Anda di halaman 1dari 6

NIRA MUTIARA

145020301111043

METODOLOGI PENELITIAN

BUKU JOGIYANTO

BAB 3 TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

Dalam bab 3 ini saya belajar mengenai pengembangan hipotesis (hypothesis development).
Hipotesis dalam sebuah penelitian tidak bisa muncul dengan sendirinya dan hipotesis ini
harus dikembangkan. Untuk mengembangkan hipotesis kita membutuhkan teori, penjelasan
logis dan hasil-hasil penelitian sebagai pendukung dalam mengambangkan hipotesis.

1. Teori
Teori merupakan kumpulan dari konsep, definisi dan proporsi-proporsi yang
sistematis yang digunakan untuk melaksanakan dan memprediksi fenomena atau
fakta. Untuk sebuah pengjuian teori, teori ini digunakan sebagai pembangun hipotesis.
Sedangkan dalam penelitian yang bertujuan untuk membangun teori, hipotesis yang
sudah terbukti dan sudah diuji akan menjadi teori yang baru.
2. Hipotesis
Tidak semua penelitian menggunakan hipotesis. Dalam hal ini, dalam penelitian yag
mempunyai tipe pengujian hipotesis maka menggunakan hipotesis karena hipotesis
tersebut dapat ditentukan sejak awal. Sedangkan penelitian eksplorasi tidak bisa
menggunakan hipotesis karena hipotesisnya tidak dapat ditentukan dari awal.
Hipotesis ini berbeda dengan proposisi. Karena proposisi merupakan hal yang tidak
ingin diuji secara empiris.
a. Hipotesis Nol dan Hipotesis Alternatif
Hipotesis nol merupakan hipotesis yang dicoba untuk ditolah sedangkan
hipotesis alternative adalah hipotesis yang akan dicoba untuk diterima atau
didukung. Hipotesisi nol biasanya digunakan dalam penelitian hakiki yang
hasilnya sudah pasti. Dalam hal ini, hipotesis akan menjadi teori jika hipotesis
nol tidak mampu ditolak. Sedangkan hipotesis alternative digunakan dalam
penelitian sosial/kualitatif. Berbeda dengan hipotesisi nol, jika hipotesis nol
dalam penelitian ini ditolak maka penelitian gagal.
Dalam menentukan hipotesis tergantung pada penelitian dan filosofi sainsnya.
b. Klasifikasi Hipotesis
Dalam klasifikasinya terdapat dua hipotesis yaitu hipotesis deskriptif dan
hipotesis hubungan.
- Hipotesis deskriptif merupakan pernyataan tentang kebenaran sebuah
variable tunggal.
- Sedangkan hipotesis hubungan merupakan pernyataan tentang hubungan
dua buah variabel.Hipotesis hubungan diklasifikasian menjadi dua yaitu:
(a) hipotesis korelasi: hipotesis yang menjelaskan hubungan dua variabel
yang terjadi secara bersamaan namun mana yang memengaruhi yang
lainnya. (b) hipotesis penjelas: merupakan hipotesis yang menyatakan
hubungan satu variabel menyebabkan perubahan variabel lainnya.
c. Pengembangan Hipotesis
Hipotesis harus dikembangkan. Pengembanga hipotesis ini akan didukung
dengan adanya:
- teori yang relevan: menggunakan teori karena akan memverifikasi teori
tersebut dalam fenomena yang ada
- logika: hipotesis harus dijelaskan secara logis, karena jika tidak penelitian
akan tidak memiliki tujuan dan menemukan teori yang baru
- hasil-hasil penelitian: hasil penelitian ini akan menjadi arah bagi
hipotesisnya
d. Arah dari Hipotesis
Dalam menuliskan hipotesis kausal, arah dari hubungan variabel-variabel
perlu ditegaskan. Arah ini akan ditentukan pada pengalamn-pengalaman masa
lalu. Jika hasil pengalaman atau penelitian sebalumnya konsisten maka
hipotesis juga harus ditulis berarah seperti itu. Maka hipotesis yang
dikembangkan juga harus berarah positif.
e. Hipotesis Kangguru
Hipotesis ini merupakan hipotesis yang tidak memiliki dukungan teori dan
tidak dikembangkan dengan baik. Jika dalam pengujian, hipotesisi ini tidak
signifikan maka hipotesis alternative ini tidak diterima, sehingga pengguna
riset akan memaklumi.
f. Kriteria Hipotesis yang Baik
Berikut kriteria hipotesis yang baik:
- Dikembangkan dengan teori yang sudah ada, penjelasan logis atau hasil-
hasil penelitian sebelumnya
- Hipotesis menunjukkan maksud yang jelas
- Hipotesis dapat diuji
- Hipotesis lebih baik dari hipotesis kompetisinya.

