Anda di halaman 1dari 13

FILUM ARTHROPODA SUBFILUM CRUSTACEA

(Laporan Praktikum Avertebrata Air)

Oleh
Ris Restu Pertiwi
1514111008
Kelompok 3

Asisten Dosen
Wulandari
1314111055

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN


JURUSAN PERIKANAN DAN KELAUTAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2016
1. Jelaskan perbedaan-perbedaan antara Daphnia sp dan Moina sp. Sertai dengan
gambar ilustrasi jika perlu.
Jawab :

Daphnia sp Moina sp
Berwarna putih transparan Berwarna kemerahan
Habitatnya di perairan tawar Pada perairan rawa yang
seperi kolam, danau, dan tempat- banyak mengandung bahan
tempat tergenang lainnya organik yaitu rawa-rawa yang
Tumbuh dengan baik pada berumput dan banyak kayu-
perairan yang mempunyai kayu mati
kisaran suhu 22 30C dan pH Tumbuh dengan baik pada
6,6 7,4 perairan yang mempunyai
Bentuk tubuh lonjong, pipih dan kisaran suhu antara 14 30 0C
beruas-ruas yang tidak terlihat dan pH antara 6,5 9
Ukurannya sekitar 0,2 0,3 mm Bentuk tubuh agak bulat
Ditemukan di musim kemarau Bergaris tengah antara 0,9-1,8
saja mm
Kandungan nutrisi air 95%, Ditemukan di musim hujan dan
protein 4%, lemak 0,54%, kemarau
karbohidrat 0,67% dan abu Kandungan nutrisi protein
0,15% 37,38%, lemak 13,29%, abu
Reproduksi pertumbuhan dan 11%, dengan kadar air
pengembangbiakannya agak sebanyak 90,6%
lambat, yaitu umur hanya Moina sp bisa mencapai 30
mencapai 12 hari, dan anak kutu hari. Pada umur yang
air yang telah mencapai umur 4 sedemikian singkatnya kutu air
hari baru bisa menghasilkan 29 bisa menghasilkan anak setiap
ekor kutu air setiap 4 hari sekali. 2 hari sekali berkisar 33 ekor
(Oemarjati. 1990).

2. Gambarkan dan beri keterangan tipe artikulasi (tunjukkan letak condyle-nya)


pada:
a. Crab (Portunus sp. atau Scylla serrata)
b. Shrimp (Macrobrachium sp. atau Panneus sp)
Jawab :

a. Crab (Scylla serrata)

Artikulasi kaki dari crab adalah proses beradaptasi dengan cara menguburkan
ke bawah pasir atau lumpur hampir sepanjang waktu, terutama pada siang hari
dan musim dingin. Dan dapat menjadi alat untuk mentolerankandungan
amoniak yang cukup tinggi. Pada jenis crab akan keluar untuk mencari makan
pada berbagai organsims seperti bivalves, ikan dan, pada tingkat yang lebih
rendah seperti macroalgae. Pada jenis panaeus sp. adalah perenang yang sangat
baik, terutama karena sepasang kaki yang pipih mirip dayung. Namun, berbeda
dengan portunid lain kepiting (Scylla serrata), mereka tidak dapat bertahan
dalam waktu lama keluar dari air. Itulah artikulasi dari kaki yang ada pada crab
(Kastawi, 2003).

