Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Spektroskopi inframerah merupakan metode untuk menentukan informasi struktural


zat organik. Namun, dewasa ini metode spektroskopi juga diterapkan pada penelitian untuk
zat anorganik. Spektroskopi inframerah banyak digunakan dalam analisis kualitatif dan
analisis kuantitatif. Metode anaIisisnya berdasarkan pada interaksi gelombang
elektromagnetik pada daerah inframerah dengan materi berupa absorbsi pada frekuensi atau
panjang gelombang tertentu yang berhubungan dengan keadaan energi transisi antar tingkat
vibrasi-rotasi dari molekul (Conley, 1975). Frekuensi atau panjang gelombang absorbsi
bergantung pada massa relatif atom-atom dalam gugus fungsional molekul, tetapan gaya
ikatan antar atom dan struktur keseluruhan. Pemanfaatan spektroskopi ini didasarkan pada
letak pita karakteristik vibrasi dari gugus atom tertentu yang selalu muncul pada ftekuensi
yang sama atau berdekatan meskipun struktur geometri molekulnya berbeda (Sucahyo, 2001).
Salah satu metode spektroskopi yang sangat populer adalah metode spektroskopi
FTIR (Fourier Transform Infrared), yaitu metode spektroskopi inframerah yang dilengkapi
dengan transformasi Fourier untuk analisis hasil spektrumnya. Metode spektroskopi yang
digunakan adalah metode absorpsi, yaitu metode spektroskopi yang didasarkan atas
perbedaan penyerapan radiasi inframerah. Absorbsi inframerah oleh suatu materi dapat terjadi
jika dipenuhi dua syarat, yaitu kesesuaian antara frekuensi radiasi inframerah dengan
frekuensi vibrasional molekul sampel dan perubahan momen dipol selama bervibrasi
(Chatwal, 1985).
Gaussian (asn) adalah sebuah program komputer untuk kimia komputasi yang
awalnya dirilis pada tahun 1970 oleh John Pople dan kelompok riset di Carnegie-Mellon
University sebagai Gaussian 70. Versi saat ini dari program ini adalah Gaussian 09. Awalnya
tersedia melalui Quantum Chemistry Program Exchange, kemudian berlisensi dari Carnegie
Mellon University, dan sejak tahun 1987 telah dikembangkan dan dilisensikan oleh Gaussian,
Inc.
GausView juga dapat digunakan untuk menggambarkan struktur molekul dan
menampilkan prediksi spektrum Uv-Vis, IR dan lain-lain pada senyawa organik. Jadi pada
praktikum kali ini akan dilakukan penentuan spektroskopi IR pada senyawa bromo alkohol
menggunakan program GausView.
1.2 Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk menentukan spektroskopi IR senyawa bromo alkohol
menggunakan program Gaus View.
BAB II
DASAR TEORI

Perkembangan kimia komputasi yang sangat pesat dimulai pada tahun 1950-an. Hal
ini telah mengubah deskripsi suatu sistem kimia dengan masuknya unsur baru di antara
eksperimen dan teori yaitu eksperimen komputer (Computer Experiment). Dalam eksperimen
komputer, model masih tetap menggunakan hasil para pakar kimia teoritis, tetapi perhitungan
dilakukan dengan komputer berdasarkan suatu logaritma yang dituliskan dalam suatu bahasa
pemrograman. Keuntungan metode ini adalah adanya kemungkinan untuk dapat menghitung
sifat molekul kompleks dan hasil perhitungannya berkolerasi secara signifikan dengan data
eksperimen.
Penelitian kimia dengan alat komputer pada era 1950-an dimulai dengan kajian
hubungan struktur kimia dengan aktivitas fisiologi dari senyawa. Salah satu ahli kimia yang
berjasa besar pada bidang ini adalah John Pople yang telah berhasil mengkonversi teori-teori
fisika dan matematika ke dalam ilmu kimia dengan sarana program komputer. Metode kimia
komputasi memungkinkan para kimiawan melakukan penentuan struktur dan sifat suatu
sistem kimia dengan cepat. John Pople mengembangkan kimia kuantum sebagai metode yang
dapat digunakan oleh hampir semua bidang kimia sehingga dapat mengeksplorasi sifat sistem
molekular lebih jauh lagi. Salah satu produk komputasi yang dihasilkan Pople adalah
Gaussian.
Gaussian cepat menjadi program struktur elektronik yang populer dan banyak
digunakan. Prof. Pople, murid-muridnya serta post-dok berada di antara orang-orang yang
mendorong pengembangan dari paket, termasuk penelitian mutakhir dalam kimia kuantum
dan bidang lainnya.

