Anda di halaman 1dari 15

laporan pendahuluan persalinan normal

A. PENGERTIAN
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi( janin dan uri ) yang telah cukup
bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain dengan
bantuan atau tanpa bantuan ( kekuatan sendiri ).
Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada
kehamilan cukup bulan ( 37 42 minggu ), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala
yang berlangsung dalam 18 jam tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin.

B. ETIOLOGI
Penyebab pasti partus masih merupakan teori yang kompleks antara lain oleh faktor
hormonal ,pengaruh prostaglandin,struktur uterus ,sirkulasi uterus,pengaruh saraf dan
nutrisi,perubahan biokimia antara lain penurunan kadar hormon estrogen dan progesteron.

C. FAKTOR PREDISPOSISI DAN PENCETUS


Sebab terjadinya partus merupakan teori yang kompleks. Faktor-faktor hormonal,
sirkulasi uterus, struktur uterus, pengaruh syaraf dan nutrisi merupakan faktor-faktor yang
mengakibatkan partus dimulai. Progesteron yang merupakan penenang bagi otot-otot uterus
kadarnya akan menurun pada 1 2 minggu sebelum partus sehingga akan menyebabkan
terjadinya kontraksi. Plasenta juga akan menjadi tua dengan tuanya kehamilan. Villi koriales
mengalami perubahan-perubahan sehingga kadar estrogen dan progesteron menurun.
Keadaan uterus yang terus membesar dan menjadi tegang mengakibatkan iskemia otot-otot
uterus. Hal ini merupakan faktor yang dapat mengganggu sirkulasi uteroplasenter sehingga
plasenta mengalami degenerasi dengan demikian nutrisi menjadi berkurang. Bila nutrisi pada
janin berkurang maka konsepsi akan segera dikeluarkan.

D. FISIOLOGI
Partus dibagi menjadi 4 kala.Pada kala I serviks membuka sampai 10 cm. Kala I
dinamakan kala pembukaan. Kala II disebut kala pengeluaran karena berkat kekuatan his dan
berkat kekuatan mengejan janin dapat dilahirkan. Kala III adalah kala pengeluaran plasenta.
Kala IV dimulai dari lahirnya plasenta sampai 1 jam setelahplasenta lahir.
Kala I
Partus dimulai apabila timbul his dan wanita tersebut mengeluarkan bloody show.
Lendir ini berasal dari kanalis serevikalis karena servik mulai membuka. Darah berasal dari
pembuluh-pembuluh kapiler yang berada disekitar kanalis servikalisyang pecah karena
pergeseran-pergeseran ketika serviks membuka. Proses membukanya serviks dibagi dalam
dua fase:

1. Fase Laten: berlangsung selama 8 jam. Pembukaan terjadi sangat lambat sampai
mencapai ukuran 3 cm.

2. Fase Aktif, dibagi dalam 3 fase :

a. Fase akselerasi: Dalam waktu 2 jam pembukaan menjadi 4 cm.

b. Fase dilatasi maksimal: dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung sangat cepa,
yaitu dari 4 cm menjadi 9 cm.

c. Fase deselerasi: pembukaan menjadi lambat kembali, dalam waktu 2 jam pembukaan
mencapai pembukaan lengkap.

Mekanisme membukanya serviks berbeda antara primigravida dan multigravida.


Kala II
Pada kala II his menjadi lebih kuat dan lebih cepat, kira-kira 2 3 menit sekali. Klien
merasakan tekanan pada rektum dan terasa seperti ingin BAB. Labia mulai membuka dan
kepala janin tampak dalam vulva waktu his. Dengan his dan kekuatan mengedan maksimal
kepala janin dilahirkan dengan suboksiput dibawah simfisis dan dahi, muka, dan dagu
melewati perineum, kemudian badan sampai semuanya keluar. Pada primigravida kalaII
berlangsung rata-rata 11/2 jam dan pada multipara rata-rata jam.

Kala III
Setelah bayi lahir, uterus teraba keras dengan fundus uteri agak diatas pusat. Beberapa
menit kemudian uterus berkontraksi lagi untuk melepaskan plasenta dari dinding uterus.
Biasanya plasenta lepas selama 6 15 menit setelah bayi lahir dan keluar spontan atau
dengan tekanan pada fundus uteri. Pengeluaran plasenyta disertai dengan pengeluaran darah.
Kala IV
Kala IV dimulai dari lahirnya plasenta sampai 1 jam setelah plasenta lahir.Dalam kala
ini dilakukan observasi terhadap klien untuk mengamati adanya perdarahan post partum dan
adanya penyulit lain pasca persalinan.

