: 1.0
Versi : Nopember 2012
Tanggal
Diterbitkan oleh:
PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA Tbk.
DIVISI AKSES
Jl. Gatot Subroto Kav.52 Jakarta
Telepon : + 62 21 529 034 82
Faksimili : + 62 21 522 13 00
PEDOMANDESAINFTTH
DIVISIAKSES
KATAPENGANTAR
PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA Tbk.
:
Nomor Dokumen : 1.0
Versi
: Jakarta
Ditetapkan di : Nopember 2012
Tanggal
ARIEF MUSTAIN
NIK.670134
ii
PEDOMANDESAINFTTH
DIVISIAKSES
KATAPENGANTAR
KATA PENGANTAR
Tak berlebihan kiranya bila kunci keunggulan sebuah bangsa saat ini dan
mendatang, akan sangat ditentukan dengan sejauh mana level broadband
adoption terjadi. Sejauh ini, kesejahteraan sebuah bangsa selalu berbanding
lurus dengan tingkat penetrasi broadbandnya. Sehingga kita bisa memahami
pertumbuhan broadband dunia sangat pesat dimana tahun 2012 ini secara total
jumlah pelanggan broadband mencapai 430,2 juta. Dari beberapa sumber
disebutkan bahwa ekonomi suatu negara akan tumbuh berkembang sebesar
1,38 % jika tingkat penetrasi broadband naik 10 %, dan bila penetrasi internet
naik 10 % akan mengakibatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 1,12 %,
sedangkan penetrasi seluler naik 10 % akan meningkatkan pertumbuhan
ekonomi sebesar 0,81 %. Dengan demikian kekuatan dan kemampuan negara
atau operator dalam menggelar layanan broadband akan menjadi indikator kunci
untuk tumbuhnya ekonomi di suatu negara. Bahkan di Industri ICT sendiri,
semua pemainnya bersusah payah untuk me-recode DNA-nya agar bisa segera
menjadi yang terdepan dalam kompetisi mempersiapkan diri menjadi Broadband
Company. Bila tidak, akan menjadi masa lalu.
Lebih jauh mengenai broadband, maka hal tersebut tidak akan lepas dengan
teknologi FTTH (Fiber To The Home) yang telah diyakini sebagai teknologi masa
depan (future proof). Saat ini, tidak kurang dari 600 Industri Telco di dunia tengah
memikirkan, merancang dan mengeksekusi hal yang sama, yaitu FTTH. FTTH
merupakan infrastruktur akses yang menggunakan teknologi fiber optik, dimana
saat ini merupakan satu-satunya infrastruktur terbaik yang mampu mendeliver
layanan di atas 2 Gbps. Dengan demikian banyak operator telekomunikasi saat
ini baik domestik maupun internasional yang menggunakan teknologi tersebut.
iii
PEDOMANDESAINFTTH
DIVISIAKSES
KATAPENGANTAR
Buku panduan desain FTTH ini menjadi dokumen yang sangat penting. Karena
desain merupakan langkah awal untuk mengimplementasikan teknologi FTTH di
TELKOM. Bila TELKOM sukses dalam mendesain FTTH, maka dapat dijamin
bahwa setengah dari pekerjaan FTTH berhasil.
Saya selaku DIRUT TELKOM sangat berterima kasih atas selesainya panduan
desain FTTH ini. Hal tersebut merupakan suatu bukti bahwa visi untuk
membentuk great competence SDM TELKOM tidaklah hanya berupa angan-
angan semata tetapi insya Allah akan segera terwujud.
Mudah-mudahan buku panduan desain FTTH ini bermanfaat dan dapat menjadi
acuan utama bagi internal TELKOM dalam memahami tentang teknologi dan
karakteristik FTTH dan mendukung program Broadband TELKOM.
ARIEF YAHYA
DIREKTUR UTAMA KOM
iv
PEDOMANDESAINFTTH
DIVISIAKSES DAFTARISI
DAFTAR ISI
D
LEMBAR PENGESAHAN... G
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI .
. ii
DAFTAR TABEL .. iii
1. UMUM v
1.1 Latar Belakang .. vii
1.2 Ruang Lingkup . viii
1.3 Maksud dan Tujuan . 1
1.3.1 Maksud .. 1
1.3.2 Tujuan 1
1.4 Singkatan .. 1
1.5 Daftar Istilah .. 1
2 PENGENALAN FTTH .. 1
2.1 Pengertian Desain FTTH 1
2.2 Konsep Dasar Desain . 3
2.2.1 Memenuhi Kebutuhan Pasar . 7
2.2.2 Tepat Sasaran .. 7
2.2.3 Efektif dan Efisien . 9
2.3 Aturan Umum Desain FTTH .. 9
3. MODUS APLIKASI .. 9
3.1 Pembagian Modus Aplikasi FTTH 9
3.1.1 Fiber To The Building . 9
3.1.2 Fiber To The Home .. 12
3.1.3 Fiber To The Tower . 13
3.2 Gambaran Upstream dan Downstream FTTH 13
4. List of Material .. 13
4.1 Tabel LoM yang dibutuhkan untuk FTTH 13
4.2 Contoh Material FTTH 13
5. DESAIN KABEL FEEDER .. 14
5.1 Pengaturan Desain Feeder 14
5.1.1 Konfigurasi Kabel Feeder 14
5.1.1.1 Konfigurasi Ring ... 15
5.1.1.2 Konfigurasi Star 15
5.1.1.3 Konfigurasi Bus 15
5.1.2 Moda/Pola Penggelaran Feeder 15
5.1.2.1 Bawah Tanah 16
5.1.2.1.1 Instalasi dengan subduct/microduct . 17
5.1.2.1.1.1 Menggunakan duct .. 17
5.1.2.1.1.2 Menggunakan microduct . 17
5.1.2.1.2 Instalasi Menggunakan Kabel Tanam Langsung/HDPE 17
5.1.2.2 Atas Tanah 17
5.1.2.2.1 Instalasi Aerial Cable ... 17
5.1.3 Standard Feeder .. 17
18
18
18
v
PEDOMANDESAINFTTH
DIVISIAKSES DAFTARISI
6
M
P
n
5.2 Konfigurasi ODF/FTM .
5.2.1 Desain ODF ..
5.2.2 Konfigurasi di FTM ..
5.3 Desain ODC .. 6
6 DESAIN KABEL DISTRIBUSI B
6.1 Pengaturan Desain Distribusi T
6.1.1 Konfigurasi Segment Distribusi
6.1.2.1.1 Menggunakan Duct System
6.1.2.1.2 Menggunakan Microduct System .
6.1.2.2 Atas Tanah 18
6.1.2.2.1 Menggunakan Aerial System . 18
6.1.3 Standard Desain Kabel Distribusi .. 19
6.1.3.1 Duct System .. 19
6.1.3.2 Micro Duct System ... 21
6.1.3.3 Aerial System 21
7. DESAIN KABEL PENANGGAL .. 21
7.1 Pengaturan Desain Penanggal/Drop Kabel 22
7.1.1 Konfigurasi Kabel Penanggal/Drop Kabel ... 22
7.1.2 Moda/Pola Penggelaran Distribusi 22
7.1.3 Standard Kabel Penanggal/Drop Kabel 22
7.2 Contoh Desain Kabel Penanggal .. 23
7.3 Panduan PSB/IKR 23
7.3.1 Pengaturan di Segmen PSB dan IKR ... 23
8. DESAIN LOKASI .. 23
8.1 Desain Lokasi FTTH 24
8.2 Panduan Desain untuk Jaringan FTTH 25
8.2.1 Inisialisasi dan Survey Demand . 27
8.2.2 Membuat Skema Duct FO .. 27
8.2.3 Membuat Skema Feeder FO .. 27
8.2.4 Survey Lokasi 27
8.2.5 Plotting Lokasi ODC & ODP ... 27
8.2.6 Penentuan Jalur & Bundeling Kabel Distribusi 28
8.2.7 Membuat Peta Lokasi Distribusi 29
8.2.8 Membuat Skema Kabel FO Distribusi .. 29
8.2.9 Penghitungan Volume BoQ 30
9. LEGENDA . 30
DAFTAR PUSTAKA 32
32
33
33
34
35
36
36
37
37
47
vi
49
PEDOMANDESAINFTTH
DIVISIAKSES DAFTARGAMBAR
DAFTAR GAMBAR
Gambar 9. G
Gambar 1. Gambar 10. G
Gambar 2. Gambar 11. G
Gambar 3. Gambar 12. G
Gambar 4. Gambar 13. G
Gambar 5. Gambar 14. G
Gambar 6. Gambar 15. G
Gambar 7. Gambar 16. G
Gambar 8. Gambar 17. G
Gambar 18. G
Gambar 29.
Gambar 30. Konfigurasi Jarlokat dan Jarlokaf .. 7
Gambar 31. Segmen Segmen Catuan pada Jaringan FTTH .. 8
Gambar 32. Konfigurasi Desain FTTH berdasarkan penempatan PS .. 8
Gambar 33. Contoh Perhitungan Link Budget ... 10
Gambar 34. Modus Aplikasi FTTH .. 12
Gambar 35. Topologi FTTx (ITU-T G.984.2) . 12
Gambar 36. Upstream dan Downstream pada FTTH .. 13
Gambar 37. Contoh Material FTTH . 14
Gambar 38. Elemen Feeder (Segmen A) ... 15
Konfigurasi Ring ... 16
Konfigurasi Star 16
Konfigurasi Bus . 17
Desain ODF .. 18
Konfigurasi FTM ... 19
ODC 19
Diagram Konstruksi ODC 20
Elemen Distribusi (Segmen B) ... 21
Konfigurasi Kabel Distribusi 21
Konfigurasi Duct System . 24
Micro Duct System ... 25
Aerial System 26
Elemen Kabel Drop/Penanggal (Segmen C) ... 27
Desain Kabel Penanggal Instalasi Dalam Pipa ... 28
Desain Kabel Penanggal Instalasi dengan Penggantung . 28
Contoh Konfigurasi PSB/IKR .. 29
Desain HRB 1 ... 30
Desain HRB 2 ... 30
Desain HRB 3 ... 31
Desain Residence dengan Duct System .. 31
Desain Residence dengan Aerial System 31
Peta Rencana Pembangunan FTTH . 32
Skema Duct FO 33
Skema Kabel Feeder FO 34
Site Plan/Kertas Kerja . 34
Contoh Plotting ODP dan ODC .. 35
Jalur & Bundeling Kabel Distribusi 36
Peta Lokasi Distribusi .. 36
Skema Kabel Distribusi ... 37
vii
PEDOMANDESAINFTTH
DIVISIAKSES DAFTARTABEL
DAFTAR TABEL
Tabel 3. Loss
Tabel 1. Tabel 4. Maksimum
Tabel 2.