Gaussian 09 merupakan versi terbaru seri Gaussian dari program struktur


elektronik, yang digunakan oleh ahli kimia, insinyur kimia, ahli biokimia, fisikawan dan
ilmuwan lain di seluruh dunia. Mulai dari hukum dasar mekanika kuantum, Gaussian 09
memprediksi energi, struktur molekul, frekuensi getaran dan sifat molekul dari suatu senyawa
serta reaksi di berbagai lingkungan kimia. Model Gaussian 09 dapat diterapkan untuk kedua
spesi stabil dan senyawa yang sulit atau tidak mungkin untuk diamati secara eksperimental
(misalnya, intermediet dan struktur transisi). Gaussian 09 memberikan kemampuan
pemodelan paling canggih yang tersedia saat ini, dan itu mencakup berbagai fitur baru dan
peningkatan yang secara signifikan memperluas berbagai masalah dan sistem yang dapat
dipelajari. Dengan Gaussian 09, anda dapat memodelkan sistem yang lebih besar dan masalah
yang lebih kompleks dari sebelumnya, bahkan pada perangkat keras komputer sederhana.

GaussView merupakan pengembangan dari program Gassian dimana tidak hanya


dapat melakukan perhitungan berdasarkan basis set tertentu saja, tetapi juga dapat
menampilkan visualisasi molekul dan pergerakannya. GaussView juga dapat digunakan untuk
menggambar struktur dan menampilkan prediksi spektrum UV-Vis, IR dan lain-lain pada
senyawa organik. Salah satu jenis senyawa organik yang dapat diperkirakan spektrum IR-nya
adalah senyawa bromo alkohol. Pada bromo alkohol terdapat gugus alkohol yaitu OH.
Dimana gugus OH ini akan spesifik menghasilkan pita absorpsi yang melebar pada daerah
sekitar 3000-an.

Oleh karena itu, tujuan penelitian kimia komputasi ini adalah sebagai berikut:

a. Menentukan spektrum IR senyawa bromo etanol


b. Menentukan spektrum IR senyawa bromo propanol
c. Menentukan spektrum IR senyawa bromo butanol
d. Menentukan spektrum IR senyawa bromo pentanol
e. Menentukan spektrum IR senyawa bromo heksanol

Pada hasil perhitungan digunakan metode Hartree-Fock yang merupakan dasar dari
ab-initio. Terdapat dua macam perhitungan orbital molekul Hartree-Fock, yaitu UHF
(unrestricted) dan RHF (restricted). UHF menggunakan orbital terpisah untuk tiap elektron
bahkan jika mereka berpasangan. RHF menggunakan fungsi spasial orbital yang sama untuk
tiap elektron dalam pasangan yang sama.

GaussView merupakan pengembangan dari program Gaussian, dimana tidak hanya


dapat melakukan perhitungan berdasarkan basis set tertentu saja, tetapi juga dapat
menampilkan visualisasi molekul dan pergerakannya. GaussView juga dapat digunakan untuk
menggambar struktur dan menampilkan prediksi spektrum UV-Vis, IR, NMR dan lain-lain
pada senyawa organik. GaussView dapat dikombinasikan dengan aplikasi Gaussian terutama
dalam masalah perhitungan sebelum visualisasi.

Cahaya infra merah merupakan cahaya yang tidak tampak. Jika dilihat dengan
spektroskop cahaya maka radiasi cahaya infra merah akan terlihat pada spektrum
elektromagnet dengan panjang gelombang di atas panjang gelombang cahaya merah. Radiasi
inframerah memiliki panjang gelombang antara 700 nm sampai 1 mm dan berada pada
spektrum berwarna merah. Dengan panjang gelombang ini maka cahaya infra merah tidak
akan terlihat oleh mata namun radiasi panas yang ditimbulkannya masih dapat
dirasakan/dideteksi.

