Anda di halaman 1dari 14

Mata Kuliah : Telaah Kurikulum

HIDDEN CURICULUM (KURIKULUM TERSEMBUNYI)


((Implementasi Kurikulum Ideal, Kurikulum Aktual Dan
Kurikulum Tersembunyi), Variabel The Hidden Curiculum,
dan Kultur Sekolah Yang Kondusif)

KELOMPOK XI

Suci Andriani (4143121057)


Tengku Siti Nadya (4143121059)

PRODI PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
dan rahmat-Nya, makalah yang berjudul Implementasi Kurikulum Ideal,
Kurikulum Aktual dan Kurikulum Tersembunyi ini dapat diselesaikan.. Tentunya
makalah ini selesai berkat bantuan dari berbagai pihak yang telah memberikan
kontribusi yang sangat berarti bagi penyusunan laporan ini, baik berupa moril
maupun materil.

Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
memberikan bantuan yang cukup besar dalam penyusunan makalah ini. Makalah
ini sangat jauh dari sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan-kesalahan
dalam penyusunan makalah ini maka dari itu, penulis mohon maaf yang sebesar-
besarnya. Oleh karena itu saran, usul dan kritik yang sifatnya membangun sangat
penulis harapkan demi penyempurnaan di masa yang akan datang. Akhir kata,
semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi semua pihak.

Medan, 23 Maret 2017

Suci Andriani & T. Siti Nadya

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Tujuan Penulisan............................................................................................1
1.3 Manfaat Penelitian.........................................................................................1
BAB II ISI................................................................................................................2
2.1 Kurikulum Ideal, Kurikulum Aktual dan Kurikulum Tersembunyi..........2
2.2 Implementasi Kurikulum Ideal, Kurikulum Aktual dan Kurikulum
Tersembunyi...............................................................................................3
2.3 Variabel The Hidden Curriculum...............................................................4
2.4 Menciptakan Kultur Sekolah yang Kondusif............................................6
BAB III..................................................................................................................11
KESIMPULAN DAN SARAN..............................................................................11
3.1. Kesimpulan..............................................................................................11
3.2. Saran........................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................12

2
1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

1.2 Tujuan Penulisan


Tujuan penulisan makalah ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu tujuan
umum dan tujuan khusus. Tujuan umum dalam penyusunan makalah ini yaitu
untuk mengerjakan tugas mata kuliah Telaah Kurikulum.
Sedangkan tujuan khusus dari penyusunan makalah ini yaitu :
1. Mengetahui Implementasi Kurikulum Ideal, Kurikulum Aktual dan
Kurikulum Tersembunyi
2. Mengetahui Variabel The Hidden Curriculum
3. Menciptakan Kultur Sekolah yang Kondusif

1.3 Manfaat Penelitian


Adapun manfaat adalah menambah pengetahuan wawasan penulis dan
pembaca terhadap materi yang dibahas. Memberi pemahaman kepada penulis
sebagai calon guru fisika agar dapat mengetahui implementasi kurikulum dan
dapat menciptakan kultur sekolah yang kondusif.
2

BAB II
ISI

2.1 Kurikulum Ideal, Kurikulum Aktual dan Kurikulum Tersembunyi


Kurikulum ideal, yaitu kurikulum yang berisi sesuatu yang ideal, sesuatu
yang dicita-citakan sebagaimana yang tertuang di dalam dokumen kurikulum.
Kurikulum aktual, yaitu kurikulum yang dilaksanakan dalam proses pengajaran
dan pembelajaran. Kenyataan pada umumnya memang jauh berbeda dengan
harapan. Namun demikian, kurikulum aktual seharusnya mendekati dengan
kurikulum ideal. Kurikulum dan pengajaran merupakan dua istilah yang tidak
dapat dipisahkan. Kurikulum merujuk kepada bahan ajar yang telah direncanakan
yang akan dilaksanakan dalam jangka panjang. Sedang pengajaran merujuk
kepada pelaksanaan kurikulum tersebut secara bertahap dalam belajar mengajar.

Kurikulum ideal adalah kurikulum yang diharapkan dapat dilaksanakan


dan berfungsi sebagai acuan atau program guru dalam proses belajar mengajar.
Karena kurikulum ini menjadi pedoman bagi guru maka kurikulum ini juga
disebut kurikulum formal atau kurikulum tertulis (written curriculum). Namun
dalam prakteknya pelaksanaan kurikulum ideal mengalami beberapa hambatan
dalam pelaksanaanya. Diantaranya adalah sarana dan prasarana, kemampuan guru
serta kebijaksanaan sekolah/kepala sekolah. Karena hal tersebut maka guru hanya
bisa melakukan kurikulum sesuai dengan keadaan yang ada. Inilah yang disebut
kurikulum Aktual. Semakin jauh jarak antara kurikulum ideal dengan aktual maka
dapat diperkirakan makin buruklah kualitas pendidikan di sekolah tersebut
demikian juga sebaliknya.

