Kelas : Reguler B1
Npm : 1116123016
Tugas : Contoh Perusahaan Yang Berhasil Dan Gagal Dalam Implementasi BPR
___________________________________________________________________________________
2.Mengakomodasi variasi pilihan manajemen tarif, integrasi sistem dan database untuk
meningkatkan pelayanan dan retensi pelanggan PT KAI yang sebelumya belum terintegrasi.
3. Meningkatkan sistem keamanan terhadap calo ticket yang sebelumnya sangat lemah.
BPR di PT. Kereta Api Indonesia ditandai dengan perubahan sistem secara terintegrasi
melalui sistem ERP. Perusahaan kereta api terbesar di Indonesia, secara resmi
mengimplementasikan solusi SAP ERP (Enterprise Resource Planning). Program SAP ini
implementasinya dimulai pada tanggal 1 Juni 2010, dari hal teknis hingga yang terkait
masalah sumber daya manusia untuk mengoperasikan program. Pada tanggal 1 Januari
2011, Sistem SAP ERP telah go-live.
Solusi SAP yang digunakan PT.KAI adalah MySAP CRM (Customer Resource
Management), sebuah strategi bisnis yang berbasis konsumen. Selain itu perusahaan juga
mengadopsi menggunakan dua jenis modul SAP yaitu FI (Finance) unuk mengurus segala
hal yang berkaitan dengan keuangan perusahaan dan HR (Human Resource) yang berguna
untuk mengurus segala hal yang berkaitan dengan karyawan seperti penggajian, manajemen
waktu, dan manajemen personalia.
Perubahan proses yang paling dapat dirasakan adalah pemesanan tiket dari offline
menjadi online melalui Rail Ticketing System. RTS ini merupakan sistem tiket penumpang KA
dengan sistem online. Dengan menggunakan sistem ini, Anda bisa melakukan reservasi tiket
tanpa harus datang ke stasiun. Bahkan dengan aplikasi KAI Access calon penumpang dapat
melakukan reservasi dan pembayaran melalui smartphone. Sangat praktis dan fleksibel,
bukan? Teknologi RTS ini juga memungkinkan pemesanan tiket KA dapat dilakukan 90 hari
sebelum keberangkatan. Untuk melakukan reservasi tiket ini dapat dilakukan pada seluruh
channel penjualan tiket KA yang sudah terkoneksi dengan RTS. Tentu saja hal ini
memberikan nilai tambah bagi konsumen dalam kemudahan mendapatkan tiket.
Sistem RTS ini menjadi salah satu perangkat bagi manajemen untuk memantau
perkembangan angkutan penumpang KA di seluruh wilayah pelayanan PT KAI. Dengan
demikian, ke depannya perusahaan dapat terus mengembangkan segala aspek yang
berkaitan dengan angkutan penumpang.
Analisis faktor yang mempengaruhi keberhasilan BPR adalah sebagai berikut ini :
Analisis faktor yang mempengaruhi kegagalan BPR adalah sebagai berikut ini :
Beberapa eksekutif dan manajer teknologi informasi kurang memiliki komitmen dan
kurang menyisihkan waktu untuk melakukan analisis yang cukup pada waktu tahap
perencanaan dan implementasi BPR.
Beberapa eksekutif dan manajer teknologi informasi kurang memperhatikan
mengenai pendidikan dan pelatihan karyawan.
Keinginan Berlebih untuk Pengurangan Tenaga Kerja Secara Masif. Pengurangan
tenaga kerja secara masif agaknya dijadikan alasan utama perlunya reengineering
sehingga manajemen terlalu berharap dan ambisius melakukan hal ini tanpa persiapan
yang matang dan kurang mengantisipasi konsekuensi-konsekuensi yang timbul.
Lingkup dan Fokus yang Sangat Lambat. Karena Tim reengineering menghadapi
problema teknis yang diakibatkan oleh pengurangan tenaga kerja secara masif.
Akibatnya, fokus pada reengineering menjadi buyar dan tim terjebak dalam menangani
dan menanggapi hal-hal teknis.
Pengukuran Kinerja yang lambat. Pengukuran kinerja adalah hal yang sangat
diperlukan dalam reengineering, untuk mengetahui dan mengendalikan kemajuan dan
memberikan kesadaran akan tujuan serta meningkatkan moral karyawan. Manco Group
tidak menindaklanjuti pengukuran kinerja secara tepat sehingga manfaat dari
pengukuran kinerja yang diharapkan tidak diperoleh.
Meremehkan Peran Komunikasi. Komunikasi sebetulnya sangat penting dalam
reengineering, karena komunikasi yang baik akan menghasilkan dukungan, komitmen,
dan tanggapan positif dari semua petugas yang terlibat dalam perubahan. Tim
reengineering Manco Group merasa bahwa mereka kurang berusaha secara sungguh-
sungguh melakukan komunikasi dengan baik, meskipun hal ini dianggap hal yang paling
sulit dalam reengineering.
Sumber Artikel :
http://study-ebusiness.blogspot.co.id/2013/03/isu-isu-seputar-bpr-dan-evolusi-bpr.html
http://fardianblog.blogspot.co.id/2009/03/bussiness-proses-reengineering-bpr.html
https://swa.co.id/swa/business-strategy/resep-kai-meracik-sistem-ti
https://saripitriyani.wordpress.com/2014/10/19/analisa-pemanfaatan-teknologi-informasi-
yang-diterapkan-pt-kai-persero/
http://sisfoku.blogspot.co.id/2014/03/cerita-kegagalan-implementasi-erp-pada.html
https://www.merdeka.com/jakarta/rail-ticketing-system-pesan-tiket-tinggal-klik-aja.html
https://finance.detik.com/ekonomi-bisnis/2372790/pt-kai-gandeng-telkom-bangun-e-ticketing-
monitoring-center