E. TANDA DAN GEJALA

1. Tanda-Tanda Persalinan

Menjelang minggu ke 36 pada primigravida terjadi penurunan fundus uteri karena kepala
bayi sudah masuk pintu atas panggul yang disebabkan :
Braxton hicks
an dinding perut
Ketegangan ligamentum rotandum
Gaya berat janin dimana kepala kearah bawah
Masuknya kepala bayi kepintu atas panggul dirasakan ibu hamil :
gan dibagian atas, rasa sesaknya berkurang
bawah terasa sesak
esulitan saat berjalan
ksi ( beser kencing )

Pada saat hamil muda sering terjadi kontraksi Braxton hicks dikemukakan sebagai
keluhan karena dirasakan sakit dan mengganggu. Hal ini terjadi karena perubahan
keseimbangan estrogen,progesterone, dan memberikan kesempatan rangsangan oksitosin.
Dengan makin tua hamil, pengeluaran estrogen dan progesterone makin berkurang sehingga
oksitosin dapat menimbulkan kontraksi yang lebih seringb sebagai his palsu. Sifat his
permulaan ( palsu ) :
ringan di bagian bawah
a tidak teratur
perubahan pada serviks atau pembawa tanda
a pendek
tambah bila beraktifitas
Proses persalinan dimulai bila ada tanda-tanda:
Terjadinya His persalinan , His persalinan mempunyai sifat :
Pinggang terasa sakit yang menjalar ke bagian depan
Sifatnya teratur,interval makin pendek, dan kekuatannya makin besar
Mempunyai pengaruh terhadap perubahan serviks
Makin beraktifitas ( jalan ) kekuatan makin bertambah
Pengeluaran Lendir dan darah ( pembawa tanda ), Dengan his persalinan terjadi perubahan
pada serviks yang menimbulkan :
Pendataran dan pembukaan
Pembukaan menyebabkan lender yang terdapat pada kanalis servikalis lepas
Terjadi perdarahan karena kapiler pembuluh darah pecah
Pengeluaran Cairan
Pada beberapa kasus terjadi ketuban pecah yang menimbulkan pengeluaran cairan .
Sebagian ketuban baru pecah menjelang pembukaan lengkap. Dengan pecahnya ketuban
diharapkan persalinan berlangsung dalam waktu 24 jam.

F. KOMPLIKASI
Komplikasi yang mungkin terjadi dalam persalinan adalah:
1. Infeksi
Pada pemeriksaan dalam untuk mengetahui kemajuan persalinan kemungkinan dapat
menyebabkan infeksi apabila pemeriksa tidak memperhatikan teknik aseptik.
2. Ruptur Perineum
Pada wanita dengan perineum yang kaku kemungkinan besar akan terjadi ruptur perineum,
sehingga dianjurkan untuk melakukan episiotomi.
3. Atonia Uteri
Atonia uteri adalah suatu keadaan dimana uterus tidak bisa berkontraksi setelah janin lahir
sehingga menyebabkan perdarahan hebat.
4. Retensi Plasenta / Retensi Sisa Plasenta
Retensi plasenta adalah kondisi dimana plasenta belum lahir selama 1 jam setelah janin lahir
sedangkan retensi sisa plasenta adalah tyerdapat sebagian plasenta yang masih tertinggal
setelah plasenta lahir.
5. Hematom Pada Vulva
Hematom dapat terjadi karena pecahnya pembuluh darah dalam dinding lateral vagina bagian
bawah waktu melahirkan.
6. Kolpaporeksis
Kolpaporeksis adalah robekan melintang atau miring pada bagian atas vagina sehingga
sebagian uterus dan serviksnya terlepas dari vagina. Hal ini dapat terjadi pada persalinan
dengan disproporsi kepala panggul.
7. Robekan serviks
Dapat terjadi pada serviks yang kaku dan his yang kuat.
8. Ruptur Uteri
Ruptur uteri atau rtobekan uterus merupakan kondisi yang sangat berbahaya dalam persalinan
karena dapat menyebabkan perdarahan hebat.
9. Emboli Air Ketuban
Emboli air ketuban merupakan peristiwa yang timbul mendadak akibat air ketuban masuk ke
dalam peredaran darah ibu melalui sinus vena yang terbuka pada daerah plasenta dan
menyumbat pembuluh-pembuluh kapiler dalam paru-paru.