10
List of Material FTTH 14
24
... 37
Standard IEC untuk Desain &
Spesifikasi Teknik Microduct
BoQ FTTH
viii
PEDOMANDESAINFTTH
DIVISIAKSES UMUM
UMUM
1.
Latar Belakang
1.1
Latar belakang dari penyusunan panduan desain FTTH adalah sebagai berikut :
Program Master Plan MP3EI
Road Map INSYINC 2014
Program IDN (Indonesia Digital Network)
Implementasi teknologi FTTH untuk program modernisasi Akses, solusi
backhaul Node B & WiFi dan Solusi Enterprise
Program TELKOM 15.10.5.1 Broadband pada tahun 2013
Belum adanya guidance untuk Desain, Construction dan OM FTTH
Perlu updating PPJFO 2010
1.3.1 Maksud
Panduan desain FTTH ini disusun dengan maksud diantaranya sebagai berikut :
Sebagai acuan dalam melaksanakan pekerjaan pendesainan FTTH di
lingkungan Telkom.
Memberikan penjelasan tentang prosedur desain dan tata caranya yang
benar.
Sebagai sarana pembinaan Sumber Daya Manusia (SDM) baik internal
Telkom maupun Mitra dalam membuat desain jaringan FTTH end to end.
1.3.2 Tujuan
Tujuan Panduan Desain FTTH ini diantaranya sebagai berikut :
Mendukung Road Map INSYINC 2014
Mendukung Program IDN (Indonesia Digital Network)
Menjamin suksesnya program 15.10.5.1 Broadband di Indonesia pada
tahun 2013, yang terdiri atas :
o 15 juta Homepass
o 10 Juta Voice dengan Broadband Connected (Prewired)
o 5 Juita LIS Broadband
o 1 Juta Access Point Wifi
Menyusun guidance desain FTTH
Menjamin kualitas dan suksesnya implementasi FTTH
1.4 Singkatan
DIVISIAKSES
AC : Air Conditioner
ADSL : Asymmetric Digital Subcriber Line
APC : Angle Phsycal Contact
AVO Meter : Ampere, Volt, Ohm Meter
PEDOMANDESAINFTTH
UMUM
PEDOMANDESAINFTTH
DIVISIAKSES UMUM
MSAN
BNC : Multi Service
British Naval Connector
Access Network
BTS
MSOAN : Base Service
Multi Transceiver
Optical
Station
Access Network
BoQ
ODC : Bill of Quantity
Optical Distribution Cabinet
CATV
ODF : Community
Optical Distribution
AntennaFrame
Television
CPE
ODN : Costumer
Optical Distribution
Premise Equipment
Network
CT
ODP : Central Distribution
Optical Terminal Point
DDF
OLT : Digital Distributiuon
Optical Line TerminalFrame
DP
ONT : Distribution
Optical Network
PointTermination
DSLAM
ONU : Digital Subcriber
Optical Network UnitLine Access Multiplexer
EMI
OSP : Electro Magnetic
Outside Plant Interface
EMP
OTB : Electronic
Optical Termination
Marking Post
Block
FC
OTDR : Ferrule Time
Optical Connector
Domain Reflectometer
FDF
OTP : Fiber Distribution
Optical Termination Frame
Premises
FITL
PABX : Fiber InArea
Private The Loop
Branch Exchange
FO
PC : Fiber Optic
Phsycal Contact
FTTB
POTS : Fiber Old
Plain To TheTelephone
BuildingService
FTTC
PPJAFO : Panduan
Fiber To ThePemasangan
Curb Jaringan Akses Fiber Optik
FTTH
PPJT : Panduan
Fiber To ThePemasangan
Home Jaringan Telekomunikasi
FTTZ
PVC : FiberVinyl
Poly To TheChlorid
Zone
GPON
PON : Gygabit Passive
Passive Optical Network
Optical Network
HDPE
PS : High Density
Passive Splitter
Polyethyline
HRB
QAM : High Rise Building
Quadrature Amplitude Modulation
IC
QPSK : IntermediatePhase
Quadrature Crossconnect
Shift Keying
IKG
R2BB : InstalasiToKabel
Ready Gedung
Broadband
IKK
RFI : Instalasi
Radio Kabel Kawasan
Frequency Interference
IKP
RK : InstalasiKabel
Rumah Kabel Pelanggan
IKR
RT : Instalasi Terminal
Remote Kabel Rumah
IPTV
SC : Internet Protocol
Standard ConnectorTelevision
IPDSLAM
SIP : Internet Protocol
Session InitiationDigital
ProtocolSubcriber Line Access Multiplexer
