasyarakatan
lihan pengurus lembaga kelurahan (lainnya) kepada Lurah, Kelurahan Lainnya
pengiriman disertai dengan berita acara musyawarah warga
dan daftar hadir peserta musyawarah warga kelurahan. Pengiriman hasil pemilihan
Pengurus Lembaga
7. Setelah mempelajari usulan dari warga kelurahan berupa ha­ Kemasyarakatan Kelurahan
Lainnya
sil musyawarah warga kelurahan tentang pengurus lembaga
kemasyarakatan kelurahan (lainnya), Lurah meminta per­ Pengesahan
Camat
setujuan Camat atas nama Walikota dalam bentuk rekomen­ Penerbitan SK Lurah
A.n. Wali
dasi izin Camat untuk penerbitan SK Lurah tentang lembaga Kota

kemasyarakatan kelurahan (lainnya). Pengukuhan pengurus


Lembaga Kemasyarakatan
8. Atas rekomendasi Camat dalam bentuk izin persetujuan, Kelurahan Lainnya
maka Lurah menerbitkan SK kepengurusan lembaga kema­
Gambar 21.
syarakatan kelurahan lainnya, dan menentukan waktu pe­
Proses Pemilihan Lembaga Kemasyarakatan Kelurahan Lainnya
ngukuhan pengurus lembaga kemasyarakatan lainnya.

Untuk jelasnya proses pemilihan pengurus lembaga kema­


syarakatan (lainnya) dapat dilihat gambar berikut ini.

186 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 187

BAB IX

KEUANGAN LEMBAGA
KEMASYARAKATAN KELURAHAN

Keuangan lembaga kemasyarakatan kelurahan diatur pasal


29 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 5 Tahun 2007, yang
menyatakan bahwa, Pendanaan lembaga kemasyarakatan kelura­
han bersumber dari:
1. Swadaya masyarakat
2. Bantuan dari Anggaran Pemerintah Kelurahan
3. Bantuan dari pemerintah, pemerintah provinsi, bantau dari
pemerintah Kabupaten/Kota.
4. Bantuan lain yang syah dan tidak mengikat.
Berdasarkan pasal di atas diketahui masing-masing lembaga
ke­masyarakatan kelurahan memiliki 4 sumber pembiayaan yang
telah ditetapkan oleh peraturan perundang-undangan, yakni;
swadaya masyarakat, Bantuan anggaran pemerintah kelurahan,
bantuan dari pemerintah, pemerintah provinsi, dan bantau dari
pemerintah kabupaten/kota, serta bantuan lain syah dan tidak
mengikat.

A. Pengelolaan Keuangan Lembaga Rukun Tetangga


Dalam aktivitasnya lembaga Rukun Tetangga juga membu­

188 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 189
tuhkan dana, secara umum keungan lembaga RT berasal dari: Keuangan lembaga RT ada dalam bentuk swadaya masyara­
1. Swadaya masyarakat kat dan ada dalam bentuk bantuan pemerintah dan pihak lainnya
2. Bantuan dari anggaran pemerintah kelurahan yang syah dan tidak mengikat, dan keuangan lembaga RT ha­
3. Bantuan dari pemerintah, pemerintah provinsi, dan peme­ rus diadministrasikan dengan baik dan dilaporkan kepada Lurah
rintah kota. serta kepada masyarakat, seperti diatur pasal 21 ayat (2), yang
4. Bantuan lain yang syah dan tidak mengikat. berbunyi; pengelolaan keuangan yang diperoleh dari sumber se­
bagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini di administrasikan secara
Keuangan lembaga RT berasal dari swadaya masyarakat se­
tertib dan teratur serta dilaporkan secara tertulis sebagaimana di­
tempat, bantuan dari anggaran pemerintah kelurahan, bantuan
maksud ayat (1) huruf c dan ayat (2) huruf d pasal 14 peraturan
dari pemerintah, pemerintah provinsi, pemerintah kota, dan ban­
dae­rah ini.
tuan dari pihak lain yang syah dan bersifat tidak mengikat. Sum­
ber keuangan lembaga kemasyarakatan lainnya dapat dilakukam Kuangan lembaga RT secara realita dominan berasal dari
dengan membuka kerjasama dengan pihak lain, dan kerjasama swadaya masyarakat setempat dan para pedagang yang memiliki
dengan pihak lain dalam prosesnya harus mendapatkan izin usaha di wilayah lembaga RT, sedangkan bantuan pemerintah
dari Walikota. Berdasarkan peraturan tersebut dapat diketahui juga ada walaupun hanya untuk kegiatan seperti bantuan biaya
penge­lolaan keuangan lembaga kemasyarakatan memiliki taha­ penyelenggaraan pemilihan umum dan pemilihan umum Kepala
pan tersendiri, kegiatan pengelolaan keuangan RT dapat dilihat Daerah. Kondisi ini menunjukkan pengelolaan keuangan RT su­
pada gambar berikut. dah terjadi sinergitas antara unsur masyarakat (swadaya masyara­
kat), dengan unsur swasta (bantuan para pedagang setempat)
Swadaya dengan unsur pemerintah (bantuan penyelenggaraan kegiatan
Masyarakat
Masyarakat tertentu), sehingga konsep Good Governance yang merupakan
Pemerintah
sinergitas antara unsur pemerintah, masyarakat, dan unsur swas­
Bantuan
Kelurahan ta telah terimplementasikan dalam pengelolaan keuangan di
Lembaga
Lurah kelembagaan RT.
Pemerintah RT
Pem. Bantuan Menurut UNDP dalam Wasistiono (2009;9.14) bahwa; ciri-
Provinsi ciri tata pemerintahan yang baik (good governance) adalah:
Pem. Kota
Bantuan lain 1. Mengikutsertakan semua baik sektor pemerintah, swasta
Masyarakat
Pihak Lain yang sah dan
tidak
dan masyarakat.
mengikat 2. Melakukan proses transparansi dan bertanggungjawab
3. Bersifat efektif dan adil
Gambar 22.
Pengelolaan Keuangan Lembaga RT 4. Menjamin adanya supermasi hukum

190 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 191
5. Menjamin bahwa prioritas-prioritas politik, sosial dan eko­
3 Komponen Sebagai subyek Ada tiga kompo­
nomi didasarkan pada konsensus masyarakat. yang terlibat hanya ada satu nen yang terlibat:
6. Memperhatikan kepentingan yang paling miskin dan lemah yaitu institut 1.Sektor publik
dalam proses pengambilan keputusan menyangkut alokasi pemerintah 2.Sektor swasta
sumber daya pembangunan. 3.Sektor masyara­
kat
Lebih lanjut dinyatakan Wasistiono (2009;9.14-9.15) bahwa: 4 Pemegang Sektor pemerintah Semua meme­
“jika dilihat penjelasan dari UNDP di atas, dapat disimpul­ peran yang gang peran sesuai
kan bahwa perbandingan istilan Governance dan Government­ dominan dengan fungsinya
masing-masing.
dapat dilihat pada tabel berikut;
5 Efek yang Kepatuhan warga Partisipasi warga
Tabel .3 diharapkan negara negara
Perbandingan istilah Government dan Governence
6 Hasil akhir Pencapaian tujuan Pencapaian tujuan
Unsur yang diharap­ negara melalui negara dan tujuan
No Government Governance kan kepatuhan warga masyarakat melalui
Perbandingan
negara partisipasi sebagai
1 Pengertian Dapat berati Dapat berati cara warga negara mau­
badan/ lembaga/ penggunaan atau pun sebagai warga
fungsi yang di­ pelaksanaan. masyarakat.
jalankan oleh Sumber: Wasistiono, 2009
suatu organ ter­
tinggi dalam suatu Pengelolaan keuangan RT diadministrasikan secara baik
negara. oleh pengurus RT, dan laporannya disampaikan kepada Lurah
2 Sifat Hubu­ Hierarkhis dalam Heterarkhis, dalam sekali dalam setahun, dan telah dipertanggungjawabkan kepada
ngan arti yang meme­ arti ada kesetaraan warga oleh pengurus RT pada saat kegiatan pertemuan warga.
rintah berada di dan hanya berbeda
atas, sedangkan dalam fungsi B. Pengelolaan Keuangan Lembaga Rukun Warga
warga negara yang
diperintah ada di Keuangan lembaga RW dapat diperoleh dari:
bawah. a. swadaya masyarakat
b. bantuan dari anggaran pemerintah kelurahan
c. bantuan dari pemerintah, pemerintah provinsi, dan peme­
rintah kota
d. bantuan lain yang sah dan tidak mengikat.
192 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 193
Sumber keuangan RW berupa swadaya masyarakat, bersum­ gambarkan bahwa keuangan lembaga RW telah terjadi sinergi
ber dari pemerintah dan pihak lain, untuk jelasnya lihat gambar antara unsur masyarakat (swadaya masyarakat), swasta (bantuan
berikut. pedagang), dan bantuan pemerintah. Sehingga konsep Good
Governance yang merupakan sinergi penyelenggaraan pemerin­
Masyarakat Swadaya tahan antara unsur pemerintah, masyarakat, dan swasta telah
Masyarakat
RT terimplementasi di tingkat lembaga RW.
RT

Pemerintah Bantuan C. Pengelolaan Keuangan Lembaga Pemberdayaan


Kelurahan Lembaga Masyarakat Kelurahan
RW Lurah
Pemerin Keuangan LPMK di kota Pekanbaru diatur dalam Peraturan
tah Bantuan Menteri Dalam Negeri Nomor 5 Tahun 2007, pasal 29 Peraturan
Pem. Menteri Dalam Negeri ini berbunyi ;
Pengurus
Provinsi
RT 1. swadaya masyarakat
Bantuan lain
Pihak Lain yang sah dan 2. bantuan dari anggaran pemerintah kelurahan
tidak 3. bantuan dari pemerintah, pemerintah provinsi, dan peme­
mengikat
rintah kota.
Gambar 23. 4. Bantuan lain yang syah dan tidak mengikat.
Pengelolaan keuangan lembaga RW Kelurahan.
Keuangan LPM dalam bentuk swadaya masyarakat setem­
Pengelolaan keuangan lembaga RW yang diperoleh dari pat, bantuan dari anggaran pemerintah kelurahan, bantuan dari
sumber sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini di administrasi­ pemerintah provinsi, dan pemerintah kota, serta bantuan pihak
kan secara tertib dan teratur serta dilaporkan secara tertulis se­ba­ lain yang sah dan bersifat tidak mengikat, untuk lebih jelasnya
gaimana dimaksud ayat (1) huruf c dan ayat (2) huruf (d) pasal tentang keuangan LPM ini dapat dilihat pada gambar berikut ini.

14 peraturan daerah ini. Pengurus lembaga RW harus membuat
laporan keuangan secara tertib administrasi dan melapor­kannya
kepada Lurah serta mempertanggungjawabkannya kepada ma­
syarakat (pengurus RT) di wilayah RW setiap tahunnya.
Keuangan lembaga RW pada umumnya berasal dari sum­
bangan warga setempat dan bantuan pedagang yang membuka
usahanya di wilayah lembaga RW setempat, kondisi ini meng­

194 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 195
dengan LPM telah menunjukkan sinergitas hubungan antara un­
Masyarakat Swadaya
sur pemerintah, masyarakat, dan swasta sebagai wujud nyata dari
Kelurahan Masyarakat
Kelurahan implementasi konsep Good Governance pada penyelenggaraan
pemerintahan di kelurahan.
Pemerintah Bantuan
Kelurahan
LPMK Lurah D. Pengelolaan Keuangan Lembaga PKK
Pemerin Keuangan lembaga PKK kelurahan diatur dengan Peraturan
tah Bantuan
Pem. Menteri Dalam Negeri Nomor 5 Tahun 2007, pasal 28 Peraturan
Provinsi Menteri Dalam Negeri Nomor 5 Tahun 2007 ini menyatakan bahwa:
Bantuan Pengurus
Pem. Kota Keuangan lembaga PKK kelurahan bersumber dari:
lain yang RW
Pihak Lain
sah dan a. swadaya masyarakat
tidak b. bantuan dari anggaran pemerintah kelurahan
mengikat
c. bantuan dari pemerintah, pemerintah provinsi, pemerintah
Gambar 24. kota
Pengelolaan Keuangan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan
d. bantuan lain yang sah dan tidak mengikat
Sumber keuangan LPM sebagian besar berasal dari sumba­
Keuangan lembaga PKK kelurahan diperoleh dari beberapa
ngan warga, dan bantuan para pedagang yang membuka usaha­
sumber yakni; swadaya masyarakat termasuk didalamnya sum­
nya di wilayah kelurahan tersebut, sedangkan bantuan peme­
bangan anggota lembaga PKK, bantuan dari anggaran pemerin­
rintah hanya khusus dalam bentuk bantuan biaya pembangunan
tah kelurahan, bantuan dari pemerintah, pemerintah provinsi,
yang telah dianggarkan dalam APBD Kota. Dari sisi pengelolaan
pemerintah kota, dan bantuan lain yang sah dan tidak mengikat.
keuangan LPM juga telah diadministrasikan sesuai amanah per­
Untuk lebih jelasnya tentang keuangan lembaga PKK kelu­
aturan perundang-undangan, dan secara pertanggungjawaban­
rahan ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini ;
nya telah dilaporkan setiap tahunnya kepada Lurah setempat,
serta dipertanggungjawabkan kepada masyarakat sekali dalam se­
tahun, sehingga pengelolaan keuangan LPM tidak jauh berbeda
dengan pengelolaan keuangan lembaga kemasyarakatan lainnya.
Pendanaan LPM ini telah menunjukkan adanya sinergitas antara
unur masyarakat (swadaya masyarakat), swasta (bantuan para
pedagang), dan pemerintah (bantuan biaya pembangunan), pe­
nyelenggaraan pemerintahan khususnya hubungan kerja Lurah
196 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 197
E. Pengelolaan Keuangan Lembaga Karang Taruna
Swadaya
masyarakat
Kelurahan
Masyarakat
dan dan Keuangan lembaga Karang Taruna kelurahan diatur dengan
Anggota Anggota Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 5 Tahun 2007, pasal 29
Lembaga lembaga
PKK Peraturan Menteri Dalam Negeri tersebut menyatakan bahwa:
Pemerintah
Bantuan Keuangan lembaga Karang Taruna kelurahan diperoleh me­
Kelurahan
Lembaga lalui:
PKK Lurah
Pemerintah keluraha
1. swadaya masyarakat
Pem. Bantuan n 2. bantuan dari anggaran pemerintah kelurahan
Provinsi
3. bantuan dari pemerintah, pemerintah provinsi, pemerintah
Pem. Kota Bantuan lain
yang sah dan kota
Pihak Lain
tidak 4. bantuan lain yang sah dan tidak mengikat.
mengikat
Keuangan lembaga Karang Taruna kelurahan diperoleh me­
Gambar 25. lalui; swadaya masyarakat setempat dan sumbangan sukarela dari
Pengelolaan Keuangan Lembaga PKK kelurahan
anggota lembaga Karang Taruna kelurahan, bantuan yang berasal
Lembaga PKK kelurahan memang relatif kurang berinter­ dari anggaran pemerintah kelurahan, pemerintah, pemerintah
aksi dengan para pedagang di wilayah kelurahan tersebut jika provinsi, pemerintah kota, dan bantuan dari pihak lain yang sah
diban­­dingkan dengan lembaga RT, RW, dan LPM, serta lembaga dan tidak mengikat.
Karang Taruna, sehingga wajar apabila lembaga PKK kelurahan Untuk lebih jelasnya mengenai keuangan lembaga Karang
relatif sedikit dibantu para pedagang di wilayah kelurahan. Taruna kelurahan dapat dilihat pada gambar berikut ini;
Sumber keuangan lembaga PKK kelurahan sebagian besar
berasal dari sumbangan masyarakat dan sumbangan anggota, dan
bantuan dari pemerintah kota, sedangkan bantuan para peda­
gang di wilayah kelurahan relatif masih sedikit. Keuangan lem­
baga PKK kelurahan setiap tahunnya dilaporkan kepada Lurah
dan ditembuskan kepada pengurus lembaga PKK kecamatan, dan
dipertanggungjawabkan kepada masyarakat melalui pertemuan-
pertemuan lembaga PKK kelurahan.

198 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 199
Pendanaan lembaga Karang Taruna Kelurahan adanya siner­
Masyarakat Swadaya
& anggota Masyarakat gitas antara unsur masyarakat (swadaya masyarakat) unsur swasta
Karang dan anggota (bantuan pedagang), dan pemerintah (bantuan kegiatan) dalam
Taruna mem­bantu tugas Lurah, sebagai wujud dari penerapan konsep
Good Governance pada penyelenggaraan pemerintahan, yang men­
Pemerintah sinergikan unsur pemerintah, unsur masyarakat dan unsur swasta.
Kelurahan Bantuan

Karang
Lurah F. Pengelolaan Keuangan Lembaga Kemasyarakatan
Pemerin Taruna

tah Kelurahan (Lainnya)
Pem. Bantuan
Pemerintah melalui Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
Provinsi
Pemuda dan dan Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 2005 memberikan
Pem.
Bantuan Remaja peluang kepada masyarakat kelurahan untuk membentuk lem­
lain yang Kelurahan
sah dan baga kemasyarakatan kelurahan sesuai dengan kebutuhan, oleh
Pihak Lain
tidak karena itu pada tingkat kelurahan disamping terdapat lembaga
mengikat RT, lembaga RW, LPMK, lembaga PKK, dan Lembaga Karang
Taruna juga ada lembaga (lainnya) yang dapat dibentuk oleh ma­
Gambar 26.
Pengelolaan Lembaga Karang Taruna Kelurahan. syarakat.
Keuangan lembaga kemasyarakatan kelurahan didasarkan
Pengelolaan keuangan, lembaga Karang Taruna kelurahan pada pasal 29 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 5 Tahun
diadministrasikan sebagaimana amanah peraturan perundang- 2007 yang menyatakan bahwa:
undangan. Sumber keuangan lembaga Karang Taruna sebagian Pendanaan lembaga kemasyarakatan kelurahan bersumber
besar berasal dari sumbangan masyarakat dan anggota, dan ban­ dari:
tuan dari para pedagang yang berjualan di sekitar wilayah kelu­ 1. swadaya masyarakat,
rahan, sedangkan bantuan pemerintah masih relatif kecil hanya 2. bantuan dari anggaran pemerintah kelurahan
dalam bentuk bantuan kegiatan yang dilaksanakan oleh lembaga 3. bantuan dari pemerintah, pemerintah provinsi, dan peme­
Karang Taruna kelurahan. Dari sisi pertanggungjawaban keua­ rintah kota,
ngan lembaga Karang Taruna kelurahan telah melaporkan penge­ 4. bantuan lain yang sah dan tidak mengikat.
lolaan keuangannya sekali setahun kepada Lurah dan memper­
tanggungjawabkannya kepada masyarakat setiap tahunnya. Keuangan lembaga kemasyarakatan kelurahan lainnya diper­
oleh dari; swadaya masyarakat setempat dan sumbangan sukarela

200 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 201
anggota lembaga kemasyarakatan tersebut, bantuan yang berasal
dari anggaran kelurahan, bantuan yang berasal dari pemerintah,
pemerintah provinsi, pemerintah kota dan bantuan dari pihak BAB X
lain yang sah dan tidak mengikat.
Lebih jelasnya mengenai keuangan lembaga kemasyarakatan
TUGAS DAN FUNGSI LEMBAGA
kelurahan (lainnya) dapat dilihat pada gambar berikut ini.
KEMASYARAKATAN KELURAHAN
Masyarakat Swadaya
Kelurahan Masyarakat
Kelurahan

Pemerintah
Kelurahan Bantuan

Lembaga A. Tugas Lembaga Kemasyarakatan Kelurahan


Lurah
Masyarakat
Pemerintah 1. Tugas Lembaga Rukun Tetangga
Pem. Bantuan
Provinsi Lembaga kemasyarakatan kelurahan memiliki tugas
Pem. Kota Masyarakat ber­beda-beda satu sama lainnya, dan tugas masing-masing
Bantuan
Kelurahan lembaga kemasyarakatan kelurahan, walaupun lembaga ini
lain yang
Pihak Lain sah dan dibentuk oleh masyarakat, akan tetapi sudah diatur oleh
tidak
mengikat
pemerintah melalui peraturan perundang-undangan sebagai
wujud pembinaan yang dilakukan oleh pemerintah terhadap
Gambar 27. lembaga kemasyarakatan kelurahan, karena lembaga kema­
Lembaga Kemasyarakatan Kelurahan Lainnya. syarakatan kelurahan secara hakekatnya merupakan lem­
baga yang dibentuk oleh masyarakat dan diakui serta dibina
Keuangan lembaga kemasyarakatan kelurahan (lainnya)
oleh pemerintah setempat.
sebagian besar berasal dari sumbangan masyarakat dan sumba­
Salah satu lembaga kemasyarakatan kelurahan adalah
ngan anggota, sedangkan bantuan dari pemerintah dan bantuan
lembaga RT, Tugas Rukun Tetangga adalah sebagai berikut:
dari pihak lainnya termasuk pedagang relatif masih kecil. Penge­
1. Membantu terwujudnya kehidupan masyarakat yang
lolaan keuangan diadministrasikan sebagai amanah peraturan
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
per­undang-undangan, dan ilaporkan setiap tahunnya kepada
2. Menggerakkan gotong-royong, swadaya dan partisipasi
Lurah, serta mempertanggungjawabkannya kepada masyarakat
masyarakat.
setiap tahunnya.

202 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 203
3. Membantu terciptanya ketentaraman dan ketertiban 3. mediator antara masyarakat dengan pemerintah.
dalam masyarakat 4. aspirator masyarakat.
4. Membantu terciptanya kebersihan dan keindahan ling­ 5. stabilisator kehidupan bermasyarakat.
kungan. 2. Tugas Lembaga Rukun Warga
5. Membantu menyebarluaskan dan mengamankan setiap Tugas lembaga Rukun Warga adalah sebagai berikut:
program pemerintah dan pemerintah daerah. 1. Membantu terwujudnya kehidupan masyarakat yang
6. Menjembatani hubungan antar sesama anggota ma­ berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
syarakat dan antara anggota masyarakat dengan pemer­ 2. Menggerakkan gotong-royong, swadaya dan partisipasi
intah daerah. masyarakat.
7. Membantu penyelenggaraan tugas pelayanan kepada 3. Membantu terciptanya ketentaraman dan ketertiban
masyarakat yang menjadi tanggung jawab pemerintah. dalam masyarakat
8. Membantu menciptakan dan memelihara kelestarian 4. Membantu terciptanya kebersihan dan keindahan
lingkungan hidup linkungan.
Tugas lembaga RT adalah membantu tugas Lurah dalam 5. Membantu menyebarluaskan dan mengamankan setiap
hal, mewujudkan kehidupan masyarakat yang berdasarkan program pemerintah dan pemerintah daerah.
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, menggerakkan 6. Menjembatani hubungan antar sesama anggota ma­
gotongroyong, swadaya dan partisipasi masyarakat, mencip­ syarakat dan antara anggota masyarakat dengan pemer­
takan ketentraman dan ketertiban masyarakat, menciptakan intah daerah.
kebersihan dan keindahan lingkungan, menyebarluaskan 7. Membantu penyelenggaraan tugas pelayanan kepada
dan mengamankan setiap program pemerintah dan peme­ masyarakat yang menjadi tanggung jawab pemerintah.
rintah daerah, menjembatani hubungan antar sesama ang­ 8. Membantu menciptakan dan memelihara kelestarian
gota masyarakat, serta antara anggota masyarakat dengan linkungan hidup
pemerintah daerah, menyelenggarakan tugas pelayanan ke­ Tugas lembaga RW adalah membantu tugas lurah dalam:
pada masyarakat yang menjadi tanggung jawab pemerintah, “mewujudkan kehidupan masyarakat yang berdasarkan
menciptakan dan memelihara kelestarian lingkungan hidup. Pancasila dan UUD 1945, menggerakkan gotongroyong,
Berdasarkan urain di atas dapat dikatakan bahwa lem­ swadaya dan partisipasi masyarakat, menciptakan keten­
baga RT dalam membantu tugas Lurah dapat berperan seb­ traman dan ketertiban masyarakat, menciptakan lingkungan
agai: yang bersih dan indah, menyebarluaskan dan mengamankan
1. motivator masyarakat. setiap kebijakan pemerintah dan pemerintah daerah, men­
2. komunikator masyarakat dan pemerintah. jem­batani hubungan antara sesama anggota masyarakat dan
204 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 205
masyarakat dengan pemerintah kota, menyelenggarakan jelas dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 5 Ta­
tugas pelayanan kepada masyarakat, dan memelihara dan hun 2007, Berdasarkan Pasal 12 Peraturan pemerintah No­
menciptakan kelestarian lingkungan hidup. mor 5 Tahun 2007 tugas Lembaga PKK kelurahan adalah:
Bahwa lembaga RW ikut berperan sebagai: 1. Membantu rencana kerja PKK Kelurahan, sesuai dengan
1. Motivator masyarakat, hasil Rakerda Kabupaten/Kota.
2. Komunikator pemerintah dan masyarakat, 2. Melaksanakan kegiatan sesuai jadwal yang disepakati.
3. Mediator hubungan antara masyarakat dengan lurah, 3. Menyuluh dan menggerakkan kelompok-kelompok PKK
4. Aspirator masyarakat Dusun/Linkungan, RW, RT dan dasa wisma agar dapat
5. Stabilisator dalam kehidupan masyarakat mewujudkan kegiatan-kegiatan yang telah disusun dan
disepakati.
3. Tugas Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan
4. Menggali, menggerakkan dan mengembangkan potensi
Tugas Lembaga Pemberdayaan Masyarakat memiliki tu­
masyarakat, khususnya keluarga untuk meningkatkan
gas yang jelas dan diatur dalam Peraturan Menteri Dalam
kesejahteraan keluarga sesuai dengan kebijaksanaan
Negeri Nomor 5 Tahun 2007, berdasarkan Pasal 8 Peraturan
yang telah ditetapkan.
Mentri Dalam Negeri Nomor 5 Tahun 2007 bahwa; tugas
5. Melaksanakan kegiatan penyuluhan kepada keluarga-
Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan adalah “me­
keluarga yang mencakup kegiatan bimbingan dan moti­
nyusun rencana pembangunan secara partisipatif, mengge­
vasi dalam upaya mencapai keluarga sejahtera.
rakkan swadaya gotong-royong masyarakat, melaksanakan
6. Mengadakan pembinaan dan bimbingan mengenai pro­
dan mengendalikan pembangunan”.
gram kerja.
Berdasarkan pasal dan pendapat di atas diketahui tu­
7. Berpartisipasi dalam pelaksanaan program instansi yang
gas LPM adalah; menyusun perencanaan secara partisipatif,
berkaitan dengan kesejahteraan keluarga di Desa/Kelu­
menggerakkan swadaya gotong royong, dan melaksanakan
rahan.
dan mengendalikan pembangunan. Oleh karena itu, LPM
8. Membuat laporan hasil kegiatan Tim Penggerak PKK
dalam membantu tugas Lurah berperan sebagai ;
Kecamatan dengan tembusan kepada Ketua Dewan Pe­
a. Motivator masyarakat,
nyantun Tim Penggerak PKK setempat.
b. Inspirator pembangunan,
9. Melaksanakan tertib administrasi
c. Mediator antara masyarakat dengan pemerintah.
10. Mengadakan konsultasi dengan Ketua Dewan Penyan­
d. Aspirator masyarakat.
tun Tim Penggerak PKK setempat.
4. Tugas Lembaga PKK Kelurahan Tugas lembaga PKK kelurahan teridiri dari: membantu
Lembaga PKK Kelurahan memiliki tugas yang cukup rencana kerja PKK kelurahan, melaksanakan kegiatan sesuai