Hidden curriculum yaitu kurikulum yang tidak menjadi bagian untuk


dipelajari, yang secara lebih rinci digambarkan sebagai berbagai aspek dari
sekolah di luar kurikulum, tetapi mampu memberikan pengaruh dalam nilai,
persepsi, dan perilaku siswa. Kurikulum Tersembunyi (Hidden Curricullum)
secara umum dapat dideskripsikan sebagai hasil (sampingan) dari pendidikan
dalam latar sekolah atau luar sekolah, khususnya hasil yang dipelajari tetapi tidak
3

secara tersurat dicantumkan sebagai tujuan. Kurikulum tersembunyi juga dapat


merujuk pada transmisi norma, nilai, dan kepercayaan yang disampaikan baik
dalam isi pendidikan formal, nonformal, dan informal dengan adanya interaksi
sosial. Kurikulum tersembunyi (hidden curricullum) juga dapat diartikan sebagai
kurikulum yang tidak direncanakan, kurikulum yang tidak tercantum dalam
kurikulum formal. Kurikulum tersembunyi tersebut tidak tampak, tetapi dialami,
dirasakan, dan mampu mempengaruhi dan membentuk karakter peserta didik.
Hidden curriculum atau kurikulum tersembunyi merupakan kurikulum yang
berkembang secara alamiah atau tidak direncanakan secara khusus.

2.2 Implementasi Kurikulum Ideal, Kurikulum Aktual dan Kurikulum


Tersembunyi

Implementasi kurikulum adalah penerapan atau pelaksanaan program


kurikulum yang telah dikembangkan dalam tahap sebelumnya, kemudian
diujicobakan dengan pelaksanaan dan pengelolaan, sambil senantiasa dilakukan
penyesuaian terhadap situasi lapangan dan karakteristik peserta didik, baik
perkembangan intelektual, emosional, serta fisiknya.

Adapun tahapan implementasi kurikulum mencakup tiga kegiatan pokok, yaitu :

1. Pengembangan program mencakup program tahunan, semester, bulanan,


mingguan, dan harian. Selain itu ada juga program bimbingan dan
konseling atau program remedial.

2. Pelasanaan pembelajaran. Pada hakikatnya, pembelajaran adalah proses


interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi
perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Dalam pembelajaran, tugas
guru yang paling utama adalah mengkondisikan lingkungan agar
menunjang terjadinya perubahan perilaku bagi peserta didik tersebut.

3. Evaluasi proses yang dilaksanakan sepanjang proses pelaksanaan


kurikulum semester serta penilaian akhir formatif dan sumatif mencakup
4

penilaian keseluruhan secara utuh untuk keperluan evaluasi pelaksaaan


kurikulum.

Dengan tahap-tahap tersebut akan tercapai tujuan-tujuan kegiatan yang


telah ditetapkan dalam kurikulum. Hal itu secara otomatis akan meningkatkan
pemanfaatan dan penerapan kurikulum baik yang ideal maupun aktual.

2.3 Variabel The Hidden Curriculum


Kurikulum tidak hanya sebatas pada komponen-komponen yang tampak
dan tertulis saja. melainkan sangat luas meliputi hal-hal yang tidak tampak atau
tersembunyi. Allan A.Glatthorn menyatakan bahwa kurikulum tidak hanya sebatas
hal-hal yang tampak. Ada hal lain yang disebut kurikulum tersembunyi yang
memberikan peran signifikan bagi proses pendidikan peserta didik. Dengan kata
lain, unsur-unsur tersebut mencakup lingkungan, kultur, kebijakan sekolah, dan
lainnya. Hal-hal demikian diakui maupun tidak, memberikan sumbangsih bagi
perubahan pendidikan anak didik selama proses belajar. Hal demikian bukan tidak
mungkin akan melebihi perannya ketimbang unsur-unsur yang tampak.

Jika demikian, kurikulum tersembunyi tidak boleh diabaikan perannya.


