PENDAHULUAN
Perkembangan kimia komputasi yang sangat pesat dimulai pada tahun 1950-an. Hal
ini telah mengubah deskripsi suatu sistem kimia dengan masuknya unsur baru di antara
eksperimen dan teori yaitu eksperimen komputer (Computer Experiment). Dalam eksperimen
komputer, model masih tetap menggunakan hasil para pakar kimia teoritis, tetapi perhitungan
dilakukan dengan komputer berdasarkan suatu logaritma yang dituliskan dalam suatu bahasa
pemrograman. Keuntungan metode ini adalah adanya kemungkinan untuk dapat menghitung
sifat molekul kompleks dan hasil perhitungannya berkolerasi secara signifikan dengan data
eksperimen.
Penelitian kimia dengan alat komputer pada era 1950-an dimulai dengan kajian
hubungan struktur kimia dengan aktivitas fisiologi dari senyawa. Salah satu ahli kimia yang
berjasa besar pada bidang ini adalah John Pople yang telah berhasil mengkonversi teori-teori
fisika dan matematika ke dalam ilmu kimia dengan sarana program komputer. Metode kimia
komputasi memungkinkan para kimiawan melakukan penentuan struktur dan sifat suatu
sistem kimia dengan cepat. John Pople mengembangkan kimia kuantum sebagai metode yang
dapat digunakan oleh hampir semua bidang kimia sehingga dapat mengeksplorasi sifat sistem
molekular lebih jauh lagi. Salah satu produk komputasi yang dihasilkan Pople adalah
Gaussian.
Gaussian cepat menjadi program struktur elektronik yang populer dan banyak
digunakan. Prof. Pople, murid-muridnya serta post-dok berada di antara orang-orang yang
mendorong pengembangan dari paket, termasuk penelitian mutakhir dalam kimia kuantum
dan bidang lainnya.
Oleh karena itu, tujuan penelitian kimia komputasi ini adalah sebagai berikut:
Pada hasil perhitungan digunakan metode Hartree-Fock yang merupakan dasar dari
ab-initio. Terdapat dua macam perhitungan orbital molekul Hartree-Fock, yaitu UHF
(unrestricted) dan RHF (restricted). UHF menggunakan orbital terpisah untuk tiap elektron
bahkan jika mereka berpasangan. RHF menggunakan fungsi spasial orbital yang sama untuk
tiap elektron dalam pasangan yang sama.
Cahaya infra merah merupakan cahaya yang tidak tampak. Jika dilihat dengan
spektroskop cahaya maka radiasi cahaya infra merah akan terlihat pada spektrum
elektromagnet dengan panjang gelombang di atas panjang gelombang cahaya merah. Radiasi
inframerah memiliki panjang gelombang antara 700 nm sampai 1 mm dan berada pada
spektrum berwarna merah. Dengan panjang gelombang ini maka cahaya infra merah tidak
akan terlihat oleh mata namun radiasi panas yang ditimbulkannya masih dapat
dirasakan/dideteksi.
Pada dasarnya komponen yang menghasilkan panas juga menghasilkan radiasi infra
merah termasuk tubuh manusia maupun tubuh binatang. Cahaya infra merah, walaupun
mempunyai panjang gelombang yang sangat panjang tetap tidak dapat menembus bahan-
bahan yang tidak dapat melewatkan cahaya yang nampak sehingga cahaya infra merah tetap
mempunyai karakteristik seperti halnya cahaya yang nampak oleh mata.
Pada pembuatan komponen yang dikhususkan untuk penerima infra merah, lubang
untuk menerima cahaya (window) sudah dibuat khusus sehingga dapat mengurangi
interferensi dari cahaya non-infra merah. Oleh sebab itu sensor infra merah yang baik
biasanya memiliki jendela (pelapis yang terbuat dari silikon) berwarna biru tua keungu-
unguan. Sensor ini biasanya digunakan untuk aplikasi infra merah yang digunakan diluar
rumah (outdoor). Sinar infra merah yang dipancarkan oleh pemancar infra merah tentunya
mempunyai aturan tertentu agar data yang dipancarkan dapat diterima dengan baik pada
penerima.