206 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 207
dengan jadwal kegiatan, melakukan penyuluhan dan meng­ Oleh karena itu, lembaga kemasyarakatan kelurahan
gerakkan kelompok-kelompok PKK kelurahan, menggali, dalam membantu tigas Lurah telah berperan sebagai:
mengerakkan potensi kelurahan, menggali dan menggerak a. Motivator masyarakat
potensi kelurahan, mengadakan kegiatan yang telah diin­ b. Inspirator kepemudaan
truksikan, melaksanakan kegiatan penyuluhan kepada kelu­ c. Mediator antara masyarakat dengan Lurah
arga-keluarga, berpartisipasi dalam program instansi pemer­ d. Stabilisator kehidupan kepemudaan
intah, membuat laporan hasil kegiatan, dan mengadakan e. Aspirator masyarakat.
konsultasi dengan Dewan Penyantun Tim Penggerak PKK.
6. Tugas Lembaga Kemasyarakatan Kelurahan (Lainnya)
Oleh karena itu, lembaga kemasyarakatan kelurahan
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 dan Peraturan
dalam membantu tugas Lurah telah berperan sebagai:
Pemerintah Nomor 73 Tahun 2005 memberikan peluang dan
1. Motivator masyarakat,
kesempatan kepada masyarakat untuk membuat lembaga ke­
2. Aspirator masyarakat,
masyarakatan kelurahan, oleh karena itu pada pemerintah
3. Inspirator pembangunan,
kelurahan dapat dibentuk lembaga kemasyarakatan lainnya
4. Komunikator antara masyarakat dengan Lurah.
sesuai dengan kebutuhan masyarakat, lembaga kemasyara­
5. Mediator antara masyarakat dengan pemerintah.
katan kelurahan (lainnya) memiliki tugas dalam Peraturan
5. Tugas Lembaga Karang Taruna Kelurahan Menteri Dalam Negeri Nomor 5 Tahun 2007. Berdasarkan
Tugas Lembaga Karang Taruna diatur dalam Peraturan pasal 3 ayat (3) Peraturan Menteri Dalam Negeri tersebut,
Menteri Dalam Negeri Nomor 5 tahun 2007, berdasarkan dinyatakan bahwa tugas lembaga kemasyarakatan kelurahan
Pasal 16 Peraturan Menteri Dalam Negeri, tugas lembaga lainnya adalah:
Karang Taruna adalah “menanggulangi berbagai masalah 1. Membantu pelaksanaan urusan pemerintahan;
kesejahteraan sosial terutama dihadapi generasi muda, baik 2. Membantu pelaksanaan urusan pembangunan;
yang bersifat preventif, rehabilitatif, maupun pengembangan 3. Membantu pelaksanaan urusan sosial kemsayarakatan
potensi generasi muda di lingkungannya”. 4. Membantu pelaksanaan urusan pemberdayaan masyarakat.
Berdasarkan pendapat dan pasal di atas dapat diketahui Lembaga kemasyarakatan kelurahan (lainnya) adalah;
bahwa tugas lembaga Karang Taruna Kelurahan terdiri dari: membantu pelaksanaan urusan pemerintahan, urusan pem­­
menanggulangi berbagai masalah kesejahteraan sosial teru­ bangunan, urusan sosial kemasyarakatan, dan urusan pem­
tama yang dihadapi oleh generasi muda, baik yang bersifat berdayaan masyarakat. Oleh karena itu, berdasarkan pen­
prefentiv, rehabilitatif, maupun pengembangan potensi gene­ dapat dan uraian di atas dapat dikatakan bahwa lembaga
rasi muda. kemasyarakatan kelurahan dalam membantu tugas Lurah di
Kota Pekanbaru Provinsi Riau berperan sebagai:
208 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 209
a. Motivator masyarakat Lembaga Tugas
b. Mediator antara masyarakat dan pemerintah, No.
Kemasyarakatan Kelembagaan
c. Inspirator pembangunan, 2. Lembaga Rukun 1. Motivator masyarakat
d. Aspirator masyarakat Warga 2. Komunikator masyarakat dan
pemerintah
Berdasarkan uraian di atas, secara keseluruhan tugas 3. Mediator masyarakat dengan
lembaga kemasyarakatan dapat dikatakan bahwa lembaga pemerintah
kemasyarakatan kelurahan yakni lembaga RT, RW, LPMK, 4. Stabilisator kehidupan masya­
PKK, Karang Taruna, dan lembaga kemasyarakatan (lain­ rakat
5. Aspirator masyarakat
nya) dalam membantu tugas Lurah, secara keseluruhan ber­
3. LPMK 1. Motivator pembangunan
tugas sebagai: 2. Inspirator pembangunan
a. Motivator masyarakat 3. Mediator masyarakat dengan
b. Aspirator masyarakat pemerintah
c. Inspirator pembangunan 4. Aspirator masyarakat
d. Mediator antara masyarakat dengan pemerintah 4. Lembaga PKK 1. Motivator masyarakat
2. Inspirator pemberdayaan ke­
e. Komunikator masyarakat dan pemerintah luarga
f. Stabilisator kehidupan masyarakat 3. Mediator masyarakat dengan
Untuk jelasnya tugas lembaga kemasyarakatan dalam pemerintah
4. Aspirator masyarakat
membantu tugas Lurah dapat dilihat pada tabel berikut.
5. Lembaga Karang 1. Motivator kepemudaan
Taruna 2. Inspirator kepemudaan
Tabel 4.
3. Mediator masyarakat dengan
Tugas Kelembagaan Kemasyarakatan Kelurahan
pemerintah
Lembaga Tugas 4. Aspirator kepemudaan
No. 5. Stabilisator kehidupan ma­
Kemasyarakatan Kelembagaan
1. Lembaga Rukun 1. Motivator masyarakat syarakat
Tetangga 2. Komunikator masyarakat dan 6 Lembaga Kelura­ 1. Motivator masyarakat
pemerintah. han lainnya 2. Inspirator masyarakat
3. Mediator masyarakat
3. Mediator masyarakat dengan
4. Aspirator masyarakat
pemerintah
Sumber: Kumpulan Teori, Peraturan, Hasil wawancara,
4. Stabilisator kehidupan
Hasil Observasi dalam penelitian
masyarakat
5. Aspirator masyarakat

210 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 211
B. Fungsi Lembaga Kemasyarakatan Kelurahan. 1. Fungsi Lembaga Rukun Tetangga
Istilah “fungsi” menurut Soekanto (2010:561) telah banyak Selain dari tugas lembaga RT juga memiliki fungsi yang
digunakan oleh pelbagai disiplin dan juga sangat popular dalam telah di atur dalam peraturan perundang-undangan, fungsi
percakapan sehari-hari. Tidak jarang pengertian yang diberikan Rukun Tetangga adalah sebagai berikut:
disiplin lain dan percakapan sehari-hari, menjadi pengertian yang 1. Pendataan kependudukan dan pelayanan administrasi
diterima sosiologi atau bahkan menjadi kabur artinya. pemerintahan lainnya.
2. Pemeliharaan keamanan, ketertiban dan kerukunan
Beberapa pengertian fungsi menurut Soekanto (2010;561-
hidup antar warga.
563) adalah:
3. Pembuatan gagasan dalam pelaksanaan pembangunan
1. Dalam artian popular kadang-kadang istilah fungsi mengacu
dengan mengembangkan aspirasi dan swadaya murni
pada acara kumpul bersama yang merupakan bagian dari
masyarakat, dan
upacara tradisional, seperti ketidakhadiran seorang pejabat
4. Menggerak swadaya gotong-royong dan partisipasi ma­
penting pada acara tertentu, maka dikatakan yang ber­
syarakat di wilayahnya.
sangkutan secara social tidak berfungsi.
2. Fungsi diartikan sebagai okupasi (Max Weber 1947:230) Pengurus lembaga RT diberikan fungsi untuk bersama-
3. Fungsi adalah yang lazim dipergunakan dalam percakapan sama mengadakan kegiatan Siskamling, gotongroyong mem­
sehari-hari atau dalam ilmum politik. Fungsi dikaitkan dengan bersihkan lingkungan, menyampaikan aspirasi masyarakat
aktivitas yang dilakukan oleh pihak-pihak yang menduduki kepada Lurah, dan membuat kegiatan baru sebagai wujud
posisi politis tertentu. (Robert, K. Merton,1967:75) adanya gagasan baru yang muncul dari pengurus RT maupun
4. Setiap fakta sosial merupakan suatu fungsi dari waktu dan masyarakat.
tempat dimana hal itu terjadi (Manheim) Fungsi lembaga RT adalah; pendataan kependudukan
5. Istilah fungsi sangat penting bagi analisa fungsional (Ludwig dan pelayanan administrasi pemerintah lainnya, memelihara
Von Bertalanffy, 1993:9) keamanan, ketertiban dan kerukunan hidup beragama, pem­
6. Pelpagai istilah yang sering dipergunakan sebagap sinonim buatan gagasan dalam pelaksanaan pembangunan dengan
fungsi adalah; antara lain “use”, “utility”, “purpose”, “motive”, mengembangkan aspirasi dan swadaya murni masyarakat
“intention”, “aim”, dan consequences”. menggerakkan swadaya gotongroyong dan partisipasi ma­
syarakat di wilayahnya. Lembaga RT dalam membantu tugas
Berdasarkan pendapat, maka dinyatakan pengertian dari
Lurah berperan sebagai:
fungsi sangat banyak sekali sehingga cukup menyulitkan dalam
1. Administrator kependudukan
memberikan pengertian dari fungsi, diantaranya status dan pera­
2. Inspirator pembangunan
nan, alat analisis, aktivitas sehari-hari, kegunaan.
3. Stabilisator masyarakat,

212 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 213
4. Mediator antara masyarakat dengan pemerintah 1. Penampungan dan penyaluran aspirasi masyarakat da­
5. Motivator masyarakat. lam pembangunan
2. Penanaman dan pemupukan rasa persatuan dan kesat­
2. Fungsi Lembaga Rukun Warga
uan masyarakat dalam kerangka memperkokoh Negara
Fungsi lembaga RW telah di atur dengan jelas dalam
Kesatuan Republik Indonesia.
Peraturan daerah, adalah sebagai berikut:
3. Peningkatan kualitas dan percepatan pelayanan pemer­
1. Pendataan kependudukan dan pelayanan administrasi
intah kepada masyarakat.
pemerintahan lainnya.
4. Penyusunan rencana, pelaksanaan, pelestarian dan pe­
2. Pemeliharaan keamanan, ketertiban dan kerukunan
ngem­bangan hasil-hasil pembangunan secara partisipatif.
hidup antar warga.
5. Penumbuhkembangan dan penggerak prakarsa, partisi­
3. Pembuatan gagasan dalam pelaksanaan pembangunan.
pasi, serta swadaya gotong-royong masyarakat, dan.
Fungsi lembaga RW adalah; pendataan kependudukan
6. Penggali, pendayagunaan dan pengembangan potensi
dan pelayanan administrasi pemerintahan lainnya, pemeli­
sumber daya alam serta keserasian linkungan hidup.
haraan keamanan, ketertiban dan kerukunan hidup antar
warga, pembuatan gagasan dalam pelaksanaan pembangu­ Fungsi Lembaga Pemberdayaan Masyarakat adalah:
nan dengan mengembangkan aspirasi dan swadaya murni menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat dalam
masyarakat, menggerakkan swadaya gotongroyong dan par­ pembangunan, menanam dan memupuk rasa persatuan dan
tisipasi masyarakat di wilayahnya. kesatuan masyarakat, meningkatkan kualitas dan percepa­
Oleh karena itu, lembaga RW dalam membantu tugas tan pelayanan pemerintah kepada masyarakat, menyusun
Lurah berperan sebagai: rencana dan pelaksanaan pengembangan hasil-hasil pem­
a. Administrator kependudukan bangunan secara partisipatif, menggerakkan partsipasi dan
b. Inspiratortor pembangunan prakarsa masyarakat secara gotongroyong, dan mendaya­
c. Stabilisator kehidupan masyarakat guna sumber daya alam dan kelestarian lingkungan hidup.
d. Mediator antara masyarakat dan pemerintah Oleh karena itu, fungsi LPM dalam membantu tugas Lurah
e. Motivator masyarator berperan sebagai:
a. Motivator masyarakat
3. Fungsi Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan b. Inspirator pembangunan
Lembaga pemberdayaan masyarakat kelurahan memiliki c. Mediator masyarakat dengan pemerintah
fungsi yang jelas dan diatur Peraturan Menteri Dalam Negeri d. Aspirator masyarakat
Nomor 5 tahun 2000, berdasarkan Pasal 9 Peraturan Men­
teri Dalam Negeri, dinyatakan fungsi LPM adalah:

214 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 215
4. Fungsi Lembaga PKK Kelurahan padu dan terarah serta berkesinambungan;
Fungsi lembaga PKK Kelurahan diatur dengan jelas 4. penyelenggara kegiatan pengembangan jiwa kewira­usa­
dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 5 Tahun haan bagi generasi muda di lingkungannya;
2007, berdasarkan Pasal 13 dinyatakan fungsi Lembaga PKK 5. penanaman pengertian, memupuk dan meningkatkan
kelurahan adalah: kesadaran tanggungjawab sosial generasi muda;
1. Penyuluh, motivator dan penggerak masyarakat agar 6. penumbuhan dan pengembangan semangat keber­ sa­
mau dan mampu melaksanakan program PKK, dan. maan, jiwa kekeluargaan, kesetiakawanan sosial dan
2. Fasilitator, perencana, pelaksana, pengendali, pembina mem­perkuat nilai-nilai kearifan dalam bingkai Negara
dan pembimbing Gerakan PKK. Kesatuan Republik Indonesia;
Fungsi lembaga PKK kelurahan terdiri dari; penyuluh, 7. pemupukan kreatifitas generasi muda untuk dapat me­
motivator dan penggerak masyarakat agar mau dan mam­ ngembangkan tanggungjawab sosial yang bersifat rekre­
pu melaksanakan program PKK, dan fasilitator, perencana, atif, kreatif, edukatif, ekonomis produktif dan kegiatan
pelaksana, penggali, pembinaan dan pembimbing gerakan praktis lainnya dengan mendayagunakan segala sumber
PKK. Oleh karena itu, lembaga PKK kelurahan dalam mem­ dan potensi kesejahteraan sosial di ling­kungannya se­
bantu tugas Lurah berperan sebagai: cara swadaya;
a. motivator masyarakat khususnya keluarga 8. penyelenggara rujukan, pendampingan dan advokasi
b. inspirator pembangunan sosial bagi penyandang masalah kesejahteraan sosial;
c. komunikator masyarakat dan pemerintah 9. penguatan sistem jaringan komunikasi, kerjasama, in­
d. Mediator antara masyarakat dan pemerintah formasi dan kemitraan dengan berbagai sektor lainnya;
10. penyelenggara usaha pencegahan permasalahan sosial
5. Fungsi Lembaga Karang Taruna
yang aktual;
Pada tingkat Kelurahan juga terdapat lembaga kema­
11. pengembangan kreativitas remaja, pencegahan kena­
syarakatan yang berorientasi pada pemuda dan remaja yakni
kalan remaja, penggunaan obat terlarang (narkoba) bagi
lembaga Karang Taruna Kelurahan, fungsi lembaga Karang
remaja;
Taruna diatur dalam pasal 17 Peraturan Menteri Dalam
12. penanggulangan masalah-masalah sosial, baik secara
Nege­ri Nomor 5 Tahun 2007 adalah:
pre­ventiv, rehabilitatif dalam rangka pencegahan kena­
1. penyelenggara usaha kesejahteraan sosial;
kalan remaja, penyalahgunaan obat terlarang (narkoba)
2. penyelenggara pendidikan dan pelatihan kepada
bagi ramaja.
masyarakat;
3. penyelenggara pemberdayaan masyarakat terutama ge­ Lembaga Karang Taruna kelurahan dalam membantu
nerasi muda di lingkungannya secara komprehensif, ter­ tugas Lurah, berfungsi sebagai:

216 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 217
1. Motivator kegiatan kepemudaan 6. Penggali, pendayagunaan dan pengembangan potensi
2. Mediator kepemudaan sumberdaya serta keserasian lingkungan hidup;
3. Komunikator kepemudaan 7. Pengembangan kreatifitas, pencegahan kenakalan, pe­
4. Kreator kegiatan kepemudaan nyalahgunaan obat terlarang (narkoba) bagi remaja;
5. Advokator sosial 8. Pemberdayaan dan peningjkatan kesejahteraan ke­ lu­
6. Antisipator kenakalan remaja arga;
6. Fungsi Lembaga Masyarakat Kelurahan Lainnya 9. Pemberdayaan dan perlindungan hak politik masyarakat;
Pemerintah melalui Undang-Undang Nomor 32 Tahun 10. Pendukung media komunikasi, informasi, sosialisasi an­
2004 dan Peraturan Pemerintah Nomor 72 tahun 2005 mem­ tara pemerintah kelurahan dengan masyarakat.
berikan peluang dan kesempatan yang luas bagi masyarakat Lembaga kemasyarakatan kelurahan (lainnya) dalam
untuk membentuk lembaga kemasyarakatan kelurahan, me­ membantu tugas Lurah berfungsi sebagai:
manfaatkan peluang ini, masyarakat telah membentuk ber­ a. Aspirator masyarakat
b. Motivator masyarakat
bagai bentuk lembaga kemasyarakatan lainnya selain dari
c. Inspirator masyarakat
lembaga RT, lembaga RW, LPMK, lembaga PKK, dan lem­
d. Komunikator masyarakat
baga Karang Taruna.
e. Stabilisator masyarakat
Fungsi lembaga kemasyarakatan kelurahan (lainnya)
f. Mediator antara masyarakat dengan pemerintah
diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 5 ta­
g. Kreator kepemudaan
hun 2007, pasal 4 ayat (2) menyatakan fungsi lembaga ke­
Berdasarkan fungsi masing-masing lembaga kemasyara­
masyarakatan kelurahan (lainnya) adalah sebagai berikut:
katan seperti lembaga RT, RW, LPMK, PKK, Karang Taruna,
1. Penampungan dan penyaluran aspirasi masyarakat;
dan lembaga kemasyarakatan kelurahan (lainnya) dalam
2. Penanaman dan pemupukan rasa persatuan dan ke­
membantu tugas lurah secara keseluruhan berfungsi sebagai:
satuan masyarakat dalam kerangka memperkokoh Ne­
a. Aspirator masyarakat
gara Kesatuan Republik Indonesia;
b. Motivator masyarakat
3. Peningkatan kualitas dan percepatan pelayanan pemer­
c. Inspirator pembangunan
intah kepada masyarakat;
d. Komunikator masyarakat dan pemerintah
4. Penyusunan rencana, pelaksana, dan pengelola pem­
e. Stabilisator masyarakat
bangunan serta pemanfaat, pelestarian dan pengem­ f. Administrator kependudukan
bangan hasil-hasil pembangunan secara partisipatif; g. Kreator kepemudaan
5. Penumbuhkembangan dan penggerak prakarsa dan h. Antisipator kenakalan remaja
partisipasi, serta swadaya gotong royong masyarakat; i. Advokator sosial
218 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 219
Untuk lebih jelasnya mengenai fungsi lembaga kema­ Lembaga
syarakatan kelurahan secara keseluruhan dapat dilihat pada No Fungsi Kelembagaan
Kemasyarakatan
tabel berikut. 5. Lembaga Karang 1. Motivator kepemudaan
Taruna 2. Mediator pemuda dengan
Tabel 5.
pemerintah
Fungsi Lembaga Kemasyarakatan Kelurahan di Kota Pekanbaru 3. Komunikator kepemudaan
Lembaga 4. Kreator kepemudaan
No Fungsi Kelembagaan 5. Antisipator kenakalan remaja
Kemasyarakatan
6. Advokator sosial
1. Lembaga RT 1. Administrator kependudukan
2. Inspirator pembangunan 6. Lembaga 1. Aspirator masyarakat
3. Stabilisator kehidupan Kelurahan lain­ 2. Motivator masyarakat
masyarakat nya 3. Mediator masyarakat
4. Mediator masyarakat dengan dengan pemerintah
pe­merintah 4. Inspirator pembangunan
5. Motivator masyaat. Sumber: Kumpulan Teori, Peraturan, Hasil Wawancara, dan Hasil Observasi dalam
2. Lembaga RW 1. Administrator kependudukan Penelitian
2. Inspirator pembangunan
3. Stabilisator kehidupan masyara­ C. Kewajiban Lembaga Kemasyarakatan Kelurahan
kat 1. Kewajiban Lembaga RT
4. Mediator masyarakat
de­ngan pemerintah Lembaga RT memiliki kewajiban tersendiri selain dari
5. Motivator masyarakat tugas dan fungsi kelembagaan, kewajiban lembaga RT sudah
3. LPMK 1. Motivator masyarakat diatur dengan jelas dalam Peraturan Daerah Kota Pekanbaru
2. Inspirator pembangunan Nomor 12 tahun 2002, berdasarkan pasal 14 ayat (1) di­
3. Mediator masyarakat nyatakan bahwa:
de­ngan pemerintah Pengurus lembaga RT berkewajiban untuk melaksa­
4. Aspirator masyarakat
nakan:
4. Lembaga PKK 1. Motivator masyarakat
1. Tugas pokok Rukun Tetangga sebagaimana dimaksud
2. Inspirator pembangunan
3. Mediator masyarakat pasal 7 peraturan daerah ini.
de­ngan pemerintah 2. Keputusan musyawarah mufakat
4. Komunikator masyarakat 3. Membuat laporan tertulis mengenai suatu kegiatan yang
5. Aspirator masyarakat dibiayai dari dana pemerintah atau dana pemerintah
daerah atau dana lainnya

220 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 221
4. Membina kerukunan hidup antar anggota Rukun Selain Kewajiban di atas, lembaga RW masih ditambah
Tetangga. dengan tugas lainnya seperti dinyatakan pada Pasal 14 ayat
Lembaga kemasyarakatan kelurahan disamping diberi­ (2) yakni:
kan tugas dan fungsi juga diberikan kewajiban seperti; men­ 1. Mengkoordinasikan kegiatan antar lembaga RT-RT se­
jalankan seluruh tugas pokok lembaga RT, menjalankan se­ tempat.
luruh keputusan hasil musyawarah lembaga RT, menyusun 2. Membina dan mengawasi kegiatan-kegiatan anggota
laporan tertulis mengenai seluruh kegiatan yang dibiayai dari dalam RT setempat
dana pemerintah, swadaya masyarakat maupun bantuan dari 3. Menyelesaikan perselisihan antar RT atau antar anggota
pihak lainnya, serta juga mebina lembaga RT yang ada di­ RT setempat
lingkungannnya dalam bentuk pertemuan dan koordinasi 4. membuat laporan tertulis mengenai suatu kegiatan yang
dalam menjalankan peranan kelembagaan masing-masing. dibiayai dari dana pemerintah daerah atau dana lainnya.
Berdasarkan uraian di atas dapat dinyatakan bahwa 5. Melaporkan hal-hal yang terjadi dalam masyarakat yang
lembaga RT dalam membantu tugas Lurah, berkewajiban dianggap perlu mendapat penyelesaian oleh Lurah.
sebagai: Lembaga RW memiliki beberapa kewajiban secara
1. Eksekutor kebijakan kelembagaan, yakni; mengkoordinasikan berbagai kegiatan
2. Motivator Masyarakat masyarakat yang diselenggarakan oleh lembaga-lembaga
3. Administrator Laporan RT setempat, membina dan mengawasi kegiatan-kegiatan
2. Kewajiban Lembaga Rukun Warga dari anggota dalam RT setempat, menyelesaikan berbagai
Kewajiban lembaga RW diatur dalam Pasal 14 ayat (1) perselisihan antar warga RT atau antar warga RT yang ter­
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 5 Tahun 2007, me­ jadi diwilayah RW setempat, membuat laporan dalam ben­
nyatakan; tuk tertulis mengenai suatu kegiatan yang telah menggunak­
Pengurus Rukun Warga berkewajiban melaksanakan: an dana yang berasal dari pemerintah atau dana yang berasal
1. Tugas pokok RW sebagaimana dimaksud dalam Per­ dari sumber dan lainnya, dan menyampaikan laporannya
aturan Daerah ini kepada Lurah, serta melaporkan hal-hal yang terjadi pada
2. Keputusan musyawarah warga masyarakat yang dianggap perlu mendapat penyele­saian oleh
3. Membuat laporan tertulis mengenai suatu kegiatan yang Lurah, atau kepada kepolisian jika masalah tersebut meru­
dibiayai dari dana pemerintah atau dana pemerintah pakan masalah2 yang sudah masuk ke wilayah hukum atau
daerah atau dana lainnya; pidana. Lembaga RW dalam membantu tugas Lurah, berke­
4. Membina kerukunan hidup antar anggota RT. wajiban sebagai:

222 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 223
1. Eksekutor Kebijakan masyarakat, serta juga membantu Lurah dalam pelaksanaan
2. Motivator masyarakat pelayanan pemerintahan, pelayanan pembangunan dan
3. Administrator laporan pela­yanan kemasyarakatan.
4. Koordinator lembaga RT Lembaga Pemberdayaan Masyarakat kelurahan dalam
5. Mediator Masyarakat membantu tugas Lurah , berkewajiban sebagai:
6. Komunikator 1. Eksekutor kebijakan
3. Kewajiban Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan 2. Stabilisator kehidupan bermasyarakat dan bernegara
Dari sisi kewajiban lembaga pemberdayaan masyarakat 3. Mediator masyarakat dengan pihak lain
kelurahan, diatur pasal 13 Peraturan Pemerintah nomor 73 4. Kewajiban Lembaga PKK Kelurahan.
tentang Kelurahan, yakni; Kewajiban lembaga PKK Kelurahan menurut Pasal 13
Lembaga Pemberdayaan masyarakat kelurahan mempu­ Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 2005, yakni ;
nyai kewajiban, yakni sebagai berikut; a. Memegang teguh dan mengamalkan Pancasila, melak­sa­
1. Memegang teguh dan mengamalkan Pancasila, melak­ nakan Undang-Undang Dasar Negara Repubklik Indo­
sana­kan Undang-Undang Dasar Tahun 1945 serta nesia Tahun1945 serta mempertahankan dan me­me­
mem­­pertahankan dan memelihara keutuhan Negara lihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Kesatuan Republik Indonesia. b. Menjalin hubungan kemitraan dengan berbagai pihak
2. Menjalin hubungan kemitraan dengan berbagai pihak yang terkait.
yang terkait. c. Mentaati seluruh peraturan perundang-undangan.
3. Mentaati seluruh peraturan perundang-undangan. d. Menjaga etika dan norma dalam kehidupan ber­ ma­
4. Menjaga etika dan norma dalam kehidupan ber­ ma­ syarakat.
syarakat. e. Membantu Lurah dalam pelaksanaan kegiatan pemerin­
5. Membantu Lurah dalam pelaksanaan kegiatan peme­ tahan, pembangunan dan kemasyarakatan.
rintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan. Lembaga PKK kelurahan memiliki kewajiban yang su­
Lembaga LPM juga diberikan berbagai bentuk kewa­ dah diatur dan dilindungi oleh Peraturan Pemerintah, yak­
jiban, diantaranhya; membantu pemerintah dalam menja­ ni; memegang teguh dan mengamalkan Pancasila, melak­
lankan nilai-nilai Pancasila dan UUD RI Tahun 1945 dan sanakan UUD RI. Tahun 1945 serta mempertahankan dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku, ikut mem­ memelihara keutuhan NKRI, menjalin hubungan kemitraan
bantu menjalin hubungan kemitraan dengan berbagai ben­ dengan berbagai pihak yang terkait, mentaati seluruh per­
tuk kerjasama, seperti dengan pemerintah dan swasata, aturan perundang-undangan yang berlaku, menjaga etika
membantu menjaga etika dan norma dalam kehidupan ber­ dan norma dalam kehidupan bermasyarakat, serta mem­
224 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 225
bantu Lurah dalam melaksanakan kegiatan pemerintahan, Tinggi, sesame lembaga kemasyarakatan kelurahan, dan ke­
pembangunan, dan kemasyarakatan. wajiban-kewajiban lainnya.
Berdasar uraian di atas dinyatakan lembaga PKK Kelu­ Karang Taruna kelurahan dalam membantu tugas Lurah
rahan dalam membantu Tugas Lurah, berkewajiban sebagai: di Kota Pekanbaru, -berkewajiban sebagai:
1. Eksekutor kebijakan 1. Eksekutor kebijakan.
2. Stabilisator kehidupan bermasyarakat dan bernegara 2. Stabilisator kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
3. Mediator 3. Mediator masyarakat dengan pihak lain

5. Kewajiban Lembaga Karang Taruna Kelurahan 6. Kewajiban Lembaga Kemasyarakatan Kelurahan


Kewajiban Lembaga Karang Taruna keluharan di atur (Lainnya)
Pasal 13 Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 2005, yang Lembaga kemasyarakatan kelurahan (lainnya) memiliki
menyatakan lembaga Kemasyarakatan Karang Taruna Kelu­ kewajiban kelembagaan yang di atur dan dilindungi pasal 13
rahan mempunyai kewajiban: PP Nomor 73 Tahun 2005, yang berbunyi lembaga kema­
a. Memegang teguh dan mengamalkan Pancasila, melak­ syarakatan kelurahan (lainnya) mempunyai kewajiban:
sanakan Undang-Undang Dasar RI Tahun 1945 serta a. Memegang teguh dan mengamalkan Pancasila, melak­
mem­ pertahankan dan memelihara keutuhan Negara s­a­nakan Undang-Undang Dasar Negara RI Indonesia
Kesatuan Republik Indonesia. Tahun 1945 serta mempertahankan dan memelihara
b. Menjalin hubungan kemitraan dengan berbagai pihak keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
yang terkait, b. Menjalin hubungan kemitraan dengan berbagai pihak
c. Mentaati seluruh peraturan perundang-undangan, yang terkait,
d. Menjaga etika dan norma dalam kehidupan ber­ ma­ c. Mentaati seluruh peraturan perundang-undangan,
syarakat, d. Menjaga etika dan norma dalam kehidupan ber­masya­
e. Membantu Lurah dalam pelaksanaan kegiatan peme­ rakat,
rintahan, pembangunan dan kemasyarakatan. e. Membantu Lurah dalam pelaksanaan kegiatan pemerin­
Kepada Lembaga Karang Taruna Kelurahan diberikan tah­an, pembangunan, dan kemasyarakatan.
kewajiban selain dari tugas dan fungsi; seperti melaksanakan Lembaga kemasyarakatan kelurahan lainnya dalam
dan menjalankan Pancasila dan UUD RI Tahun 1945, mem­ mem­bantu tugas Lurah di, berkewajiban sebagai:
bantu menjalin hubungan kemitraan dengan berbagai pihak a. Eksekutor kebijakan
yang terkait dengan lembaga Karang Taruna seperti Balai b. Stabilisator kehidupan masyarakat dan bernegara
Latihan Kerja (BLK) Dinas Ketenagakerjaan, Perguruan c. Mediator masyarakat dengan pihak lain

226 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 227
Secara keseluruhan kewajiban lembaga kemasyarakatan Lembaga Kewajiban Lembaga
kelurahan, yang terdiri dari lembaga RT, RW, LPMK, PKK, No
Kemasyarakatan Kemasyarakatan
Karang Taruna, dan lembaga kemasyarakatan kelurahan 3. LPMK 1. Eksekutor kebijakan
lainnya dalam membantu tugas Lurah, berkewajiban sebagai: 2. Stabilisator kehidupan
1. Eksekutor kebijakan bermasyarakat
3. Mediator masyarakat
2. Motivator masyarakat
3. Administrator laporan 4. Lembaga PKK 1. Eksekutor kebijakan
Kelurahan 2. Stabilisator kehidupan
4. Koordinator lembaga RT bermasyarakat
5. Mediator masyarakat dengan pihak lain 3. Mediator masyarakat
6. Komunikator Masyarakat dan pemerintah 5. Lembaga Karang 1. Eksekutor kebijakan
7. Stabilisator kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Taruna kelurahan 2. Stabilisator kehidupan
bermasyarakat
Untuk lebih jelasnya kewajiban lembaga kemasyaraka­ 3. Mediator masyarakat
tan kelurahan secara keseluruahan seperti lembaga RT, RW, 6. Lembaga kema­ 1. Eksekutor kebijakan
LPM, PKK, Karang Taruna, dan lembaga kemasyarakatan syarakatan kelura­ 2. Stabilisator kehidupan
(lainnya) dalam membantu tugas Lurah, dapat dilihat pada han lainnya bermasyarakat
3. Mediator masyarakat
tabel berikut.
Sumber: Data Olahan Penelitian
Tabel 6.
Kewajiban Lembaga Kemasyarakatan di Kota Pekanbaru 7. Tugas Lainnya Lembaga Kemasyarakatan Kelurahan
Lembaga Kewajiban Lembaga Selain tugas yang telah ditetapkan dalam peraturan per­
No
Kemasyarakatan Kemasyarakatan undang-undangan lembaga kemasyarakatan kelurahan juga
1. Lembaga RT 1. Eksekutor kebijakan diberikan tugas-tugas tambahan, baik tugas dari pemerintah,
2. Motivator masyarakat pemerintah provinsi, pemerintah kota dan Lurah. Tugas-
3. Administrator laporan tugas tambahan ini biasanya bersifat insidentil atau seketika,
2. Lembaga RW 1. Eksekutor kebijakan tergantung pada permasalahan dan kebutuhan.
2. Motivator masyarakat
3. Administrator laporan 7.1. Tugas Lainnya Lembaga Rukun Tetangga
4. Koordinator lembaga RT Lembaga RT merupakan salah satu lembaga yang
5. Mediator masyarakat sering mendapatkan tugas tambahan dari pemerintah,
6. Komunikator masyarakat
pemerintah provinsi, pemerintah kota, dan Lurah, hal
dengan pihak lain
ini dikarenakan lembaga RT merupakan lembaga kema­