Kurikulum implisit ini memiliki peran penting dalam mempengaruhi proses dan
hasil belajar dalam melahirkan peserta didik yang sesuai ekspketasi masyarakat
sebagai pengguna. Glatthorn mencermati hal tersebut dan menjelaskan tiga
variabel penting yang menjadi bagian integral dari hidden curriculum, yaitu:

1. Organisasi

Penugasan guru atau pendidik dan pengelompokan anak didik atau peserta
didik untuk proses pembelajaran. Hal ini mencakup empat hal penting yang layak
menjadi perhatian serius, yakni team teaching, promosi (kenaikan kelas),
pengelompokan siswa berdasarkan kemampuan, dan fokus kurikulum.

Team teaching, merupakan salah satu kebijakan dengan tujuan utama


memberikan pelayanan terbaik sehingga guru betul-betul mengajar sesuai disiplin
5

masing-masing. Terkait promosi (kenaikan kelas), ini berkenaan pencapaian


individu siswa, sebut saja prestasi akademik dan sikap siswa. Pengelompokan
siswa berdasarkan kemampuan-kemampuan lainnya juga penting diperhatikan.
Fokus kurikulum penting diperhatikan, sebab ini mempermudah proses belajar
mengajar dalam kelas.

2. Sistem Sosial

Sistem sosial, yaitu suasana sekolah yang dideskrisikan dari pola-pola


hubungan semua komponen. Pola tersebut mencakup hubungan antara guru dan
tenaga administrasi, keterlibatan kepala sekolah dalam pembelajaran, keterlibatan
guru dalam proses pengambilan keputusan, hubungan yang baik antar sesama
guru, hubungan guru dan siswa, serta hubungan kelompok-kelompok lain yang
juga mendukung dinamika pendidikan dalam sekolah.

3. Budaya

Dimensi sosial yang berhubungan dengan sistem kepercayaan, nilai-nilai,


dan struktur kognitif. Berbagai hal sebagai bagian dari hidden curriculum adalah
sebagai berikut:

a) Rumusan tujuan sekolah yang jelas dan dapat dipahami semua unsur
sebagai hasil kesepakatan antara pengelola administrasi dan guru;
b) Pengelola administrasi mempunyai harapan tinggi pada guru dan begitu
pula dengan tenaga administrasi;
c) Pengelola administrasi dan guru mempunyai harapan baik peserta didik
yang diartikulasikan dengan penguatan pelayanan akademik;
d) Pemberian hadiah pada mereka yang mencapai prestasi terbaik dan
pemberian hadiah serta hukuman yang dilakukan secara fair dan konsisten
kepada peserta didik.

Atas dasar pemetaan tersebut, Kurikulum yang mengantarkan siswa sesuai


harapan idealnya, tidak cukup hanya kurikulum yang dipelajari saja (written
curriculum), tapi juga hidden curriculum yang secara teoretik sangat rasional
mempengaruhi siswa, baik menyangkut lingkungan sekolah, suasana kelas, pola
6

interaksi guru dengan siswa dalam kelas, bahkan pada kebijakan serta manajemen
pengelolaan sekolah secara lebih luas dan perilaku dari semua komponen sekolah
dalam hubungan interaksi vertical dan horizontal mereka. Sedangkan kurikulum
yang dipelajari terbatas pada kurikulum tertulis yang disusun sedemikian rupa
secara sistematis, dengan rumusan-rumusan kompetensi standar serta indikator-
indikator kompetensi yang terukur, dan materi belajar yang sesuai untuk mencapai
indikator-indikator kompetensi tersebut.

2.4 Menciptakan Kultur Sekolah yang Kondusif


Sekolah sesungguhnya bukan hanya lembaga yang menawarkan mata-
mata pelajaran yang ditandai oleh perolehan ijazah belaka. Namun banyak sekali
hal yang bisa kita peroleh dari sekolah yan secara alami terkemas dalam apa yang
diistilahkan the hidden curriculum.

Kita juga perlu mengokohkan budaya sekolah dikalangan skateholder


sekolah. Dan di antara nilai budaya dan soial yang perlu dibangun di lingkungan
sekolah ada sebagai berikut.

