PSORIASIS
Oleh :
Ridha Ramadina Widiatma
Pembimbing :
Trisiswati Indranarum
PENDAHULUAN
yang masih belum dapat dijelaskan secara pasti hingga kini. Psoriasis mempunyai
gambaran klinis, distribusi, derajat keparahan dan durasi penyakit yang bervariasi,
dengan lesi khas berupa eritroskuamosa1. Proses turn over epidermis secara
yang kadang juga terasa nyeri. Pemendekan ini disertai perubahan diferensiasi dan
mencapai 96 kasus atau 0,4% dari 22.070 kunjungan kasus baru4. Etiologinya
belum diketahui dengan pasti, diduga berhubungan dengan faktor genetik dan
Dalam kurun waktu 10-20 tahun belakangan ini patogenesis psoriasis telah
proses sekunder akibat aktivasi sistem imun dalam lesi kulit yang diperantarai
oleh sel Th1 dan Tc1 (CD4+CD45RO+ dan CD8+CD45RO+). Dengan demikian
psoriasis merupakan T-cel mediated inflammatory disease. Bukti nyata dari
peran sentral sel Th1 dan Tc1 dalam paThogenesis psoriasis ditunjukkan dari hasil
IL-2R, dalam hal ini sel-sel yang paling utama mengekspresikan IL-2R ialah sel
Th1dan Tc1.
global sehingga menyebabkan efek toksis tidak hanya terhadap sel-sel sistem
imun tetapi juga terhadap sel-sel di luar sistem imun. Berdasarkan pemahaman
patogenesis ini dikembangkanlah terapi yang bekerja pada molekul spesifik secara
tepat, yang dikenal sebagai terapi biologis. Obat-obat biologis ini berasal dari
sumber protein manusia dan hewan, yang bekerja dengan menghambat sistem
imun.
bekerja untuk menurunkan jumlah sel T yang patogen, menghambat migrasi dan
adhesi sel T, serta menghambat sitokin efektor. Obat-obat yang termasuk bahan
Dari beberapa riset dan hasil penelitian, obat-obat biologis menunjukkan hasil
yang signifikan dan aman. Di Indonesia, obat-obat biologi ini baru diperkenalkan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
berasal dari material hidup, baik dari manusia, hewan, atau mikroorganisme, dan
dapat disintesis dalam jumlah besar dengan bantuan teknik rekayasa genetik
normal dan rancangannya paling fleksibel, resiko timbul respon imun terhadap
bagian murine nya kecil. Nama bahan golongan ini diberi kode dengan akhiran:
zumab.
akhiran:ximab.
2. Sitokin atau faktor pertumbuhan (growTh factors) manusia hasil
fragmen dari protein manusia normal. Bahan menghasilkan efek dengan cara
bagian dari protein manusia dengan toksin; atau berupa konstruksi fully human
antara bagian konstan (Fc) molekul imunoglobulin dengan binding site suatu
mencegah timbulnya reaksi imun yang diperantarai sel T dan/ sel B. Secara garis
Sampai saat ini, Food and Drug Administration (FDA) telah menyetujui
sedang dan berat, sedang infliximab dan adalimumab masih dalam tahap
penelitian.
tersebut, agen biologis dalam terapi psoriasis dapat diklasifikasikan menjadi anti
mekanisme aksi dari agen biologis. Dijelaskan bahwa terdapat pemicu awal
seperti trauma, infeksi , stress dan beberapa faktor lainnya yang mencetuskan
kaskade aktivasi sel imun non spesifik (sel dendrit, NK sel, dan keratinosit).
