KELOMPOK XI
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
dan rahmat-Nya, makalah yang berjudul Implementasi Kurikulum Ideal,
Kurikulum Aktual dan Kurikulum Tersembunyi ini dapat diselesaikan.. Tentunya
makalah ini selesai berkat bantuan dari berbagai pihak yang telah memberikan
kontribusi yang sangat berarti bagi penyusunan laporan ini, baik berupa moril
maupun materil.
Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
memberikan bantuan yang cukup besar dalam penyusunan makalah ini. Makalah
ini sangat jauh dari sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan-kesalahan
dalam penyusunan makalah ini maka dari itu, penulis mohon maaf yang sebesar-
besarnya. Oleh karena itu saran, usul dan kritik yang sifatnya membangun sangat
penulis harapkan demi penyempurnaan di masa yang akan datang. Akhir kata,
semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi semua pihak.
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Tujuan Penulisan............................................................................................1
1.3 Manfaat Penelitian.........................................................................................1
BAB II ISI................................................................................................................2
2.1 Kurikulum Ideal, Kurikulum Aktual dan Kurikulum Tersembunyi..........2
2.2 Implementasi Kurikulum Ideal, Kurikulum Aktual dan Kurikulum
Tersembunyi...............................................................................................3
2.3 Variabel The Hidden Curriculum...............................................................4
2.4 Menciptakan Kultur Sekolah yang Kondusif............................................6
BAB III..................................................................................................................11
KESIMPULAN DAN SARAN..............................................................................11
3.1. Kesimpulan..............................................................................................11
3.2. Saran........................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................12
2
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
BAB II
ISI
1. Organisasi
Penugasan guru atau pendidik dan pengelompokan anak didik atau peserta
didik untuk proses pembelajaran. Hal ini mencakup empat hal penting yang layak
menjadi perhatian serius, yakni team teaching, promosi (kenaikan kelas),
pengelompokan siswa berdasarkan kemampuan, dan fokus kurikulum.
2. Sistem Sosial
3. Budaya
a) Rumusan tujuan sekolah yang jelas dan dapat dipahami semua unsur
sebagai hasil kesepakatan antara pengelola administrasi dan guru;
b) Pengelola administrasi mempunyai harapan tinggi pada guru dan begitu
pula dengan tenaga administrasi;
c) Pengelola administrasi dan guru mempunyai harapan baik peserta didik
yang diartikulasikan dengan penguatan pelayanan akademik;
d) Pemberian hadiah pada mereka yang mencapai prestasi terbaik dan
pemberian hadiah serta hukuman yang dilakukan secara fair dan konsisten
kepada peserta didik.
interaksi guru dengan siswa dalam kelas, bahkan pada kebijakan serta manajemen
pengelolaan sekolah secara lebih luas dan perilaku dari semua komponen sekolah
dalam hubungan interaksi vertical dan horizontal mereka. Sedangkan kurikulum
yang dipelajari terbatas pada kurikulum tertulis yang disusun sedemikian rupa
secara sistematis, dengan rumusan-rumusan kompetensi standar serta indikator-
indikator kompetensi yang terukur, dan materi belajar yang sesuai untuk mencapai
indikator-indikator kompetensi tersebut.
1. Etika atau akhlakul karimah adalah tata aturan untuk bisa hidup bersama
dengan orang lain. Kita hidup tidak sendirian, dilahirkan oleh dan dari
orang lain yang bernama ibu dan ayah kita, dan kemudian hidup bersama
dengan orang lain. Oleh karena itu, kita harus hidup beretika,
menghormati diri sendiri dan orang lain.
2. Kejujuran. Semua warga sekolah harus dilatih berbuat jujur, mulai jujur
kepada dirinya sendiri, jujur kepada Tuhan, jujur kepada orang lain.
Kejujuran itu harus dibangun dalam sekolah.
Dari tinjauan inilah barangkali pemerintah telah membuat program kantin
kujujuran di ribuan sekolah di negeri ini. Konon, materi mata pelajaran
matematika modern seharusnya menghasilkan manusia yang jujur di
negeri ini. Apalagi dengan materi pelajaran pendidikan agama. Sayangnya,
program itu masih belum ditangani secara serius.
7
3. Kasih sayang. Ada tiga landasan pendidikan yang harus dibangun, yaitu
(1) kasih sayang, (2) kepercayaan, dan (3) kewibawaan. Kasih sayang
melahirkan keperayaan. Kepercayaan menghasilkan kewibawaan.
4. Mencintai belajar. Mana yang lebih penting? Apakah meguasai pelajaran
atau mencintai belajar? Learning how to learn ternyata jauh lebih penting
ketimbang bersusah payah menghafalkan bahan ajar yang selalu akan terus
bertambah itu. Dari sini lahirlah pendapat bahwa belajar konsep jauh lebih
penting daripada menghafalkan fakta dan data.
5. Bertanggungjawab. Sering kali kita menuntut hak ketimbang
tanggungjawab. Mahatma Ghandi mengingatkan bahwa semua hak itu
berasal dari kewajiban yang telah dilaksanakan dengan baik. Itulah
sebabnya maka kita harus memupuk rasa tanggung jawab ini sejak dini ini
lembaga pendidikan sekolah, bahkan dari keluarga.
6. Menghormati hak orang lain. Kita masih sering membeda-bedakan orang
lain karena berbagai kepentingan. Kita tidak menghargai bahwa sebagian
dari apa yang kita peroleh adalah hak orang lain. Kita masih lebih sering
mementingkan diri sendiri ketimbang memberikan penghargaan kepada
orang lain. Penghargaan orang lain tidak boleh melihat perbedaan status
sosial, ekonomi, agama, dan budaya.