IOR
ST : Index OfTip
Straight Refraction
JARLOKAF
STB : Jaringan
Set Top BoxLokal Akses Fiber
JARLOKAT
STEL : JaringanTelekomunikasi
Standar Lokal Akses Tembaga
JARLOKAR
STP : Jaringan Lokal
Shielded Twisted Akses
Pair radio
KAF
STO : Kabel Akses
Sentral TeleponFiber
Otomat
Optik
KPA
TC : Kotak Pembagi Antara
Telecommunications Closet
KPP
TDM : KotakDivision
Time PembagiMultiplexing
Pilar
KPPT
TIME : Kotak Pembagi Permukaan
Telecomunication, Tanah
Information, Multimedia and Edutaiment
KPTP
TO : Kotak Pembagi Terminal
Telecommunications Post
Outlet
KLPA
TR : Kabinet Luar untuk Perangkat
Telecommunication Room Aktif
KTB
UTP : Kotak Terminal
Unshielded Batas
Twisted Pair
LAN
WA : Local Area Network
Work
LED
Xdsl : Light
X Digital
Emmiting
Subscriber
DiodeLine
LOS : Line Of Sight
MC : Main Crossconnect
Daftar Istilah
MCB
Aerial Distribusi :
1.5 Main Circuit
: KabelBreakerudara fiber optik yang diterminasi di ODC dan
MDF : Main Distribution
ODP Frame
MEA
Aerial Drop : Metro Ethernet
: Kabel Access
udara fiber optik yang diterminasi di ODP dan
MFDF : Main Fiber Distribution
OTP Frame
Modem : Modulator dan Demodulator
3
IVISIAKSES
D
PEDOMANDESAINFTTH
UMUM
Distribution Point (DP) : Bagian dari jaringan akses tembaga yang berfungsi
sebagai titik sambung dimana pada satusisi
diterminasikan kabel sekunder/kabel catu langsung
dan pada sisi lainnya diterminasikan kabel
saluran penanggal (Drop Wire).
Jaringan Akses : Seluruh jaringan transmisi antara sentral lokal dan
terminal pelanggan.
: Kabel tanah
4 yang dalam pemasangannya harus
Kabel Duct diletakkan dalam pipa-pipa dibawah permukaan
tanah (STEL-K008 dan STEL-K009)
PEDOMANDESAINFTTH
DIVISIAKSES UMUM
saluran
ODF adalah
fiber berbentuk
optik menjadirak beberapa
dan dipasang
saluran
di sisi
fiber
sentral
optik dan
maupun
umumnya
disisidiletakan
pelanggan
antara
(HRB).
OLT dan ONU.
: Seutasjaringan
Suatu fiber optik
transmisi
berisi 1kabel
(satu)fiber
coreoptik
atauantara
lebih yang
Optical Distribution
Patchcord perangkat OLT
mempunyai pelindung
dan ONU. fiber sendiri dan dilengkapi 2
(dua) buah konektor pada kedua ujungnya.
Network (ODN)
:: Seutas fiber optikaktif
Jenis perangkat berisi
yang1 (satu) core mempunyai
merupakan sub system
Pigtail
Optical Line Terminal pelindung fiber sendiri dan dilengkapi hanya 1 (satu)
dari Optical Access Network yang berdasarkan
buah konektor
teknologi PON,pada salahsebagai
berfungsi satu ujungnya.
antarmuka sentral
Remote
(OLT) Terminal (RT) : Perangkat aktif pada jaringan
dengan jaringan yang dihubungkan akses ke
fiber optik
satu atauyang
berdasarkan teknologi DLC
lebih jaringan distribusi optik. yang peletakannya
dilaksanakan disisi pelanggan.
: Merupakan sistem pendukung kegiatan operasi
Rumah Kabel (RK)
Optical Management : Bagian yang penting
pemeliharaan dengandari struktur jaringan
kemampuan kabel yang
untuk mengukur
berfungsi diantaranya
serta memonitor fluktuasisebagai titik terminasi akhir
dari jaringan kabel primer, titik terminasi awal dari
: Jenis perangkat
jaringan aktif yang
kabel sekunder merupakan
dan sub awal/akhir
titik terminasi system
Optical Network Unit dari Optical Access
Kabel Tie Line. Network yang berdasarkan
kepada teknologi PON, berfungsi sebagai
(ONU) : Bangunan
antarmuka permanen
pengguna yang sengaja
dengan jaringan dibuat
yanguntuk
Shelter menempatkan perangkat-perangkat akses.
dihubungkan ke satu jaringan distribusi optik (ODN).
