Makalah Laba Teori Akun
Makalah Laba Teori Akun
BAB 10
LABA (INCOME)
Disusun Oleh :
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi atau pengertian tentang laba.
2. Untuk mengetahui apa saja karakteristik laba.
3. Untuk mengetahui konsep laba akuntansi dan ekonomi
1.3 Manfaat
1. Memahami definisi dan konsep laba
2. Dapat membedakan konsep laba menurut ekonomik atau akuntansi
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengukur Kinerja
Karena investor dan kreditor merupakan pihak yang dituju dalam pelaporan
keuangan, dianggap bahwa mereka berkepentingan dengan informasi masa lalu untuk
mengevaluasi prospek perusahaan di masa datang. Kinerja perusahaan merupakan
manifestasi dari kinerja manajemen sehingga laba dapat pula diinterpretasi sebagai
pengukur keaktifan dan keefisienan manajemen dalam mengelola sumber daya yang
dipercayakan kepadanya.
Secara umum, efisiensi adalah kemampuan menciptakan keluaran (output)
tertinggi dengan sumber daya tertentu sebagai masukan (input). Bila keluaran atau
sasaran tertentu telah ditentukan, efisiensi adalah kemampuan mencapai keluaran
tersebut dengan sumber daya terendah (minimum) yang dimungkinkan. Dalam
akuntansi, laba dimaknai dan diinterpretasi sebagai pengukur efisiensi oleh investor
dalam bentuk kembalian atas investasi (return on investment atau ROI). Bagi
manajemen, efisiensi dapat diinterpretasikan sebagai pengukur efisiensi penggunaan
sumber daya dalam bentuk kembalian atas aset (return on asset atau ROA). Bagi
kreditor, efisiensi dapat ditunjukkan dengan tingkat bunga (return on loan atau ROL).
Jadi, laba dapat merepresentasi kinerja efisiensi karena laba menentukan ROI,
ROA dan ROL sebagai pengukur efisiensi. Karena kegiatan usaha sangat kompleks,
laba dipandang cukup kaya (komprehensif) untuk merepresentasi pengukur efisiensi.
Namun validitas pengukur efisiensi tersebut bergantung pada bagaimana laba dan
tingkat investasi diukur serta dari sudut pandang siapa informasi efisiensi ditujukan.
Karena reliabilitas menjadi sasaran akuntansi, akuntansi tidak harus menentukan laba
ekonomik yang subjektif. Akan tetapi, akuntansi harus berusaha untuk menyajikan dan
memformulasi laba akuntansi yang dapat membantu investor dalam menentukan laba
ekonomik sesuai dengan persepsi para investor. Jadi, akuntansi cukup menyediakan informasi
laba dan aliran kas yang layak dan menyerahkan semua analisis dan perhitungan laba
ekonomik kepada investor atau pemakai lainnya.
2.3.1 Makna Laba
Laba sebagai jumlah yang berasal dari pengurangan harga pokok produksi, biaya lain dan
kerugian dari penghasilan atau penghasilan operasi.
(Commite On Terminology, Sofyan Syafri H : 2004)
Laba adalah pengambilan atas investasi kepada pemilik. Hal ini mengukur nilai yang dapat
diberikan oleh entitas kepada investor dan entitas masih memiliki kekayaan yang sama
dengan posisi awalnya.
(Stice, Skousen : 2009)
Laba merupakan jumlah residual yang tertinggal setelah semua beban (termasuk
penyesuaian pemeliharaan modal, kalau ada) dikurangkan pada penghasilan. Kalau beban
melebihi penghasilan, maka jumlah residualnya merupakan kerugian bersih.
(Ikatan Akuntan Indonesia : 2007)
3. Karakteristik Laba
Dari berbagai definisi laba di atas, dapat disimpulkan bahwa laba secara konseptual
memiliki karakteristik umum sebagai berikut :
1) Kenaikan kemakmuran yang dimiliki atau dikuasai suatu entitas
2) Perubahan terjadi dalam suatu periode sehingga harus diidentifikasi kondisi kemakmuran
awal dan kemakmuran akhir
3) Perubahan dapat dinikmati, didistribusi, atau ditarik oleh entitas yang menguasai
kemakmuran, asalkan kemakmuran awal dipertahankan
Kemakmuran dapat berupa aset bersih perusahaan, modal pemegang saham, kekayaan,
investasi, sumber daya ekonomik, atau apapun yang dapat dinilai dengan uang.