228 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 229
syarakatan yang paling dekat dengan masyarakat, dan g. Menyukses program BLT, Raskin, Gentakin.
lembaga yang juga berfungsi sebagai administrasi kepen­ h. Memantau pendistribusian Minyak Tanah
dudukan. Diketahui bahwa lembaga RT memiliki tugas i. Menyusun jadwal pengangkutan sampah
tambahan selain tugas yang telah ditetapkan dalam per­ j. Memantau pendatang baru terkait dengan jaringan
aturan perundang-undangan, diantaranya: terorisme.
a. Menyukseskan pemilihan umum k. Mengikuti berbagai lomba diadakan pemerintah
b. Menyukseskan pemilihan Gubernur kelurahan dan kecamatan.
c. Menyukseskan pemilihan Walikota Tugas-tugas tambahan yang diberikan kepada lem­
d. Menyukseskan Pekan Olah Raga Nasional baga RT ini tidak diikuti dengan biaya operasionalnya,
e. Menyukseskan Program E-KTP yang dilakukan tugas tambahan bersifat insidentil tetap
f. Menyukseskan Sensus Penduduk berjalan sesuai dengan tugas yang diberikan kepada
g. Menyukseskan Sensus Ekonomi lembaga RT.
h. Memantau pendatang baru terkait dengan jaringan
7. 2. Tugas Lainnya Lembaga Rukun Warga
terorisme.
Sama halnya dengan lembaga RT, lembaga RW juga
i. Menyukses Peringatan Hari Ulang Tahun Kemer­
merupakan salah satu lembaga kemasyarakatan kelura­
dekaan Republik Indonesia.
han yang sering diberikan tugas tambahan lainnya ke­
Selain tugas-tugas tersebut di atas masih banyak pada lembaga RW selain tugas yang telah diatur dalam
lagi tugas-tugas lain yang diberikan kepada lembaga RT, peraturan perundang-undangan. Tugas-tugas tambahan
dapat diketahui RT selain diberikan tugas-tugas yang kepada lembaga RW ini juga bersifat insidentil atau se­
telah ditetapkan juga diberikan tugas-tugas lain, seperti: mentara, tergantung pada permasalahan dan kebutu­
a. Menyukseskan Pemilihan Umum, Pemilihan Kepala han dari Lurah dan dari pemerintah kota, pemerintah
Daerah. provinsi, akan tetapi tugas-tugas tersebut rutin diberi­
b. Menyukseskan Pelaksanaan PON XVIII dan kan kepada lembaga RW hampir setiap tahunnya.
PORDA Tugas-tugas lainnya yang diberikan kepada lembaga
c. Menyukseskan program E-KTP RW yakni ;
d. Menyukses pelaksanaan MTQ tingkat Kecamatan a. Menyukseskan pemilihan umum
dan Kelurahan. b. Menyukseskan pemilihan Kepala Daerah
e. Menyukses Perayaan HUT RI c. Pendataan penduduk kecamatan
f. Menyukseskan Sensus Penduduk dan sensus d. Menyukseskan PON XVIII
Ekonomi e. Menyukseskan PORDA Riau
230 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 231
f. Menyukseskan program E-KTP Tugas-tugas lembaga RW lainnya ini tidak diikuti
g. Menyukseskan Sensus Penduduk dengan bantuan dana kepada lembaga RW oleh Lurah
h. Menyukseskan Sensus Ekonomi atau pemerintah, biaya operasional kecuali hanya un­
i. Pendistribusian PBB tuk pendistribusian SPT-PBB kepada masyarakat, yang
j. Menyukseskan Perayaan HUT RI diberikan melalui persentase penyebaran SPT-PBB
k. Memantau pengangkutan sampah tersebut­, sehingga tugas tambahan lembaga RW lebih
berorientasi pada rasa tanggungjawab sosial pengurus
Berdasarkan urian di atas dapat diketahui bahwa
lembaga RW.
kepada lembaga RW sering diberikan tugas tambahan,
baik tugas yang diberikan oleh Lurah, pemerintah kota, 7. 3. Tugas Lainnya Lembaga Pemberdayaan Masyarakat
dan pemerintah provinsi, bahkan program nasional, tu­ Kelurahan
gas-tugas tambahan tersebut sebagai berikut: Selain tugas-tugas pokok yang diberikan kepada
1. Menyukseskan Pemilihan Umum Legislatif, Pemi­ LPMK, juga diberikan tugas-tugas tambahan kepa­
lihan Umum Presiden, Pemilihan Kepala Daerah. da LPMK oleh Lurah, pemerintah kota, pemerintah
2. Menyukses penyelenggaraan PON XVIII dan provinsi, dan bahkan pemerintah, tugas-tugas tamba­
PORDA han tersebut bersifat insidentil tergantung pada perma­
3. Menyukses Program E-KTP salahan dan situasi pemerintah dan kemasyarakatan.
4. Menyukseskan Perayaan HUT RI Tugas tambahan LPM yang diberikan tidak seba­
5. Menyukseskan Sensus Penduduk dan Sensus Eko­ nyak tugas-tugas tambahan yang diberikan kepada lem­
nomi baga RT dan RW, tugas tambahan dalam bentuk:
6. Menyukseskan MTQ tingkat kelurahan dan keca­ a. Menyukseskan perayaan HUT RI
matan b. Menyukseskan program penghijauan nasional
7. Menyukseskan K3 c. Mengadakan Gotongroyong tingkat kelurahan
8. Mendistribusikan SPT PBB d. Menampung aspirasi masyarakat di bidang pem­
9. Memantau pendistribusian Raskin, BLT, bantuan bangunan.
Gentakin. Kepada LPMK ada diberikan tugas-tugas tambahan
10. Mengikuti lomba kelurahan terbaik, lomba apotik yang bersifat insidentil selain tugas-tugas pokok LPMK,
hidup, lomba lampu colok. yakni:
11. Memantau pendistribusian minyak tanah. a. menyukseskan perayaan HUT RI
b. menyukseskan program penghijauan nasional

232 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 233
c. mengikuti pawai malam hari raya Idul Fitri dan Idul 4. Mengikuti Bazar yang dibuat oleh pemerintah kota
Adha Pekanbaru
d. mengikuti pawai pembukaan MTQ Kota Pekanbaru 5. Mengikuti berbagai lomba keluarga.
e. mengikuti pameran pembangunan kota Pekanbaru 6. Menyukseskan program keluarga berencana
f. mengikuti lomba kebersihan 7. Memariahkan HUT RI
g. memantau jadwal pengangkutan sampah Berbagai tugas tambahan lembaga PKK kelurahan
h. mengadakan gotong royong tingkat nasional tidak diikuti dengan biaya operasional terhadap lemba­
Tugas tambahan kepada LPM ini tidak diikuti ga PKK kelurahan.
dengan­biaya operasional tugas-tugas tambahan terse­
but, baik dalam bentuk honor maupun uang transpor­ 7. 5. Tugas lainnya Lembaga Karang Taruna
tasi. Tugas tambahan di luar tugas pokok lembaga LPM, Sebagai salah satu lembaga kemasyarakatan
namun biaya operasional pengurus LPM tersebut tidak kelurahan­lembaga Karang Taruna Kelurhan juga me­
ada diberikan, kecuali hanya dalam bentuk bantau biaya miliki tugas lain selain dari tugas pokok lembaga Ka­
pembelian peralatan. rang taruna, tugas ini hanya bersifat sementara sesuai
dengan­kebutuhan dan permasalahan dari pemerintah
7. 4. Tugas Lainnya Lembaga PKK Kelurahan dan masya­ rakat. Lembaga Karang Taruna kelurahan
Lembaga PKK kelurahan juga memiliki tugas tam­ mempunyai tugas lain selain dari tugas pokok Karang
bahan selain dari tugas pokok PKK yang telah ditetap­ Taruna , yakni:
kan peraturan perundang-undangan, tugas tambahan a. Memeriahkan Hari Sumpah Pemuda
lembaga PKK ini hanya bersifat insidentil tergantung b. Menyukseskan pelaksanaan PON XVIII
kepada kebutuhan dan permasalahan pemerintah dan c. Menyelesaikan permasalahan atau perkelahian
masyarakat. Berdasarkan hasil observasi diketahui bah­ pemuda antar lembaga masyarakat
wa lembaga PKK memiliki beberapa tugas tambahan, d. Mengadakan dan mengikuti pertandingan olahraga
yakni: dan seni.
1. Menyukseskan program Gerakan Cinta Kelurga
Tugas-tugas tambahan yang diberikan kepada Ka­
Miskin (Gentakin) yang merupakan gerakan khas
rang Taruna kelurahan tidak diikuti dengan pembia­
Pekanbaru, karena ide Gentakin ini berasal dari istri
yaan atau biaya operasionalnya.
mantan Walikota Pekanbaru Evi Herman Abdullah
2. Menyukseskan program K3
3. Menyukseskan program Penghijauan nasional

234 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 235
7. 6. Tugas Tambahan Lembaga Kemasyarakatan Tabel 7.
Kelurahan (Lainnya) Tugas Tambahan Lembaga Kemasyarakatan Kelurahan
Pada pemerintah kelurahan dapat dibentuk lem­ Lembaga
Tugas Tambahan Lembaga
baga­kemasyarakatan kelurahan oleh masyarakat kelu­ No Kemasyarakatan
Kemasyarakatan Kelurahan
Kelurahan
rahan setempat, yang disebut dengan lembaga kelurahan­
1 Lembaga RT 1. Menyukseskan Pemilu
(lainnya), lembaga kemasyarakatamn kelurahan (lain­ 2. Menyukseskan Pemilihan KDH
nya) juga memiliki tugas yang bersifat tambahan dan 3. Menyukseskan PON ke XVIII
4. Menyukseskan MTQ Kel. Kec. dan Kota.
insidentil sama dengan lembaga kemasyarakatan kelu­ 5. Menyukseskan Sensus Penduduk
rahan lainnya seperti RT, RW, LPMK, PKK, dan Karang 6. Menyukseskan Sensus Ekonomi
7. Menyukseskan E-KTP
Taruna. Lembaga kemasyarakatan kelurahan (lainnya) 8. Menyukseskan PORDA Riau
memiliki tugas tambahan dari Lurah dan pemerintah 9. Memeriahkan HUT RI
10. Menyukseskan K3
kota, yakni ; 11. Menyukseskan Gerakan
1. Memeriahkan HUT RI Penghijauan
12. Mendistribusikan SPT-PBB
2. Menyukseskan pelaksanaan PON XVIII 13. Memantau Pendistribusian BLT
3. Menyukseskan pelaksanaan MTQ kelurahan dan 14. Memantau Pendistribusian Raskin
kecamatan, serta Kota. 15. Memantau Pendistribusian
Gentakin
4. Mengikuti pameran pembangunan. 16. Menyukseskan Lomba Kelurahan
5. Mengikuti Pawai Takbiran. 17. Mengikuti Lomba lampu colok
18. Mengatur Pengangkutan Sampah
Pemberian tugas tambahan kepada lembaga kema­ 19. Memantau Pendatang Baru
20. Menyukseskan gotongroyong kel.
syarakatan (lainnya) tidak diikuti dengan biaya ope­ 21. Memantau pendistribusian
rasional. Lembaga kemasyarakatan secara keseluruhan minyak tanah
21. Mengikuti Pawai hari-hari besar
memiliki tugas tambahan dari pemerintah, pemerintah
provinsi, pemerintah kota, Camat dan Lurah selain tu­ 2 Lembaga RW 1. Menyukseskan Pemilu
2. Menyukseskan Pemilihan umum KDH
gas pokok, untuk jelasnya dapat dilihat tabel berikut. 3. Menyukseskan PON ke XVIII
4. Menyukseskan PORDA Riau
5. Menyukseskan MTQ Kel. Kec. dan
Kota
6. Menyukseskan E-KTP
7. Menyukseskan K3
8. Menyukseskan Gerakan Penghijauan Nas.

236 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 237
Lembaga Lembaga
Tugas Tambahan Lembaga Tugas Tambahan Lembaga
No Kemasyarakatan No Kemasyarakatan
Kemasyarakatan Kelurahan Kemasyarakatan Kelurahan
Kelurahan Kelurahan
9. Menyukseskan Sensus Penduduk 5 Lembaga Karang 1. Memeriahkan HUT RI
10. Menyukseskan Sensus Ekonomi Taruna 2. Menyukseskan PON ke XVIII
11. Menyukseskan Gotongroyong kel. Kelurahan 3. Menyukseskan PORDA Riau
12. Menyukseskan Lomba Kelurahan 4. Mengikuti Pertandingan
13. Memeriahkan HUR RI kepemudaan
14. Memantau pendistribusian BLT
5. Menyelesaikan sengketa
15. Memanatu pendistribusain Raskin
16. Memantau pendistribusian Gentakin kepemudaan
17. Mengikuti Pawai hari-hari besar Nas. 6. Mengikuti workshop
18. Memantau pendatang baru kepemudaan
19. Mengikuti lomba lampu colok 7. Memeriahkan Sumpah Pemuda

3 LPMK 1. Memeriahkan HUT RI 6 Lembaga 1. Memeriahkan HUT RI


2. Menyukseskan Program K3 Kemasyarakatan 2. Menyukseskan PON ke XVIII
3. Menyukseskan gerakan penghijauan nas Kelurahan (Lain­ 3. Menyukseskan PORDA Riau
4. Mengikuti Pawai perayaan hari-hari nya) 4. Menyukseskan K3
besar 5. Menyukseskan Gerakan
5. Mengikuti Lomba kebersihan penghijauan
6. Mengadakan gotongroyong kelurahan 6. Dan lain-lain (tergantung bentuk
7. Memantau jadwal pengangkutan lembaga)
sampah
8. Menyukseskan PON XVIII Sumber: Kumpulan Teori, Hasil Observasi, Hasil Wawancara Penelitan
9. Menyukseskan PORDA Riau
10. Mengikuti Pameran Pembangnan Peranan lembaga kemasyarakatan yang paling ban­
11. Mengikuti Pelatihan perencanaan pemb.
yak peranan dalam membantu tugas Lurah adalah lem­
4 Lembaga PKK 1. Memeriahkan HUT RI baga RT, lembaga RW, LPMK, lembaga PKK kelurahan,
Kelurahan 2. Memeriahkan hari-hari besar
3. Menyukseskan gerakan penghijuan nas lembaga Karang Taruna, dan lembaga kemasyarakatan
4. Melaksanakan program Gentakin kelurahan (lainnya), dikarenakan lembaga RT juga di­
kelurah tugaskan dengan tugas-tugas umum lainnya diberikan
5. Menyukseskan gerakan KB
6. Menyukseskan program pemberdataan per. pemerintah, pemerintah provinsi, dan pemerintah kota.
7. Mengikuti bazaar
8. Menyukseskan PON XVIII
9. Menyukseskan PORDA Riau
10. Mengikuti Perlombaan
11. Menyukseskan K3

238 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 239
BAB XI

TUGAS LURAH

1. Tugas Lurah
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2005
tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004
Tentang Pemerintahan Daerah, mengamantkan pemberian oto­
nomi luas kepada daerah diarahkan mempercepat terwujud­
nya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan,
pemberdayaan dan peran serta masyarakat. Dalam penyeleng­
garaan pemerintahan daerah Kepala Daerah dibantu perangkat
daerah dari sekretariat daerah, sekretraiat DPRD, dinas daerah,
lembaga teknis daerah, kecamatan dan kelurahan. Untuk me­
ningkatkan pelayanan dan melaksanakan fungsi pemerintahan
di perkotaan, dibentuk lembaga kemasyarakatan mempercepat
terwujudnya kesejahteraan masyarakat. Pembentukan kelurahan
mempertimbangkan berbagai syarat seperti syarat administratif,
teknis, dan kewilayahan. Kelurahan merupakan perangkat dae­
rah berkedudukan di wilayah kecamatan, dipimpin Lurah diban­
tu perangkat kelurahan dalam pelaksanaan tugas memperoleh
pelimpahan kewenangan dari Walikota. Lurah berada di bawah
dan bertanggungjawab kepada Walikota melalui Camat, menurut
240 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 241
Pasal 4 PP Nomor 73 Tahun 2005 dinyatakan; kesehatan, pendidikan, sesuai dengan kewenangan yang dilim­
(1). Lurah mempunyai tugas pokok menyelenggarakan urusan pahkan kepada Lurah.
pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan. Dalam hal pelimpahan tugas Walikota kepada Lurah, peme­
(2). Selain tugas yang dimaksud pada ayat (1), Lurah me­lak­sa­na­ rintah kota perlu memverifikasi tugas-tugas yang dilimpahkan
kan urusan pemerintahan yang dilimpahkan oleh Wali­kota.­ secara­proporsional. Pelaksanaan tugas Lurah akan terlaksana
Lurah memiliki dua tugas, yakni; tugas pokok menylenggara­ optimal apabila diikuti pemberian sumber-sumber keuangan yang
kan urusan pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan, besarnya disesuaikan dan diselaraskan dengan pelaksanaan ke­
serta melaksanakan urusan pemerintahan yang dilimpahkan Wa­ giatan pemerintahan dan tuntutan kebutuhan masyarakat kota.
likota. Menurut pasal 5 PP Nomor 73 Tahun 2005, dalam melak­
sanakan tugas pokok, lurah mempunyai tugas: 2. Hubungan Kerja Lurah dengan Camat
1. Pelaksanaan kegiatan pemerintahan kelurahan,
Menurut Pasal 7 PP Nomor 73 Tahun 2005; Dalam melak­
2. Pemberdayaan masyarakat,
sanakan tugas dan fungsinya, Lurah melakukan koordinasi
3. Pelayanan masyarakat,
dengan­Camat dan instansi vertikal yang berada di wilayah ker­
4. Penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum,
janya. Mencermati pasal di atas dapat diketahui Lurah dalam
5. Pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan umum,
melaksanakan tugas dan fungsinya melakukan koordinasi dengan
6. Pembinaan lembaga kemasyarakatan.
Camat, untuk jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Lurah memiliki 6 tugas, yakni; pelaksanaan kegiatan peme­
rintahan kelurahan, pemberdayaan masyarakat, pelayanan ma­
Wali Kota
syarakat, penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum,
pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan umum, serta
pembinaan lembaga kemasyarakatan. Menurut penjelasan Pasal 4
ayat (1), yang dimaksud dengan urusan pemerintahan antara lain Camat
pelaksanaan urusan administrasi pemerintahan dan pengaturan
kehidupan masyarakat yang dilimpahkan kepada lurah. Yang
dimaksud dengan urusan pembangunan antara lain pemberday­
Lurah
aan masyarakat dalam penyediaan sarana dan prasarana fasilitas
umum, seperti jalan, jembatan, sesuai dengan kewenangan yang Catatan :
: Jalur Intruksi
dilimpahkan kepada lurah. Yang dimaksud dengan urusan kema­ : Koordinasi
syarakatan antara lain pemberdayaan masyarakat melalui urusan
Gambar 28.
pembinaan kehidupan sosial budaya masyarakat seperti bidang Hubungan kerja antara Lurah dengan Camat.

242 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 243
Berdasarkan gambar di atas diketahui bahwa hubungan an­ bertanggungjawab kepada Camat akan tetapi kepada Walikota,
tara Lurah dengan Camat dalam bentuk hubungan koordinasi, hal ini terkait karena Lurah mendapatkan sebagian kewenangan
Menurut Wasistiono, dkk. (2009:46:47) bahwa: dari Walikota, dan Lurah tidak mendapatkan sebagian kewena­
“Berbeda dengan UU Nomor 22 Tahun 1999, di dalam ngan dari Camat.
pasal 127 ayat (1) UU Nomor 32 Tahun 2004 dikemukakan
bahwa: Kelurahan di bentuk di wilayah kecamatan dengan
Peraturan Daerah berpedoman kepada Peraturan Pemerin­
tah. Artinya kelurahan bukan perangkat kecamatan seperti
pada UU sebelumnya Pada pasal 127 ayat (2) selanjutnya
diekumakan bahwa; Kelurahan dipimpin oleh Lurah yang
dalam pelaksanaan tugasnya memperoleh pelimpahan ke­
wenangan dari Walikota. Konsekuensi logis dari ayat terse­
but di dalam menjalankan tugasnya Lurah tidak lagi ber”
tanggungjawab kepada Camat, melainkan dengan Walikota
melalui Camat.”

Lebih lanjut dikatakan Wasistiono, dkk. (2009:47) Bahwa:


“Camat dan lurah masing-masing memperoleh delegasi
kewenangan langsung kepada Walikota, karena Walikota
adalah administrator yang menentukan “apa”yang dileng­
kapi dengan kewenangan dan sumber-sumber manajerial
yang memadai. Camat tidak lagi dapat mendelegasikan seba­
gian kewenangannya, karena hubungan antara Camat den­
gan Lurah tidak lagi bersifat hierarkhis, melainkan bersifat
koordinati, akan tetapi berdasarkan kewenangan atributif
yang diberikan kepadanya, camat dapat melakukan pembi­
naan terhadap penyelenggaraan pemerintahan kelurahan.”

Berdasarkan pendapat di atas dapat dinyatakan bahwa


dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 hubungan Lurah­
dengan­Camat hanya dalam bentuk koordinatif, dan Lurah bukan

244 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 245
BAB XII

KEBERADAAN
LEMBAGA KEMASYARAKATAN

A. Historis Lembaga Kemasyarakatan Kelurahan


1. Historis Lembaga Rukun Tetangga dan Rukun Warga
Rukun Tetangga dan Rukun Warga sebagai suatu lem­
baga kemasyarakatan yang ada di Kelurahan/Desa sudah ada
semenjak masa Pemerintah Balatentara Jepang Tahun 1943,
seperti dinyatakan Saparin (1986:59-60) sebagai berikut:
“sebagai suatu organisasi kependudukan/kema­
syarakatan RT dan RW untuk mula pertama diintrodusir
oleh pemerintah Balatentara Jepang sejak tahun 1943.
Sebagai alat politik antara lain sebagai alat komunikasi
pemerintah pendudukan Jepang dengan rakyat setem­
pat guna mencukupi kebutuhan pemerintah pendudu­
kan tersebut dalam hubungan dengan masalah-masalah
pengerahan tenaga untuk mengerjakan proyek-proyek
tertentu, penanaman suatu jenis bahan produksi untuk
kepentingan keamanan, distribusi bahan makanan ke­
pada penduduk dan sebagainya.”

246 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 247
Pendapat di atas menunjukkan lembaga RT dan RW pemerintah Jepang. Masalah-masalah yang berhubungan
yang diperkenalkan oleh pemerintah bala tentara Jepang dengan propaganda untuk mempengaruhi rakyat, mencari
tidak lain hanyalah sebagai alat politik untuk menghada­ kebutuhan akan tenaga untuk menjalankan administrasi
pi perang yang sedang berlangsung pada saat itu. Dengan pemerintahan dan keperluan perang”.
dibentuknya lembaga RT dan RW ini sebagai alat politik Lebih lanjut dinyatakan Soewito (2000:219) bahwa:
akan semakin memudahkan pemerintah pendudukan Jepang “Perkembangan politik selanjutnya pada masa pemerin­
untuk memanfaatkan tenaga bangsa Indonesia. tahan Jepang mulai surut akhir tahun 1943 sejak terjadinya
Suhartono (2000:66) menyatakan bahwa: kegon­cangan di wilayah Asia. Sehubungan dengan itu maka
“sebagai gambaran yang sangat mengenai bagaima­ Jepang­mulai menampakkan perhatiannya kepada bangsa
na kekuatan Jepang mencengkram rakyat Indonesia, Indonesia, untuk ikut serta dalam pemerintahan”.
dapat dilihat pada buku Aiko Kurosawa (1993) tentang Berdasarkan pendapat di atas menunjukkan bahwa
Mobilisasi dan control, studi tentang perubahan social karena mulai terjadinya kegoncangan di Asia, maka Jepang­
di pedesaan jawa 1942-1945, dimana pada dasarnya mulai menyusun rencana dengan melakukan berbagai pen­
pengawasan oleh pemerintah pendudukan Jepang sam­ dekatan terhadap seluruh elemen masyarakat Indonesia
pai pula ke tingkat Rukun Tetangga (Tonarikumi)”. dengan tujuan untuk dapat membantu Jepang dalam meng­
hadapi kolonial Belanda, pendekatan-pendekatan terse­
Selanjutnya Shiraishi dalam Soewito (2002:219-220)
but dapat terlihat dengan memberikan kesempatan kepada
menyatakan bahwa:
bangsa Indonesia untuk ikut serta dalam pemerintahan,
“waktu tiga setengah tahun masa pemerintahan
kondisi ini juga yang menyebabkan pemerintah pendudukan
Jepang­di Indonesia tidak hanya menggoncangkan
Jepang memperkenalkan pembentukan Rukun Tetangga dan
sendi-sendi kehidupan perekonomia pemerintahan,
Rukun Warga di Indonesia, dengan tujuan dapat dijadikan
melainkan juga struktur masyarakat Indonesia sendiri.
sebagai alat politik dan komunikasi dengan masyarakat.
Dalam masa ini terjadi perubahan social yang besar,
Pada perkembangan selanjutnya, yakni pada masa mu­
baik di kota-kota maupun di desa-desa. Perubahan itu
lainya pemerintahan Republik Indonesia, Saparin (1986:62)
terlihat dari kenyataan adanya golongan yang naik sta­
menyatakan bahwa:
tusnya dan sebaliknya ada golongan baru yang timbul
terutama pada generasi yang turut memegang peranan “sistem Rukun Tetangga dan Rukun Warga terse­
penting dalam masyarakat”. but setelah Pemerintahan Republik Indonesia, masih
tetap berjalan, walaupun mengalami perubahan secara
Menurut Soewito (2000:220), bahwa: “perubahan sosi­
fungsional, atas prakarsa bapak Pandji Soeroso ketia be­
al tersebut mulai timbul dari kelompok kalangan atas, kon­
liau menjabat sebagai Menteri Dalam Negeri Republik
disi ini sengaja dan direncanakan berdasarkan kepentingan
248 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 249
Indonesia­, sedang mengenai pelaksanaannya diserahkan karena dalam sistem lembaga RT maupun RW terdapat ada­
kepada masing-masing pemerintah daerah sebagai keru­ nya dasar kerakyatan yang dinamis dan kegotongroyongan
kunan warga masyarakat disamping pemerintah desa.” yang memiliki nilai dasar sangat positif dalam kehidupan
Pendapat di atas menunjukkan bahwa lembaga RT dan kemasyarakatan di Indonesia, seperti yang dinyatakan oleh
RW pada masa pasca kemerdekaan dimana pemerintahan­ Saparin (1986:60), bahwa:
sudah dibawah kedaulatan pemerintah Republik Indonesia “segi positif lainnya dalam sistem RT/RW ialah
masih tetap dipertahankan, walaupun telah berubah fungsi bahwa dalam melakukan kegiatan serta usaha kegotong­
yang semula untuk alat politik bagi pemerintah bala tentara royongan tersebut, membangkitkan aktivitas warga ma­
Jepang menjadi alat untuk menciptakan kerukunan hidup syarakat yang bersangkutan dalam memecahkan dan
bermasyarakat dan membantu pemerintah dalam menjem­ menanggulangi kepentingan bersama, baik dibidang
batani hubungan dengan masyarakat desa/kelurahan. social, ekonomi, keamanan dan sebagainya secara ter­
Lebih lanjut dinyatakan saparin (1986:60) bahwa: organisir dalam bentuk organisasi lainnya, baik yang
“dengan berjalannya system tersebut mempunyai disponsori oleh pemerintah maupun karena swadaya
fungsi yang semakin penting, karena bersifat dinamis masyarakat yang bersangkutan, maka disamping organi­
dan dapat menyesuaikan diri dengan tuntutan kemajuan sasi RT/RW dapat dikembangkan organisasi-organisasi
tata hidup bermasyarakat sekarang. Perbedaan antara kemasyarakatan lainnya sebagai akar kerjasama atau
lembaga RT dan RW dengan pemerintah desa/kelurah­ pencapaian tujuan bersama.”
an, ialah bahwa pemerintah desa mempunyai kekuatan Pendapat di atas semakin menunjukkan bahwa penting­
berpijak kepada tradisi dan kekuatan peraturan hokum nya keberadaan lembaga RT dan RW dalam kehidupoan
yang mempunyai konsekuensi hokum pula. Sedangkan pemerintahan dan kemasyarakatan di Indonesia, karena
lembaga RT dan RW meskipun mempunyai legalitas lembaga RT dan RW dapat membantu pemerintah untuk
namun masih agak lemah. Walaupun begitu di dalam meningkatkan aktivitas warga masyarakat dan memecahkan
sistem lembaga RT maupun RW terdapat adanya dasar masalah-masalah kemasyarakatan yang bersendikan kepada
kerakyatan yang dinamis, serta dasar kegotongroyon­ nilai-nilai kegotongroyongan dan rasa kekeluargaan serta
gan yang merupakan segi positif sesuai dengan falsafah musyawarah mufakat sebagai sendi utama dalam kehidupan
Negara­Pancasila maupun semangat Orde Baru.” masyarakat Pancasila.
Dalam upaya untuk memberdayakan masyarakat dan Walaupun persatuan warga dalam lembaga-lembaga
membina hubungan antar masyarakat yang semakin dina­ kemasyarakatan pada dasarnya mengandung unsure-unsur
mis dan kompleks, keberadaan lembaga RT dan RW masih individualisme namun manfaatnya dalam kehidupan berma­
sangat diperlukan pada pemerintah desa maupun kelurahan syarakat dapat memberikan nilai positif, seperti yang dinya­