: Perangkat
Kabel aktif yang
penghubung yangditempatkan di sisiperangkat
penyambungkan
Tieline yang satu levelatau disisi pelanggan (FTTB/FTTH)
jaringan/FTTC
yang masih membutuhkan perangkat tambahan
: Salah satulayanan.
untuk tiap fungsi pada rectifier untuk membatasi
UVD (Up Voltage tegangan yang berlebihan.
: Perangkat aktif yang ditempatkan di sisi pelanggan
Disconnect)
ONT (Optical Network dan telah dilengkapi port-port layanan (RJ-11,RJ-45,
RF)
Termination)
: Tempat terminasi antara kabel drop dan kabel
OTP (Optical Termination indoor
Premisis)
: Merupakan perangkat tempat terminasi antara kabel
Optical Rosset indoor dan patchcord atau pig tail yang tersambung
ke terminal ONT (Optical Network Terminal).
: Lubang yang dibuat dengan ukuran tertentu sesuai
PIT
kebutuhan yang digunakan untuk keperluan
pekerjaan boring mesin atau boring manual atau
rojok
DIVISIAKSES
PEDOMANDESAINFTTH
PENGENALANFTTH
PENGENALAN FTTH
2.
Pengertian Desain FTTH
2.1
FTTH dapat didefinisikan sebagai arsitektur jaringan optic mulai dari sentral
office (STO) hingga ke perangkata pelanggan, sedangkan desain berasal dari
kata Desaino dalam bahasa Itali yang artinya adalah suatu gambar yang
mengandung arti atau bermakna, jadi dalam bahasan disini desain merupakan
suatu seni yang dituangkan dalam bentuk gambar dan mengandung arti, tentu
didalamnya terdapat keterangan- keterangan seperti dimensi, symbol symbol
yang digunakan, penamaan, spesifikasi, ukuran dan lain lain tergantung
desain apa yang ditampilkan.
Sebelum penjelasan lebih lanjut terlebih dahulu lihat analogi dari jarlokat
dengan jarlokaf, seperti gambar dibawah ini.
SD
P RO
SD
SD
I
PW R
ur STSPNCR
RST
01
++
PoCve SD
0801401A
HPJ
I SD
PW R
ur
STSPNCR
RST
01
++
PoCve SD
0801401A
HPJ
Dalam jaringan akses fiber / FTTH sama hal seperti pada jaringan akses
tembaga dimana terdapat segmen segmen catuan, pada jaringan FTTH
terdapat Catuan Kabel Feeder, Catuan Kabel Distribusi, Catuan Kabel Drop dan
Catuan kabel Indoor dan peraqngkat aktif seperti OLT dan ONU/ONT seperti
pada gambar dibawah ini:
DIVISIAKSES
DAF PEDOMANDESAINFTTH
PENGENALANFTTH
Segmen Segmen Segmen
S egmen B C D
A
OD F OD C OD P OT P R OSET
OLT
fo In d o o r
ME fo fo D ro p
Feeder D is trib u s i
ON T
P a th c o rd
ST B
P a th c o rd
Keterangan Gambar :
Segmen A : Catuan kabel Feeder
Segmen B : Catuan kabel Distribusi
Segmen C : Catuan kabel Penanggal/Drop
Segmen D : Catuan kabel Rumah/Gedung
Optical
Line
Central
Termination
Switch
Homerun 1x32
Single Coupler
spliter
Optical
Line
Centralized Termination
Splitting
1x32
Single Coupler
Spliter
Access
Terminal
Optical
Line
Distributed Termination
Splitting
Spliter Spliter
Karena FTTH harus dapat dapat melayani bandwidth Up to 100 M maka Spliting
maksimal yang diperbolehkan adalah sebanyak 32, sehingga kombinasi splitter
dalam instalasi menjadi sebagai berikut :
Single Stage menggunakan Spliter n:32
PEDOMANDESAINFTTH
DIVISIAKSES PENGENALANFTTH
Two Stage menggunakan kombinasi Spliter n:4 dan n:8, atau n:2 dan n:16.
DIVISIAKSES
PEDOMANDESAINFTTH
PENGENALANFTTH
10
DIVISIAKSES
PEDOMANDESAINFTTH
DIVISIAKSES MODUSAPLIKASI
High Building
Villa Groups
Multi-Dwelling
PEDOMANDESAINFTTH
DIVISIAKSES MODUSAPLIKASI
TKO terletak didalam gedung dan biasanya terletak pada ruang telekomunikasi
di basement atau tersebar dibeberapa lantai, terminal pelanggan dihubungkan
denganTKO melalui kabel tembaga Inddor atau IKG, FTTB dapat dianalogikan
dengan Daerah Catu Langsung pada jaringan kabel tembaga.
Fiber To The Home
3.1.2
TKO terletak didalam shelter dari pada Tower, terminal equipment system GSM/
CDMA dihubungkan dengan TKO melalui kabel tembaga Indoor atau IKR
hingga beberapa puluh meter saja, FTTH dapat dianalogikan sebagai pengganti
Terminal Blok ( TB ).
Gambaran Upstream dan Downsteram FTTH
3.2
PEDOMANDESAINFTTH
DIVISIAKSES LISTofMATERIAL(LoM)
Berikut adalah LoM yang dibutuhkan dalam desain jaringan FTTH, dibagi per
segmen.
