BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
sebagai berikut :
al., 2002)
3. Pembelajaran organisasi merupakan proses di dalam organisasi di mana
organisasi adalah suatu proses pemilikan dan aplikasi pengetahuan baik yang
2
diperoleh dari dalam maupun dari luar organisasi yang dioptimalkan secara
pengembangan organisasi.
learning, yaitu:
1. Competence Acquistion;
bersama untuk belajar terus menerus dengan mencari cara baru untuk bekerja dan
2. Experimentation;
organisasi adalah inovator yang berusaha untuk menjadi yang pertama dalam
3. Continous Improvement;
4. Boundary Spanning;
dianggap sebagai pesaing. Banyak organisasi yang belajar dari orang lain. Porche
lainnya. Ini tidak berarti tipe eksperimen adalah yang terbaik untuk semua
et al., 2007).
b. Pentingnya peran fasilitasi dari pembelajaran organisasi atau kecenderungan
organisasi untuk belajar (Dibella et al., 1996; Goh and Richards, 1997;
Dari kedua definisi di atas bias kita simpulkan bahwa Organizational learning
beberapa ahli :
(2010)
model (misal Jerez-Gomes et al., 2005; Chiva et al., 2007). Model yang
dalam waktu yang bersamaan, sehingga model inilah yang digunakan dalam
hubungan dengan lingkungan luar, yaitu faktor yang berada di luar kendali
yang ada dalam suatu organisasi, yang terdiri dari beberapa fase atau proses. Ada
beberapa perspektif terkait proses yang banyak dipakai sebagai dasar dalam
berbagai studi di area organizational learning yaitu : Huber (1991) dan Crossan
et al. (1999).
Tabel 2.2 Organizational Learning Process menurut Huber (1991) dan Crossan et
al., (1999)
No Huber (1991) (Crossan et al. (1999)
1 Knowledge acquisition Intuiting
2 Information distribution Interpreting
3 Information interpretation Integrating
4 Organizational memory Institutionalizing
Sumber : Huber (1991), Crossan et al. (1999)
merupakan sebuah proses sadar atau proses yang intensif, dan bahwa
6
cara yang benar. Huber juga menyatakn bahwa pembelajaran tidak selalu
mengubah pada kesadaran dan cara pandang yang baru, tetapi perilaku belum
dari pengetahuan yang baru (exploration) dan pemanfaatan dari apa yang sudah
Intuiting merupakan suatu proses alam bawah sadar, yang mengenali pola
cognitive maps. Integrating merupakan aksi yang terintegrasi pada beberapa level.
dalam beberapa level berikut ini: intuiting pada level individu, interpreting pada
yaitu:
1. Knowledge Acquisition
atau melihat Indeks Harga Saham Gabungan (untuk sektor keuangan). Proses
a. Congenital Learning
b. Experimental Learning
kebetulan.
istilah yang berkaitan dengan kegiatan untuk mencari informasi tentang apa yang
d. Grafting
grafting pada anggota organisasi yang baru yang sebelumnya tidak ada pada
organisasi tersebut. Hal ini bisa dilakukan dengan cara akuisisi ataupun joint
eksternal
2) Focused search : anggota organisasi atau unit organisasi secara aktif melihat
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi serta yang telah
permasalahan tersebut.
3. Information Interpretation
diinterpretasikan dengan cara yang berbeda oleh unit organisasi yang lain.
4. Organizational Memory
Merupakan cara sebuah organisasi untuk menyimpan dan mengelola data
dan informasi yang ada, sehingga dengan mudah bisa diakses oleh seluruh
organisasi lain.
b. Computer-based organizational memory
10
information
terhadap kinerja organisasi (contohnya, Bontis et al., 2002; Tippins & Sohi, 2003;
Lopis Sanchez et al., 2010; Bhatnagar, 2006; Jyothibabu et al, 2010). Pengetahuan
pengetahuan dalam level yang lebih tinggi, yang bisa dikaitkan dengan high
performances pada level organisasi (Curado, 2006; Senge, 1990; Garvin, 1998).
kompleks, tetapi dengan mengunakan sistem manajemen yang baik maka akan
organisasi:
M3
M2
M1
Organizational
Organizational The process of performance
Learning organizational
Capability learning
Keterangan :
11
belajar yang baik, dalam level individu, kelompok maupun organisasi, akan
yang baik akan memberikan hasil kerja yang baik dalam organisasi tersebut.