250 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 251
takan oleh Saparin (1986:61), bahwa: d. Membantu pelaksanaan usaha pemerintah di bi­
“walaupun persatuan warga di dalam lembaga- dang pembangunan dan pembinaan masyarakat,
lembaga organisasi tersebut pada dasarnya mengandung yang ditugaskan kepada kelurahan.
unsure-unsur individualisme, namun kami anggap cu­ e. Mencapai masyarakat adil dan makmur atau masya­
kup positif, dan sangat menguntungkan baik untuk ma­ rakat sosialis Pancasila.
sing-masing individu bagi kehidupan bersama. Karena Lebih lanjut ketetapan Gubernur DKI Jaya Nomor 23
sesuai dengan kepribadian bangsa kita, ialah tetap men­ tahun 1966 dalam Saparin (1986:63) dinyatakan bahwa:
junjung tinggi semangat kerjasama secara kekeluargaan “Tugas, hak dan kewajiban daripada pengurus lembaga
dan musyawarah baik dalam kepentingan yang bersifat RT dan RW antara lain:
formal maupun non informal.” a. Membantu pelaksanaan instruksi-instruksi dan kebijak­
Menyadari pentingnya peranan lembaga RT dan RW sanaan kepala wilayah pemerintahan setempat.
dalam kehidupan bermasyarakat di Indonesia, maka sebaha­ b. Melaksanakan keputusan-keputusan musyawarah lem­
gian besar wilayah di Indonesia terdapat lembaga RT dan baga Rukun Tetangga dan Rukun Warga.
RW, seperti di Jakarta dikeluarkannya Ketetapan Gubernur c. Hal-hal yang perlu untuk menjaga kelancaran tugas
DKI Jaya Nomor 23 Tahun1966 tentang Lembaga RT/RW. Di kewajiban lembaga RT dan RW tersebut.”
dalam ketetapan tersebut menurut Saparin (1986:63), bahwa: Keberadaan lembaga RT dan RW dalam kehidupan
“kedudukan lembaga RT dan RW ialah sebagai masyarakat di Indonesia, disamping di DKI, juga terdapat
organisasi masyarakat, lepas dan bersih dari ikatan dan di kota-kota lainnya di pulau Jawa, seperti yang dinyatakan
pengaruh idiologi partai-partai politik, diakui dan dilin­ oleh Saparin (1986:62) bahwa:
dungi oleh pemerintah, tetapi bukan alat administrasi “keberadaan lembaga RT dan RW dalam kehidu­
pemerintah, sedangkan maksud dan tujuan dari pada pan masyarakat di Indonesia di samping di DKI, juga
pembentukan lembaga RT dan RW tersebut ialah: terdapat di kota-kota lainnya. Data informasi yang di­
a. Menghimpun seluruh potensi rasional dengan me­ peroleh berdasarkan survey APDN Semarang pada
ng­ikutsertakan masyarakat setempat dalam usaha tahun 1970 tentang keadaan pemerintahan desa, dari
meningkatkan kesejahteraan rakyat. lebih kurang 45 desa dengan berbagai macam lokasi di
b. Mewujudkan pengintegrasian rakyat dengan peme­ Wilayah Jawa Tengah, Timur dan Madura atau tegasnya
rintah. di Kerisedanan Banyumas, Kediri, Malang, dan bang­
c. Memupuk dan memelihara semangat gotongroyong kalan (diantaranya termasuk Kotamadya Semarang,
sebagai sendi kepribadian bangsa Indonesia. Surabaya) dan Daerah Istimewa Yogyakarta, menunjuk­
kan bahwa di masing-masing desa yang disurvei terdapat
252 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 253
adanya Rukun Tetangga dan Rukun Kampung yang argaan, dan musyawarah mufakat sebagai sendi masyarakat
mempunyai fungsi penting dalam kehidupan sosial dan Indonesia tidak dapat ditinggalkan.
kependudukan di samping pemerintah daerah (kelura­ Perkembangan selanjutnya dari lembaga RT dan
han). Sedangkan untuk masyarakat Jawa Barat di dalam RW yakni pada saat munculnya pemerintahan Orde Baru
buku Koentjaraningrat; Masyarakat Desa di Indonesia dengan­dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 5 Tahun
Dewasa ini, di dalam uraiannya mengenai desa Jagakar­ 1979 tentang Pemerintahan Desa, kelembagaan desa mulai
sa, kecamatan Pasar Minggu (Jakarta) dan desa Situraja di atur secara nasional, walaupun UU tersebut tidak menye­
(60 Km sebelah Timur Laut Bandung) secara terperinci but-nyebut lembaga RT dan RW namun di atur dalam Per­
dijelaskan mengenai fungsi-fungsi dan kegiatan RT/RW aturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 1983 tentang
di dalam lingkungan kehidupan masyarakat desa terse­ Pembentukan Rukun Tetangga dan Rukun Warga, seperti
but. Hal mana dapat disimpulkan akan adanya lembaga- di­nyatakan oleh Pamudji (1985:59), bahwa:
lembaga RT/RW di masyarakat Jawa Barat.” “selama ini lembaga RT dan RK/RW telah menun­
jukkan kemanfaatan dan kegunaannya dalam pemerin­
Keberadaan lembaga RT dan RW di wilayah tanah air
tahan terutama pemerintahan kota. Undang-Undang
lainnya sudah menjadi kenyataan dan keharusan serta ke­
Nomor 5 Tahun 1979 tidak menyebut-menyebut ten­
butuhan hidup masyarakat, seperti yang dinyatakan Saparin
tang lembaga RT dan RK/RW, hal ini tidaklah berarti
(1986:62), bahwa:
lembaga RT dan RK/RW tidak mempunyai hak hidup
“system kelembagaan kemasyarakatan RT dan RW
(raison dieter). Lembaga RT dan RK/RW dapat dibentuk
untuk sebagian besar wilayah di tanah air kita sudah
berdasarkan Keputusan Pemerintah Kota dalam rangka
menjadi kenyataan hidup, sudah merupakan kebutu­
pelaksanaan fungski Walikotamadya sebagai Adminis­
han social untuk masyarakat kita yang kini nampak
trator Kemasyarakatan”.
telah menerima sebagian konsepsi-konsepsi kehidupan
moderen, ternyata system lembaga RT dan RW terse­ Pengaturan tentang lembaga RT dan RW secara nasi­
but bersifat sangat dinamis dan dapat diterapkan dalam onal dapat dilihat dari dikeluarkannya Keputusan Menteri
kehidupan masyarakat baik di dalam kehidupan wilayah Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pembentukan
kota maupun untuk wilayah pedesaan.” Rukun Tetangga dan Rukun Warga.
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpul­
2. Historis Lembaga Pemberdayaan Masyarakat
kan bahwa lembaga RT dan RW sudah terdapat pada se­
Kebijakan pemberdayaan masyarakat merupakan ba­
bagian besar wilayah di tanah air. Walaupun sebagian besar
gian yang tidak terpisahkan dari kebijakan otonomi daerah,
masyarakat telah menerima konsep-konsep kehidupan ma­
menurut Soedirdja (2000:22), bahwa:
syarakat kota namun nilai-nilai kegotongroyongan, kekelu­

254 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 255
“Pemberdayaan masyarakat pada hakekatnya memiliki melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor
dua makna pokok, yakni: 28 tahun 1980 Tentang Penyempurnaan dan Peningkatan
1. Pemberdayaan kemampuan masyarakat (ti give ability Fungsi Lembaga Sosial Desa menjadi Lembaga Ketahanan
or enable) melalui penetapan berbagai kebijakan dan Masyarakat Desa atau yang sering disingkat dengan LKMD..
program-program pembangunan yang mencakup seluruh Dalam perkembangan selanjutnya, pada masa reformasi
aspek kehidupan masyarakat terutama melalui program ini LKMD juga diganti dengan nama Lembaga Perdayaan
pembangunan ekonomi dan program pembangunan Masyarakat atau yang disingkat LPM. Pergantian LKMD
sosial budaya. menjadi LPM dilakukan pada saat Temu LKMD tingkat na­
2. Memberi wewenang secara proporsional kepada masya­ sional Tahun 2000 di Bandung Jawa Barat.
rakat untuk pengambilan keputusan (to give authority) Semenjak itu keberadaan Lembaga Pemberdayaan Ma­
dalam rangka membangun diri dan lingkungan secara syarakat Kelurahan telah diatur dengan Undang-Undang
mandiri. Dengan demikian upaya pemberdayaan masya­ Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah .
rakat memiliki makna; memampukan dan me­ man­
3. Historis Lembaga PKK
dirikan masyarakat.”
Pada akhir tahun 1960-an, di Indonesia terutama Jawa
Salah satu upaya untuk pemberdayaan masyarakat oleh mengalami kondisi masyarakat yang sangat memprihatinkan,
pemerintah yakni dengan masyarakat adalah dengan diberi­ akibat kemiskinan dan keterbelakangan dan ketidak tahuan,
kannya peluang kepada masyarakat untuk membentuk lem­ desa-desa dan daerah-daerah miskin di kota terjangkit bu­
baga-lembaga kemasyarakatan, Salah satu bentuk lembaga sung lapar dan kwashiorkor pada anak-anak balita. Tingkat
kemasyarakatan kelurahan tersebut adalah lembaga pem­ kematian ibu dan anak sangat tinggi. Hal ini diperparah
berdayaan masyarakat kelurahan atau yang sering disingkat karena tingkat pendidikan masyarakat desa dan masyarakat
dengan LPMK. miskin pada umumnya masih rendah.
LPMK dahulunya jauh sebelum masa pemerintahan Bersamaam dengan waktu itu, dalam kunjungan ke de­
orde daru disebut dengan Lembaga Sosial Desa yang diatur sa-desa mengikuti suami, ibu Isriati Munadi istri Gubernur
menurut Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1965 Tentang Jawa Tengah pada saat itu sangat tersentuh menyaksikan
Desapraja, walaupun Undang-Undang Nomor 5 Tahun kehidupan masyarakat, atas dasar kepedulian beliau terha­
1979 tidak menyebut-nyebuit tentang Lembaga Sosial Desa, dap penderitaan rakyat di daerahnya, ia mengajak tokoh ma­
akan tetapi pengaturan tentang Lembaga Sosial Desa diatur syarakat, istri Bupati dan Walikota se Jawa Tengah bergerak
dengan­Keputusan Presiden.Nomor 28 tahun 1980. bersama memerangi kondisi buruk ini.
Dalam perkembangan selanjutnya Lembaga Sosial Desa Berdasarkan hasil seminar Home Economic di Bogor
diganti dengan nama Lembaga Ketahan Masyarakat Desa pada Tahun 1957, semua istri Bupati dan Walikota diberi­
256 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 257
kan kursus pendidikan kesejahteraan keluarga, yang dibiayai Karang Taruna pertama sekali lahir sebagai problem sover
oleh pemerintah daerah. Para istri Bupati dan Walikota ini terhadap masalah sosial generasi muda di Kampung Melayu
pada gilirannya mengajak para istri Camat dalam kunjungan tahun 1960, dan secara resmi berdiri di Jakarta tanggal 26
mereka ke desa-desa dan wilayah-wilayah miskin lainnya. September 1960, yang merupakan organisasi sosial wadah
Dengan cara ini Ibu Munadi telah membentuk SDM pengembangan generasi muda yang tumbuh dan berkem­
inti dan apa yang kemudian disebut sebagai gerakan PKK. bang atas dasar kesadaran dan tanggungjawab sosial dari,
Atas dasar Surat Kawat Menteri Dalam Negeri tahun 1972. dan untuk masyarakat terutama generasi muda di wilayah
dan memberikan Jawa Tengah sebagai conot, para Guber­ desa/kelurahan atau komunitas adat istiadat dan terutama
nur diminta untuk mendukung pelaksanaan upaya-upaya bergerak di bidang usaha kesejahteraan sosial (Pedoman
yang serupa di daerahnya. Banyak Provinsi dan Kabupaten Dasar Karang Taruna Menteri Sosial Nomor 83/HIK/2005.
me­ngi­rimkan orang-orangnya ke Jawa Tengah untuk mem­ Semenjak Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1979 ten­
pelajarinya. Dari kepedulian, kerelawanan dan tekad untuk tang Pemerintahan Desa ditetapkan, maka Lembaga Karang
membantu mengurangi penderitaan rakyat ini lahir lah ger­ Taruna telah ada keberadaannya, walaupun telah terjadi
akan PKK sebagai Gerakan Nasional. pergantian Undang-Undang tentang Pemerintahan Daerah,
Perkembangan selanjutnya lembaga PKK terus dikem­ yakni Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 dan Undang­
bangkan hingga saat ini oleh pemerintah dan seluruh pe­ -Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan
merintahan daerah di Indonesia hingga saat ini, karena Daerah.­
keberadaan lembaga PKK telah dirasakan manfaatnya oleh Sebagai salah satu lembaga kemasyarakatan kelurahan
masyarakat maupun pemerintah khususnya Lurah dalam Karang Taruna diatur dalam Keputusan Menteri Dalam
pembinaan dan pemberdayaan keluarga. Negeri­­Nomor 5 Tahun 2007 tentang Pola Pembinaan Lem­
baga Kemasyarakatan. Keberadaan Lembaga Karang Taruna­
4. Historis Lembaga Karang Taruna.
diberikan penekanan pada pembinaan kepemudan dan
Pada pemerintah kelurahan terdapat beberapa lemba­
remaja yang ada di sekitar lingkungan kelurahan. sampai
ga kemasyarakatan, salah satunya adalah Lembaga Karang
saat ini lembaga Karang Taruna sudah ada diseluruh kelura­
Taruna­Kelurahan, sebagai wadah masyarakat untuk pem­
han dan kecamatan.
berdayaan dan pembinaan pemuda dan remaja di tingkat
Visi dan Misi lembaga Karang Taruna seperti diatur
kelurahan.
dalam Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor
Karang Taruna berasal dari kata “Karang” yang berarti
83/HIK/2005), adalah:
“pekarangan”, “halaman”, atau “tempat”. Sedangkan Taruna
Visi: Kemandirian dan peran aktif Karang Taruna dalam
berarti “remaja”. Sehingga Karang Taruna berarti tempat atau
penanganan masalah sosial.
wadah dari pengembangan remaja yang ada di Indonesia.­
258 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 259
Misi Karang taruna adalah sebagai berikut: kan pada tujuan menyerang, atau mempertahankan diri.
1. Menumbuhkembangkan prakarsa Karang Taruna dalam Motif lain terjadinya kerjasama pada masa lampau adalah
pengembangan kesejahteraan sosial . untuk mengawasi pembagian air dari sungai-sungai besar.
2. Meningkatkan tanggungjawab sosial Karang Taruna da­ Kecuali itu, maka kerjasama juga diperlukan untuk melaku­
lam pembangunan kesejahteraan sosial. kan pekerjaan yang besar. Pada masyarakat bersahaja, ker­
3. Mengembangkan sistem jaringan dan kemitraan Karang jasama ekonomis menimbulkan pelbagai usaha bersama,
Taruna dalam penanganan permasasalahan kesejahter­ seperti misalnya berburu, melindungi hewan peliharaan
aan sosial. serta kebun-kebun, dan seterusnya. Saling tolong menolong
Mencermati visi dan misi dari lembaga Karang Taruna tidak perlu dipaksa atas dasar sanksi-sanksi tertentu. Pada
dapat diketahui bahwa visi lembaga kemasyarakatan Karang­ masa lampau sengketa yang terjadi diselesaikan oleh dewan-
Taruna Kelurahan lebih berorientasi pada kemandirian dan dewan perdamaian yang dibentuk secara sukarela.”
peran aktif pemuda dan remaja dalam penanganan masalah- Sebagai lembaga kemasyarakatan kelurahan yang dibentukm
masalah sosial, dan bahkan juga berorientasi pada pengem­ oleh masyarakat setempat, juga diakui dan dibina oleh pemerin­
bangan kesejahteraan sosial, sehingga lembaga Karang tah, maka lembaga kemasyarakatan kelurahan tentunya memi­
Taruna tidak hanya berorientasi pada pembinaan bidang liki hubungan kerja dengan Lurah sebagai bagian dari lembaga
kepemudaan saja akan tetapi juga berorientasi pada perlin­ pemerintah.
dungan dan pengembangan masalah kesejahteraan sosial.
Berdasarkan Pasal 22 Peraturan Menteri Dalam Negeri No­

mor 5 Tahun 2007 menyatakan bahwa:
B. Hubungan Lembaga Kemasyarakatan dengan Lurah
(1). Hubungan kerja lembaga kemasyarakatan Kelurahan dengan
Kalau persaingan menggerakkan manusia untuk menentang Kelurahan bersifat konsultatif dan koordinatif.
pihak lain, maka kerjasama menurut Soekanto (2012;282-283) (2). Hubungan kerja lembaga kemasyarakatan Kelurahan de­
mencakup aktivitas integratif. Sikap menyukai, simpati, keingi­ ngan lembaga kemasyarakat lainnya di Kelurahan bersifat
nan salin membantu, dan lain sebagainya, merupakan kekuatan- koordinatif.
kekuatan integratif yang sangat penting. Namun, disamping itu (3). Hubungan kerja lembaga kemasyarakatan Kelurahan dengan
diperlukan suatu tujuan bersama eksternal, agar supaya tercapai pihak ketiga di Kelurahan bersifat kemitraan.
integrasi yang stabil.
Berdasarkan pasal tersebut di atas, dapat diketahui bahwa
Lebih lanjut dinyatakan oleh Soekanto (2012;283), bahwa:
lembaga kemasyarakatan kelurahan memiliki hubungan kerja
“Motif tertua untuk bersatu adalah kerjasama untuk
dengan Lurah yang bersifat konsultatif, dan koordinatif.
melawan musuh. Dalam hal ini perlu dibedakan antara dua
jenis integrasi: kerjasama untuk berkelahi mungkin didasar­
260 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 261
1. Hubungan Konsultatif Berdasarkan hasil observasi dapat diketahui bahwa lem­
Menurut penjelasan pasal 18 Peraturan Menteri Dalam baga kemasyarakatan dalam melaksanakan aktivitas dan
Negeri Nomor 5 Tahun 2007, yang dimaksud dengan hubu­ kegiatan kelembagaan selalu berhubungan dengan Lurah.
ngan konsultatif adalah bahwa lembaga kemasyarakatan Dalam aktivitas sehari-hari lembaga kemasyarakatan kelura­
dengan­Lurah selalu mengembangkan prinsip musya­warah han selalu meminta petunjuk dan arahan dari Lurah, seperti
dan konsultasi yang intensif dalam pelaksanaan pem­ ba­ adanya masalah-masalah pertikaian antar warga, masalah
ngunan.­ batas lembaga RT dan RW, pemilihan pengurus lembaga
Zetlin dalam Ritzer dan Goodman (2007:15) menya­ kemasyarakatan kelurahan, melakukan kerjasama dengan
takan bahwa; pihak lain, dan aktivitas lainnya. Hubungan konsultatif ini
“unit-unit kecil seperti keluarga, tetangga, kelom­ dilakukan secara rutin dan terus menerus oleh lembaga ke­
pok keagamaan, dan mata pencaharian dipandang pen­ masyarakatan kelurahan dan Lurah setempat
ting bagi individu dan masyarakat. Unit-unit kecil itu Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, maka dapat
menyediakan lingkungan tatap muka yang intim yang diketahui bentuk hubungan lembaga kemasyarakatan kelu­
diperlukan individu untuk dapat survive dalam ma­ rahan dengan Lurah adalah dalam bentuk hubungan Kon­
syarakat moderen. Kecenderungan umumnya adalah sultatif, dan hubungan konsultatif ini dilakukan secara rutin
melihat berbagai komponen masyarakat berskala luas dan terus menerus.
sebagai komponen yang berguna, baik bagi masyarakat Untuk lebih jelasnya mengenai hubungan konsultatif
itu sendiri maupun bagi individu yang menjadi anggot­ antara lembaga kemasyarakatan kelurahan dengan Lurah
anya. Akibatnya, sedikit sekali keinginan untuk meneliti dapat dilihat pada gambar berikut ini:
efek negatif dari struktur dan institusi sosial yang ada.”
Dalam melaksanakan berbagai bentuk kegiatan diperlu­ Konsultatif Lembaga
Lurah Kema­ Akti
kan interaksi, interaksi sosial menurut Soekanto (2003:61),
Persetujuan syarakatan vitas
merupakan ;
Kelurahan
“hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang
menyangkut hubungan antara orang-orang perorangan, Gambar 29.
antara kelompok-kelompok manusia. Apabila dua orang Bentuk hubungan Konsultatif antara Lembaga Kemasyarakatan
dengan Lurah
bertemu, interaksi sosial dimulai pada saat itu. Mereka
saling menegur, berjabat tangan, saling berbicara atau 2. Bentuk Hubungan Koordinatif
bahkan mungkin berkelahi. Aktivitas-aktivitas sema­ Koordinasi dan komunakasi adalah sesuatu yang dapat
cam itu merupakan bentuk-bentuk hubungan sosial.” dipisakan dalam suatu kelembagaan, koordinasi menu­

262 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 263
rut Mooney dan Reily dalam Sufian (1995:261), adalah: antara lembaga kemasyarakatan dengan Lurah bersifat terus
“Coordination­as the achiefment of ordely group effect, and unity menerus dan rutin.
of action in the pursuit of a command purpose.” (Koordinasi se­ Bentuk koordinasi antara lembaga kemasyarakatan kelu­
bagai pencapaian usaha kelompok secara teratur dan kesa­ rahan dengan Lurah juga selalu diwujudkan dalam hal pelay­
tuan tindakan di dalam mencapai tujuan bersama). anan administrasi kependudukan di kantor Lurah dan kan­
Defenisi lainnya tentang koordinasi dinyatakan oleh tor Camat, dalam hal pelayanan administrasi kependudukan
Farland dalam Sufian (1995:261), yakni ; “Coordination is the ini hampir seluruh surat menyurat yang dikeluarkan oleh Lu­
process where by an executive developeroerderly patterns of group rah dan Camat harus menyertakan surat pengantar dari RT
effort among his subordinates and secure unity of actions the pur- dan RW, sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Pekanbaru
suit of command purpose”.(Koordinasi adalah suatu proses di Nomor 5 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Administrasi
mana pimpinan mengembangkan pola usaha kelompok se­ Kependudukan, Peraturan Daerah Kota Pekanbaru Nomor 6
cara teratur diantara bawahannya dan menjamin kesatuan tahun 2008 tentang Retribusi Penggantian Biaya Cetak KTP
tindakan di dalam mencapai tujuan bersama). dan Akta Catatan Sipil, serta Peraturan Walikota Nomor 20
Mencermati pendapat-pendapat di atas, dapat diketa­ Tahun 2008 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Dae­
hui bahwa koordinasi merupakan upaya kelompok untuk rah Kota Pekanbaru Nomor 5 Tahun 2008 dan Peraturan
menyamakan tindakan dalam mencapai tujuan bersama. Daerah Kota Pekanbaru Nomor 6 Tahun 2008.
Menurut penjelasan Pasal 18 Peraturan Menteri Dalam Bentuk surat menyurat yang harus dilengkapi dengan
Negeri Nomor 5 Tahun 2007, yang dimaksud dengan koor­ surat pengantar dari RT dan RW di kantor Lurah dan Kan­
dinatif adalah bahwa lembaga kemasyarakatan kelurahan tor Camat adalah sebagai berikut:
dengan­Lurah selalu mengembangkan prinsip musyawarah 1. Pengurusan Kartu Keluarga
dan koordinasi yang intensif dalam pelaksanaan kegiatan. 2. Pengurusan Kartu Tanda Penduduk
Berdasarkan observasi yang dilakukan diketahui bahwa 3. Pengurusan Surat Pindah
lembaga kemasyarakatan kelurahan ada melakukan koordi­ 4. Pengurusan Surat Keterangan Berdomisili
nasi dengan Lurah, seperti meminta persetujuan lurah pada 5. Pengurusan Izin Tempat Usaha
saat membuat proposal kegiatan, membuat surat tembusan 6. Pengurusan berbagai bentuk Surat Keterangan dari
pada Lurah tentang suatu surat yang dikeluarkan oleh lem­ Lurah dan Camat.
baga kemasyarakatan kelurahan, meminta persetujuan Lu­ Hubungan kerja antara lembaga kemasyarakatan
rah dalam hal pembuatan kebijakan kelembagaan khusus­ dengan­Lurah dalam bentuk hubungan koordinatif, dan
nya kebijakan tentang keuangan lembaga, dan koordinasi hubungan koordinatif ini bersifat rutin dan terus menerus.
tentang masalah-masalah lainnya kepada Lurah. Koordinasi Untuk jelasnya tentang bentuk hubungan koodinatif antara

264 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 265
lembaga kemasyarakatan dengan Lurah dapat dilihat pada konskuensi bersama dari tin dakan yang sama-sama
gambar berikut ini: dilakukan tersebut;
4. Masing-masing pihak mempunyai “makna subyektif”
yang sama (setidaknya mirip atau himpit) dalam menen­
Lembaga
Kemasyara­ tukan dan melakukan tindakan bersama tersebut;
Lurah
Katan 5. Tindakan yang sama-sama dipilih tersebut telah di­
Kelurahan
proses dalam “ruang kesadaran” secara sadar (dan men­
dalam) sehingga tindakan itu memang sesuatu yang
dike­hendaki untuk dilakukan.
Aktivitas Berdasarkan hasil observasi dapat diketahui bahwa
hubu­ngan antara lembaga kemasyarakatan kelurahan de­
ngan­Lurah atau pemerintah kota ada dalam bentuk ke­
Gambar 30. mitraan, hal ini dapat terlihat pada pembiayaan suatu keg­
Bentuk Hubungan Koordinatif Antara Lembaga Kemasyarakatan
dengan Lurah iatan-kegiatan yang dilakukan oleh lembaga kemasyarakatan
kelurahan seperti pembangunan Pos Ronda, pembangunan
3. Bentuk Hubungan Kemitraan fasilitas umum, mengadakan pertandingan olah raga, dan
Selain bentuk hubungan konsultatif dan koordinatif lain-lain.
yang terdapat pada peraturan perundang-undangan, hubu­ Dalam hal pembiayaan kegiatan-kegiatan tersebut,
ngan lembaga kemasyarakatan kelurahan dengan Lurah di ada dana yang bersumber dari swadaya masyarakat, dan
Kota Pekanbaru, ditemukan juga bentuk hubungan lainnya, ada dana yang bersumber dari Lurah atau pemerintah kota,
yakni hubungan kemitraan. seba­gai wujud dari kemitraan antara lembaga kemasyaraka­
Kemitraan menurut Pramono dalam Purwoko (2004; tan dengan­Lurah dalam mengadakan suatu aktivitas atau
154) berarti: posisi pelaku sebagai “part” atau bagian, atau kegiatan-kegiatan pembangunan.
sebagai “partner” ambil bagian (mitra), yang dapat ditafsir­ Berdasarkan uraian di atas, dapat dinyatakan bahwa
kan sebagai: bentuk hubungan antara lembaga kemasayarakatn kelu­
1. Ada inisiatif untuk melakukan tindakan oleh “sang rahan dengan Lurah di Kota Pekanbaru ada dalam bentuk
subyek”; hubungan kemitraan, yang dalam hal ini kegiatan yang di­
2. Mempunyai kesetaraan atau kesederajatan posisi dalam laksanakan oleh lembaga kemasyarakatan kelurahan dilaku­
melakukan tindakan bersama orang lain (the other); kan secara bersama-sama antara lembaga kemasyarakatan
3. Masing-masing pihak bersedia dan siap menanggung kelurahan dengan Lurah dan para pedagang, khususnya

266 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 267
dalam hal pembiayaan kegiatan. Hubungan kemitraan ini Berdasarkan pendapat di atas dapat diketahui bahwa
bersifat insidentil atau sementara yakni hanya terjadi pada dalam proses kerjasama sangat diperlukan tolong menolong,
saat adanya kegiatan lembaga kemasyarakatan kelurahan. Hubungan Deliberasi menurut Widodo (2004:138) adalah
Untuk jelasnya tentang hubungan kemitraan antara lem­ “hubungan dalam bentuk proses saling memberi dan mener­
baga kemasyarakatan kelurahan dengan Lurah dapat dilihat ima di antara kelompok-kelompok dalam suatu masyarakat
pada gambar berikut ini: tentang hakekat suatu kebijakan melalui proses debat, dis­
kusi, dialog, dan musyawarah mufakat”
Proses tolong menolong lebih mudah terlihat pada kelas-
Lembaga
Mitra kelas sosial lebih rendah, seperti dinyatakan oleh Soekanto
Kemasyara­
Lurah (2003:283-284), bahwa:
Katan
Kelurahan “Secara umum kelas-kelas sosial rendah lebih mu­
dah terlihat dalam tolong menolong, apabila dibanding­
Gambar 31. kan dengan kelas-kelas sosial menengah dan tinggi. Ke­
Bentuk Hubungan Kemitraan antara las-kelas sosial rendah lebih sering mengalami kesulitan,
Lembaga Kemasyarakatan dengan Lurah
dan mereka menyadari bahwa untuk menanggulangi
4. Hubungan Deliberasi kesulitan-kesulitan itu diperlukan sikap dan perilaku to­
Hubungan kerja antara lembaga kemasyarakatan kelu­ long menolong. Tolong menolong itu merupakan suatu
rahan dengan Lurah di Kota Pekanbaru dalam implemen­ reaksi terhadap tekanan-tekanan sosial yang terjadi.”
tasinya ditemukan juga dalam bentuk hubungan Deliberasi. Lebih lanjut dinyatakan oleh Soekanto (2010:284),
Menurut Soekanto (2010;283) bahwa: bahwa:
“Kerjasama kadang-kadang perlu diefektifkan atas “Kiranya perlu dibedakan antara kolaborasi seder­
dasar paksaan. Bentuk paksaan yang sederhana adalah hana dengan kerjasama. Kolaborasi sederhana merupa­
kebutuhan yang timbul dari bahaya yang inheren dalam kan kerja sama yang didasarkan pada pembagian fungsi,
kekuatan-kekuatan alam. Kerjasama serta merta antara sedangkan kerjasama didasarkan pada pembagian pro­
kelompok-kelompok adalah saling tolong menolong fesi. Kolaborasi sederhana adalah misalnya, penebangan
antara tetangga, yang merupakan kegiatan tanpa tun­ pohon yang dilakukan secara bersama-sama oleh warga-
duk pada suatu wewenang tertentu. Suatu karaktersitik warga suatu komuniti berperan serta dalam pekerjaan
penting sifat serta merta tolong menolong itu adalah bersama tanpa adanya pembagian fungsi yang jelas.
bahwa hal itu akan berlangsung lebih baik dalam ke­ Sebagai suatu tipe pembagian fungsi yang tegas tanpa
adaan-keadaan yang penuh kesulitan.” profesionalisme adalah pembagian kerja pada masyara­