G. PROGNOSIS
Prognosis pada persalinan normal baik.

H. PENATALAKSANAAN MEDIS DAN KEPERAWATAN


Diagnosis dan Penanganan Persalinan
aI

Ibu sudah dalam persalinan kala I jika pembukaan serviks kurang dari 4 cm dan kontraksi
terjadi tertur minimal 2 kali dalam 10 menit selama 40 detik.

o Bantulah ibu dalam persalinan jika ia tampak gelisah ,ketakutan dan kesakitan
o Jika ibu tsb tampak kesakitan dukungan/asuhan yang dapat diberikan; lakukan perubahan
posisi,sarankan ia untuk berjalan , dll.
o Penolong tetap menjaga hak privasi ibu dalam persalinan
o Menjelaskan kemajuan persalinan dan perugahan yang terjadi serta prosedur yang akan
dilaksanakan dan hasil-hasil pemeriksaan
o Membolehkan ibu untuk mandi dan membasuh sekitar kemaluannya setelah buang air
besar/.kecil.
o Ibu bersalin biasanya merasa panas dan banyak keringat atasi dengan cara : gunakan kipas
angina/AC,Kipas biasa dan menganjurkan ibu mandi sebelumnya.
o Untuk memenuhi kebutuhan energi dan mencegah dehidrasi berikan cukup minum
o Sarankan ibu untuk berkemih sesering mungkin

Pemeriksaan dalam sebaiknya dilakukan setiap 4 jam selama kala I pada persalinan dan
setelah selaput ketuban pecah. Gambarkan temuan-temuan yang ada pada partogram.
Pada setiap pemeriksaan dalam catatlah hal-hal sebagai berikut :
Warna cairan amnion
Dilatasi serviks
Penurunan kepala (yang dapat dicocokkan dengan pemeriksaan luar)
Jika serviks belum membuka pada pemeriksaan dalam pertama mungkin diagnosis in partu
belum dapat ditegakkan . Jika terdapat kontraksi yang menetap periksa ulang wanita tsb
setelah 4 jam untuk melihat perubahan pada serviks. Pada tahap ini jika serviks terasa tipis
dan terbuka maka wanita tersebut dalam keadaan in partu jika tidak terdapat perubahan maka
diagnosanya adalah persalinan palsu.
Pada kala II lakukan pemriksaan dalam setiap jam
n dalam Kala I
Temuan berikut menunjukkan kemajuan yang cukup baik pada persalinan
Kala I :
Kontraksi teratur yang progresif dengan peningkatan frekwensi dan durasi
Kecepatan pembukaan serviks paling sedikit 1 cm perjam selama persalinan
Serviks tampak dipenuhi oleh bagian bawah janin
Temuan berikut menunjukkan kemajuan yang kurang baik pada persalinan kala I :
Kontraksi yang tidak teratur dan tidak sering setelah fase laten
Kecepatan pembukaan serviks lebih lambat dari 1 cm perjam selama persalinan fase aktif
Serviks tidak dipenuhi oleh bagian bawah janin
disi janin
Jika didapati denyut jantung janin tidak normal ( kurang dari 100 atau lebih dari 180
denyut permenit ) curigai adanya gawat janin
Posisi atau presentasi selain aksiput anterior dengan verteks fleksi sempurna digolongkan
kedalam malposisi atau malpresentasi
Jika didapat kemajuan yang kurang baik atau adanya persalinan lama tangani penyebab
tersebut.

disi Ibu
Lakukan penilaian tanda-tanda kegawatan pada Ibu :
Jika denyut ibu meningkat mungkin ia sedang dalam keadaan dehidrasi atau kesakitan.
Pastikan hidrasi yang cukup melalui oral atau I.V. dan berikan anlgesia secukupnya.
Jika tekanan darah ibu menurun curigai adanya perdarahan
Jika terdapat aseton didalam urin ibu curigai masukan nutrisi yang kurang segera berikan
dektrose I.V.