Bisa dikatakan bahwa, kinerja organisasi dapat dianggap sebagai bagian dari
berikut:
(Senge, 1990)
2. Organisasi pembelajar adalah sebuah organisasi yang belajar (Ortenblad,
2001)
3. Organisasi pembelajar merupakan keterampilan berorganisasi pada
dapat diakses oleh seluruh organisasi dan relevan terhadap tujuan utama
(Finger and Brand, 1999). Hal ini dicirikan dengan adanya pembelajaran
pembelajar.
6. Organisasi pembelajar adalah sebuah organisasi yang mengimplementasikan
(1990) paling sesuai dengan kondisi proses akreditasi Puskesmas. Senge (1990)
benar-benar diinginkan, dimana pola pikir baru (new mindset) dan ekspansif
untuk terus melakukan self learning sehingga mampu berpikir dan bertindak
13
tahun 1990, dan sampai sekarang banyak digunakan oleh organisasi maupun
organisasi dan perusahaan. Menurut Senge, ada lima disiplin yang dikembangkan
oleh Peter Senge sebagai kunci sukses perkembangan dan perubahan organisasi:
Penjelasan dari lima disiplin yang disampaikan oleh Peter Senge adalah sebagai
berikut:
Yaitu suatu cara berpikir, dan suatu bahasa untuk menjelaskan dan
merubah sistem yang ada agar lebih efektif, dan untuk melakukan aksi secara
Penguasaan diri/ Personal mastery merupakan fondasi dari kreativitas dan inovasi
obyektif
melakukan pembelajaran
mengembangkan gambaran bersama atas masa depan yang ingin diwujudkan, dan
prinsip serta petunjuk praktis untuk mencapainya. Visi ini memberikan fokus, arah
dan kekuatan bagi anggota dari sebuah organisasi. Pembelajaran adalah sebuah
4. Mental Model
Mental model adalah sikap mental (mind-set) kita yang berisi nilai dan
keyakinan yang kita junjung tinggi sebagai dasar atau pedoman acuan kita
anggotanya. Tim yang terlibat harus belajar utuk memberi kesempatan kepada
banyak pemikiran yang potensial sehingga memberikan hasil yang lebih baik
secara terus menerus untuk keberhasilan organisasi pada waktu sekarang dan
akan datang;
keberhasilan organisasi;
8) Orang saling berhubungan dalam suatu jaringan yang inovatif sebagai suatu
11) Setiap orang terdorong untuk meningkatkan mutu secara terus menerus;
17
13) Memiliki kompetensi inti (core competence) yang dikembangkan dengan baik
Chang R.Y. (1999) mengidentifikasi ciri tim pembelajaran yang dinamis sebagai
berikut:
Selain Senge, beberapa ahli lain telah mencoba membuat instrument/ tools
Diantaranya adalah Garvin et al. (2008) yang menciptakan alat analisis yang
dikenal dengan Three building blocks of the learning organization, serta Watkins
18
Questionnaire (DLOQ). Kelebihan dari DLOQ ini adalah, bahwa ini mencakup
pendekatan yaitu:
peneliti menggunakan konsep yang disampaikan oleh Watkins and Marsick ini
dalam penelitian. Selain itu, konsep ini merupakan hasil modifikasi dan pelengkap
dari konsep yang sebelumnya sudah disampaikan oleh Senge (1994). DLOQ
diinterpretasikan secara obyektif. Versi asli DLOQ terdiri dari 43 items untuk
mengukur tujuh dimensi, tetapi kemudian melalui validasi empiris dari instrument
tersebut, maka sekarang ada versi yang lebih singkat, yang terdiri dari 21 items.