Tabel 2. List of Material FTTH
14
DIVISIAKSES
PEDOMANDESAINFTTH
DESAINKABELFEEDER
Kabel Feeder adalah kabel fiber optik yang menghubungkan antara 2 perangkat
yaitu ODF disisi STO dan ODC dioutdoor, kabel feeder yang keluar dari STO
minimal kapasitas 96 core baik untuk untuk sisstem Duct maupun aerial dengan
type kabel G 652 D.
Konfigurasi kabel feeder bisa berbentuk Ring, Star dan Bus disesuaikan dengan
kebutuhan dan kondisi lapangan yang ada.
5.1.1.1Konfigurasi Ring
Konfigurasi Ring digunakan apibila menginginkan system yang redundant dan
kondisi geografis di lapangan memungkinkan untuk dibuat jaringan feeder
berbentuk Ring.
15
DIVISIAKSES
49-96
PEDOMANDESAINFTTH
DESAINKABELFEEDER
49-96
STO
ODC
576
1-48 1-48
ODC
ds1.52HP 288
Demand
ODC
288 ODC
288
157-168
157-168
145-156 145-156
ODC
288
241-264
193-240
ODC
Pathcord 288
DCG.652,4170m
ODC
576 ODC
DC G.652D, 264C 1050 m
FTM 145-192
288
049-096
16
DIVISIAKSES
PEDOMANDESAINFTTH
DESAINKABELFEEDER
FTM
Cad
2 4 core
217-264 121-216 73-120 25-72
Secara umum pola penggelaran Feeder dibagi mmenjadi dua yaitu Instalasi
Bawah Tanah dan Atas Tanah, sebagai berikut :
17
DIVISIAKSES
PEDOMANDESAINFTTH
DESAINKABELFEEDER
Cable
management
Frame
Cable
management
Splice Room
FTB
Grounding
ODF for OSP
Bar system
termination
pentanahan
ODF for
Pathcord Equipment
termination
Gambar 13. Desain ODF
5.2.2 Konfigurasi di FTM
18
PEDOMANDESAINFTTH
DIVISIAKSES
DESAINKABELFEEDER
Adapun konfigurasi FTM di STO adalah sebagai berikut :
Spliter
1:4 Input Spliter Kabel Feeder
Output Spliter
Parking lot
Kabel Distribusi
XXXX
XXXX
Kabel Feeder Kabel Distribusi
19
DIVISIAKSES
PEDOMANDESAINFTTH
DESAINKABELFEEDER
20
PEDOMANDESAINFTTH
DIVISIAKSES DESAINKABELDISTRIBUSI
21
PEDOMANDESAINFTTH
DIVISIAKSES
DESAINKABELDISTRIBUSI
Keterangan Gambaar :
Hanya 1 atau 2 core kabel yang turun ke ODP dan core lainnya dilewatkan
tanpa sambungan (Konsep Kemudahan untuk dipetik).
Konstruksi kabel distribusi menggunakan model satu selubung/tube berisi
satu core
Instalasi Splitter max di 2 sisi yaitu di ODC dan di ODP, sehingga 1 core
dapat melayani maks. 32 pelanggan.
Terminasi FO dari STO berada di ground level masing-masing tower dalam
bentuk ODF/ODC (dengan splitter) dengan ODP dipasang dimasing-masing
Lantai, dengan kapasitas ODP disesuaikan dengan jumlah tenant per lantai.
Untuk type super block HRB menggunakan 2 stage splitter.
22
PEDOMANDESAINFTTH
DIVISIAKSES DESAINKABELDISTRIBUSI
23
PEDOMANDESAINFTTH
DIVISIAKSES
DESAINKABELDISTRIBUSI
PEDOMANDESAINFTTH
DIVISIAKSES
DESAINKABELDISTRIBUSI
No. Of Core
Description Unit
2 60 60 - 72 72-96 96-144
Gambar 20. Micro duct system
Jumlahfiber/tubexJumlahtube 12X5 12X6 12X8 12X12
6.1.3.3 Aerial System
NominalOuterDiameter mm 5,6 6,0 7,2 7,4
Jenis Kabel G.652.d, Single mode fiber type
Mempunyai Supporting wire/messenger
Nominalcableweight Kg/km 25wire yang
30 terbuat dari
43 bahan metal.
70
Mempunyai tension member/strength
Maxtensileload N member.
300 700 1000 1400
Mempunyai pelindung core.
TemperatureOperation oC 2560 2560 2560 2560
Tahan terhadap suhu luar -25oC sampai dengan +60oC.
Fiber: 0.5 mm-coated optical fiber.
Mempunyai struktur selubung per core (atau 1 tube untuk 1 core).
25
PEDOMANDESAINFTTH
DIVISIAKSES DESAINKABELDISTRIBUSI
26
DIVISIAKSES
PEDOMANDESAINFTTH
DESAINKABELPENANGGAL
Drop kabel yang digunakan baik 2 core maupun 1 core yang diatas tanah
menggunakan Barier atau penguat kabel yang ditengahnya terdapat
mesengger (untuk 2 core).
