Anda di halaman 1dari 5

Pendahuluan

Hemoglobin adalah suatu protein tetrametrik eritrosit yang berfungsi


mengangkut oksigen dari paru-paru dan menyebarkannya ke jaringan, selain itu
hemoglobin juga berfungsi mengembalikan CO2 dan proton ke paru-paru.
Hemoglobin terdiri dari 4 rantai polipeptida yang masing-masing memiliki atom
besi dipusatnya. Methemoglobin adalah bentuk teroksidasi dari hemoglobin dan
memiliki sifat yang berbeda dari hemoglobin yaitu memiliki afinitas terhadap
oksigen yang lebih tinggi dibandingkan dengan hemoglobin dan menyebabkan
metmiohemoglobin tidak dapat mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh
tubuh
Methemoglobin dapat bersifat mematikan bila berada dalam jumlah besar
karena dapat menyebabkan tubuh mengalami kekurangan oksigen. Oleh akrena itu
methemoglobin yang terbentuk dalam tubuh selalu direduksi kembali menjadi
hemoglobin oleh antioksidan atau zat pereduksi lainnya yang berada dalam tubuh.
Tetapi tubuh sendiri juga menghasilkan zat pengoksidasi atau oksidan yang dapat
mengoksidasi atom besi ferro hemoglobin menjadi bentuk ferri.

1
Isi

Methemoglobin adalah hemoglobin dalam bentuk teroksidasi, yaitu


memiliki atom ferri atau Fe3+, sedangkan pada hemoglobin normal atom besi
berada dalam bentuk ferro atau Fe2+.besi ferro pada hemoglobin rentan mengalami
oksidasi oleh agen pengoksidasi lainnya dan membentuk atom Fe3+ atau
Methemoglobin yang tidak mampu mengangkut oksigen. Molekul
mnethemoglobin memiliki warna cokelat kebiruan.dan kandungan normal
methemoglobin dalam darah manusia sehat yaitu berkisar anatara 1% saja.
Peningkatan kadar methemoglobin dapat mengakibatkan tubuh kekurangan
oksigen meskipun pernapasan berjalan lancar.
Kadar methemoglobin dalam darah dan pengaruhnya:
- 01%-02% : normal
- 02%-10% : tidak menunjukkan gejala tertentu
- 10%-20% : warna kulit memucat (terutama pada membran mukosa)
- 20%-30% : kecemasan, sakit kepala
- 30%-50% : kelemahan tubuh, pusing berat
- 50%-70% : koma, asidosis, aritmia
- >70% : kematian
Hanya sebagian kecil methemoglobin yang terdapat dalam darah normal
karena sel darah merah memiliki suatu sistem efektik yang terdiri dari NADH,
suatu flavoprotein yang disebut sitrokrom b5 atau yang juga dikenal sebagai
methemoglobin reduktase, dan sitokrom b5.
Fe3+ dari methemoglobin direduksi kembali menjadi Fe2+ oleh kerja
sitokrom b5 tereduksi yang ditunjukkan pada reaksi berikut ini
Hb-Fe3+ + Sitokrom b5 red Hb-Fe2+ + Sitokrom b5 oks
Sitokrom b5 tereduksi kemudian dibentuk kembali oleh kerja sitokrom b5
reduktase:
Sitokrom b5 oks + NADH Sitokrom b5 red + NAD