Pada dasarnya komponen yang menghasilkan panas juga menghasilkan radiasi infra
merah termasuk tubuh manusia maupun tubuh binatang. Cahaya infra merah, walaupun
mempunyai panjang gelombang yang sangat panjang tetap tidak dapat menembus bahan-
bahan yang tidak dapat melewatkan cahaya yang nampak sehingga cahaya infra merah tetap
mempunyai karakteristik seperti halnya cahaya yang nampak oleh mata.

Pada pembuatan komponen yang dikhususkan untuk penerima infra merah, lubang
untuk menerima cahaya (window) sudah dibuat khusus sehingga dapat mengurangi
interferensi dari cahaya non-infra merah. Oleh sebab itu sensor infra merah yang baik
biasanya memiliki jendela (pelapis yang terbuat dari silikon) berwarna biru tua keungu-
unguan. Sensor ini biasanya digunakan untuk aplikasi infra merah yang digunakan diluar
rumah (outdoor). Sinar infra merah yang dipancarkan oleh pemancar infra merah tentunya
mempunyai aturan tertentu agar data yang dipancarkan dapat diterima dengan baik pada
penerima.

Oleh karena itu baik di pengirim infra merah maupun penerima infra merah harus
mempunyai aturan yang sama dalam mentransmisikan (bagian pengirim) dan menerima
sinyal tersebut kemudian mendekodekannya kembali menjadi data biner (bagian penerima).
Komponen yang dapat menerima infra merah ini merupakan komponen yang peka cahaya
yang dapat berupa dioda (photodioda) atau transistor (phototransistor). Komponen ini akan
merubah energi cahaya, dalam hal ini energi cahaya infra merah, menjadi pulsa-pulsa sinyal
listrik. Komponen ini harus mampu mengumpulkan sinyal infra merah sebanyak mungkin
sehingga pulsa-pulsa sinyal listrik yang dihasilkan kualitasnya cukup baik.

Sinar inframerah dilewatkan melalui sampel yang akan diteliti, sehingga vibrasi atom
dalam ikatan senyawa semakin besar. Atom-atom berikatan kovalen dalam senyawa organik
mengalami vibrasi secara konstan. Panjang ikatan yang diketahui selama ini merupakan hasil
rata-rata dari ikatan antar atom, yang dianalogikan sebagai pegas bergetar yang mengikat
kedua atom. Gerakan stretching dan bending pada ikatan antar atom dalam molekul dapat
mengubah panjang ikatan serta sudut ikatan.
Gambar 2.1 Gerak vibrasi streching dan bending dari molekul

Setiap vibrasi stretching dan bending suatu ikatan dalam molekul yang terjadi
memiliki frekuensi tertentu yang khas. Ketika suatu senyawa dibombardir dengan radiasi
frekuensi tertentu yang cocok menggunakan salah satu frekuensi vibrasinya, molekul akan
menyerap energi. Absorpsi energi menaikkan amplitudo vibrasi, tetapi tidak mengubah
frekuensinya. Lewat penentuan bilangan gelombang yang diserap senyawa tertentu, tipe
ikatan dapat ditentukan. Spektrum IR dapat ditampilkan dengan alat yang disebut
spektrofotometer IR.

Spektrum infra merah mengandung banyak serapan yang berhubungan dengan sistem
vibrasi yang berinteraksi dalam suatu molekul memberikan pita-pita serapan yang
berkarakteristik dalam spektrumnya. Corak pita ini disebut sebagai daerah sidik jari.
a. Alkana
Pita utama yang nampak dalam spektra IR alkana disebabkan oleh stretching C-H di
daerah 2850-3000 cm-1, scissoring CH2 dan CH3 di daerah 1450-1470 cm-1, rocking
CH3 pada kurang lebih 1370-1380 cm-1. Dan pita rocking, pada 720-7725 cm-1.
Pita- pita ini tidak dapat dijadikan patokan karena kebanyakan alkana mengandung
gugus-gugus ini.

b. Alkena
Vibrasi stretching C-H alkena terjadi pada panjang gelombang yang lebih pendek
daripada C-H alkana. Ingat bahwa ikatan karbon-hidrogen alkena mempunyai sifat lebih
kuat daripada ikatan karbon-hidrogen alkana. Makin kuat ikatan, makin sukar bervibrasi
dan memerlukan energi yang lebih tinggi. Jadi alkena yang mempunyai paling sedikit
satu hidrogen menempel pada ikatan rangkap dua biasanya mengabsorpsi di daerah
-1
3050-3150 cm-1. Bentuk stretching C=C alkena terjadi sidaerah 1645-1670 cm .
pita ini sangat jelas bila hanya satu gugus alkil menempel pada ikatan rangkap dua.
Semakin banyak gugus alkil yang menempel, intensitas absorpsi berkurang karena
vibrasi terjadi dengan perubahan momen dipol yang lebih kecil. Untuk alkena-alkena
trisubtitusi, tetrasubsitusi C=C sering mempunyai intensitas yang rendah atau tidak
teramati.