27
DIVISIAKSES
PEDOMANDESAINFTTH
DESAINKABELPENANGGAL
28
PEDOMANDESAINFTTH
DIVISIAKSES DESAINKABELPENANGGAL
7.3
Panduan PSB/IKR
29
PEDOMANDESAINFTTH
DIVISIAKSES DESAINKABELPENANGGAL
8.
DESAIN LOKASI
30
PEDOMANDESAINFTTH
DIVISIAKSES DESAINKABELPENANGGAL
Gambar 29. Desain Residence dengan Duct System
31
PEDOMANDESAINFTTH
DIVISIAKSES
DESAINKABELPENANGGAL
32
PEDOMANDESAINFTTH
DIVISIAKSES
DESAINKABELPENANGGAL
PEDOMANDESAINFTTH
DIVISIAKSES
DESAINKABELPENANGGAL
34
PEDOMANDESAINFTTH
DIVISIAKSES DESAINKABELPENANGGAL
Dari peta lokasi atau kertas kerja yang ada, kemudian dapat dilakukan plotting
letak ODP ODP yang akan mencatu masing masing unit rumah, dan plotting
letak ODC yang akan mencatu masing masing ODP, dalam peletakan ODP
sebaiknya diletakan di batas persil antar dua rumah, sedangakan peletakan
ODC disesuaikan dengan kondisi dilapangan yang memungkinkan serta
pertimbangan lainnya seperti perijinan, operasional serta pengembangan /
ekspansi dimasa mendatang.
PEDOMANDESAINFTTH
DIVISIAKSES
DESAINKABELPENANGGAL
36
PEDOMANDESAINFTTH
DIVISIAKSES
DESAINKABELPENANGGAL
Dari langkah langkah desain diatas, untuk mengetahui jumlah material dan
biaya yang diperlukan untuk penggelaran FTTH dimaksud maka gambar
gambar tersebut harus dituangkan dalam bentuk table (BoQ). Adapun BoQ
FTTH yang dimaksud adalah sebagai berikut :
DIVISIAKSES
38
Vol
NO DESAINATOR URAIAN PEKERJAAN SATUAN
Total
40
DIVISIAKSES
41
PEDOMANDESAINFTTH
DESAINKABELPENANGGAL
PEDOMANDESAINFTTH
DIVISIAKSES DESAINKABELPENANGGAL
ALUR KABEL
Pengadaan dan Pemasangan Tiang Besi 7
123 PU-S7.0-140 meter, berikut cat & cor pondasi dan pcs
assesories - kekuatan tarik 140 kg
Pengadaan dan Pemasangan Tiang Besi 9
124 PU-S9.0-140 meter, berikut cat & cor dan assesories - pcs
kekuatan tarik 140 kg
Pengadaan dan Pemasangan Tiang Beton
125 PU-C9.0-300
9
meter, berikut
Pengadaan danassesories
Pemasangan Temberang
126 GU-G pcs
Tarik
Pengadaan dan pemasangan temberang
127 PU-SB-7.0-140 pcs
sokong 7 meter, kekuatan tarik 140 kg
128 PU-AS Asesoris tiang eksisting set
Pengadaan dan Pemasangan Grounding 1
129 GB-G1 titik pcs
rod pada ODP /kotak pembagi dengan
maks 3
Pengadaan dan Pemasangan Grounding 3
130 GB-G3 pcs
titik
rod pada ODC
Pengadaan dandengan maks 1material
Pemasangan ohm
Grounding di
131 Grounding di lokasi gedung eksisting pcs
Eksisting
dengan
cara integrasidan Pemasangan Rise Pipe
Pengaddaan
132 TC-XX-ODC untuk pcs
pengaman kabel optik ke ODC Pole / titik
naik
Pengadaan dan pemasangan rak kabel 19
133 TC-OF-R-19 pcs
inch untuk Fiber Optik Closed Rack, 2,2
Mtr
Pengadaan dan pemasangan Flexible pipe
134 FLEX-PIPE (pipa spiral) ukuran 1.5 inch termasuk meter
aksesoris.
42
AKSES
DIVIS
I
PEDOMANDESAINFTTH
DESAINKABELPENANGGAL
PEDOMANDESAINFTTH
DIVISIAKSES DESAINKABELPENANGGAL
45
DIVISIAKSES
PEDOMANDESAINFTTH
DESAINKABELPENANGGAL
46
PEDOMANDESAINFTTH
DIVISIAKSES LEGENDA
LEGENDA
9.