2
Methemoglobin dalam kada tinggi dalam tubuh dapat menyebabkan
penyakit yang disebut dengan Methemoglobinemia. Methemoglobin yang
memiliki ferri sebagai atom besi nya memiliki afinitas terhadap oksigen yang
lebih tinggi dibandingkan dengan hemoglobin biasa yang memiliki ferro sebagai
atom besi nya. Hal ini menyebabkan methemoglobin tidak dapat melepaskan
oksigen yang diikatnya dari paru paru yang berarti methemoglobin tidak dapat
mengirimkan oksigen keseluruh tubuh seperti yang dapat dilakukan oleh
hemoblogin normal.
Methemoglobinemia dapat diklasifikasikan sebagai bentuk herediter atau
didapat akibat ingesti obat dan bahan kimia tertentu. Bentuk herediter biasanya
disebabkan oleh defisiensi aktivitas methemoglobin reduktase yang diturunkan
melalui autosom resesif. Hemoglobin abnormal tertentu juga dapat menyebabkan
methemoglobinemia meskipun jarang. Pada HbM, mutasi mengubah residu asam
amino tempat melekatnya heme sehingga afinitas hemoglobin terhadap oksigen
berubah dan hemoglobin mudah teroksidasi. Ingesti obat atau bahan kimia seperti
sulfonamid dan anilin tertentu dapat menyebabkan methemoglobinemia yang
didapat. Gejala awal apda kedua bentuk biasanya adalah sianosis yaitu
penampakan kulit dan selaput lendir yang keburuan akibat meningkatnya jumlah
hemoglobin terdeoksigenasi di darah arteri atau dalam hal ini disebabkan oleh
meningkatnya jumlah methemoglobin dan yang akan terlihat lebih jelas jika lebih
dari 10% hemoglobin berada dalam bentuk met. Diagnosis ditregakkan dengan
analisis spektroskopik darah yang memperlihatkan spektrum absorpsi
methemoglobin yang khas. Sampel darah yang mengandung methemoglobin tidak
dapat direoksigenasi secara penuh dengan cara memberikan oksigen ke dalam
darah tersebut, sedangkan darah deoksigenasi normal dapat menyerap oksigen
yang diberikan. Elektroforesis dapat digunakan untuk memastikan keberadaan
hemoglobin abnormal. Ingesti biru metilen dan asam askorbat sebagai bahan
pereduksi dapat digunakan untuk mengobati methemoglobinemia rngan akibat
defisiensi enzim, tetapi methemoglobinemia masif akut yaitu akibat ingesti bahan
kimia atau obat harus diterapi dengan penyuntikan biru metilen intravena.

3
Skema pengaruh Methemoglobin
Hemoglobin
Dioksidasi
Methemoglobin
Tidak dapat mengangkut oksigen
Sel kekurangan oksigen untuk respirasi
Sel kekurangan energi
Sel melakukan respirasi anaerob
Menghasilkan asam laktat
Asam laktat menumpuk dalam darah
pH darah turun
Asidosis

Methemoglobin disebabkan oleh atom ferro dalam eritrosit yang di


oksidasi oleh oksidan dalam tubuh atau yang masuk dari luar tubuh seperti obat
obatan dan bahan kimia. Tubuh dapat menghasilkan senyawa oksidan yang dapat
mengoksidasi ferro dalam hemoglobin menjadi ferri, salah satu senyawa ini
adalah superoksida yang dapat diahsilkan tubuh sebagai hasil sampingan dari
metabolisme, selain itu superoksida juga dapat dihasilkan oleh sel sel tubuh yang
berfungsi untuk menghancurkan benda asing yang masuk dalam tubuh, seperti sel
neutrofil menghasilkan superoksida untuk menghancurkan atau mencerna bakteri
yang difagositosisnya.
Pengobatan methemoglobin dilakukan dengan cara mereduksi atom ferri
yang ada didalam hemoglobin kembali menjadi ferro yang dapat mengikat
oksigen. Pereduksian ferri kembali menjadi ferro dapat dilakukan dengan cara
pemberian zat antioksidan atau senyawa pereduksi seperti asam askorbat (vitamin
C) atau metilen biru. Metilen biru menjadi akseptor elektron bagi NADPH
sehingga proses reduksi methemoglobin dalam darah dapat berlanjut. Tetapi untuk
methemoglobinemia akut dan masif dapat diobati dengan pemberian metilen biru
intravena.

4
Penutup

Methemoglobin adalah bentuk teroksidasi dari hemoglobin yang tidak


dapat mengangkut oksigen. Methemoglobin memiliki atom besi dalam bentuk
ferri. Tubuh memiliki sistem yang mampu mereduksi methemoglobin kembali
menjadi hemoglobin, tetapi apabila terjadi gangguan, maka diperlukan zat zat
antioksidan atau pereduksi untuk mereduksi methemoglobin menjadi hemoglobin.

Anda mungkin juga menyukai