2. Kala II

Persalinan kala II ditegakkan dengan melakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan


pembukaan sudah lengkap atau kepala janin sudah tampak di vulva dengan diameter 5 6
cm.

o Memberikan dukungan terus-menerus kepada ibu dengan : mendampingi ibu agar merasa
nyaman,menawarkan minum, mengipasi dan meijat ibu
o Menjaga kebersihan diri
o Mengipasi dan masase untuk menambah kenyamanan bagi ibu
o Memberikan dukungan mental untuk mengurangi kecemasan atau ketakutan ibu
o Mengatur posisi ibu
o Menjaga kandung kemih tetap kosong
o Memberikan cukup minum

ng nyaman
o Ibu dibimbing untuk mengedan selama his, anjurkan kepada ibu untuk mengambik nafas
o Periksa DJJ pada saat kontraksi dan setelah setiap kontraksi untuk memastikan janin tidak
mengalami bradikardi ( < 120 )

n dalam Kala II
Temuan berikut menunjukkan kemajuan yang cukup baik pada persalinan kala II:
Penurunan yang teratur dari janin di jalan lahir
Dimulainya fase pengeluaran
Temuan berikut menunjukkan yang kurang baik pada saat persalinan tahap kedua
Tidak turunnya janin dijalan lahir
Gagalnya pengeluaran pada fase akhir
yi
Mintalah ibu mengedan atau memberikan sedikit dorongan saat kepala bayi lahir
Letakkan satu tangan kekepala bayi agar defleksi tidak terlalu cepat
Menahan perineum dengan satu tangan lainnya jika diperlukan
Mengusap muka bayi untuk membersihkannya dari kotoran lendir/darah
Periksa tali pusat:
o Jika tali pusat mengelilingi leher bayi dan terlihat longgar selipkan tali pusat melalui kepala
bayi
o Jika lilitan pusat terlalu ketat tali pusat diklem pada dua tempat kemudian digunting diantara
kedua klem tersebut sambil melindungi leher bayi.
anggota seluruhnya
Biarkan kepala bayi berputar dengan sendirinya
Tempatkan kedua tangan pada sisi kepala dan leher bayi
Lakukan tarikan lembut ke bawah untuk melahirkan bahu depan
Lakukan tarikan lembut ke atas untuk melahirkan bahu belakang
Selipkan satu tangan anda ke bahu dan lengan bagian belakang bayi sambil menyangga
kepala dan selipkan satu tangan lainnya ke punggung bayi untuk mengeluarkan tubuh bayi
seluruhnya
Letakkan bayi tsb diatas perut ibunya
Secara menyeluruh, keringkan bayi, bersihkan matanya dan nilai pernafasan bayi
Jika bayi menangis atau bernafas ( dada bayi terlihat naik turun paling sedikit 30x/m )
tinggalkan bayi tsb bersama ibunya
Jika bayi tidak bernafas dalam waktu 30 detik mintalah bantuan dan segera mulai resusitasi
bayi
Klem dan pototng tali pusat
Pastikan bahwa bayi tetap hangat dan memiliki kontak kulit dengan kulit dada siibu.
Bungkus dengan kain yang halus dan kering, tutup dengan selimut dan pastikan kepala bayi
terlindung dengan baik untuk menghindari hilangnya panas tubuh.
3. Kala III
f Kala III
Pemberian oksitosin dengan segera
Pengendalian tarikan tali pusat
Pemijatan uterus segera setelah plasenta lahir

Memberikan oksitosin untuk merangsang uetrus berkontraksi yang juga mempercepat


pelepasan plasenta :
Oksitosin dapat diberikan dalam dua menit setelah kelahiran bayi
Jika oksitosin tidak tersedia rangsang puting payudara ibu atau susukan bayi guna
menghasilkan oksitosin alamiah atau memberikan ergometrin 0,2 mg. IM.
Lakukan penegangan tali pusat terkendali dengan cara :
Satu tangan diletakkan pada korpus uteri tepat diatas simpisis pubis. Selama kontraksi
tangan mendorong korpus uteri dengan gerakan dorso kranial kearah belakang dan kearah
kepala ibu.
Tangan yang satu memegang tali pusat dengan klem 5-6 cm didepan vulva.
Jaga tahanan ringan pada tali pusat dan tunggu adanya kontraksi kuat ( 2-3 menit )
Selama kontraksi lakukan tarikan terkendali pada tali pusat yang terus-menerus dalam
tegangan yang sama dengan tangan ke uterus.
PTT hanya dilakukan selama uterus berkontraksi
Begitu plasenta terasa lepas, keluarkan dengan menggerakkan tangan atau klem pada tali
pusat mendekati plasenta lepas, keluarkan dengan gerakan ke bawah dan ke atas sesuai
dengan jalan lahir. Kedua tangan dapat memegang plasenta dan perlahan memutar plasenta
searah jarum jam untuk mengeluarkan selaput ketuban.
Segera setelah plasenta dan selaput ketubannya dikeluarkan masase fundus agar
menimbulkan kontraksi.
Jika menggunkan manajemen aktif dan plasenta belum juga lahir dalam waktu 15 menit
berikan oksitosin 10 unit Im. Dosis kedua dalam jarak waktu 15 menit dari pemberian
oksitosin dosis pertama.
Periksa wanita tsb secara seksama dan jahit semua robekan pada serviks atau vagina atau
perbaiki episotomi.
4. Kala IV
Diagnosis
Dua jam pertama setelah persalinan merupakan waktu yang kritis bagi ibu dan bayi.
Keduanya baru saja mengalami perubahan fisik yang luar biasa sio ibu melahirkan bayi dari
perutnya dan bayi sedanmg menyesuaikan diri dari dalam perut ibu ke dunia luar.