c. Alkuna dan Nitrit

Alkuna ujung memperlihatkan pita stretching C-H yang tajam pada 3300-3320 cm-
1dan bentuk bending C-H yang jelas pada 600-700 cm-1. Stretching C=N pada alkuna
ujung nampak pada 2100-2140 cm-1 dengan intensitas sedang (Gambar 28) untuk
stretching C=C alkuna dalam berupa pita lemah yang terjadi pada 2200-2260 cm-1.

d. Alkil halida

Ciri absorpsi alkil halida adalah pita yang disebabkan oleh stretching C-X. posisi
untuk pita-pita ini adalah 1000-1350 cm-1 untuk C-F, 750-850 cm-1 untuk C-Cl, 500-
680 cm-1 untuk C-Br, dan 200-500 cm-1 untuk C-I. Absorpsi-absorpsi ini tidak berguna
untuk diagnosisi.

e. Alkohol dan Eter

Alkohol dan eter mempunyai ciri absorpsi infra merah karena stretching C-O didaerah
1050-1200 cm-1. oleh karena pita-pita ini terjadi di daerah spektrum dimana biasanya
terdapat banyak pita lain, maka pita-pita tersebut tidak bermanfaat untuk diagnosis. Akan
tetapi stretching O-H alkohol, yang terjadi di daerah 3200-3600 cm-1, lebih berguna.
Gambar 29 memperlihatkan spektrum infra merah t-butilalkohol stretching O-H sangat
kuat yang berpusat pada 3360 cm-1. T-butil alkohol dilarutkan dalam karbon tetraklorida
(karbon tetraklorida banyak digunakan sebagai pelarut di dalam studi infra merah
karenanya relatif stabil dan transparan terhadap cahaya infra merah pada kebanyakan
daerah spektra yang berguna).

f. Aldehid dan Keton

Ciri absorpsi infra merah aldehid dan keton adalah vibrasi stretching C=O. oleh
karena gugus karbonil polar sekali, strerching ikatan ini menghasilkan perubahan momen
dipol yang cukup besar. Akibatnya stretching karbonil merupakan spektra yang
intensitasnya tinggi. Oleh karena terjadi di daerah spektrum yang umumnya tidak ada
absorpsi lain, maka stretching karbonil merupakan metode yang dapat diandalkan untuk
mendiagnosis adanya gugus fungsional di dalam suatu senyawa.

Berikut ini adalah daftar bilangan gelombang dan frekuensi stretching ikatan antar
atom.

Tabel 2.1 Data bilangan gelombang dan frekuensi stretching IR


Alkohol sering dipakai untuk menyebut etanol, yang juga disebut grain alcohol; dan
kadang untuk minuman yang mengandung alkohol. Hal ini disebabkan karena memang etanol
yang digunakan sebagai bahan dasar pada minuman tersebut, bukan metanol, atau grup
alkohol lainnya. Begitu juga dengan alkohol yang digunakan dalam dunia farmasi. Alkohol
yang dimaksudkan adalah etanol. Sebenarnya alkohol dalam ilmu kimia memiliki pengertian
yang lebih luas lagi.

Dalam kimia, alkohol (atau alkanol) adalah istilah yang umum untuk senyawa
organik apa pun yang memiliki gugus hidroksil (-OH) yang terikat pada atom karbon, yang ia
sendiri terikat pada atom hidrogen dan/atau atom karbon lain.

Gugus fungsional alkohol adalah gugus hidroksil yang terikat pada


karbon hibridisasi sp3. Ada tiga jenis utama alkohol - 'primer', 'sekunder, dan 'tersier'. Nama-
nama ini merujuk pada jumlah karbon yang terikat pada karbon C-OH. Alkohol primer paling
sederhana adalah metanol. Alkohol sekunder yang paling sederhana adalah 2-propanol, dan
alkohol tersier paling sederhana adalah 2-metil-2-propanol.