268 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 269
kat bersahaja yang didasarkan pada peredaan kelamin. Untuk lebih jelasanya bentuk hubungan deliberasi
Para pria berburu dan berperang, sedangkan para wanita antara­lembaga kemasyarakatan kelurahan dengan Lurah
bertani dan menyiapkan makan.” dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Berdasarkan obeservasi yang dilakukan, maka pada
tingkat kelurahan terlihat adanya proses tolong menolong
dalam bentuk adanya hubungan saling memberi dan mener­ Aktivitas
ima antara lembaga kemasyarakatan kelurahan dengan Lu­
rah, hal ini dapat terlihat pada saat adanya kegiatan-ke­giatan Lembaga
di kelurahan seperti MTQ kelurahan dan kecamatan, peray­ Kemasyara­
Lurah
Katan
aan HUT RI di Kelurahan dan lain-lain, dalam pembia­yaan
Kelurahan
dan tenaga (pekerja) kegiatann Lurah juga mendapatkan
bantuan dari berbagai lembaga kemasyarakatan kelurahan,
begitu juga dengan lembaga kemasyarakatan kelurahan juga Gambar 32.
Bentuk Hubungan Deliberasi
ada mendapatkan atau menerima bantuan, seperti kegia­tan Antara Lembaga Kemasyarakatan dengan Lurah
pertemuan antara lembaga RT dan RW, unsur lembaga ke­
masyarakatan mendapatkan bantuan pinjaman ruangan dari 5. Hubungan Mediasi
Lurah, bahkan terkadang ada lembaga kemasyarakatan ke­ Dalam konteks hubungan antara lembaga kemasyara­
lurahan menerima bantuan dari lurah, dan lembaga kema­ katan kelurahan dengan Lurah dalam implemnetasinya juga
syarakatan juga membantu Lurah dalam bentuk sumbangan ditemukan hubungan dalam bentuk Mediasi. Masyarakat
tenaga dan biaya penyelenggaraan kegiatan. yang semakin banyak dan permasalahan masyarakat yang
Mencermati uraian di atas dapat diketahui bahwa semakin kompleks, mengakibatkan banyaknya terjadi kon­
dalam implementasinya hubungan kerja antara lembaga flik ditengah-tengah masyarakat pada saat ini, baik konflik
kemsayarakatan kelurahan dengan Lurah juga ditemukan masyarakat secara individu dengan individu lainnya, konflik
ada dalam bentuk hubungan deliberasi, atau dalam bentuk antara kelompok masyarakat dengan kelompok masyarakat
saling membantu antara lembaga kemasyarakatan kelurahan lainnya, maupun terkadang terjadi konflik antara kelompok-
dengan Lurah setempat, khususnya pada kegiatan-kegiatan kelompok masyarakat dengan pemerintah.
khusus. Bentuk hubungan ini muncul tidak terus menerus Menurut Collins dalam Ritzer dan Goodman (2007:
atau rutin akan tetapi hanya bersifat insidentil atau semen­ 160), bahwa: “perhatiannya terhadap konflik tidak akan
tara. bersifat idiologis; yakni, tidak akan mengawali dengan pan­
dangan politis bahwa konflik adalah baik atau buruk. Dia

270 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 271
mengatakan bahwa konflik sebagai fokus berdasarkan lan­ buah argumen. Sangkalan tak lansung ditujukan kepada
dasan yang realistik, yakni bahwa konflik adalah proses sen­ dakwaan tetapi atas keraguan oleh mediator. Akibatnya,
tral dalam kehidupan sosial.” karena sangkalan dipisahkan dari tanggapan, sangkalan
Selanjutnya menurut Dandenrof dalam Ritzer dan mengurangi peluang memancing tanggapan bertengkar.
Goodman (2007:167), bahwa: Karena ada penundaan antara dakwaan dan tanggapan,
“Teori konflik lebih melihat pada perubahan dari pada kedua pihak boleh tidak menanggapi dakwaan tertentu
keseimbangan, lebih memusatkan perhatian pada konflik tanpa kekurangan respon yang mengimplikasikan mere­
dari pada ketertiban, lebih menekan pada upaya meneliti ka bersalah atas tuduhan tersebut. Penundaan kemung­
bagaimana cara bagian-bagian masyarakat menyumbang ter­ kinan kedua pihak melangkahi dakwaan tertentu, me­
hadap perubahan ketimbang terhadap pada paksaan norma­ musatkan perhatian pada dakwaan yang lebih penting,
tif. Lebih berorientasi pada masalah otoritas, posisi, asosiasi atau mengabaikan dakwaan yang ia percayai tak dapat
yang dikoordinir secara imperatif, kepentingan, kelompok disangkal. Hasilnya adalah bahwa akhirnya mengurangi
semu, kelompok kepentingan, dan kelompok konflik.” jumlah persoalan yang dipercekcokan. Dakwaan dan
sangkalan diredakan oleh sistem mediasi.”
Konflik dalam kehidupan masyarakat tidak bisa di­
hindari, oleh karena itu diperlukan adanya mediasi dalam Sedangkan mediasi menurut Soekanto (2003:78), ada­
membantu menyelesaikan berbagai bentuk konflik yang ter­ lah ;
jadi, menurut Garcia dalam Ritzer dan Goodman (2007:345), “mediation hampir menyerupai arbitration, pada
bahwa: mediation diundanglah pihak ketiga yang netral dalam
“lembaga penengah membuat penyelesaian kon­ soal perselisihan yang ada. Pihak ketiga tersebut tugas
flik jauh lebih mudah dengan melenyapkan proses yang utama adalah untuk mengusahakan suatu penyelesaian
menyebabkan meningginya tingkat percekcokan dalam secara damai. Kedudukan pihak ketiga hanyalah seba­
percakapan biasa. Bila argumen muncul dalam mediasi, gai penasehat belaka , dia tidak mempunyai wewenang
prosedur yang ada, yang tak ada dalam percakapan bi­ untuk memberi keputusan-keputusan peneyelesaian
asalah yang membuat konflik berakhir. Oleh karena itu perselisihan tersebut.
menurut Garcia ada empat ciri mediasi yang memung­
Menurut Berger (1976:6) Mediating structures are essen­
kinkan kedua pihak yang cekcok mengurangi atau atau
tial­for a vital democratic society. The other two are broad pro-
melenyapkan argumen dan sekaligus menyelamatkan
grammatic recomendations; public policy should protect and foster
muka, yakni ; Dakwaan dan sangkalan tak boleh sa­
mediating structures, and wherever possible, public policy shuld
ling berdekatan dalam sistem menengahi percekcokan.
utilize mediating structures for the realization of social puspose.­
Karena itu mengurangi peluang meningkat menjadi se­

272 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 273
Dalam pemberdayaan masyarakat diperlukan struktur Berdasarkan pendapat dan kondisi di atas dapat dinya­
perantara seperti yang dinyatakan Berger dalam Wasistiono takan bahwa lembaga kemasyarakatan kelurahan khususnya
(2004:2), bahwa: dalam proses pemberdayaan masyarakat lembaga RT dan RW telah menunjukkan perannya bahwa
diperlukan struktur perantara (mediating Structure), yakni in­ lembaga kemasyarakatan kelurahan telah ikut serta dalam
stitusi yang berdiri antara individu dengan kehidupan priba­ membantu tugas Lurah, khususnya membantu menjem­
dinya dengan institusi besar dalam kehidupan publik. batani dalam bentuk menyelesaikan masalah masyarakat
Struktur perantara memiliki arti penting dan sangat dengan masyarakat dan masyarakat dengan Lurah yang juga
utama dalam suatu masyarakat demokrasi, struktur peran­ sekali-sekali terjadi.
tara tersebut menurut Wasistiono(2004:2) dapat berupa: Mencermati uraian dan pendapat di atas, dapat dinya­
ketetanggaan, keluarga, lembaga keagamaan, dan lembaga takan bahwa hubungan kerja antara lembaga kemasyaraka­
swadaya masyarakat. tan kelurahan dengan Lurah di Kota Pekanbaru dalam im­
Berdasar hasil observasi penelitian, maka dapat diketa­ plementasinya ditemukan ada dalam bentuk Mediasi, yang
hui bahwa dalam implementasinya lembaga kemasyarakatan merupakan salah satu peranan dari lembaga kemasyaraka­
kelurahan dalam membantu tugas Lurah di Kota Pekanbaru tan kelurahan sebagai struktur perantara. Hubungan dalam
juga ditemukan hubungan dalam bentuk mediasi (struktur
bentuk mediasi ini muncul hanya sekali-sekali, atau bersifat
perantara), hal ini dapat terlihat pada penyusunan peren­
insidentil tergantung pada saat terjsadi permasalahan an­
canaan yang bersifat partipasif di tingkat kelurahan, dima­
tara masyarakat dengan masyarakat dan antara masyarakat
na lembaga kemasyarakatan kelurahan berfungsi sebagai
dengan­ Lurah atau pemerintah kota.
penampung dan penyalur dari kebutuhan-kebutuhan ma­
Untuk lebih jelasnya mengenai hubungan mediasi an­
syarakatnya dalam pembangunan melalui media rapat warga
tara lembaga kemasyarakatan kelurahan dengan Lurah
yang diselenggarakan oleh lembaga kemasyarakatan kelu­
dapat dilihat pada gambara berikut ini.
rahan, dan selanjutnya lembaga kemasyarakatan kelurahan
menyalurkannya kepada Lurah dalam rapat musyawarah
Lembaga
pembangunan kelurahan. Lurah Kemasyara­ Masyarakat
Dalam implementasinya lembaga kemasyarakat tidak Katan
Kelurahan
hanya sebagai perantara antara masyarakat dengan Lurah,
tapi juga sebaliknya sebagai perantara antara Lurah dan
pemerintah kota dengan masyarakat, hal ini dapat terlihat Mediasi
dari fungsi lembaga kemasyarakatan kelurahan sebagai pe­
nyampai informasi kebijakan kelurahan dan pemerintah Gambar 33. Bentuk Hubungan Mediasi Antara Lembaga
kota kepada masyarakat. Kemasyarakatan dengan Lurah

274 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 275
6. Hubungan Kontrol Sosial dah dan nilai sosial yang berlaku, jadi pengendalian
Bentuk hubungan kerja lainnya antara lembaga ke­ sosial dapat dilakukan oleh individu terhadap individu
masyarakatan kelurahan dengan Lurah di kota Pekanbari lainnya, atau dilakukan oleh individu terhadap kelom­
adalah dalam bentuk sosial kontrol atau pengendalian sosial. pok, dan suatu kelompok terhadap kelompok lainnya,
Menurut Soekanto (2001:219), bahwa: serta suatu kelompok terhadap individu. Itu semuanya
Lembaga kemasyarakatan yang bertujuan untuk me­ merupakan proses pengendalian yang dapat terjadi
menuhi kebutuhan-kebutuhan pokok manusia pada dasarnya dalam kehidupan manusia sehari-hari, walau seringkali
mempunyai beberapa fungsi, yaitu: manusia tidak menyadarinya. Dengan demikian, maka
1. Memberikan pedoman pada anggota masyarakat, bagai­ pengendalian sosial terutama bertujuan untuk menca­
mana mereka harus bertingkahlaku atau bersikap di pai keserasian antara stabilitas dengan perubahan-pe­
dalam kehidupan menghadapi masalah-masalah dalam rubahan dalam masyarakat. Atau suatu sistem pengen­
masyarakat terutama yang menyangkut kebutuhan-ke­ dalian sosial bertujuan untuk mencapai keadaan damai
butuhan. melalui keserasian antara kepastian dengan keadilan/
2. Menjaga keutuhan masyarakat keseimbangan.”
3. Memberikan pegangan kepada masyarakat untuk meng­
Lebih lanjut dinyatakan Soekanto (2003:206), bahwa:
adakan sistem pengendalian sosial (social control), artinya
“Dari sudut sifatnya dapatlah dikatakan bahwa
sistem pengawasan masyarakat terhadap tingkah laku.
pengendalian sosial dapat bersifat preventif dan represif,
Soekanto (2003:205) juga menyatakan bahwa: atau bahka kedua-duanya. Prevensi merupakan suatu
“Social control atau pengendalian sosial sering di­ usaha pencegahan terhadap terjadinya gangguan-gang­
artikan sebagai pengawasan oleh masyarakat terhadap guan pada keserasian antara kepastian dengan keadilan.
jalannya pemerintahan, khususnya pemerintah beserta Sedangkan usaha-usaha yang represif bertujuan untuk
aparaturnya. Memang ada benarnya behwa pengenda­ mengembalikan keserasian yang pernah mengalami
lian sosial berarti suatu pengawasan dari masyarakat gangguan. Usaha preventif misalnya dilaksanakan me­
terhadap jalannya pemerintahan. Akan tetapi arti se­ lalui proses sosialisasi , pendidikan forma dan informal.
benarnya pengendalian sosial tidak hanya terhenti pada Sedangkan represif berwujud penjatuhan sanksi terha­
pengertian itu saja. Arti sesungguhnya pengendalian dap warga masyarakat yang melanggar atau menyim­
sosial jauh lebih luas, karena pada pengertian tersebut pang dari kaidah-kaidah yang berlaku.
tercakup segala proses, baik yang direncanakan maupun
Lembaga kemasyarakatan kelurahan berperan dalam
yang tidak direncanakan, yang bersifat mendidik, meng­
pengendalian sosial termasuk di dalamnya pengendalian
ajak atau bahkan memaksa agar mematuhi kaidah-kai­

276 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 277
terhadap pemerintah, dalam hal ini pengendalian dari ke­
lompok masyarakat kelurahan terhadap Lurah, dan pengen­ Lembaga
Pengawasan Kemasyara­
dalian Lurah terhadap masyarakat secara kelompok yang
Lurah katan
dalam hal ini adalah lembaga kemasyarakatan kelurahan. Kelurahan
Bentuk hubungan lembaga kemasyarakatan dalam
membantu tugas Lurah juga ditemukan dalam bentuk kon­
trol sosial, hal ini dapat terlihat pada aturan-aturan yang di
buat lembaga kemasyarakatan seperti Peraturan Lembaga Pengendalian
Sosial
RT, Peraturan Lembaga RW dan peraturan lainnya diper­
hatikan masyarakatnya, bahkan Lurah maupun pemerintah Gambar 34.
kota juga mendapatkan kritikan dari lembaga kemasyaraka­ Bentuk Hubungan Kontrol Sosial
tan kelurahan, seperti dalam hal perencanaan pembangu­ Antara Lembaga Kemasyarakatan dengan Lurah

nan, penetapan pembayaran sampah, sumbangan warga dan Bentuk hubungan antara lembaga kemasyarakatan
lain sebagainya, sehingga apa yang dilakukan oleh masyara­ dalam membantu tugas Lurah di kota Pekanbaru, adalah
kat tersebut merupakan wujud dari kontrol sosial dilakukan dalam bentuk:
kelompok masyarakat kelurahan terhadap Lurah.” 1. Hubungan Konsultatif.
Mencermati uraian dan pendapat di atas, maka dapat 2. Hubungan Koordinatif
dinyatakan bahwa dalam implementasinya bentuk hubu­ngan 3. Hubungan Kemitraan
antara lembaga kemasyarakatan kelurahan dalam mem­ 4. Hubungan Deliberasi
bantu tugas Lurah juga ditemukan dalam bentuk hubungan 5. Hubungan Mediasi
kontrol sosial, bentuk hubungan kontrol sosial ini tidak terus 6. Hubungan Kontrol sosial
menerus akan tetapi bersifat insidentil atau sementara. Un­
Penggunaan bentuk hubungan konsultatif, koordinatif,
tuk jelasnya hubungan kontrol sosial antara lembaga kema­
kemitraan, deliberasi, mediasi, dan kontrol sosial tidak sama
syarakatan kelurahan dengan Lurah dapat dilihat pada gam­
intensitasnya. Bentuk hubungan yang dominan adalah ben­
bar berikut ini.
tuk hubungan konsultatif dan koordinatif karena bersifat ru­
tin dalam membantu penyelengaraan pemerintahan. Sedan­
gkan hubungan kemitraan, deliberasi, mediasi, dan kontrol
sosial lebih sedikit karena bersifat tidak rutin, hanya bersifat
insidentil. Untuk jelasnya dapat dilihat pada diagram berikut
ini.
278 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 279
BAB XIII

PERANAN LEMBAGA
KEMASYARAKATAN DALAM
MEMBANTU TUGAS LURAH

Gambar 35. A. Peranan Lembaga Kemasyarakatan Dalam Membantu


Diagram Perbandingan Pemanfaatan Bentuk Hubu­ngan antara
Lembaga Kemasyarakatan dengan Lurah. Tugas Lurah.
Pengertian dan pemahaman tentang peranan menurut
Lembaga Kemasyarakatan memiliki hubungan kerja
Soekanto (2001:268) adalah merupakan aspek dinamis dari suatu
dengan Lurah, untuk jelasnya dapat dilihat pada gambar
kedudukan (status), apabila seseorang menjalankan hak dan ke­
berikut ini:
wajibannya sesuai dengan kedudukannya maka ia menjalankan
suatu peranan.
PKK Lurah LPM Sedangkan Giroth (2004:29) memberikan pengertian ten­
tang peranan yang hampir sama dengan pendapat Soekanti, yang
menyatakan bahwa: peranan adalah sekumpulan fungsi yang
Karang
Lembaga Taruna dilakukan oleh seseorang sebagai tanggapan terhadap harapan-
Kemasyarak harapan dari para anggota penting dalam system sosial yang ber­
atan RW
Kelurahan sangkutan, dan harapannya sendiri dari jabatan yang diduduki­
nya dalam system sosial itu.
Catatan : Peranan merupakan kumpulan dari fungsi, aspek dinamis
RT
Koordinatif dari suatu kedudukan (status), sehingga juga dapat diartikan se­
Konsultatif
bagai tugas karena kedudukan pasti akan diikuti dengan tugas-
Gambar 36.
Hubungan Kerja Lembaga Kemasyarakatan Kelurahan dengan Lurah. tugas akibat dari status tersebut. Pemahaman yang sedikit ber­

280 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 281
beda tentang peranan dinyatakan oleh Wasistiono (2009;4.3), 5. Lingkuangan (stations), menggambarkan lokasi aktor di
yang menyebutkan bahwa; “pemerintah pada dasarnya adalah dalam komunitas yang.
sebuah sistem sosial. Unsur terkecil dari sistem social adalah nor­
Pandangan Betran dikritik Parson (dalam wasistiono, 2008),
ma-norma (norms), proses selanjutnya menciptakan peran-peran
bahwa; perlu adanya dimensi ruang dan waktu (spasial). Dalam
(roles). Himpunan peran-peran akan membantuk sebuah status .
dimensi ruang dan waktu yang berbeda. Sistem sosial tidak bera­
Himpunan dan hubungan fungsional antar status akan mencip­
da pada keadaan hampa. Peranan merupakan sekumpulan fung­
takan suatu situs social.”
si, tugas dan tanggungjawab, peranan lembaga kemasyara­katan
Untuk lebih jelasnya tentang peranan dapat dilihat dengan
dalam membantu tugas Lurah merupakan sekumpulan tugas,
jelas pada gambar berikut ini:
fungsi, dan kewajiban dari lembaga kemasyarakatan kelurahan
dalam membantu tugas Lurah.
Peran
000
000
1. Peranan Lembaga RT Dalam Membantu Tugas Lurah
000
000 Peranan lembaga RT dalam membantu tugas Lurah
Status Sosial
adalah sebagai berikut:
000
000
Sistem Sosial a) Dari Sisi Tugas Lembaga RT yakni ;
000
000 1. Motivator masyarakat
2. Komunikator masyarakat dan Lurah
3. Mediator masyarakat dengan pemerintah
Gambar 37. Situs Sosial
4. Stabilisator kehidupan masyarakat
Pandangan di atas sejalan dengan pendapat Betrand dalam 5. Aspirator masyarakat
Wasistiono (2009:4.3), yang menyatakan bahwa: 6. Legislator kebijakan
“Ada 5 (lima) elemen yang membangun sebuah system so­ b) Dari sisi Fungsi Lembaga RT yakni ;
cial, kelima elemen tersebut adalah: 1. Administrator kependudukan
1. Norma, sebagai unit terkecil dari system social (the norms) 2. Inspirator Pembangunan
2. Peran-peran (roles) merupakan struktur kedua yang terdiri 3. Stabilisator kehidupan masyarakat
dari norma-norma. 4. Mediator antara masyarakat dengan pemerintah
3. Status-posisi atau posisi (the status potition), yang meng­gam­ 5. Motivator masyarakat.
barkan lokasi aktor dalam sistem sosial. c) Dari sisi Kewajiban Lembaga RT yakni ;
4. Situs (a situs) menggambarkan status posisi aktor dalam 1. Eksekutor kebijakan
2. Motivator masyarakat
sistem sosial yang kompleks dibandingkan dengan status po­
3. Administrator laporan
sisi aktor lainnya.
282 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 283
Lembaga RT dalam membantu tugas Lurah, berperan
No Peranan Lembaga RT Kegiatan
sebagai:
8 Eksekutor kebijakan Melaksanakan kebijakan
1. Motivator masyarakat pemerintah dan hasil
2. Komunikator masyarakat dan pemerintah musyawarah warga
3. Mediator masyarakat dan pemerintah 9 Administrator laporan Membuat laporan kegiatan
4. Stabilisator kehidupan masyarakat kelambagaan setiap tahun
5. Aspirator masyarakat 10 Legislator kebijakan Membuat peraturan
6. Administrator kependudukan lembaga RT.
7. Inspirator Pembangunan Sumber: Data Olahan Penelitian.
8. Eksekutor kebijakan Gambar 38.
9. Administrator laporan Matriks Peranan Kelembagaan RT dalam Membantu Tugas Lurah
10. Legislator kebijakan
2. Peranan Lembaga RW Dalam Membantu Tugas Lurah
Untuk jelasnya peranan lembaga RT dapat dilihat pada Berdasarkan uraian dan analisis pada bagian sebelum­
matriks berikut ini: nya, maka dapat dinyatakan bahwa lembaga RW dalam
No Peranan Lembaga RT Kegiatan membantu tugas Luran berperan sebagai:

1 Motivator Mengerakkan masyarakat Dari sisi tugas lembaga RW


masyarakat untuk bergotongroyong 1. Motivator masyarakat
2 Komunikator Mewakili masyarakat 2. Komunikator masyarakat dan Lurah
masyarakat dalam pertemuan 3. Mediator masyarakat dengan pemerintah
3 Mediator masyarakat Menjembatani hubungan 4. Stabilisator kehidupan masyarakat
dan pemerintah antara masyarakat dengan 5. Aspirator masyarakat
pemerintah
4 Stabilisator kehidupan Menciptakan masyarakat Dari sisi fungsi lembaga Rukun Warga yaitu:
masyarakat dalam menjalankan 1. Administrator kependudukan
Pancasila dan UUD 1945
2. Inspirator pembangunan
5 Aspirator Menampung dan menya­ 3. Stabilisator kehidupan masyarakat
Masyarakat lurkan aspirasi masyarakat
4. Mediator masyarakat dan pemerintah
6 Adminstrator Membantu melayani admi­
5. Motivator masyarakat
kependudukan nistrasi kependudukan
7 Inspirator Menyusun perencanaan Dari sisi kewajiban lembaga Rukun Warga yaitu:
pembangunan pembangunan lembaga RT
284 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 285
1. Eksekutor kebijakan
No Peranan Lembaga RW Bentuk Kegiatan
2. Motivator masyarakat
3. Mediator masyarakat Menjembatani masalah-
3. Administrator laporan
dengan pemerintah masalah lembaga RW dan
4. Koordinator lembaga RT pemerintah
5. Mediator masyarakat 4. Stabilisator kehidupan Menjaga kerukunan
6. Komunikator masyarakat dengan pihak lain masyarakat hidup
Peranan lembaga kemasyarakatan dalam membantu 5. Aspirator masyarakat Menampung dan
tugas­Lurah, dapat dinyatakan bahwa lembaga kemasyara­ menyalurkan keinginan
masyarakat.
katan RW berperan sebagai:
6. Administrasi Melayani kebutuhan
1. Motivator masyarakat
kependudukan masyarakat terkait
2. Komunikator masyarakat dan pemerintah kependudukan
3. Mediator masyarakat dengan pemerintah 7. Inspirator Mencari ide-ide baru yang
4. Stabilisator kehidupan masyarakat pembangunan relevan dengan
5. Aspirator masyarakat pembangunan
6. Administrator kependudukan 8. Eksekutor kebijakan Melaksanakan kebijakan
7. Inspirator pembangunan Dan aturan kelembagaan
8. Eksekutor Kebijakan 9 Administrasi laporan Membuat laporan
9. Administrator laporan kelembagaan
10. Koordinator lembaga RT 10 Koordinator lembaga Mengoordinir RT dan
RT aktivitasnya.
Untuk lebih jelasnya peranan RW dapat dilihat pada Sumber: Data Olahan Penelitian
matriks dibawah ini:
Gambar 39.
Matriks Peranan Kelembagaan RW dalam membantu Lurah
No Peranan Lembaga RW Bentuk Kegiatan
Di Kota Pekanbaru.
1. Motivator masyarakat Mengajak dan meng­
himbau masyarakat untuk
3. Peranan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat
bergotongroyong
Dalam Membantu Tugas Lurah
2. Komunikator Sebagai utusan
masyarakat dan dan masyarakat dalam rapat Lembaga pemberdayaan masyarakat kelurahan (LPMK)
pemerintah eksternal RW merupakan salah satu lembaga kemasyarakatan yang ada di
kelurahan, peranan lembaga kemasyarakat dalam mem­bantu­
tugas Lurah di Kota Pekanbaru dari hasil analisis sebelum­
286 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 287
nya, sisi tugas, fungsi dan kewajiban lembaga, yakni:sebagai No Peranan Lembaga Bentuk Kegiatan
berikut; 1. Motivator pembangu­ Mengajak dan menhimbau
Dari sisi tugas LPMK yaitu: nan dan masyarakat masyarakat untuk melak­
1. Motivator pembangunan sanakan pembangunan
2. Inspirator Pembangunan 2 Inspirator Mencari terobosan-terobo­
3. Mediator Masyarakat dengan Pemerintah pembangunan san dalam pembangunan
4. Aspirator masyarakat
3 Mediator masyarakat Menjembatani hubungan
Dari sisi Fungsi LPMK yaitu: dengan pemerintah masyarakat dengan pemer­
1. Motivator pembangunan intah dan sebaliknya.
2. Inspirator pembangunan 4 Aspirator masyarakat Menampung dan menyalur­
3. Mediator masyarakat dengan pemerintah kan aspirasi masyarakat
4. Aspirator masyarakat 5 Eksekutor kebijakan Melaksanakan kebijakan
dan keputusan hasil
Dari sisi kewajiban LPMK yaitu:
musyawarah
1. Eksekutor kebijakan
6 Stabilisator kehidu­ Membantu menjaga kebersi­
2. Stabilisator kehidupan bermasyarakat pan masyarakat han, dan keamanan.
3. Mediator masyarakat Sumber: Data Olahan penelitian
Peranan LPM dalam membantu tugas Lurah, adalah se­ Gambar 40.
bagai berikut: Matriks Peranan LPM Dalam Membantu Tugas Lurah
1. Motivator pembangunan dan masyarakat
4. Peranan Lembaga PKK
2. Inspirator pembangunan
Berdasarkan uraian dan analisis pada sub bagian sebe­
3. Mediator masyarakat dengan pemerintah
lumnya, dapat diketahui bahwa lembaga PKK dalam mem­
4. Aspirator masyarakat
bantu Tugas Lurah, berperan sebagai:
5. Ekskutor kebijakan
1. Dari sisi tugas Lembaga:
6. Stabilisator kehidupan masyarakat
a. Motivator masyarakat
Untuk jelasnya tentang peranan lembaga kemasyaraka­
b. Inspirator
tan dalam membantu tugas Lurah di Kota Pekanbaru dapat
c. Mediator masyarakat dengan pemerintah
dilihat pada matriks berikut:
d. Aspiraor masyarakat
2. Dari sisi fungsi lembaga:
a. Motivator masyarakat

288 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 289
b. Inspirator pembangunan
No Peranan Lembaga KK Kegiatan Lembaga PKK
c. Mediator masyarakat dengan pemerintah
d. Komunikator masyarakat 3. Mediator Menjembatani hubungan
masyarakat dan antara masyarakat dengan
e. Aspirator masyarakat
pemerintah pemerintah
3. Dari sisi kewajiban masyarakat: 4. Aspirator pemberday­ Menampung dan meny­
a. Eksekutor kebijakan aan keluarga alurkan aspirasi masyarakat
b. Stabilator kehidupan masyarakat 5. Stabilisator Mengajak masyarakat
c. Mediator masyarakat. kehidupan untuk menjaga ketentra­
masyarakat man dan
Berdasarkan hasil analisis tentang peranan lembaga ketertiban lingkungan
PKK dalam membantu tugas Lurah dapat dinyatakan bahwa­, 6. Eksekutor Melaksanakan kebijakan
berperan sebagai: kebijakan pemerintah dan kebijakan
1. Motivator masyarakat kelembagaan
2. Inspirator pemberdayaan keluarga 7. Komunikator masyara­ Menyampaikan informasi
3. Mediator mayarakat dengan pemerintah kat kepada masyarakat dan
menyampaikan kebutuhan
4. Aspirator masyarakat
masyarakat kepada pemer­
5. Stabilisator kehidupan bermasyarakat intah
6. Komunikator masyarakat Sumber: Kumpulan Teori dan Hasil Penelitian
7. Eksekutor kebijakan
Gambar 41.
Untuk lebih jelasnya peranan lembaga Karang Taruna Matriks Peranan Lembaga PKK Dalam Membantu Tugas Lurah
dalam membantu Tugas Lurah di Kota Pekanbaru dapat dili­
hat pada matriks di bawah ini: 5. Peranan Lembaga Karang Taruna
Karang Taruna merupakan salah satu lembaga kemasya­
No Peranan Lembaga KK Kegiatan Lembaga PKK rakatan yang ada di kelurahan, berdasarkan uraian pada sub
1. Motivator Melaksanakan kegiatan bagian sebelumnya, dapat diketahui lembaga kemasyaraka­
masyarakat masyarakat tan kelurahan membantu tugas Lurah, berperan sebagai:
Dari sisi tugas lembaga
2. Inspirator Melakukan pemikiran-
masyarakat pemikiran terhadap pembi­ 1. Motivator kepemudaan
naan masyarakat 2. Inspirator kepemudaan
3. Mediator masyarakat dengan pemerintah

290 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 291
4. Aspirator kepemudaan Peranan Lembaga Kegiatan Lembaga
5. Stabilisator kepemudaan No
Karang Taruna Karang taruna
Dari sisi fungsi lembaga: 1. Motivator Melaksanakan kegiatan
1. Motivator kepemudaan kepemudaan kepemudaan
2. Mediator pemuda dengan pemerintah 2. Inspirator Melakukan pemikiran-
kepemudaan pemikiran terhadap pembi­
3. Komunikator kepemudaan
naan kepemudaan
4. Kreator kepemudaan
3. Mediator Menjembatani hubungan
5. Antisipator kenakalan remaja kepemudaan dan antara pemuda dengan
6. Advokator sosial pemerintah pemerintah
Dari sisi kewajiban lembaga 4. Aspirator Menampung dan
1. Eksekutor kebijakan kepemudaan menyalurkan aspirasi pemuda
dan remaja
2. Stabilisator kehidupan bermasyarakat
5. Stabilisator Mengajak pemuda untuk
3. Mediator masyarakat dengan pemerintah
kehidupan pemuda menjaga ketentraman dan
Berdasarkan pendapat dan hasil analisis di atas tentang ketertiban lingkungan
peranan Karang Taruna dalam membantu tugas Lurah dapat 6. Kreator Membuat kreasi-kreasi bidang
dinyatakan: kepemudaan kepemudaan dan remaja
1. Motivator kepemudaan 7. Antisipator Pencegahan terhadap
kenakalan remaja berbagai kenakalan remaja
2. Inspirator kepemudaan
3. Mediator kepemudaan dengan pemerintah 8. Advokator social Perlindungan terhadap
masalah-masalah sosial
4. Aspirator kepemudaan
masyarakat
5. Stabilisator kehidupan pemuda
Sumber: Kumpulan Teori, Hasil Penelitian
6. Kreator kepemudaan
Gambar 42.
7. Antisipator kenakalan remaja Matriks Peranan Lembaga Karang Taruna
8. Advokator sosial Dalam memantu Tugas Lurah

Peranan lembaga Karang Taruna dalam membantu Tu­ 6. Peranan Lembaga Kemasyarakatan (Lainnya)
gas Lurah di Kota Pekanbaru dapat dilihat pada matriks di Menurut Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004,
bawah ini; masya­rakat diberikan peluang dan kesempatan untuk mem­
bentuk lembaga kemasyarakatan lainnya, selain lembaga RT,
RW, LPM, PKK, dan Karang Taruna.