7. Tepat waktu. Waktu adalah pedang, adalah warisan petuah sahabat nabi.
Time is money adalah warisan para penjelajah rules of the waves bangsa
pemberani orang inggris. Maka tanamlah benih-benih menghargai waktu
di lingkungan sekolah kita.
Ada berbagai hal untuk menciptakan iklim sekolah yang kondusif bagi
pembentukan karakter siswa. Di antaranya dengan mendirikan kantin sekolah atau
cafeteria.
Layanan kantin atau cafeteria merupakan salah satu bentuk layanan khusus
di sekolah yang berusaha menyediakan makanan dan minuman yang dibutuhkan
siswa atau personil sekolah. Good (1959) dalam dictionary of education
mengatakan bahwa : cafeteria a room or building in which public school pupils
or college student select prepared food and serve themselves. Kantin adalah
8
suatu ruang ruang atau bangunan yang berada di sekolah atau perguruan tinggi. Ia
menyediakan makanan pilihan/sehat untuk siswa dan mereka melayani diri
mereka sendiri.
William H. Roe dalam school Business management menyebutkan
beberapa tujuan yang dapat dicapai melalui penyediaan layanan kantin sekolah:
1. Memberikan kesempatan kepada murid untuk belajar memilih makanan
yang baik atau sehat.
2. Memberikan bantuan dalam mengajarkan ilmu gizi secara nyata.
3. Menganjurkan kebersihan dan kesehatan.
4. Menekankan kesopanan dalam masyarakat, dalam bekerja,dan kehidupan
bersama.
5. Menekankan penggunaan tatakrama yang benar dan sesuai dengan yang
berlaku di masyarakat.
6. Memberikan gambaran tentang manajemen yang praktis dan baik.
7. Menunjukkan adanya koordinasi antara bidang pertanian dengan bidang
industry.
8. Menghindari terbelinya makanan yang tidak dapat di pertanggungg-
jawabkan kebersihan dan kesehatannya.
Dilihat dari tujuan kantin sekolah di atas, maka kantin sekolah dapat
berfungsi untuk:
1. Membantu pertumbuhan dan kesehatan siswa dengan jalan menyediakan
makanan yang sehat, bergizi dan praktis.
2. Mendorong siswa untuk memilih makanan yang seimbang.
3. Memberikan pelajaran sosial kepada siswa.
4. Memperlihatkan kepada siswa bahwa faktor emosi berpengaruh pada
kesehatan seseorang.
5. Memberikan bantuan dalam mengajarkan ilmu gizi secara nyata.
6. Mengajarkan penggunaan tata krama yang benar dan sesuai dengan yang
berlaku di masyarakat.
7. Sebagai tempat untuk berdiskusi.
Disinilah letak arti penting manajemen kantin sekolah sebagai salah satu
substansi manajemen sekolah : membangun kedisiplinan. Disiplin sangat penting
artinya bagi peserta didik. Karena itu, ia harus ditanamkan secara terus menerus
kepada peserta didik. Jika disiplin ditanamkan secara terus menerus, maka disiplin
tersebut akan menjadi kebiasaan bagi peserta didik. Orang-orang yang berhasil
dalam bidangnya masing-masing umumnya mempunyai kedisiplinan yang tinggi.
Sebaliknya orang yang gagal, umumnya tidak disiplin.
Apa yang dimaksud dengan disiplin? Para ahli memberikan pengertian
sesuai dengan sudut pandang mereka. The Liang Gie (1972) memberikan
pengertian disiplin sebagai berikut :
disiplin adalah suatu keadaan tertib di mana orang-orang yang tergabung
dalam suatu organisasi tunduk peraturan-peraturan yang telah ada dengan rasa
senang hati.
Goods (1959) dalam Dictionary of Education mengaitkan disiplin sebagai
berikut:
a. Proses atau hasil pengarahan atau pengendalian keinginan, dorongan atau
kepentingan guna mencapai maksud atau untuk mencapai tindakan yang
lebih baik.
b. Mencari tindakan terpilih dengan ulet, aktif dan arahkan sendiri, meskipun
yang lebih baik.
c. Pengendalian perilaku secara langsung dan otoritas denan hukuman dan
hadiah.
d. Pengekangan dorongan dengan cara yang tidak nyaman dan bahkan
menyakitkan.
semestinya, serta tidak ada suatu pelanggaran baik secara langsung maupun tidak
langsung.
Adapun pengertian disiplin peserta didik adalah suatu keadaan tertib dan
teratur yang dimiliki oleh peserta didik di sekolah, tanpa ada pelanggaran-
pelanggaran yang merugikan baik secara langsung maupun tidak langsung
terhadap peserta didik sendiri dan terhadap sekolah secara keseluruhan.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1. Kesimpulan
2. Pelasanaan pembelajaran.
11
3.2. Saran
Saran dari makalah ini adalah guru diharapkan dapat
mengimplemenasikan kurikulum ideal, aktual dan tersembunyi sebaik-baiknya
untuk mencapai pendidikan yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Moh.Amin. 2012. Panduan Manajemen Mutu Kurikulum Pendidikan. Jogjakarta :
DIVA Press
Tanjung, Ratna dan Wahyuni, Ida. 2015. Telaah Kurikulum Fisika. Medan :
Unimed Press