Interferon alfa (IFNa), Tumor Necrosis Factor (TNF), Interleukin (IL)-1b, dan IL-
6 yang dapat mengaktifkan sel dendrit yang merupakan sentral dari system imun
pada tubuh, dimana sel dendrit dapat menghubungkan sel imun non spesifik
dengan sel imun adaptif. Sel Dendrit yang teraktivasi memasuki limfonodi dan
menyebabkan sel T naif berdiferensiasi menjadi sel T Helper (TH)17 dan TH1
yang menghasilkan IL-12 dan IL-23. Sel T efektor inilah yang akan bermigrasi ke
(Manusia- menetralisir
Tikus) efeknya
Etanercept Protein Fusi : Inhibitor TNF Mengikat SK
dengan menetralisir
IgG1
Adalimumab Antibodi Inhibitor TNF Mengikat SK
manusia mentralisir
efeknya
Ustekinumab Antibodi Inhibitor IL- Menghambat SK
untuk
melawan
subunit p40
IL-23 ,
diisolasi dari
Ig manusia
transgenic
tikus
2.3.1 Indikasi
Psoriasis derajat parah dan keadaan khusus, yaitu pada pasien dengan
Index/DLQI) > 10, disertai dengan salah satu dari 4 kriteria berikut :
1. Pasien yang tidak memberikan respon baik minimal 2 terapi sistemik standar
fototerapi (PUVA,UVB)
2. Riwayat efek samping/hipersensitivitas pengobatan sistemik
3. Kontraindikasi terhadap terapi sistemik konvensional
4. Pada pasien psoriasis artritis karena potensi terjadi kerusakan sendi
Keadaan khusus, pada konferensi mengenai Konsensus Internasioanal
Physician Global Assessment (PGA) yang juga dapat menjadi kandidat dari
antara lain :
1. Kehamilan
2. Laktasi
3. Usia < 18 tahun, kecuali ada pertimbangan khusus
4. Infeksi sistemik
5. Penyakit jantung (gagal jantung NYHA III/IV)
6. Keganasan
7. Kelainan neurologis
chimeric binding sites, di mana sejumlah protein dikenali sebagai protein asing
psoriasis dengan hasil signifikan tampak pada minggu kedua sesudah terapi.
Infliximab saat ini sudah mencapai phase III penelitian oleh FDA yang terbukti
masing-masing mencapai 69% dan 61%. Faktor lain yang juga didapatkan adalah
samping pemberian infliximab adalah reaksi infus. Reaksi yang timbul mulai dari
demam ringan dan panas sampai anafilaktik berat dan sindroma arteri koronaria
berat. Selain itu juga didapatkan gagal liver yang membutuhkan transplantasi
minggu dengan presentase 82% dengan dosis 5mg/kgBB dan 91% dengan dosis
10mg/kgBB
(PASI)/BSA/PGA,
artritis
Mencatat Indeks Mencatat HRQol dengan
Kualitas Hidup IKHD
Dermatologi (IKHD)
Riwayat penyakit : Pemeriksaan :
infeksi, keganasan, gagal
infeksi, keganasan, gagal
jantung, penyakit/gejala
jantung, penyakit/gejala
neurologis, kanker kulit,
neurologis
limfadenopati
Pemeriksaan : kanker Kontrasepsi
kulit, limfadenopati
Eksklusi TB
Bukti infeksi aktif
Kontrasepsi
Pemeriksaan Pemeriksaan Pemeriksaan
kreatinin serum, urin, tes lengkap, enzim hati, kreatinin serum, urin, tes
2.4.2 Etanercept
menghambat ikatan TNF- dengan reseptor permukaan sel, terdiri dari dua ligand
extraseluler dari reseptor p75 TNF- bergabung dengan Fc portion human IgG1.
reseptornya di sel T dan sel lainnya. Ikatan TNF- secara biologis menjadi tidak
aktif, oleh karena banyak jalur proinflamasi yang bertanggung jawab terhadap lesi
menghambat kerusakan struktur dan perbaikan fungsi fisik pada pasien RA dan
kali perminggu dengan jarak pemberian 7296 jam. Bila terjadi penurunan efikasi
steroid topikal poten jangka pendek dan penambahan agen sistemik lain (seperti
suntikan, reaksi yang muncul ada yang ringan dan ada yang berat. Belum ada
Efek samping pada kulit berupa lupus, vaskulitis, eosinophilic celulitis like
dihentikan
Riwayat penyakit : Pemeriksaan :
infeksi, keganasan, gagal
infeksi, keganasan, gagal
jantung, penyakit/gejala
jantung, penyakit/gejala
neurologis, kanker kulit,
neurologis
limfadenopati
Pemeriksaan : kanker
kulit, limfadenopati
Eksklusi TB
Bukti infeksi aktif
Kontrasepsi
Pemeriksaan Pemeriksaan Pemeriksaan
kreatinin serum, urin, tes darah lengkap, enzim hati, kreatinin serum,
2.4.3 Adalimumab
mempunyai ekstrak protein asing dan diganti dengan protein manusia, jadi
psoriasis dan psoriasis arThritis. Obat ini dapat digunakan secara terus-menerus
untuk rumatan. Adalimumab dapat digunakan sebagai monoterapi dan dapat juga
dikombinasikan dengan terapi sistemik lainnya seperti MTX atau dapat juga
pengobatan dianjurkan untuk melakukan skrining untuk TBC laten. Hasil studi
terbukti bahwa adalimumab aman dan bermanfaat untuk psoriasis arThritis sedang
ke-16, 71% pasien yang telah mendapat terapi adalimumab 40 mg setiap minggu
respons PASI mencapai 75 dibandingkan dengan plasebo 7%. Selain itu juga
tingkat perubahan nilai PASI rata-rata 75/90 dan tampak pada minggu keempat.