Beberapa penelitian menyebutkan bahwa versi yang lebih singkat ini sudah cukup
Tabel 2.3 Dimensi Learning Organization menurut Watkins and Marsick (1997)
19
No Dimensi Definisi
1 Create continuous learning Pembelajaran didesain ke dalam pekerjaan
opportununities sehingga orang bisa belajar pada saat bekerja;
adanya kesempatan untuk pendidikan dan
perkembangan yang berkelanjutan
2 Promote inquiry Orang mendapatkan ketrampilan produktif untuk
opportunities mengekspresikasn pandangan dan kapasitas
mereka untuk mendengarkan dan mencari tahu
pandangan orang lain; adanya perubahan budaya
yang mendukung pertanyaan, umpan balik dan
eksperimen
3 Encourage collaboration Pekerjaan didesain untuk menggunakan
and team learning kelompok untuk mengakses berbagai macam
model berfikir; kelompok diharapkan untuk
belajar dan bekerja bersama; kolaborasi dinilai
oleh budaya dan penghargaan.
4 Create system to capture and Menciptakan system, teknologi untuk share
share learning learning, menyediakan akses, sistem dipelihara
5 Empower people toward a Semua orang dilibatkan pada pembentukan,
collective vision kepemilikan dan implementasi dari visi bersama;
masing-masing orang diberi anggung jawab
untuk mengambil keputusan sehingga orang akan
termotivasi untuk belajar tentang apa yang harus
mereka pertanggungjawabkan
6 Connect the organization to Semua orang dibantu untuk melihat efek dari
its environment pekerjaan mereka pada organisasi; orang akan
memindai lingkungan dan menggunakan
informasi untuk menyesuaikan dengan
pekerjaannya; organisasi tertaut dengan
masyarakat di sekitarnya
7 Provide strategic leadership Model/ contoh dan dukungan pemimpin;
for learning kepemimpinan menggunakan pembelajaran
strategis untuk hasil organisasi.
Sumber : Watkins and Marsick (1997)
20
serta Watkins & Marsick adalah hampir sama. Berikut kita bandingkan dimensi
Tabel 2.4 Perbandingan antara Learning Organization menurut Peter Senge (1990)
dan Watkins & Marsick (1997)
No Peter Senge (1990) Watkins & Marsick (1997)
1 System thinking Create system to capture and share learning
Connect the organization to its environment
2 Personal mastery Create continuous learning opportununities
Promote inquiry opportunities
3 Building Shared Vision Empower people toward a collective vision
4 Mental model
5 Team learning Encourage collaboration and team learning
Provide strategic leadership for learning
Sumber : Senge (1990), Watkins & Marsick (1997)
Dimensi learning organization yang dinyatakan oleh Senge dan Watkins &
1. Dimensi Mental model dari Senge, tidak didapatkan pada dimensi Watkins &
Marsick
2. Dimensi Provide strategic leadership for learning dari Watkins & Marsick
1. Dimensi ini lebih sesuai dengan proses akreditasi yang ada di Puskesmas
2. Dimensi yang dinyatakan oleh Senge (1991) sudah sering digunakan dalam
berbagai penelitian
3. Dimensi Watkins & Marsick merupakan penyempurnaan dari dimensi yang
organisasi dalam beberapa penelitian (Power & waddle, 2004; Watkins & Marsick
Foley, 2003; Senge, 1990). Organisasi yang mengalami proses pembelajaran akan
dikenal sebagai hal yang bersifat deskriptif, berkembang dari psikologi sosial dan
bersifat praktis, dan sebagai suatu cara yang berkaitan dengan kemampuan
untuk adaptasi dan bertahan hidup pada lingkungan yang kompetitif. Senge
bersama.
Yeo (2005) membedakan antara organizational learning dan learning
atau karakteristik organisasi, bukan sebuah proses. Ortenblad (2001) dan beberapa
peneliti lain telah mencoba membedakan definisi dari keduanya. Cara yang paling
organization lebih menekankan pada ciri organisasi yang siap untuk belajar ke
arah yang lebih baik. Perbedaan lainnya adalah, bahwa organizational learning
learning fokus pada obsevasi dan analisis pada proses pembelajaran pada level
dari proses pembelajaran pada sebuah organisasi. Dengan kata lain, organizational
learning organization lebih menjelaskan pada apa yang harus dilakukan oleh
organisasi itu sendiri. Dengan kata lain organizational learning merupakan sebuah
23
tertentu dari organisasi itu sendiri.(Tsang, 1997, dikutip oleh Ortenblad, 2001).
learning organization, dari tiga aspek, yaitu karakter isi, ukuran normatif dan
kelompok target. Karakter isi dan ukuran normatif sudah dijelaskan sebelumnya.
kemampuan atau ability (A), Motivasi atau Motivation (M) dan kesempatan
Kinerja = f (A, M, O)
kesempatan.