1. Etika atau akhlakul karimah adalah tata aturan untuk bisa hidup bersama
dengan orang lain. Kita hidup tidak sendirian, dilahirkan oleh dan dari
orang lain yang bernama ibu dan ayah kita, dan kemudian hidup bersama
dengan orang lain. Oleh karena itu, kita harus hidup beretika,
menghormati diri sendiri dan orang lain.
2. Kejujuran. Semua warga sekolah harus dilatih berbuat jujur, mulai jujur
kepada dirinya sendiri, jujur kepada Tuhan, jujur kepada orang lain.
Kejujuran itu harus dibangun dalam sekolah.
Dari tinjauan inilah barangkali pemerintah telah membuat program kantin
kujujuran di ribuan sekolah di negeri ini. Konon, materi mata pelajaran
matematika modern seharusnya menghasilkan manusia yang jujur di
negeri ini. Apalagi dengan materi pelajaran pendidikan agama. Sayangnya,
program itu masih belum ditangani secara serius.
7

3. Kasih sayang. Ada tiga landasan pendidikan yang harus dibangun, yaitu
(1) kasih sayang, (2) kepercayaan, dan (3) kewibawaan. Kasih sayang
melahirkan keperayaan. Kepercayaan menghasilkan kewibawaan.
4. Mencintai belajar. Mana yang lebih penting? Apakah meguasai pelajaran
atau mencintai belajar? Learning how to learn ternyata jauh lebih penting
ketimbang bersusah payah menghafalkan bahan ajar yang selalu akan terus
bertambah itu. Dari sini lahirlah pendapat bahwa belajar konsep jauh lebih
penting daripada menghafalkan fakta dan data.
5. Bertanggungjawab. Sering kali kita menuntut hak ketimbang
tanggungjawab. Mahatma Ghandi mengingatkan bahwa semua hak itu
berasal dari kewajiban yang telah dilaksanakan dengan baik. Itulah
sebabnya maka kita harus memupuk rasa tanggung jawab ini sejak dini ini
lembaga pendidikan sekolah, bahkan dari keluarga.
6. Menghormati hak orang lain. Kita masih sering membeda-bedakan orang
lain karena berbagai kepentingan. Kita tidak menghargai bahwa sebagian
dari apa yang kita peroleh adalah hak orang lain. Kita masih lebih sering
mementingkan diri sendiri ketimbang memberikan penghargaan kepada
orang lain. Penghargaan orang lain tidak boleh melihat perbedaan status
sosial, ekonomi, agama, dan budaya.
7. Tepat waktu. Waktu adalah pedang, adalah warisan petuah sahabat nabi.
Time is money adalah warisan para penjelajah rules of the waves bangsa
pemberani orang inggris. Maka tanamlah benih-benih menghargai waktu
di lingkungan sekolah kita.

Layanan kantin sekolah

Ada berbagai hal untuk menciptakan iklim sekolah yang kondusif bagi
pembentukan karakter siswa. Di antaranya dengan mendirikan kantin sekolah atau
cafeteria.
Layanan kantin atau cafeteria merupakan salah satu bentuk layanan khusus
di sekolah yang berusaha menyediakan makanan dan minuman yang dibutuhkan
siswa atau personil sekolah. Good (1959) dalam dictionary of education
mengatakan bahwa : cafeteria a room or building in which public school pupils
or college student select prepared food and serve themselves. Kantin adalah
8

suatu ruang ruang atau bangunan yang berada di sekolah atau perguruan tinggi. Ia
menyediakan makanan pilihan/sehat untuk siswa dan mereka melayani diri
mereka sendiri.
William H. Roe dalam school Business management menyebutkan
beberapa tujuan yang dapat dicapai melalui penyediaan layanan kantin sekolah:
1. Memberikan kesempatan kepada murid untuk belajar memilih makanan
yang baik atau sehat.
2. Memberikan bantuan dalam mengajarkan ilmu gizi secara nyata.
3. Menganjurkan kebersihan dan kesehatan.
4. Menekankan kesopanan dalam masyarakat, dalam bekerja,dan kehidupan
bersama.
5. Menekankan penggunaan tatakrama yang benar dan sesuai dengan yang
berlaku di masyarakat.
6. Memberikan gambaran tentang manajemen yang praktis dan baik.
7. Menunjukkan adanya koordinasi antara bidang pertanian dengan bidang
industry.
8. Menghindari terbelinya makanan yang tidak dapat di pertanggungg-
jawabkan kebersihan dan kesehatannya.

Dilihat dari tujuan kantin sekolah di atas, maka kantin sekolah dapat
berfungsi untuk:
1. Membantu pertumbuhan dan kesehatan siswa dengan jalan menyediakan
makanan yang sehat, bergizi dan praktis.
2. Mendorong siswa untuk memilih makanan yang seimbang.
3. Memberikan pelajaran sosial kepada siswa.
4. Memperlihatkan kepada siswa bahwa faktor emosi berpengaruh pada
kesehatan seseorang.
5. Memberikan bantuan dalam mengajarkan ilmu gizi secara nyata.
6. Mengajarkan penggunaan tata krama yang benar dan sesuai dengan yang
berlaku di masyarakat.
7. Sebagai tempat untuk berdiskusi.