292 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 293
Berdasarkan uraian dan analisis pada sub bagian sebelum­
Peranan Lembaga Kegiatan Lembaga
nya, maka lembaga kemasyarakatan kelurahan (lainnya) dalam No Kemasyarakat Kemasyarakatan
membantu tugas Lurah di Kota Pekanbaru, berperan sebagai: Kelurahan (Lainnya) Kelurahan (lainnya)
Dari sisi tugas lembaga: 1. Motivator masyarakat Menggerakan masyarakat
1. Motivator masyarakat untuk gotongroyong
2. Inspirator masyarakat 2. Inspirator masyarakat Membuat perencanaan
pembangunan proporsional
3. Mediator masyarakat
3. Mediator masyarakat Membantu menyelesaikan
4. Aspirator masyarakat
masalah kemasyarakatan
Dari sisi fungsi lembaga: dan pemerintah
1. Aspirator masyarakat 4. Aspirator masyarakat Menampung aspirasi masya­
2. Motivator masyarakat rakat melalui kelembagaan
3. Mediator masyarakat 5. Eksekutor kebijakan Melaksanakan berbagai
4. Inspirator pembangunan kebijakan pemerintah dam
kebijakan lembaga
Dari sisi kewajiban lembaga: 6. Stabilisator kehidu­ Mengajak masyarakat
1. Eksekutor kebijakan pan masyarakat untuk cinta lingkungan, ke­
2. Stabilisator kehidupan masyarakat amanan, kebersihan.
3. Mediator masyarakat Sumber: Kumpulan Teori dan Hasil Penelitian.

Berdasarkan analisis di atas, dapat disimpulkan bahwa Gambar 43.


secara keseluruhan lembaga kemasyarakatan kelurahan Matriks Peranan Lembaga Kemasyarakatan (lainnya)
Dalam Membantu Tugas Lurah.
(lainnya) memiliki peranan sebagai:
1. Motivator masyarakat Peranan lembaga RT, RW, LPMK, PKK, Karang Taruna
2. Inspirator pembangunan adalah sebagai;
3. Mediator masyarakat 1. Motivator masyarakat
4. Aspirator masyarakat 2. Komunikator masyarakat dan pemerintah
5. Eksekutor kebijakan 3. Mediator masyarakat
6. Stabilisator kehidupan masyarakat 4. Stabilisator kehidupan masyarakat
Untuk lebihn jelasnya tentang peranan lembaga kema­ 5. Aspirator masyarakat
syarakatan kelurahan (lainnya) dapat dilihat pada matriks 6. Inspirator pembangunan
berikut ini; 7. Administrator kependudukan dan laporan lembaga

294 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 295
8. Kreator kepemudaan Pearanan Kegiatan
9. Antisipator kenakalan reman No. Keterangan
Lembaga lembaga
10. Advokator sosial 7 Administrator Membantu melay­ Peranan
11. Eksekutor kebijakan kependudukan ani adm kepen­ khusus RT
12. Koordinator RT dudukan dan RW
13. Administrator laporan lembaga. 8 Kreator Menumbuhkan Peranan
kepemudaan kreasi dari pemu­ khusus Ka­
Peranan lembaga kemasyarakatan dalam membantu da dan olahraga rang Taruna
tugas­Lurah, dapat dilihat matriks berikut ini: 9 Antisipator ke­ Melakukan keg­ Peranan
Pearanan Kegiatan nakalan remaja iatan pencegahan khusus lem­
No. Keterangan terhadap bahaya baga Karang
Lembaga lembaga
Narkoba dan HIV Taruna
1 Motivator Menggerakan ma­ Semua Aids bagi remaja
masyarakat syarakat menga­ Lembaga
dakan gotong 10 Advokator Membantu meny­ Peranan
royong Sosial elesaikan masalah khusus Ka­
masyarakat. rang Taruna
2 Komunikator Meyampaikan Semua
masyarakat dan informasai dua lembaga 11 Eksekutor Melaksanakan ke­ (seluruh l
pemerintah arah kebijakan bijakan pemerin­ embaga)
tah dan lembaga
3 Mediator ma­ Menjembatani Semua
syarakat hubungan lembaga 12 Koordinator Mengkoordinir Peranan
antara masyarakat RT seluruh lembaga khusus lem­
dengan pemerin­ RT diwilayahnya baga RW
tah 13 Administrator Menyusun Peranan
4 Stabilisator Menjaga lingkun­ Semua laporan laporan kegiatan khusus RT
kehidupan gan masyarakat lembaga kelembagaan dan RW
masyarakat.
5 Aspirator ma­ Menerima dan Semua Gambar 44.
Peranan Lembaga Kemasyarakatan
syarakat menyalurkan lembaga
Dalam Membantu Tugas Lurah.
aspirasi
masyarakat
Peranan yang dimiliki seluruh lembaga kemasyarakatan
6 Inspirator pem­ Menyusun admin­ Semua
seperti; peranan motivator, mediator, aspirator, inspirator,
bangunan istrasi pmbangu­ lembaga
nan professional eksekutor, stabilisator, dan komunikator. Dan peranan khu­

296 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 297
sus dimiliki lembaga tertentu seperti; peranan administra­

Jumlah
tor kependudukan hanya dimiliki lembaga RT dan RW, dan
peranan kreator, antisipator, dan advocator hanya dimiliki
Karang Taruna. Untuk lebih jelas mengenai perbandingan
peranan lembaga kemasyarakatan dalam membantu tugas
Lurah, dapat dilihat gambar beikut ini:

2. Pemilu KDH
Tambahan

5. Sensus Pddk

11. Ger. Penghi


10. Program K3
6. Sensus Eko
4. MTQ Kec.
Tugas

3. PON VIII

15. Gentakin
12. SPT-PBB
8. PORDA
9. HUT RI
7. E-KTP

14. Raskin
1. Pemilu

Jauan

13. BLT
PERANAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN
DALAM MEMBANTU TUGAS LURAH

3. Administrator
Kewajiban
MATRIKS PERBANDINGAN

2. Motivator
1. Administrator 1. Eksutor

3. Stabilisator

5. Motivator
2. Inspirator
Fungsi

4. Mediator
Gambar 45.
Perbandingan Peranan Lembaga Kemasyarakatan
Dalam Membantu Tugas Lurah Di Kota Pekanbaru.

Berdasarkan keterangan gambar perbandingan peranan

5. Stabilisator
2. Komunika­
1. Motivator

4. Aspirator
3. Mediator
lembaga kemasyarakatan dalam membantu tugas Lurah,

Tugas
terlihat RT dan RW mempunyai peranan lebih besar diban­

tor
dingkan lembaga LPM, PKK, Karang Taruna dan lembaga
kemasyarakatan lainnya. Lembaga RT dan RW memiliki 35

Kemasya­rakatan
peranan atau 23,64 persen, LPM memiliki 22 peranan atau

Kelurahan
Lembaga
14,86 persen. Lembaga PKK memiliki 21 peranan atau 14,18.

1. Lembaga RT
persen, Karang Taruna memiliki 18 peranan atau 12,16 pers­
en, sedangkan lembaga kemasyarakat (lainnya) memiliki
17 peranan atau 11,48 persen. Untuk jelasnya dapat dilihat No
matriks di bawah ini:

298 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 299
16. Lomba Kel.
17. Lampu Co
Lok
18. Sampah
19. Pendatang
Baru
20. Gotongro-
Yong Kel.
21. Minyak taNah
22. Pawai
Jumlah 5 5 3 22 35 (23,64)
2. Lembaga RW 1. Motivator 1. Administrator 1. Eksekutor 1. Pemilu
2. Komunika­ 2. Inspirator 2. Motivator 2. Pemilu KDH
tor 3. Stabilisator 3. Administrator 3. PON

300 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum.
3. Mediator 4. Mediator 4. Koordinator XVIII
4. Stabilisator 5. Motivator 5. Mediator 4. PORDA
5. Aspirator 6. komunikator 5. MTQ Kec.
6. E-KTP
7. Program K3
8. Ger.
Penghi-
Jauan
9. Sensus Pddk

10. Sensus Eko


11. Gotongroyong
Kel.
12. Lomba
13. HUT RI
14. BLT
15. Raskin
16. Gentakin
17. Pawai
18. Penda tang
Baru
19. Lampu Clk
Jumlah 5 5 6 19 35 (23,64)
3. Lembaga Pember 1. Motivator 1. Motivator 1. Eksekutor 1. HUT RI
Dayaan Kelurahan 2. Inspirator 2. Inspirator 2. Stabilisator 2. Program K3
3. Mediator 3. Mediator 3. Mediator 3. Ger. Penghi-
4. Aspirator 4. Aspirator Jauan.
4. Pawai
5. Lomba
6. Gotongro-
Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia

Yong Kel
7. Sampah
8. PON XVIII
• 301
9. PORDA
10. Pameran
11. Pelatihan
Perenca naan.
Jumlah 4 4 3 11 22 (14,86)
4. Lembaga PKK 1. Motivator 1. Motivator 1. Eksekutor 1. HUT RI
2. Inspirator 2. Inspirator 2. Stabilisator 2. Hari-hari beSar
3. Mediator 3. Komunikator 3. Mediator 3. Gentakin
4. Aspirator 4. Penghijauan
5. Program KB
6. Bazar
7. PON XVIII
8 Porda
9. Program

302 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum.
Pembedayaan.
10. Perlombssn
11. Program K3
Jumlah 3 4 3 11 21 (14,18)
5. Lembaga Karang 1. Inspirator 1. Motivator 1. Stabilisator 1. HUT RI
Taruna 2. Mediator 2. Mediator 2. Mediator 2. PON XVIII
3. Aspirator 3. Komunikator 3. PORDA
4. Pertandingan

4. Krea­ 5. Sengketa PeMuda


tor 6. Workshop
5. Antisipator 7. Sumpah Pem
6. Advokator
Sosial
Jumlah 3 6 2 7 18 (12,16)
6. Lembaga Kemasyara­ 1. Motivator 1. Aspirator 1.Eksekutor 1. HUT RI
katan Kelurahan 2. Inspirator 2. Motivator 2.Stabilisator 2. PON XVIII
(lainnya) 3. Mediator 3. Mediator 3.Mediator 3. PORDA
4. Aspirator 4. Inspirator 4. Program K3
5. Ger.Penghi
Jauan
6. Sesuai kebutuhan
lemb.
Jumlah 4 4 3 6 17 (11,48)
Sumber: Kumpulan Peraturan dan Hasil Penelitian.
• 303 Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia
BAB XIV

PEMBINAAN LEMBAGA
KEMASYARAKATAN

A. Pembinaan Lembaga Kemasyarakatan


Sebagai lembaga kemasyarakatan yang diakui dan dibina
oleh pemerintah, maka pemerintah wajib melaksanakan pembi­
naan terhadap lembaga kemasyarakatan kelurahan. Bedasarkan
Pasal 23 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 5 Tahun 2007
dinyatakan bahwa:
1. Pemerintah dan pemerintah Provinsi wajib membina lembaga
kemasyarakatan.
2. Pemerintah Kabupaten/Kota wajib membina lembaga ke­
masyarakatan

Berdasarkan pasal di atas dapat diketahui bahwa pembinaan


terhadap lembaga kemasyarakatan kelurahan dilakukan oleh
unsur: pemerintah, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabu­
paten/kota.
Bentuk-bentuk pembinaan yang dilakukan terhadap lemba­
ga kemasyarakatan kelurahan, berdasarkan Pasal 26 Pembinaan
dan pengawasan Kabupaten/Kota sebagaimana yang dimaksud
dalam Pasal 23 Ayat (2) meliputi:

304 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 305
a. Memberikan pedoman teknis pelaksanaan dan pengem­ba­ dan pengawasan Camat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23
ngan­lembaga kemasyarakatan. Ayat (2) meliputi:
b. Memberikan pedoman penyusunan perencanaan pem­ ba­ a. Memfasilisi penyusunan Peraturan Desa yang berkaitan de­
ngun­an partisipatif. ngan lembaga .
c. Menetakan bantuan pembiayaan alokasi dana untuk pem­ b. Memfasilitasi pelaksanaan tugas, fungsi dan kewajiban lem­
binaan dan pengembangan lembaga kemasyarakatan. baga kemasyarakatan.
d. Memberikan bimbingan, supervisi dan konsultasi pelak­sa­ c. Memfasilitasi penyusunan perencanaan pembangunan parti­
naan serta pemberdayaan lembaga kemasyarakatan. sipatif.
e. Melakukan pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan d. Memfasilitasi pelaksanaan pemberdayaan masyarakat.
lembaga kemasyarakatan. e. Memfasilitasi kerjasama antar lembaga kemasyarakatn dan
f. Menyelenggarakana pendidikan dan pelatihan bagi lembaga kerjasama lembaga kemasyarakatan dengan pihak ketiga.
kemasyarakatan f. Memfasilitasi bantuan tekhnis dan pendampingan kepada
g. Memberikan penghargaan atas prestasi yang dilaksanakan lembaga kemasyarakatan.
lembaga kemasyarakatan. g. Memfasilitasi koordinasi unit kerja pemerintahan dalam
pengembangan lembaga kemasyarakatan.
Berdasarkan pasal di atas, dapat diketahui bahwa bentuk-
bentuk pembinaan yang telah diatur oleh pemerintah Kota Berdasarkan pasal di atas dapat diketahui bahwa pembinaan
adalah; memberikan pedoman teknis pelaksanaan dan pengem­ Camat terhadap lembaga kemasyarakatan kelurahan meliputi;
bangan lembaga kemasyarakatan, memberikan pedoman dan pe­ memfasilitasi pelaksanaan tugas, fungsi dan kewajiban lembaga
nyusunan perencanaan pembangunan partisipatif, menetapkan kemasyarakatan, memfasilitasi penyusunan perencanaan pem­
bantuan biaya alokasi dana untuk pembinaan dan pengemba­ngan bangunan partisipatif, memfasilitasi pelaksanaan pemberdayaan
lembaga kemasyarakatan, memberikan bimbingan, supervisi dan masyarakat, memfasilitasi kerjasama antar lembaga kemasyaraka­
konsultasi pelaksanaan serta pemberdayaan lembaga kemasyara­ tan dan kerjasama lembaga kemasyarakatan dengan pihak ketiga,
katan, melakukan pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan memfasilitasi bantuan teknis dan pendampingan kepada lembaga
lembaga kemasyarakatan, menyelenggarakan pendidikan dan kemasyarakatan, memfasilitasi koordinasi unit kerja pemerintah­
pelatihan bagi lembaga kemasyarakatan, dan memberikan peng­ an dalam pengembangan lembaga kemasyarakatan.
hargaan dan prestasi yang dilaksanakan lembaga kemasyarakatan.­
1. Pembinaan Terhadap Lembaga Rukun Tetangga
Selain pembinaan yang dilakukan oleh pemerintah kota, Pembinaan yang baik menurut The Liang Gie (1983:193)
Camat­juga berkewajiban melakukan pembinaan terhadap lem­ adalah: pembinaan yang baik itu diperlukan suatu usaha
baga kemasyarakatan kelurahan, menurut Pasal 27 Peraturan koordinasi yang ditetapkan dan dilaksanakan sebagai kesa­
Menteri Dalam Negeri Nomor 5 Tahun 2007 bahwa; pembinaan
306 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 307
tuan tindakan perencanaan, bimbingan dan pengendalian/ bia­ya dan sumber biaya kegiatan yang akan dilaksanakan
pengawasan, dengan demikian pembinaan yang baik meru­ dan menentukan urutan atau sistematika kegiatan.
pakan usaha pengkoordinasian atau penyatuan dari kegiatan Langkah kedua dari pembinaan yang baik adalah mem­
perencanaan, bimbingan, dan pengawasan. berikan bimbingan yang baik, bimbingan yang baik menurut­
Berdasarkan pengertian di atas dapat diketahui bahwa Prayitno dalam Syahril (1986:41) adalah usaha memberi­
suatu pembinaan yang baik meliputi pengkoordinasian dari: kan pengertian atau penjelasan, memberikan dorongan
perencanaan, bimbingan, dan pengawasan. untuk­menghayati dan memberikan dorongan untuk melak­
Perencanaan menurut Terry (2003:46) adalah: peren­ sanakannya.
canaan merupakan pemilihan dan menghubungkan fakta, Ndraha (1986:19) menyatakan bahwa bimbingan yang
menggunakan asumsi-asumsi tentang masa depan dalam baik adalah mempengaruhi pemikiran seseorang dari yang
membuat visualisasi dan perumusan kegiatan yang diusul­ kurang benar ke arah yang benar dengan memberikan pe­
kan dan memang diperlukan untuk mencapai hasil yang di­ ngertian-pengertian dan mengendalikan diri yang bersang­
inginkan. kutan untuk dapat menghayati dan melaksanakannya sesuai
Lebih lanjut dinyatakan Terry, bahwa: ada beberapa pi­ dengan yang diinginkan.
hak yang menyatakan bahwa perencanaan (planning) meru­ Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bah­
pakan suatu pendekatan yang terorganisir untuk menghadapi­ wa­bimbingan yang baik adalah: memberikan pengertian
problema-problema dimasa yang akan datang dan mereka atau penjelasan, memberikan dorongan untuk menghayati
memberi uraian bahwa planning mengembangkan rancan­ dan memberikan dorongan untuk melaksanakannya.
gan kegiatan hari ini untuk tindakan-tindakan di masa akan Langkah ketiga dari pembinaan yang baik adalah ada­
datang. Planning menjembatani jurang pemisah antara po­ nya pengawasan yang baik, pengawasan yang baik menurut
sisi kita sekarang dan tujuan yang diinginkan. Perencanaan Terry dalam Handayaningrat (1984;26) adalah: proses me­
dapat menjawab dimuka tentang siapa, apa, kapan, dimana, nentukan apa yang harus diselesaikan yaitu pelaksanaan, pe­
mengapa dan bagaimana tindakan-tindakan dimasa depan nilaian pelaksanaan, bila perlu melakukan tindakan korektif
dapat dilakukan atau dilaksanakan. agar supaya pelaksanaan tetap sesuai dengan rencana yaitu
Perencanaan menurut Tjokroamidjojo (1986:13) adalah sesuai dengan standar.
suatu proses mempersiapkan secara sistematis kegiatan yang Sedangkan Atmosudirdjo (1982:26) menyatakan bahwa
akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan tertentu. secara inti pengawasan itu terdiri atas; pengukuran dari pada
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat disim­ penyelenggaraan dengan standar untuk mengetahui perbe­
pulkan bahwa perencanaan meliputi proses kegiatan; me­ daannya dan mengadakan tindakan korektif.
nentukan kegiatan yang akan dilaksanakan, menentukan

308 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 309
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa Berdasarkan hasil observasi dan dokumentasi dapat
pengawasan yang baik adalah apabila telah melaksanakan dike­tahui bahwa pemerintah kota dan camat ada memberi­
kegiatan penentuan apa yang harus diselesaikan, penilaian kan pembinaan terhadap lembaga RT, hal ini dapat diketa­
pelaksanaan, dan pengkoreksian hasil pelaksanaan. hui dengan adanya pemberian uang insentif kepada ketua
Pemerintah Provinsi dan pemerintah kota dan Camat lembaga RT sebesar Rp. 250.000,- per pulan, pemberian
wajib melaksanakan pembinaan seperti yang dinyatakan buku pedoman kelembagaan RT, pemberian paket memasuki
dalam pasal 23 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 5 bulan suci ramadhan, pemberian penyuluhan kepada ketua
Tahun 2007, bahwa: RT se kota Pekanbaru, pemberian piagam penghargaan ter­
(1) Pemerintah dan Pemerintah Provinsi wajib membina hadap lembaga RT yang berprestasi, mengadakan pertemuan
lembaga kemasyarakatan. dengan Walikota Pekanbaru dua kali setahun, mengadakan
(2) Pemerintah Kabupaten/Kota, dan Camat wajib membina pertemuan dengan Camat secara berkala sekali tiga bulan,
dan mengawasi lembaga Kemasyarakatan. pemberian bantuan kepada lembaga RT pada saat melaku­
Berdasarkan Pasal 26 Peraturan Menteri Dalam Negeri kan kegiatan, bekerjasama dengan perguruan tinggi melalui
Nomor 5 Tahun 2007, bahwa pembinaan dan pengawasan kegiatan penyuluhan tentang kelembagaan, tugas, fungsi,
pemerintah kota sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 23 dan kewajiban lembaga RT, menghadiri acara-acara yang di­
Ayat (2) meliputi: adakan oleh lembaga RT, melakukan pengukuhan terhadap
1) Memberikan pedoman teknis pelaksanaan dan pengem­ kepengurusan lembaga RT yang baru, dan bentuk-bentuk
bangan lembaga kemasyarakatan. pembinaan lainnya.
2) Memberikan pedoman penyusunan perencanaan pem­ Berdasarkan uraian di atas dapat dinyatakan bahwa
ba­ngunan partisipatif. pemerintah, pemerintah provinsi provinsi Riau, pemerintah
3) Menetakan bantuan pembiayaan alokasi dana untuk kota Pekanbaru, dan Camat ada melaksanakan pembinaan
pem­binaan dan pengembangan lembaga kemasya­rakat­ terhadap lembaga RT sebagai suatu kewajiban pemerintah
an. dalam pembinaan dan pengawasan terhadap lembaga kema­
4) Memberikan bimbingan, supervisi dan konsultasi pelak­ syarakatan.
sanaan serta pemberdayaan lembaga kemasya­rakatan. Pasal 27 tentang pembinaan dan pengawasan Camat se­
5) Melakukan pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan bagaimana dimaksud dalam Pasal 23 Ayat (2) meliputi:
lembaga kemasyarakatan. 1) Memfasilitasi penyusunan Peraturan Desa/kelurahan
6) Menyelenggarakana pendidikan dan pelatihan bagi yang berkaitan dengan lembaga .
lembaga kemasyarakatan 2) Memfasilitasi pelaksanaan tugas, fungsi dan kewajiban
7) Memberikan penghargaan atas prestasi yang dilak­sana­
lembaga kemasyarakatan.
kan lembaga kemasyarakatan.
310 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 311
3) Memfasilitasi penyusunan perencanaan pembangunan Pemerintah,
partisipatif. Pemprov
RW
Pemerintah
4) Memfasilitasi pelaksanaan pemberdayaan masyarakat. Kota
5) Memfasilitasi kerjasama antar lembaga kemasyarakatn
Camat
dan kerjasama lembaga kemasyarakatan dengan pihak
ketiga. Lurah
Pemberdaya
6) Memfasilitasi bantuan tekhnis dan pendampingan ke­ Unsur RT an Lembaga
RT
pada lembaga kemasyarakatan. Pembina

7) Memfasilitasi koordinasi unit kerja pemerintahan dalam Gambar 46.


pengembangan lembaga kemasyarakatan. Pola Pembinaan Terhadap Lembaga RT.

Berdasarkan Pasal di atas dapat diketahui bahwa bentuk


2. Pembinaan Terhadap Lembaga RW
pembinaan yang dapat dilakukan oleh Camat adalah dalam
Pembinaan yang dilakukan oleh pemerintah, pemer­
bentuk memfasilitasi berbagai bentuk peraturan yang terkait
intah provinsi Riau, pemerintah kota Pekanbaru, Camat,
dengan lembaga kemasyarakatan kelurahan, memfasilitasi
dan Lurah juga dilakukan terhadap lembaga RW. Pasal 26
pelaksanaan tugas, fungsi, dan kewajiban dari lembaga ke­
tentang Pembinaan dan pengawasan Kabupaten/Kota seba­
masyarakatan kelurahan, memfasilitasi penyusunan peren­
gaimana yang dimaksud dalam Pasal 23 Ayat (2) meliputi:
canaan pembangunan yang bersifat partisipatif, memfasilitasi
a. Memberikan pedoman teknis pelaksanaan dan pengem­
program-program dalam rangka pemberdayaan masyarakat
bangan lemabaga kemasyarakatan.
kelurahan, memfasilitasi berbagai bentuk kerjasama lembaga
b. Memberikan pedoman penyusunan perencanaan pem­
kemasyarakatan kelurahan dengan pihak lain, memfasilitasi
bangunan partisipatif.
berbagai bentuk bantuan teknis dan pendampingan kepa­
c. Menetakan bantuan pembiayaan alokasi dana untuk
da lembaga kemasyarakatan kelurahan, serta memfasilitasi
pem­­binaan dan pengembangan lembaga kemasya­ra­kat­
koordinasi unit kerja pemerintahan dalam pengembangan
an.
lembaga kemasyarakatan, dan bentuk-bentuk pembinaan
d. Memberikan bimbingan, supervisi dan konsultasi pelak­
lainnya terhadap lembaga kemasyarakatan kelurahan.
sanaan serta pemberdayaan lembaga kemasyarakatan.
Untuk lebih jelasnya pembinaan yang dilakukan oleh
e. Melakukan pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan
pemerintah, pemerintah provinsi Riau, pemerintah kota
lembaga kemasyarakatan.
Pekanbaru, Camat, dan Lurah, serta unsur pembina lainnya
f. Menyelenggarakana pendidikan dan pelatihan bagi lem­
(perguruan tinggi) terhadap lembaga RT dapat dilihat gam­
baga kemasyarakatan
bar dibawah ini:

312 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 313
g. Memberikan penghargaan atas prestasi yangf dilak­ Pasal 27 tentang pembinaan dan pengawasan Camat se­
sanakan lembaga kemasyarakatan. bagaimana dimaskud dalam Pasal 23 ayat (2) meliputi:
Berdasarkan pasal di atas, dapat diketahui bahwa 1) Memfasilisi penyusunan Peraturan Desa yang berkaitan
bentuk pembinaan dan pengawasan yang dilakukan oleh dengan lembaga .
pemerin­tah, pemerintah provinsi Riau, dan pemerintah kota 2) Memfasilitasi pelaksanaan tugas, fungsi dan kewajiban
Pekanbaru, adalah sama dengan bentuk pembinaan yang lembaga kemasyarakatan.
dilakukan terhadap lembaga RT, seperti pemberian petun­ 3) Memfasilitasi penyusunan perencanaan pembangunan
juk teknis kepada lembaga kemasyarakatan, buku pedoman partisipatif.
tentang lembaga kemasyarakatan, memberikan insentif atau 4) Memfasilitasi pelaksanaan pemberdayaan masyarakat.
penghargaan kepada lembaga kemasyarakatan, memberikan 5) Memfasilitasi kerjasama antar lembaga kemasyarakatn
penyuluhan tentang lembaga, tugas, fungsi dan kewajiban dan kerjasama lembaga kemasyarakatan dengan pihak
lembaga RW, serta bentuk-bentuk pembinaan lainnya. ketiga.
Hasil observasi dan peninjauan dokumentasi dalam 6) Memfasilitasi bantuan tekhnis dan pendampingan ke­
penelitian ini dapat diketahui bahwa pemerintah, pemerin­ pada lembaga kemasyarakatan.
tah provinsi Riau, pemerintah kota Pekanbaru ada melak­ 7) Memfasilitasi koordinasi unit kerja pemerintahan dalam
sanakan pembinaan terhadap lembaga RW, seperti pembe­ pengembangan lembaga kemasyarakatan.
rian petunjuk teknis tentang kelembagaan, tugas, fungsi, Untuk lebih jelasnya bentuk pembinaan yang dilaku­
dan kewajiban lembaga RW, memberikan buku pedoman kan oleh pemerintah, pemerintah provinsi Riau, pemerintah
tentang kelembagaan RW, pemberian uang insentif kepada kota Pekanbaru, Camat, Lurah, dan unsur pembina lainnya
ketua lembaga RW sebesar Rp.350.000,- perbulan, pembe­ (Perguraun Tinggi) terhadap lembaga RW dapat dilihat pada
rian penghargaan terhadap lembaga RW yang berprestasi, gambar berikut ini:
serta mengadakan penyuluhan tentang kelembagaan, tugas,
funsgi, dan kewajiban lembaga RW, pengukuhan terhadap Pemerintah
lembaga pengurus baru lembaga RW, dan bentuk-bentuk Kota

pembinaan lainnya. Camat Pemberdayaan
Lembaga
Mencermati uraian diatas, dapat dinyatakan bahwa peme­ RW Lembaga RW
Lurah
rintah, pemerintah provinsi Riau, pemerintah kota Pekanbaru,­
Camat, dan Lurah ada mengadakan pembinaan terhadap lem­ Unsur Pembina
baga RW, sebagai suatu kewajiban dari peme­rintah dalam pen­ Lainnya

gawasan dan pengendalian terhadap lembaga RW. Gambar 47.


