Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

A. JENIS KALIMAT DALAM BAHASA JEPANG


Kalimat dalam bahasa Jepang jika dilihat dari jenis kata yang
digunakan sebagai predikatnya dapat digolongkan menjadi 4 macam,
yaitu :
a) Kalimat yang berpredikat kata kerja yang disebut doushi-bun.
b) Kalimat yang berpredikat sebagai kata sifat I (keiyoushi) yang
disebut dengan keiyoushi-bun.
c) Kalimat yang berpredikat kata sifat NA (keidoushi/NA keiyoushi)
yang disebut dengan keidoushi-bun.
d) Kalimat yang berpredikat kata benda + DA yang disebut dengan
meishi-bun.

Dalam kalimat verbal (doushi-bun), kata kerja selalu diletakkan


di akhir kalimat, sehingga urutan kata dalam verbal bahasa Jepang
berbeda dengan urutan kata dalam kalimat verbal bahasa
Indonesia. Dalam bahasa Indonesia kalimat verbal transitif (kalimat
yang berobjek penderita) berpola S-P-O, sedangkan dalam bahasa
Jepang berpola S-O-P. Disamping itu, kata kerja dalam bahasa
Jepang mengalami perubahan bentuk yang bermacam-macam, baik
berdasarkan pada makna atau tujuannya. Hal ini akan dibahas pada
Bab V dan IX.
Kata sifat dalam bahasa Jepang pun bisa digunakan sebagao
predikat kalimat, yang juga mengalami perubahan bentuk.
Khususnya untuk kata sifat I (keiyoushi) mengalami perubahan ke
dalam bentuk menyangkal, bentuk lampau, dan sebagainya. Hal ini
akan dibahas pada Bab III.
Akan tetapi, untuk kata sifat NA atau kata benda, jika digunakan
sebagai predikta kalimat, tidak mengalami perubahan bentuk. Disini
yang berubah adalah kopula DA sesuai dengan tujuan dan
maknanya dalam kalimat. Pembahasan tentang kalimat yang
berpredikat kata benda akan disajikan pada Bab II, dan pembahasan
tentang kalimat yang berpredikat kata sifat NA akan dibahas pada
Bab IV.

B. KATA KERJA (DOUSHI)


Di atas telah disinggung bahwa kata kerja (doushi) dalam bahasa
Jepang digunakan sebagai predikat suatu kalimat, selalu diletakkan di
akhir kalimat tersebut. Kemudian berdasarkan pada perubahannya
kata kerja bentuk kamus (bentuk yang tercantum dalam kamus) dapat
digolongan ke dalam 3kelompok, yaitu:
a) Kata Kerja Kelompok I (Godan-doushi)
Adapun ciri kata kerja kelompok pertama ini berakhiran
suara/huruf :
U ka-u membeli
Tsu ta-tsu berdiri
Ru u-ru menjual
Mu yo-mu membaca
Nu shi-nu mati/meninggal
Bu aso-bu bermain
Ku ka-ku menulis
Gu oyo-gu berenang
Su hana-su berbicara

b) Kata Kerja Kelompok II (Ichidan-doushi)


Cirinya berakhiran e-RU (e-) atau i-RU(i-), antara lain sebagai
berikut:
Ne-ru tidur
Tabe-ru makan
Mi-ru melihat/menonton
Oki-ru bangun

c) Kata Kerja Kelompok III (Fukisoku-doushi)


Yaitu kata kerja yang tidak beraturan dan hanya ada dua kata kerja,
yaitu KURU () yang artinya datang dan SURU () yang
artinya melakukan.

Perlu diperhatikan bahwa setiap akhiran dari kata kerja di atas


jika ditulis dengan huruf Jepang (Huruf Hiragana) adalah satu huruf.
Jadi, jangan sampai ada kekeliruan bahwa semua kata kerja
tersebut berakhiran u saja, sebenarnya tidak demikian. Karena
huruf u dalam bahasa Jepang adalah . Di samping itu, ada juga
beberapa kata kerja yang kalau dilihat dari ketiga ciri di atas
seharusnya masuk ke dalam kelompok II karena berakhiran suara
e-RU atau i-RU, akan tetapi sebenarnya digolongkan ke dalam
kelompok I.
Kata kerja tersebut adalah:
Shi-ru tahu/mengetahui
Hashi-ru berlari
Hai-ru masuk
Ki-ru memotong
I-ru perlu
Kae-ru pulang
Kagi-ru membatasi
Ke-ru menendang
Perubahan kata kerja ini dianggap sama dengan kata kerja
kelompok I yang berakhiran suara ru (). Tentang perubahan
bentuk kata kerja lihat Bab IX!

C. KATA SIFAT (KEIYOUSHI/KEIDOUSHI)


Kata sifat dalam bahasa Jepang ada dua macam yaitu kata sifat yang
dalam bentuk kamusnya tertulis dengan berakhiran suara/huruf i
(), dan kata sifat yang berakhiran suara na (). Dalam tata bahasa
Jepang (kokugo bunpou) kata sifat yang berakhiran suara/huruf i
disebut dengan istilah keiyoushi, dan kata sifat yang berakhiran na
disebut dengan istilah keiyoodoushi.
D. KATA BENDA (MEISHI)

Anda mungkin juga menyukai