Alkohol dapat dikelompokkan menjadi alohol primer, alkohol sekunder, dan alkohol
tersier, tergantung dari berapa banyak atom karbon lain yang berikatan dengan atom karbon
yang juga mengikat gugus hidroksil. Alkohol primer mempunyai rumus umum RCH 2OH;
alkohol sekunder rumus umumnya RR'CHOH; dan alkohol tersier rumus umumnya
RR'R"COH, di mana R, R', dan R" melambangkan gugus alkil. Etanol dan n-propil alkohol
adalah contoh alkohol primer; isopropil alkohol adalah contoh alkohol sekunder. Penggunaan
awalan sek- (atau s-) dan tert- (atau t-), biasanya ditulis dalam huruf miring, dapat digunakan
sebelum nama gugus alkil untuk membedakan alkohol sekunder dan alkohol tersier dari
alkohol primer. Contohnya, isopropil alkohol juga dapat disebut sek-propil alkohol, dan
alkohol tersier (CH3)3COH, atau 2-metil-2-propanol juga dapat disebut dengan tert-butil
alkohol atau tert-butanol.

Dalam peristilahan umum, "alkohol" biasanya adalah etanol atau grain alcohol.
Etanol dapat dibuat dari fermentasi buah atau gandum dengan ragi. Etanol sangat umum
digunakan, dan telah dibuat oleh manusia selama ribuan tahun. Etanol adalah salah satu obat
rekreasi (obat yang digunakan untuk bersenang-senang) yang paling tua dan paling banyak
digunakan di dunia. Dengan meminum alkohol cukup banyak, orang bisa mabuk. Semua
alkohol bersifat toksik (beracun), tetapi etanol tidak terlalu beracun karena tubuh dapat
menguraikannya dengan cepat.

isopropil alkohol (sec-propil alcohol, propan-2-ol, 2-propanol) H3C-CH(OH)-CH3,


atau alkohol gosok

etilena glikol (etana-1,2-diol) HO-CH2-CH2-OH, yang merupakan komponen utama


dalam antifreeze

gliserin (atau gliserol, propana-1,2,3-triol) HO-CH2-CH(OH)-CH2-OH yang terikat


dalam minyak dan lemak alami, yaitu trigliserida (triasilgliserol)

Fenol adalah alkohol yang gugus hidroksilnya terikat pada cincin benzena

Alkohol digunakan secara luas dalam industri dan sains sebagai pereaksi, pelarut,
dan bahan bakar. Ada lagi alkohol yang digunakan secara bebas, yaitu yang dikenal di
masyarakat sebagai spirtus. Awalnya alkohol digunakan secara bebas sebagai bahan bakar.
Namun untuk mencegah penyalahgunaannya untuk makanan atau minuman, maka alkohol
tersebut didenaturasi. denaturated alcohol disebut juga methylated spirit, karena itulah maka
alkohol tersebut dikenal dengan nama spirtus.

Gambar 2.2 Struktur bromo etanol


BAB III

PROSEDUR PENELITIAN

Langkah penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Struktur senyawa-senyawa bromo etanol digambarkan dengan menggunakan


HyperChem dan file-file gambar disimpan dalam format ML2.

Gambar 3.1 Menggambar senyawa bromo etanol dengan HyperChem

2. File tersebut kemudian dibuka dengan GaussView.


Gambar 3.2 Membuka file HyperChem dengan GaussView

3. Kemudian molekul dikalkulasi menggunakan Calculate, selanjutnya dipilih Gaussian


Calculation Setup, maka akan muncul tampilan sebagai berikut.

Gambar 3.3 Kalkulasi molekul bromo etanol

4. Pada Job Type dipilih menu Frequency.

Gambar 3.4 Langkah GaussView dalam memilih metode perhitungan senyawa

5. Setelah dipilih Frequency maka akan terbuka open box yang mengharuskan kita untuk
memilih senyawa mana yang ingin kita analisis spektranya.

Gambar 3.5 Tampilan open box


6. Kemudian kita pilih open dan klik submit, maka program akan mulai running analisis
senyawa yang kita pilih.

Gambar 3.6 Proses running

7. Setelah hasil log kalkulasi Gaussian ditampilkan, dipilih menu Results, kemudian
dipilih menu Vibration.

Gambar 3.7 Tampilan langkah dalam menjalankan analisis vibrasi

8. Selanjutnya dipilih Spectrum untuk menampilkan spektrum IR senyawa alkohol.

Gambar 3.8 Tampilan gausView menjalakan perintah vibrasi


9. Untuk menampilkan visualisasi getaran molekul, dipilih Start Animation. Langkah-
langkah diatas diulang untuk tiap-tiap senyawa tadi.