Oleh karena itu baik di pengirim infra merah maupun penerima infra merah harus
mempunyai aturan yang sama dalam mentransmisikan (bagian pengirim) dan menerima
sinyal tersebut kemudian mendekodekannya kembali menjadi data biner (bagian penerima).
Komponen yang dapat menerima infra merah ini merupakan komponen yang peka cahaya
yang dapat berupa dioda (photodioda) atau transistor (phototransistor). Komponen ini akan
merubah energi cahaya, dalam hal ini energi cahaya infra merah, menjadi pulsa-pulsa sinyal
listrik. Komponen ini harus mampu mengumpulkan sinyal infra merah sebanyak mungkin
sehingga pulsa-pulsa sinyal listrik yang dihasilkan kualitasnya cukup baik.
Sinar inframerah dilewatkan melalui sampel yang akan diteliti, sehingga vibrasi atom
dalam ikatan senyawa semakin besar. Atom-atom berikatan kovalen dalam senyawa organik
mengalami vibrasi secara konstan. Panjang ikatan yang diketahui selama ini merupakan hasil
rata-rata dari ikatan antar atom, yang dianalogikan sebagai pegas bergetar yang mengikat
kedua atom. Gerakan stretching dan bending pada ikatan antar atom dalam molekul dapat
mengubah panjang ikatan serta sudut ikatan.
Gambar 2.1 Gerak vibrasi streching dan bending dari molekul
Setiap vibrasi stretching dan bending suatu ikatan dalam molekul yang terjadi
memiliki frekuensi tertentu yang khas. Ketika suatu senyawa dibombardir dengan radiasi
frekuensi tertentu yang cocok menggunakan salah satu frekuensi vibrasinya, molekul akan
menyerap energi. Absorpsi energi menaikkan amplitudo vibrasi, tetapi tidak mengubah
frekuensinya. Lewat penentuan bilangan gelombang yang diserap senyawa tertentu, tipe
ikatan dapat ditentukan. Spektrum IR dapat ditampilkan dengan alat yang disebut
spektrofotometer IR.
Spektrum infra merah mengandung banyak serapan yang berhubungan dengan sistem
vibrasi yang berinteraksi dalam suatu molekul memberikan pita-pita serapan yang
berkarakteristik dalam spektrumnya. Corak pita ini disebut sebagai daerah sidik jari.
a. Alkana
Pita utama yang nampak dalam spektra IR alkana disebabkan oleh stretching C-H di
daerah 2850-3000 cm-1, scissoring CH2 dan CH3 di daerah 1450-1470 cm-1, rocking
CH3 pada kurang lebih 1370-1380 cm-1. Dan pita rocking, pada 720-7725 cm-1.
Pita- pita ini tidak dapat dijadikan patokan karena kebanyakan alkana mengandung
gugus-gugus ini.
b. Alkena
Vibrasi stretching C-H alkena terjadi pada panjang gelombang yang lebih pendek
daripada C-H alkana. Ingat bahwa ikatan karbon-hidrogen alkena mempunyai sifat lebih
kuat daripada ikatan karbon-hidrogen alkana. Makin kuat ikatan, makin sukar bervibrasi
dan memerlukan energi yang lebih tinggi. Jadi alkena yang mempunyai paling sedikit
satu hidrogen menempel pada ikatan rangkap dua biasanya mengabsorpsi di daerah
-1
3050-3150 cm-1. Bentuk stretching C=C alkena terjadi sidaerah 1645-1670 cm .
pita ini sangat jelas bila hanya satu gugus alkil menempel pada ikatan rangkap dua.
Semakin banyak gugus alkil yang menempel, intensitas absorpsi berkurang karena
vibrasi terjadi dengan perubahan momen dipol yang lebih kecil. Untuk alkena-alkena
trisubtitusi, tetrasubsitusi C=C sering mempunyai intensitas yang rendah atau tidak
teramati.