b. Shrimp
Tubuhnya beruas-ruas, bentuk tubuh bilateral simetris, hidup di laut, cangkang
dilapisi chitine, sira makanannya berada di dekat kepala, pada bagian kepala
terdapat antenula, antena, mata, mulut, rostrum, karapaks. Pada bagian dada
terdapat maksiliped. Sedangkan pada bagian abdomen terdapat 5 pasang kaki
renang, 5 pasang kaki jalan, dan uropod. Macrobrachium sp mempunyai
kemapuan terbatas dalam mentolerir perubahan saliniatas. Hidup terbatas pada
daerah terjauh dari eustuaria yang umumnya mempunyai salinitas 30%. Sistem
pencernaan terdiri atas mulut, esophagus, lambung, usus, dan anus. Artikulasi
pada kaki shrimp adalah yang terutama untuk berenang. Selain itu kaki itu
digunakan untuk berjalan, mencari makan dan melindungi diri dari musuh atau
pemangsanya. Hewan ini mampu memotong makanan yang ada di dekatnya
dengan cepat, dan menjapit benda-benda yang dapat mengganggu pada saat
shrimp berjalan. Seperti halnya crab, capit ini digunakan sebagai pendeteksi
adanya bahaya yang akan mengancam. Apabila capit ini sudah mendapat
makanan, maka makanannya akan langsung di potong-potaon dan di hancurkan
hingga makanan dapat masuk kedalam mulutnya atau dapat sesuai dengan
ukuran mulutnya. Jadi capit yang ada pada shrimp mempunyai artikulasi yang
cukup penting (Kimball. 2000).
3. Bandingkan endoskeleton pada crayfish (Cherax quadricarinatus) dan crab
(Portunus sp atau Scylla serrata). Apa sajakah perbedaan mendasar diantara
keduanya? Hal apa kira-kira yang menyebabkan perbedaan ini terjadi?
Jawab :

Perbedaan endoskeleton crayfish dan crab yaitu sebagai berikut:


1) Pada crab cangkang, punggung karapas crab agak datar, halus biasanya
lebih lebar dari panjang dan heksagonal, subhexagonal, persegi panjang,
atau melintang berbentuk bulat telur. Pada crayfish lebih memanjang dan
keras dibandingkan pada Portunus sp.
2) Pada crayfish hanya memiliki kedua kaki yang kecil untuk memegang mangsa
yang kecil. Pada crab 2 buah lengan yang panjang dan besar untuk
memegang makanan atau mangsanya.
3) Crab tidak mempunyai ekor seperti crayfish.
4) Mempunyai sepasang capit (celiped) yang lebar dengan ukuran lebih
panjang jika dibandingkan dengan ruas dasar capitnya. Capit crab
umumnya lebih tajam dibandingkan crayfish (Setiawan, 2006).

Perbedaan yang mendasar pada crayfish dan crab yaitu pada zat penyusun
dinding tubuh yang berupa endoskeleton. Endoskeleton yang ada pada crayfish
berupa cangkang yang terbuat dari zat kitin. Sedangkan cangkang pada crabs
terbuat dari zat kapur yaitu dari zat protein yang dihasilkan dari tubuhnya.
Cangkang crabs yang terbuat dari zat kapur lebih kuat dibandingkan dengan
crayfish yang terbuat dari zat kitin. Selain itu dapat diakibatkan juga oleh cara
makan, cara bergerak,dan cara beradaptasi yang berbeda-beda. Untuk crayfish
sangat toleran terhadap perubahan suhu (Campbell, 2005).

4. Gambarlah seekor Pagurus sp. Beserta keterangannya, lengkapi dengan


keterangan. Menurut anda apakah tepat jika Pagurus sp dikelompokkan pada
sub filum crustacea? Jelaskan mengapa demikian.
Jawab :

Menurut saya, Pagurus sp tepat jika dikelompokkan pada sub filum crustacea.
Karena Pargurus sp mempunyai ciri-ciri yang masuk kedalam kelas tersebut
yaitu pembagian tubuh sudah jelas, terdiri atas kepala, dada, dan perut, bagian
dada dan perut menyatu yang disebut cepalotorax dan tidak memiliki
cangkang. Cangkang yang ditempatinya meruakan peninggalan siput. Oleh
karena itu, ketika tubuhnya membesar, dia harus keluar menanggalkan
cangkang yang ditempatinya dan mencari cangkang siput baru yang lebih
besar, bahkan harus lebih besar dari tubuhnya sendiri (Jasin, 1984).

