Rekayasa Lalu Lintas
Rekayasa Lalu Lintas
Perbaikan geometrik dapat berupa pelebaran jalan, perubahan radius tikung, pembangunan
pulau-pulau lalu lintas, mengurangi tanjakan, membangun jalur rangkak pada tanjakan yang
tinggi, memberikan perioritas bagi angkutan umum seperti Busway dan berbagai langkah
lainnya.
Definisi
Rekayasa lalu lintas menurut Homburger & Kell[1] adalah suatu penanganan yang berkaitan
dengan perencanaan, perancangan geometrik dan operasi lalu lintas jalan serta jaringannya,
terminal, penggunaan lahan serta keterkaitan dengan moda transportasi lainnya.
Sedang istilah Rekayasa lalu lintas yang banyak digunakan di Indonesia adalah salah satu
cabang dari teknik sipil yang menggunakan pendekatan rekayasa untuk mengalirkan lalu
lintas orang dan barang secara aman dan effisien dengan merencanakan, membangun dan
mengoperasikan geometrik jalan, dan dilengkapi dengan rambu lalu lintas, marka jalan serta
alat pemberi isyarat lalu lintas.
1. rancang bangun ruas jalan atau persimpangan yang tidak memenuhi persyaratan
karena radius tikung, jarak pandang bebas, Jarak pandang menyiap yang tidak
memenuhi persyaratan
2. ruas jalan yang tidak memiliki bahu, tidak cukup lebar sehingga dapat membahayakan
pengguna
4. konstruksi dan perawatan yang tidak dilakukan dengan baik, sehingga banyak
kerusakan yang dapat mengakibatkan kecelakaan.
Faktor manusia
Faktor manusia merupakan penyebab kecelakaan yang paling besar, bisa mencapai 85 persen
dari seluruh kejadian kecelakaan. Hampir seluruh kejadian kecelakaan didahului dengan
pelanggaran terhadap ketentuan peraturan perundangan tentang lalu lintas dan angkutan.
Faktor manusia berupa keahlian yang tidak memadai dalam menjalankan kendaraan,
kesalahan menginterprestasikan aturan, pengemudi sedang mabuk atau sakit, atau terkadang
sengaja melakukan pelanggaran karena ingin lebih cepat sampai di tujuan dengan
mengemudikan kendaraan lebih cepat dari ketentuan atau sengaja melanggar lampu lalu
lintas dan berbagai penyebab lainnya.
Faktor Kendaraan
Faktor kendaraan di antaranya yang paling sering terjadi adalah ban pecah, rem tidak
berfungsi sebagaimana seharusnya, kelelahan logam yang mengakibatkan bagian kendaraan
patah, peralatan yang sudah aus tidak diganti dan berbagai penyebab lainnya. Keseluruhan
faktor kendaraan sangat terkait dengan teknologi yang digunakan, perawatan yang dilakukan
terhadap kendaraan. Untuk mengurangi faktor kendaraan perawatan dan perbaikan kendaraan
diperlukan, disamping itu adanya kewajiban untuk melakukan pengujian kendaraan bermotor
secara reguler.
Faktor jalan
Faktor jalan terkait dengan kecepatan rencana jalan, geometrik jalan, kemiringan permukaan
jalan (super elevasi jalan),pagar pengaman di daerah pegunungan, tidak adanya median jalan,
jarak pandang dan kondisi permukaan jalan, tidak memadainya bahu jalan fasilitas pejalan
kaki yang sering diabaikan atau tidak tersedia. Jalan yang rusak/berlobang sangat
membahayakan pemakai jalan terutama bagi pemakai sepeda motor.
Faktor cuaca
Faktor Cuaca seperti hari hujan juga mempengaruhi unjuk kerja kendaraan seperti jarak
pengereman menjadi lebih jauh, jalan menjadi lebih licin, jarak pandang juga terpengaruh
karena penghapus kaca tidak bisa bekerja secara sempurna atau lebatnya hujan
mengakibatkan jarak pandang menjadi lebih pendek. Asap dan kabut juga bisa mengganggu
jarak pandang, terutama di daerah pegunungan
Jumlah kecelakaan lalu lintas yang tercatat di Kepolisian Republik Indonesia ditunjukkan
dalam gambar berikut:
Manajemen lalu lintas yang tidak optimal
Dengan segala permasalahan kemacetan lalu lintas dan angka kecelakaan yang tinggi menjadi
lebih parah kalau tidak didukung dengan manajemen lalu lintas untuk mengurangi angka
kecelakaan, mengoptimalkan penggunaan jaringan jalan, meningkatkan efisiensi sistem
transportasi.
Pencemaran lingkungan
Masalah pencemaran merupakan suatu masalah yang sangat perlu mendapat penanganan
secara serius oleh semua pihak untuk dapat menanggulangi akibat buruk yang terjadi karena
pencemaran, bahkan sedapat mungkin untuk dapat mencegah jangan sampai terjadi
pencemaran lingkungan.
Salah satu dampak negatif sebagai akibat performansi lalu lintas yang jelek, bahan bakar
yang buruk serta teknologi kendaraan yang sudah ketinggalan akan mengakibatkan
pencemaran lingkungan. Dampak pencemaran lingkungan ini berupa:
1. Emisi gas buang yang berupa gas dan partikel beracun seperti, gas CO, HC, NOx,
Benzen dan berbagai gas lainnya serta berbagai partikel seperti senyawa karbon lepas,
timbal dan berbagai partikel lainnya.
2. Emisi gas rumah kaca, yang saat ini dianggap sebagai pemicu terjadinya perubahan
iklim. Peran gas rumah kaca dari sektor transportasi berada pada kisaran 15 sampai 20
persen yang merupakan angka yang tidak kecil.
Operasi lalulintas
Peraturan Perundang-undangan
Alat-alat kontrol
Standar dan ketentuan
Administrasi