Alkuna ujung memperlihatkan pita stretching C-H yang tajam pada 3300-3320 cm-
1dan bentuk bending C-H yang jelas pada 600-700 cm-1. Stretching C=N pada alkuna
ujung nampak pada 2100-2140 cm-1 dengan intensitas sedang (Gambar 28) untuk
stretching C=C alkuna dalam berupa pita lemah yang terjadi pada 2200-2260 cm-1.
d. Alkil halida
Ciri absorpsi alkil halida adalah pita yang disebabkan oleh stretching C-X. posisi
untuk pita-pita ini adalah 1000-1350 cm-1 untuk C-F, 750-850 cm-1 untuk C-Cl, 500-
680 cm-1 untuk C-Br, dan 200-500 cm-1 untuk C-I. Absorpsi-absorpsi ini tidak berguna
untuk diagnosisi.
Alkohol dan eter mempunyai ciri absorpsi infra merah karena stretching C-O didaerah
1050-1200 cm-1. oleh karena pita-pita ini terjadi di daerah spektrum dimana biasanya
terdapat banyak pita lain, maka pita-pita tersebut tidak bermanfaat untuk diagnosis. Akan
tetapi stretching O-H alkohol, yang terjadi di daerah 3200-3600 cm-1, lebih berguna.
Gambar 29 memperlihatkan spektrum infra merah t-butilalkohol stretching O-H sangat
kuat yang berpusat pada 3360 cm-1. T-butil alkohol dilarutkan dalam karbon tetraklorida
(karbon tetraklorida banyak digunakan sebagai pelarut di dalam studi infra merah
karenanya relatif stabil dan transparan terhadap cahaya infra merah pada kebanyakan
daerah spektra yang berguna).
Ciri absorpsi infra merah aldehid dan keton adalah vibrasi stretching C=O. oleh
karena gugus karbonil polar sekali, strerching ikatan ini menghasilkan perubahan momen
dipol yang cukup besar. Akibatnya stretching karbonil merupakan spektra yang
intensitasnya tinggi. Oleh karena terjadi di daerah spektrum yang umumnya tidak ada
absorpsi lain, maka stretching karbonil merupakan metode yang dapat diandalkan untuk
mendiagnosis adanya gugus fungsional di dalam suatu senyawa.
Berikut ini adalah daftar bilangan gelombang dan frekuensi stretching ikatan antar
atom.
Dalam kimia, alkohol (atau alkanol) adalah istilah yang umum untuk senyawa
organik apa pun yang memiliki gugus hidroksil (-OH) yang terikat pada atom karbon, yang ia
sendiri terikat pada atom hidrogen dan/atau atom karbon lain.
Alkohol dapat dikelompokkan menjadi alohol primer, alkohol sekunder, dan alkohol
tersier, tergantung dari berapa banyak atom karbon lain yang berikatan dengan atom karbon
yang juga mengikat gugus hidroksil. Alkohol primer mempunyai rumus umum RCH 2OH;
alkohol sekunder rumus umumnya RR'CHOH; dan alkohol tersier rumus umumnya
RR'R"COH, di mana R, R', dan R" melambangkan gugus alkil. Etanol dan n-propil alkohol
adalah contoh alkohol primer; isopropil alkohol adalah contoh alkohol sekunder. Penggunaan
awalan sek- (atau s-) dan tert- (atau t-), biasanya ditulis dalam huruf miring, dapat digunakan
sebelum nama gugus alkil untuk membedakan alkohol sekunder dan alkohol tersier dari
alkohol primer. Contohnya, isopropil alkohol juga dapat disebut sek-propil alkohol, dan
alkohol tersier (CH3)3COH, atau 2-metil-2-propanol juga dapat disebut dengan tert-butil
alkohol atau tert-butanol.
Dalam peristilahan umum, "alkohol" biasanya adalah etanol atau grain alcohol.
Etanol dapat dibuat dari fermentasi buah atau gandum dengan ragi. Etanol sangat umum
digunakan, dan telah dibuat oleh manusia selama ribuan tahun. Etanol adalah salah satu obat
rekreasi (obat yang digunakan untuk bersenang-senang) yang paling tua dan paling banyak
digunakan di dunia. Dengan meminum alkohol cukup banyak, orang bisa mabuk. Semua
alkohol bersifat toksik (beracun), tetapi etanol tidak terlalu beracun karena tubuh dapat
menguraikannya dengan cepat.