5. Gambarkan dan beri keterangan struktur tubuh dari organisme penempel!


Mengapa organisme ini dapat menyebabkan kerusakan pada struktur-struktur
buatan manusia seperti kapal, dermaga dan pipa-pipa air?
Jawab :

Organisme Teritip/Barnacles adalah invertebrata laut yang cenderung hidup di


perairan laut dangkal atau pasang surut. Mereka menempel permanen ke
substrat keras seperti batu atau kapal dengan bantuan perekat berbasis protein,
juga disebut semen teritip. Teritip mempunyai pertumbuhan yang cepat dan
mempunyai daya tahan cukup besar terhadap perubahan faktor lingkungan,
teritip mempunyai beberapa jenis antaranya Balanus amphitrite, Bankia sp,
Ligia occidentalis (Radiopoetra. 1996).

Organisme-organisme ini menempel secara alami untuk menjadi tempat habitat


hidupnya,mencari makan, dan berkembang biak, namun hal ini sangat
merugikan karena dapat merusakan struktur yang ada. Oraganisme ini
menghasilkan zat atau senyawa kimia yang dapat membuat korosi pada
struktur bangunan kapal, pipa dan dermaga (Thomaschik, T. 1997).

6. Berkenaan dengan hewan nomer 5. Para ahli sebelumnya mengelompokkan


hewan ini ke dalam Filum Mollusca, mengapa demikian? Namun selanjutnya
para ahli sepakat, bahwa hewan ini lebih tepat dikelompokkan pada filum
Arthrooda, sub filum Crustacea, mengapa demikian?
Jawab :

Sebelumnya teritip di golongkan ke dalam Filum Mollusca karena teritip


memiliki 6 tentakel yang digunakan untuk menangkap makanan yang disebut
dengan ciri. Enam tentakel tersebut dilengkapi dengan bulu-bulu yang
berfungsi untuk menarik air ke dalam cangkang, sehingga mereka bisa makan.
Teritip mengeluarkan tentakel dan memperluas bulu-bulunya ketika air laut
pasang. Bulu-bulu tersebut tersegmentasi untuk mengumpulkan plankton dari
air. Tentakel kedua digunakan untuk menyaring kadar polusi dan mendeteksi
perubahan kondisi air, sehingga mereka bisa hidup meskipun kondisi air tidak
baik. Cangkang teritip digunakan sebagai mantel untuk menutupi tubuhnya
yang terbuat dari kalsit (Romimohtarto, 2007).

Teritip kemudian digolongkan dalam Filum Arthropoda karena memiliki ciri-


ciri yang cenderung terdapat dalam Filum Arthropoda yaitu mempunyai rangka
luar (eksoskeleton) dari bahan kitin yang berguna untuk melindungi alat-alat
tubuh bagian dalam dan dapat memberikan bentuk tubuh. Tubuhnya dapat
dibedakan atas kepala (caput), dada (toraks) dan perut (abdomen). Jika
dipotong menjadi dua, maka bersifat simetri bilateral. Mulutnya terdapat pada
bagian ujung anterior dan anus terdapat pada ujung posterior. Mempunyai alat-
alat tubuh yang sudah lengkap meliputi alat pencernaan, yaitu mulut,
kerongkongan, usus, dan anus. Respirasi dengan insang, trakea, permukaan
tubuh, atau dengan paru-paru buku. Selain itu diketahui bahwa cangkang yang
dimiliknya merupakan cangkang siput yang telah mati, bukan cangkang aslinya
(Glasby, 2000).

7. Hewan crustacean termassuk dalam filum Arthropoda. Kelompok hewan


Arthropoda sering Anda jumpai sehari-hari di rumah, di tanah, di pohon,
bahkan di udara. Sebutkan hewanhewan tersebut yang anda ketahui, tuliskan
nama beserta nama ilmiahnya.
Jawab :

No Nama Nama Ilmiah Gambar Habitat/tempat


Indonesia ditemukan
1. Kutu air Daphnia sp Hidup secara
umum di
perairan tawar
mulai dari
daerah tropis
hingga arktik