Legenda atau symbol yang digunakan pada desain jaringan FTTH adalah
sebagai berikut :
1 KabelFiberOptik
2 OpticalDistribution
Frame(ODF)
3 OpticalDistribution
Cabinet(ODC)
4 OpticalDistributionPoint
(ODP)
5 OpticalTerminal
Premises(OTP)
6 RosetOptic
7 Splitter
8 Connector
9 SlackNonJoint
10 ManHole MH MH
11 HandHole H H
H
47
PEDOMANDESAINFTTH
DIVISIAKSES LEGENDA
12
13
SambungTotal
14
SambunganSuntik
15
Pedestal
16
WavelengthDistribution
MultiplexerCoupler
17 (WDMCoupler)
Tiang
18
ODCTIANG(usulan)
19
ODPPEDESTAL
(usulan)
ODPTIANG(usulan)
48
PEDOMANDESAINFTTH
DIVISIAKSES
DAFTARPUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA
Dinas Bina Marga Propinsi Jawa Barat, 2009, Prensentasi Masalah Perijinan
Pemasangan Perangkat di Fasilitas Tempat Umum, Bandung
Indonesia
Telekomunikasi Indonesia Tbk, PT, 2002, PED L-001 Ver.1 Tentang Panduan
Instalasi Kabel Gedung, Bandung Indonesia
Telekomunikasi Indonesia Tbk, PT, 2009, Kajian Kabel Drop Fiber Optik ,
Bandung Indonesia
Telekomunikasi Indonesia Tbk, PT, 2008, STEL L-048 Ver 1.0 Tentang Optical
Distribution Frame , Bandung Indonesia
Telekomunikasi Indonesia Tbk, PT, 2008, STEL L-049 Ver 1.0 Tentang Optical
Distribution Cabinet, Bandung Indonesia
Telekomunikasi Indonesia Tbk, PT, 2008, STEL L-050 Ver 1.0 Tentang Optical
Termination Box, Bandung Indonesia
Telekomunikasi Indonesia Tbk, PT, 2006, STEL L-041 Ver 2.0 Tentang Kabinet
Luar untuk Perangkat Aktif, Bandung Indonesia
49
PEDOMANDESAINFTTH
DIVISIAKSES
DAFTARPUSTAKA
Telekomunikasi Indonesia, Tbk, PT, 2010, Bencmark DIVA ke NTT Jepang dan
KNET Korea
Telkom R&D Center, PT, 1999, Dokumen Kajian Panduan Instalasi Kabel
Rumah (IKR), Bandung
Telkom R&D Center, PT, 2002, Dokumen Kajian Panduan Instalasi Kabel
Gedung (IKG), Bandung
50
Pengadaan dan pemasangan ODP type
84 ODP-A-8 Indoor/wall Kap 8 core berikut space pcs
pasive
spliter (1:8), adapter SC/UPC,berikut
pelabelan dan pemasangan ODP type
Pengadaan
85 ODP-A-16 Indoor/wall Kap 16 core berikut space 2 pcs
pasive spliter (1:8), adapter
SC/UPC,berikut
pelabelan
Pengadaan dan pemasangan ODP type
86 ODP-A-24 Indoor/wall Kap 24 core berikut space 3 pcs
pasive spliter (1:8), adapter
SC/UPC,berikut
pelabelan dan pemasangan ODP type
Pengadaan
87 ODP-A-48 Indoor/wall Kap 48 core berikut space 6 pcs
pasive spliter (1:8), adapter
SC/UPC,berikut
pelabelan dan pemasangan ODP ( Pilar )
Pengadaan
88 ODP-PL-8 kap pcs
8 core termasuk pigtail, berikut space 1
splitter (1:8),
Pengadaan danpelabelan.
pemasangan ODP ( Pilar )
89 ODP-PL-16 kap pcs
16 core termasuk pigtail, berikut space 2
splitter
Pengadaan(1:8),
danpelabelan.
Pemasangan OTB
termasuk
90 TC-SM-12 terminasi dan penyambungan kabel optik pcs
Single mode kap 12 core serta Adapter (SC
Connector), pigtail dan protection sleeve
91 TC-SM-24 pada cassette/box
Idem 24 core pcs
92 TC-SM-48 Idem 48 core pcs
93 TC-SM-72 Idem 72 core pcs
94 TC-SM-96 Idem 96 core pcs
95 TC-SM-144 Idem 144 core pcs
Pemasangan dan terminasi Roset/Indoor
96 RS-IN-SC-1P Optical Outlet with SC Adaptor - kap 1 port pcs
berikut pigtail
97 RS-IN-SC-2P idem 2 port pcs
98 RS-IN-SC-4P idem 4 port pcs
Roset Optik Modular Keystone ( Ditanam
99 TC-MK-SC-1P Unit
ditembok ) dengan SC Adaptor kap 1 port
100 TC-MK-SC-2P idem 2 port Unit
101 TC-MK-SC-4P idem 4 port Unit
Pengadaan dan pemasangan Passive
102 PS-1-2-ODC pcs
Splitter
103 PS-1-4-ODC 1:2, type
Idem, 1:4modular, for ODC, termasuk pcs
104 PS-1-8-ODC Idem, 1 : 8 pcs
105 PS-1-16-ODC Idem, 1 : 16 pcs
106 PS-1-32-ODC Idem, 1 : 32 pcs
Pengadaan dan pemasangan Passive
107 PS-1-2-ODP Splitter pcs
1:2, type PLC/Modular, for ODP, termasuk
adaptor