Fenol adalah alkohol yang gugus hidroksilnya terikat pada cincin benzena
Alkohol digunakan secara luas dalam industri dan sains sebagai pereaksi, pelarut,
dan bahan bakar. Ada lagi alkohol yang digunakan secara bebas, yaitu yang dikenal di
masyarakat sebagai spirtus. Awalnya alkohol digunakan secara bebas sebagai bahan bakar.
Namun untuk mencegah penyalahgunaannya untuk makanan atau minuman, maka alkohol
tersebut didenaturasi. denaturated alcohol disebut juga methylated spirit, karena itulah maka
alkohol tersebut dikenal dengan nama spirtus.
PROSEDUR PENELITIAN
5. Setelah dipilih Frequency maka akan terbuka open box yang mengharuskan kita untuk
memilih senyawa mana yang ingin kita analisis spektranya.
7. Setelah hasil log kalkulasi Gaussian ditampilkan, dipilih menu Results, kemudian
dipilih menu Vibration.
11. Diulangi langkah 1 sampai 10 untuk senyawa bromo propanol, bromo butanol, bromo
pentanol dan bromo heksanol.
BAB IV
N Senyawa Spektrum
o
1 Bromo etanol
2 Bromo propanol
3 Bromo butanol
4 Bromo pentanol
5 Bromo heksanol
4.2 Pembahasan
Dari hasil spektra IR dari molekul bromo alkohol menggunakan GaussView yang
didapatklan spektra seperti diatas. Pada semua spektrumyang dihasilkan, terjadi serapan
energi yang khas pada daerah sekitar 3200 dan 500 cm-1. Daerah tersebut merupakan daerah
suatu gugus fungsi yang khas. Pita absorpsi energi yang terjadi pada daerah sekitan 500 cm-1
merupakan serapan tajam dari gugus fungsi alkil halida yaitu C-Br. Sedangkan untuk pita
yang terjadi pada daerah sekitar 3200 cm-1 merupakan pita dari serapan gugus alkohol yaitu
O-H. Data ini menunjukkan sifat kekhasan dari senyawa bromo alkohol pada spektrum IR.
Pada senyawa alkohol terjadi serapan ikatan O-H pada daerah 3650 3200 cm-1. Selain itu
juga terjadi pita serapan dari gugus alkil halida yaitu C-Br pada daerah 500 680 cm-1.
Selain itu pada daerah sebelum 1500 cm-1, terbentuk pita-pita serapan lain. Daerah ini
merupakan daerah sidik jari masing-masing senyawa bromo alkohol. Daerah sidik jari ini
memiliki pita yang berbeda-beda untuk setiap senyawa. Namun, untuk senyawa tertentu yang
memiliki kemiripan struktur seperti bromo etanol, bromo propanol, bromo butanol, bromo
pentanol dan bromo heksanol memiliki pita serapan sidik jari yang cukup mirip satu sama
lain. Perbedaan pita spektrum sidik jari ini terjadi akibat adanya perbedaan struktur dan efek
sterik antar ikatan sehingga memiliki daerah resapan energi yang berbeda-beda.
BAB V
KESIMPULAN
Dari tujuan dan hasil praktikum, maka dapat diberikan kesimpulan sebagai berikut:
Jika dibandingkan antara data spektrum IR untuk bromo butanol secara eksperimen
menunjukkan serapan O-H yang kuat pada daerah 3000 cm-1, sedangkan serapan gugus C-Br
terjadi pada panjang gelombang 500 600 cm-1. Hasil perhitungan pada kimia komputasi
menunjukkan bahwa spektra IR terjadi pada daerah yang hampir sama, hanya saja
spektrumnya lebih ramping dan serapan vibrasinya tanpa ada finger print.
Gambar 5.2 Hasil spektra IR bromo butanol menggunakan GaussView
DAFTAR PUSTAKA
Pranowo, Harno Dwi dan Abdul Kadir R.H. 2011. Pengantar Kimia Komputasi. Bandung :
Lubuk Agung
University Press