2. Rajungan Portunus Memiliki habitat


pelagicus alami hanya di
laut. Jenis ini
biasanya
ditemukan
dalam pasang
surut dari
Samudera
Hindia dan
Samudra Pasifik
dan Timur
Tengah sampai
pantai di Laut
Mediterania
3. Kelomang Coenobita Kelomang hidup
atau perlatus di perairan
umang- tropis, subtropis,
umang maupun dingin
di darat sampai
di laut dalam.
4. Udang Penaeus Udang laut
Windu monodon merupakan
udang yang
tidak mampu
atau mempunyai
kemapuan
terbatas dalam
mentolerir
perubahan
saliniatas.
Kelompok ini
biasanya hidup
terbatas pada
daerah terjauh
dari eustuaria
yang umumnya
mempunyai
salinitas 30%
5. Lobster Cherax Lobster air
Air Tawar quadricarinatu tawar biasanya
s hidup di danau,
rawa, atau
sungai air tawar
lobyang terletak
di kawasan
perairan Papua,
Papua Nugini,
dan Australia.
Umumnya
tempat (habitat)
lobster air tawar
memiliki ciri-
ciri khusus
seperti sungai
yang tepinya
dangkal dan
bagian dasarnya
terdiri atas
campuran
lumpur, pasir
dan batuan
6. Kepiting Scylla serrata Di alam kepiting
bakau bertelur sering
dijumpai di
muara sungai
dalam
perjalanannya
menuju daerah
pemijahan yaitu
di laut. Namun
karena kepiting
mempunyai
kemampuan
beradaptasi yang
tinggi terhadap
perubahan
salinitas maka
tidak jarang
dijumpai
kepiting jauh
dari laut sampai
di perairan
berkadar garam
sekitar 5%.
7. Laba-laba Atrax robustus Biasanya
ditemukan
sekitar 100 km
dari Sydney,
New South
Wales, Australia
8. Udang Macrobrachiu Air Tawar
galah m rosenbergii

9. Moina Moina sp Air Tawar

8. Mengapa daphnia sp. masuk kedalam kelas crustasea?


Jawab :

Sebab kelas crustacea memiliki segmen. Secara morfologi Daphnia sp.


memiliki segmen dimana pembagian segmen pada tubuh Daphnia sp. hampir
tidak terlihat. Pada bagian tubuh menyatu dengan kepala. Bentuk tubuh
membungkuk kearah bagian bawah, hal initerlihat dengan jelas melalui
lekukannya. Beberapa spesies Daphnia sp. sebagian besar anggota tubuh
tertutup oleh carapace, dengan kaki semu yang berjumlah enam pasang dan
berada pada rongga perut. Bagian tubuh yang paling terlihat adalah mata,
antena dan sepasang setae (Pennak, 1989).

DAFTAR PUSTAKA

Campbell, Neil A. 2005. Biologi Edisi Kelima Jilid II. Jakarta: Erlangga.

Glasby. 2000. Polychaetes and allies: the Southern synthesis. Fauna of Australia.
Polychaeta, Myzostomida, Pogonophora, Echiura, Sipuncula. Melbourne:
CSIRO.
Jasin, M. 1984. Sistematika Hewan Invertebrata dan Vertebrata. Surabaya: Sinar
Wijaya.

Kastawi, Yusuf.dkk. 2003. Zoologi Avertebrata. Malang : Jica.

Kimball. 2000. Biologi. Edisi kelima Jilid I. Jakarta: Erlangga.

Oemarjati. 1990. Taksonomi Avertebrata. Jakarta: UI Press.

Pennak, R.W. 1989. Coelenterata Fresh-water Invertebrates of the United Sates :


Protozoa to Molusca, 3rd edition. New York: John Wiley and Sons Inc.

Radiopoetra. 1996. Zoologi. Jakarta: Erlangga.

Romimohtarto dan Juwana. 2007. Biologi Laut. Ilmu Pengetahuan tentang Biota
Laut. Jakarta : Djambatan.

Setiawan, M. 2006. Avertebrata air Jilid 2. Jakarta: Swadaya.

Thomaschik, T, AJ Mah, Nontji, and MK Moosa. 1997. The Echology of


Indonesia Seas Part Two. US: Periplus Edition.

Anda mungkin juga menyukai