BAB 4 RANCANGAN RISET

Setelah mengambangkan hipotesis, langkah selanjutnya adalah merancang riset untuk dapat
menguji hipotesisnya. Rancangan riset atau desain riset merupakan rencana dari sturktur riset
yang mengarakan proses dan hasil riset sedapat mungkin menjadi valid, objektif, efisien dan
efektif. Merancang riset dapat dilakukan dengan menentukan jenis riset, data yang akan
digunakan dan merancang model empiris untuk menguji hipotesis-hipotesis secara statistik.

a. Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan dalam merancang riset, yaitu:
- Perencanaan aktivitas dan waktu
- Pertanyaan atau topik riset
- Sumber daya dan tipe informasi yang diperlukan
- Suatu kerangka hubungan antara variabel-variabel yang akan diteliti
- Langkah-langkah untuk semua aktivitas riset
b. Karakteristik-karakteristik yang perlu dirancang
- Menentukan jenis riset apakah eksploratori atau pengujian hipotesis
- Jika pengjujian hipotesis maka apakah riset deskriptif atau kausal
- Menentukan dimensi waktu riset: waktu tertentu dengan banyak sampel,
melibatkan urutan waktu atau gabungan keduanya
- Menentukan kedalaman riset: mendalam tetapi hanya satu objek (kasus) atau
kurang mendalam tetapi generealisasainya tinggi (studi statitstik)
- Menentukan metode pengumpulan data: langsung atau tidak langsung
- Menentukan lingkungan riset: lingkungan noncontrived setting (lingkungan riil)
atau lingkungan pengaturan artifisial (eksperimen di laboratorium)
- Menentukan unit analisisnya: individual, dyads, grup atau oraganisasi
- Menentukan model empiris
- Menentukan sumber daya riset

Setelah menentukan karakteristik, langkah selanjutnya adalah desain riset yaitu


merancang sampel data yang akan dikumpulkan, sbb:

- Merancang pengukuran dari variabel-variabel yang akan digunakan untuk


menangkpa data
- Merancang metode pengambilan data
- Merancang model empirisnya
c. Faktor-faktor yang memengaruhi desain riset
Menurut Kinney, Jr terdapat beberapa faktor yang memperkuat pengujian dari sebuah
riset, yaitu:
- Alpha: secara salah menolak hipotesis nol
- Beta: menolak hipotesis nol yang tidak benar
- Ukuran sampel
- Faktor desain
d. Kekuatan Pengujian
- Meningkatkan ukuran sampel
- Memperkecil nilai alpha
- Meningkatkan D melalui teori yang lebih baik
- Meningkatkan D melalui pengontrolan variabel
e. Karakteristik riset yang baik
- Menggunakan sampel data yang cukup besar
- Menggunakan pengujian alpha yang kecil
- Membangun hipotesis dengan menggunakan teori yang baik
- Mengurangi bias yang terjadi taua validitas dan reliabilitas dari riset

BUKU UMA SEKARAN

BAB 5 PROSES PENELITIAIN

1. Kebutuhan akan Kerangka Teoritis


a. Kerangka teoritis membahas mengenai ketergantunga antar veriabel yang
dianggap perlu untuk melengkapi dinamika situasi yang sedang diteliti. Dari
kerangka teoritis kita dapat menyusun hipotesis yang nantinya dapat diuji untuk
mengetahui apakah teori yang dirumuskan valid atauka tidak.
2. Variabel
a. Variabel merupakan objek yang dapat membedakan atau membawai suatu variasi
pada nilai dalam sebuh penelitian. Nilai bisa berbeda pada berbagai waktu untuk
objek atau orang yang sama, atau pada waktu yang sama untuk objek atau orang
yang berbeda. Terdapat beberapa jenis variabel yaitu:
- Variabel Terikat: merupakan variabel pertama yang menjadi faktor yang
berlaku dalam penelitian. Variabel terikat ini dibagi menjadi dua yaitu:
Varibel bebas: variabel yang memengaruhi variabel terikat positif
maupun negative
Variabel Moderator: merupakan variabel yang mempunyai
pengaruh ketergantungan yang kuat dengan hubungan variabel
terikat dan bebas
- Variabel Antara: variabel yang mengemuka antara waktu variabel bebas
mulai bekerja memengaruhi variabel terikat
3. Kerangka Teoritis
Kerangka teoritis merupakan jaringan asosiasi yang disusun dan dijelaskan secara
logis antar variabel yang dianggap relevan pada siatuasi masalah dan diidentifikasi
melalui proses seperti wawancara, pengamatan dan survey literature. Terdapat
beberapa komponen yang dipenuhi dalam melakukan kerangka teoritis:
a. Variabel yang relevean dengan studi dan harud diidentifikasi
b. Harus membahas dan mejelaskan keterkaitan antara dua atau lebih variabel
c. Terdapat indikasi pembaasan positif dan negative
d. Alasan mengapa kita memperkirakan hubungan tersebut berlaku
e. Terdapat diagram skematis kerangka teoritis untuk mempermugah pembaca
memahami
4. Penyusunan Hipotesis
Hipotesis merupakan hubungan yang memperkirakan secara logis antara dua atau
lebih variable yang diungkapkan dalam pernyataan yang dapat diuji. Dalam
penyusunan hipotesis adalah merumuskan pernytaan tentang hasul pengujin mengenai
jenis ubungan yang eksis diantara variabel yang berlaku dalam situasi masalah.
Pernyataan hipotesis bertujuan untuk menguji apakah hubungan atau perbedaan
yangdiperkirakan tersebut eksis atau tidak, hipotesisi dapat disusun sebagai prosisi
atau dalam bentuk pernyataan jika-maka.
Terdapat dua jenis hipotesis yaitu:
a. Hipotesis Direksional: hipotesis yang menyatakan hubungan antara dua variabel
atau membandingkan dua kelompok
b. Hipotesis nondireksional: adalah hipotesisi yang mengendalikan hubungan atau
perbedaan.