Gambar 3.9 Visualisasi untuk start animation

10. Langkah selanjutnya adalah menampilkan spektrum IR spesifik yang diinginkan.


Caranya adalah sebagai berikut:
a. Tekan Spectrum, maka akan muncul spektrum IR yang terbalik.
b. Klik kanan pada spektrum tersebut dan pilih menu Properties.
c. Kemudian tekan menu Inversion Axis, maka posisi spektrum IR menjadi benar
(tidak terbalik). Tampilan spektrumnya sebagai berikut:

Gambar 3.10 Pengaturan spektra IR

11. Diulangi langkah 1 sampai 10 untuk senyawa bromo propanol, bromo butanol, bromo
pentanol dan bromo heksanol.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Tabel 4.1 Data Spektrum IR Senyawa Bromo Alkohol

N Senyawa Spektrum
o
1 Bromo etanol

2 Bromo propanol

3 Bromo butanol
4 Bromo pentanol

5 Bromo heksanol

4.2 Pembahasan

Dari hasil spektra IR dari molekul bromo alkohol menggunakan GaussView yang
didapatklan spektra seperti diatas. Pada semua spektrumyang dihasilkan, terjadi serapan
energi yang khas pada daerah sekitar 3200 dan 500 cm-1. Daerah tersebut merupakan daerah
suatu gugus fungsi yang khas. Pita absorpsi energi yang terjadi pada daerah sekitan 500 cm-1
merupakan serapan tajam dari gugus fungsi alkil halida yaitu C-Br. Sedangkan untuk pita
yang terjadi pada daerah sekitar 3200 cm-1 merupakan pita dari serapan gugus alkohol yaitu
O-H. Data ini menunjukkan sifat kekhasan dari senyawa bromo alkohol pada spektrum IR.
Pada senyawa alkohol terjadi serapan ikatan O-H pada daerah 3650 3200 cm-1. Selain itu
juga terjadi pita serapan dari gugus alkil halida yaitu C-Br pada daerah 500 680 cm-1.

Selain itu pada daerah sebelum 1500 cm-1, terbentuk pita-pita serapan lain. Daerah ini
merupakan daerah sidik jari masing-masing senyawa bromo alkohol. Daerah sidik jari ini
memiliki pita yang berbeda-beda untuk setiap senyawa. Namun, untuk senyawa tertentu yang
memiliki kemiripan struktur seperti bromo etanol, bromo propanol, bromo butanol, bromo
pentanol dan bromo heksanol memiliki pita serapan sidik jari yang cukup mirip satu sama
lain. Perbedaan pita spektrum sidik jari ini terjadi akibat adanya perbedaan struktur dan efek
sterik antar ikatan sehingga memiliki daerah resapan energi yang berbeda-beda.
BAB V

KESIMPULAN

Dari tujuan dan hasil praktikum, maka dapat diberikan kesimpulan sebagai berikut:

Gambar 5.1 Hasil percobaan IR pada senyawa bromo butanol

Jika dibandingkan antara data spektrum IR untuk bromo butanol secara eksperimen
menunjukkan serapan O-H yang kuat pada daerah 3000 cm-1, sedangkan serapan gugus C-Br
terjadi pada panjang gelombang 500 600 cm-1. Hasil perhitungan pada kimia komputasi
menunjukkan bahwa spektra IR terjadi pada daerah yang hampir sama, hanya saja
spektrumnya lebih ramping dan serapan vibrasinya tanpa ada finger print.
Gambar 5.2 Hasil spektra IR bromo butanol menggunakan GaussView

DAFTAR PUSTAKA

Oxtoby, D.W. 2001. Kimia Modern. Erlangga. Jakarta.

Pranowo, Harno Dwi dan Abdul Kadir R.H. 2011. Pengantar Kimia Komputasi. Bandung :
Lubuk Agung

Rochman, Faidur, 2016. Riset-Riset Sederhana dengan Kimia Komputasi. Surabaya:


Airlangga

University Press

Anda mungkin juga menyukai