Pola Pembinaan Lembaga RW
314 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 315
3. Pembinaan Terhadap Lembaga Pemberdayaan Masyarakat b. Memfasilitasi pelaksanaan tugas, fungsi dan kewajiban
Sebagai lembaga pemberdayaan masyarakat kelurahan, lembaga kemasyarakatan.
LPMK yang merupakan lembaga milik masyarakat, juga c. Memfasilitasi penyusunan perencanaan pembangunan
wajib dilakukan pembinaan oleh pemerintah, pemerintah partisipatif.
provinsi, dan pemerintah kota serta unsur pembinaan lain­ d. Memfasilitasi pelaksanaan pemberdayaan masyarakat.
nya seperti Perguruan Tinggi. e. Memfasilitasi kerjasama antar lembaga kemasyarakatn
Pasal 26 Pembinaan dan pengawasan Kabupaten/Kota dan kerjasama lembaga kemasyarakatan dengan pihak
sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 23 Ayat (2) meli­ ketiga.
puti: f. Memfasilitasi bantuan tekhnis dan pendampingan ke­
a. Memberikan pedoman teknis pelaksanaan dan pengem­ pada lembaga kemasyarakatan.
bangan lemabaga kemasyarakatan. g. Memfasilitasi koordinasi unit kerja pemerintahan dalam
b. Memberikan pedoman penyusunan perencanaan pem­ pengembangan lembaga kemasyarakatan.
ba­ngunan partisipatif. Untuk lebih jelasnya mengenai pembinaan yang dilaku­
c. Menetapkan bantuan pembiayaan alokasi dana untuk­ kan oleh pemerintah, pemerintah provinsi Riau, pemerintah
pembinaan dan pengembangan lembaga kema­sya­ra­kat­ kota Pekanbaru, Camat, Lurah, dan unsur pembinaan lain­
an. nya (perguran tinggi) terhadap LPMK dapat dilihat pada
d. Memberikan bimbingan, supervisi dan konsultasi pelak­ gambar dibawah ini:
sanaan serta pemberdayaan lembaga kemasya­rakatan.
e. Melakukan pembinaan dan pengawasan penyelengga­
LPM
raan lembaga kemasyarakatan. Kecamatan
f. Menyelenggarakana pendidikan dan pelatihan bagi lem­
baga kemasyarakatan Pemerintah
Kota
g. Memberikan penghargaan atas prestasi yangf dilak­­sa­
nakan lembaga kemasyarakatan. Camat Pemberdayaan
LPMK LPMK
Pasal 27 tentang pembinaan dan pengawasan Camat Lurah
terhadap lembaga kemasyarakatan kelurahan sebagaimana
Unsur Pembina
dimaskud dalam Pasal 23 Ayat (2) meliputi: Lainnya
a. Memfasilisi penyusunan Peraturan Desa yang berkaitan
Gambar 48.
dengan lembaga . Pola Pembinaan LPMK

316 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 317
4. Pembinaan Lembaga PKK Kelurahan terhadap lembaga RT dan lembaga RW, yang berbeda hanya
Lembaga PKK Kelurahan merupakan lembaga yang pada pemberian uang insentif, dimana ketua LPMK tidak
dibentuk oleh masyarakat khsususnya ibu-ibu masyarakat mendapat uang insentif seperti ketua lembaga RT dan RW
kelurahan yang juga diberikan peranan untuk membantu yang menerima uang insentif sebesar Rp.250.000,- per bu­
tugas pemerintah khususnya Lurah wajib dilakukan pem­ lan untuk ketua RT dan Rp.350.000,- per bulan untuk ketua
binaan oleh pemerintah, pemerintah provinsi, pemerintah lembaga RW.
kota, Camat, Lurah dan unsur pembinaan lainnya seperti Pasal 27 tentang pembinaan dan pengawasan Camat se­
perguruan tinggi, dinas terkait dan lembaga-lembaga pem­ bagaimana dimaskud dalam Pasal 23 Ayat (2) meliputi:
binaan lainnya. 1) Memfasilisi penyusunan Peraturan Desa yang berkaitan
Pasal 26 Pembinaan dan pengawasan Kabupaten/Kota dengan lembaga .
seba­gaimana yang dimaksud dalam Pasal 23 Ayat (2) meliputi: 2) Memfasilitasi pelaksanaan tugas, fungsi dan kewajiban
a. Memberikan pedoman teknis pelaksanaan dan pengem­ lembaga kemasyarakatan.
bangan lemabaga kemasyarakatan. 3) Memfasilitasi penyusunan perencanaan pembangunan
b. Memberikan pedoman penyusunan perencanaan pem­ partisipatif.
ba­ngunan partisipatif. 4) Memfasilitasi pelaksanaan pemberdayaan masyarakat.
c. Menetakan bantuan pembiayaan alokasi dana untuk 5) Memfasilitasi kerjasama antar lembaga kemasyarakatn
pem­­binaan dan pengembangan lembaga kemasya­rakat­ dan kerjasama lembaga kemasyarakatan dengan pihak
an. ketiga.
d. Memberikan bimbingan, supervisi dan konsultasi pelak­ 6) Memfasilitasi bantuan tekhnis dan pendampingan ke­
sanaan serta pemberdayaan lembaga kemasyarakatan. pada lembaga kemasyarakatan.
e. Melakukan pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan 7) Memfasilitasi koordinasi unit kerja pemerintahan dalam
lembaga kemasyarakatan. pengembangan lembaga kemasyarakatan.
f. Menyelenggarakana pendidikan dan pelatihan bagi lem­ Untuk lebih jelasnya tentang pola pembinaan yang
baga kemasyarakatan dila­kukan oleh pemerintah, pemerintah provinsi Riau,
g. Memberikan penghargaan atas prestasi yangf dilak­sa­ pemerintah kota Pekanbaru dan unsur pembina lainnya
nakan lembaga kemasyarakatan. seperti PKK kecamatan, PKK Kota, Badan Pemberdayaan
Berdasarkan pasal di atas dapat diketahui bahwa bentuk Perempuan, BKKBN Provinsi Risau, LSM, unsur per­
pembinaan yang dilakukan terhadap LPMK juga tidak jauh guruan tinggi dan PKK Provinsi Riau terhadap lembaga
berbeda dengan pembinaan yang dilakukan oleh pemeri­ntah, PKK kelurahan dapat dilihat pada gambar dibawah ini
pemerintah provinsi Riau, dan pemerintah kota Pekanbaru

318 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 319
Lembaga
f. Menyelenggarakana pendidikan dan pelatihan bagi lem­
PKK baga kemasyarakatan
Kecamatan
g. Memberikan penghargaan atas prestasi yang dilak­sa­
Pemerintah nakan lembaga kemasyarakatan.
Kota
Lembaga Pemberdayaan
PKK Lembaga PKK
Bentuk pembinaan yang dilakukan terhadap lembaga
Camat
PKK kelurahan oleh pemerintah, pemerintah provinsi Riau,
Lurah pemerintah kota Pekanbaru, dan unsur pembinaan lainnya
Gambar 49. tidak jauh berbeda dengan lembaga RT, lembaga RW, dan
Pola Pembinaan PKK Kelurahan.
LPMK, yakni lebih berorientasi kepada pemberian buku pe­
5. Pembinaan Lembaga Karang Taruna doman, buku petunjuk pelaksanaan kegiatan kelembagaan,
Pembinaan yang dilakukan oleh pemerintah, peme­ pemberian dan penghargaan terhadap lembaga kemasyara­
rintah provinsi, dan pemerintah kota Pekanbaru terhadap katan kelurahan yang berprestasi, yang berbeda hanya tidak
lembaga Karang Taruna secara umum hampir sama dengan adanya pemberian uang insentif terhadap ketua lembaga
pembinaan yang dilakukan terhadap lembaga kemasyaraka­ Karang Taruna seperti uang insentif yang diberikan kepada
tan kelurahan lainnya. ketua lembaga RT dan ketuan lembaga RW setiap bulannya.
Pasal 26 tentang pembinaan dan pengawasan Kabupaten­ Pasal 27 tentang pembinaan dan pengawasan Camat se­
­/Kota sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 23 Ayat (2) bagaimana dimaskud dalam Pasal 23 Ayat (2) meliputi:
meliputi: a. Memfasilisi penyusunan Peraturan Desa yang berkaitan
a. Memberikan pedoman teknis pelaksanaan dan pengem­ dengan lembaga .
bangan lemabaga kemasyarakatan. b. Memfasilitasi pelaksanaan tugas, fungsi dan kewajiban
b. Memberikan pedoman penyusunan perencanaan pem­ lembaga kemasyarakatan.
bangunan partisipatif. c. Memfasilitasi penyusunan perencanaan pembangunan
c. Menetakan bantuan pembiayaan alokasi dana untuk­ partisipatif.
pem­ binaan dan pengembangan lembaga kemasya­ ra­ d. Memfasilitasi pelaksanaan pemberdayaan masyarakat.
katan. e. Memfasilitasi kerjasama antar lembaga kemasyarakatn
d. Memberikan bimbingan, supervisi dan konsultasi pelak­ dan kerjasama lembaga kemasyarakatan dengan pihak
sanaan serta pemberdayaan lembaga kemasyarakatan. ketiga.
e. Melakukan pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan f. Memfasilitasi bantuan tekhnis dan pendampingan kepa­
lembaga kemasyarakatan. da lembaga kemasyarakatan.

320 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 321
g. Memfasilitasi koordinasi unit kerja pemerintahan dalam a. Memberikan pedoman teknis pelaksanaan dan pengem­
pengembangan lembaga kemasyarakatan. bangan lembaga kemasyarakatan.
Untuk mengetahui pola pembinaan yang dilakukan oleh b. Memberikan pedoman penyusunan perencanaan pem­
pemerintah, pemerintah provinsi Riau, dan pemerintah kota bangunan partisipatif.
Pekanbaru, serta unsur pembina lainnya seperti perguruan c. Menetapkan bantuan pembiayaan alokasi dana untuk
tinggi, Karang Taruna Kecamatan, Karang Taruna Kota dan pembinaan dan pengembangan lembaga kema­sya­rakat­
lain-lain terhadap lembaga Karang Taruna Kelurahan, dapat an.
dilihat pada gambar di bawah ini: d. Memberikan bimbingan, supervisi dan konsultasi pelak­
sanaan serta pemberdayaan lembaga kema­sya­rakatan.
Karang e. Melakukan pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan
Taruna
Kecamatan lembaga kemasyarakatan.
Pemerintah f. Menyelenggarakana pendidikan dan pelatihan bagi
Kota
lembaga kemasyarakatan
Lembaga Pemberdayaan
Camat
Karang Karang Taruna
g. Memberikan penghargaan atas prestasi yangf dilak­sana­
Taruna kan lembaga kemasyarakatan.
Lurah
Unsur
Pembina Berdasarkan pasal di atas dapat diketahui bahwa pembi­
Lainnya naan dari pemerintah, pemerintah provinsi dan pemerin­tah
Gambar 50. kota dapat dilakukan melalui pemberian pedoman teknis,
Pola Pembinaan Karang Taruna Kelurahan. pengembangan kelembagaan, memberikan berbagai bentuk
6. Pembinaan Lembaga Kemasyarakatan Kelurahan Lainnya buku pedoman, menetapkan bantuan untuk pembinaan
Lembaga kemasyarakatan merupakan lembaga bentu­ pe­ngembangan kelembagaan, memberikan bimbingan, su­
kan masyarakat yang berada di luar dari sistem pemerin­ pervisi, konsultasi pembinaan kelembagaan, melakukan
tahan kelurahan yang sifatnya hanya membantu pemerintah pengawasan terhadap aktivitas lembaga kemasyarakatan ke­
dalam hal ini adalah Lurah, oleh karena itu pemerintah, lurahan, memberikan pendidikan dan pelatihan, serta mem­
pemerintah provinsi, dan pemerintah kota berkewajiban un­ berikan penghargaan atas berbagai prestasi yang diperoleh
tuk melakukan pembinaan terhadap lembaga kemasyaraka­ oleh lembaga lemasyarakatan kelurahan.
tan kelurahan. Pasal 27 dan pembinaan dan pengawasan Camat seba­
Pasal 26 tentang pembinaan dan pengawasan Kabupaten­ gaimana dimaskud dalam Pasal 23 Ayat (2) meliputi:
/Kota sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 23 Ayat (2) 1) Memfasilitasi penyusunan Peraturan Desa yang ber­
meliputi: kaitan dengan lembaga .

322 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 323
2) Memfasilitasi pelaksanaan tugas, fungsi dan kewajiban kelurahan (lainnya) seperti dari Dinas Koperasi untuk lem­
lembaga kemasyarakatan. baga Koperasi, BLK untuk lembaga kemasyarakatan kepe­
3) Memfasilitasi penyusunan perencanaan pembangunan mudaan, Unsur Perbankan untuk lembaga kemasyarakatan
partisipatif. yang bergerak di bidang ekonomi kerakyatan dan keuangan,
4) Memfasilitasi pelaksanaan pemberdayaan masyarakat. serta unsur-unsur lainnya, dan dari pihak kecamatan terkait
5) Memfasilitasi kerjasama antar lembaga kemasyarakatn dengan pembinaan administrasi dan kelembagaan dari lem­
dan kerjasama lembaga kemasyarakatan dengan pihak baga-lembaga kemasyarakatan tersebut.
ketiga. Untuk mengetahui pola pembinaan pemerintah kota
6) Memfasilitasi bantuan tekhnis dan pendampingan ke­ Pekanbaru dan unsur pembina lainnya terhadap lembaga ke­
pada lembaga kemasyarakatan. masyarakatan kelurahan lainnya dapat dilihat pada gambar
7) Memfasilitasi koordinasi unit kerja pemerintahan dalam berikut ini:
pengembangan lembaga kemasyarakatan.
Pemerintah
Berdasarkan pasal di atas dapat diketahui bahwa pem­ Kota
binaan yang dilakukan oleh Camat adalah dalam bentuk
memfasilitasi penyusunan peraturan-peraturan yang terkait Camat Lembaga Pemberdayaan
Kemasyarakatan Lembaga
dengan lembaga kemasyarakatan, memfasilitasi pelaksanaan Lurah Kelurahan Kelurahan
tugas, fungsi dan kewajiban lembaga kemasyarakatan, mem­
Unsur Pembina
fasilitasi berbagai bentuk kegiatan dari lembaga kemasyara­
Lainnya
katan kelurahan, memfasilitasi pelaksanaan kegiatan yang
Gambar 51.
terkait dengan pemberdayaan masyarakat, dan lain-lain.
Pola Pembinaan Lembaga Kemasyarakatan
Berdasarkan observasi dapat diketahui bahwa pembi­ Kelurahan Lainnya
naan terhadap lembaga kemasyarakatan kelurahan (lainnya)
Secara keseluruhan kegiatan pembinaan yang dilaku­
baru sebahagian kecil yang sudah diberikan pembinaan, hal
kan oleh pemerintah, pemerintah Provinsi Riau, pemerin­
ini dikarenakan jumlah lembaga kemasyarakatan lainnya
tah kota Pekanbaru, Camat, Lurah, dan unsur pemebinaan
yang cukup banyak di Kota Pekanbaru, dan juga bentuk dan
lainnya terhadap lembaga RT, lembaga RW, LPMK, lembaga
jenis lembaga kemasyarakatan lainnya yang bervariasi, se­
PKK kelurahan, Lembaga Karang Taruna, lembaga kemasya­
hingga menyulitkan dalam melakukan pembinaan.
rakatan (lainnya) dapat dilihat pada matriks berikut ini:
Pembinaan yang sudah dilakukan terhadap lembaga
kema­syarakatan kelurahan (lainnya) baru dilakukan oleh
unsur-unsur yang se bidang dengan lembaga kemasyarakatan

324 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 325
Tabel 8
Unsur Bentuk Lembaga Kete­
Bentuk Pembinaan Terhadap No
Pembina pembinaan Sasaran rangan
Lembaga Kemasyarakatan Kelurahan
4. Camat 1. Pertemuan -Seluruh 2005
Unsur Bentuk Lembaga Kete­ 2. Penyuluhan lembaga 2005
No 3. Pelatihan -RT dan 2009
Pembina pembinaan Sasaran rangan
4. Pengawasan RW 2012
1 Pemerintah 1. UU No 32 Th. -Seluruh 2004 5. Perlombaan -Karang
2004 lembaga Taruna 2012
2. PP No 73 Th 2005 -Seluruh
2005 -Seluruh 2007 lembaga
3. Permen­dagri lembaga -RT, RW,
No 5 tahun -Seluruh PKK,
2007 lembaga Karang
2. Pemerintah 1. Juklak -Seluruh 2008 Taruna
Provinsi 2. Juknis lembaga 2008 5. Lurah 1. Penerbitan SK -Seluruh 2012
Riau 3. Pengendalian -Seluruh 2008 2. Bantuan keg­ lembaga 2012
lembaga iatan -Seluruh 2012
-Seluruh 3. Pengawasan lembaga 2010
lembaga 4. Perlombaan -Seluruh
3. Pemerin­ 1. Perda kota -Seluruh 2002 5. Mengha­diri lembaga 2012
tah Kota 2. Peraturan lembaga 2008 acara -RT, RW, 2012
Pekanbaru Walikota -Seluruh 6. Pengukuhan pe PKK,
3. Uang insentif lembaga 2008 Ngurus Karang
4. Pertemuan 2009 Taruna
5. Penghargaan -RT dan 2009 -Seluruh
6. Penyuluhan RW 2009 lembaga
7. Buku Pedoman -RT dan 2009 -Seluruh
RW lembaga
-Seluruh 6. Unsur 1. Penyuluhan -RT, RW, 2012
lembaga Pembinan 2. Diklat LPMK,
-Seluruh lainnya 3. Workshop PKK. 2009
lembaga -LPMK, 2010
-Seluruh Kr.Taruna
lembaga -LPMK,
Kr.Taruna
Sumber: Hasil Dokumentasi dan Observasi Penelitian

326 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 327
B. Hambatan-Hambatan Dalam Pembinaan Lembaga menulis yang harus disediakan sendiri oleh pengurus lembaga
Kemasyarakatan di Kota Pekanbaru. kemasyarakatan, seperti korp surat, kertas, alat tulis, biaya
Pemerintah wajib melaksanakan pembinaan terhadap lem­ foto copy dan lain.
baga kemasyarakatan kelurahan seperti pembinaan terhadap
lembaga RT, RW, LPMK, PKK Kelurahan, Karang Taruna dan
lembaga kemasyarakatan kelurahan (lainnya), baik pemerintah,
pemerintah provinsi, maupun pemerintah kota, namun demikian
dalam implementasi pelaksanaan pembinaan tersebut juga memi­
liki beberapa hambatan.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, dapat diketa­
hui adanya hambatan-hambatan dalam pelaksanaan pembinaan
terhadap lembaga kemasyarakatan kelurahan di Kota Pekanbaru,
yakni;
1. Anggaran dana yang tidak sebanding dengan jumlah lembaga
kemasyarakatan kelurahan yang ada di Kota Pekanbaru,
sehingga pembinaan yang dilakukan belum dapat dilakukan
untuk seluruh lembaga kemasyarakatan kelurahan.
2. Berdasarkan hasil observasi dapat diketahui bahwa kehadiran
pengurus lembaga kemasyarakatan kelurahan pada saat
dilakukan penyuluhan di kantor camat relatif sedikit, hal ini
dikarenakan:
a. Pengurus Lembaga kemasyarakatan kelurahan memiliki
pekerjaan tetap sehingga mengalamim kesulitan dari
sisi waktu untuk mengahadiri pembinaan dalam bentuk
penyuluhan tersebut.
b. Masih rendahnya kesadaran pengurus lembaga kema­
syarakatan terhadap arti penting pembinaan dalam
bentuk penyuluhan tersebut.
3. Lembaga kemasyarakatan kelurahan tidak dilengkapi dengan
sarana dan prasarana yang memadai, seperti peralatan tulis

328 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 329
BAB XV

MANFAAT DAN PROSPEK


LEMBAGA KEMASYARAKATAN

A. Manfaat Lembaga Kemasyarakatan Kelurahan.


Keberadaan lembaga kemasyarakatan kelurahan sangat
di­
rasakan manfaatnya oleh masyarakat dan pemerintah kota
Pekanbaru­khususnya Lurah, seperti dinyatakan oleh masyarakat
bahwa:“keberadaan lembaga kemasyarakatan kelurahan sangat
dirasakan oleh masyarakat, hal ini dikarenakan lembaga kema­
syarakatan kelurahan telah dapat membantu masyarakat setem­
pat dalam menyelesaikan sengketa-sengketa antar warga, mem­
permudah melakukan kegiatan-kegiatan kemasyarakatan, dan
juga sudah mampu menjembatani kebutuhan-kebutuhan ma­
syarakat secara menyeluruh dengan Lurah, serta menjembatani
permasalahan-permasalahan yang terkait dengan permasalahan
pemerintah dengan masyarakat”
Keberadaan lembaga kemasyarakatan kelurahan sudah ba­
nyak membantu Lurah dalam menjalankan pelayanan khususnya
pelayanan kependudukan, melalui lembaga RT dan RW setem­
pat Lurah dapat meminta bantu untuk menyampaikan kebijakan-
kebijakan pemerintah tentang pelayanan kependudukan seperti

330 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 331
sosialisasi KTP- Elektronik, sosialisasi pelaksanaan pemilihan Berdasarkan hasil wawancara, dan hasil observasi, maka
umum, pemilihan kepala daerah dan lain-lain.” dapat diketahui bahwa keberadaan lembaga masyarakat kelura­
Keberadaan dari lembaga kemasyarakatan kelurahan sa­ han sangat dirasakan manfaatnya secara nyata oleh masyarakat
ngat­dirasakan manfaatnya oleh masyarakat setempat, disamping­ dalam kehidupan sehari-hari., keberadaan lembaga kemasyara­
mampu menjadi jembatan penghubung antara masyarakat katan kelurahan ini juga dirasakan secara nyata manfaatnya
dengan­pemerintah, lembaga kemasyarakatan kelurahan juga oleh pemerintah khususnya Lurah, karena secara umum sangat
dapat membantu dalam menjaga keamanan, ketertiban dan banyak­tugas-tugas Lurah yang telah dibantu oleh lembaga ke­
keten­traman­masyarakat, serta juga sebagai perekat hubungan masyarakatan kelurahan, baik tugas pelayanan pemerintahan,
sila­turahmi sesama warga yang mampu meningkatkan rasa tolong pembangunan, dan kemasyarakatan.
menolong sesama warga dan melaksanakan gotongroyong dalam
menyelesaikan kegiatan-kegiatan pemerintahan, pembangunan B. Prospek Lembaga Kemasyarakatan Kelurahan
dan kemasyarakatan. Akan tetapi juga masih ditemui adanya Keberadaan lembaga kemasyarakatan kelurahan sudah
lembaga kemasyarakatan kelurahan yang meminta uang kepada ba­
nyak­dirasakan oleh masyarakat maupun pemerintah kota
masyarakatnya saat berurusan surat menyurat terutama sekali khusus­­
nya Lurah, hal ini tentu juga dikarenakan lembaga
lembaga RW dan RT, dan bahkan ada yang menyulitkan warg­ kemasya­rakatan kelurahan memiliki prospek yang cukup baik un­
anya pada saat berurusan surat menyurat, sehingga pelayanan tuk dikembangkan ke depan dalam membantu tugas pemerintah­
kepada masyarakat menjadi lama” khususnya tugas Lurah.
Berdasarkan hasil observasi penelitian juga dapat diketahui Menurut Hale dalam Masini (2004:5) bahwa: “masa depan
bahwa rasa tolong menolong sesama warga dapat terlihat pada saat adalah symbol yang penting dimana manusia dapat membuat
masyarakat ada yang melakukan pesta pernikahan maka dengan­ masa kini diterima dan membuat arti bagi masa lampau”.
cepat dan tanpa paksaan akan ditolong oleh masyarakat tetang­
Masini (2004:5) menyatakan bahwa: “Apa yang dimak­
ganya, dan pada saat masyarakat mendapatkan kemalangan (me­
sudkan Mc. Hale adalah pengambilan keputusan dan memilih
ninggaldunia) maka masyarakat lainnya juga dengan cepat dan
dimana posisi kita pada masa sekarang, kita mampu membuat
ikhlas untuk ikut serta menyelenggarakan jenazah sampai kepada
kemungkinan untuk berkaitan dengan apa yang kita harapkan
pemakaman. Keberadaan lembaga kemasyarakatan ini juga terli­
dimasa mendatang. Dalam hubungannya dengan masa lalu ber­
hat dari peranan lembaga kemasyarakatan kelurahan yang dapat
makna bahwa apa yang kita prediksikan di masa depan memberi­
dijadikan saluran untuk menyampaikan aspirasi masyarakat serta
kan nilai tertentu pada masa lalu, terlepas dari nilai positif atau
kebutuhan-kebutuhan masyarakat lainnya kepada Lurah, dan
negative”.
penyampaian berbagai informasi dari Lurah kepada masyarakat,
Selanjutnya Wasistiono (2003:1) menyatakan bahwa ;

332 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 333
“Dewasa ini semua bangsa di dunia telah memasuki urusan yang berkaitan dengan kepentingannya diurus sen­
millennium baru. Milenium yang dimaksudkan disini selain diri oleh masyarakat. Tuntutan tersebut mengarah pada ta­
berarti jangka waktu 1000 tahun dapat pula berarti masa tanan kehidupan masyarakat baru yang disebut masyarakat
depan yang cerah bagi semua orang. Harapan tersebut seja­ warga atau masyarakat sipil-civil society. Berbagai perubahan
lan dengan keinginan bangsa Indonesia untuk menciptakan sosial yang terjadi pada masyarakat yang disebabkan oleh
“Indonesia baru” dengan paradigma yang baru pula. Oleh berbagai hal, nampaknya akan mengarah pada bentuk ma­
sebagian orang millennium baru abad 21 disebut dengan era syarakat baru yang lebih responsive. Oleh Etzioni (1991)
globalisasi yang ditandai dengan semakin bersatunya dunia bentuk tersebut dinamakannya masyarakat yang responsive
baik fisik maupun emosional.” (Responsif Society). Untuk kondisi Indonesia Lukman Soe­
trusno (1995) menawarkan bentuk masyarakat partisipatif.”
Menurut Rae dalam Wasistiono (2003:1), bahwa ;
“Negara-negara dapat tumbuh apabila didukung oleh Berdasarkan pendapat di atas menunjukkan bahwa pada
masyarakat yang efisien. Motor pertumbuhan yang baru masa mendatang tuntutan masyarakat akan semakin kuat untuk
akan terletak pada rangkaian sifat kualitatif yang mencakup mengharuskan masyarakat mendapat tempat dalam pengambilan
kualitas organisasi. Motivasi dan sifat disiplan rakayat. Sifat­ keputusan dan pemerintahan. Dengan demikian dapat disimpul­
kuantitatif ini menggantikan serangkaian asset kualitatif kan bahwa karena adanya perubahan yang cepat diberbagai bi­
yang selama ini secara tradisional telah menjadi daya pendo­ dang maka masyarakat akan semakin tinggi tuntutannya untuk
rong pertumbuhan.” ikut serta dalam pengambilan kebijakan dan pemerintahan.
Berbagai perubahan akan terus berlangsung, begitu juga
Pendapat di atas memberikan gambaran bahwa pada masa
perubahan-perubahan yang terjadi dalam manajemen pemerin­
mendatang seluruh elemen bangsa harus menyiapkan diri untuk
tahan, menurut Wasistiono (2003:15), bahwa:
menghadapi berbagai perubahan yanhg begitu cepat, salah satu
“Pada dekade 1980-1990 an, terjadi perubahan cukup
elemen bangsa tersebut adalah masyarakat.Oleh karena itu ma­
besar pada manajemen pemerintahan. Ada beberapa kon­
syarakat perlu untuk diberdayakan.
sepsi pemikiran mendasar yang secara nyata dan mampu
Dibidang politik menurut Wasistiono (2003:14):
mempengaruhi kebijakan pemerintah diberbagai Negara.
“muncul perubahan cukup revoluioner yang oleh
Misalnya Savas yang menawarkan perlunya privatisasi pe­
Huntington­(1995) disebutnya sebagai gelombang demokra­
nyelenggaraan pemerintahan, karena privatisasi kunci kea
tisasi yang ketiga. Di berbagai belahan dunia muncul tuntu­
rah pemerintahan yang lebih baik. Dari sudut pandang yang
tan demokratisasi proses politik pemerintahan. Masyarakat
lain Barzelay menawarkan paradigma pascabirokrasi yang in­
menuntut peran yang lebih besar dalam proses pengambilan
tinya mengurangi sebanyak mungkin keterlibatan birokrasi
keputusan. Masyarakat juga menginginkan agar berbagai­