BAB 6 UNSUR-UNSUR DESAIN PENELITIAN

1. Tujuan Studi
a. Studi Eksploratif: merupakan studi untuk memecahkan masalah dimasa lalu
yang belum terselesaikan
b. Studi Deskriptif: dilakukan untuk mengetaui dan menjadi mampu untuk
menjelaskan karakteristik variabel yang diteliti dalam suatu situasi
c. Pengujian Hipotesis: menjelaskan hubungan sifat tertentu atau menentukan
perbedaan antrakelompok atau kebebasabn dua atau lebih faktor dalam suatu
situasi
d. Analisis Studi Kasus: mencari dan menerapkan solui bagi masalah terkini
berdasarkan pemecahan masa lalu
2. Jenis Investigasi
a. Studi Kausal: studi ini adalah studi dimana peneliti ingin menemukan penyebab
dari satu atau lebih masalah
b. Studi Korelasional: peneliti berminat untuk menemukan variabel penting yang
berkaitan dengan masalah
3. Tingkat Intervensi Peneliti Terhadap Studi
Tingkat intervensi terhadap arus kerja normal di tempat kerja mempunyai keterkaitan
langsung dengan apakah studi yang dilakan adalah kausal atau korelasional. Studi
korelasional dilakukan dalam lingkungan alami sedangkan dalam studi sebab akibat,
peneliti mencoba untuk memanipulasi variabel tertentu untuk memperlajari akibat
manipulasi tersebut terhadap variabel terkait.
4. Situasi Studi
5. Unit Analisis
Unit analisis merujuk pada tingkat kesatuan data yang dikumpulkan selama tahap
analisis data selanjutnya. Kita akan melihat data yang akan dikumpulkan dari setiap
individu dan meperlakuan repons setiap karyawan sebagai sumber data individual.
Jika pernyataan masalah berkaitan dengan efektivitas kelompok, maka untuk analisis
adalah pada tingkat kelompok. Dan jika kita ingin memperlajari perbedaan budaya
antarabangsa kita harus mengumpulkan data dari berbagai Negara dan mempelajari
pola budaya yang berlaku.
6. Horizontal Waktu
a. Studi Cross Sectional: sebuah studi yang hanya mengumpulkan data sekali saja.
Mungkin selama periode harian, mingguan atau bulanan dalam rangka menjawab
pertanyaan penelitian
b. Studi Longitudinal: merupakan penelitian yang mengumpulkan data variabel pada
dua atau lebih batas waktu untuk menjawab pertanyaan penelitian.
7. Tinjauan Unsur-Unsur Desain Penelitian
Peneliti akan menetukan keputusan yang tepat dalam desai studi berdasarkan definisi
masalah, tujuan peneliitian, tingkat ketaatan yang diinginkan dan pertimabangan
biaya. Desain penelitian yang ketat yang mungkin menuntut biaya lebih tinggi adalah
perlu jika hasil studi sangat penting yang memengaruhi kelasngsungan organisasi
dan/atau keberadaan sebagain besar anggota sistem.
8. Impiklasi Manajerial
Penguasaaan mengenai desain penelitian membantuk manajer dalam memahami apa
yang diteili. Manajer harus membuat sebuah keputusan penting sebelum memulai
studi yang berkaitan dengan bagaimana keketatan studi seharusnya.

Anda mungkin juga menyukai