Yang antara lain pernah dilaporkan deep fungal infection dan infeksi atipikal
lainnya, oleh karena itu sebaiknya obat dihentikan jika muncul tanda infeksi. Efek
samping lain sama dengan penggunaan TNF- inhibitor lainnya, namun jarang
dilaporkan.
5 bulan setelah
pengobatan
Riwayat penyakit : Pemeriksaan :
infeksi, keganasan, gagal
infeksi, keganasan, gagal
jantung, penyakit/gejala
jantung, penyakit/gejala
neurologis, kanker kulit,
neurologis
limfadenopati
Pemeriksaan : kanker
kulit, limfadenopati
Eksklusi TB
Bukti infeksi aktif
Kontrasepsi
Pemeriksaan Pemeriksaan Pemeriksaan
kreatinin serum, urin, tes darah lengkap, enzim hati, kreatinin serum,
kehamilan,CRP, hati, kreatinin serum, urin, tes kehamilan)
2.4.4 Ustekinumab
IL-12 dan IL-23, protein alami yang penting dalam regulasi sistem imun dan
menstimulasi subset sel Th memory yaitu sel Th17 untuk melepaskan IL-17, yang
pelepasan IL-1, IL-6, IL-8 dan TNF- pada lesi psoriasis). Agen biologi tersebut
telah diterima oleh FDA untuk di reviewed sebagai agen terapi pasien psoriasis.
mengkonfirmasi hasil fase 2. Hasil yang diperoleh pada 766 pasien (fase 2) dan
75% perbaikan pada minggu ke 12, dibandingkan plasebo (67% dan 66% versus
3%). Ustekinumab diberikan 1 x/bulan secara sub kutan untuk 2 dosis pertama,
dan selanjutnya tiap 12 minggu. Responders yang mengikuti seluruh terapi, dapat
minggu setelah
pengobatan
Riwayat terapi : sinar Pemeriksaan :
infeksi, keganasan, gagal
UV, malignansi, infeksi
jantung, penyakit/gejala
limfadenopati
Pemeriksaan : kanker Kehamilan
kulit, limfadenopati
Eksklusi TB Kepatuhan pengobatan
Bukti infeksi aktif
Risiko kardiovaskuler
Kontrasepsi
Pemeriksaan Pemeriksaan Pemeriksaan
kreatinin serum, urin, tes hati, kreatinin serum, hati, kreatinin serum,
kehamilan,CRP, urin) urin)
HBV/HCV, HIV)
2.4.5 Alefacept
dari domain ekstraseluler pertama human LFA-3 yang bergabung dengan susunan
rantai CH2 dan CH3 IgG1 atau Fc portion human IgG1. LFA-3 diekspresikan
pada permukaan antigen presenting cells (APCs), sebagai suatu ligand untuk
CD2, yaitu suatu protein permukaan sel T yang matur dan sel-sel Natural Killer
(NK). Ikatan LFA-3 dengan CD2 berperan sebagai sinyal kostimulator yang
interaksi LFA-3 dan CD2 sehingga mencegah kostimulasi antara APC dan sel T.