Dari sudut pandang kreditor, kapital finansial adalah jumlah pinjaman yang tertanam
di perusahaan. Jumlah rupiah pinjaman ditambah bunga yang menjadi hak kreditor
selama periode merupakan kapital akhir atau laba kreditor.
2. Kapital Fisis
Kapital fisis adalah sumber ekonomik yang dikuasai oleh entitas yang dipandang
sebagai kapasitas produksi fisis, yaitu kemampuan menghasilkan barang dan jasa.
Kapital fisis secara umum tidak relevan dari sudut pandang investor dan kreditor.
Dengan konsep ini, laba atas kapital fisis akan timbul bila kapasitas produksi fisis pada
akhir suatu periode melebihi kapasitas produksi fisis pada awal periode. Dalam konsep
kapital finansial, pengaruh perubahan akan diakui sebagai untung atau rugi menahan
dan dilaporkan melaui statemen laba-rugi. Sedangkan dalam kapital fisis, pengaruh
perubahan diakui sebagai penyesuai kapital dan tidak termasuk dalam statemen laba-
rugi.
1. Pengujian asosiasi
Studi asosiasi sering disebut juga studi koefisien respons laba. Koefisien respon
laba adalah kepekaan return saham terhadap setiap rupiah laba atau laba kejutan.
Studi empiris menunjukkan bahwa asosiasi ato kolerasi antara laba dan return
tidak sempurna. Alasan pertama, angka laba hanya sebagian kecil faktor yang
mempengaruhi harga saham. Kedua, fluktuasi laba tidak selalu menggambarkan
perubahan ekonomi. Ketiga, laba akuntansi dapat dipengaruhi oleh karakteristik
manajemen. Keempat, investor tidak selalu seragam dalam menginterprestasi
informasi yang tersedia di pasar.
2. Pengujian peristiwa
Fokus utama dalam pengujian peristiwa adalah pengumuman laba bukan angka
laba. Sehingga, reaksi pasar siukur sebagai return abnormal atau return kumulatif
untuk seluruh sampel perusahaan. Dapat disimpulkan, bahwa laba mempunyai
efek pragmatik terhadap perilaku pasar modal.
2.5 Laba dan Teori Entitas
Teori entitas (kesatuan) disebut juga dengan teori ekuitas (equity theory) karena
berkaitan dengan penentuan siapa yang dianggap paling berkepentingan dengan suatu
kegiatan ekonomik sehingga pihak tersebut berhak untuk menikmati laba. Teori entitas selalu
dikaitkan dengan pelaku kegiatan ekonomi yaitu manajemen, karyawan, investor, kreditor,
pemerintah, dan entitas lain yang terlibat.dampak dari teori ini adalah tentang tujuan
pelaporan keuangan dan bentuk atau susunan statement laba-rugi (income statement).
3.1 Kesimpulan
Laba merupakan eleman yang menjadi perhatian, karena laba berperan sebagai
representasi kinerja perusahaan secara keseluruhan. Akan tetapi, teori akuntansi yang belum
mencapai pemakaran dan pengukuran laba. Dari sudut pandangan perekayasaan akuntansi,
konsep laba dikembangkan untuk memenuhi tujuan menyediakan informasi tentang kinerja
perusahaan secara luas. Teori akuntansi laba menghadapi dua pendekatan:
1. Laba untuk berbagai tujuan
2. Laba untuk berbeda tujuan
Konsep laba dalam tataran semantik meliputi pemaknaan laba sebagai pengukur
kinerja, pengkonfirmasi harapan investor, dan estimator laba ekonomik. Dalam tataran
sintatik, teori laba berkepentingan dan mengukur serta menyajikan laba. Laba diukur dan
diakui atas dasar pendekatan kegiatan atau transaksi. Dengan pedekatan kapital, laba diukur
atas dasar penilaian kapital pada awal dan akhir periode. Laba merupakan signal kebijakan
manajemen yang baik. Laba juga diangggap mengandung informasi kalau pasar saham
bereaksi terhadap pengumuman laba akuntansi.
Daftar Pustaka