Periksa fundus setiap 15 menit pada jam pertama dan setiap 20-30 menit selama jam kedua.
Jika kontraksi tidak kuat masase uterus sampai menjadi keras. Apabila uterus berkontraksi
otot uterus akan menjepit pembuluh darah untuk menghentikan perdarahan .
Periksa tekanan darah,nadi,kantung kemih, dan perdarahan setiap 15 menit pada jam I dan
setiap 30 menit selama jam II
Anjurkan ibu untuk minum demi mencegah dehidrasi. Tawarkan ibu makanan dan minuman
yang disukainya.
Bersihkan perineum ibu dan kenakan pakaian ibu yang bersih dan kering
Biarkan ibu beristirahat
Biarkan bayi berada pada ibu untuk meningkatkan hubungan ibu dan bayi
Bayi sangat siap segera setelah kelahiran
Jika ibu perlu ke kamar mandi, ibu boleh bangun,pastikan ibu dibantu karena masih dalam
keadaan lemah atau pusing setelah persalinan.
Ajari ibu atau keluarga tentang :
Bagaimana memeriksa fundus dan menimbulkan kontraksi
Tanda-tanda bahaya bagi ibu dan bayi

I. PENGKAJIAN
Pengkajian yang perlu dilakukan pada pasien dalam periode intranatal:
as Pasien
2. Penanggung jawab
mum kesehatan
mum materrnitas
at persalinan sekarang
sikososial

J. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNCUL


Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul :
Kala I :
1) Nyeri akut berhubungan dengan tekanan mekanik pada bagian presentasi,dilatasi/regangan,
tegangan emosional.
2) Resiko tinggi terhadap ansietas berhubungan dengan krisis situasional.
3) Risiko infeksi terhadap maternal berhubungan dengan prosedur invasif berulang, trauma
jaringan, pemajanan terhadap patogen, persalinan lama atau pecah ketuban.
Kala II :
1. Nyeri akut berhubungan dengan tekanan mekanik pada presentasi, dialatasi/peregangan
jaringan, kompresi syaraf, pola kontraksi semakin intensif
2. Risiko kerusakan integritas kulit/jaringan berhubungan dengan pencetusan persalinan, pola
kontraksi hipertonik,janin besar,pemakaian forcep.
3. Risiko cedera terhadap janin berhubungan dengan malpresentasi/posisi,pencetusan kelahiran
disproporsi, sefalopelvik ( CPD ).
Kala III :
1. Risiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan peningkatan kehilangan cairan secara
tidak disadari, atonia uteri,laserasi jalan lahir,tertahannya fragmen plasenta
2. Nyeri ( akut ) berhubungan trauma jaringan , respons fisiologis setelah melahirkan
3. Risiko perubahan proses keluarga berhubungan dengan terjadinya transisi, krisis situasi
Kala IV :
1. Nyeri ( akut ) berhubungan dengan efek2 obat-obatan , trauma mekanis/ jaringan, edema
jaringan, kelemahan fisik dan psikologis, ansietas.
2. perubahan proses keluarga berhubungan dengan transisi/peningkatan perkembangan anggota
keluarga

K. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN


perawatan
Nyeri akut berhubungan dengan tekanan mekanik pada bagian presentasi, dilatasi/peregangan
jaringan, kompresi saraf dan pola kontraksi ditandai dengan pengungkapan nyeri, gelisah,
wajah menahan nyeri dan penyempitan fokus.
Tujuan : Dapat melakukan manajemen nyeri secara tepat sehingga dapat menurunkan derajat nyeri.
Kriteria : - Mengungkapkan penurunan nyeri.
- Menggunakan teknik yang tepat untuk mempertahankan kontrol istirahat diantara waktu
kontraksi.
NO INTERVENSI RASIONAL
1 Identifikasi derajat Mengklarifikasi kebutuhan memungkinkan
ketidaknyamanan dan intervensi yang tepat
sumbernya
2. Pantau dan catat aktifitas Membentu mengidentifikasi pola kontraksi
uterus pada setiap abnormal sehingga memungkinkan
kontraksi pengkajian dan intervensi segera.
3. Berikan informasi dan Supaya klien tetap mendapatkan informasi
dukungan yang sehingga mendukung upaya-upaya yang
berhubungan dengan dilakukan.
kemajuan persalinan
4. Bantu klien dalam posisi Posisi yang tepat akan mengoptimalkan
optimal upaya mengejan, memudahkan kemajuan
persalinan dan menurunkan
ketidaknyamanan
5 Bantu klien untuk Mengarahkan kembali dan memfokuskan
mengatur pola nafas perhatian, membantu menurunkan persepsi
nyeri dalam korteks serebral

perawatan:
Resiko tinggi terhadap ansietas berhubungan dengan krisis situasional
Tujuan : Ansietas berkurang
Kriteria : - Melaporkan ansietas berkurang / dapat diatasi.
- Tampak rilek dan terkontrol
- Melakukan sendiri teknik pernafasan / relaksasi
- Mengikuti instruksi perawat.
NO INTERVENSI RASIONAL
1 Kaji tingkat ansietas klien melalui Mengidentifikasi tingkat
isyarat verbal dan non verbal intervensi yang diperlukan.
Ansietas yang berlebihan dapat
meningkatkan persepsi nyeri dan
mempunyai dampak negatif
terhadap persalinan.
2. Berikan dukungan profesional Rasa takut dapat makin berat
intrapartal, informasikan bahwa klien sesuai kemajuan persalinan dan
tidak akan ditinggalkan sendirian. bila dibiarkan klien dapat
Yakinkan klien kembali dengan mengalami kehilangan kontrol.
menyentuh, memberi empati secara
verbal dan non verbal.
3 Anjurkan penggunaan teknik Membantu dalam menurunkan
pernafasan dan relaksasi, sediakan ansetas dan persepsi terhadap
pengalihan melalui televisi, radio nyeri dalam korteks serebral,
meningkatkan rasa kontrol.
4. Ajarkan pengungkapan perasaan Membantu perawat meningkatkan
kesadaran terhadap kebutuhan
individu

3. Diagnosa Keperawatan
Risiko infeksi terhadap maternal berhubungan dengan prosedur invasif berulang, trauma
jaringan, pemajanan terhadap patogen, persalinan lama atau pecah ketuban.
Tujuan : Tidak terjadi infeksi
Kriteria : Tidak ada tanda-tanda infeksi baik lokal maupun sistemik.
NO INTERVENSI RASIONAL
1 Lakukan perawatan perineal setiap 4 Membantu meningkatkan
jam dengan menggunakan asepsis kebersihan, mencegah terjadinya
media. Singkirkan kontaminan fekal infeksi uterus
yang dikeluarkan.
2. Lakukan pemeriksaan vagina hanya Pemeriksaan vagina berulang
bila sangat perlu dengan menggunakan meningkatkan infeksi
teknik aseptik. endometrial.
3. Pantau suhu, nadi dan sel darah putih Peningkatan suhu atau nadi dapat
sesuai indikasi menandakan infeksi
4 Gunakan asepsis bedah pada persiapan Menurunkan resiko kontaminasi.
peralatan
5. Berikan antibiotik sesuai indikasi Untuk profilaksis
6. Berikan kondisi aseptik untuk Mencegah infeksi pascapartum
kelahiran dan endometritis.
SUMBER PUSTAKA

Abdul bari saifuddin,.2002. Buku panduan praktis pelayanan kesehatan maternal dan
neonatal, penerbit yayasan bina pustaka sarwono prawirohardjo, Jakarta
Sarwono, 1989, Ilmu Bedah kebidanan, Yayasan sarwono, Jakarta.
Hacher/moore, 2001, Esensial obstetric dan ginekologi, hypokrates , Jakarta
Abdul bari saifuddin,, 2001 , Buku acuan nasional pelayanan kesehatan maternal dan
neonatal, penerbit yayasan bina pustaka sarwono prawirohardjo, Jakarta
Manuaba,Ida Bagus Gede, 1998, Ilmu kebidanan,penyakit kandungan dan keluarga
berencana, EGC, Jakarta
Marlyn Doenges,dkk, 2001,Rencana perawatan Maternal/Bayi, EGC , Jakarta

Anda mungkin juga menyukai