2. Ilyas (2012) menyatakan kinerja adalah penampilan hasil karya personel baik
keberhasilan kerja seseorang dipengaruhi oleh motivasi yang berasal dari diri
orang tersebut. Motivasi tersebut adalah beberapa sikap dan nilai tertentu yang
mempengaruhi individu untuk mencapai hal yang spesifik sesuai dengan tujuan
individu. Sikap dan nilai tersebut merupakan suatu kekuatan untuk mendorong
individu bertingkah laku dalam mencapai tujuan. Motivasi ini timbul apabila
manusia tersusun dalam satu hirarki yaitu kebutuhan fisiologis (makan, minum,
tempat tinggal, dan bebas dari rasa sakit), kebutuhan keselamatan dan keamanan
(safety and security), kebutuhan rasa memiliki, sosial, dan cinta, kebutuhan
terhadap harga diri atau penghargaan diri dan orang lain, dan yang terakhir adalah
berikut:
(valid), dan Evaluation (evaluasi) (Notoatmojo, 2010). Seorang ahli yang lain,
yang mepengaruhi perilaku individu dan kinerjanya. Yaitu terdiri dari variabel
dipengaruhi oleh sub variabel kemampuan dan keterampilan (yang terdiri dari
fisik dan mental), latar belakang (yang terdiri dari keluarga dan tingkat sosial),
dan variabel demografis (yang terdiri dari umur, jenis kelamin, dan etnis).
Variabel organisasi menurut Gibson terdiri dari sub variabel sumber daya,
Teori kinerja lainnya adalah teori dari Kopelman (1986) yang menyatakan
bahwa faktor yang mempengaruhi kinerja seorang pegawai dan organisasi adalah
karakteristik pekerjaan (Kopelman, 1986). Teori ini dapat dilihat pada Gambar 2.4
berikut ini:
karakteristik individu yang nantinya akan memberi efek pada kinerja organisasi.
Karakteristik organisasi ini antara lain reward sistem, seleksi, pelatihan dan
organisasi yang tertuang dalam job description, job design, dan work schedule
(jadwal kerja).
28
believes and values (keyakinan dan nilai) akan dapat mempengaruhi budaya kerja,
c. Faktor tim meliputi kualitas dukungan dan semangat yang diberikan oleh rekan
Teori kinerja yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori kinerja dari
Gibson (1996), dimana kinerja dipengaruhi oleh variabel individu, organisasi dan
psikologis. Teori ini lebih sesuai dengan proses akreditasi Puskesmas, dimana
organizational learning dan learning organization sebagai salah satu faktor yang
ini dilakukan dengan tahapan awal yaitu menjelaskan maksud dan tujuan dari
Pada variabel kinerja akreditasi Puskesmas, data yang diambil adalah data
self assessment akreditasi Puskesmas. Data ini kemudian dilakukan verifikasi oleh
tim pendamping akreditasi Puskesmas yang ada di Kota Mojokerto. Hal ini
dilakukan untuk menjamin validitas data terkait hasil kinerja akreditasi di setiap
Puskesmas.
adalah:
process di Puskesmas
3. Menganalisis learning organization di Puskesmas
4. Menganalisis kinerja akreditasi Puskesmas dengan melakukan pengukuran
disediakan, sehingga responden tinggal memilih salah satu jawaban yang sudah
disediakan dengan memberi tanda chek (v) pada kolom yang sudah disediakan.
Questionnaire (DLOQ), yang diciptakan oleh Watkins & Marsick (1997), serta
Semua perntanyaan dalam variabel bebas ini menilai persepsi atau penilaian
berdasarkan persepsi dari responden, yang diwakili oleh Kepala Puskesmas serta
31
list assessment akreditasi Puskesmas. Check list ini sesuai dengan yang ada di
tanda check (v) pada kolom yang paling sesuai dengan kondisi di Puskesmas
tersebut.