Kantin sekolah memberikan peluang untuk mengembangkan tingkah laku


dan kebiasaan positif di kalangan siswa. Dengan demikian keberadaan kantin di
sekolah, tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan makan dan minum siswa, namun
juga dapat dijadikan sebagai wahana untuk mendidik siswa tentang kesehatan,
kebersihan, kejujuran, saling menghargai, disiplin dan nilai-nilai lainnya.
9

Disinilah letak arti penting manajemen kantin sekolah sebagai salah satu
substansi manajemen sekolah : membangun kedisiplinan. Disiplin sangat penting
artinya bagi peserta didik. Karena itu, ia harus ditanamkan secara terus menerus
kepada peserta didik. Jika disiplin ditanamkan secara terus menerus, maka disiplin
tersebut akan menjadi kebiasaan bagi peserta didik. Orang-orang yang berhasil
dalam bidangnya masing-masing umumnya mempunyai kedisiplinan yang tinggi.
Sebaliknya orang yang gagal, umumnya tidak disiplin.
Apa yang dimaksud dengan disiplin? Para ahli memberikan pengertian
sesuai dengan sudut pandang mereka. The Liang Gie (1972) memberikan
pengertian disiplin sebagai berikut :
disiplin adalah suatu keadaan tertib di mana orang-orang yang tergabung
dalam suatu organisasi tunduk peraturan-peraturan yang telah ada dengan rasa
senang hati.
Goods (1959) dalam Dictionary of Education mengaitkan disiplin sebagai
berikut:
a. Proses atau hasil pengarahan atau pengendalian keinginan, dorongan atau
kepentingan guna mencapai maksud atau untuk mencapai tindakan yang
lebih baik.
b. Mencari tindakan terpilih dengan ulet, aktif dan arahkan sendiri, meskipun
yang lebih baik.
c. Pengendalian perilaku secara langsung dan otoritas denan hukuman dan
hadiah.
d. Pengekangan dorongan dengan cara yang tidak nyaman dan bahkan
menyakitkan.

Websters New World Dictionary (1959) memberikan batasan disiplin


sebagai : latihan untuk mengendalikan diri,karakter dan keadaan secara tertib dan
efisien.
Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut kiranya jelas bahwa disiplin
adalah suatu keadaan dimana sesuatu itu berada dalam keadaan tertib, teratur dan
10

semestinya, serta tidak ada suatu pelanggaran baik secara langsung maupun tidak
langsung.
Adapun pengertian disiplin peserta didik adalah suatu keadaan tertib dan
teratur yang dimiliki oleh peserta didik di sekolah, tanpa ada pelanggaran-
pelanggaran yang merugikan baik secara langsung maupun tidak langsung
terhadap peserta didik sendiri dan terhadap sekolah secara keseluruhan.

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1. Kesimpulan

Tahapan implementasi kurikulum mencakup tiga kegiatan pokok, yaitu :

1. Pengembangan program mencakup program tahunan, semester, bulanan,


mingguan, dan harian.

2. Pelasanaan pembelajaran.
11

3. Evaluasi proses yang dilaksanakan sepanjang proses pelaksanaan


kurikulum semester serta penilaian akhir formatif dan sumatif.

Variabel the hidden curriculum yaitu :


1. Organisasi. Penugasan guru atau pendidik dan pengelompokan anak didik
atau peserta didik untuk proses pembelajaran.
2. Sistem Sosial. yaitu suasana sekolah yang dideskrisikan dari pola-pola
hubungan semua komponen.
3. Budaya. Dimensi sosial yang berhubungan dengan sistem kepercayaan,
nilai-nilai, dan struktur kognitif.

Hal-hal yang diperlukan untuk menciptakan kultur sekolah yang kondusif


adalah etika atau akhlakul karimah, kejujuran, kasih sayang, mencintai belajar,
bertanggungjawab, menghormati hak orang lain dan tepat waktu.

3.2. Saran
Saran dari makalah ini adalah guru diharapkan dapat
mengimplemenasikan kurikulum ideal, aktual dan tersembunyi sebaik-baiknya
untuk mencapai pendidikan yang lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA
Moh.Amin. 2012. Panduan Manajemen Mutu Kurikulum Pendidikan. Jogjakarta :
DIVA Press

Tanjung, Ratna dan Wahyuni, Ida. 2015. Telaah Kurikulum Fisika. Medan :
Unimed Press

Anda mungkin juga menyukai