334 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 335
terhadap pemenuhan kebutuhan masyarakat. Masyarakat masyarakat akan menjadi salah satu unsur penentu dalam pem­
maju sebagai suatu kesatuan diyakini akan mampu mengurus baharuan manajemen pemerintahan.
sebagian besar kepentingan anggota masyarakatnya sendiri. Pemberdayaan masyarakat menurut Widjaja (2003:169),
Perubahan besar manajemen pemerintahan terjadi dengan bahwa:
hadirnya konsepsi pemikiran Osborne dan Gaebler yang “pemberdayaan masyarakat adalah upayan untuk me­
menawarkan perlunya transformasi semangat kewirausahaan ningkatkan kemampuan dan potensi yang dimiliki masyara­
pada sektor public; dengan mengemukakan sepuluh pokok kat sehingga masyarakat, sehingga masyarakat dapat mewu­
pikiran yang intinya adalah mengurangi perenan pemerintah judkan jati diri, harkat dan martabatnya secara maksimal
dengan memberdayakan masyarakat serta menjadikan sek­ untuk bertahan dan mengembangkan diri secara mandiri
tor pemerintahan menjadi efisien.” baik dibidang ekonomi, social, agama, dan budaya. Pember­
dayaan masyarakat tidak hanya cukup dengan meningkatkan
Lebih lanjut dinyatakan Wasistiono (2003:16) bahwa:
produktivitas, memberikan kesempatan usaha yang sama
“Dalam melakukan perubahan pemerintahan, ada lima
atau memberi modal saja, tetapi harus diikuti pula dengan
strategi untuk melakukan perubahan dan pembaharuan
perubahan struktur social ekonomi masyarakat, mendukung
pemerintahan, yakni:
berkembangnya potensi masyarakat melalui peningkatan
1. The core strategy, peran, produktivitas dan efisiensi serta memperbaiki empat
2. The consequences strategy, akses, yaitu:
3. The costumer strategy, 1. akses terhadap sumber daya
4. The control strategy, 2. akses terhadap teknologi
5. The culture strategy. 3. akses terhadap pasar
Kelima strategi tersebut perlu untuk dilaksanakan guna 4. akses terhadap sumber pembiayaan
meningkatkan kinerja sector public agar menjadi lebih baik, keempat akses ini, disamping menjadi tanggungjawab
karena di dalamnya terdxapat metodologi untuk mengubah pemerintah memfasilitasinya juga diperlukan peran aktif ke­
secara mendasar pada semua tingkatan. Strategy tersebut lompok-kelompok masyarakat di desa dan kelurahan untuk
sekaligus juga menunjukkan bahawa pemerintahan yang membentuk usaha bersama atas kepentingan bersama pula
berpusat pada masyarakat (the costumer centered government) yang diselenggarakan secara kekeluargaan yaitu koperasi.”
memungkinkan untuk dilaksanakan.”
Pendapat lainnya tentang pemberdayaan dikemukakan oleh
Berdasarkan pendapat di atas, dapat diketahui bahwa un­ Giroth (2004:95), bahwa:
tuk masa yang akan dating. Peranan pemerintah akan semakin “Peter Berger dan Richard Nerheus mengemukakan
berkurang dan akan lebih memberdayakan masyarakat sehingga bahwa kasus pemberian kekuasaan melalui pluralisme yang

336 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 337
didasarkan pada diperkuatnya peranan struktur-struktur dan menengah yang kuat dan saling menunjang.
penengah satuan organisasi berskala manusia yang berada 7. Pemerataan pembangunan antar daerah dan sentralisasi.
diantara individu dan megastruktur masyarakat, yang imper­ 8. Pembangunan kelembagaan pedesaan.
sonal. Mereka berpendapat bahwa sumber daya dapat dite­ 9. Adanya perangkat peraturan perundang-undangan
lusuri pada birokratisasi yang senantiasa meluas atau ruang yang memadai untuk melindungi dan mendukung
kehidupan individu. Mereka berpendapat bahwa kebijakan pembangunan ekonomi rakyat yang ditujukan khusus
pemerintah harus berusaha memperkuat perenan keluarga, untuk kepentingan rakyat kecil.”
perkumpulan sukarela, lingkungan tetangga, kelompok kerja
Berdasarkan pendapat di atas, dapat diketahuin bahwa salah
kecil dan sebagainya.”
satu langkah strategis dalam pemberdayaan masyarakat ialah
Mencermati pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa un­ pembangunan kelembagaan kemasyarakatan seperti lembaga RT,
tuk masa yang akan dating, dimana akan diperkuatnya peranan RW, LPMK, lembaga PKK, lembaga Karang Taruna dan lembaga­
masyarakat, maka akan memperkuat pula peranan keluarga, per­ kemasyarakatan kelurahan lainnya. Dengan demikian dapat di­
kumpulan sukarela, lingkungan tetangga, kelompok kerja kecil nyatakan bahwa peranan lembaga kemasyarakatan kelurahan
dan lain sebagainya. pada masa yang akan datang akan lebih besar.
Langkah-langkah strategis dalam pemberdayaan masyarakat Dengan terus bergulirnya semangat reformasi pada saat ini,
menurut Kartasasmita dalam Giroth (2004:95), bahwa: maka masyarakat senantiasa menuntut adanya suatu kepemerin­
“Ada sembilan langkah strategis yang harus ditempuh tahan yang baik dalam pengelolaan administrasi pemerintahan,
untuk mengembangkan ekonomi rakyat melalui pemberday­ sehingga kepemerintahan yang baik (good governance) menjadi
aannya , yaitu: isu sentral yang paling mengemuka dalam pengelolaan adminis­
trasi pemerintahan pada saat ini, tuntutan gencar yang dilakukan
1. Peningkatan akses ke dalam asset produksi (productive
oleh masyarakat kepada pemerintah pada saat ini sejalan dengan
assets)
meningkatnya tingkat pengetahuan dan pendidikan masyarakat,
2. Memperkuat posisi transaksi dan kemitraan usaha
selain adanya pengaruh globalisasi. Oleh karena itu tuntutan
ekonomi rakyat.
tersebut sudah menjadi sesuatu yang wajar dan harus direspon
3. Pembangunan prasarana.
oleh seluruh elemen bangsa.
4. Peningkatan pelayanan pendidikan dan kesehatan
dalam rangka peningkatan kualitas SDM. Menurut Giroth (2004:95), bahwa:
5. Kebijakan pengembangan industri. “Negara sebagai salah satu unsur governance, di dalam­
6. Kebijakan ketenagakerjaan yang merangsang tumbuhnya nya termasuk lembaga-lembaga sector public. Sektor swasta
kerjasama mandiri sebagai cikal bakal wirausaha kecil meliputi perusahaan-perusahaan swasta yang bergerak diber­

338 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 339
bagai bidang dan sektor informal lain di pasar. Ada anggapan rakat, tatapi harus didukung dengan adanya struktur perantara,
bahwa sector swasta adalah adalah bagian dari masyarakat. yang dalam hal ini seperti ketetanggaan, keluarga, lembaga ke­
Namun demikian sektor swasta dibedakan dengan masyara­ agamaan, dan lembaga kemasyarakatan.
kat karena sector swasta mempunyai pengaruh terhadap Pentingnya struktur perantara ini juga dinyatakan oleh Vin­
kebijakan-kebijakan social, politik, dan ekonomi yang dapat cent dan Clere dalam Thoha (2003:204-205), yang menyatakan
menciptakan lingkungan yang lebih kondusif bagi pasar dan bahwa:
perusahaan-perusahaan itu sendiri. Sedangkan masyarakat “Organisasi Civil Society ini melakukan peran yang amat
(society) terdiri dari individu-individu maupun kelompok penting sebagai institusi penghubung antara bisnis, pemerin­
(baik yang terorganisir maupun tidak) yang berinteraksi se­ tah, dan organisasi-organisasi grass roots yang berpartisipasi
cara social, politik, dan ekonomi dengan aturan-aturan for­ sebagai partner yang legitimate dalam memberikan pelay­
mal maupun tidak formal. Society meliputi lembaga swadaya anan kepada masyarakat sipil. Civil Society sebenarnya tidak
masyarakat, organisasi profesi dan lain sebagainya.” lain artinya sebagai suatu lembaga yang ingin mendudukkan
supremasi hokum dalam tatanan kenegaraan. Salah satu ciri
Mencermati pendapat di atas, dapat diketahui bahwa salah
dari Civil Society yang sangat menonjol adalah demokrasi,
satu domain good governance adalah domain masyarakat, sehingga
dan wujudnya adalah lahirnya asosiasi dan organisasi otono­
untuk terciptanya suatu kepemerintahan yang baik unsure ma­
mi dan voluntan yang berbasis kemasyarakatan.
syarakat akan menjadi salah satu pemegang peranan yang sangat
penting, oleh karena itu untuk masa yang akan dating elemen Selanjutnya dikarenakan kondisi masyarakat yang semakin
masyarakat harus diberdayakan khususnya lembaga kemasyara­ dinamis dan kompleks karena berbagai perubahan yang terjadi,
katan. maka tingkat kejahatan, perselisishan, dan permasalahan kema­
Pemberdayaan menurut Stewart dalam Wasistiono (2003:1) syarakatan lainnya semakin tinggi pula, seperti pembunuhan,
adalah: “cara memberikan delegasi ke tempat dimana kekuasaan penganiayaan, perampokan, pencurian, pemerkosaan, pelecehan
yang nyata dapat digunakan secara efektif.” seksual, perkelahian individu maupun kelompok, terorisme, pe­
Sedangkan pemberdayaan menurut Clutterback dalam malsuan dokumen negara, dan berbagai tindak kejahatan lainnya.­
Wasistiono­(2003:1) adalah ; “upaya mendorong dan memberi­ Dalam hal ini, Thoha (2003:203) menyatakan bahwa:
kan individu untuk mengambil tanggungjawab probadi untuk “sejalan dengan hal tersebut, dewasa ini pembahasan
meningkatkan cara mereka melakukan pekerjaan dan kontribusi tentang civil society dan peranannya untuk menghapus ke­
guna mencapai tujuan organisasi”. miskinan, mempromosikan demokrasi dan pemerintahan
Berdasarkan pendapat di atas dapat diketahui bahwa konsep­ yang baik, mengatasi konflik, melindungi Hak Asasi Manusia
pemberdayaan saja belum cukup untuk memberdayakan masya­ (HAM) dan bahasan lainnya yang berkisar di wilayah yang

340 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 341
berkaitan dengan kondisi hidup manusia, merupakan cirri selain menjalankan tugas-tugas pokok yang telah diatur dalam
yang mewarnai civil society dalam perspektif global. Dalam peraturan perundang-undangan, juga menjalankan tugas-tugas
setiap konferensi internasional dapat diperhatikan organi­ lainnya yang diberikan kepada lembaga kemasyarakatan secara
sasi-organisasi civil society (civil society organizations) sepert insidentil atau yang bersifat sementara seperti membantu me­
LSM itu juga mempresentasikan bahasan, dan juga partisi­ nyukseskan pemilihan umum, memantau dan mengawasai pen­
pasi pada setiap usaha program-program internasional.” datang baru di wilayahnya terkait dengan aktivitas terorisme,
menyukseskan program nasional tentang KTP-Elektronik dan
Pengembangan dan pemberdayaan lembaga kemasyarakat
tugas-tugas lainnya sesuai dengan kebutuhan pemerintah, dan
kelurahan ini juga sejalan dengan pengembangan konsep Good
lain-lain.
Governance yang mulai diterapkan oleh pemerintah dalam pe­
nyelenggaraan pemerintahan, dengan memberikan kesempatan
kepada unsur masyarakat dan unsur swasta untuk berperan serta
dalam membantu penyelenggaraan pemerintahan, khususnya
membantu Lurah dalam pelayanan pemerintahan, pelayanan
pembangunan, dan pelayanan kemasyarakatan yang merupakan
tugas utama dari Lurah.
Lembaga kemasyarakatan kelurahan secara umum memiliki
prospek yang cukup besar ke depan, hal ini dikarenakan tugas-
tugas pemerintah khususnya Lurah yang semakin banyak dan
semakin kompleks, dan juga sejalan dengan prinsip-prinsip good
governance yang sedang dikembangkan dalam penyelenggaraan
pemerintahan baik untuk pelayanan pemerintahan, pelayanan
pembangunan, dan pelayanan kemasyarakatan sehingga kehadi­
ran lembaga kemasyarakatan kelurahan ini ke depannya memang
sangat dibutuhkan sekali dalam membantu kelancaran tugas-tu­
gas pemerintah khususnya tugas Lurah.
Berdasarkan hasil observasi penelitian ini, juga dapat terlihat
bahwa tugas, fungsi dan kewajiban yang diberikan kepada lem­
baga kemasyarakatan kelurahan ini terus bertambah dan sema­
kin kompleks, sehingga lembaga kemasyarakatan kelurahan ini

342 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 343
Daftar Pustaka

Alex Gunur. 1999. Manajemen, Kerangka-kerangka Pokok. Brata


Karya Aksara. Jakarta.
Ali. Faried. 1997. Metodologi Penelitian Sosial dalam Bidang Ilmu
Administrasi dan Pemerintahan. Raja Grafindo Persa­
da Jakarta.
Ahmad. Nazili. Saleh. 1989. Pendidikan dan Masyarakat. Bina
Usaha Yogyakarta. Yogyakarta.
Arikunto. Suharsimi. 1996. Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan
Praktek. Rineka. Cipta. Jakarta.
Admosudirdjo. Prajudi. 1982. Administrasi dan Manajemen Umum.
Ghalia Indonesia. Jakarta.
Berger.L. Peter. Dan Richard John Neuhaus. 1977. To Empower
People; The Role Of Mediating Structures in Public
Policy. American Enterprice Institute For Public
policy Reseach. Washington, D.C
Bouman. P. J. 1994. Ilmu Masyarakat (Terjemahan Ditinjau Kembali
oleh HB jasin). Pembangunan. Bandung.
Braam, Geert, P.A. 1988, Sosiologi Pemerintahan, DF dan DC, Ja­
karta.

344 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 345
Budiardjo. Miriam. 2000. Dasar-Dasar Ilmu Politik, PT. Gramedia conference of the American Society for Public Ad­
Pustaka Utama. Jakarta. ministration, Newark, NJ March 12, 2001.
Creswell, 2009, Reseach Design; Qualitative, Quantitative, and Kakabandse. Nada dan Kalu, N. Kalu. 2009. Citizenship. Palgrave
Mixed Methods Approaches, SAGE Publications. Inc. macmillan. Newyork.
California.
Kaho. Josef R.dan Haryanto 1997. Fungsi-Fungsi Pemerintahan.
Daldjoeni, N., 1985, Seluk Beluk Masyarakat Kota, Alumni, Bandung. Badan Pendidikan dan Pelatihan Departemen
Dalam Negeri.
Dwiyanto, Agus, 2008. Mewujudkan Good Governance Melalui
Pelayanan Publik. Gadjah Mada University Press, Kartono. Kartini. 1991. Pemimpin dan Kepemimpinan. Rajawali
Yogyakarta. Press. Jakarta.
Duverger, Maurice, 1985, Sosiologi Politik, Rajawali, Jakarta. Koenjaraningrat. 1985. Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan.
Gramedia. Jakarta.
Effendy, Khasan, 2009, Otonomi Desa;Historis dan Konseptual, In­
dra Prahasta, Bandung. Kertapraja, Koswara, E, 2010. Pemerintahan Daerah; Konfigurasi
Politik Desentralisasi dan Otonomi Daerah Dulu, Kini
Frederickson, H. George, Administrasi Negara Baru, LP3ES, Jakarta.
dan Tantangan Globalisasi. Inner bekerjasama de­
Garna, Yudistira, K., 2009, Metode Penelitian Kualitatif, The Ju­ ngan Universitas Satyagama.
ditira Foundation dan Primaco Akademika Band­
Koeswara. E. Dkk. 1999. Metode dan Masalah Penelitian Sosial.
ung, Bandung
Refika Aditama. Bandung.
Giroth. Lexie. M. 2004. Edukasi dan Profesi Pamomg Praja. Pub-
Kosasih. H. R. E. 1998. Metodologi Penelitian Kualitatif ( Pokok-Po-
lic Policy Studies. Good Governance and Performance
kok Ulasan dari sisi Konsep, Karakteristik, Segi Keilmi-
Driven Pamomg Praja. STPDN Press. Jatinangor
ahan, dan Metoda. PPS MIP. Satyagama.
__________. 2004. Status dan Peran Pendidikan Pamong Praja In-
Kurniadi, Edy, 1987, Peranan Pemuda dalam Pembangunan Poli­
donesia. Indraparaharta. Jatinangor.
tik di Indonesia, Angkasa, Bandung.
Hadiz, Vedi, R. 2011, Localising Power in Post-Authoritarian Indo-
Lysen. A. 1984. Individu dan Masyarakat. Sumur Bandung.
nesia; A Southeast Asia Perspective, ISEAS Publish­
Bandung.
ing, Singapore.
Madjloes. H. 1981. Beberapa Petunjuk Bagi Kepala Desa Selaku
Handayaningrat. S. 1984. Administrasi Pemerintahan Dalam Pem-
Pembina Ketentaraman dan Ketertiban Desa. Jakar­
bangunan Nasional. Gunung Agung. Jakarta.
ta. Reproduksi Kantor Gubernur Riau.
Hamim. Sufian. 2005. Manajemen Strategis Dalam Pembangunan.
Meleong. Lexy. J. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Remaja
UIR Press. Pekanbaru.
Rosda Karya. Bandung,
Jo Ann G. Ewalt, Theories of Governance and New Public Manage- Miles. Matthew. B. Dan A. Michael Huberman.1992 (Qualitative
ment: Links to Understanding Welfare Policy Imple­ Data Analisysis). Analisis Data Kualitatif (Terjemahan
mentation, Prepared for presentation at the Annual Tjetjep Rohendi Rohidi). UI Press.
346 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 347
Muhadjir. Moleong. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. Rake Sarundajang, 2005, Babak Baru Sistem Pemerintahan Daerah, Kata
Sarasin. Yogyakarta. Hasta, Jakarta.
Myron. Weiner. Modernisasi. Voice Of American Lectures. Soekanto, Soerjono, 2010, Mengenal Tujuh Tokoh Sosiologi, Raja­
wali Grafindo Persada, Jakarta.
Nazir. Mohammad. 1999. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia.
Jakarta __________, 2001, Sosiologi Suatu Pengantar, Rajawali Grafindo
Persada, Jakarta.
Ndraha. Taliziduhu. 1997. Metodologi Ilmu Pemerintan.
__________, 2003, Sosiologi Suatu Pengantar, Cetakan ke enam,
__________. 1991. Dimensi-Dimensi Pemerintahan Desa. Bumi
Rajawali Grafindo, Jakarta.
Aksara Jakarta.
__________, 1984, Teori Sosiologi Tentang Pribadi Dalam Masyara-
__________. 2000. Ilmu Pemerintahan (Kybernology), Rineka Cip­
kat, Ghalia Indonesia, Jakarta.
ta, Jakarta.
Schroorl. J. W. 1984. Modernisasi; Pengantar Sosiologi Pembangu-
__________. 2003. Kybernologi ( Ilmu Pemerintahan Baru). Rine­
nan Negara-Negara Sedang Berkembang ( Terjemahan
ka Cipta. Jakarta.
Soekadijo). Gramedia. Jakarta.
__________. 2005 Kybernologi: Beberapa Konstruksi Utama, Sirao
Sztompka, Piotr, 2008, Sosiologi Perubahan Sosial, Prenada, Ja­
Credntia Center, Tangerang Banten
karta.
Nasikun, 1984, Sistem Sosial Indonesia, Rajawali, Jakarta.
Sedarmayanti. 2003. Good Governance Dalam Rangka Otonomi
Nurcholis. Hanif. 2011. Pertumbuhan dan Penyelenggaraan Peme- Daerah. Mandar Maju. Bandung.
rintahan Desa.Erlangga. Jakarta.
__________. 2000. Restrukturisasi dan Pemberdayaan Organisasi
Pamudji. S. 1985. Pembinaan Perkotaan di Indonesia. Tinjauan dari Untuk Menghadapi Dinamika Perubahan Linkungan
Aspek Administrasi Pemerintahan. Bina Aksara. Ja­ Ditinjau dari Beberapa Aspek Essensial dan Aktual.
karta. Mandar Maju. Bandung.
Riggs, Fred, W., 1985, Administrasi Negara-Negara Berkembang; Siagian. Sondang. P. 1986. OrganisasiKepemimpinan dan Prilaku
Teori Masyarakat Prismatis, Rajawali, Jakarta. Administrasi. Gunung Agung. Jakarta.
Ritzer, George, dan Douglas J. Goodman, Teori Sosiologi Moderen, Silalahi. Ulbert. 1992. Studi Tentang Ilmu Administrasi, Konsep,
Edisis keenam, Kencana, Jakarta. Teori, dan Dimensi. Sinar Baru Bandung. Bandung.
Robbins. P. Stephen. 1994. Teori Organisasi, Struktur, Desain dan Singarimbun. Masri. Dan Sofyan Effendi. 1989. Metodologi Sur-
Aplikasi (Terjemahan Jusuf Udayana). Arcan. Jakarta. vey. LP3ES. Jakarta.
Saparin, Sumber. 1986. Tata Pemerintahan dan Administrasi Pe- Soekajido. 1988. Modernisasi Pengantar Sosiologi Pembnagunan
merintahan Desa. Ghalia Indonesia. Jakarta. Negara-Negara Sedang Berkembang (Terjemahan
Saragih, Tumpal, P., Mewujudkan Otonomi Masyarakat Desa; Ala­ Buku Sociologic De Modernisering) Gramedia. Jakarta.
ternatif Pemberdayaan Desa, Cipiruy, Jakarta.

348 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 349
__________. 1984. Pengantar Konsep dan Teori Sosiologis. Univer­ Taneko. Soleman. B. 1994. Sistem Sosial Indonesia. Fajar Agung.
sitas Lampung. Bandar Lampung. Jakarta
__________. 1984. Teori Sosiologi Dalam Masyarakat. Gahlia In­ Terry. George. R. 2003. Prinsip-Prinsip Manajemen (Alih Bahasa J.
donesia. Jakarta. Smith. D.F.M). Bumi Aksara. Jakarta.
Soewito. Marwito. Dkk. 2000. Sistem Pemerintahan Indonesia. Ra­ Thoha. Miftah. 2003. Birokrasi dan Poitik Indonesia. Raja Grafindo
fles. Belanda dan Jepang. STPDN. Jatinangor. Persada. Jakarta
Sumardyadi, Nyoman, 2010, Sosiologi Pemerintahan; Dari Per- Wahyu. 2005. Perubahan Sosial Dan Pembangunan. Jakarta. Hecca
spektif Pelayanan, Pemberdayaan, Interaksi, dan Sistem Mitra Utama.
Kepemimpinan Pemerintahan di Indonesia, Ghalia In­
Wasistiono. Sadu. 1993. Kepala Desa dan Dinamika Pemeilihan.
donesia, Jakarta.
Mekar Rahayu. Bandung.
Sufian. 1995. Administrasi, Organisasi dan Manajemen. Penerbit
__________, 2003, Kapita Selekta Manajemen Pemerintahan
UIR Press. Pekanbaru.
Daerah, Fokusmedia, Bandung.
Suhartono. Dkk. 2000. Politik Lokal. Lapera Purtaka Utama.
Wasistiono, Sadu, dkk., 2009, Perkembangan Organisasi Kemasya-
Yogyakarta.
rakatan Dari Masa ke Masa. Fokusmedia, Bandung.
__________. 2000. Parlemen Desa Dinamika DPR Kelurahan Dan
Wasistiono, Sadu, dan Simangunsong Fernandes, 2008, Metodo-
DPRD Gotong Royong. Lapera ustaka Utama. Yogya­
logi Ilmu Pemerintahan, Universitas Terbuka, Jakarta.
karta.
Widodo. Joko. 2001. Good Governance. Insan Cendikia. Surabaya
Surya Brata. 1992. Metodologi Penelitian. Rajawali Press. Jakarta
Widjaja. H. A. W. 2003. Otonomi Desa Merupakan Otonomi yang
Surya Ningrat. Bayu. 1985. Pemerintahan Administrasi Desa dan
Asli, Bulat dan Utuh. Raja Grafindo. Jakarta.
Kelurahan. Aksara Baru. Jakarta
Yuliati. Yayuk. 2003. Sosiologi Pedesaan. Lapera Pustaka utama.
Sugiyono. 1993. 1993. Metodologi Penelitian Admninistrasi. Alfa­
Yogyakarta.
beta. Bandung.
__________. 2003. Statistik Untuk Penelitian. Alfabeta. Bandung.
Sumber- Sumber Lainnya
Syafiie. Inu Kencana. 1994 Sistem Pemerintahan Indonesia. Rineka
Cipta, Jakarta. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 Tentang Pokok-Pokok
Pemerintahan Di Daerah. Ghalia Indonesia. Jakarta
Kaho. Josef R.dan Haryanto 1997. Fungsi-Fungsi Pemerintahan.
Badan Pendidikan dan Pelatihan Departemen Da­ Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1979 Tentang Pemerintahan
lam Negeri. Desa. Ghalia Indonesia. Jakarta
Syafiie. Inu Kencana. 1994 Sistem Pemerintahan Indonesia. Rineka Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintahan
Cipta, Jakarta. Daerah. Grafika. Jakarta.

350 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 351
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Ndraha. Taliziduhu. 1986. Pembangunan Masyarakat Memper­
Daerah. Fokus Media. Bandung. siapkan Masyarakat Tinggal Landas ( Sebuah Sen­
tuhan). IIP. Jakarta.
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 49 Tahun 2001
Tentang Penataan Lembaga Ketahanan Masyarakat __________, 2000, Jilid I-II-III-IV-V Ilmu Pemerintahan, BKU IP
Desa atau Sebutan Lainnya. Jakarta. Kerjasama IIP-UNPAD, Jakarta.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 5 Tahun 2007 Tentang Rochman, Meuthia Ganie, Good Governance dan Tiga Struktur
Pedoman Penataan Lembaga Kemasyarakatan Komunikasi Rakyat dan Pemerintah, makalah yang
disajikan pada Seminar “Good Governance dan Re­
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 1999 tentang
formasi Hukum” di Jakarta, Agustus 1998
Pencabutan Beberapa Permendagri. Kepmendagri
dan Ketentuan Mendagri Mengenai Pelaksanaan Wasistiono. Sadu. 2003. Perkembangan Organisasi Abad ke 21
Undang-Undang Nomor 5 Tentang Pemerintahan dan Kemungkinan Penerapannya di Indonesia. Ba­
Desa. Rajawali. Jakarta. han Matrikulasi PPs. MAPD STPDN. Jatinangor.
Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 63 Tahun 1999 Ten­ __________. 2004. Transparansi Paradigma Pemberdayaan Ma­
tang Kelurahan, Rajawali. Jakarta. syarakat. STPDN. Jatinangor.
Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 1983 Tentang Jurnal Governance, 2006, Nasionalisme dan Tantangan Global­
Pembentukan Organisasi Rukun Tetangga dan Ru­ isasi, Volume 2, Nomor 6 April – Juni 2006. Pusat
kun Warga. Armas Duta Jaya. Jakarta. Penelitian Kebijakan Publik dan Pengembangan
Peraturan Daerah Kota Pekanbaru Nomor 9 Tahun 2005 Tentang Wilayah Lembaga Penelitian Universitas Padjadja­
Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan. ran, Bandung.
Peraturan Daerah Kota Pekanbaru Nomor 12 Tahun 2002 Ten­ Jurnal Administrasi Pemerintahan Daerah, Volume I, Edisi Ke-
tang Rukun Tetangga dan Rukun Warga. Sekretari­ 10/2010
at Pemerintahan Kota Pekanbaru. Pekanbaru. __________, Volume II, Edisi ke-11/2010
Peraturan Daerah Kota Pekanbaru Nomor 8 Tahun 2000 Tentang Wikipedia, Pelayanan Publik, http://id.wikipedia.org/wiki/Pelay­
Pendaftaran Penduduk. anan_publik
Direktorat Potret Sosial Budaya. 2001. Badan Pengelolaan Data
dan Elektronik (BPDE) Propinsi Riau.
Badan Pendidikan Dan Pelatihan Departemen Dlaam Negeri
1977. Fungsi-Fungsi Pemerintahan. Jakarta.
Adimihardja. Kusnaka. 2004. Sosiologi Pemerintahan. Materi
Perkuliahan PPs. MAPD STPDN. Jatinangor.
Diharna. 2003. Bahan Ajar Perkuliahan PPs. MSPD STPDN. Ja­
tinangor.

352 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 353
BIOGRAFI PENULIS

Dr. Rahyunir Rauf, M.Si lahir di


Pekanbaru,­16 September 1967. Pendidi­
kan hingga SLTA dilalui di Kota Bertuah
Pekanbaru, sedangakn Sarjana Ilmu Pemer­
intahan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Riau Pekanbaru, 1991.
Menyelesaikan Program Magister (S2)
MAPD STPDN di Jatinangor, 2005. Me­
nye­lesaikan Program Doktor (S3) Ilmu Pemerintahan di Univer­
sitas Satyagama, 2012. Antara 1992-1995 bertugas sebagai Dosen
Pegawai Negeri Sipil Kopertis Wilayah VII Surabaya pada Uni­
versitas Muhammadiyah Jember. Semenjak 1995 bertugas seba­
gai Dosen di Kopertis Wilayah X Padang dpk di Fisipol Universi­
tas Islam Riau. Pada 1997 dipercaya menjadi Pembantu Dekan III
Fisipol Universitas Islam Riau (UIR). Pada 2000-2003 menjabat
sebagai Pembantu Dekan I Fisipol Universitas Islam Riau dan
pada 2005-2009 menjabat sebagai Pembantu Rektor III Universi­
tas Islam Riau. Pada saat ini ditunjuk sebagai ketua Pengelola

354 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia • 355
Laboraturium Ilmu Pemerintahan Pasca Sarjana UIR dan sebagai
Tenaga Ahli Bidang Pemerintahan Pemerintah Provinsi Riau. Di
samping Menulis buku, ia juga aktif menulis dibeberapa media
masa, baik lokal, nasional maupun internasional.

Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum. Lahir di


Kuok Kabupaten Kampar , 8 Agustus 1954.
Sarjana Ilmu Hukum diperolehnya di
Fakultas Hukum Universitas Riau. Magis­
ter (S2) Ilmu Hukum di Universitas Suma­
tra Utara dan menyelesaikan Program
Doktor (S3) Ilmu Hukum di Universitas
Utara Malaysia. Profesinya Sebagai Dosen
Ia pernah dipercaya menjadi Dekan Fisipol Universitas Islam
Riau (UIR) periode (1993-2000). Pengalaman diluar fungsional
ia pernah dipercaya sebagai Ketua KPU Kota Pekanbaru periode
(2003-2011), Direktur Puspeda Fisipol UIR periode (2008-2013)
dan sekarang ia dipercaya menjadi Tim Penasehat Pemerintah
Kota Pekanbaru. Disamping menulis buku, ia juga aktif dalam ke­
giatan penelitian, menulis dibeberapa media masa, Jurnal Nasi­
onal dan Internasional.

356 • Dr. Rahyunir Rauf, M.Si - Dr. Yusri Munaf, SH, M.Hum.

Anda mungkin juga menyukai