Selain itu Fc domain IgG1 merusak ikatan reseptor FcRIII pada sel NK dan
makrofag yang menyebabkan terjadi apoptosis sel T. CD2 lebih tinggi pada
permukaan sel T memori dari pada sel T naive, sehingga alefacept akan mengikat
Alefacept dapat diberikan intra muskuler (IM) dan intravena (IV) sekali
serum dapat terdeteksi dalam waktu 6 jam, level puncak terjadi antara 24192
jam. Setelah diabsorpsi, waktu paruh rata-rata adalah 12 hari. Perbaikan psoriasis
dengan alefacept relatif lambat, respons pengobatan baru tampak setelah minggu
dilaporkan.
alefacept untuk pengobatan psoriasis dilaporkan bahwa efek samping yang paling
sering adalah fatigue dan arthralgia yang terjadi secara intermiten selama
pengobatan. Nyeri sendi yang menetap didapatkan pada pasien yang sebelumnya
mehotrexate (MTX). Toksisitas alefacept pada liver dan ginjal belum pernah
monitoring terhadap jumlah sel T CD4+ dan terapi tidak dilanjutkan bila jumlah
sel T CD4+ di bawah 250 selama terapi. Monitoring dilakukan setiap minggu
selama terapi dan baru dihentikan bila sel T CD4+ lebih dari 400 pada terapi
minggu keempat.
2.4.6 Efalizumab
menghambat interaksi antara LFA-1 dan ICAM-1, yaitu molekul adhesi pada
permukaan sel yang mengatur sel-sel keratinosit dan sel-sel endotel pada plak
psoriasis. LFA-1 juga terdapat pada permukaan sel APC. Hambatan interaksi
antara LFA-1 dan ICAM-1 oleh efalizumab menyebabkan terjadinya 3 hal pada
mengikat sel T dan mengatur ekspresi CD11a pada limfosit T dermis, epidermis
dan sirkulasi darah. Efek ini reversible dan dengan satu kali penyuntikan,
efalizumab langsung keluar dari sirkulasi, CD11a yang terikat kembali ke level
dirasakan antara lain rasa panas, demam, sakit kepala, myalagia, dan muntah yang
biasanya muncul pada saat injeksi pertama dilakukan. Efek samping lainnya
adalah limfositosis, leukositosis dan infeksi sehingga obat ini sebaiknya tidak
diberikan pada infeksi kronis dan riwayat infeksi rekuren. Hal lain yang harus
sebagai pilihan pertama untuk hand and foot psoriasis, kegemukan dan pasien-
adalah risiko memburuknya psoriasis selama atau sesudah terapi dihentikan. Dari
Psoriasis juga dapat bertambah luas selama terapi kemungkinan oleh karena
perubahan jenis penyakit yang muncul, untuk kasus seperti ini sebaiknya
perawatan pasien menjadi lebih baik. Target terapi didasarkan pada beratnya
gejala kulit dan dampak penyakit terhadap kualitas hidup (Health Related Quality
PASI atau luas permukaan tubuh yang terkena (BSA). Sedangkan untuk
pengobatan. Skor DLQI berkisar 0-30 dengan kategori seperti pada table 6.
Tabel 6. Skor DLQI pada psoriasis
Penyakit sedang sampai berat memiliki skor PASI > 10 atau BSA > 10
melibatkan sejumlah besar area terbuka, menyerang hamper seluruh kulit kepala,
mengenai alat kelamin, disertai onikolisis atau onikodistrofi pada minimal 2 kuku
jari tangan, gatal yang menyebabkan garukan, da adanya plak rekalsitran, bias
dikatakan berhasil apabila mencapai PASI 75 (PASI berkurang sebanyak 75% dari
PASI awal) dan dikatakan gagal apabila tidak mencapai PASI 50. PASI antara 50
sampai 75 dengan DLQI < 5 dianggap berhasil, apabila DLQI > 5 dikatakan
gagal.
Penilaian target terapi pada obat-obat kerja cepat (infliximab) dilakukan
pada akhir terapi induksi hingga 16 minggu setelah terapi dimulai, sedangkan
psoriasis di beberapa negara. Jika target terapi tidak atau belum tercapai, bias
terapi sistemik atau fototerapi di antaranya CsA, MTX, retinoids, ultraviolet A dan
memenuhi harapan pasien karena adanya efek samping yang signifikan seperti
toksisitas organ, kanker kulit, kurangnya efikasi yang berlangsung lama, dan
jadwal
pemberian obat yang tidak mudah.
Keterbatasan terapi konvensional dan pemahaman yang meningkat
bagi pasien yang memiliki kontra indikasi terhadap terapi konvensional. Hasil
clinical trials awal menunjukkan agen biologis memberikan high response rates
dan mengurangi collateral organ toxicity dan efek samping yang sering timbul
laten, terutama agen biologis dengan target TNF- seperti etanercept, infliximab,